189 - Kembang Seri - B1a019222 - Aldi Dwi Pa - Laporan Individu - Asistensi Ke - 1
189 - Kembang Seri - B1a019222 - Aldi Dwi Pa - Laporan Individu - Asistensi Ke - 1
DISUSUN OLEH:
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
RINGKASAN
iv
Pernikahan Dini yang ditujukan bagi siswa dan anak-anak remaja di Desa Kembang
Seri
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dalam Pasal 1 angka 1 dirumuskan bahwa anak adalah orang dalam perkara
anak nakal yang telah mencapai umur 8 (delapan) tahun, tetapi belum
mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah menikah. Jadi
anak dibatasi dengan umur antara 8 (delapan) tahun sampai berumur 18
(delapan belas) tahun. Sedangkan syarat kedua, si anak belum pernah kawin.
Maksudnya tidak sedang terikat dalam perkawinan ataupun pernah kawin dan
kemudian cerai. Apabila si anak sedang terikat dalam perkawinan atau
perkawinannya putus karena perceraian, maka si anak dianggap sudah dewasa,
walaupun umurnya belum genap 18 (delapan belas) tahun.
e. Anak dalam Hukum Perburuhan.
Hukum perburuhan mendefinisikan anak adalah orang laki-laki atau
perempuan berumur 14 (empat belas) tahun ke bawah.
f. Anak menurut KUHP.
Pasal 45 KUHP mendefinisikan anak yang belum dewasa apabila belum
berumur 16 (enam belas) tahun. Oleh karena itu, apabila ia tersangkut dalam
perkara pidana hakim boleh memerintahkan supaya si tersalah itu
dikembalikan kepada orang tuanya, walinya atau pemeliharanya dengan tidak
dikenakan suatu hukuman, atau memerintahkannya supaya diserahkan kepada
pemerintah dengan tidak dikenakan suatu hukuman. Namun ketentuan dalam
Pasal 35, 46 dan 47 KUHP ini sudah dihapus dengan lahirnya Undang-undang
No.3 Tahun 1997.
g. Anak menurut Undang-undang Perkawinan.
Pasal 7 ayat (1) Undang-undang Pokok Perkawinan (Undang-undang No.1
Tahun 1974) mengatakan, bahwa seorang pria hanya diijinkan kawin apabila
telah mencapai usia 19 (Sembilan belas) tahun dan pihak wanita telah
mencapai umur 16 (enam belas) tahun.
Penyimpangan atas hal tersebut hanya dapat dimintakan dispensasi kepada
Pengadilan Negeri.
h. Menurut Undang-undang Kesejahteraan Anak.
Dalam Undang-undang tentang kesejahteraan anak dinyatakan bahwa belum
dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun
dan belum pernah kawin.
i. Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia
18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Pernikahan usia dini adalah pernikahan yang dilakukan secara sah oleh
seseorang laki-laki atau perempuan yang belum mempunyai persiapan dan
kematangan sehingga dikawatirkan akan mengalami sejumlah resiko yang besar.
Resiko besar ini bahkan akan menjadi pengaruh dalam segi kesehatan saat
melahirkan. Pasal 7 (2) UU No.1/1974 tentang perkawinan mengatur batas
minimum usia perkawinan berada di usia anak serta factor pendukung lainnya
2
seperti factor ekonomi, perkawinan antara pilihan orang tua dengan kemauan
sendiri, pernikahan dini dipaksakan atau pernikahan dini karena kecelakaan. Usia
minimum pernikahan berdasarkan UU No. 1/1974 tentang perkawinan adalah 19
tahun untuk pihak pria, dan 16 tahun untuk pihak wanita (Ariany, 2017; Hardani,
2015; Shodikin et al., 2015). Walaupun demikian, selama usia calon mempelai
dibawah 21 tahun, maka perkawinan hanya dapat berlangsung jika telah
mendapatkan izin kedua orang tua. Adanya perbedaan ini ternyata menimbulkan
polemik.
