Anda di halaman 1dari 39

MODUL 1

KEBIJAKAN, PERENCANAAN
DAN PENGELOLAAN DRAINASE
SA3202 – REKAYASA DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Faizal Rohmat, Ph.D.
Februari 2024
Deskripsi Singkat

Mata pelatihan ini menjelaskan konsep–konsep dasar terkait


drainase, dimulai dari kebijakan drainase, konsep perencanaan
drainase, partisipasi publik dalam perencanaan drainase,
paradigma pengelolaan infrastruktur drainase, dan operasi dan
pemeliharaan sistem drainase.
Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti pembelajaran mata pelatihan ini, para peserta pelatihan


diharapkan mampu menjabarkan kebijakan, konsep perencanaan dan
pengelolaan drainase

Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta pelatihan mampu:


1. menjabarkan kebijakan drainase.
2. menjabarkan konsep perencanaan drainase.
3. menjabarkan konsep partisipasi publik dalam perencanaan drainase.
4. menjabarkan konsep/paradigma Pengelolaan Infrastruktur drainase.
MATERI 1 KEBIJAKAN DRAINASE

Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti
pembelajaran pada mata
latih ini, para peserta
pelatihan diharapkan mampu
menjabarkan kebijakan
drainase.
MATERI 1 KEBIJAKAN DRAINASE

A. Kebijakan nasional dan regional sumber daya air

Mengacu kepada Undang-Undang Sumber Daya Air Yang baru saja disahkan
pada tahun 2019, kebijakan Nasional mengenai pengelolaan sumber daya air
menegaskan bahwa sepenuhnya sumber daya air dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pengelolaan sumber daya air ini juga mengatur tentang upaya konservasi air,
upaya pendayagunaan sumber daya air, dan upaya pengendalian daya rusak air.
Adapun perencanaan dan pengelolaan drainase termasuk ke dalam kategori
upaya pengendalian daya rusak air.
MATERI 1 KEBIJAKAN DRAINASE

B. Kewenangan Drainase

Kewenangan terhadap draianse telah diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan


Umum No. 12 Tahun 2014 BAB VI pasal 34 tentang pengaturan daerah, dengan
keterangan sebagai berikut:

Pasal 34
1) Pemerintah provinsi dan/atau Kabupaten/Kota dapat menetapkan
peraturan daerah mengenai sistem drainase perkotaan sesuai dengan
karakteristik wilayahnya, dengan berpedoman pada peraturan menteri ini.

2) Dalam hal daerah belum mempunyai peraturan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1), maka terhadap pelaksanaan penyelenggaraan sistem
drainase perkotaan di daerah diberlakukan ketentuan dalam peraturan
menteri ini.
MATERI 1 KEBIJAKAN DRAINASE

C. Konsekuensi Kebijakan Drainase

Beberapa masalah yang terjadi pada


pengelolaan sumber daya air
khususnya drainase akbiat kebijakan
tata kelola yang kurang baik, yaitu:

• Investasi rendah
• Perencanaan yang buruk
• Rendahnya kualitas pelayanan
• Pendapatan yang rendah
MATERI 1 KEBIJAKAN DRAINASE

D. Pemilihan Model Kebijakan

Menurut ahli (O'Connor, 2002) hal-hal yang harus diperhatikan sebelum


melakukan proses pemilihan kebijakan yaitu:

Akuntabilitas publik untuk keputusan yang berkaitan dengan sistem air

Latihan efektif tanggung jawab pengawasan pemilik

Kompetensi dan efektivitas dalam pengelolaan dan pengoperasian system

Transparansi penuh dalam pengambilan keputusan


MATERI 2 PERENCANAAN
DRAINASE

Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran


pada mata latih ini, peserta
pelatihan diharapkan mampu
menjabarkan konsep
perencanaan drainase.
MATERI 2 PERENCANAAN
DRAINASE

A. Paradigma dan Lingkup Perencanaan Drainase


Perkotaan

Paradigma atau kerangka pemikiran mengenai lingkup


perencanaan drainase perkotaan, diatur dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 12 Tahun 2014 Bab 2 bagian
kedua sebagai berikut:
Pasal 6

Perencanaan Drainase Perkotaan Meliputi:

a). Penyusunan rencana induk;


b). Studi kelayakan; dan
c). Perencanaan teknik terinci/detail desain
MATERI 2 PERENCANAAN
DRAINASE

