Anda di halaman 1dari 17

Peran Gereja dalam menjalankan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus

Matius 28:18-20

Oleh: Yoseph Octadionisius Gulo


yosephdion06@gmail.com

Abstact:
The church in essence is a community consisting of many believers who have one mission
and vision. The existence of this church itself has long been determined, the purpose, and
how the church works has been revealed by God to His disciples. The Lord Jesus came the
second time when everything was fulfilled, meaning that when all mankind came and
worshiped Him as the only living God, that's where He came back to this world to pick us up
as His believers. Especially in Indonesia, the church plays a big role in carrying out the
mission from God, namely to spread His gospel to all corners of the world. There are many
visible roles of the church namely Preaching the Gospel; Baptism and Spiritual Formation;
Discipleship and Teaching; Social Service Works; Christian Community Development; and
Mission and Mission. It is from all these roles that the church can be present and carry out the
mission from God and Indonesia will experience a new transformation from God towards His
second coming.
Keywords: Church, Great Commission, Mission, Role

Abstrak:
Gereja dalam hakikatnya merupakan sebuah komunitas yang terdiri dari banyak orang
percaya yang memiliki satu misi dan visi. Keberadaan gereja ini sendiri pun sudah dari dulu
ditetapkan, tujuan, dan bagaimana gereja itu bekerja sudah Tuhan nyatakan kepada murid-
murid-Nya. Tuhan Yesus datang kedua kalinya Ketika semua sudah digenapi artinya bahwa
Ketika semua umat manusia datang dan menyembah Dia sebagai satu-satu Nya Allah yang
hidup maka disitulah Ia datang kembali ke dunia ini untuk menjemput kita orang percaya-
Nya. Khususnya di Indonesia ini gereja berperan besar untuk menjalankan misi dari Allah
yaitu memberitakan injil-Nya sampai ke seluruh penjuru dunia. Ada banyak peran gereja
yang terlihat yaitu Pemberitaan Injil; Pembaptisan dan Pembinaan Rohani; Pemuridan dan
Pengajaran; Karya Pelayanan Sosial; Pembangunan Komunitas Kristiani; dan Misi dan
Pengutusan. Dari semua peran inilah gereja bisa hadir dan menjalankan misi yang dari Allah
dan Indonesia mengalami transformasi yang baru dari Allah menuju kedatangan-Nya kedua
kali.
Kata kunci: Gereja, Amanat agung, Misi, Peran.

Pendahuluan
Indonesia adalah sebuah negara yang terletak di Asia Tenggara. Negara ini terdiri dari
kepulauan yang luas, terbentang antara benua Asia dan Australia, serta Samudra Hindia dan
Pasifik1. Selain itu Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari
17.000 pulau, di antaranya pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan (Borneo), Sulawesi, dan
Papua2. Pulau Jawa adalah pulau terpadat penduduknya dan menjadi pusat pemerintahan,
ekonomi, dan budaya Indonesia dengan ibu kota Jakarta. Di Negara Indonesia ini memiliki
keragaman etnis, budaya, dan agama. Penduduk Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa,
di antaranya Jawa, Sundanese, Batak, Minangkabau, dan banyak lagi. Adapun Bahasa resmi
negara ini adalah Bahasa Indonesia, tetapi terdapat juga banyak bahasa daerah yang
digunakan di seluruh wilayah3. Secara keseluruhan, Indonesia adalah negara yang unik
dengan kekayaan alam, kebudayaan, dan keragaman yang membuatnya menarik bagi
wisatawan dan pengamat dunia4.

Keberagaman ini menjadikan Indonesia memiliki banyak warna dalam artian


memiliki hal-hal yang baru dan menjadi keunikkan negara kita ini dimata dunia5. Gereja pun
tak lepas dari keberagaman ini. Gereja adalah sebuah Lembaga resmi di Indonesia maka
gereja pun tak luput dari keberagaman ini. Dalam menghadapi keberagaman ini, gereja
memakai segala strategi yang ada untuk bisa menjalankan misi dari Tuhan Yesus dalam
Matius 28:18-20, dimana kita gereja nya sebagai umat yang telah ditebus haruslah memenuhi
kewajiban kita untuk mengabarkan injil, untuk bermisi menyampaikan kabar sukacita
keseluruh penjuru bumi, terutama di Indonesia saat ini. Misi yang diemban gereja haruslah
tuntas diselesaikan hingga Tuhan Yesus datang kedua kali untuk mengangkat setiap orang
yang percaya kepadanya6.

Gereja hakikatnya adalah misi maka Ketika gereja melupakan atau tidak melakukan
misi maka itu bukanlah gereja melainkan hanya bangunan tua. Ketika gereja bermisi dan
mengajak jemaatnya untuk bermisi maka telah menuntaskan arti kehadiran gereja ditengah
dunia ini. Karena gereja itu ada karena misi yang dari Tuhan Yesus Kristus. Sangat besar
peran gereja untuk bisa menjalankan misi Allah di dunia terurtama di Indonesia sehingga
gereja menjadi sorotan Ketika ada program misi maka gereja lah yang bergerak duluan

1
B A B Iv, “Bab IV Geografi Indonesia” (2012): 66–71.
2
Ruskhan Gaffar Abdul, “Pemanfaatan Keberagaman Budaya Indonesia Dalam Pengajaran Bahasa Indonesia,”
Seminar Pengajaran Bahasa Indonesia Pertemuan Asosiasi Jepang- Indonesia di Nanzan Gakuen Training
Center, no. November (2007): 1–4.
3
Susanto Dwiraharjo, “Kajian Eksegetikal Amanat Agung Menurut Matius 28:18-20,” Jurnal Teologi Gracia
Deo 1, no. 2 (2019): 56–73.
4
Ruskhan Gaffar Abdul, “Pemanfaatan Keberagaman Budaya Indonesia Dalam Pengajaran Bahasa Indonesia.”
5
Agus Akhmadi, “Moderasi Beragama Dalam Keragaman Indonesia Religious Moderation in Indonesia ’ S
Diversity,” Jurnal Diklat Keagamaan 13, no. 2 (2019): 45–55.
6
Hery Susanto, “Gereja Yang Berfokus Pada Gerakan Misioner,” FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika dan
Praktika 2, no. 1 (2019): 62–80.
bersama-sama bekerja dengan badan misi yang memiliki metode atau strategi misi yang
sama. Metode atau strategi yang digunakan haruslah mengikuti alur zaman bahkan lebih
kecilnya lagi mengikuti suasana dan kondisi pada saat itu.

