Teknik Persidangan
Teknik Persidangan
Lalu apabila telah terpilih 3 orang untuk menjadi presidium tetap, maka acara sidang yang
sesungguhnya bisa dimulai. Presidiumnya 3 orang, tentu ada job masing-masing. Berikut ini
uraiannya:
1. Mencatat segala masukan dari peserta dan perubahan yang terjadi di naskah (naskah yang
dikaji ditampilkan di layar dan diedit secara langsung)
2. Menyimpulkan hasil sidang
Menjadi presidium, harus mengerti tentang tata cara menjadi presidium atau pimpinan sidang.
Iya, siapkan palu dan alas palunya ya. Untuk ketukan-ketukan saat persidangan.
1 kali ketukan
2 kali ketukan
Menskorsing dan mencabut skorsing dalam waktu yang cukup lama (biasanya 2x30
menit untuk istirahat, sholat, makan dll)
Peninjauan kembali
3 kali ketukan
Banyak ketukan
Untuk mengamankan acara sidang yang dianggap gaduh atau tidak terkontrol
“Pada hari ini, saya akan memimpin jalannya sidang untuk pembahasan tata tertib
mubes organisasi xxxx hingga akhir. Saya harap para peserta mengikuti jalannya
sidang dengan tertib. Silakan dibuka naskah tata tertib mubesnya”.
Lalu dibaca deh naskahnya. Dibaca sesuai judul. Poin per poin. Contohnya:
Apabila ada usulan, “Iya, silakan Mas xxx untuk menyampaikan pendapatnya”.
Pastikan ketahui namanya ya. Kalaupun belum kenal, maka minta dia untuk
menyebutkan namanya terlebih dahulu. Pemimpin yang baik harus mengenal
anggotanya dong.
Apabila sudah ada peserta yang menyampaikan pendapat, “Terima kasih atas
usulannya. Mungkin ada usulan lain?” Tawarkan usulan lain.
Kalau masih diam dan hening, tawarkan sampai 3 kali.
Kalau ada yang jawab: Tidak Pim. Maka bisa dilanjutkan dengan “Baik, karena
tidak ada usulan lain, maka saya ajukan usulan dari mas xxx mengenai perubahan
tentang yyyy menjadi zzzz. Apakah bisa disepakati?”
Maka presidium mengetuk palu 1 kali, sebagai tanda telah disepakati atas
perubahan yang terjadi.
Begitu seterusnya ya. Pembahasan bisa per bab, per ayat, bahkan poin per poin
Melakukan Lobbying
Misal nih. Ada usulan pertama dari si A, dan ada usulan kedua dari si B.
Ditawarkan bagaimanapun, tidak menemui kata sepakat. Maka yang selanjutnya
dilakukan adalah penguatan pendapat.
Pimpinan sidang bisa menawarkan “Silakan, kepada para peserta sidang, mungkin
ada yang mau memberi penguatan atas usulan pertama.” Penguatan dilakukan 3
kali orang yang berbeda. Hal ini untuk memberi keyakinan kepada para peserta
lain bahwa usulan tersebut itu bagus banget loh, harus banget untuk diterapkan di
organisasi ini.
Proses Lobbying
Lobbying merupakan bentuk kompromi atau diskusi untuk menyelesaikan perbedaan
pendapat yang terlalu banyak dan belum mendapatkan kesepakatan.
Pimpinan sidang pleno boleh bilang seperti ini, “Baik, karena belum mendapatkan
kesepakatan setelah proses penguatan, maka selanjutnya kita masuk ke tahap lobbying.
Silakan kepada saudara A dan saudara B untuk melakukan proses lobbying di tempat yang
telah disediakan selama 1x2 menit.” Tok. Ketuk palu 1 kali.
Saudara A dan saudara B memasuki ruangan yang telah disediakan, bersama Presidium 2
sebagai saksi. Setelah lobbying selesai, maka presidium 2 menyampaikan hasil.
Proses Voting
Namun apabila masih belum didapatkan kesepakatan dari proses lobbying, maka jalan
terakhir satu-satunya adalah voting. Pimpinan sidang bisa berbicara seperti ini, “Baik, terima
kasih presidium 2 atas laporan lobbyingnya. Jadi, masih belum didapatkan kesepakatan
melalui proses lobbying. Maka dilanjutkan pada proses terakhir, yaitu voting. Voting
dilakukan secara terbuka. Peserta silakan mengacungkan tangan pada pilihan usulan yang
dikehendaki. Tidak diperkenankan mengacungkan tangan 2 kali. Mohon kesediaannya untuk
patuh pada tata tertib.” Lalu sampaikan usulannya dan hitung jumlah orang yang sepakat
dengan masing-masing usulan.
Peninjauan Kembali
Biasanya ada hal-hal yang luput, atau pasal yang ingin diubah oleh peserta. Padahal
pasal tersebut sudah dibahas. Maka usulan atau pendapat tersebut bisa disampaikan
saat proses PK (Peninjauan Kembali).
Presidium: “Naskah tata tertib mubes sudah kita bahas hingga pasal terakhir.
Mungkin di antara para peserta, ada yang ingin mengajukan PK atau peninjauan
kembali?”
“Akhirnya kita sudah selesai membahas tata tertib mubes. Mohon dipatuhi dan
dilaksanakan sebaik mungkin untuk pelaksanaan mubes tahun ini. Mohon kepada
presidium 2 untuk menyiapkan SK atau surat keputusan”.
Usai diskusi LPJ selesai, maka dilakukan penerimaan atau penolakan LPJ yang
dipimpin oleh presidium.
“Pembahasan LPJ telah selesai. Dengan begini, apakah Laporan Pertanggung
Jawaban Organisasi XXX Periode 20xx bisa diterima?”
Kalau ada yang menjawab diterima, maka “Baik, Laporan Pertanggung Jawaban
Organisasi XXX Periode 20xx diterima”. Tok. Ketuk 1 kali.
Kalau ada yang menjawab ditolak, maka tanyakan kembali ke peserta yang menjawab
ditolak. Mungkin maksudnya diterima dengan revisi. Boleh kok kalau diterima
dengan revisi. Nah, tentu saja ditentukan juga waktu pengumpulan LPJ yang telah
direvisi.