Uas Metode Kuantitatif
Uas Metode Kuantitatif
Nim : B.131.20.0495
Mata Kuliah : Metode Kuantitatif
UJIAN AKHIR SEMESTER
1. A. Latar Belakang
Kinerja karyawan adalah faktor kritis dalam keberhasilan perusahaan. Dalam industri
konfeksi, bagian produksi memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan
produksi yang efisien dan berkualitas. Oleh karena itu, penelitian mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja karyawan di bagian produksi menjadi relevan. Motivasi
intrinsik adalah dorongan internal yang mendorong individu untuk melakukan suatu
pekerjaan karena kepuasan pribadi dan minat terhadap pekerjaan itu sendiri. Kurangnya
motivasi pada karyawan produksi menyebabkan turunnya Tingkat produksi dan kualitas
produk yang dihasilkan.
Melalui penelitian ini, mahasiswa berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi turunnya kinerja karyawan di bagian
produksi perusahaan konfeksi. Hasil penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam
mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan mengembangkan strategi yang
mempengaruhi kinerja karyawan di bagian produksi perusahaan konfeksi. Hasil penelitian
ini dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan
mengembangkan strategi yang sesuai untuk meningkatkan kinerja karyawan.
B. Masalah Penelitian
Berdasarkan hasil penilaian kinerja oleh perusahaan, diketahui pada tahun 2020 terjadi
penurunan pada aspek perilaku karyawan lebih rendah dibandingkan tahun 2018 dan
2019. Pada aspek hasil kerja di tahun 2020 adanya penurunan dengan skor penilaian
akhirdan pada aspek kinerja karyawan juga mengalami penurunan di tahun 2020 dengan
skor penilaian akhir menjadi lebih rendah dari tahun sebelumnya yang memiliki skor
penilaian akhir yang sama.
2. A. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana tingkat motivasi intrinsik yang dialami oleh karyawan bagian produksi di
PT ABC?
2. Bagaimana tingkat kompetensi karyawan bagian produksi di PT ABC dan sejauh mana
hal tersebut mempengaruhi kinerja mereka?
3. Apakah komitmen berkelanjutan karyawan bagian produksi di PT ABC berpengaruh
terhadap kinerja mereka?
4. Bagaimana tingkat disiplin karyawan bagian produksi di PT ABC dan sejauh mana hal
tersebut mempengaruhi kinerja mereka?
5. Bagaimana pengaruh motivasi intrinsik, kompetensi, komitmen berkelanjutan, dan
disiplin terhadap kinerja karyawan bagian produksi di PT ABC?
6. Apakah terdapat interaksi antara motivasi intrinsik, kompetensi, komitmen
berkelanjutan, dan disiplin dalam mempengaruhi kinerja karyawan bagian produksi di PT
ABC?
8. Bagaimana pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan bagian produksi di PT
ABC?
9. Sejauh mana komitmen berkelanjutan karyawan bagian produksi di PT ABC
mempengaruhi kinerja mereka?
B. Tujuan Penelitian
Motivasi Intrinsik
Kompetensi
Kinerja Karyawan
Komitmen Berkelanjutan
Disiplin
B. Hipotesis Penelitian
H0 (Hipotesis Nol): Tidak ada pengaruh yang signifikan antara motivasi intrinsik dan
kinerja karyawan bagian produksi di PT ABC.
H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi dan kinerja karyawan
bagian produksi di PT ABC.
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi dan kinerja karyawan bagian
produksi di PT ABC. Dasar pembuatan hipotesis ini adalah bahwa karyawan yang
memiliki tingkat kompetensi yang tinggi akan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dengan baik, yang berpotensi
meningkatkan kinerja mereka.
H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara komitmen berkelanjutan dan kinerja
karyawan bagian produksi di PT ABC.
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara komitmen berkelanjutan dan kinerja
karyawan bagian produksi di PT ABC. Dasar pembuatan hipotesis ini adalah bahwa
karyawan yang memiliki komitmen berkelanjutan terhadap perusahaan akan cenderung
lebih termotivasi, berdedikasi, dan berusaha untuk mencapai kinerja yang tinggi.
H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara disiplin dan kinerja karyawan bagian
produksi di PT ABC.
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin dan kinerja karyawan bagian
produksi di PT ABC. Dasar pembuatan hipotesis ini adalah bahwa karyawan yang
memiliki tingkat disiplin yang tinggi akan cenderung lebih fokus, terorganisir, dan
mematuhi prosedur kerja, yang dapat berdampak positif pada kinerja mereka.
4. A. Sample
Rumus tersebut adalah:
n = N / (1 + Ne^2)
Dimana:
n = Jumlah sampel yang dibutuhkan
N = Jumlah populasi
e = Tingkat kesalahan yang diizinkan (biasanya antara 0,05 hingga 0,10)
jumlah populasi (N) adalah 350 orang. Kita memilih tingkat kesalahan (e) sebesar
0,05.
Menggantikan nilai N dan e ke dalam rumus, kita dapat menghitung jumlah sampel
yang dibutuhkan:
Data Primer:
Dalam konteks penelitian ini, data primer dapat diperoleh melalui survei, wawancara,
atau observasi langsung terhadap karyawan bagian produksi di PT ABC. Data primer
akan berfungsi sebagai sumber informasi utama untuk mengukur tingkat motivasi
intrinsik, kompetensi, komitmen berkelanjutan, disiplin, dan kinerja karyawan.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data kuantitatif. Data
kuantitatif akan digunakan untuk mengukur tingkat motivasi intrinsik, kompetensi,
komitmen berkelanjutan, disiplin, dan kinerja karyawan dengan menggunakan
instrumen pengukuran yang valid dan reliabel.
Dalam analisis regresi, tujuan utama adalah untuk memperkirakan nilai-nilai koefisien
regresi (β0, β1, β2, β3, β4) berdasarkan data empiris yang diperoleh, serta untuk
mengevaluasi signifikansi statistik dan kekuatan pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode
estimasi seperti metode Ordinary Least Squares (OLS) dan menguji signifikansi
koefisien regresi menggunakan uji statistik seperti uji t-test atau uji F.
Standardized Coefficient:
- Standardized coefficient (juga dikenal sebagai koefisien beta standar) adalah
koefisien regresi yang dihasilkan setelah melakukan transformasi pada variabel-
variabel dalam analisis regresi dengan mengubah skala variabel menjadi standar,
biasanya dengan mengubah skala menjadi mean 0 dan standar deviasi 1. Koefisien
ini menggambarkan seberapa banyak perubahan standar yang diharapkan dalam
variabel dependen ketika variabel independen meningkat satu standar deviasi.
- Alasan menggunakan standardized coefficient adalah untuk membandingkan
pengaruh relatif variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan
menggunakan standardized coefficient, variabel yang memiliki skala yang berbeda
dapat dibandingkan secara langsung. Standardized coefficient juga berguna untuk
menentukan variabel mana yang memberikan pengaruh paling besar terhadap
variabel dependen dalam skala yang seragam.