Latar belakang dari Matius 28:1-20 yang merupakan landasan dari Amanat Agung
Tuhan Yesus dari setelah kebangkitan Yesus, seperti yang dijelaskan dalam Matius 28:18-20,
Dia menampakkan diri kepada murid-murid-Nya dan mengungkapkan misi-Nya untuk
menyelamatkan seluruh dunia7. Dia memberi mereka Amanat Agung, yang tidak terbatas
pada lokasi atau ras tertentu, melainkan dimaksudkan untuk menjangkau semua bangsa. Ini
adalah momen kritis dalam sejarah, dengan klimaksnya adalah Amanat Agung itu sendiri.
Murid-murid diutus untuk memuridkan semua bangsa, dan Yesus naik ke surga dari puncak
bukit, melaksanakan misi-Nya. Ini menekankan sifat universal dari iman Kristen, yang
melampaui kebangsaan atau etnis tertentu. Maka dari murid-murid-Nya yang mem bawa
kabar injil dari Yerusalem, samaria, sampai ke seluruh penjuru bumi.

Injil akan dibagikan ke seluruh dunia sebelum kedatangan Yesus kembali,


menyediakan landasan bagi orang percaya untuk berpartisipasi dalam misi Allah. Alkitab
menawarkan harapan untuk kesembuhan dan keselamatan, yang harus dibagikan kepada
semua orang. Orang percaya harus terlibat aktif dalam menyebarkan kabar baik keselamatan.
Dan dari sinilah gereja bertugas memenuhi Amanat Agung Kristus untuk memberitakan Injil
ke seluruh penjuru bumi. Gereja telah ditugaskan untuk memenuhi Amanat Agung Yesus
Kristus sebagaimana dinyatakan dalam Matius 28:19-20. Adalah tanggung jawab gereja
untuk memberikan kesaksian tentang Kristus dan menyebarkan Injil. Sejak zaman para rasul,
gereja terus memberitakan Injil dan melayani sebagai bukti ajaran Kristus. Yesus sendiri
memberi contoh dan memerintahkan gereja untuk menyebarkan Injil ke semua bangsa agar
mereka percaya dan memuliakan nama Tuhan. Melalui kematian dan kebangkitan Kristus,
kasih dan pengampunan dosa tersedia bagi semua orang yang percaya. Gereja harus
mengutamakan penginjilan dan terus menyebarkan Injil. Maka dalam penulisaan ilmiah ini
peneliti akan membahas tentang peran gereja dalam menjalankan amanat agung Tuhan Yesus
Kristus dalam Matius 28:18-20.

Metode

Dalam penulisan ilmiah ini peneliti memakai metode studi Pustaka dimana akan
Metode ini dilakukan dengan mengambil data dari buku-buku teks dan literatur-literatur

7
Sabda, “Latar Belakang Kitab Matius 28:18-20,” last modified 2016, sabda.com.
lainnya sebagai objek yang utama. Untuk kebutuhan penelitian ini, maka peneliti
menggunakan sumber data sekunder yang mencari dan mengumpulkan data dari bahan-bahan
tertulis, seperti: buku-buku teks, jurnal-jurnal ilmiah, dan lain-lain. Selanjutnya data-data
tersebut dianalisis oleh peneliti.

Penelitian ini memberikan gambaran yang praktis tentang peran gereja dalam
menjalankan penyelenggaraan Amanat Agung Tuhan Yesus. Dalam hal ini, peneliti berusaha
mengumpulkan informasi-informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang menjadi
pokok penelitian melalui jurnal dan buku-buku mengenai Amanat Agung, peran gereja dan,
penginjilan.

Hasil dan Pembahasan

A. Asal Mula Gereja

Indonesia memiliki banyak bangunan yang berkhaskan sebuah identitas salah satu
contohnya ialah bangunan dengan identitas agama. Bangunan dengan identitas agama adalah
ciri khas tersendiri agama itu dan itu berdasar pada budaya dan ajaran dalam agama itu.
Gereja adalah bangunan dengan identitas agamanya adalah Kristen. Setiap kali mendengar
kata gereja maka disitu pasti ada orang Kristen yang beribadah maupun melakukan kegiatan-
kegiatan kegerejaan. Ini adalah pandangan umum dan pendapat masyarakat mengenai gereja
dan sering kali gereja disalah artikan dengan banyaknya suara-suara yang menganggu warga
sekitar, namun itu adalah budaya dalam agama Kristen dan liturgi setiap gereja yang ada.

Secara etimologi gereja merupakan umat beriman, yang telah dibaptis dan dipersatukan
oleh pengabdian mereka yang tak tergoyahkan kepada Kristus; mereka mematuhi perintah-
Nya dan bertanggung jawab atas tindakan mereka; mereka memanfaatkan karunia ilahi yang
dianugerahkan kepada mereka dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk menyebarkan
Injil8. Dalam perkataan Thiessen, gereja dapat dengan tepat digambarkan sebagai sekumpulan
individu yang telah dipanggil dari dunia dan kini berada di bawah naungan Tuhan. Kumpulan
ini terdiri dari mereka yang telah dipanggil dan diselamatkan oleh Tuhan. Penulis
berpendapat bahwa gereja pada dasarnya adalah jemaat individu yang telah dipanggil untuk
melayani Tuhan, mengemban tanggung jawab untuk menyebarkan Injil di tengah dunia pada
umumnya9.

