Anda di halaman 1dari 6

Esai 1

Ada beberapa faktor yang memotivasi saya menjadi Guru Penggerak:

1. Di usia 37 tahun, alhamdulillah Tuhan masih memberikan nikmat kesehatan untuk bisa
melaksanakan segala aktivitas dengan lancar, khususnya dalam aktivitas pendidikan.
2. Adanya dukungan dari pihak keluarga dan rekan-rekan sejawat.
3. Tugas dan tanggung jawab saya sebagai ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
IPS SMP Kabupaten Bulukumba periode 2019-2024 untuk terus bergerak dan menumbuhkan
semangat belajar sepanjang hayat, serta demi mengembangkan dinamika organisasi agar
menjadi wadah berkontribusi, berkolaborasi, dan bersinergi sesama anggota mengenai
informasi pendidikan atau ilmu pengetahuan sosial yang terbarukan.
4. Perlunya gerakan perubahan besar pendidikan yang dimotori oleh Guru Penggerak. Guru
Penggerak adalah pendidik yang terus menciptakan ruang-ruang belajar merdeka bagi
dirinya dan orang disekitarnya sehingga akan terwujud ekosistem merdeka belajar, tanpa
adanya sikap belajar secara merdeka mustahil akan terwujud merdeka belajar.

Adapun yang dilakukan dalam mewujudkan motivasi tersebut adalah mencari informasi terkait
program Guru Penggerak, dan dengan mengikuti beberapa webinar pendidikan dan pelatihan guru
baik secara luring atau daring sebagai bekal dalam mengikuti tahapan program Guru Penggerak,
serta melakukan diskusi dengan rekan sejawat dan kepala sekolah terkait program Guru Penggerak.

Amanah tugas dan tanggung jawab sebagai ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPS
SMP Kabupaten Bulukumba periode 2019-2024, dalam mengorganisasikan pendidikan dan pelatihan
setiap anggota komunitas demi peningkatan kompetensi pembelajaran yang lebih profesional,
misalnya dalam pemamfaatan atau kolaborasi teknologi informasi pembelajaran dengan ilmu
pengetahuan sosial yang bisa melahirkan praktik pembelajaran baik. Alhamdulillah, saya bisa
memahami dan menguasai pemamfaatan IT dalam pembelajaran, misalnya pemamfaatan google
classroom, office365, dan pembuatan video pembelajaran menarik yang bisa diakses melalui
youtube.

Faktor pendukung lainnya adalah keterlibatan saya dalam gerakan literasi, alhamdulillah sudah
menerbitkan dua judul buku, buku pertama berjudul Cura Minimorum: Meneroka Sampena#1
Kumpulan Artikel Pendidikan Komunitas Guru Menulis tahun 2017, buku kedua berjudul Antologi
Puisi IPS Ilmu Puisi Sosial Bulukumba tahun 2019 kolaborasi Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten
Bulukumba, kemudian ikut membantu komunitas literasi atau taman baca, misalnya dengan aktif
berdiskusi mengenai pengembangan komunitas dan berdonasi buku-buku bacaan.
Kegiatan Dalam Lingkungan Sekolah

Sebagai guru yang diberikan tugas tambahan sebagai kepala perpustakaan UPT SPF SMPN 8
Bulukumba, salah satu program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang saya jalankan adalah Gerakan
Jumat Membaca, setiap hari jumat diawali dengan kegiatan jumat bersih mulai pukul 07.30 sampai
dengan pukul 08.00 Wita, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan jumat membaca mulai pukul 08.30
sampai dengan 09.30 Wita, setelah kegiatan jumat membaca, dilanjutkan dengan kegiatan Proses
Belajar Mengajar (PBM) mulai pukul 10.00 sampai dengan 11.20 Wita. Setiap peserta didik membaca
buku bacaan non mata pelajaran yang telah diregistrasi sebelumnya oleh petugas Tim Literasi kelas
(TLS), buku yang selesai dibaca kemudian diresensi oleh peserta didik pada buku resensi yang telah
disiapkan, lalu hasil resensi dikumpulkan oleh tim literasi kelas untuk selanjutnya akan diperiksa oleh
tim gerakan jumat membaca yang terdiri atas wali kelas, guru bahasa indonesia, guru agama, dan
pihak perpustakaan sekolah, selanjutnya akan dipilih 10 peserta didik peresensi buku terbaik setiap
minggunya yang akan dibacakan oleh peserta didik pada hari jumat minggu berikutnya, begitulah
seterusnya. Buku yang telah selesai dibaca dan diresensi oleh peserta didik akan disimpan dan
diganti dengan buku lainnya pilihan peserta didik. Pada akhir semester akan dipilih raja dan ratu
literasi sekolah berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan oleh tim gerakan jumat
membaca. Selain buku bacaan non mata pelajaran yang menjadi bahan bacaan bagi peserta didik,
setiap jumat minggu terakhir disetiap bulannya, kegiatan membaca diselingi dengan membaca Al
Quran.

