11.UNIKOM - Shavira Welhelmina - BAB I
11.UNIKOM - Shavira Welhelmina - BAB I
PENDAHULUAN
dan adat istiadat, yang tersebar disekitar 13.000 pulau besar dan
yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Kong hu cu. Melihat
yang sangat penting bagi umat Kristen selain sebagai tempat kegiatan
1
interior bangunan gereja agar kesakralan dan kekhusyuan serta
dan adanya keseragaman dan nilai – nilai serupa dengan tingkat dan
proses perniagaan. Pada tahun 1930, jumlah etnis ini hanya 2,3 %
dari penduduk Indonesia. Namun, Hingga saat ini etnis Tionghoa telah
terjadi pada zaman keemasan Dinasti Tang, Dinasti Ming, dan Dinasti
2
Etnis Tionghoa telah beperan penting dalam perkembangan
bangsa Indonesia, mulai dari segi budaya, seni, agama, dan lainnya.
Khong Hu Cu, tetapi ada pula sebagian besar yang memeluk agama
Kristen. Pada era orde baru, Etnis Tionghoa yang beragama Kristen
merupakan etnis Tionghoa, Hal ini dapat terlihat dari sistem tata
3
yang akan digunakan yaitu Gereja Injili Indonesia (Hok Im Tong) Jl.
multimedia, ruang guru sekolah minggu, ruang latihan tari dan musik,
ruang sekretariat, ruang serba guna, ruang konseling, ruang retail dan
Gereja Injili Indonesia (Hok Im Tong) yaitu mulai dari anak (9 %),
remaja dan pemuda (25 %) Dewasa (36 %) Lansia dan Manula (30
%). Gereja ini memiliki 3 cabang di Kota Bandung yaitu GII (Hok Im
Tong) Gardujati, GII (Hok Im Tong) Dago, dan GII (Hok Im Tong)
Setrasari.
4
dan memuridkan keluarga serta mengutus mereka menjadi
modernisasi saat ini, ciri khas dari identitas etnis Tionghoa pada
hanya kepada Tuhan Yesus Kristus. Tidak melibatkan tradisi yang ada
dan terkadang tidak dilandasi oleh iman kepada Allah. Dalam sudut
pandang ini, maka etnis Tionghoa yang beragama Kristen sejati harus
dasarnya, semua kembali lagi kepada masing – masing diri dari setiap
individu etnis Tionghoa dan Gereja. Maka dari itu, dibutuhkan suatu
perwujudan visi dan misi Gereja Injili Indonesia (Hok Im Tong) serta
5
desain arsitektur tradisional etnis Tionghoa, yang tetap menjamin
Fasilitas ini juga akan disesuaikan dengan karakteristik usia rata – rata
jemaat yang ada di Gereja Injili Indonesia (Hok Im Tong) yaitu pada
dan stamina yang dicapai akan semakin kecil sehingga akan dibuat
Tong).
6
kekhusyuan serta adanya (kesan transendensi) dalam sebuah
fasilitas ibadah.
terbatas.
dan misi gereja serta akulturasi budaya etnis Tionghoa pada interior
berkenan di hati Tuhan melalui perwujudan visi dan misi Gereja Injili
7
3. Bagaimana cara mendesain ulang fasilitas ibadah yang dapat
Injili Indonesia (Hok Im Tong) yang telah kita ketahui, maka fasilitas
konsistori, ruang latihan musik dan tari, ruang multimedia, dan lainnya,
fasilitas ini juga akan dirancang sesuai dengan standar gereja Kristen.
8
Pengelompokan kesan transendensi terbagi menjadi tiga lapis
kelompok diantaranya :
bentukan simetris area terpisah antara area yang sakral dan area
jemaat Gereja Injili Indonesia (Hok Im Tong) berada pada rentang usia
9
gereja yang ramah untuk manula. Hal tersebut dapat dicapai dengan
warna solid pada area yang berbahaya seperti tangga, ram, dan
elemen struktural yang terbuka, bentuk atap dan warna yang khas.
10
ornamen ragam hias) akan diterapkan pada konsep bentuk yang
Indonesia (Hok Im Tong). Neo vernakular berasal dari kata neo atau
new yang berarti baru, dan vernakular yang diambil dari bahasa latin
dan sebagainya.
11
1.5 Maksud dan Tujuan Perancangan
12