8
Dwiraharjo, “Kajian Eksegetikal Amanat Agung Menurut Matius 28:18-20.”
9
Kehidupan Sang, Imago Dei, and Maria Patricia Tjasmadi, “Efektifitas Gereja Dalam Menuntaskan Amanat
Agung” 1, no. 2 (2021): 83–94.
Gereja memiliki asal usul yang berkaitan dengan perkembangan agama Kristen.
Gereja pertama kali muncul setelah Yesus Kristus wafat dan bangkit, di mana pengikut-
pengikut-Nya mulai mengorganisir diri mereka sebagai komunitas iman. Kata "gereja"
sendiri berasal dari bahasa Yunani "ekklesia", yang secara harfiah berarti "pemanggilan
keluar" atau "kelompok orang yang dipanggil". Asal mula gereja Kristen dapat ditelusuri ke
Pentakosta, yang terjadi sekitar tahun 30 Masehi. Pentakosta adalah peristiwa di mana Roh
Kudus turun kepada para pengikut Yesus, memberikan mereka kekuatan dan pengarahan
untuk menyebarkan ajaran Kristus ke seluruh dunia. Setelah Pentakosta, para pengikut Yesus
mulai berkumpul secara teratur, mempelajari ajaran-ajaran-Nya, dan beribadah bersama.

Salah satu tokoh penting dalam awal gereja Kristen adalah Rasul Petrus, yang
dianggap sebagai pemimpin awal gereja. Ia berperan dalam mengorganisir dan memimpin
jemaat-jemaat awal, serta menyebarkan ajaran Kristus. Rasul Paulus juga memainkan peran
penting dalam mengembangkan gereja Kristen, dengan melakukan perjalanan misionaris
yang luas dan menulis banyak surat kepada jemaat-jemaat gereja. Seiring berjalannya waktu,
gereja-gereja lokal mulai muncul di berbagai kota dan daerah, yang dipimpin oleh para uskup
atau gembala jemaat. Pada abad ke-4 Masehi, Kekaisaran Romawi mengakui agama Kristen
sebagai agama resmi dan mulai memberikan dukungan kepadanya. Hal ini membawa gereja
memperoleh status dan pengaruh yang lebih besar dalam masyarakat.

Pada tahun 1054 Masehi, terjadi perpecahan besar antara Gereja Barat (Gereja
Katolik) dan Gereja Timur (Gereja Ortodoks) yang dikenal sebagai Skisma Timur-Barat.
Skisma ini terutama dipicu oleh perbedaan teologis dan perbedaan kelembagaan antara kedua
gereja tersebut.Pada abad ke-16, terjadi Reformasi Protestan yang dipimpin oleh tokoh-tokoh
seperti Martin Luther, John Calvin, dan Huldrych Zwingli. Reformasi ini mengkritik dan
menentang praktik-praktik Gereja Katolik pada saat itu, dan menghasilkan terbentuknya
gereja-gereja Protestan yang terpisah. Sejak saat itu, gereja-gereja Kristen terus berkembang
dan bercabang menjadi berbagai denominasi dan aliran yang berbeda di seluruh dunia,
termasuk Katolik, Ortodoks, Anglikan, Lutheran, Calvinis, Metodis, Baptis, Pentakosta, dan
banyak lagi. Setiap denominasi dan aliran gereja memiliki tradisi, praktik, dan keyakinan
yang unik, tetapi semua mengakui Yesus Kristus sebagai pusat iman mereka.

Menuntaskan Amanat Agung Matius (28:18-20)


Konsep "menuntaskan amanat agung" mungkin merujuk pada tugas yang diyakini
diberikan oleh Yesus kepada para pengikut-Nya sebelum-Nya naik ke surga. Amanat Agung
ini dicatat dalam Injil Matius 28:18-20, di mana Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:

"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan
Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”10

Dalam konteks gereja Kristen, "menjalankan amanat agung" berarti menjalankan


tugas dan misi yang diberikan oleh Yesus kepada para pengikut-Nya. Ini melibatkan tiga hal
utama:

 Pemuridan: Gereja dipanggil untuk membuat murid-murid bagi Yesus Kristus di


antara semua bangsa. Bukan semata-mata tugas misionaris tertahbis untuk
menyebarkan Injil, melainkan tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh semua
anggota gereja sebagai panggilan mereka.
 Pembaptisan: Gereja dipanggil untuk membaptis orang-orang dalam nama Bapa,
Anak, dan Roh Kudus. Pembaptisan adalah simbol pengakuan iman dan komitmen
terhadap Yesus Kristus dan menjadi bagian dari jemaat gereja.
 Pengajaran: Gereja dipanggil untuk mengajarkan dan mematuhi segala sesuatu yang
telah diperintahkan oleh Yesus. Ini meliputi pengajaran Alkitab, pembinaan rohani,
dan penerapan prinsip-prinsip Kristiani dalam kehidupan sehari-hari11.

Dalam melaksanakan amanat agung ini, gereja bekerja sebagai persekutuan orang-orang
percaya yang saling mendukung dan mengasihi satu sama lain, serta melayani dunia di
sekitarnya melalui karya pelayanan sosial, pemberitaan Injil, dan kegiatan-kegiatan yang
mendorong pertumbuhan spiritual dan transformasi sosial. Namun, perlu dicatat bahwa
interpretasi dan pemahaman mengenai "amanat agung" ini dapat berbeda di antara
denominasi dan aliran gereja yang berbeda. Setiap gereja mungkin memiliki penekanan yang
sedikit berbeda dalam bagaimana mereka mengerti dan melaksanakan amanat agung ini
dalam konteks dan tugas mereka yang unik.