Berkat kolaborasi dinamis antara guru dan kepala sekolah, peserta didik dan orang tua/wali peserta
didik, gerakan jumat membaca secara bertahap bisa terlaksana dengan baik dalam mewujudkan
budaya literasi di lingkungan sekolah yang akan berdampak positif bagi lingkungan masyarakat,
mulai dari tahap pembiasan pada tahun pelajaran 2017/2018 dan selanjutnya ketahap
pengembangan pada tahun pelajaran 2018/2019 hingga tahun pelajaran 2019/2020. untuk ketahap
selanjutnya yakni tahap pembelajaran pada tahun pelajaran 2020/2021 perlu adanya diskusi evaluasi
program, selain itu akibat pandemi covid 19 program ini dihentikan untuk sementara waktu.

Kegiatan Dalam Komunitas Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPS SMP Kabupaten
Bulukumba.

Melalui diskusi antara anggota komunitas maka tersusunlah program kerja tahun 2019-2020 serta
jadwal kegiatan setiap semester yang menjadi acuan pengembangan kompetensi pendidik. Jadwal
pertemuan MGMP setiap bulannya diagendakan minimal 2 kali dan maksimal 3 kali dalam sebulan,
pemilihan materi dan pemateri kegiatan sangatlan penting dalam menarik serta memotivasi minat
anggota komunitas untuk mengembangkan dirinya, setiap anggota komunitas yang tuntas mengikuti
kegiatan pendidikan dan latihan atau workshop akan mendapatkan sertifikat. Beberapa workshop
yang pernah diselenggarakan secara mandiri adalah penyusunan perangkat dan media
pembelajaran, pembuatan soal HOTS. Selain itu MGMP juga melaksanakan kegiatan lomba untuk
peserta didik yakni Lomba Cerdas Cermat (LCC) IPS tingkat kabupaten bekerja sama dengan Forum
Komunikasi Guru (FKG) IPS Nasional-PGRI, serta pihak penerbit Erlangga, kegiatan ini selain menguji
kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran IPS, juga sebagai tahap persiapan menghadapi
Olimpiade Siswa Nasional (OSN) atau sekarang dikenal dengan istilah Kompetensi Siswa Nasional
(KSN). MGMP adalah wadah yang sangat perlu dikembangkan sebagai rumah belajar bagi Guru
Penggerak.

Adanya komitmen kerja sama dengan penerbit erlangga mengenai pembiayaan terkait hadiah lomba
dan dana transportasi serta akomodasi, membuat kami pengurus MGMP IPS dan panitia lomba
seleksi tertulis mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial menjadi lebih yakin akan kesuksesan
kegiatan yang baru pertama kali diadakan, selain itu dukungan positif dari dinas pendidikan dan
kebudayaan semakin membuat kami termotivasi untuk menyukseskan kegiatan tersebut, serta
sambutan baik dari pihak sekolah bapak/ibu guru serta kepala sekolah yang bersedia mengirim
peserta didiknya berkompetisi menguji kemampuan peserta didik dalam penguasaan dan
pemahaman materi ilmu pengetahuan sosial yang dipelajari selama proses belajar mengajar
dibangku sekolah. Kami pengurus MGMP IPS dan panitia pelaksana kegiatan akan merencanakan
kegiatan ini akan berlanjut setiap tahunnya demi kesinambungan kompetisi, dan demi menjaga
dinamika kompetensi profesional guru dan peserta didik, serta semakin eratnya silaturahmi dalam
bingkai mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial.

