Anda di halaman 1dari 14

MENGUKUR TEKANAN DARAH

:201/PKMBTN−GT/
No Dokumen
SOP−UKP/I/2023
SOP No Revisi :01
Tanggal Terbit : 02 januari 2023
Halaman : 1/3

UPT PUSKESMAS dr.Donna Marissa


BONTONYELENG Nip.19810622 200902 2 003

1. Pengertian Mengukur desakan darah pada dinding arterial

1. Mengetahui kondisi jantung / tekanan darah


2. Tujuan
2. Membantu dalam memberikan therapi
3. Mencegah terjadinnya penurunan keadaan umum secara mendadak
Keputusan Kepala UPT Puskesmas Bontonyeleng Nomor
3. Kebijakan
043/PKMBTN−GT/SK/I/2023 tentang kebijakan Tentang
1. Mengetahui kondisi jantung / tekanan darah
2. Membantu dalam memberikan therapi

3. Mencegah terjadinnya penurunan keadaan umum secara mendadak


1. Undang undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Referensi
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyaraka
Alat dan bahan
5. Prosedur
a. Tensimeter
/Langkah-
b. Stetoskope
langkah
LANGKAH-LANGKAH

1. Pasien diberikan penjelasan


2. Persiapan lingkungan
3. Lengan baju digulung keatas
4. Manset dipasang sesuai kondisi pasien dan jangan terlalu kencang
5. Buka tutup air raksa, stetoskop ditempelkan pada arteri tempat
pengukuran
6. Skrup balon karet ditutup dan pengunci air raksa dibuka
7. Balon dipompa sampai dengan denyut arteri tidak terdengar
8. Skrup balon dibuka secara perlahan sehingga air raksa dalam pipa gelas
turun secara perlahan sambil mendengarkan denyutan, lihat turunnya
air raksa. Skala permukaan air raksa pada waktu terdengar denyutan
pertama disebut tekanan Sistole misalnya 120 mm Hg.
9. Dengarkan terus sampai terdengar denyutan terakhir. Skala permukaan
air raksa pada denyutan terakhir disebut tekanan diastole , misalnya 80
mm Hg.
10. Hasilnya berarti sistole/diastole : 120 / 80 mm Hg. Dicatat dalam catatan
perawatan / kurve lyst
11. Peralatan dibereskan
• Tutup keran air raksa
• Skrup dilonggarkan
 Manset dilepas dan digulung
Bagan alir
Pasien di berikan penjelasan

Persiapan LIngkungan

Lengan Baju digulung ke atas

Manset dipasang jangan terlalu kengcang

Buka tutup botol,stetoskope ditempel pada atteri


tempat pengukuran

Skrup balon karet ditutup dan pengunci air raksa dibuka

Skrup balon dibuka secara perlahan sambil mendengarkan


denyutan, lihat turunnya air raksa

Dengarkan terus sampai terdengar denyutan terakhir

Hasilnya Dicatat dalam catatan perawatan

7. Hal yang Pastikan kondisi pasien baik


diperhatikan

8. Unit Terkait 1.Dokter


2.Perawat

3.Bidan

9. Dokumen Rekam Medis


terkait

10. Rekaman
Historis No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai

Perubahan diberlakukan
Nama kepala Perubahan dari
1 UPT Puskesmas Lukman,s.kep.Ns menjadi 17 januari 2022
Bontonyeleng dr.Donna Marissa

TINDAKAN JAHIT LUKA (HECTING)


:329/PKMBTN−GT/
No Dokumen
SOP−UKP/I/2023
SOP No Revisi :01
Tanggal Terbit : 02 januari 2023
Halaman : 1/5

UPT PUSKESMAS dr.Donna Marissa


BONTONYELENG Nip.19810622 200902 2 003

Tindakan jahit luka adalah suatu tindakan untuk menyambungkan jaringan


1. Pengertian
yang terputus yang disebabkan oleh karena trauma
Menjahit luka / hecting proses mendekatkan tepi tepi luka dan menahannya
dengan benang sampai tensile luka tersambung kembal

2. Tujuan 1. Untuk mengoptimalkan pelayanan perawatan luka supaya tidak terjadi


infeksi
2. Untuk mempercepat proses penyembuhan
3. Untuk membuat klien merasa lebih nyaman
4. Mendekatkan tepi luka dan menahannya dengan benang sampai jaringan
yang putus tersebut terhubung kembali