10
Sabda, “Latar Belakang Kitab Matius 28:18-20.”
11
I Kadek Agustono Daud, “Gereja Dalam Gerakan Misi Di Indonesia,” Jurnal Teologi Kontekstual Indonesia
2, no. 2 (2022): 1.
Peran Gereja dalam menjalankan Misi dari Tuhan Yesus

Peran gereja dalam menjalankan amanat agung dapat mencakup beberapa aspek yang
penting12. Terdapat beberapa peran kunci gereja dalam menjalankan amanat agung, yaitu:
Pemberitaan Injil; Pembaptisan dan Pembinaan Rohani; Pemuridan dan Pengajaran; Karya
Pelayanan Sosial; Pembangunan Komunitas Kristiani; dan Misi dan Pengutusan. Peran-peran
ini dapat bervariasi tergantung pada denominasi dan konteks gereja tertentu. Namun, pada
intinya, gereja memiliki tanggung jawab untuk mengikuti perintah Yesus Kristus dalam
menjalankan amanat agung-Nya untuk menyebarkan ajaran-Nya, memuridkan orang-orang,
dan memberikan kesaksian Kristiani dalam dunia.

A. Pemberitaan Injil

Peran gereja dalam memberitakan Injil adalah salah satu aspek kunci dalam menjalankan
amanat agung. Berikut adalah beberapa aspek penting mengenai peran gereja dalam
memberitakan Injil:

1. Pemberitaan publik: Gereja dipanggil untuk memberitakan kabar baik tentang Yesus
Kristus secara terbuka dan publik kepada dunia di sekitarnya. Hal ini dapat dilakukan
melalui khotbah dan ceramah di gereja, persekutuan doa, konferensi keagamaan, atau
acara-acara khusus yang dirancang untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas.
2. Misi dan evangelisasi: Gereja harus aktif dalam misi dan evangelisasi, yaitu
membawa kabar baik kepada mereka yang belum mengenal Kristus. Ini melibatkan
pergi ke daerah-daerah yang belum terjangkau dengan Injil, mengirim misionaris,
mengadakan kegiatan evangelisasi seperti pertemuan keagamaan, kampanye
evangelisasi, atau penginjilan rumah ke rumah13.
3. Pelayanan di komunitas: Gereja dapat memberitakan Injil melalui pelayanan yang
nyata dan kasih kepada masyarakat sekitar. Ini termasuk membantu orang-orang yang
membutuhkan, memberikan bantuan sosial, melibatkan diri dalam karya amal, dan
memberikan kesaksian hidup yang mencerminkan nilai-nilai Kristiani. Melalui
tindakan-tindakan seperti ini, gereja dapat menunjukkan kasih Allah kepada dunia dan
mengundang orang-orang untuk mengenal Yesus Kristus.
4. Penggunaan media dan teknologi: Gereja juga dapat menggunakan media dan
teknologi modern untuk memberitakan Injil. Hal ini mencakup penggunaan internet,

12
Daud, “Gereja Dalam Gerakan Misi Di Indonesia.”
13
Sayang Decinta Devada Panjaitan, “Teologi Praktika Di Tengah Pandemi Covid-19,” Jurnal Teologi Rahmat
6, no. 1 (2020): 13–26.
media sosial, podcast, dan saluran komunikasi lainnya untuk menyebarkan ajaran-
ajaran Kristus, menyediakan materi pengajaran Alkitab, dan memberikan kesaksian
tentang pengalaman hidup dengan Kristus14.
5. Pelatihan dan disiplin: Gereja harus melibatkan anggotanya dalam pelatihan dan
pembinaan untuk memberdayakan mereka menjadi saksi-saksi yang efektif. Ini
melibatkan pengajaran dan pendalaman ajaran Kristen, pengembangan keterampilan
komunikasi, dan pelatihan dalam membagikan iman secara efektif kepada orang lain.
6. Doa: Doa adalah elemen penting dalam pemberitaan Injil. Gereja dan jemaatnya harus
secara konsisten berdoa untuk kesempatan dan pembukaan hati orang-orang yang
belum mengenal Kristus. Doa dapat mempersiapkan jalan bagi gereja untuk
memberitakan Injil dengan kuasa dan memampukan hati orang-orang untuk menerima
kabar baik tersebut.

Dengan menjalankan peran ini, gereja berperan sebagai saluran atau instrumen melalui mana
Injil disampaikan kepada orang-orang, baik melalui kata-kata maupun melalui contoh hidup
yang mengilhami. Tujuan utama dari memberitakan Injil adalah untuk membawa orang
kepada iman dan pengenalan yang pribadi dengan Yesus Kristus sebagai Juruselamat
mereka15.

B. Gereja melakukan Pembaptisan dan Pembinaan Rohani

Dalam hal ini, peran gereja dalam membaptis dan pembinaan rohani melibatkan beberapa
aspek penting. Berikut adalah penjelasan tentang peran gereja dalam dua hal tersebut:

Pembaptisan:

 Memberikan pengajaran tentang arti dan pentingnya pembaptisan: Gereja memiliki


tanggung jawab untuk mengajarkan dan menjelaskan kepada individu yang ingin
dibaptis tentang makna, tujuan, dan pentingnya pembaptisan. Ini melibatkan
pengajaran mengenai pengakuan iman, perjanjian dengan Allah, simbol pembersihan
dosa, serta keterhubungan dengan jemaat gereja.
 Persiapan dan pengawasan dalam proses pembaptisan: Gereja juga berperan dalam
mempersiapkan calon baptis sebelum proses pembaptisan dilakukan. Hal ini

14
Handreas Hartono, “Mengaktualisasikan Amanat Agung Matius 28 : 19-20 Dalam Konteks Era Digital
[Actualizing Matthew’s Great Commission 28:19-20 in the Context of Digital Age],” KURIOS (Jurnal Teologi
dan Pendidikan Agama Kristen) 4, no. 2 (2018): 19–20, www.sttpb.ac.id/e-journal/index.php/kurios.
15
Hery Susanto, “Church Focused on Missionary Movement [Gereja Yang Berfokus Pada Gerakan Misioner],”
FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika 2, no. 1 (2019): 62–80.
melibatkan bimbingan rohani, diskusi mengenai keyakinan dan komitmen yang terkait
dengan pembaptisan, serta penelitian dan refleksi terhadap ajaran Alkitab mengenai
pembaptisan. Gereja juga bertanggung jawab dalam mengawasi dan memastikan
proses pembaptisan dilakukan dengan tepat dan sesuai dengan keyakinan gereja
tersebut.
 Menyelenggarakan ritus pembaptisan: Gereja bertugas untuk menyelenggarakan ritus
pembaptisan itu sendiri. Biasanya, hal ini dilakukan dalam kehadiran jemaat sebagai
bentuk kesaksian dan dukungan bagi calon baptis. Gereja juga bertanggung jawab
untuk memastikan bahwa pembaptisan dilakukan sesuai dengan ajaran gereja tersebut,
baik melalui pencelupan air, penyiraman air, atau bentuk-bentuk lain yang diakui
secara teologis oleh gereja tersebut.

