Wagiyati Revisi Kti
Wagiyati Revisi Kti
Oleh:
Wagiyati
P2.48.40.1.19.266
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI
2020
i
Nama : Wagiyati
NIM : P2.48.40.1.19.266
Tanda Tangan :
i
ii
Oleh:
Wagiyati
P2.48.40.1.19.266
Diujikan di hadapan Panitia Penguji KTI
Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi
Pada tanggal :13 Agustus 2020
Mengetahui:
Pembimbing II
Penguji:
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Iimiah ini dengan judul “Profil
Peresepan Obat Antihipertensi Di Puskesmas Butang Baru Kabupaten Sarolangun
Periode Maret 2020”. Tujuan penulisan proposal penelitian ini adalah salah satu syarat
yang harus dipenuhi untuk melanjutkan Karya Tulis Ilmiah.
Dalam penyelesaian proposal ini penulis banyak mendapat bantuan baik materil
maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih terutama
kepada :
1. Bpk. JOKO SULISTIYO, S.T, M.Si selaku direktur Poltekkes Kemenkes Jakarta 2.
2. Ibu.YUSMANIAR,M.Biomed, Apt selaku ketua jurusan D-III Farmasi Poltekkes
Kemenkes Jakarta 2.
3. Bpk.SUPRIADI,S.Si, Apt selaku ketua jurusan Farmasi Poltekkes Jambi.
4. Bapak.SURAHMAN,S.Pd,M.Kes. selaku Dosen Pembimbing I Proposal Penelitian
yang telah memberikan bimbingan, saran nasehat serta dukungan kepada penulis.
5. Ibu.SALMAH,S.Pd,M.Kes. selaku Dosen Pembimbing II untuk proposal KTI.
6. Bapak/Ibu Dosen dan Seluruh staff jurusan Farmasi Poltekkes Jambi yang telah
membantu penulis dalam penyusunan proposal penelitian.
7. Keluarga, suami, beserta anak-anak yang ikut berperan juga memberikan masukkan
support dan kerjasama yang maksimal sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah penelitian ini dengan optimal.
Penulis mengharapkan semoga amal baik yang telah di hidayahkan dapat diterima
di sisi Allah SWT dan mudah-mudahan Karya Tulis Ilmiah ini dapat dilaksanakan
dengan optimal.
Penulis,
WAGIYATI
iii
iv
Sebagai sivitas akademik Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan Farmasi, saya yang
bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Wagiyati
NIM : P2.48.40.1.19.266
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif
ini Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jambi berhak menyimpan, mengalih
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasi tugas akhir saya, tanpa meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan
ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jambi
Yang menyatakan
(Wagiyati)
iv
v
ABSTRAK
Wagiyati
P2.48.40.1.19.266
Pendahuluan :.
Metode :
Hasil :
Kata Kunci :
v
vi
ABSTRACT
Wagiyati
P2.48.40.1.19.266
Introduction:
Method:
Results:
Keywords:
vi
vii
DAFTAR ISI
vii
viii
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Puskesmas Butang Baru Menurut
Desa Tahun 2017…………………………………………………………….......12
Tabel 5.2 Jumlah dan Persentase R/ pada lembar peresepan obat anti hipertensi
berdasarkan jenis obat anti hipertensi yang tertera pada resep………………..…16
x
DAFTAR GAMBAR
x
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2.1 Definisi
Menurut Joint National Committe on Prevention Detection,
Evaluation,and Treatment of High Blood Pressure VII/ JNC 2003 hipertensi
adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan
diastolik ≥90mmHg3. Hipertensi adalah suatu gangguan pada pembuluh
darahyang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkanya. Penyakit ini seakan
menjadi ancaman karena dengan tiba-tiba seseorang dapatdivonis menderita
darah tinggi5. Klasifikasi tekanan darah pada pasien dewasa sebagai berikut :
5
6
2.2 Epidemiologi
Sekitar 31% dari populasi mempunyai tekanan darah >140/90mmHg.
Jumlah penderita laki-laki lebih besar daripada perempuan pada usia di bawah 45
tahun, namun pada usia 45- 54 penderita perempuan sedikit lebih banyak. Pada
usia>54 tahun penderita perempuan lebih banyak dari pada laki-laki5.