Berdasarkan sudut pandang hukum perlindungan anak, usia 16 tahun
merupakan usia anak.Salah satu dasar hukum berupadasarkan penafsiran bahwa
usia dewasa menurut UU Perkawian adalah 18 tahun. Lebih dalam lagi, Putusan
MK No.22/PUU-XV/2017 menyatakan bahwa adanya pembedaan perlakuan
antara pria dan wanita ini memiliki dampak. Dampaknya ada pada terhalangnya
pemenuhan hak konstitusi warga negara, baik dalam aspek sipil, politik, ekonomi,
pendidikan, budaya, sosial (Faizal, 2020).
Akhirnya, melalui putusan aquo, MK memerintahan kepada pembentuk undang-
undang untuk melakukan perubahan terhadap UU No.1/1974. MK 208
berpendapat bahwa Pasal 7 (1) UUNo.1/1974 merupakan kebijakan hukum yang
diskriminatif. Pasal aquo tidak memberikan jaminanperlindungan HAM, sehingga
harus direvisi. Terlebih jika dilihat dari sudut pandang pendidikan,menikah diusia
16 tahun membuat mempelai wanita mendapatkan akses yang sangat terbatas
terhadap pendidikan, bahkan sekedar memenuhi kebutuhan dasar. Dalam
putusannya, MK menyatakan bahwa frasa 16 tahun pada Pasal 7 (1) UU No.1/1974
tidak memiliki kekuatan hukummengikat, dan memerintahkan kepada pembentuk
undang-undang untuk melakukan perubahan terhadap batas minimal usia
perkawinan.
Hal ini sesuai dengan kondisi masyarakat di Desa Kembang Seri, masih
banyak masyarakat di desa tersebut belum memahami ketentuan UU NO 16 tahun
2019 , mereka masih menggunakan UU NO 1 tahun 1974 yang mengatur batas
usia nya masih dibawah anak, maka dari itu dengan tingkat perkawinan usia anak
yang semakin meingkat setiapbulannya, Untuk menekan angka perkawinan anak
usia dini, dibutuhkan adanya sosialisasi kepadamasyarkat. Sosialisasi ditekankan
pada aspek hukum, perihal legalitas usia minimum perkawinan untuk mempelai
perempuan maupun mempelai laki-laki. Agar lebih efektif, sosialisasi dapat
dilakukan pada sasaran masyarakat yang berkonsentrasi pada pemberdayaan
perempuan dan anak.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Penegakan Hukum Terhadap Kenaklan Anak?
Bagaimana Upaya Penyadaran Pemahaman Tentang Pencegahan Resiko
Pernikahan Usia Dini Di Kembang Seri?
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
3
Memberikan wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat terhadap
kenakalan anak dan resiko pernikahan dini
b. Tujuan Khusus
Memberikan pemahaman tentang Kenakalan anak dan Resiko
Pernikahan Usia Dini pada masyarakat dan memberikan manfaat yang
berguna selama KKN Regular Universitas Bengkulu Periode 97
1.4 Manfaat
Menambah wawasan terhadap penyadaran pemaham kenakalan anak dan
resiko pernikahan dini serta menambah pengetahuan kepada masyarakat Desa
Kembang Seri Kecamatan Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan
4
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
DESA/KELURAHAN : KEMBANG
SERI
KECAMATAN : PINORAY BIDANG : SOSIAL
A KEGIATAN KEMASYARAKA
TAN
KABUPATEN/KOTA : BENGKUL
U
SELATAN
NO Nama Kegiatan Masalah Faktor Alternati Target
Pokok Penunjang Penghambat f
1. Sosialisasi Kurangn Belum Terdapat Membe Masyaraka
Penegakan Hukum ya Memiliki dukungan rikan t
Terhadap Kenaklan pengetah kesadaran yang dari pemaha
Anak uan tinggi terhadap perangkat man
masyara pentingnya Desa tentang
kat pengetahuan Kembang masyar
dalam tentang hukum Seri akat
pencegah dan bahaya tentang
an kenakalan penega
kenakala remaja kan
n anak hokum
terhada
p
kenakal
an anak
2. Sosialisasi Kurangny Semakin Kurangnya Memb Masyarakat
Pencegahan Resiko a meningkatnya pengetahua erikan
pernikahan dini pengetah pernikahan n pemaha
uan dini masyarakat man
masyara disebabkan terkait pada
kat akan krangnya Penegakan masyar
Pencega pemahaman Hukum akat
han akan rsiko dan terhadap setemp
resiko dampak kenakalan at
anak bahwa
5
pernikah pernikahan akan
an dini. dini bahaya
dan
dampak
pernika
han
dini.