Esai nomor 3

Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Gerakan Jumat Membaca UPT SPF SMP Negeri 8 Bulukumba

begitu banyak tantangan ketika memulai program gerakan jumat membaca, saya sebagai guru yang
diberikan tugas tambahan sebagai urusan kesiswaan, mulai merintis program tersebut pada tahun
pelajaran 2018/2019 di sekolah

Permasalahan ketika memulai gerakan jumat membaca pada tahap pembiasaan menjadi tantangan
yang memerlukan solusi jangka pendek dan jangka panjang yang wajib diselesaikan secara bertahap
demi mewujudkan budaya literasi di sekolah, menghadirkan banyak wacana tentang gerakan literasi
yang diinformasikan lewat tulisan kemudian ditempelkan di mading sekolah dan di mading setiap
kelas serta disetiap sudut-sudut sekolah adalah solusi efektif untuk menyebarkan informasi wacana
literasi yang masih kurang populer di lingkungan sekolah, selain itu pentingnya menyusun Tim
Leterasi Sekolah (TLS) yang melibatkan semua unsur sekolah mulai dari kepala sekolah dan wakil
kepala sekolah sebagai penanggung jawab, komite sekolah, urusan kurikulum, urusan kesiswaan,
kepala perpustakan, pegawai tata usaha, serta pengurus OSIS. Tim literasi sekolah selanjutnya
bekerja berdasarkan petunjuk teknis yang telah disusun dan disepakati bersama, sebagai ketua tim
literasi sekolah memahamkan job description kepada semua tim leterasi sekolah adalah proses yang
membutuhkan kesabaran dan dilakukan secara berulang-ulang. Gerakan jumat membaca pada tahap
pembiasaan membutuhkan lingkungan belajar yang menarik dan kaya sumber belajar, perlunya
pembuatan sudut-sudut baca di setiap kelas, menata taman baca sekolah, guru dan tenaga pendidik
wajib memberikan contoh pentingnya rajin membaca buku, mengajak peserta didik untuk
mendonasikan buku bacaan serta bertukar buku bacaan dengan sesama peserta didik lainnya, selain
itu menjalin kerja sama dengan pemuda/mahasiswa diluar lingkungan sekolah untuk turut
berpasrtisipasi disetiap kegiatan literasi yang diselenggarakan oleh sekolah. untuk menambah
koleksi buku bacaan perpustakaan, pihak sekolah mengalokasikan dana BOS untuk pembelian buku-
buku bacaan. Pada tahap pembiasaan semua potensi sebaiknya dieksplorasi demi mewujudkan
budaya literasi.

Demi mewujudkan budaya literasi sekolah, demi mengejar ketertinggalan literasi Indonesia, maka
sebagai ketua tim literasi sekolah, mengsosialisasikan tag line LITERASI ATAU MATI kepada peserta
didik adalah suatu keharusan, pembiasaan literasi dasar mesti progresif dilaksanakan, karena
peserta didik yang kaya dan menguasai banyak informasi akan lebih mudah dalam mengelaborasi
mata pelajaran yang diterima dari gurunya, pengalaman belajar bermakna yang didapatkan peserta
didik jelas akan mempengaruhi sikap dan pandangan terhadap lingkungannya, menumbuhkan
karakter positif dan kedewasaan berpikir adalah tujuan dari program gerakan jumat membaca tahap
pembiasaan. guru wajib keluar dari zona nyamannya dari sekedar mengugurkan kewajiban sekedar
mengajar di kelas lalu pulang, kerja ihlas dan sabar dibutuhkan dalam mengembangakan program
gerakan jumat membaca, serta gerakan literasi sekolah perlu dukungan serius dari organisasi profesi
guru dan dari pemerintah daerah khususnya dinas pendidikan dan kebudayaan, dari dinas
perpustakaan daerah dalam mendorong terciptanya budaya literasi disetiap sekolah. Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) adalah program strategis pemerintah demi mewujudkan generasi emas
Indonesia, ada banyak gerakan diluar sekolah yang membangun jejaring pejuang literasi di berbagai
daerah hingga kepelosok desa, rumah dan taman baca tersebar sudah lama memulai gerakan
membudayakan baca tulis dikalangan masyarakat, mereka melakukannya secara mandiri
berdasarkan kepedulian dan hati nurani, seharusnya sekolah atau lembaga pendidikan malu dengan
gerakan mereka yang cenderung lebih baik dan progresif dalam membudayakan literasi.

Gerakan jumat membaca tetap terus berjalan, meskipun rendahnya minat guru dan peserta didik
dalam membaca buku, minimal guru dan peserta didik sudah terbiasa dalam menyentuh dan
membaca buku sedikit demi sedikit, agar buku yang dibaca memiliki kesan, maka buku yang sudah
dibaca kemudian diresensi. kegiatan tahap pembiasaan gerakan jumat membaca diprogramkan
selama satu tahun pelajaran 2018/2019 yang pelaksanaannya dievaluasi setiap tiga bulan. OSIS dan
tim literasi kelas adalah salah satu nadi utama gerakan jumat membaca, peserta didik secara
berkesinambungan dibelajarkan untuk cinta buku. Alhamdulillah selama setahun program berjalan,
50% peserta didik sudah terbiasa dengan kegiatan membaca dan menulis.