Tekanan darah meningkat seiring bertambahnya usia, dan hipertensi
umum terjadi pada orang tua. Peluang seseorang menderita hipertensi pada usia≥
55 tahun, walaupun mempunyai tekanan darah normal, adalah 90%. Kebanyakan
orang menderita prehipertensi sebelum akhirnya didiagnosa menderita hipertensi
dimana diagnosa terjadi pada dekade ketiga sampai kelima dalam kehidupan5.
2.3 Etiologi
Pada kebanyakan pasien, penyebab hipertensi tidak diketahui(essential or
primary hypertension). Hal ini menyebabkan hipertensi tidak bisa disembuhkan
tapi bisa dikontrol. Hanya ada beberapa pasien yang diketahui penyebab
terjadinya hipertensi (secondary hypertension). Jika penyebab kenaikan tekanan
darah diketahui maka hipertensi dapat disembuhkan4.
Mekanisme yang berkontribusi dalam terjadinya hipertensi primer telah
diidentifikasi. Faktor genetik memegang peranan dalam perkembangan hipertensi
jenis ini dimana terlihat pada pasien yangmenderita hipertensi juga mempunyai
hubungan kekeluargaan yang juga menderita hipertensi5.
Kurang dari 10% pasien menderita hipertensi sekunder yangdisebabkan
karena penyakit lain atau karena penggunaan obat tertentu. Kebanyakan
hipertensi sekunder disebabkan karena disfungsi ginjal yang menyebabkan severe
chronic renal disease ( kerusakan kronik pada ginjal ) atau renovaskular. Jika
penyebab kenaikan tekanan darah sudah diketahui, maka penyebab tersebut
dihindari atau penyebab tersebut diterapi ( jika penyebab adalah penyakit utama) .5
2.4 Terapi
Tujuan terapi : tujuan keseluruhan adalah untuk mengurangi kesakitan dan
kematian. JNC 7 merekomendasikan target TD < 140/90mmHg untuk
keseluruhan pasien, kurang dari 140/80 mmHg untuk pasien hipertensi dengan
DM dan kurang dari 130/80 mmHg pada pasien hipertensi dengan CKD yang
mengalami albuminaria secara persisten (>30 mg urine albumin dalam 24 jam). 4
berdasarkankan 1. Amlodipin
dengan kimianya
2. Captopril
3.1. DesainPenelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yaitu dengan
pendekatan retrospektif. Pengambil data melalui observasi terhadap lembar resep
pasien di ruangan farmasi Puskesmas Butang Baru periode Maret 2020.
2. Mencatat usia dan jenis kelamin pasien yang mendapat obat anti hipertensi.
10
11
4. Mendata kelas terapi obat lain yang diresepkan bersama dengan anti
hipertensi.
5. Menyajikan data dlm bentuk tabel yang berisi data jenis kelamin dan usia
penderita yang tertera pada resep, zat aktif, golongan obat, dan kelas terapi
obat lain yang di resepkan bersama dengan obat anti hipertensi.