Pembinaan Rohani:

 Pengajaran Alkitab dan doktrin Kristen: Gereja memiliki peran penting dalam
mengajarkan ajaran-ajaran Alkitab dan prinsip-prinsip Kristen kepada jemaatnya. Ini
melibatkan pengajaran mengenai doktrin-doktrin inti iman Kristen, etika Kristen,
kehidupan doa, dan praktik rohani lainnya. Gereja bertanggung jawab untuk
memperkuat pemahaman anggotanya tentang iman dan memperdalam hubungan
mereka dengan Tuhan melalui pengajaran yang berkualitas.
 Pendampingan rohani: Gereja juga memiliki peran dalam mendampingi dan membina
secara individu para anggotanya dalam pertumbuhan rohani mereka. Ini melibatkan
pelayanan pastoral, konseling, dan pengawalan rohani yang memungkinkan anggota
gereja untuk menumbuhkan hubungan mereka dengan Tuhan, menghadapi tantangan
dan pergumulan dalam hidup mereka, serta mengembangkan karakter Kristen yang
kuat.
 Pelayanan ibadah dan persekutuan: Gereja menyelenggarakan kebaktian dan kegiatan
persekutuan sebagai sarana untuk membangun dan memperkuat iman jemaatnya.
Melalui ibadah, puji-pujian, doa bersama, dan partisipasi dalam sakramen-sakramen
seperti Perjamuan Kudus, gereja menciptakan ruang bagi anggotanya untuk
mengalami kehadiran Tuhan secara bersama-sama dan memperkuat persekutuan
mereka sebagai tubuh Kristus.
 Pelatihan dan pemberdayaan: Gereja berperan dalam memberikan pelatihan dan
pemberdayaan bagi anggota jemaatnya agar dapat melayani dan berkontribusi dalam
gereja dan masyarakat. Ini melibatkan pengembangan keterampilan dan bakat yang
diberikan oleh Roh Kudus, serta memberikan kesempatan untuk melayani dalam
berbagai pelayanan gereja.

Dalam keseluruhan, peran gereja dalam membaptis dan membina rohani adalah untuk
mempersiapkan, mendampingi, dan memberdayakan anggota jemaat agar dapat hidup dalam
persekutuan dengan Tuhan, tumbuh dalam iman mereka, dan mengalami transformasi rohani
dalam kehidupan sehari-hari16.

C. Gereja dalam Pemuridan dan Pengajaran

Peran gereja dalam pemuridan dan pengajaran merupakan hal yang sangat penting dalam
menjalankan amanat agung Yesus Kristus. Berikut adalah beberapa peran gereja dalam
pemuridan dan pengajaran:

 Mengajarkan ajaran Alkitab: Gereja memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan


ajaran-ajaran Alkitab kepada jemaatnya. Ini melibatkan pemahaman yang mendalam
tentang teologi Kristen, prinsip-prinsip moral, serta nilai-nilai kerajaan Allah yang
terungkap dalam Alkitab. Gereja harus menyediakan pengajaran yang akurat, relevan,
dan terpercaya, sehingga jemaat dapat memahami dan menerapkan ajaran Kristus
dalam kehidupan sehari-hari mereka.
 Membangun fondasi iman: Gereja bertanggung jawab untuk membangun fondasi
iman yang kokoh bagi anggota jemaatnya. Ini dilakukan melalui pengajaran dan
diskusi mengenai ajaran-ajaran dasar iman Kristen, seperti kasih Allah, keselamatan
oleh iman dalam Yesus Kristus, pentingnya pertobatan, dan pemuliaan Allah. Dengan
memperkuat fondasi iman, gereja mempersiapkan anggota jemaat untuk menghadapi
tantangan dan keraguan dalam iman mereka.
 Pelatihan rohani: Gereja berperan dalam melatih anggota jemaat dalam aspek rohani
kehidupan Kristen. Ini meliputi pelatihan dalam doa, pelayanan karismatik atau
karunia-karunia Roh Kudus, praktik kerohanian, kehidupan devosi, dan praktik
spiritualitas Kristen. Gereja membantu jemaatnya untuk mengembangkan hubungan
pribadi yang lebih dalam dengan Tuhan dan hidup secara aktif dalam kehadiran-Nya.
 Pembinaan dan penggembalaan: Gereja memiliki tanggung jawab untuk membina dan
menggembalakan jemaatnya. Pendeta, gembala jemaat, dan pemimpin gereja lainnya
memainkan peran penting dalam memberikan penggembalaan, nasihat, dan

16
ANWAR, RAYYAN ADILLA. Menjadi Kristen Baru: Studi Katekisasi Khusus di Gereja Kristen Indonesia
Pulo Gadung Jakarta Timur. Bachelor's Thesis.
pengawalan rohani kepada anggota jemaat. Mereka menyediakan bimbingan pribadi,
mendengarkan, memberikan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan individu, dan
memberikan perhatian pastoral bagi anggota jemaat yang membutuhkan.
 Pemuridan kelompok kecil: Gereja dapat membentuk kelompok kecil atau kelompok
sel dalam upaya memuridkan anggota jemaat. Kelompok kecil ini dapat berfungsi
sebagai lingkungan yang mendukung dan memfasilitasi pertumbuhan rohani melalui
pembacaan Alkitab bersama, doa bersama, penggembalaan saling, dan pertemuan
reguler untuk saling berbagi dan memperkuat iman.
 Pelatihan pelayanan: Gereja berperan dalam melatih anggota jemaat untuk melayani
dengan karunia dan bakat yang mereka miliki. Ini melibatkan identifikasi,
pengembangan, dan pemberdayaan orang-orang dalam pelayanan gereja. Gereja
memberikan pelatihan praktis dan teologis yang diperlukan agar anggota jemaat dapat
melayani dengan efektif dan sesuai dengan panggilan pribadi mereka.