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Bontonyeleng Nomor


043/PKMBTN−GT/SK/I/2023 tentang kebijakan yang Dilakukan oleh perawat
terampil
KEPMENKES No. 856/ MENKES/SK/IX/2009 tentang instalasi gawat
4. Referensi
darurat (IGD)
PERALATAN
5. Prosedur
Alat Steril:
/Langkah- 1. Nalvouder, gunting jaringan (1)
langkah 2. Pinset anatomi (1)
3. Pinset chirrurge (1)
4. Cup solution / kom kecil (1)
5. Arteri klem (2)
6. Duk klem (2)
7. Duk lobang (1)
8. Nal hecting cutting dan tapper
9. Benang catgut dan side
10. Kasa steril
Non Steril:
1. Plester
2. Verband Role gs
3. Gunting plester
4. Bengkok
5. Lampu sorot
Obat:
1. Lidocain 2 % / compositem (gs)
2. Sofratul (gs)
3. Betadine / povidon
4. ATS injeksi
5. Aquadest steril / Nacl 0,9 %
PROSEDUR
A. Tahap Prainteraksi
1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan / kesiapan pasien (Inform Consent)
C. Tahap Kerja
1. Petugas mencuci tangan (keringkan) lalu petugas memakai sarung
tangan bersih
2. Menjaga privacy pasien
3. Mempersiapkan penderita dan alat pelaksanaan hecting
4. Pasien ditidurkan dengan nyaman, posisi menyamakan lokasi luka
5. Petugas membersihkan luka dengan cairan antiseptic
6. Petugas mengganti sarung tangan dengan sarung tangan steril
7. Melakukan anastesi dengan lidocain pada jaringan luka sampai
luka tidak sakit lagi saat dites
8. Membersihkan luka dengan Aquadest / NACL 0,9 % sampai bersih
betul, terakhir dengan betadine kalau perlu lakukan necrotomi /
debridement
9. Petugas memasang duk lobang
10. Menggunakan jarum untuk menjahit kulit, kemudian memasukkan
benang kelubang jarum dengan menggunakan jarum melengkung
(curved needle) dari arah dalam keluar
11. Memegang jarum dengan menggunakan klem kemudian mulai
menjahit luka
12. Jika luka dalam sampai jaringan otot, maka menjahit lapis demi
lapis (jenis benang disesuaikan dengan jaringan yang robek,
contoh: catgut, chromic, side dll)
13. Mengikat benang dengan membentuk simpul
14. Memotong benang dan menyisakan sepanjang 1 mm (untuk
jahitan dalam), 0,65 cm (jahitan luar)
15. Melanjutkan jahitan luka sampai luka tertutup
16. Setelah penjahitan selesai mengoleskan normal salin / desinfektan
(betadine) pada jahitan
17. Tutup luka dengan sofratulle, kemudian tutup dengan kassa steril
18. Berikan ATS pada luka kotor yang dalam > 1 cm
Dosis ATS:
Anak-anak < 14 tahun ½ ampul / 750 Unit IM
19. Berikan HE pada pasien untuk menjaga luka agar tetap bersih dan
kering, obat diminum sesuai aturan / cara / efeknya, waktu kontrol
lagi
20. Alat-alat dibersihkan dan catat pada status pasien
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2.Berpamitan dengan klien
3.Mencuci tangan
4.Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
5.Pasien kontrol setiap 3 hari sekali dan dirumah agar dijaga jangan
sampai kena air
Jahitan dibuka pada hari ke 5 untuk area kepala dan wajah, untuk
area lain hari ke 7 – 10

6. Bagan alir Inform Mencuci Memakai sarung


Petugas menerima Consent tangan tangan bersih
pasien diruangan

Mengganti sarung Membersihkan Menjaga privacy


tangan steril luka dengan pasien dan
cairan Menyiapkan alat

Memasang
Membersihkan jarum dan
Anastesi luka dengan NACL Memasang memegang
Lidocain 2 % 0,9 % sampai duk steril jarum
bersih mengguna
kan
nalvouder

Memotong benang 1 mm
Mengikat benang Menjahit luka
(jahit dalam dan 0,65 cm
dengan simpul lapis demi lapis
(jahit luar)

Menutup luka dengan Memasang


Mengoleskan sofratulle dan
disinfektan pada luka plester
kemudian tutup
jahitan (betadine) dengan kasa steril

Berikan ATS
Membersihkan jika luka kotor
Dokumentasi alat dan Berikan HE yang dalam > 1
kan tindakan mencuci cm
tangan
1. Cara menjahit kulit pada tepi luka dengan jarum jahit, pinset sirurgi dan
Hal yang
needle holder, banang jahit kulit luar
diperhatikan 2. Ukuran kulit yang diambil dari kedua tepi luka harus sama besarnya
7.
3. Pengambilan tusukan jarum di tepi terjauh sebaiknya kurang lebih sejajar
horizontal dengan tusukan jarum tepi luka terdekat