Pasal 6

Perencanaan Drainase Perkotaan Meliputi:

a). Penyusunan rencana induk;


b). Studi kelayakan; dan
c). Perencanaan teknik terinci/detail desain
Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
untuk membangun sistem drainase perkotaan guna mendukung
sistem drainase perkotaan yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan.
MATERI 2 PERENCANAAN
DRAINASE

B. Tahapan Penyusunan Rencana Induk

Pada penyusunan rencana induk, penting bagi perencana untuk mengetahui


tahapan-tahapan yang baik, sebagaimana telah diatur dalam PERMEN PU No.
12 Tahun 2014 tahapan penyusunan rencana induk, lebih jelasnya dapat dilihat
pada pasal 7, 8, 9 dan 10, poin-poin penting di antaranya adalah sebagai
berikut:
PERMEN PU NO. 12 TAHUN 2014

Rencana Induk
Pasal 7
1) Rencana induk sistem drainase perkotaan disusun untuk kawasan metropolitan, kawasan perkotaan besar dan kota
yang mempunyai nilai strategis.
2) Dalam hal sistem drainase perkotaan untuk kawasan kota sedang dan kecil, rencana induk sistem drainase
perkotaan disusun secara sederhana.
3) Rencana induk disusun oleh instansi yang berwenang di bidang drainase.
4) Rencana induk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota.
5) Rencana induk sistem drainase perkotaan untuk wilayah provinsi DKI Jakarta ditetapkan oleh pemerintah Provinsi
DKI Jakarta
6) Penyusunan rencana induk pada kabupaten/kota harus berdasarkan rencana umum tata ruang kabupaten/kota
yang bersangkutan dan rencana pengelolaan sumber daya air di wilayah tersebut.
7) Rencana induk penyelenggaraan sistem drainase perkotaan berlaku 25 (dua puluh lima) tahun atau disesuaikan
dengan jangka waktu berlakunya rencana umum tata ruang kabupaten/kota.
PERMEN PU NO. 12 TAHUN 2014
Pasal 8
(1)
Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan disusun dengan
memperhatikan :
a. rencana pengelolaan sumber daya air;
b. rencana umum tata ruang kota (RUTRK);
c. tipologi kota/wilayah;
d. konservasi air; dan
e. kondisi lingkungan, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal.
(2)
Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan paling sedikit memuat:
a. inventarisasi kondisi awal sistem drainase;
b. kajian dan analisis drainase dan konservasi air;
c. pendekatan Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan ;
d. rencana sistem jaringan drainase perkotaan termasuk skema jaringan
drainase perkotaan;
e. skala prioritas dan tahapan penanganan;
f. perencanaan dasar;
g. pembiayaan;
h. kelembagaan; dan
i. pemberdayaan masyarakat.
MATERI 2 PERENCANAAN
DRAINASE
C. Tahapan Studi Kelayakan

Studi kelayakan sistem drainase perkotaan disusun untuk


mengatur tingkat kelayakan rencana pembangunan prasarana
dan sarana sistem drainase perkotaan di suatu wilayah
pelayanan ditinjau dari aspek teknis, ekonomi dan lingkungan.
Dalam studi kelayakan ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan berdasarkan PERMEN PU No. 12 Tahun 2014 pasal
11, yaitu:
a. perencanaan teknis;
b. kelayakan teknis;
c. kelayakan ekonomi;
d. kelayakan lingkungan; dan
e. rencana penyediaan lahan dan pemukiman kembali, bila
diperlukan.
MATERI 2 PERENCANAAN
DRAINASE

Adapun perencanaan teknis yang dimaksud pada poin (a) pasal


11 ayat 3 meliputi:
a. Analisis hidrologi dan hidrolika
b. Sistem jaringan drainase
c. Analisis model sistem jaringan drainase (apabila diperlukan)
d. Analisis kekuatan konstruksi bangunan air
e. Nota desain
f. Gambar tipikal sistem jaringan drainase dan bangunan
pelengkap
g. Perkiraan volume pekerjaan untuk masing-masing jenis
pekerjaan meliputi: pekerjaan sipil dan mechanical
electrical; dan
h. Perkiraan biaya pembangunan sistem drainase perkotaan
MATERI 2 PERENCANAAN
DRAINASE

D.Tahapan Perencanaan Teknik Terinci/Detail Desain

Perencanaan teknik terinci sistem drainase perkotaan digunakan


untuk merencanakan detail prasarana dan sarana sistem drainase
perkotaan sampai memenuhi syarat untuk dilaksanakannya
pembangunan sistem drainase perkotaan, hal ini disebutkan
dalam PERMEN PU No. 12 Tahun 2012 Pasal 12 tentang
perencanaan teknik terinci.