Melalui pemuridan dan pengajaran yang efektif, gereja mempersiapkan anggota jemaatnya
untuk hidup sebagai murid Kristus yang matang, mampu mengerti, mengamalkan, dan
membagikan ajaran-Nya kepada dunia di sekitar mereka17.

D. Gereja Berkarya dalam Pelayanan sosial

Gereja memiliki peran penting dalam pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan fisik,
emosional, dan sosial orang-orang di dalam dan di luar jemaat gereja 18. Berikut adalah
beberapa cara gereja dapat berkarya dalam pelayanan sosial:

 Pelayanan masyarakat: Gereja dapat mengorganisir dan melaksanakan berbagai


program dan proyek yang bertujuan untuk membantu masyarakat sekitar. Ini mungkin
termasuk pelayanan makanan bagi orang miskin, panti asuhan, rumah sakit, pusat
kesehatan, pelayanan bantuan bencana, program bantuan bagi tunawisma, dan lain
sebagainya. Gereja dapat bekerja sama dengan organisasi nirlaba atau pemerintah
setempat untuk mencapai dampak yang lebih besar dalam memenuhi kebutuhan
sosial.

17
Yonatan Alex Arifianto, Reni Triposa, and Paulus Karaeng Lembongan, “Studi Alkitab Tentang Misi Dan
Pemuridan Dalam Amanat Agung Dan Implikasinya Bagi Kehidupan Kristen Masa Kini,” Diegesis: Jurnal
Teologi 5, no. 2 (2020): 25–42.
18
Timotius, Marthin S. Lumingkewas, and Agus Santoso, “Menelusuri Konsep Pelayanan Sosial John Calvin
Dan Implikasinya Bagi Peran Gereja Dalam Pelayanan Sosial,” Mitra Sriwijaya: Jurnal Teologi dan Pendidikan
Kristen 3, no. 1 (2022): 71–86.
 Pelayanan bagi kelompok rentan: Gereja memiliki perhatian khusus terhadap
kelompok-kelompok rentan dalam masyarakat seperti anak-anak terlantar, orang tua
tunggal, lanjut usia, difabel, dan mereka yang mengalami penindasan atau kekerasan.
Gereja dapat memberikan perhatian khusus, dukungan, dan pelayanan bagi kelompok-
kelompok ini dengan cara seperti penampungan sementara, pelatihan keterampilan,
dukungan psikologis, dan program bantuan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
 Pemberdayaan ekonomi: Gereja dapat membantu dalam pemberdayaan ekonomi
masyarakat dengan menyediakan pelatihan keterampilan, program pengembangan
usaha kecil, atau bekerja sama dengan organisasi mikrofinansial untuk memberikan
akses keuangan kepada mereka yang kurang mampu. Pemberdayaan ekonomi
membantu orang-orang untuk mengatasi kemiskinan dan mencapai kemandirian
finansial.
 Pendidikan dan pengembangan anak: Gereja dapat memainkan peran penting dalam
pendidikan anak-anak dengan menyediakan sekolah, program bimbingan belajar, atau
kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung perkembangan mereka secara holistik.
Gereja juga dapat memberikan pendidikan karakter yang berlandaskan pada nilai-nilai
Kristen serta memberikan bantuan beasiswa bagi anak-anak yang membutuhkan.
 Pelayanan kesehatan: Gereja dapat menyediakan pelayanan kesehatan melalui pusat
kesehatan, klinik, atau program kesehatan komunitas. Ini meliputi pemeriksaan
kesehatan, pelayanan pengobatan dasar, penyuluhan kesehatan, dan dukungan bagi
mereka yang membutuhkan perawatan kesehatan.
 Pendampingan dan pemulihan: Gereja dapat menjadi tempat di mana orang-orang
dapat menemukan dukungan, pemulihan, dan pendampingan dalam menghadapi
kesulitan dan krisis dalam hidup mereka. Gereja dapat menyediakan program
konseling, kelompok dukungan, atau pendampingan spiritual bagi individu atau
kelompok yang mengalami kesedihan, kehilangan, penyalahgunaan, atau trauma.

Melalui pelayanan sosial ini, gereja menunjukkan kasih Allah kepada dunia dan menjadi
instrumen pengubahan sosial yang positif. Gereja juga dapat mengajak orang-orang untuk
turut serta dalam pelayanan sosial sebagai wujud konkret dari iman Kristen yang mengasihi
sesama dan melayani mereka dalam kebutuhan19.

E. Gereja berpartisipasi dalam pembangunan komunitas rohani

19
Nimrot Doke Para, Ezra Tari, and Welfrid F. Ruku, “Peran Gereja Dalam Transformasi Pelayanan Diakonia,”
Jurnal Teologi Kontekstual Indonesia 1, no. 2 (2021): 81.
Pembangunan Komunitas Kristiani merujuk pada upaya gereja dan jemaatnya dalam
membentuk dan memperkuat komunitas yang berdasarkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip iman
Kristen. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan yang saling mendukung, menguatkan
iman, dan berbagi hidup secara bermakna dalam konteks kehidupan sehari-hari. Berikut
adalah beberapa aspek yang terkait dengan pembangunan Komunitas Kristiani:

