PENDAHULUAN
Dalam Undang-undang Kesehatan RI, 36 tahun 2009 dinyatakan bahwa kesehatan lingkungan
ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat , baik fisik, kimia dan biologi maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Bentuk
upaya kesehatan lingkungan, khususnya dalam mengantisipasi dampak pembangunan bidang
kesehatan telah dinyatakan dalam Keputusan Kepala Bappedal No.Kep-124/12/1997 tentang peranan
Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) yang merupakan bagian dari kegiatan AMDAL yang
secara khusus mengkaji dampak kesehatan dimana pembangunan terjadi dan atau mempredikasi
dampak kesehatan sebelum usulan pembangunan disetujui. Selanjutnya dalam KepMenkes
No.872/2001 dinyatakan bahwa salah langkah ADKL adalah Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan,
yaitu suatu pendekatan untuk mencermati potensi besarnya risiko .
Agar ARKL dapat dilaksanakan dengan baik, maka diperlukan dukungan
sumber daya
kesehatan sebagai aparat pelaksana yang bekerja secara professional sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu peningkatan kualitas kegiatan ARKL melalui pendidikan
dan pelatihan terhadap tenaga kesehatan, khususnya pelatihan Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan
(ARKL) untuk memperkirakan tingkat risiko risk agent
lingkungan di tingkat kabupaten / kota merupakan langkah penting yang harus ditempuh. Lebih lanjut
pengetahuan dan keterampilan dibidang ARKL ini menjadi penting, karena disamping melaksanakan
tugas rutin dalam pengelolaan kegiatan kesehatan lingkungan, akan tetapi juga sangat mendukung
peran mereka sebagai Tim Komisi AMDAL Daerah dalam menilai dan menyetujui dokumen
AMDAL/ADKL dan ataupun sebagai mitra kerja kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota dalam menilai
kinerja pejabat fungsional sanitarian (penilaian DUPAK).
Seiring dengan kemajuan pesat bidang industri, nampaknya menambah permasalahan tersendiri
dibidang kesehatan lingkungan, seperti pencemaran limbah industri disekitar padat penduduk, gas
beracun/berbau yang timbul pada pabrik kertas Tapanuli Utara, cemaran merkuri pada aliran sungai
tempat mandi penduduk di Sulawesi Utara. Demikian pula halnya dengan maraknya masalah-masalah
lingkungan yang secara tidak langsung mempengaruhi keresahan masyarakat seperti isu dampak
pembangunan SUTET dari penduduk yang bermukim disekitar jaringan listrik tegangan tinggi dan
kontaminasi logam berat dan bakteriologis pada depot-depot air minum.
Sudah barang tentu permasalahan tersebut sangat erat kaitannya dengan dokumen hasil studi
AMDAL/ADKL/ARKL sebagai titik tolak dan landasan dalam perencanaan dan pengeloan lingkungan.
Demikian seterusnya bahwa mutu dokumen AMDAL sangat dipengaruhi oleh kualitas pakar penyusun
dokumen ADKL dari sektor kesehatan yang tergabung dalam ahli ahli AMDAL, maupun peran para
pelaksana RKL dan RPL yang umumnya aparat kesehatan tersebar di seluruh kantor/industri/perusahaan.
Agar dokumen AMDAL yang merupakan informasi penting dalam perencanaan, pengelolaan
dan pemantauan kesehatan lingkungan dapat disusun & disajikan dengan layak, maka para pejabat
struktural dan pejabat fungsional bidang kesehatan lingkungan Dinas Kesehatan kabupaten/kota yang
berkewenangan mengendalikan kegiatan
diberikan pelatihan bidang ARKL, sehingga mereka memiliki kompetensi yang memadai untuk dapat
menilai kelayakan suatu dokumen AMDAL/ADKL dan ataupun dapat memberi masukan kepada kepala
Dinas Kesehatan kabupaten/kota dalam hubungannya dengan penilaian kinerja pejabat fungsional
sanitarian.
Langkah pertama yang dilakukan untuk menyelenggarakan pelatihan ARKL ini adalah penyusunan
kurikulum pelatihan, sehingga proses pembelajaran/ pelaksanaan pelatihan mengacu pada keriteria &
ketentuan tertulis dan resmi yang berlaku.
Dipertimbangkan setiap ide, dan pendapat, sejauh berada di dalam konteks pelatihan
Belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki, baik secara visual, auditorial maupun
kinestetik (gerak)
Belajar dengan modal pengetahuan yang dimiliki masing-masing tentang analisis risiko
kesehatan lingkungan
Melakukan evaluasi (bagi penyelenggara maupun fasilitaor) dan dievaluasi tingkat pemahaman
dan kemampuannya dalam analisis risiko kesehatan lingkungan
Berhak memiliki sertifikat setelah dinyatakan memperoleh kompe-tensi yang diharapkan pada
akhir pelatihan.