Perencanaan teknik terinci meliputi:


a. Rancangan teknik terinci sistem jaringan drainase
b. Rancangan teknik terinci sistem penampungan; dan
c. Rancangan teknik terinci sistem peresapan
LATIHAN!

Sebelum melanjutkan ke materi selanjutnya,


buat kelompok diskusi yang terdiri dari 3
orang. Kemudian, silakan diskusikan bersama
rekan kelompok Anda tentang hambatan-
hambatan yang sering terjadi dalam proses
perencanaan drainase, setelah itu buat daftar
hambatan kemudian temukan solusinya
dengan diskusi pada rekan ataupun kepada
pemateri!
MATERI 3 PARTISIPASI PUBLIK DALAM
PERENCANAAN DRAINASE

Setelah mengikuti pembelajaran pada mata latih ini, peserta mampu


menjabarkan konsep partisipasi publik dalam perencanaan drainase

.
.
.
MATERI 3 PARTISIPASI
PUBLIK DALAM A. PELIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN
PERENCANAAN Stakeholder atau pemangku kepentingan sebagai “Individu atau kelompok
DRAINASE yang memiliki kepentingan terhadap keputusan serta aktivitas organisasi”.
(ISO26000SR, 2010).

Berdasarkan definisi tersebut keterlibatan dan strategi untuk melibatkan


para pemangku kepentingan atau stakeholder dalam berbagai tahap
persiapan dan pelaksanaan rencana sangatlah diperlukan, sehingga proses
dapat berjalan secara efisien melalui proses perencanaan dalam urusan
politik serta proses perencanaan dan suplementasi.
MATERI 3 PARTISIPASI
PUBLIK DALAM A. PELIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN
PERENCANAAN Berikut ini merupakan beberapa hal yang akan menjadi value ketika
DRAINASE melibatkan pemangku kepentingan dalam perencanaan proyek
(Karamouz, Moridi, & Nazif, 2010):

1. Hal ini dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang tepat karena


para pemangku kepentingan sering memiliki banyak informasi yang
dapat bermanfaat bagi proyek.
2. Pemangku kepentingan adalah yang paling terkena dampak dari
kurangnya atau manajemen bencana air yang buruk.
3. Konsensus pada tahap awal proyek dapat mengurangi kemungkinan
konflik pada saat bencana air dan partisipasi publik dalam keberhasilan
penanganan bencana.
4. Keterlibatan pemangku kepentingan berkontribusi pada transparansi
tindakan publik dan pribadi, karena tindakan ini dipantau oleh berbagai
pemangku kepentingan yang terlibat.
5. Keterlibatan pemangku kepentingan dapat membangun kepercayaan
antara pemerintah dan masyarakat sipil, yang mungkin dapat
mengarah pada hubungan kolaboratif jangka panjang.
MATERI 3 PARTISIPASI
PUBLIK DALAM B. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PERENCANAAN Pemberdayaan masyarakat dijelaskan tentang mekanisme untuk
DRAINASE meningkatkan partisipasi masyarakat dan swasta, diatur dalam PERMEN
PU No. 12 Tahun 2014 pada Lampiran 1 poin 3.9 dengan penjelasan
sebagai berikut:
MATERI 3 PARTISIPASI
PUBLIK DALAM B. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Lampiran 1
PERENCANAAN Pemberdayaan Masyarakat
DRAINASE Konsultan dalam menyusun masterplan drainase, outline plan drainase
atau detail desain perlu menyiapkan mekanisme dan peningkatan
partisipasi masyarakat dan swasta yang dalam hal ini harus tertuang dalam
KAK (Kerangka Acuan Kerja) antara lain:
a. Pada penyusunan laporan pendahuluan tokoh masyarakat
diikutsertakan dalam diskusi dan survei, agar masyarakat tahu sejak
awal rencana pembangunan sistem drainase.
b. Pada diskusi laporan pendahuluan diikutsertakan dinas yang terkait
masalah drainase dan tokoh masyarakat setempat untuk memperoleh
masukan untuk suksesnya perencanaan drainase.
c. Pada diskusi laporan akhir diikutsertakan dinas yang terkait masalah
drainase dan tokoh masyarakat setempat serta Badan Pertahanan
Nasional setempat, Bappeda dan Dinas Tata Kota mengenai lahan yang
terkena pembebasan untuk jalur drainase dan masalah lainnya sebagai
masukan untuk sukseskan perencanaan drainase.
d. Pada pelaksanaan fisik di lapangan masyarakat telah mengetahui
rencana jaringan drainase ini, sehingga pelaksanaan fisiknya tidak
mengalami kesulitan dalam pembebasan tanahnya.
MATERI 3 PARTISIPASI C. PRINSIP KETERBUKAAN DAN TRANSPARANSI SERTA
PUBLIK DALAM STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIK

PERENCANAAN
DRAINASE
Prinsip keterbukaan dan transparansi untuk semua pihak
merupakan salah satu syarat penting yang harus dilakukan.
Transparansi informasi memungkinkan masyarakat sipil dan
badan pemerintah untuk menilai dan mendorong peningkatan
kinerja serta dengan adanya keterbukaan dan transparansi,
sehingga dapat menghindarkan dari konflik yang dapat terjadi di
kemudian hari.
MATERI 3 PARTISIPASI C. PRINSIP KETERBUKAAN DAN TRANSPARANSI SERTA
PUBLIK DALAM STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIK

PERENCANAAN
DRAINASE
STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIK

Media sosial termasuk situs jejaring sosial memberikan peluang


yang sangat besar bagi penggunanya untuk tetap berhubungan
dengan teman-teman lama, rekan kerja, dan pasangan.
Menurut (Russo , Kelly, Watkins, & Chan, 2008) “Media sosial
adalah instrumen yang memfasilitasi komunikasi, jaringan,
dan/atau kolaborasi secara daring”.
MATERI 3 PARTISIPASI C. PRINSIP KETERBUKAAN DAN TRANSPARANSI SERTA
PUBLIK DALAM STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIK

PERENCANAAN PERMEN PU No. 12 Tahun 2014, Tentang Penyelenggaraan


DRAINASE Sistem Drainase Perkotaan pasal 31 ayat 1, menjelaskan peranan
masyarakat sebagai berikut:
“Peran masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan sistem
drainase perkotaan dapat dilakukan pada setiap tahapan, mulai
dari perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasi dan
pemeliharaan serta pemantauan dan evaluasi”.

Berdasarkan pasal di atas diketahui bahwa masyarakat memiliki


peranan penting dalam penyelenggaraan sistem drainase
perkotaan. Oleh sebab itu, dalam upaya memberdayakan
masyarakat secara efisien maka diperlukan strategi komunikasi
publik yang efektif digunakan secara masal, misalnya dengan
menggunakan internet dan media sosial.
LATIHAN!
Sebelum melanjutkan ke materi
selanjutnya, buat kelompok diskusi yang
terdiri dari 3 orang. Kemudian,
diskusikan bersama rekan kelompok
Anda tentang hambatan-hambatan yang
sering terjadi dalam partisipasi publik
dalam penyelenggaraan proyek, setelah
itu buat list daftar hambatan kemudian
temukan solusinya dengan diskusi pada
rekan ataupun kepada pemateri!
MATERI 4 PARADIGMA Indikator Hasil Belajar
PENGELOLAAN
Setelah mengikuti
INFRASTRUKTUR pembelajaran pada mata
DRAINASE latih ini, para peserta mampu
menjabarkan paradigma
Pengelolaan Infrastruktur
drainase.
MATERI 4 PARADIGMA
PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR A. Infrastruktur Sebagai Tulang
DRAINASE Punggung Perekonomian

PERMEN PU No. 12 Tahun 2014 Lampiran 1 dijelaskan bahwa


pembangunan infrastruktur khususnya pembangunan jaringan drainase
perkotaan serta bangunan pelengkapnya dimaksudkan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk yang paling utama
adalah untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
MATERI 4 PARADIGMA
PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR A. Infrastruktur Sebagai Tulang
DRAINASE Punggung Perekonomian

Dengan adanya jaringan drainase yang baik juga industri-industri mikro


di dalam area perkotaan dapat berlangsung dengan minim risiko akan
adanya gangguan dar genangan air maupun banjir, sehingga laju
perekonomian dapat berjalan dengan efisien.
MATERI 4 PARADIGMA
PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR B. Siklus Umur Layanan Infrastruktur
DRAINASE Drainase