 Pertumbuhan Rohani: Pembangunan Komunitas Kristiani berfokus pada pertumbuhan


rohani para anggota jemaat. Hal ini mencakup pelajaran Alkitab, doa, ibadah bersama,
persekutuan, dan praktik-praktik spiritualitas Kristen lainnya. Komunitas Kristiani
memberikan dukungan, dorongan, dan lingkungan yang mendorong setiap individu
untuk tumbuh dalam hubungan mereka dengan Tuhan dan memperdalam pemahaman
iman mereka.
 Keterhubungan dan Keterlibatan: Pembangunan Komunitas Kristiani juga
menekankan pentingnya keterhubungan antar anggota jemaat. Ini melibatkan
kebersamaan dalam ibadah, persekutuan, dan kegiatan-kegiatan gereja. Komunitas
Kristiani mendorong saling mengenal, saling mendukung, dan saling melayani antar
anggota jemaat. Hal ini menciptakan ikatan yang erat dan mengembangkan rasa
memiliki terhadap gereja dan misi-misi yang dilakukan bersama.
 Pelayanan dan Pemberdayaan: Komunitas Kristiani memberikan ruang bagi setiap
anggota jemaat untuk melayani dengan karunia-karunia yang diberikan oleh Roh
Kudus. Gereja membantu mengidentifikasi dan mengembangkan bakat dan potensi
masing-masing individu agar dapat berkontribusi secara aktif dalam pelayanan gereja
dan pelayanan sosial di dunia. Pembangunan Komunitas Kristiani memberdayakan
anggota jemaat untuk menyalurkan pelayanan mereka dengan sukacita dan tujuan
yang jelas.
 Perhatian Terhadap Kehidupan Bersama: Komunitas Kristiani peduli dan
memperhatikan kehidupan bersama. Hal ini mencakup dukungan dalam hal kebutuhan
praktis, spiritual, dan emosional. Komunitas Kristiani membentuk jaringan solidaritas
yang memberikan perhatian terhadap orang-orang yang sedang mengalami kesulitan,
krisis, atau kesedihan. Dalam Komunitas Kristiani, anggota jemaat berbagi kehidupan
mereka, menghibur, dan saling menopang satu sama lain.
 Misi dan Pelayanan kepada Dunia: Pembangunan Komunitas Kristiani tidak hanya
berfokus pada diri sendiri, tetapi juga melihat ke luar untuk melayani dunia di
sekitarnya. Komunitas Kristiani bertanggung jawab untuk memberikan saksi kasih
Allah kepada dunia, terlibat dalam pelayanan sosial, advokasi keadilan, dan pekerjaan
misi. Gereja dan anggotanya bekerja sama untuk mempengaruhi transformasi positif
dalam komunitas lokal dan global20.

Pembangunan Komunitas Kristiani adalah suatu proses yang berkelanjutan, yang


memerlukan komitmen dan partisipasi aktif dari seluruh jemaat gereja. Melalui komunitas
yang kuat, gereja dapat menjadi saksi yang hidup dari kerajaan Allah dan mempengaruhi
dunia dengan kasih dan kebenaran Kristus.

F. Gereja memberikan misi dari Tuhan Yesus dan mengutus

Ketika dikatakan bahwa gereja memberikan misi dan mengutus, ini merujuk pada
tanggung jawab gereja untuk mewartakan Injil dan mengirim para pengikut Kristus ke dunia
untuk melaksanakan misi tersebut. Misi gereja adalah panggilan untuk memberitakan kabar
baik tentang keselamatan melalui Yesus Kristus kepada semua orang dan mengajak mereka
untuk mempercayai-Nya.

Berikut adalah beberapa aspek yang terkait dengan misi dan pengutusan gereja:

 Mewartakan Injil: Gereja memiliki tugas penting untuk memberitakan Injil, yaitu
pesan tentang keselamatan yang ditemukan dalam Yesus Kristus. Ini melibatkan
penyebaran kabar baik tentang pengampunan dosa, hidup yang baru dalam Kristus,
dan harapan kehidupan yang kekal. Gereja diutus untuk membagikan pesan ini kepada
semua orang, baik di dalam gereja maupun di luar gereja.
 Menjangkau orang yang belum mengenal Kristus: Gereja diutus untuk menjangkau
mereka yang belum mengenal Kristus. Hal ini melibatkan pelayanan evangelis, misi
lintas budaya, penginjilan di tempat-tempat terpencil, dan berbagai strategi
pemberitaan Injil. Gereja memperluas cakupan misi untuk mencapai orang-orang dari
segala bangsa, suku, dan bahasa.
 Pengutusan para pengikut Kristus: Gereja mengutus para pengikut Kristus ke dunia
untuk menjadi saksi-saksi-Nya. Pengutusan ini melibatkan memberikan dukungan,
pelatihan, dan pembinaan bagi para pekerja misi, penginjil, dan pelayan gereja yang
dikirim keluar untuk melayani dalam berbagai konteks dan budaya. Gereja

20
Arozatulo Telaumbanua, “Peran Gembala Sidang Sebagai Pendidik Dalam Pertumbuhan Rohani Jemaat,”
FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika 2, no. 2 (2019): 362–387.
bertanggung jawab untuk mendukung mereka dengan doa, dukungan finansial, dan
perhatian pastoral21.
 Pembinaan dan pelatihan: Gereja memiliki tanggung jawab untuk membina dan
melatih para pengikut Kristus agar dapat melaksanakan misi dengan efektif. Ini
melibatkan pembinaan rohani, pelatihan teologis, pemberdayaan karunia-karunia Roh
Kudus, dan pengembangan kepemimpinan. Gereja mempersiapkan anggotanya untuk
menjadi saksi yang berpengetahuan, berkomitmen, dan berkarakter dalam
melaksanakan tugas misi mereka.
 Kepedulian sosial dan pelayanan: Misi gereja tidak hanya berfokus pada pemberitaan
Injil, tetapi juga melibatkan pelayanan sosial kepada orang-orang yang membutuhkan.
Ini mencakup membantu orang miskin, merawat anak yatim, melayani orang sakit,
membantu korban bencana, memperjuangkan keadilan sosial, dan berbagai bentuk
pelayanan kasih yang lain. Gereja memberikan teladan kasih Kristus kepada dunia
melalui tindakan nyata pelayanan sosial ini22.