III. KOMPETENSI
lingkungan.
1. Peserta latih.
Kriteria Peserta :
a. Kepala seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Propinsi dan atau Kabupten/Kota.
b. Pejabat fungsional sanitarian dilingkungan Dinas Kesehatan Propinsi dan atau
Kabupten/Kota.
c. Penanggungjawab / pengelola program kesehatan lingkungan Dinas Kesehatan Propinsi
dan atau Kabupten/Kota.
d. Pangkat/Golongan, minimal Penata/IIIa
2. Fasilitator
a. Widyaiswara yang telah berpengalaman mengajar bidang kesling,
b. Pejabat struktural yang berkompeten bidang kesehatan lingkungan,
c. Berpendidikan minimal S-1 yang memiliki AKTA-IV
d. Menguasai materi yang diajarkan
3. Instruktur
a. Berkompetensi dibidang pengelolaan laboratorium
b. Penanggungjawab/pengelola laboratorium
c. Menguasi materi yang diajarkan
4. Penguji
a. Berkompetensi di bidang kesehatan lingkungan
b. Menguasi materi yang diujikan
VI.
No.
Materi pelatihan
STRUKTUR PROGRAM
T
Alokasi Waktu
P
PL
Total
MATERI DASAR
1
MATERI INTI
1.
Prosedur ARKL
10
3.
4.
5.
6.
Pelaporan ARKL
MATERI PENUNJANG
1.
2.
3.
Uji Komprehensif
17
36
60
JUMLAH
1 JP = 45 menit
WAWASAN
- Kebijakan Umum Depkes/Rensrta tentang
PP dan PL
- Kebijakan Ditjen PP & PL dalam ADKL /
ARKL
METODE
- Ceramah
- Diskusi
- Tanya Jawab
KETRAMPILAN
Metode
- Ceramah, Tanya jawab, Latihan, PKL
EVALUASI
PENUTUPAN
Alokasi waktu
10 JP @ 45 menit
g. Referensi
2. Materi Inti - 2
Manajemen risiko kesehatan lingkungan
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu menerapkan manajemen risiko kesehatan
lingkungan
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu :
1) Menjelaskan pengertian manajeman risiko kesehatan lingkungan
2) Melaksanakan pengelolaan kesehatan risiko kesehatan lingkungan,
3) Melaksanakan upaya-upaya pengelolaan risiko kesehatan lingkungan.
c. Pokok Bahasan
1) Pengertian manajemen risiko kesehatan lingkungan
Kurikulum Diklat ARKL
Alokasi waktu
7 JP @ 45 menit
g. Referensi
1) American Conference of Governmental Industrial Hygienists ; Common Carcinogens ;
Wikipedia, Free encyclopedia ; http://en.wikipedia. org/wiki/carcinogen ; Jakarta ; 2009.
2) Abdur Rahman, Drs ; Bahan Ajar Pelatihan ; Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (
Program Intensif Tingkat Dasar ) ; Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri,
FKMUI, Jakarta ; 2007
3) Departemen Kesehatan RI ; Undang Undang RI No.36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan ; Sekjen Depkes RI ; Jakarta ; 2009
4) ISO 177799 Information and Resources Portal ; An Introduction to Risk Analysis ;
http://1799. denialinfo.com. ; Jakarta ; Sept., 2009
5) Kepmenkes RI ; Pedoman Teknis Analisis Dampak Lingkungan ; Ditjen PP & PL ;
Jakarta ; 2005
6) Departemen Kesehatan RI ; Kepmenkes RI No 876/Menkes/SK/VIII/2001 Tentang
Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan ; Sekjen Depkes RI ;
Jakarta ; 1995
7) ---------------------------------- ; Undang Undang RI No.2 Tahun 1997 Pokok-pokok
Lingkungan Hidup ; Sekjen Depkes RI ; Jakarta ; 1997
8) --------------------------------- ; PP RI No.27 Tahun 1999 tentang Analisis mengenai
dampak Lingkungan ; Majalah tempo ; Jakarta ; Agustus, 2007
9) Sekretariat Negera RI ; UUD 1945 Hasil Amandemen dan Proses Amandemen ; Sinar
Grafika ; Jakarta ; 2002
10) Stepen McColl, Cs ; Environment health risk manejemen , a premier for Canadians,
Network for environment risk assessment an management (NERAM), www.neram.ca ;
Waterloo ; 2000
10
2) LCD
3) sound system
f.