Sebagian besar infrastruktur perkotaan telah dirancang untuk bertahan selama waktu
tertentu, hal ini dikenal dengan istilah “umur layan”. Perencanaan umur layan ini
dilakukan dengan mempertimbangkan dua aspek yaitu, economic life dan structural life.
• Economic life yang dimaksud adalah mempertimbangkan bahwa secara waktu dan
biaya penggantian lebih efektif dari pada perbaikan.
• Structural life yaitu mempertimbangkan jikalau suatu saat kegagalan material akan
terjadi
MATERI 4 PARADIGMA
PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR B. Siklus Umur Layanan Infrastruktur
DRAINASE Drainase

Perlu disadari bahwa umur layan infrastruktur jaringan drainase ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
▪ pemakaian,
▪ pemeliharaan dan
▪ faktor eksternal (bencana alam, dsb.)
MATERI 4 PARADIGMA
PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR C. Metode Pembiayaan Infrastruktur
DRAINASE Drainase

Ada beberapa metode umum yang paling sering digunakan oleh tiap negara untuk
pembiayaan infrastruktur, menurut (Debo & Reese, 2010) di antaranya adalah sebagai
berikut:
1. Tax-Funded System/ Sistem biaya pajak
2. Service Charge-Funded System/ Sistem biaya layanan
3. Exactions and Impact Fee-Funded System/ Sistem biaya pengecualian dan dampak
4. Special Assessment District/ Daerah khusus
MATERI 4 PARADIGMA
PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR C. Metode Pembiayaan Infrastruktur
DRAINASE Drainase

Khususnya untuk Indonesia pembiayaan Infrastruktur Drainase Perkotaan dijelaskan


pada PERMEN PU No. 12 Tahun 2014 pada Lampiran 1 poin 3.7 tentang pembiayaan,
yang isinya terdapat penjelasan terkait sumber dana dalam pekerjaan pembangunan
yaitu:
1. APBN;
2. APBD;
3. Pembiayaan Luar Negeri;
4. Pinjaman Luar Negeri/Loan dan;
5. Hibah.
MATERI 4 PARADIGMA
PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR D. Instrumen Regulasi
DRAINASE

Instrumen Regulasi Pengelolaan Sumber Daya Air terbagi ke dalam tiga kelompok
utama, yaitu: direct controls, economic instrumen, dan encouraged self-regulation
(Karamouz, 2010). Namun pada kajian instrumen regulasi pada perencanaan jaringan
drainase perkotaan hanya terdapat dalam aspek direct controls (pengawasan langsung).

Direct Controls sendiri terbagi atas 4 aspek yang dapat dilaksanakan, yaitu Executive
Regulation, Water Right System, Standards and Guidelines, dan Land Use Planning
Controls.
MATERI 4 PARADIGMA
PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR D. Instrumen Regulasi
DRAINASE

Executive Regulation: peraturan eksekutif diperlukan sebagai bentuk peraturan atau


batasan terkait tentang suatu penyelenggaraan pembangunan infrastruktur. Di
Indonesia sendiri Executive Regulation ini biasa disebut dengan regulasi pemerintah.

Water Right System: atau sistem hak penggunaan air ditujukan demi menghindari
eksploitasi dan konflik akibat dari ketersediaan air, maka pengawasan langsung terhadap
penggunaan air di setiap sektor (Industri, Perumahan, dsb.) wajib dilakukan oleh
pemerintah.
MATERI 4 PARADIGMA
PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR D. Instrumen Regulasi
DRAINASE

Standards and Guidelines: Standar dan pedoman digunakan untuk mengontrol jumlah
air yang ditarik oleh pengguna dan pembuangan produk limbah ke aliran air.

Land Use Planning Controls: Dalam pengelolaan air, pemerintah beserta pihak yang
berwenang harus melakukan pengawasan langsung terkait penggunaan lahan untuk
melindungi sumber pasokan air, contohnya adalah penggunaan lahan dapat diatur di
daerah resapan hulu dan di sekitar waduk untuk mencegah polusi, pendangkalan, dan
perubahan aliran air.
LATIHAN!

Sebelum melanjutkan ke materi selanjutnya, buat kelompok diskusi


yang terdiri dari 3 orang. Kemudian, diskusikan bersama rekan
kelompok Anda tentang permasalahan-permasalahan yang pernah
ditemukan dalam pengelolaan infrastruktur jaringan drainase
perkotaan, setelah itu buat list permasalahan tersebut kemudian
temukan solusinya dengan diskusi pada rekan ataupun kepada
pemateri!
TERIMA KASIH!

SELAMAT ANDA TELAH MENYELESAIKAN MODUL


INI, SAMPAI JUMPA PADA MODUL SELANJUTNYA.

Anda mungkin juga menyukai