TEKNIK PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN POLITEKNIK NEGERI CILACAP CILACAP 2024 I. PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN Laboratorium merupakan sarana untuk melakukan eksperimen, penelitian, maupun praktikum. Laboratorium dibedakan menurut disiplin ilmunya. Bagi jurusan kimia ataupun lingkungan sebagian praktikum menggunakan bahan kimia. Bahan kimia yang digunakan tersebut dapat menjadi limbah. Banyaknya bahan kimia yang digunakan mengakibatkan bervariasinya kandungan bahan kimia yang di buang ke lingkungan baik dalam jenis maupun konsentrasinya. Identifikasi limbah cair kimia yang dihasilkan perlu dilakukan agar dapat merumuskan pengolahan limbah laboratorium yang efektif.Produksi limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) terus bertambah besar tidak hanya di negara maju namun juga di negara berkembang termasuk di Indonesia. Untuk menyikapi hal tersebut pemerintah mengeluarkan beberapa regulasi, salah satunya yakni Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam kenyataannya, pelanggaran akan peraturan tersebut masih banyak terjadi. Pelanggaran terjadi di setiap jenis aktifitas pengelolaan limbah B3. B. LATAR BELAKANG Politeknik Negeri Cilacap adalah suatu kampus negeri yang ada di daerah cilacap,jawa Tengah,di kampus ini terdapat beberapa falkultas,tapi disini akan membahas fakultas Teknik yang khususnya yaitu jurusan Teknik pengendalian pencemaran lingkungan. Dimana jurusan ini telah banyak menghasilkan limbah dari b3 dari sisa hasil penelitian atau pembelajaran di dalam labrolatorium yang berada di kampus ini.Bila ditinjau secara kimiawi,limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Karakteristik limbah dipengaruhi oleh ukuran partikel (mikro), sifatnya dinamis, penyebarannya luas dan berdampak panjang atau lama. Sedangkan kualitas limbah dipengaruhi oleh volume limbah, kandungan bahan pencemar dan frekuensi pembuangan limbah. Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi 4 yaitu limbah cair, limbah padat, limbah gas dan partikel serta limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Untuk mengatasi limbah diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi: pengolahan menurut tingkatan perlakuan pengolahan menurut karakteristik limbah. Laboratorium kimia sekolah merupakan salah satu penghasil limbah cair, padat maupun gas. Kuantitas dan frekuensi limbah laboratorium sekolah termasuk kecil, sedangkan kandungan bahan pencemar termasuk bervariasi dan bahkan ada yang mengandung bahan buangan berbahaya. Limbah padat di laboratorium kimia relatif kecil, biasanya berupa endapan atau kertas saring terpakai, sehingga masih dapat diatasi. Setelah saya bertanya kepada pihak terkait yang berada di labrolatorium bekas bekas atau cairan cairan ini hanya di simpan disalam suatu jerigen dan ada beberapa jerigen yang sudah berisi penuh dari hasil pembelajaran atau penelitian di labolatorium ini biasanya sisa dari limbah b3 ini di ambil atau di olah lagi sama pihak ketiga,dikarenakan poliktenik ini belum mempunyai izin untuk mengolahnya,jadinya hanya di simpan dan di tunggu di ambil oleh pihak ketiga. C. TUJUAN 1. Untuk mengklasifikasikan dan menggolongkan limbah yang dihasilkan oleh laboratorium berdasarkan karakteristik dan potensi bahayanya. 2. Dengan melakukan identifikasi, kita dapat memahami jenis dan sifat limbah B3 yang dihasilkan, sehingga dapat merumuskan metode penanganan, penyimpanan, pengolahan, pemanfaatan, atau penimbunan yang sesuai. 3. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi agar limbah yang dibuang ke lingkungan sudah memenuhi baku mutu air limbah dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. II. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Dalam praktikum tentang Bahan berbahaya (B3) di Gedung Utama Politeknik Negeri Cilacap dibutuhkan beberapa alat dan bahan diantaranya adalah : 1. Buku 2. Alat Tulis 3. Handphone B. Flowchart Pengamatan C. Alur pengamatan Penjelasan singkat kami mengenai alur penelitian yang kelompok kami lakukan : 1. Kelompok kami melakukan praktikum K3 di Gedung Utama, Politeknik Negeri Cilacap 2. Kelompok kami mendapatkan 12 Bahan berbahaya (B3) pada tempat penelitian kami 3. Kemudian kami sempat wawancara kepada orang setempat 4. Selanjutnya, kami menyusun dan mengolah data berupa Power Point 5. Kemudian, kami mempresentasikan hasil praktik Bahan Berbahaya (B3). 6. Setelah presentasi selesai, kami melakukan penyusunan Laporan Akhir Praktikum Bahan Berbahaya (B3). 7. Setelah data tersebut selesai kami kumpulkan kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah K3 III. LANDASAN TEORI IV. PEMBAHASAN Pada praktik K3 dengan judul “Identifikasi Limbah B3” dilaksanakan pada Kamis, 21 Maret 2024. Praktik identifikasi limbah B3 ini dilakukan di Gedung Depan Politeknik Negeri Cilacap. Praktik Identifikasi Limbah B3 ini sangat penting untuk dilakukan di mata kuliah Praktik K3. Karena untuk pencegahan bahaya, dengan mengetahui jenis limbah yang dihasilkan, langkah-langkah pencegahan dapat diambil untuk mengurangi risiko paparan dan bahaya potensial. Selain itu, identifikasi limbah B3 ini membantu dalam pengembangan prosedur kerja yang aman untuk menangani, menyimpan, dan membuang limbah, sehingga meminimalkan risiko cedera atau keracunan bagi pekerja dan mengurangi dampak negatif pada ekosistem. Dari hasil praktik yang didapat dan sudah dipresentasikan dapat diketahui rata-rata sumber dan cara penyebaran limbah B3 ini akibat kegiatan manusia. Limbah B3 yang ditemukan di Gedung Depan Politeknik Negeri Cilacap dominan dengan limbah cair. Limbah- limbah tersebut memiliki label symbol B3 pada kemasannya, namun masih saja limbah tersebut tidak dibuang dengan benar. Hal ini lah yang dapat membuat pencemaran lingkungan dan keamanan serta keselamatan kerja terganggu. Menurut Yilmas,2016, Limbah B3 membutuhkan kontrol ketat dalam proses penanganan, transportasi, pengolahan dan pembuangan. Sistem pengelolaan limbah B3 termasuk pengumpulan limbah B3 hingga pengangkutan hingga tempat pengolahan atau pembuangan akhir. Oleh karena itu Identifikasi Limbah B3 ini merupakan awal yang tepat, karena dengan ini kita dapat mengetahui langkah-langkah yang seharusnya dilakukan untuk mengurangi paparan risiko dan potensi bahaya yang dapat disebabkan oleh Limbah B3. V. PENUTUP Kesimpulan • Limbah B3 di Gedung Depan Politeknik Negeri didominasi oleh limbah cair yang tidak dibuang dengan benar • Penangan limbah B3 membutuhkan kontrol yang tepat agar tidak terjadi kerusakan lingkungan • Identifikasi limbah B3 merupakan langkah awal untuk menangani limbah tersebut