Anda di halaman 1dari 3

MENGATASI GEGAR BUDAYA

(CULTURE SHOCK)
Group …..
Member of the Group
1. Name, NRP, Department
2.
3.
4.
5.
Instruction: Ceritakan 3 atau lebih pengalaman gegar budaya yang pernah dialami dan jelaskan
bagaimana cara mengatasinya. Tulis pengalaman tersebut dalam text summary (paragraf), atau
tabel
_____________________________________________________________________________________
Guideline:
1. Tulis jenis gegar budaya yang pernah dialami
2. Jelaskan bagaimana perasaan anda waktu itu
3. Jelaskan reaksi anda waktu itu.
4. Jelaskan bagaimana anda mengatasinya (apa saja yang anda lakukan)
5. Bagaimana perasaan (psikologis) anda setelah anda berusaha mengatasi gegar budaya tersebut
6. Ceritakan bagaimana anda melalui hari-hari setelah berhasil mengatasinya.

Tulis di sini dalam bentuk text summary………………………………


Atau buat tabel
Tabel Gegar Budaya
Tulis pengalaman anda di sini
No GEGAR BUDAYA

1. Jenis Perbedaan budaya interaksi untuk menghormati dosen dan guru

dalam bentuk salaman.

2. Perasaan Merasa bingung dan tidak yakin benar atau salah dalam

berinteraksi kepada dosen karena perbedaan mayoritas yang

tidak bersalaman seperti yang budaya salaman di SMA dulu.

3. Reaksi Merasa canggung dan tidak yakin harus bagaimana untuk

berinteraksi dengan dosen.

4. Cara mengatasi Bertanya kepada kakak tingkat terkait pemahaman yang lebih baik

terkait norma dan budaya di perguruan tinggi, serta mengamati

dan melakukan bagaimana mayoritas berinteraksi, baik dosen dan

mahasiswa.

5. Perasaan setelah mengatasi Merasa lebih nyaman dan percaya diri untuk berinteraksi kepada

dosen, serta beranggapan bahwa lingkungan kampus budaya yang

berbeda dan merupakan lingungan akademik bukan formalitas,

sehingga bersalaman tidak dianggap perlu.

6 Aktifitas sehari-hari Saya dapat melakukan kegiatan belajar seperti biasa namun

dengan pemahaman yang lebih baik bagaimana cara berinteraksi,

serta lebih nyaman untuk menyapa jika berpapasan.

Gegar budaya yang pernah saya alami adalah perbedaan budaya interaksi untuk menghormati dosen
dan guru dalam bentuk salaman. Pada mulanya saya merasa bingung dan tidak yakin benar atau
salah dalam berinteraksi kepada dosen karena perbedaan mayoritas yang tidak bersalaman seperti
yang budaya salaman di SMA dulu. Dalam hal ini saya merasa canggung dan tidak yakin harus
bagaimana untuk berinteraksi dengan dosen. Sehingga untuk mengatasi kebingungan saya, saya
bertanya kepada kakak tingkat terkait pemahaman yang lebih baik terkait norma dan budaya di
perguruan tinggi, serta mengamati dan melakukan bagaimana mayoritas berinteraksi, baik dosen
dan mahasiswa. Setelah saya mengatasi gegar budaya tersebut, saya merasa lebih nyaman dan
percaya diri untuk berinteraksi kepada dosen, serta beranggapan bahwa lingkungan kampus budaya
yang berbeda dan merupakan lingungan akademik bukan formalitas, sehingga bersalaman tidak
dianggap perlu. Kemudian dalam keseharian saya, saya dapat melakukan kegiatan belajar seperti
biasa namun dengan pemahaman yang lebih baik bagaimana cara berinteraksi, serta lebih nyaman
untuk menyapa jika berpapasan.

Anda mungkin juga menyukai