Melalui misi dan pengutusan ini, gereja berperan sebagai agen perubahan dalam dunia,
menyebarkan kasih dan kebenaran Kristus serta mendorong pertumbuhan dan transformasi
rohani bagi individu dan masyarakat.

Kesimpulan

Gereja dipercayakan dengan berbagai tugas dari yang ilahi, termasuk bersinar sebagai
mercusuar harapan bagi bangsa-bangsa dan memprioritaskan misi yang ada. Namun, gereja
mungkin menghadapi kendala dalam menghadapi kemajuan modern. Hubungan antara
penginjilan dan pertumbuhan gereja tidak dapat disangkal, dan tanpa misi dan penginjilan,
gereja tidak dapat bertahan. Di antara banyak pertimbangan penting dalam pelaksanaan tugas
ini adalah pendirian gereja baru, yang merupakan tugas yang mencerminkan panggilan Tuhan
dan membutuhkan partisipasi semua anggota gereja.

Daftar Pustaka

B A B Iv, “Bab IV Geografi Indonesia” (2012): 66–71.

21
Yanto Paulus Hermanto et al., “Peran Gereja Dalam Mempersiapkan Utusan Injil Ke Daerah-Daerah Di
Indonesia: Sebuah Pemikiran Misiologis,” Sanctum Domine: Jurnal Teologi 12, no. 1 (2022): 63–76.
22
Para, Tari, and Ruku, “Peran Gereja Dalam Transformasi Pelayanan Diakonia.”
Ruskhan Gaffar Abdul, “Pemanfaatan Keberagaman Budaya Indonesia Dalam Pengajaran
Bahasa Indonesia,” Seminar Pengajaran Bahasa Indonesia Pertemuan Asosiasi Jepang-
Indonesia di Nanzan Gakuen Training Center, no. November (2007): 1–4.

Susanto Dwiraharjo, “Kajian Eksegetikal Amanat Agung Menurut Matius 28:18-20,” Jurnal
Teologi Gracia Deo 1, no. 2 (2019): 56–73.

Ruskhan Gaffar Abdul, “Pemanfaatan Keberagaman Budaya Indonesia Dalam Pengajaran


Bahasa Indonesia.”

Agus Akhmadi, “Moderasi Beragama Dalam Keragaman Indonesia Religious Moderation in


Indonesia ’ S Diversity,” Jurnal Diklat Keagamaan 13, no. 2 (2019): 45–55.

Hery Susanto, “Gereja Yang Berfokus Pada Gerakan Misioner,” FIDEI: Jurnal Teologi
Sistematika dan Praktika 2, no. 1 (2019): 62–80.

Sabda, “Latar Belakang Kitab Matius 28:18-20,” last modified 2016, sabda.com.

Dwiraharjo, “Kajian Eksegetikal Amanat Agung Menurut Matius 28:18-20.”

Kehidupan Sang, Imago Dei, and Maria Patricia Tjasmadi, “Efektifitas Gereja Dalam
Menuntaskan Amanat Agung” 1, no. 2 (2021): 83–94.

Sabda, “Latar Belakang Kitab Matius 28:18-20.”

I Kadek Agustono Daud, “Gereja Dalam Gerakan Misi Di Indonesia,” Jurnal Teologi
Kontekstual Indonesia 2, no. 2 (2022): 1.

Daud, “Gereja Dalam Gerakan Misi Di Indonesia.”

Sayang Decinta Devada Panjaitan, “Teologi Praktika Di Tengah Pandemi Covid-19,” Jurnal
Teologi Rahmat 6, no. 1 (2020): 13–26.

Handreas Hartono, “Mengaktualisasikan Amanat Agung Matius 28 : 19-20 Dalam Konteks
Era Digital [Actualizing Matthew’s Great Commission 28:19-20 in the Context of Digital
Age],” KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) 4, no. 2 (2018): 19–20,
www.sttpb.ac.id/e-journal/index.php/kurios.

Hery Susanto, “Church Focused on Missionary Movement [Gereja Yang Berfokus Pada
Gerakan Misioner],” FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika 2, no. 1 (2019): 62–80.
ANWAR, RAYYAN ADILLA. Menjadi Kristen Baru: Studi Katekisasi Khusus di Gereja
Kristen Indonesia Pulo Gadung Jakarta Timur. Bachelor's Thesis.

Yonatan Alex Arifianto, Reni Triposa, and Paulus Karaeng Lembongan, “Studi Alkitab
Tentang Misi Dan Pemuridan Dalam Amanat Agung Dan Implikasinya Bagi Kehidupan
Kristen Masa Kini,” Diegesis: Jurnal Teologi 5, no. 2 (2020): 25–42.

Timotius, Marthin S. Lumingkewas, and Agus Santoso, “Menelusuri Konsep Pelayanan


Sosial John Calvin Dan Implikasinya Bagi Peran Gereja Dalam Pelayanan Sosial,” Mitra
Sriwijaya: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 3, no. 1 (2022): 71–86.

Nimrot Doke Para, Ezra Tari, and Welfrid F. Ruku, “Peran Gereja Dalam Transformasi
Pelayanan Diakonia,” Jurnal Teologi Kontekstual Indonesia 1, no. 2 (2021): 81.

Arozatulo Telaumbanua, “Peran Gembala Sidang Sebagai Pendidik Dalam Pertumbuhan


Rohani Jemaat,” FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika 2, no. 2 (2019): 362–387.

Yanto Paulus Hermanto et al., “Peran Gereja Dalam Mempersiapkan Utusan Injil Ke Daerah-
Daerah Di Indonesia: Sebuah Pemikiran Misiologis,” Sanctum Domine: Jurnal Teologi 12,
no. 1 (2022): 63–76.

Para, Tari, and Ruku, “Peran Gereja Dalam Transformasi Pelayanan Diakonia.”

Anda mungkin juga menyukai