8. Unit Terkait Ruang Tindakan / UGD

9. Dokumen Rekam Medis


terkait

10. Rekaman
Historis No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai

Perubahan diberlakukan
Nama kepala Perubahan dari
1 UPT Puskesmas Lukman,s.kep.Ns menjadi 17 januari 2022
Bontonyeleng dr.Donna Marissa
PENATALAKSANAAN KEJANG DEMAM

:343/PKMBTN−GT/
No Dokumen
SOP−UKP/I/2023
SOP No Revisi :01
Tanggal Terbit : 02 januari 2023
Halaman : 1/4

UPT PUSKESMAS dr.Donna Marissa


BONTONYELENG Nip.19810622 200902 2 003

1. Pengertian Kejang Demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu

tubuh (suhu rektal > 38o C) akibat dari suatu proses ekstra kranial.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah asuhan medis kejang demam di


UGD.

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Bontonyeleng Nomor


043/PKMBTN−GT/SK/I/2023 tentang kebijakan tentang Palayanan Klinis Unit
Gawat Darurat
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor
4. Referensi
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
2. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Puskesmas Paloh Tahun 2018
Alat dan bahan
5. Prosedur
1. Pulpen
/Langkah-
2. Catatan medis
langkah
3. Pengukur waktu
4. Diazepam suppositoria
5. Fenobarbital intravenous
6. Paracetamol oral
7. Abocathe
Set infus
Prosedu
1. Pasien datang dengan kejang demam
2. Petugas memiringkan ke kanan posisi tidur pasien.
3. Petugas memberikan diazepam rektal (0,5 mg/kgBB/kali).
4. Petugas memberikan O2 2 L/menit.
5. Petugas menunggu reaksi obat selama 5 menit.
6. Petugas memberikan diazepam rektal, jika terjadi kejang berulang.
Petugas memasang infus NaCl 0,9% sesuai dosis rumatan
7. Petugas menunggu reaksi obat selama 5 menit.
8. Petugas memberikan Fenobarbital intravenous (20 mg/kgBB/kali) dengan
kecepatan 20 mg/menit, jika terjadi kejang berulang.
9. Petugas merujuk ke Rumah Sakit, jika kejang berulang dengan terpasang
infus.
10. Petugas memberikan fenobarbital oral rumatan (4mg/kgBB/hari dibagi 2
dosis), jika terjadi kejang tidak berulang.
11. Petugas memberikan Paracetamol oral rumatan (10 mg/kgBB/kali).
12. Pasien dipindahkan ke ruang pemantauan selama 24 jam pasca kejang.

Bagan alir
Miringkan pasien ke kanan
Pasien kejang
demam

Tunggu 5 menit Berikan diazepam rektal


Tidak
Ya
Kejang

ya tidak

ya tidak
1. Ketersediaan obat diazepam rektal
7. Hal yang
2. Ketersediaan obat fenobarbital
diperhatikan 3. Ketersediaan NaCl 0,9 %
4. Ketersediaan set infus & abocathe
5. Ketersediaan pengukur waktu
6. Informed consent
UGD
8. Unit Terkait
Rawat Inap

9. Dokumen Rekam Medis


terkait

10. Rekaman
Historis No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai

Perubahan diberlakukan
Nama kepala Perubahan dari
1 UPT Puskesmas Lukman,s.kep.Ns menjadi 17 januari 2022
Bontonyeleng dr.Donna Marissa
:201/PKMBTN−GT/
No Dokumen
SOP−UKP/I/2023
SOP No Revisi :01
Tanggal Terbit : 02 januari 2023
Halaman : 1/2
UPT PUSKESMAS dr.Donna Marissa
BONTONYELENG Nip.19810622 200902 2 003

1. Pengertian

2. Tujuan

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Bontonyeleng Nomor


043/PKMBTN−GT/SK/I/2023 tentang kebijakan Pelayanan Klinis.

4. Referensi

5. Prosedur
/Langkah-
langkah
6. Bagan Alir

7. Hal yang Pastikan kondisi pasien


diperhatikan

8. Unit Terkait UGD

9. Dokumen Rekam Medis


terkait

10. Rekaman
Historis No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai

Perubahan diberlakukan
Nama kepala Perubahan dari
1 UPT Puskesmas Lukman,s.kep.Ns menjadi 17 januari 2022
Bontonyeleng dr.Donna Marissa

Anda mungkin juga menyukai