Esai 5

Pendidikan dan Latihan Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Ilmu Pengetahuan Sosial yang
diselenggrakan pada tanggal 8 Desember 2019 sampai dengan 22 Desember 2020, peserta kegiatan
adalah bapak/ibu guru IPS se-Kabupaten Bulukumba, sebagai guru inti atau pengampu pada kelas
IPS A dengan jumlah peserta sasaran diklat sebanyak 20 peserta setiap kelasnya, program
peningkatan kompetensi pembelajaran berbasis zonasi adalah kegiatan yang berfokus dan akan
mengajarkan guru cara merancang pembelajaran yang mengarahkan peserta didik pada proses
pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking
Skills (HOTS)

Yang menjadi fokus pendidikan dan latihan bagi guru sasaran adalah membiasakan guru untuk
membuat pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi mulai dari
perencanaan pembelajaran, pelaksanaannya, serta proses penilainnya, membiasakan peserta didik
untuk berpikir tingkat tinggi sehingga dapat meningkatkan kompetensinya, fokus diklat selanjutnya
adalah sebagai acuan dalam pengembangan kurikulum sekolah dan sebagai acuan supervisi
akademik dalam rangka evaluasi peningkatan kompetensi peserta didik. kegiatan diklat dilaksanakan
sesuai petunjuk teknis pelaksanaan peningkatan kompetensi pembelajaran, penilaian guru sasaran
terkait kehadiran, kedisiplinan, keaktifan, dan ketuntasan mengerjakan tugas pada lembar kerja
menjadi perhatian penting guru inti dan panitia pelaksana agar kegiatan diklat berjalan sesuai
komitmen profesionalisme dan tanggung jawab sehingga output bisa memuaskan dalam praktek
pembelajaran selanjutnya sesuai dengan pengetahuan baru yang didapatkan pada saat mengikuti
diklat PKP.

Sebagai Guru Inti (GI) dalam proses pendidikan dan latihan Peningkatan Kompetensi Pembelajaran
(PKP) bagi Guru Sasaran (GS) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), agar proses diklat
berjalan lancar dan mudah dipahami oleh peserta, sebelumnya semua peserta telah diberikan e-
modul PKP serta referensi pendukung materi terkait lainnya, melengkapi media audio visual agar
penyampaian materi diklat atau transfer pengetahuan lebih mudah dipahami dan proses diskusi bisa
berjalan lebih efektif, selama proses diklat PKP ada beberapa peserta yang belum mahir
menggunakan laptop, solusinya adalah membentuk empat kelompok kecil yang terdiri dari lima
peserta setiap kelompoknya, guru yang belum mahir menggunakan laptop bergabung dengan
kelompok yang pesertanya mahir menggunakan laptop sehingga dalam kelompok para peserta
saling membantu, salin belajar atau berdikusi membahas materi diklat, tugas kelompok dan tugas
individu. Tugas-tugas pada lembar kerja diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Apabila ada peserta yang terkandala dalam memahami materi diklat atau terkendala dalam
menyelesaikan tugas pada lembar kerja, untuk lebih membuka ruang diskusi membahas kendala
yang dihadapi maka dibuat whatsApp grup diskusi PKP IPS kelas A. Alhamdulillah semua peserta bisa
berhasil menuntaskan tugas PKP, utamanya tugas peer teaching yang diawali dengan menyusun
program, menganalisis materi pelajaran, pemetaaan tujuan pembelajaran, membuat perangkat
pembelajaran dan membuat evaluasi pembelajaran berbasis HOTS.

Pendidikan dan latihan Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) diakhiri dengan post tes untuk
mengukur pemahaman guru sasaran selama mengikuti diklat PKP, sebanyak 20 peserta
alhamdulillah lulus post tes, 5 peserta lulus dengan predikat BAIK, dan 15 peserta lulus dengan
predikat CUKUP, nilai tertinggi pos tes peserta adalah 87,5333 dan nilai terendah adalah 70,044.
Sebanyak 60 guru sasaran peserta diklat PKP Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang terbagi kedalam 3
kelas yang diampu oleh 3 guru inti, hanya satu peserta yang tidak berhasil lulus post tes.

Anda mungkin juga menyukai