Alokasi Waktu
5 JP @ 45 menit
g. Referensi
1) Bill Scott ; Negoisasi ; The Gower Hanbook of management ; Gramedia Elekmedia
Komputindo ; Jakarta ; 1987
2) Bungin Burhan ; Teori ; Paradigma ; dan Diskursus Teknologi Komunikasi di
Masyarakat ; Jakarta ; 2007
3) Departemen Kesehatan RI ; Undang Undang RI No.23 Tahun 1992 Tentang
Kesehatan ; Sekjen Depkes RI ; Jakarta ; 1995
4) Endang Lestari & Maliki ; Komunikasi Efektif ; LAN RI ; Jakarta ; 2003
5) Fitri Putjuk ; Kerangka A untuk Advokasi ; Depkes RI ; 2000
6) Departemen Kesehatan RI ; Kepmenkes RI No 876/Menkes/SK/VIII/2001 Tentang
Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan ; Sekjen Depkes RI ;
Jakarta ; 1995
7) Departemen Kesehatan RI; Undang Undang RI No.2 Tahun 1997 Pokok-pokok
Lingkungan Hidup ; Sekjen Depkes RI ; Jakarta ; 1997
8) Departemen Kesehatan RI ; PP RI No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan ; Majalah tempo ; Jakarta ; Agustus, 2007
9) Hardjana A ; Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal ; Kanisius ; Jakarta ; 2003
10) Liliwen A ; Komunikasi Antar Pribadi ; PT. Citra Aditya Bakti ; Bandung ; 1986
11) Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia ; Komunikasi yang Efektif ; Jakarta ;
2006
12) Malcolm Peel ; Presentasi yang Sukses dalam Sepekan ; Institute of Management ;
Megapoint ; Bekasi ; 2002
13) WHO Ditjen PPM & PL ; Materi Teknis Langkah-Langkah Opersional ADKL ;
Direktorat PL ; Jakarta ; 2001
4. Materi Inti - 4
Surveilans faktor risiko kesehatan lingkungan
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu melakukan surveilans faktor risiko
kesehatan lingkungan.
b. Tujuan khusus
Setelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu:
1) Menjelaskan pengertian surveilans faKtor risiko kesehatan lingkungan.
2) Menjelaskan ruang lingkup surveilans faktor risiko kesehatan lingkungan
Kurikulum Diklat ARKL
11
Alokasi Waktu
7 JP @ 45 menit
g. Referesi
1) Departemen Kesehatan RI ; Kepmenkes RI No 876/Menkes/SK/VIII/2001 Tentang
Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan ; Sekjen Depkes RI ;
Jakarta ; 1995
2) Departemen Kesehatan RI ; PP RI No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan ; Majalah tempo ; Jakarta ; Agustus, 2007
3) Departemen Kesehatan RI ; Undang Undang RI No.36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan ; Sekjen Depkes RI ; Jakarta ; 1995
4) Departemen Kesehatan RI ; Undang Undang RI No.23 Tahun 1997 Pokok-pokok
Lingkungan Hidup ; Sekjen Depkes RI ; Jakarta ; 1997
5) Departemen Kesehatan
RI ; Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans
Epidemiologi Kesehatan; Ditjen PP & PL ; Jakarta ; 1997
6) James, Chin ; Editor ; Nyoman Kandun ; Manual Pemberantasan Penyakit Menular ;
Ditjen PP & PL ; Jakarta ; 2006
7) Direktorat Jenderal PPM & PL ; Prosedur kerja Surveilans Faktor risiko Penyakit
Menular dalam intensifikasi Pemberantasan Penyakit Menular Terpadu Berbasis
Wilayah ; Direktorat PL ; Jakarta ; 2003
12
laboratorium.
d. Pokok Bahasan
1) Pengertian analisis kualitas lingkungan,
2) Pengenalan dan cara kerja peralatan pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel.
3) Prosedur pengambilan sampel air , sampel udara, sampel makanan dan dan limbah
cair.
4) Prosedur pemeriksaan risk agent pada sampel air, sampel udara, sample makanan
dan sample limbah cair.
5) Laporan hasil pemeriksaan risk agent dalam lab
e. Metode
1) Metode Ceramah
2) Metode Tanya jawab
3) Metode Diskusi
4) Praktek laboratorium
f.
Alat Bantu
1) laptop
2) LCD
3) sound system
13
g. Alokasi waktu
9 JP @ 45 menit
h. Referensi
1) Departemen Kesehatan RI ; Kepmenkes RI No 876/Menkes/SK/VIII/2001 Tentang
Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan ; Sekjen Depkes RI ;
Jakarta ; 1995
2) .....................................; Baku Mutu Lingkungan ......
3) ....................................
4) .....................................
5) Soemirat, Juli ; Kesehatan lingkungan ; Gajahmada University Press ; Jakarta ; 1994.
6) WHO Ditjen PPM & PL ; Materi teknis Langkah-langkah Opersional ADKL ;
Direktorat PL ; Jakarta ; 2001
6. Materi Inti - 6
Pelaporan ARKL
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu menyusun dan menilai laporan ARKL
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu :
1) menjelaskan pengertian laporan secara umum,
2) merumuskan laporan ARKL,
3) menilai laporan ARKL.
c. Pokok bahasan
1) Pengertian laporan secara umum
2) Rumusan dan uraian laporan
3) Cara penilaian laporan ARKL
d. Metode
1) ceramah
2) tanya jawab
3) diskusi
4) latihan
5) praktek kerja lapangan
e. Alat Bantu
1) laptop
2) LCD
14
3) sound system
f.
Alokasi Waktu
8 JP @ 45 menit
g. Referensi
1) Brotowidjoyo ; Mukayat, D ; Prof.Dr.drh, M.Sc ; Penulisan karangan Ilmiah ; Penerbit
Akademika Presindo ; Jakarta ; 2002.
2) Departemen Kesehatan R.I., Pedoman Penyusunan Kurikulum Modul Pelatihan
Berorientasi Pembelajaran, Pusdiklatkes- BPP-SDM, Jakarta, 2004
3) Departemen Kesehatan R.I, SK Menteri Kesehatan RI No.725/Menkes /SK / V / 2003
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan, Pusdiklatkes- BPP-SDM, Jakarta, 2003
4) Purnama, Didi, SKM, Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Terhadap Pemimbunan
Batubara, Majalah NOBELL Vo.1.No.1 Juni 2007 media Informasi BBTKL PPM
Jakarta ; Jakarta, 2007
5) Keraf, Gorys, Prof.Dr, Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Penerbit
Nusa Indah, Cetakan Ke X, Ende ; 1994
6) Harahap, Alam Pamilihan, SKM, Cara Mendeteksi Kekeliruan Dalam Laporan, Majalah
Kesehatan Depkes RI No.170 / 2006, Jakarta, 2006
7) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan , Modul 14 Penyusunan Laporan ,
Diklat Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan, Jakarta , 2001
8) Subardan Rochmad Dipl Est, M.Si, Teknik Penulisan, Bahan ajar Diklat Jabatan
Fungsional Administrator Kesehatan, Jakarta , 2001
6) Sukandarrumidi, Prof, Dr, Ir. M.Sc. Ph.D, Metodologi Penelitian, Gajahmada University
Press, Jokjakarta, 2002
7) WHO Ditjen PPM & PL , Materi Teknis Langkah-Langkah Operasional ADKL,
Direktorat PL, Jakarta, 2005
IX. EVALUASI.
1. Evaluasi terhadap peserta
- Penjajagan awal dengan pre-test
- Pemahaman peserta latih terhadap materi yang telah diterima, dengan post-test
- Uji komprehensif tentang keterampilan menyusun prosedur ARKL pelaksanaan ARKL
2. Evaluasi terhadap narasumber / fasilitator
- Penilaian tentang kemampuan / kepiawaian narasumber / fasilitator dalam menyampaian
pengetahuan & keterampilan kepada peserta latih,
- Penilaian keberhasilan Diklat,
3. Evaluasi terhadap Penyelenggaraan
15
Evaluasi yang dilakukan oleh peserta latih terhadap penyelenggaran diklat ( administrasi dan
pelayanan fisik ), yang meliputi :
- Tujuan Diklat,
- Relevansi Program Diklat dengan tugas,
- Manfaat setiap materi sajian bagi pelaksanaan tugas,
- Manfaat Diklat bagi peserta latih dan instansi terkait,
- Hubungan peserta latih dengan pelaksana Diklat,
- Pelayanan sekretariat terhadap peserta latih,
- Pelayanan akomodasi,
- Pelayanan Konsumsi,
- Pelayanan kepustakaan
X. SERTIFIKASI
Peserta wajib mengikuti Pelatihan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ini sekurang-kurangnya 90%
dari alokasi waktu Pelatihan. Jika dinyatakan lulus dalam mengikuti Evaluasi Belajar, peserta berhak
memperoleh sertifikat dengan 2 (dua) angka kredit.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. American Conference of Governmental Industrial Hygienists ; Common Carcinogens ; Wikipedia,
Free encyclopedia ; http://en.wikipedia. org/wiki/carcinogen ; Jakarta ; 2009.
2. Abdur Rahman, Drs ; Bahan Ajar Pelatihan ; Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ( Program
Intensif Tingkat Dasar ) ; Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri, FKMUI, Jakarta ;
2007
3. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan ; Kep.N0.124/12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek
Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan AMDAL ; Jakarta ; 1997 Integrated Risk Information
System ( IRIS ) ; Reference Dose ( oral, inhalation, oral slope factors, drinking water and
inhalation unit risk ; hhtp:/cfpub.epa.gov ; Jakarta ; Sptember 2009
4. ISO 177799 Information and Resources Portal ; An Introduction to
Risk Analysis ;
16
17