6
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan KKN ini adalah menjalin
kerjasamaantara mahasiswa dengan masyarakat di desa setempat sebagai usaha
pemahaman tentang Penegakan Hukum Terhadap Kenakalan Anak dan Upaya
pencegahan pernikahan dini, sebagai sarana-prasarana dalam membantu
pemerintah menanggulangi masalah yang ada di masyarakat serta mewujudkan Tri
Darma Perguruan Tinggi yaitu penelitian, pengembangan, dan pengabdian pada
masyarakat, khususnya masalah sosial dan kesehatan masyarakat.
3.2 Proses Observasi
Observasi dilakukan dengan melakukan survei terlebih dahulu dan memohon
izin ke Kepala Desa Kembang Seri untuk melakukan Kuliah Kerja Nyata di tempat.
Setelah itu, program kerja dilaksanakan dari tanggal 1 Juli s.d 16 Agustus 2022 di
Desa Kembang Seri, Kecamatan Pino Raya, Kabupaten Bengkulu Selatan.
3.3 Pelaksanaan Kegiatan
Kuliah Kerja Nyata regular (offline) dilaksanakan pada tanggal 1 Juli s.d 16
Agustus 2022 di Desa Kembang Seri, Kecamatan Pino Raya, Kabupaten Bengkulu
Selatan.
3.4 Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan dilakukan dengan membuat laporan kemajuan yang akan
di kirim kepada DPL setiap 2 minggu sekali (tanggal 24 juli dan 7 agustus) sampai
minggu ke-7. Setelah semua kegiatan terlaksana selama 7 minggu kemudian
dilanjutkan dengan membuat laporan akhir yang ditulis secara sistematis dan
diserahkan kepada DPL.
7
BAB IV
RENCANA LUARAN YANG DIHASILKAN
8
BAB V
RENCANA BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
KABUPATEN/KOTA : BENGKULU
SELATAN
Tabel 5.1 Rencana Anggaran Biaya
No Uraian Jumlah satuan Harga satuan (Rp) Jumlah (Rp) Sumber dana
1 Sosialisasi Penegakan Hukum Terhadap Kenakalan Anak dan Upaya Pencegahan Resiko
•Pernikahan
Makanan Dini
Ringan 40 buah Rp 1.000 Rp 40.000
• Gorengan 20 buah Rp 2.000 Rp 40.000 Mahasiswa
• Kopi, Teh dan Gula Rp 30.000
• Dana Tak Terduga Rp. 50.000
Total Rp 160.000
Mengetahui Kembang Seri, 10 Juli 2022
Koordinator Kelompok Peserta KKN
9
5.2 Jadwal Kegiatan
KALENDER KERJA
MAHASISWA KKN UNIB PERIODE 97 TAHUN 2022
KELOMPOK 189 DESA KEMBANG SERI
Juli Agustus
No Kegiatan
1 2 3 4 5 1 2 3
1. Pelepasan KKN
2. Observasi
3. Persiapan proposal
4. Lokakarya
5. Persiapan materi
6. Pelaksanaan Kegiatan
7. Pelaporan
Kegiatan
8. Laporan
Kegiatan
Akhir
9. Penarikan peserta KKN
Kembang Seri, 10 Juli 2022
Mengetahui Peserta KKN
Koordinator Kelompok
10
DAFTAR PUSTAKA
11
LAMPIRAN
12