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Puskesmas Butang Baru
Menurut Desa Tahun 2017
12
13
3. MOTTO
Kesehatan anda tujuan kami, kepuasan anda kebanggaan kami
4.4 Ketenagaan
Puskesmas Sarolangun memiliki ketenagaan sebagai berikut :
2. Ruang imunisasi
3. Pelayanan IGD 24 JAM
4. pelayanan rawat inap
5. Pelayanan persalinan 24 jam
6. Sarana penunjang pelayanan
a. Laboratorium
b. Ambulance
Hasil pengamatan yang penulis lakukan sejak Maret 2020 tentang profil
peresepan obat anti hipertensi di Puskesmas Butang Baru Kabupaten Sarolangun Periode
Maret 2020, adalah sebagai berikut :
Tabel 5.2. di atas menunjukan usia penderita hipertensi terbanyak pada rentang
usia 65 - 74 % yaitu sebanyak 20 orang (32,8%) sedangkan yang terkecil pada rentang
usia < 40% yaitu sebanyak 9 orang (14,7%)
15
16
Total 61 100%
Tabel 5.3. diatas terlihat semua penderita hipertensi di Puskesmas Butang Baru
Kabupaten Sarolangun hanya diberikan Amlodipin
5.2. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukan usia penderita hipertensi terbanyak pada rentang usia 65
- 74 % yaitu sebanyak 20 orang (32,8%) sedangkan yang terkecil pada rentang usia <
40% yaitu sebanyak 9 orang (14,7%). Semakin bertambahnya usia seseorang, terjadinya
hipertensi semakin besar. Hipertensi terjadi akibat jantung memompa lebih kuat sehingga
mengalirkan lebih banyak cairan setiap detiknya. Arteri besar kehilangan kelenturannya
dan menjadi kaku sehingga tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah
melalui arteri tersebut. Dengan demikian pada setiap denyut jantung, darah dipaksa
melalui pembuluh yang lebih sempit dibanding biasanya dan menyebabkan naiknya
tekanan darah. Kondisi inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arteri telah
menebal dan kaku karena arterioskelosis.12,13
(nonconducting inactive state) sehingga kanal kalsium di sel otot menjadi impermeabel
terhadap masuknya ion kalsium. Hambatan terhadap influks ion kalsium ekstraseluler
tersebut menyebabkan terjadinya vasodilatasi, penurunan kontraktilitas miokard, dan
penurunan tahanan perifer. Amlodipine memiliki afinitas lebih tinggi pada kanal kalsium
yang terdepolarisasi.13 Sel otot polos vaskuler memiliki potensial membran yang lebih
terdepolarisasi dibandingkan sel otot jantung sehingga efek fisiologis amlodipine lebih
nyata di jaringan vaskuler dibandingkan di jaringan jantung. , dimana amlodipin memiliki
waktu paruh yang panjang sehingga amlodipin cukup diberikan sekali sehari saja,
antagonis kalsium juga terbukti sangat efektif pada hipertensi dengan kadar renin yang
rendah seperti pada lanjut usia.14
6.1. Kesimpulan
Hasil penelitian diPuskesmas Butang Baru Kabupaten Sarolangun mengenai profil
peresepan obat hipertensi dapat disimpulkan :
1. perempuan sedikit lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan laki-laki
yaitu sebanyak 35 orang (57,3% ) berbanding 26 orang (42,7 %).
2. usia penderita hipertensi terbanyak pada rentang usia 65 - 74 % yaitu sebanyak 20
orang (32,8%)
3. Semua penderita hipertensi di Puskesmas Butang Baru Kabupaten Sarolangun hanya
diberikan Amlodipin
4. Obat kombinasi yang banyak diresepkan pada penderita hipertensi adalah ibuprofen
sebanyak 20 peresepan (19%)
6.2. Saran
Untuk peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian tentang obat degeneratif lain
yang diresepkan pada penderita hipertensi.
19
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
5. Mycek MJ, Harvey RA, Champe PC, Fisher BD. Farmakologi ulasan bergambar.
Edisi 2. Jakarta: Widya Medika; 2001.
8. Kementerian Kesehatan RI. Pusat data dan informasi penyakit tidak menular.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2012.
10. https://www.statistikian.com/2012/08/menghitung-besar-sampel-penelitian.html
[Diakses pada tanggal : 23 Februari 2019 | Pukul : 14.21 WIB]
11. Aisyah C, Elviana E, Syarief WR, Hanif A, Manurung J. Goodman & Gilman. Dasar
farmakologi terapi. Volume 2 Edisi 10. Diterjemahkan oleh Tim alih bahasa Sekolah
Farmasi ITB. Jakarta: EGC; 2012
12. Nugraheni AY, Cholisoh Z, Karuniawati H, Mutmainah N. Farmakoterapi dasar.
Jakarta: MUP; 2018.
13. Zamponi GW, Striessnig J, Koschak A, Dolphin AC. The Physiology , Pathology ,
and Pharmacology of Voltage-Gated Calcium Channels and Their Future Therapeutic
Potential The Physiology , Pathology , and Pharmacology of Voltage-Gated Calcium
Channels and Their Future Therapeutic Potential, 2015
20
21
15. The UK Health Departemen, NSAID (non-steroid anti inflammatory drug) 2011
LAMPIRAN
Poltekkes kemenkes Jambi