Anda di halaman 1dari 1

● Arai, seorang laki-laki yang biasa, sering terlibat dalam perkelahian kecil dan menunggu

penaksiran barang di kantor pegadaian.


● Wajahnya memiliki kesan tak lazim dengan gerak-gerik canggung, tetapi mata Arai
memperlihatkan pesona yang mendalam.
● Arai memiliki hubungan darah dengan narator, neneknya adalah adik kandung kakek
narator.
● Kehidupan Arai tragis, kehilangan ibu dan ayah dalam usia muda, meninggalkannya
sebagai yatim piatu.
● Setelah kehilangan kedua orangtuanya, Arai diadopsi oleh keluarga narator.
● Narator dan ayahnya menjemput Arai setelah kematian kedua orangtuanya,
menemukannya menunggu di depan gubuknya dengan segala harta bendanya.
● Harta bendanya terdiri dari potongan pakaian, sajadah, gayung, mainan buatan sendiri,
dan foto orangtuanya dalam bingkai murahan.
● Arai menunggu berjam-jam di tengah ladang tebu yang tak terurus untuk kedatangan
narator dan ayahnya.
● Arai memperlihatkan keteguhan dan ketabahan dalam menghadapi kesulitan hidupnya
sebagai yatim piatu.
● Cerita ini menyoroti bagaimana Arai menghadapi kesedihan dan kehilangan, serta
bagaimana hubungannya dengan narator yang menjadi keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai