Anda di halaman 1dari 142

ANALISIS MINAT BACA SISWA KELAS V(B)

SDN ROROTAN 03 PADA MASA


PANDEMI COVID-19

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :
MOHAMAD AS’AD KHOLILULLAH
NIM. 11170183000017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU


MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1444 H/2022 M
i
ii
iii
ABSTRAK

Mohamad As’ad Kholilullah (NIM : 11170183000017). Analisis Minat Baca


Siswa Kelas V (B) SDN Rorotan 03 Pada Masa Pandemi Covid-19.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat baca siswa kelas V(B) SDN
Rorotan 03 pada masa Pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif deskriptif dengan tujuan mengkaji minat baca siswa kelas V(B) SDN
Rorotan 03 pada masa Pandemi Covid-19. Subjek pada penelitian ini adalah
kepala sekolah, guru wali kelas V(B), siswa-siswi kelas V(B) tahun ajaran
2021/2022. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya secara keseluruhan
minat baca siswa kelas V(B) SDN Rorotan 03 menurun semenjak datangnya
Pandemi Covid-19, padahal sebelum datangnya pandemi siswa memiliki minat
baca yang tinggi. Ada banyak faktor pemyebab menurunnya minat baca siswa
pada masa Pandemi Covid-19 ini, diantaranya faktor sistem pembelajaran jarak
jauh yang membuat siswa bosan dengan pembelajaran, faktor lingkungan, faktor
fasilitas yang diberikan sekolah maupun orang tua dirumah, dan faktor
pengoptimalan gadget.

Kata Kunci: Minat Baca, Pandemi Covid-19

iv
ABSTRACT

Mohamad As'ad Kholilullah (NIM: 11170183000017). Analysis of Reading


Interest of Class V (B) SDN Rorotan 03 Students During the Covid-19
Pandemic.

This study aims to determine the reading interest of class V(B) SDN Rorotan 03
students during the Covid-19 pandemic. This research is a descriptive qualitative
research with the aim of assessing the reading interest of class V (B) SDN
Rorotan 03 students during the Covid-19 Pandemic. The subjects in this study
were school principals, homeroom teachers for class V(B), students in class V(B)
for the academic year 2021/2022. The results of this study indicate that the
overall reading interest of grade V (B) SDN Rorotan 03 students has decreased
since the arrival of the Covid-19 pandemic, even though before the arrival of the
pandemic students had high reading interest. There are many factors that cause a
decline in student interest in reading during the Covid-19 pandemic, including
distance learning system factors that make students bored with learning,
environmental factors, facilities provided by schools and parents at home, and
gadget optimization factors.

Keywords: Reading Interest, Covid-19 Pandemic

v
KATA PENGANTAR

Alhamduillah, puji syukur kehadira Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas


rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat serta
sala semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan hingga zaman terang benderan
seperti saat ini.

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk melengkapi syarat menyelesaikan


studi S-1 Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dengan judul
“Analisis Minat Baca Siswa Kelas V(B) SDN Rorotan 03 Pada Masa
Pandemi Covid-19”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak


sedikit mengalami kesulitan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan banyak bantuan, arahan,
dan bimbingan serta motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku Kepala Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Rohmat Widiyanto, M. Pd., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan


Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Lu’luil Maknun, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
menyediakan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan, serta

vi
motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu.

6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam


Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya dosen- dosen program
studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah mendidik dan
mengajarkan ilmu yang bermanfaat.

7. Sulistyawati, S.Pd. selaku kepala SDN Rorotan 03 yang telah memberikan


izin untuk melaksanakan penelitian, Ibu Hafsyah selaku wali kelas V (B),
dan perangkat sekolah lainnya yang membantu penulis melengkapi data-
data pendukung penelitian.

8. Kedua orang tua, Ayah Zaenal Abidin dan Mamah Lilis Sumyati yang telah
memberikan kasih sayang yang tiada terkira serta tidak henti-hentinya
mendo’akan, memotivasi, serta memberikan dukungan moril dan materil
kepada penulis

9. Teman-teman seperjuangan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah


Ibtidaiyah (PGMI) Angkatan 2017 yang telah berbagi ilmu, pengalaman, dan
cerita yang tak bisa dibeli dengan apapun.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang
namanya tidak bisa disebukan satu persatu. Harapan dan untaian doa penulis
semoga selalu mendapatkan rahmat dan keberkahan dari Allah Subhanahu Wa
Ta’ala.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi masih jauh dari kesempurnaan.


Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penulis di masa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga
karya ini dapat bermanfaat bagi pada pembaca, dan juga bagi pengembangan
pendidikan.

vii
Jakarta, 14 Mei 2022

Penulis

viii
Daftar Isi
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ........................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iii
ABSTRACK ......................................................................................................... iv
ABSTRACK ............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
1. Manfaat Teoritis ...................................................................................... 7
2. Manfaat Praktis ....................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 8
A. Deskripsi Teori ............................................................................................. 8
1. Minat ....................................................................................................... 8
a. Pengertian Minat ................................................................................. 8
2. Baca ....................................................................................................... 10
a. Pengertian Membaca......................................................................... 10
b. Fungsi dan Tujuan Membaca ........................................................... 12
c. Proses dan Tahapan Membaca .......................................................... 13
d. Manfaat Membaca ............................................................................ 15
3. Minat Baca ............................................................................................ 17
a. Pengertian Minat Baca ...................................................................... 17
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca .............................. 19
c. Aspek Minat Baca ............................................................................. 22
4. Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19........................................ 24
a. Pengertian Pandemi Covid-19 dan Cara Pencegahannya ................. 24

ix
b. Pembelajarn Pada Masa Pandemi Covid-19 ..................................... 28
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 34
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 38
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 38
B. Metode Penelitian....................................................................................... 38
C. Instrumen Penelitian................................................................................... 40
1. Wawancara ............................................................................................ 40
2. Kuisioner (Angket) ................................................................................ 44
D. Teknik Analisis Data .................................................................................. 46
E. Data dan Sumber Data ............................................................................... 48
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 49
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................. 49
1. Profil SDN Rorotan 03 .......................................................................... 49
2. Visi Misi dan Tujuan SDN Rorotan 03 ................................................. 50
3. Data Tenaga Pendidik dan Peserta Didik .............................................. 51
B. Minat Baca Siswa Kelas V (B) SDN Rorotan 03 Pada Masa Pandemi
Covid-19 ............................................................................................................. 54
C. Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca Siswa Kelas V (B) SDN Rorotan
03 Pada Masa Pandemi Covid-19 ............................................................. 59
1. Faktor Pendukung Minat Baca Siswa Kelas V (B) SDN Rorotan 03
Pada Masa Pandemi Covid-19 .................................................................. 62
2. Faktor Penghambat Minat Baca Siswa Kelas V (B) SDN Rorotan 03
Pada Masa Pandemi Covid-19 .................................................................. 65
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 69
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 69
B. Saran ........................................................................................................... 70
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 72
Lampiran ............................................................................................................. 76

x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membaca merupakan salah satu dari beberapa keterampilan
berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa untuk mempermudah
memahami hal-hal dan pengetahuan baru. Membaca biasa dilakukan
didasarkan minat yang tinggi. Hal ini dibenarkan menurut Iskandar
wassid, minat berkembang membentuk suatu bentuk kebiasaan, bila
kegiatan membaca dilandasi minat yang tinggi maka kegiatan itu akan
dilakukan secara tetap dan teratur. Minat baca merupakan salah satu kunci
keberhasilan seseorang dalam meraih ilmu pengetahuan dan teknologi jika
minat baca tinggi maka sangat membantu keberhasilan seseorang dalam
proses belajar.
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 4 ayat 5 dinyatakan bahwa “prinsip
penyelenggaraan pendidikan adalah dengan mengembangkan budaya
membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat”.1
Namun pada kenyataannya, minat baca yang dimiliki masyarakat
Indonesia masih sangat rendah, menurut data United Nations Educational
Scientific and Cultural Organization (UNESCO) tahun 2012 indeks minat
baca di Indonesia baru mencapai 0,001.2 Artinya dari setiap 1.000 orang
hanya ada satu orang saja yang punya minat baca.
Riset berbeda bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang
dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu,
Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal
minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas
Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung

1
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2006), hal 8-9.
2
https://www.kominfo.go.id/content/detail/10862/teknologi-masyarakat-indonesia-malas-
baca-tapi-cerewet-di-medsos/0/sorotan_media. Diakses pada 28 Januari 2022.

1
membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.3
Generasi muda masa kini lebih mementingkan apa yang mereka sukai
daripada apa yang bermanfaat untuk mereka. Terutama sesuatu yang
instan dan tidak mengeluarkan biaya banyak pasti sangat disenangi para
generasi muda. Salah satu contohnya yaitu penggunaan gadget untuk
mengakses internet. Generasi muda zaman modern ini menggunakan
gadget hanya untuk kegiatan yang berbau kekinian.
Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International
Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-
operation and Development (OECD) pada 2019. Tingkat literasi
Indonesia pada penelitian di 70 negara itu berada di nomor 62, ujar Staf
ahli Menteri dalam negeri (Mendagri), Suhajar Diantoro pada Rapat
kordinasi nasional bidang perpustakaan tahun 2021.4 Oleh karena itu,
dapat dikatakan pemahaman membaca siswa di Indonesia tergolong
rendah, karena minat bacanya pun rendah.
Fenomena diatas tidak rasional mengingat 60 juta penduduk
Indonesia memiliki gadget, atau urutan kelima dunia terbanyak
kepemilikan gadget. Lembaga riset digital marketing Emarketer
memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia
lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan
menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di
dunia setelah Cina, India, dan Amerika. Ironisnya, meski minat baca buku
rendah tapi data wearesocial per Januari 2017 mengungkap orang
Indonesia bisa menatap layar gadget kurang lebih 9 jam sehari.
Menurut Word Economic Forum menyebutkan bahwa, literasi
merupakan dasar (bagaimana peserta didik menerapkan keterampilan
berliterasi untuk kehidupan sehari-hari), kompetensi (bagaimana peserta
didik menyikapi tantangan yang kompleks), dan karakter (bagaimana

3
https://www.kompasiana.com/buanintana/5cbedf0a3ba7f7138a4a9822/rendahnya-
minat-baca-membuat-indonesia-tertinggal-dengan-negara-tetangga. Diakses pad 08 Februari 2022.
4
https://perpustakaan.kemendagri.go.id/?p=4661. Diakses pada 28 Januari 2022.

2
peserta didik menyikapi perubahan lingkungan mereka).5 Tidak mudah
untuk mendorong siswa agar kemauan membacanya meningkat. Siswa
harus menumbuhkan kesadaran dalam dirinya. Sedikit sekali siswa yang
mempunyai kesadaran membaca. Kemajuan teknologi merubah hampir
semua aspek menjadi digital salah satunya yaitu tingkat minat baca buku
pada siswa. Siswa lebih tertarik pada sesuatu yang berbau digital seperti
mengakses internet untuk hal yang menurutnya menyenangkan.
Mengakses bacaan atau informasi merupakan hal yang kesekian kali.
Penggunaan gadget yang tidak bijaksana berakibat negatif pada siswa.
Bermain game online, berselancar di media sosial dan mengakses sesuatu
yang mungkin tidak sesuai dengan moral akan membuang waktu mereka
untuk belajar.
Gerakan Literasi berjalan sejak diterbitkanya Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan
Budi Pekerti.6 Salah satu hal pokok yang tertuang dalam peraturan tersebut
yaitu kewajiban membaca buku nonteks pelajaran selama 15 menit
sebelum jam pembelajaran dimulai setiap hari di sekolah. Berdasarkan
amanat tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
(Ditjen Dikdasmen) meluncurkan program Gerakan Literasi Sekolah
(GLS). Untuk mengawali program Gerakan Literasi Sekolah Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah pada awal tahun 2016
membentuk Satuan Tugas Gerakan Literasi Sekolah.
Tahun 2020 menjadi tahun yang berat bagi kita semua, hingga saat
ini Indonesia masih dilanda pandemic Covid 19. COVID-19 merupakan
penyakit menular yang di menular yang disebabkan oleh sindrom
pernapasan akut corona virus 2 (Severe Acute Repiratory Syndrome
Coronavirus 2 atau SARSCoV -2). Virus ini merupakan keluarga
Coronavirus yang dapat menyerang hewan. Ketika menyerang manusia,

5
https://www.weforum.org/agenda/2016/03/21st-century-skills-future-jobs-students/.
Diakses pada 28 Januari 2022.
6
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/04/tingkatkan-literasi-bacatulis-kemendikbud-
adakan-pertemuan-penulis-bahan-bacaan. Diakses pada 28 Januari 2022.

3
Coronavirus biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan,
seperti flu, MERS (Middle East Respiratory Syndrome), dan SARS
(Severe Acute Repiratory Syndrome).
COVID-19 sendiri merupakan coronavirus jenis baru yang
ditemukan di Wuhan, Hubei, China pada tahun 2019. Covid-19 banyak
membawa dampak baik maupun buruk bagi semua makhluk hidup dan
alam semesta. Segala daya dan upaya sudah dilakukan pemerintah guna
memperkecil kasus penularan Covid-19. Tak terpungkiri salah satunya
adalah kebijakan belajar online, atau dalam jaringan (daring) untuk seluruh
siswa/i hingga mahasiswa/i karena adanya pembatasan sosial.
Di tengah pandemi Covid-19 ini, sistem pendidikan mengalami
transformasi sistem pembelajaran menjadi pembelajaran berbasis online
yang dilaksanakan oleh semua guru dan juga siswa dalam upaya
menimalisir penyebaran virus tersebut. Pandemi Covid-19 mengharuskan
masyarakat, khususnya guru dan siswa untuk melaksanakan kebijakan
social distancing atau di Indonesia lebih dikenal dengan physical
distancing (menjaga jarak fisik) untuk menimalisir persebaran virus
tersebut. Jadi kebijakan ini diupayakan untuk memperlambat laju
persebaran Covid-19 di tengah masyarakat.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
merespon hal tersebut dengan menetapkan kebijakan belajar dari rumah,
melalui pembelajaran berbasis online. Kebijakan pemerintah ini mulai
efektif diberlakukan di beberapa wilayah provinsi di Indonesia pada hari
senin, 16 Maret 2020 yang juga diikuti oleh wilayah-wilayah provinsi
lainnya. Hal ini mengacu pada surat edaran Nomor 4 Tahun Tentang
Pelaksanaan Kebijakan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus
Disease (Covid-19) dengan menjalankan sistem pembelajaran berbasis
daring/jarak jauh.7

7
Surat Edaran Mendikbud No. 4 Tahun 2020, Tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan Pada Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID- 19), diakses pada
tanggal 28 Januari 2022, dari situs https://pusdiklat.kemdikbud.go.id/surat-edaran-mendikbud-no-

4
Dengan adanya kebijakan tersebut mungkin para orang tua resah
dan gelisah melihat anak-anaknya tidak belajar di tengah situasi pandemi
Covid 19 ini. Para guru dan orang tua harus bekerja sama dalam mendidik
anak-anaknya dan para guru dan orang tua harus menumbuhkan dan juga
meningkatkan minat baca anak/siswa dalam situasi pandemi seperti ini
biar para anak/siswa tidak terlepas dari namanya buku dan membaca.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis
menganggap diperlukan solusi atas masalah yang terjadi, sehingga penulis
tertarik melaksanakan penelitian tentang minat baca, penelitian ini
berjudul “Analisis Minat Baca Siswa Kelas V(B) SDN Rorotan 03 Pada
Masa Pandemi Covid-19”.
Secara umum terdapat penelitian yang mirip dengan penelitian ini,
dan ada juga perbedaan antara penelitian ini dan penelitian sebelumnya,
jika disandingkan dengan penelitian dari Hambali Alman Nasution Yang
berjudul “Minat Baca dikalangan Mahasiswa Prodi PAI Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan di Perpustakaan UIN Sumatera Utara Medan
Stambuk 2015”, penelitian dari Sarah Maiyasah yang berjudul “Minat
Baca Siswa Pada Masa Pandemi Covid-19”, penelitian dari Zulfa Fahmy
dkk yang berjudul “Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Minat Baca
Siswa Sekolah Dasar”, penelitian dari Sukmawati dengan judul “Minat
Baca di Perpustakaan pada siswa SMP Negeri 1 Molawe Kabupaten
Konawe Utara”
Adapun kesamaan penelitian yang penulis buat dengan penelitian
sebelumnya yaitu sama-sama membahas tentang minat baca, dan dampak
pandemi terhadap minat baca. Selain itu terdapat beberapa kesamaan
dalam penggunaan metode pendekatan penelitian dan sumber data.
Sedangkan kebaruannya terletak pada subjek dan objek penelitian.
Penelitian sebelumnya menganalisis minat baca pada ranah umum dan
mahasiswa, ada juga yang diranah sekolah menengah, belum ada yang

4-tahun-tentang-pelaksanaankebijakan-pendidikan-dalam-masa-darurat-penyebaran-corona-virus-
disease-covid-1-9/.

5
meneliti di sekolah dasar. Objek penelitian terdahulu terlalu luas sehingga
peneliti ingin lebih menspesifikasikan lagi. Dan juga beberapa penelitian
sebelumnya terfokus kepada dampak pandeminya bukan di minat bacanya.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,
maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Keaktifan belajar siswa menurun
2. Banyak tenaga pendidik merasa kesulitan dalam memberikan
pengetahuan di masa Pandemi Covid-19
3. Belum ada kegiatan analisis minat baca siswa di sekolah SDN Rorotan
03 selama Pandemi Covid-19
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi fokus penelitian yang telah diuraikan di
atas, maka penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Analisis Minat Baca Siswa kelas V(B) SDN Rorotan 03 pada masa
Pandemi Covid-19.
2. Faktor penyebab tinggi/rendahnya minat baca Siswa kelas V(B) SDN
Rorotan 03 pada masa Pandemi Covid-19.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana Minat Baca siswa kelas V(B) SDN Rorotan 03 pada masa
Pandemi Covid-19?
2. Faktor apa yang mempengaruhi tinggi/rendahnya minat baca siswa
kelas V(B) SDN Rorotan 03 pada masa Pandemi Covid-19?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui minat baca
siswa kelas V(B) SDN Rorotan 03 pada masa Pandemi Covid-19.

6
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan
praktis, diantaranya sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Bagi penulis, penelitian ini merupakan sarana uji kemampuan
sebagai upaya pengembangan pengetahuan dan pengalaman
berdasarkan teori dan praktik yang telah diperoleh penulis selama
menempuh pendidikan di perkuliahan
b. Bagi pembaca dan penulis selanjutnya, diharapkan penelitian ini
dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian yang relevan
dengan tema bahasan yang sejenis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi lembaga pendidikan, diharapkan penelitian ini dapat
memberikan kontribusi untuk membuat sistem yang berfokus pada
pengembangan minat baca pada masa pandemi covid-19.
b. Bagi pendidik, penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi
untuk mengetahui minat baca siswa pada masa pandemi covid-19.

7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Minat
a. Pengertian Minat
Minat ialah suatu dorongan yang menyebabkan terikatnya
perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran,
benda dan orang.8 Slameto menyatakan bahwa:
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan itu tersebut, semakin besar minat.9

Sementara pengertian minat menurut Sardiman yakni sebagai


berikut:
Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila
seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau
10
kebutuhankebutuhannya sendiri.

Pawit M. Yusuf sebagaimana dikutip Sudarsana dan Bastiano


menyatakan bahwa pengertian minat adalah kesenangan atau
perhatian yang terus-menerus terhadap suatu objek karena adanya
pengharapan akan memperoleh kemanfaatannya. Aspek minat terdiri
dari aspek kognitif dan aspek afektif.11
Djaali juga berpendapat tentang minat sebagai berikut:
Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang
menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada

8
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2015), hlm 63.
9
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), hlm 180.
10
Sardiman A.M, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Jakarta: PT Raja. Grafindo
Persada, 2004), hlm 76.
11
Undang Sudarsana, dan Bastiano, Pembinaan Minat Baca, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2010), hlm 424.

8
hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi
dalam suatu aktivitas.12

Berdasarkan uraian di atas, maka minat yang dimaksud oleh


peneliti yaitu berupa rasa ketertarikan terhadap suatu hal atau aktifitas
atas kesadaran sendiri, karena adanya pengharapan akan memperoleh
kemanfaatannya.
Minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu
kesiapan berbuat bila ada stimulasi khusus sesuai dengan keadaan
tertentu. Minat dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam dirinya dan
dari luar dirinya. Namun faktor yang paling dominan adalah faktor
lingkungan. Bloom mengatakan dalam Iskandar bahwa minat
seseorang akan dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi minat adalah pekerjaan, sosial ekonomi, bakat, jenis
kelamin, pengalaman, kepribadian dan pengaruh lingkungan.13
Seseorang yang memiliki tingkat sosial ekonomi yang tinggi, dapat di
arahkan ke dalam suatu wadah walaupun harus mengeluarkan biaya
yang mahal. Sebaliknya jika seseorang tidak memiliki tingkat sosial
ekonomi yang tinggi, orang tersebut mengarahkan di tempat terbatas.
Sebagai contoh jika siswa memiliki minat yang tinggi terhadap seni
suara, siswa tersebut bisa masuk ke dalam tempat les vokal yang
mahal tetapi sebaliknya siswa memiliki ekonomi terbatas tetapi
memiliki minat terhadap seni suara siswa tersebut hanya mengikuti
ektra kurikuler di sekolah.
Jika minat anak di arahkan kepada hal yang baik, seperti siswa
memiliki minat terhadap buku maka sejak kecil anak tersebut di
arahkan kepada hal-hal tentang buku tersebut seperti membacakan
cerita-cerita yang menarik sehingga anak tersebut memiliki rasa ingin
belajar membaca dan pada akhirnya anak tersebut memiliki kecintaan

12
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm 121.
13
Iskandarwassid & Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung:
Remaja Rosdakarya Bandung, 2011), hlm 23.

9
pada membaca. Dari sinilah motivasi pokok yang dapat mendorong
tumbuh dan berkembangnya minat membaca.
Minat merupakan dorongan atau motivasi untuk memahami
kata demi kata dan isi yang terkandung dalam teks bacaan tersebut,
sehingga pembaca dapat memahami hal-hal yang dituangkan dalam
bacaan.14 Setiap sesuatu hal ada motivasi atau dorongan, maka hal
tersebut pasti ada kemauan dan akan di laksanakan.
Hurlock mengatakan dalam Dalman, minat yang berkembang
pada anak karena hal berikut:
1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan mental
2) Minat bergantung pada kesiapan belajar
3) Minat di peroleh dari pengaruh budaya
4) Minat di pengaruhi oleh bobot emosi
5) Minat adalah sifat egosentrik keseluruhan masa kanak-kanak15
Berdasarkan uraian pendapat di atas, minat adalah perpaduan
antara keinginan dan kemauan karena adanya motivasi yang timbul
dalam diri seseorang tanpa adanya paksaan dari orang lain tetapi
lingkungan juga sangat berperan dalam mempengaruhi minat
seseorang. Apabila siswa berada pada lingkungan yang di
sekelilingnya suka akan buku seperti di lingkungan keluarga
ayahnya suka akan buku maka minat membaca akan tumbuh dan
berkembang.

2. Baca
a. Pengertian Membaca
Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari
kombinasi beberapa huruf dan kata.16 Nurhadi berpendapat tentang
pengertian membaca, yaitu sebagai berikut:
Dalam pengertian sempit, membaca adalah kegiatan
memahami makna yang terdapat dalam tulisan. Sementara

14
Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), hlm 121.
15
Ibid, hlm 149.
16
Undang Sudarsana dan Bastiano, Op. Cit., 425.

10
dalam pengertian luas, membaca adalah proses pengolahan
bacaan secara kritis-kreatif yang dilakukan pembaca untuk
memperoleh pemahaman menyeluruh tentang bacaan itu,
yang diikuti oleh penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi
dan dampak bacaan itu.17

Membaca adalah menemukan hubungan antara teks dan


konteks dari teks bersangkutan, dan bagaimana menghubungkan
antara teks/konteks dengan konteks saya, atau konteks
pembacanya.18
Membaca adalah proklamasi yang menghapus sifat
“ummiyyah” (tidak dapat membaca dan menulis). Membaca
merupakan kunci ilmu dan pengetahuan.19 Gie menyatakan bahwa:
Membaca adalah serangkaian kegiatan pikiran seseorang
yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memahami
sesuatu keterangan yang disajikan kepada indera
penglihatan dalam bentuk lambang huruf dan tanda
lainnya.20

Dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa membaca adalah


kegiatan memahami makna, pengertian atau keterangan yang
terdapat pada tulisan yang merupakan rangkaian huruf atau kata.
Dari pengertian diatas terungkap bahwa kegiatan membaca
bukanlah semata-mata proses visual saja, akan tetapi melibatkan
dua macam informasi, yaitu pertama yang datangnya dari apa yang
ada di depan mata kita, dan yang kedua datangnya dari belakang
mata kita. Hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang
mampu membuat intisari dalam bacaan.
Membaca merupakan kemampuan dan keterampilan untuk
membuat suatu penafsiran terhadap bahan yang dibaca. Yang
dimaksud dengan kepandaian membaca tidak hanya

17
Nurhadi, Teknik Membaca, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), hlm 2.
18
Paulo Freire, and Ira Shor, Menjadi Guru Merdeka: Petikan Pengalaman, Translated
by A. Nashir Budiman, Cet.2, (Yogyakarta: Lkis Pelangi Aksara, 2013), hlm 17.
19
Raghib As-Sirjani, dan Amir Al-Madani, Spiritual Reading: Hidup Lebih Bermakna
dengan Membaca, (Solo: Aqwam, 2007), hlm 80.
20
The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern, (Yogyakarta: Liberty, 2000), hlm 5.

11
menginterpretasikan huruf-huruf, gambar-gambar, dan angka-
angka saja, akan tetapi yang lebih luas daripada itu ialah
kemampuan seseorang untuk dapat memahami makna dari suatu
yang dibacanya.
b. Fungsi dan Tujuan Membaca
Fungsi dan tujuan membaca Fungsi dan tujuan dari
membaca dapat dikutip dari pendapat para ahli seperti dibawah ini.
Berikut ini beragam tujuan membaca yang menuntut jenis
bacaan khusus dan strategi khusus dalam membaca menurut
Nurhadi, yaitu:21
1) Ingin memahami secara detail dan menyeluruh isi buku.
2) Ingin menangkap gagasan utama buku secara cepat.
3) Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di seluruh
dunia.
4) Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di
masyarakat sekitar.
5) Ingin memperoleh kenikmatan dari karya fiksi.
6) Ingin memperoleh informasi tentang lowongan pekerjaan.
7) Ingin mencari produk atau barang yang cocok untuk dibeli.
8) Ingin mendapatkan informasi tentang sesuatu.
9) Ingin menemukan makna suatu kata (istilah) sulit.
10) Ingin menilai kebenaran gagasan pengarang/penulis.
11) Ingin mendapatkan petunjuk praktis tertentu.
12) Ingin mendapatkan keterangan tentang pendapat sesorang
(ahli) atau keterangan tentang definisi suatu istilah.
13) Ingin mendapatkan informasi dalam beragam keperluan dan
sumber.
14) Ingin mendapatkan temuan ilmiah terbaru dalam bidang
tertentu

21
Nurhadi, Op.Cit., hlm 3-4.

12
Dalam mencari informasi dan memperluas cakrawala
pengetahuan, membaca mempunyai arti penting. Dalam studi ilmu
pengetahuan, hampir semuanya diperoleh dengan membaca.22
Sedangkan tujuan membaca menurut Gie dapat dibedakan
berdasarkan ragam bacaannya, yaitu sebagai berikut:23
1) Membaca ragam hiburan (cerita-cerita dalam novel).
Tujuannya terutama ialah untuk menikmati cerita itu dan
menghargai kemampuan pengarang mengolah alur kisahnya
sehingga merupakan kebulatan yang indah, selesai atau
mencapai puncaknya.
2) Membaca ragam sepintas (secara cepat). Tujuannya dapat
berupa dua macam, yaitu untuk memperoleh gambaran
selayang pandang mengenai apa yang diuraikan dalam
sesuatu bahan bacaan atau untuk menemukan suatu
keterangan yang memang sejak semula dicari dalam bahan
bacaan itu.
3) Membaca ragam belajar (buku pelajaran, bacaan suatu
bidang pengetahuan). Tujuannya ialah untuk menangkap,
memahami, dan mengingat berbagai pengetahuan dalam
suatu cabang ilmu.
Fungsi dan tujuan membaca yang dimaksud dalam
penelitian ini ialah untuk memperoleh dan menangkap informasi,
makna, pengetahuan, materi, ide serta gagasan yang berasal dari
suatu buku bacaan.
c. Proses dan Tahapan Membaca
Menurut Nurhadi bahwa kegiatan membaca meliputi tahap
prabaca, tahap saat membaca dan tahap pasca baca. Berikut
pembahasannya:24
1) Tahap Prabaca
22
Undang Sudarsana, dan Bastiano, Loc. Cit.
23
Gie, Op. Cit., hlm 6-7.
24
Nurhadi, Op.Cit., hlm 4-5.

13
Menentukan tujuan membaca, mendapatkan bacaan atau
buku yang sesuai, melakukan survey awal untuk mengenali
isi bacaan dan buku, membuat keputusan untuk membaca,
Mengaktifkan skemata yang dimiliki, dan Membuat daftar
pertanyaan.
2) Tahap Saat Baca
Membaca dengan teliti bacaan atau buku, membuat analisis
dan kesimpulan secara kritis, menyimpan informasi
pengetahuan yang diperoleh, membuat catatan, komentar,
atau ringkasan penting, mengecek kebenaran sumber, serta
menghubungkan dengan gagasan penulis lain.
3) Tahap Pascabaca
Menentukan sikap menerima atau menolak gagasan/isi
bacaan, mendiskusikan dengan orang lain, membuat
komentar balikan, menerapkan dalam kehidupan sehari-
hari, mengubah menjadi bentuk lain, serta memunculkan ide
baru.
Sudarsana dan Bastiano menyatakan bahwa:
kegiatan membaca bukanlah semata-mata proses visual saja,
akan tetapi melibatkan dua macam informasi, yaitu pertama
yang datangnya dari apa yang ada di depan mata kita, dan
yang kedua datangnya dari belakang mata kita. Hasil akhir
dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat
intisari dari bacaan.25

Sedangkan tahap membaca bila dilihat berdasarkan


perkembangan usia/jenjangnya dibagi menjadi beberapa tingkatan.
Tingkatan membaca permulaan yaitu proses pengubahan lambang
bunyi bahasa menjadi huruf-huruf, juga mencakup pengenalan
hurufhuruf sebagai lambang bunyi bahasa. Proses inilah yang
terutama dibina dan dikuasai, dan ini terutama dilakukan pada masa
anak-anak khususnya pada tahun permulaan sekolah. Setelah

25
Undang Sudarsana, dan Bastiano, Loc. Cit.

14
pengubahan tersebut dikuasai secara mantap, barulah penekanan
diberikan pada pemahaman isi bacaan, umumnya disebut tingkatan
membaca lanjut. Inilah yang dibina dan dikembangkan secara
bertahap pada tahun-tahun selanjutnya di sekolah. Sudah barang
tentu bahwa di rumah juga pembinaan dan pengembangan itu dapat
dilakukan.26
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud proses tahapan
membaca yaitu proses yang bermula dari teks bacaan yang diserap
pembaca, lalu diterima dan dipahami oleh pembaca sebagai sebuah
makna, kemudian hasil dari proses membaca tersebut berfungsi
sebagai wawasan pengetahuan bagi si pembaca.
d. Manfaat Membaca
Sudarsana dan Bastiano mengemukakan tentang manfaat
membaca, yaitu sebagai berikut:27
Seseorang yang mempunyai minat dan perhatian yang
tinggi terhadap bacaan tertentu dapat dipastikan akan
memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap minat
tersebut dibandingkan dengan orang yang kurang berminat
terhadap topik tersebut.

Membaca bisa mempertajam pikiran, anjuran itu berlaku


untuk semua jenis bacaan, bahkan komik anak-anak sekali pun.28
Sedangkan menurut Mudjito dalam Sudarsana dan Bastiano
menyebutkan bahwa dengan membaca seseorang antara lain
dapat:29
1) Mengisi waktu terluang
2) Mengetahui hal-hal yang aktual yang terjadi di
lingkungannya

26
DP. Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien,
(Bandung: Angkasa, 2008), hlm 5.
27
Sudarsana, dan Bastiano, Loc. Cit.
28
Savira Arumdini, Yunus Winoto, Rully Khairul Anwar, Hubungan Antara Pola Asuh
Orang Tua Dengan Minat Baca Anak, Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan, Vol. 4, No. 2,
2016, hlm 174.
29
Undang Sudarsana dan Bastiano, Op. Cit., 426.

15
3) Memuaskan pribadi yang bersangkutan
4) Memenuhi tuntutan praktis kehidupan sehari-hari
5) Meningkatkan minat terhadap sesuatu lebih lanjut
6) Meningkatkan pengembangan diri sendiri
7) Memuaskan tuntutan intelektual
8) Memuaskan tuntutan spiritual, dan lain-lain.
Putra berpendapat bahwa:
Dengan membaca, orang lebih terbuka cakrawala
pemikirannya. Melalui bacaan, seseorang berkesempatan
melakukan refleksi dan meditasi, sehingga budaya baca
lebih terarah kepada budaya intelektual daripada budaya
hiburan yang dangkal.30

Yang paling umum dari manfaat membaca buku adalah kita


dapat belajar dari pengalaman orang lain. Atau, dengan membaca
buku, kita dapat menambah pengetahuan.31 Djaali berpendapat
bahwa minat yang telah disadari terhadap bidang pelajaran,
mungkin sekali akan menjaga pikiran siswa, sehingga dia bisa
menguasai pelajarannya.32 Slameto memandang bahwa membaca
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap belajarnya seseorang,
sebagaimana dikemukakannya sebagai berikut:33
Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar. Hampir
sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca. Agar
dapat belajar dengan baik maka perlulah membaca dengan
baik pula, karena membaca adalah alat belajar.

Gie menambahkan tentang manfaat membaca bahwa


kegiatan membaca yang dilakukan secara terampil akan

30
Putra, Masri Sareb, Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini, (Jakarta: P.T Indeks, 2008),
hlm 7.
31
Hernowo, Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar secara Menyenangkan,
(Bandung: MLC, 2005), hlm 33.
32
Djali, Op. Cit., 121-122.
33
Slameto, Op. Cit., 83-84.

16
membukakan jendela pengetahuan yang luas, gerbang kearifan
yang dalam, dan lorong keahlian yang lebar di masa depan.34
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa manfaat membaca
meliputi terciptanya pemahaman yang lebih baik, pengembangan
diri, terbuka cakrawala pemikiran, menambah pengetahuan serta
menguasai pelajaran sehingga dapat mempengaruhi terhadap
belajarnya seseorang.

3. Minat Baca
a. Pengertian Minat Baca
Berikut merupakan pengertian minat membaca menurut
Sudarsana dan Bastiano, yaitu:35

Minat membaca adalah kekuatan yang mendorong anak


untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap
aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan
aktivitas membaca dengan kemauan sendiri.
Minat baca merupakan dorongan untuk memahami kata
demi kata dan isi yang terkandung dalam teks bacaan tersebut,
sehingga pembaca dapat memahami hal-hal yang dituangkan dalam
bacaan itu.36

Jadi, minat baca merupakan aktivitas yang dilakukan


dengan penuh ketekunan dalam rangka membangun pola
komunikasi dengan diri sendiri untuk menemukan makna tulisan
dan menemukan informasi untuk mengembangkan intelektualitas
yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan perasaan senang yang
timbul dari dalam dirinya

Menurut Mapiarre, minat baca adalah tingkat kesenangan


yang kuat (excitement) dalam melakukan kegiatan
membaca yang dipilihnya karena kegiatan tersebut
menyenangkan dan memberi nilai kepadanya. Membaca

34
Gie, Loc. Cit.
35
Undang Sudarsana dan Bastiano, Op. Cit., 427.
36
Dalman, Op. Cit., 141.

17
sebagai salah satu cara untuk menambah dan meningkatkan
ilmu pengetahuan, memperluas pandangan, memperkaya
informasi dan merangsang munculnya ide-ide baru.37
Jadi minat baca adalah tingkat kesenangan yang kuat dalam
melakukan kegiatan membaca karena kegiatan tersebut
menyenangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan, memperluas
pandangan, serta memperkaya informasi.

Menurut Koko Srimulyo yang dikutip oleh Ali Rohmad


menyatakan bahwa minat membaca adalah kecenderungan hati
yang tinggi terhadap aktivitas membaca membaca atau sebagai
keinginan atau kegairahan yang tinggi terhadap aktivitas membaca
dan minat membaca itu bisa diidentikkan dengan kegemaran
membaca.38

Indikator-indikator untuk mengetahui apakah seseorang


memiliki minat baca yang tinggi atau masih rendah adalah sebagai
berikut:39

1) Frekuensi dan kuantitas membaca


Frekuensi dan waktu yang digunakan seseorang untuk
membaca, seseorang yang mempunyai minat baca sering kali
akan banyak melakukan kegiatan membaca dan sebaliknya.
2) Kuantitas sumber bacaan
Seseorang yang memiliki minat baca akan berusaha membaca
yang variatif. Mereka tidak hanya membaca bacaan yang
mereka butuhkan pada saat itu tapi juga membaca bacaan yang
mereka anggap penting.
3) Keinginan mencari bahan bacaan

37
Nurdin, Pengaruh Minat Baca, Pemanfaatan Fasilitas dan sumber Belajar Terhadap
Prestasi Belajar IPS Terpadu SMP Negeri 13 Bandar Lampung, Jurnal Ekonomi dan Pendidikan,
Vol. 8 No. 1, April 2011, hal 90. Diakses pada tanggal 31 Januari 2022, dari situs
https://media.neliti.com/media/publications/17290-ID-pengaruh-minat-baca-pemanfaatan-fasilitas-
dan-sumber-belajar-terhadap-prestasi-b.pdf.
38
Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan, (Yogyakarta: TERAS, 2009), hlm 283.
39
Dalman, Op. Cit., 141.

18
Seseorang yang memiliki minat baca yang kuat akan
diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan
bacaan dan kemudian membacanya atas kesadaran sendiri.
Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa minat baca yang
dimaksud dalam penelitian ini yaitu kemauan atau keinginan dari
dalam diri siswa untuk tertarik dan senang terhadap aktifitas
membaca buku bacaan, sehingga tanpa disadari kegiatan membaca
sudah menjadi kebutuhan bagi individu siswa tersebut.

Dari pengertian minat, membaca, dan minat baca diatas


maka terdapat perbedaan antara membaca dan minat baca.
Membaca merupakan proses yang dilakukan dan digunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis.
Sedangkan minat baca adalah suatu perhatian yang kuat dan
mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan
membaca sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk membaca
dengan kemauan sendiri.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca


Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya minat baca yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
seperti pembawaan, kebiasaan, dan ekspresi diri. Faktor internal
meliputi intelegensi, usia, jenis kelamin, kemampuan membaca,
sikap, serta kebutuhan psikologis. Intelegensi merupakan
kemampuan keseluruhan atau global individu untuk bertindak
sesuai dengan tujuan, berfikir logis atau rasional, dan berbuat
secara efektif terhadap keadaan.
Sementara faktor eksternal adalah faktor-faktor yang
berasal dari luar atau faktor lingkungan, baik dari lingkungan
keluarga, tetangga maupun lingkungan. Faktor eksternal ini
mempengaruhi adanya motivasi, kemauan, dan kecenderungan

19
untuk selalu membaca. Faktor eksternal meliputi belum tersedianya
bahan bacaan yang sesuai, status sosial, ekonomi, kelompok etnis,
pengaruh teman sebaya, orang tua, guru, televisi, serta film.
Belum tersedianya bahan bacaan yang sesuai, maksudnnya
masih memilih-milih bahan bacaan, padahal sebetulnya untuk dapat
meningkatkan minat membaca, tidak harus membaca buku yang
sangat kita senangi, karena dengan cara membaca bahan bacaan
apapun, secara tidak langsung kita sedang melatih diri agar terbiasa
untuk membaca, sehingga kita akan senang membaca, karena
membaca adalah untuk mendapat informasi, dan informasi itu
dapat diperoleh dari berbagai macam bahan bacaan.40
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca
lainnya yaitu sebagai berikut:41
1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan mental.
Minat berubah seiring dengan perkembangan fisik dan mental
yang juga mengalami perubahan, jenis bacaan pun akan
berubah seiring dengan level perkembangan dan kematangan
pribadi.
2) Minat bergantung pada kesiapan belajar.
Kesempatan belajar anak yang paling tinggi adalah lingkungan
rumah, di mana lingkungan rumah merupakan stimulus paling
awal dan tempat belajar paling utama bagi anak untuk belajar
membaca dan mempertahankannya dan kemudian menjadi
suatu kebiasaan.
3) Minat diperoleh dari pengaruh budaya.
Budaya merupakan kebiasaan yang sifatnya permanen,
sehingga sangat memungkinkan dengan adanya budaya

40
Teguh Yudi Cahyono, Peran Perpustakaan Dalam Membina Kemampuan dan Minat
Baca, (Malang: UPT Perpustakaan UM, 2014), hlm 3. Diakses pada tanggal 31 Januari dari situs
http://digilib.um.ac.id/index.php/Artikel-Pustakawan/peran-perpustakaan-dalam-membina-
kemampuan-dan-minat-baca.html.
41
Dalman, Op. Cit., 150-151.

20
membaca akan membuat seseorang baik secara tidak langsung
maupun langsung mempengaruhi minat baca menjadi tinggi.
4) Minat dipengaruhi oleh bobot emosi.
Seseorang yang telah menemukan manfaat dari kegiatan
membaca akan menimbulkan reaksi positif yang akan membuat
orang tersebut ingin mengulanginya lagi, sehingga kesenangan
emosi yang mendalam pada aktivitas membaca akan
menguatkan minat baca.
5) Minat adalah sifat egosentik di keseluruhan masa anak-anak.
Seorang anak yang yakin aktivitas membaca akan membuatnya
memiliki wawasan luas dan kecerdasan dalam menyikapi
hidup, maka akan terus-menerus melakukan aktivitas membaca
sampai tua.
Jahja menguraikan tentang faktor-faktor yang meliputi
minat, sebagai berikut:
1) Kebutuhan fisik, sosial dan egoistis.
2) Pengalaman.
Menurut Bernard dalam sadirman, minat timbul tidak
secara tiba-tiba/spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi,
pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja.42
Sudarsana dan Bastiano mengemukakan faktor yang
mempengaruhi minat baca adalah sebagai berikut:
Keinginan dan perilaku seseorang merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi pengembangan suatu kebiasaan
yang tumbuh dari hari ke hari, bulan ke bulan dan tahun ke
tahun. Perilaku senang membaca merupakan hasil dari
pembentukan kebiasaan yang hanya dapat terwujud melalui
pembinaan yang lama.43
Menurut Sudarsana dan Bastiano faktor yang turut
mempengaruhi rangsangan membaca adalah faktor sosiologi dan

42
Sardiman A.M, Loc. Cit.
43
Undang Sudarsana dan Bastiano, Loc. Cit.

21
psikologi pembaca.44 Faktor sosiologi misalnya yaitu faktor sarana
membaca dan latar belakang sosial ekonomi. Psikologi pembaca
pada dasarnya berkenaan dengan dua masalah dasar, yaitu motif
membaca dan kesesuaian usia. Motivasi membaca digambarkan
oleh Hans E. Ciehrl sebagai berikut: pertama, keinginan untuk
menangkap dan menghayati apa yang dijumpai di dunia-alamnya.
Kedua, berasal dari 22 hasrat untuk mengatasi atau setidaknya
melonggarkan keterikatan manusia. Dan ketiga, pengalaman
ketidakpuasan dalam keadaan diri sendiri. Sedangkan kesesuaian
usia dikemukakan oleh Meler menunjukkan lima fase, yaitu:
1) Usia fantasi anak, umur 2-4 tahun,
2) Usia dongeng, umur 4-8 tahun,
3) Usia petualangan, umur 8-11/12 tahun,
4) Usia kepahlawanan, umur 12-15 tahun, dan
5) Usia liris dan romantis, umur 15-20 tahun.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas,
disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi minat baca siswa
adalah faktor sosiologi dan psikologi siswa. Sosiologi meliputi
faktor sarana membaca dan latar belakang sosial ekonomi.
Psikologi pembaca meliputi motif membaca dan kesesuaian usia.
c. Aspek Minat Baca
Menurut Sudarsana dan Bastiano bahwasannya aspek minat
membaca meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat
membaca, frekuensi membaca dan jumlah buku bacaan yang
pernah dibaca.45 Sedangkan menurut Rahim menyebutkan bahwa
orang yang mempunyai minat baca yang kuat akan diwujudkannya
dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian
membacanya atas kesadarannya sendiri.46

44
Undang Sudarsana dan Bastiano, Op. Cit., 511.
45
Undang Sudarsana dan Bastiano, Loc. Cit.
46
Rahim Farida, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
hlm 28.

22
Hurlock mengemukakan bahwa minat sendiri terdiri dari
dua aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif.47
1) Aspek Kognitif
Aspek kognitif didasari pada konsep perkembangan di
masa anak-anak mengenai hal-hal yang menghubungkannya
dengan minat. Minat pada aspek ini berpusat pada apakah hal
yang diminati akan menguntungkan dan mendatangkan
kepuasan pribadi. Misalnya kegiatan membaca, ketika siswa
melakukan kegiatan membaca tentu saja mengharapkan sesuatu
yang didapat dari proses membaca sehingga banyak manfaat
yang didapat dari kegiatan membaca. Jumlah waktu yang
dikeluarkan pun berbanding lurus dengan kepuasan yang
diperoleh akibat membaca sehingga kegiatan membaca akan
menjadi tetap, yang pada gilirannya ini akan menjadi sebuah
kebutuhan yang sifatnya harus terpenuhi.
2) Aspek Afektif
Aspek afektif atau emosi yang mendalam merupakan
konsep yang menampakkan aspek kognitif dari minat
ditampilkan dalam sikap terhadap kegiatan yang diminati akan
terbangun. Seperti aspek kognitif, aspek afektif dikembangkan
dari pengalaman pribadi, sikap orang tua, guru, dan teman yang
mendukung terhadap aktivitas yang diminati. Siswa yang
memiliki minat baca yang tinggi akibat kepuasan dan manfaat
yang didapat serta mendapat penguatan respons dari orang tua,
teman, dan lingkungan, maka siswa ini akan memiliki
ketertarikan dan keinginan sehingga mau meluangkan waktu
khusus dan frekuensi yang tinggi untuk membaca.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis
menyimpulkan bahwa aspek minat membaca meliputi: 1)
47
Elizabeth B Hurlock, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. (Jakarta: Gramedia, 1980), hlm 116.

23
perasaan senang dengan kegiatan membaca, 2) kebutuhan akan
kegiatan membaca, 3) keinginan mencari bahan bacaan, 4)
keinginan melakukan kegiatan membaca, dan 5) ketertarikan
untuk membaca.
Darmono menyebutkan tiga aspek minat baca, yakni:48
1) Keinginan yang kuat untuk melakkkukan kegiatan membaca.
2) Mengisi waktu luang dengan membaca.
3) Haus terhadap bahan bacaan.
Salah satu ciri yang menandai remaja urban yang gemar
membaca untuk kesenangan adalah mereka biasanya selalu
memanfaatkan waktu luang untuk membaca buku atau komik,
bahkan hingga ke tingkat kecanduan.49
Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa aspek minat baca yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah:
1) Kesenangan membaca
2) Kesadaran akan manfaat membaca
3) Frekuensi membacaJumlah buku bacaan yang pernah dibaca
4. Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19
a. Pengertian Pandemi Covid-19 dan Cara Pencegahannya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, pandemi
adalah wabah yang berjangkit serempak dimana-mana, meliputi
daerah geografi yang luas.50 Menurut WHO (World Health
Organization), Pandemi adalah penyebaran penyakit baru ke
seluruh dunia (Menurut World Health Organization, 2020).
Pandemi mengacu pada epidemi yang telah menyebar di beberapa
negara atau benua, serta mempengaruhi sejumlah besar orang.

48
Darmono, Toksikologi Narkoba Dan Alkohol Pengaruh Neorotoksisitasnya Pada Saraf
Otak, (Jakarta: penerbit Universitas Indonesia UI-Press, 2006), hlm 214.
49
Rahma Sugihartati, Membaca, Gaya Hidup dan Kapitalisme, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010), hlm 106.
50
Kamus Besar Bahasa Indonesia diakses pada tanggal 27 Oktober 2020, dari situs
https://typoonline.com/kbbi/pandemi

24
Sebagian besar penggunaan istilah pandemi merujuk pada
penyakit yang meluas secara geografis misalnya, wabah abad ke-14
(kematian hitam), kolera, influenza, dan virus human
immunodeficiency virus HIV/AIDS.51

Pandemi terjadi ketika beberapa faktor ini terpenuhi:


(1)Peningkatan jumlah atau virulensi agen baru.
(2)Informasi dan sifat lainnya dari agen baru ini belum
terdeteksi atau berbeda dari yang pernah ada sebelumnya.
(3)Modus transmisi atau infeksi yang meningkat sehingga
orang yang lebih rentan terpapar. (4)Perubahan kerentanan
respons tuan rumah terhadap agen, dan/atau faktorfaktor
yang meningkatkan paparan host atau melibatkan
pengenalan jalur infeksi baru.52
Coronavirus Disease (COVID-19) merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru. Penyakit ini
diawali dengan munculnya kasus pneumonia yang tidak diketahui
etiologinya di Wuhan, Cina pada akhir Desember 2019.
Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi, kasus tersebut
diduga berhubungan dengan pasar seafood di Wuhan. Pada tanggal
7 Januari 2020, pemerintah China kemudian mengumumkan bahwa
penyebab kasus tersebut adalah corona virus jenis baru yang
kemudian diberi nama SARS-CoV-2 (Severe Acute Repiratory
Syndrome Coronavirus 2).

Virus ini berasal dari famili yang sama dengan virus


penyebab SARS dan MERS. Meskipun berasal dari famili yang
sama, namun SARS-CoV-2 lebih menular dibandingkan dengan
SARS-CoV dan MERS-CoV (CDC China 2020). Proses penularan
yang cepat membuat WHO menetapkan COVID-19 sebagai
KKMMD/PHEIC pada tanggal 30 Januari 2020. Angka kematian

51
Rini Tri Handayani, dkk, Pandemi Covid-19, Respon Imun Tubuh, dan Heard
Immunity, Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah Stikes Kendal, Vol. 10, No.3, Juli 2020, hlm 374.
Diakses pada tanggal 24 Januari 2022, dari situs
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM/article/download/830/505/.
52
Ibid, hlm 377-378.

25
kasar bervariasi tergantung negara dan tergantung pada populasi
yang terpengaruh, perkembangan wabahnya di suatu negara, dan
ketersediaan pemeriksaan laboratorium.53

Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel


120-160 nm. Virus ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk
diantaranya adalah kelelawar dan unta. Sebelum terjadinya wabah
COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi
manusia yaitu alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63,
betacoronavirus OC43, betacoronavirus HKU1, Severe Acute
Repiratory Illnes Coronavirus (SARS-CoV) dan Middle East
Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Coronavirus
yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus
betacoronavirus.

Saat ini, penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke


manusia menjadi sumber transisi utama sehingga penyebaran
menjadi lebih agresif. Transmisi SARS-Cov-2 dari pasien
simptomatik terjadi melalui droplet yang keluar saat batuk atau
bersin.54 Sebagian besar pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2
menunjukkan gejala-gejala pada sistem pernapasan seperti demam,
batuk, bersin, dan sesak napas. Berdasarkan data 55.924 kasus,
gejala tersering adalah demam, batuk kering, dan fatigue.

Gejala lain yang dapat ditemukan adalah batuk produktif,


sesak napas, sakit tenggorokan, nyeri kepala,
mialgia/artralgia, mengigil, mual/muntah, kongesti nasal,
diare, nyeri abdemon, hemoptisis, dan kongesti konjungtiva.
Lebih dari 40 % demam pada pasien COVID-19 memiliki
suhu puncak antara 38,1-39 ºC sementara 34 % mengalami

53
Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Pengendalian dan Pencegahan Coronavirus
Disease (COVID -19), Revisi ke-5, Juli 2020, hlm 19-20. Diakses pada tanggal 24 Januari 2022
dari situs https://covid19.go.id/storage/app/media/Protokol/REV-
05_Pedoman_P2_COVID19_13_Juli_2020.pdf.
54
Adityo Susilo, Coronavirus Disease, 2019 : Tinjauan Literatur Terkini, Jurnal Penyakit
dalam Indonesia, Vol. 7, No. 1, Maret 2020, hlm 46. Diakses pada tanggal 24 Januari 2022, dari
situs https://ocw.ui.ac.id/mod/resource/view.php?id=1838.

26
demam suhu lebih besar dari 39 ºC. Perjalanan penyakit
dimulai dengan masa inkubasi yang lamanya sekitar 3-14
hari (median 5 hari).55
Cara mencegah agar terhindar dari virus covid-19 adalah
dengan membatasi mobilisasi orang yang beresiko hingga masa
inkubasi. Pencegahan lain adalah meningkatkan daya tahan tubuh
melalui asupan makanan sehat, memperbanyak cuci tangan,
menggunakan masker apabila berada di daerah berisiko atau padat,
melakukan olahraga, istirahat yang cukup serta makan makanan
yang di masak hingga matang dan bila sakit segera berobat ke RS
rujukan untuk di evaluasi. Hingga saat ini tidak ada vaksinasi untuk
pencegahan primer. Pencegahan sekunder adalah segera
menghentikan proses pertumbuhan virus, sehingga pasien tidak lagi
menjadi sumber infeksi. Upaya pencegahan penting termasuk
berhenti merokok untuk mencegah kelainan parenkim paru

Pencegahan pada petugas kesehatan juga harus dilakukan


dengan cara memperhatikan penempatan pasien di ruang rawat atau
ruang intensif isolasi. Pencegahan terhadap petugas kesehatan
dimulai dari pintu pertama pasien termasuk triase. Pada pasein
yang mungkin mengalami infeksi COVID-19 petugas kesehatan
perlu menggunakan APD standar untuk penyakit menular.
Kewaspadaan standar dilakukan rutin, menggunakan APD
termasuk masker untuk tenaga medis (N95), proteksi mata, sarung
tangan dan gaun panjang.56

Untuk memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19


diperlukan kerjasamanya semua pihak dalam mengatasinya,
upaya yang dilakukan pemerintah adalah tidak berkerumun
dalam keramaian, tidak pergi ke pasar, tempat
perolahragaan, tempat budaya, dan lain sebagainya. Serta
masyarakat yang bekerja di kantor, diusahakan untuk
55
Ibid, hlm 50.
56
Diah Handayani, dkk, Penyakit Virus Corona 2019, Jurnal Respirologi Indonesia, Vol.
40, No. 2, April 2020, hlm 126. Diakses pada tanggal 24 Januari 2022, dari situs
https://jurnalrespirologi.org/index.php/jri/article/download/101/110.

27
melakukan pekerjaan di rumah (Work From Home). Begitu
pun pada bidang pendidikan, pembelajaran dilakukan dari
rumah saja (Learning From Home).57
b. Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19
Pembelajaran di sekolah telah beralih ke pembelajaran
jarak jauh. Pembelajaran ini sepenuhnya bergantung pada konten-
konten digital. Konten digital ini sepenuhnya menggunakan
perangkat eleltronik sebagai sarana aksesnya. Ini juga menjadi
masalah bagi anak-anak usia sekolah dasar. Mereka belum bisa
sepenuhnya menggunakan gawai secara bijak untuk keperluan
aktivitas membaca. Maka dari ini, aktivitas membaca siswa sekolah
dasar menjadi terganggu.
Semakin berkembangnya zaman dan juga teknologi,
pembelajaran jarak jauh mengalami beberapa perkembangan. Saat
ini pembelajaran jarak jauh bisa diartikan atau lebih sering disebut
e-learning atau online learning. Namun sebelumnya beberapa ahli
mendefinisikan pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran yang
menekankan pada cara belajar mandiri (self study) seperti yang
dikatakan Dogmen.
Belajar mandiri yang dimaksud oleh Dogmen adalah
kegiatan belajar yang diorganisasikan secara sistematis dalam
menyajikan materi pembelajaran, pemberian bimbingan kepada
pembelajar, dan pengawasan untuk keberhasilan belajar
pembelajar. Kemudian Mackenzie, Christensen, dan Rigby juga
mendefinisikan pembelajaran jarak jauh sebagai metode
pembelajaran yang menggunakan korespondensi sebagai alat untuk
komunikasi antara pembelajar dengan pengajar.58

57
Arifah Prima satrianingrum, Iis Prasetyo, Persepsi Guru dampak Pandemi Covid-19
Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran daring Di PAUD, Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini, Vol. 5 (1), Agustus 2020, hlm 634. Diakses pada tanggal 24 Januari 2022, dari situs
https://obsesi.or.id/index.php/obsesi/article/view/574.
58
Dr. Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi,
(Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 19

28
Pendapat lain terkait definisi pembelajaran jarak jauh
adalah pembelajaran dengan menggunakan suatu media yang
memungkinkan terjadi interaksi antara pengajar dan pembelajar.59
Pembelajaran memang sangat berkaitan erat dengan interaksi
begitu juga dengan pembelajaran jarak jauh. dalam pembelajaran
jarak jauh interaksi pendidik dengan peserta didik secara langsung
maupun tidak langsung, misalnya dengan interaksi langsung bisa
menggunakan chatting lewat koneksi internet sedangkan tidak
langsung bisa menggunakan surat elektronik atau email. 60
Selanjutnya menurut Roger dalam penelitian yang berjudul
Distance Learning in Elementary School Classrooms: An Emerging
Framework for Contemporary Practice Pembelajaran jarak jauh
adalah sistem pembelajaran ketika guru dan siswa dipisahkan
secara geografis atau teknologi.61 Dalam penelitian yang
dilakukan yang dilakukan oleh Gulnara dan kawan-kawan
menjelaskan bahwa dalam pembelajaran jarak jauh ada dua cara
metode komunikasi yang dilakukan oleh pendidik dengan peserta
didik.
Metode komunikasi tersebut adalah komunikasi sinkron
dan asinkron. Komunikasi sinkron adalah pertemuan atau
komunikasi yang dilakukan pendidik bersama peserta didik
diwaktu yang sama. Sedangkan asinkron merupakan interaksi yang
tertunda karena adanya gangguan sinyal secara tiba-tiba tanpa
disengaja.62 Memang elemen penting dalam pembelajaran jarak

59
Prawiyogi, Anggy Giri, et al. "Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap
Pembelajaran Siswa di SDIT Cendekia Purwakarta." Jurnal Pendidikan Dasar 11.1 (2020), hlm
94-101.
60
Jaka Wijaya Kusuma dan Hamida, "Perbandingan hasil belajar matematika dengan
penggunaan platform Whatsapp Group dan webinar Zoom dalam pembelajaran jarak jauh pada
masa pandemik Covid 19." JIPMat 5.1 (2020)
61
Gulnara M Burdina, Irina E. Krapotkina, dan Liliya G. Nasyrova. "Distance Learning
in Elementary School Classrooms: An Emerging Framework for Contemporary
Practice." International Journal of Instruction 12.1 (2019), hlm 2

62
Ibid, hlm 2-3

29
adalah komunikasi yang lancar antara pendidik dan juga peserta
didik.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran jarak jauh merupakan bagian dari pendidikan jarak
jauh. Saat ini pendidikan jarak jauh terkenal dalam bentuk e-
learning atau online learning. Jika didefinisikan pembelajaran jarak
jauh adalah salah satu sistem pendidikan yang memungkinkan
pengajar dan peserta didik melakukan pembelajaran meski berada
di waktu dan tempat yang berbeda dengan menggunakan bantuan
media seperti jaringan komputer, telepon, audio, dan video.
Di Indonesia pembelajaran jarak jauh merupakan bagian
dari pendidikan jarak jauh yang sebagaimana tercantum dalam
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Rumusannya tercantum dalam, BAB
IV Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan tentang pendidikan jarak
jauh pasal 31 pada bagian kesepuluh yang berbunyi:
1) Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan.
2) Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan
pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat
mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler.
3) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk,
modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan
belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan
sesuai dengan standar nasional pendidikan.
4) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan jarak jauh
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.63

Menurut Keegan sistem pembelajaran jarak jauh


memiliki karakteristik yaitu pemisahan antara peserta didik
dengan pengajar, institusi atau organisasi pendidikan
berpengaruh dalam menjalankan sistem pendidikan,
penggunaan media sebagai penghubung antara peserta didik
dengan pengajar, berlangsungnya komunikasi dua arah,

63
UU Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS diakses pada 02 Maret 2022 dari situs
https://pusdiklat.perpusnas.go.id/public/media/regulasi/2019/11/12/2019_11_12-
03_49_06_9ab7e1fa524ba603bc2cdbeb7bff93c3.pdf.

30
memperhatikan peserta didik sebagai individu yang belajar,
dan pendidikan sebagai salah satu industri.64

Pendapat lain mengatakan bahwasannya karakteristik


pembelajaran jarak jauh dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:65
1) Program disusun dan disesuaikan dengan jenjang, jenis, dan
sifat pendidikan
2) Dalam proses pembelajaran tidak ada tatap muka secara
langsung antara peserta didik dengan pengajar
3) Adanya ;lembaga pendidikan yang mengatur peserta didik
untuk belajar mandiri
4) Lembaga pendidikan merancang dan menyiapkan materi
pembelajaran serta memberikan pelayanan kepada peserta didik
5) Materi pembelajaran disampaikan melalui media seperti
komputer
6) Melalui media tersebut akan terjadi komunikasi dua arah antar
individu
7) Tidak ada kelompok belajar yang bersifat tetap selama masa
belajar
8) Peran pengajar sebagai fasilitator merupakan paradigma baru
yang terjadi
9) Peserta didik dituntut aktif, interaktif, dan partisipatif selama
proses pembelajaran
10) Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dikembangkan secara
sengaja yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar.
Dikutip dari Britannica Online Encyclopedia ada empat
karakteristik pembelajaran jarak jauh yang membedakan dengan
sistem pembelajaran lainnya, yaitu:66

64
Dr.Munir, op.,cit, hlm 25
65
Ibid., hlm 25-26
66
https://www.britannica.com/topic/distance-learning hlm. 2 diakses 02 Maret 2022.

31
1) Jika dilihat dari definisi pembelajaran jarak jauh dilakukan
melalui suatu lembaga dan bukan merupakan pembelajaran
yang dilakukan pribadi atau pembelajaran non akademik.
Lembaga yang menjalankan sistem pembelajaran jarak jauh
biasanya memiliki akreditasi yang dapat memenuhi kebutuhan
pembelajaran jarak jauh.
2) Perbedaan tempat atau letak geografis antara pendidik dengan
peserta didik merupakan ciri khas dari pembelajaran jarak jauh.
Aksesibilitas dan kenyamanan merupakan keuntungan penting
dari sistem pembelajaran jarak jauh. Jik program yang
dirancang dengan baik, maka dapat menjembatani perbedaan
intelektual, budaya, dan sosial diantara peserta didik.
3) Telekomunikasi yang bersifat interaktif menjadi penghubung
antar individu dalam kelompok belajar dan guru. Komunikasi
dalam bentuk elektronik seperti email atau bahkan komunikasi
secara tradisional seperti surat turut dilakukan. Apapun
medianya interaksi adalah hal yang penting dalam pendidikan
jarak jauh. Karena kedekatan fisik menjadi kurang, sehingga
sistem komunikasi menjadi lebih canggih dan tersedia secara
luas.
4) Seperti sistem pendidikan lainnya, pembelajaran jarak jauh pun
membentuk kelompok belajar yang terdiri dari dari peserta
didik, guru dan sumber daya instruksional seperti buku, video,
dan tampilan grafik yang dapat diakses peserta didik. Sosial
media yang semakin berkembang pun membantu membangun
komunitas antar pelajar bersama orang-orang baru dan mampu
mengurangi rasa keterasingan satu sama lain.
Tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan gawai untuk
pembelajaran harus mendapat kontrol penuh dari orang tua. Karena
banyak sekali konten-konten yang dapat diakses oleh siswa sekolah

32
dasar melalui gawai, sehingga ia melupakan aktivitas baca dan
belajarnya.
Masalah lainnya juga muncul ketika justru siswa sekolah
dasar mulai malas untuk melakukan aktvitas baca karena terlalu
sering dimanjakan oleh rangkuman-rangkuman materi pelajaran
yang tersedia melimpah di internet. Tentu saja yang mereka
lakukan tidak didasari atas dorongan minat baca yang tinggi. Tetapi
hanya pemenuhan-pemenuhan tugas yang diberikan oleh guru. Ini
menjadi masalah tersendiri terhadap kebiasaan perilaku baca siswa
sekolah dasar. Hal ini juga akan berdampak langsung terhadap
minat baca siswa sekolah dasar.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa kita sudah berada
pada fase ketergantungan terhadap gadget dan segala kemudahan
informasi yang didapat. Namun, bagi siswa sekolah dasar, ini akan
berdampat buruk terhadap minat baca mereka. Apalagi pada era
sekarang, konten bacaan tidak mudah dilirik oleh siswa sekolah
dasar dibandingkan konten-konten visual. Konten visual ini sangat
cepat perkembangannya, misalnya youtube dan instagram. Jika
siswa sekolah dasar telanjur hanya bisa menyerap informasi dari
konten visual, maka ia akan mengalami kesulitan jika harus
berhadapan dengan konten bacaan/tulisan.
Bagaimanapun keterampilan membaca merupakan
keterampilan inti dalam kemampuan literasi siswa. Membaca bisa
membangkitkan imajinasi dan melatih otak untuk senantiasa
berpikir. Berbeda dengan konten visual yang sudah menyajikan
gambar/video. Dengan kata lain porsi imajinasi dan berpikir siswa
telah terkurangi karena batasan-batasan visual yang disajikan.
Jika hal ini terus dibiarkan, akan mengakibatkan penurunan
minat baca siswa sekolah dasar. Maka dari itu, menjadi penting
untuk mengetahui minat baca siswa sekolah dasar pada masa

33
pendemi ini. Tidak hanya itu, faktor-faktor yang mempengaruhi
minat baca harus menjadi bagian terintergasi dalam penelitian.

B. Penelitian yang Relevan


Beberapa penelitian yang relevan dengan analisis minat baca siswa
pada masa pandemi Covid-19 adalah sebagai berikut :
1. Penelitian dari Hambali Alman Nasution yang berjudul “Minat Baca
Dikalangan Mahasiswa Prodi Pai Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan Di Perpustakaan Uin Sumatera Utara Medan Stambuk
2015”. Hasil dari penelitian ini menjelaskan penyebab rendahnya
minat baca mahasiswa prodi PAI FITK UIN Sumatera Utara Medan
Stambuk 2015 dikarenakan ada beberapa hambatan-hambatan yang
dihadapi oleh mahasiswa/i Prodi Pendidikan Agama islam dalam
membaca di perpustakaan antara lain: kurangnya fasilitas dan sarana
prasarana yang tersedia, kurangnya kelengkapan buku-buku
perpustakaan. Fasilitas dan sarana prasarana yang kurang tersedia
disebabkan anggaran dana Perpustakaan yang sedikit, sedangkan salah
satu cara untuk mendukung minat baca maka harus melakukan koleksi
buku yang banyak dan juga menarik.
2. Penelitian dari Sarah Maiyasah yang berjudul “Minat Baca Siswa Pada
Masa Pandemi Covid-19”. Hasil dari penelitian ini yaitu menjelaskan
Minat baca siswa SD Negeri 32 Banda Aceh pada masa pandemi
Covid-19 secara keseluruhan memiliki minat baca yang sangat tinggi
yaitu 81,01%. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca siswa SD
Negeri 32 Banda Aceh pada masa pandemi Covid-19 dipengaruhi oleh
faktor dari internal dan faktor eksternal. Persentase faktor internal
yaitu 86,29% sedangkan persentase faktor eksternal yaitu 74,44%
sehingga faktor internal atau faktor dari dalam diri seperti pembawaan,
kebiasaan, dan perasaan senang terhadap membaca lebih
mempengaruhi minat baca siswa SD Negeri 32 Banda Aceh pada
pandemi Covid-19.

34
3. Penelitian dari Zulfa Fahmy, dkk yang berjudul “Dampak Pandemi
Covid-19 terhadap Minat Baca Siswa Sekolah Dasar”. Hasil penelitian
ini menjelaskan bahwa minat baca siswa sekolah dasar pada masa
pendemi covid-19 menurun. Hal ini terjadi karena adanya
keterbatasan-keterbatasan selama pandemi. Ini mengakibatkan bahwa
siswa mulai menganggap bahwa aktivitas membaca adalah rutinitas
biasa saja. Tanpa ada motivasi dan perasaan bahagia ketika
melakukannya. Maka dari itu, untuk mengatasi hal ini perlu didukung
dengan lingkungan yang kondusif untuk mendukung aktivitas baca.
Mulai dari penyediaan perpustakaan dalam skala rumah dan skala kecil
lainnya.
4. Penelitian dari Sukmawati dengan judul “Minat Baca Di Perpustakaan
Pada Siswa Smp Negeri 1 Molawe Kabupaten Konawe Utara”. Hasil
penelitian ini menjelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi minat
baca di perpustakaan pada siswa di SMP Negeri 1 Molawe terdiri dari
faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung
dipengaruhi faktor internal (dari dalam diri siswa) yang terdiri dari
faktor kebiasaan dan motivasi dari dalam diri sendiri dan faktor
eksternal (dari luar diri siswa) yang terdiri dari faktor guru, faktor
kegiatan siswa dalam menggunakan fasilitas perpustakaan dan faktor
peran pustakaan di perpustakaan sekolah. Adapun faktor penghambat
minat baca siswa yaitu dapat timbul dari dalam diri anak sendiri
(internal) maupun dari luar (eksternal). Hambatan internal meliputi
fisiologis, biologis dan psikologis anak, mulai dari kecerdasan,
motivasi, minat, sampai bakat si anak. Sedangkan hambatan eksternal
meliputi lingkungan sosial maupun lingkungan non-sosial.
Secara umum terdapat penelitian yang mirip dengan penelitian ini,
dan ada juga perbedaan antara penelitian ini dan penelitian sebelumnya.
Adapun kesamaan penelitian yang penulis buat dengan penelitian
sebelumnya yaitu sama-sama membahas tentang minat baca, dan dampak

35
pandemi terhadap minat baca. Selain itu terdapat beberapa kesamaan
dalam penggunaan metode pendekatan penelitian dan sumber data.
Sedangkan kebaruannya terletak pada subjek dan objek penelitian.
Penelitian sebelumnya menganalisis minat baca pada ranah umum dan
mahasiswa, ada juga yang diranah sekolah menengah, belum ada yang
meneliti di sekolah dasar. Objek penelitian terdahulu terlalu luas sehingga
peneliti ingin lebih menspesifikasikan lagi. Dan juga beberapa penelitian
sebelumnya terfokus kepada dampak pandeminya bukan di minat bacanya.

36
C. Kerangka Berpikir
Bagan 2.1
Kerangka Berpikir

Fenomena
Minat baca menjadi suatu hal yang sangat penting pada setiap
manusia, terlebih dalam masa pandemic Covid-19 yang menjadi
tantangan bagi setiap instansi pendidikan untuk mengoptimalkan
siswa-siswinya dalam meningkatkan minat baca. Maka dari itu
peneliti ingin menganalisis minat baca siswa kelas V(B) SDN
Rorotan 03 pada masa Pandemi Covid-19

Landasan Hukum
• Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 4 ayat 5
• Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun
2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
• Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus
Disease (Covid-19)

Pertanyaan Penelitian
Rujukan Teoritis
1. Bagaimana minat baca
• Teori Minat siswa kelas V(B) SDN
• Teori Rorotan 03 pada masa Metode
Membaca pandemi? Kualitatif
• Teori Minat 2. Faktor apa yang deskriptif
Baca mempengaruhi
• Teori Pandemi tinggi/rendahnya minat
Covid-19 baca di SDN Rorotan
03?

Mengetahui dan mengembangkan minat baca siswa kelas V(B)


SDN Rorotan 03

37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Rorotan 03 yang
beralamat di Jl. Rorotan XI NO. 30, Kelurahan Rorotan, Kecamatan
Cilincing, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta, Kode Pos 14140. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2022.

B. Metode Penelitian
Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.67

Pendekatan penelitian ini menggunakan metode penelitian


kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang
lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap
suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian
generalisasi.68
Tohirin mengungkapkan pengertian penelitian kualitatif sebagai
berikut.
“Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang bermaksud
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitiaan misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan
lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah.”69

Berdasarkan pengertian di atas, dapat diartikan bahwa penelitian


kualitatif adalah sebagai penelitian yang menghasilkan prosedur analisis

67
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, , (Jakarta:PT
Gramedia Pustaka Utama, 2008), Edisi IV, hlm. 910
68
Sandu Siyonto, M. Ali Sodik, Dasar Metedologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi
Media Publishing, 2015), hlm 28.
69
Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling,
(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012), hlm. 3

38
yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi
lainnya, melainkan menghasilkan sebuah data deskriptif.
Selain itu, penelitian kualitatif memerlukan ketajaman analisis,
objektivitas, sistematik, dan sistemik sehingga diperoleh ketepatan dalam
interpretasi, sebab hakikat dari suatu fenomena atau gejala bagi penganut
penelitian kualitatif adalah totalitas atau gestalt.70 Oleh karena itu,
penelitian kualitatif dipilih untuk memfokuskan mencari intisari yang ada
dalam data yang disusun secara sistematik.
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu prosedur pemecahan masalah
yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan
subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-
lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak, atau
sebagaimana adanya.71

Penelitian deksriptif ialah penelitian yang berusaha


mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat
sekarang. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan
suatu peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa
memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut.72
Penelitian deskriptif juga dimaknai sebagai penelitian yang
bermaksud untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena
atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel
yang berkenaan dengan masalah dan unit yang akan diteliti73
Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif
adalah karena peneliti ingin mengetahui dan memberikan gambaran secara
jelas, detail dan konkrit minat baca siswa kelas V(B) SDN Rorotan 03
berdasarkan hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan Angket.

70
Margono S, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 36
71
Hadari Nawani, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 2007), hlm 67.
72
Juliansyah, Metodologi Penelitian (Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya Ilmiah), (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm 34-35.
73
Faisal Sanafiah, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali Press, 2008), hlm
20.

39
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui minat baca siswa
kelas V(B) SDN Rorotan 03 pada masa Pandemi Covid-19.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel
yang diteliti.74 Penelitian kualitatif akan dimulai dengan adanya
permasalahan yang belum jelas dan pasti, sehingga peneliti akan menjadi
instrumen dalam penelitian tersebut. Namun setelah masalah yang akan
diamati jelas, maka dapat dikembangkan suatu instrumen.75 Peneliti
sebagai instrumen dalam penelitian kualitatif mengandung arti bahwa
peneliti melakukan pekerjaan lapangan secara langsung dan bersama-sama
beraktivitas dengan orang-orang yang diteliti untuk mengumpulkan data.76
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif
manusia atau peneliti merupakan instrumen penilaian utama dalam
penelitian. Hal ini terjadi karena segala sesuatunya belum memiliki bentuk
yang pasti. Latar belakang masalah, fokus dan prosedur penelitian,
hipotesis yang digunakan, serta hasil yang diharapkan, semuanya tidak
dapat ditentukan dengan pasti sebelumnya. Segala sesuatunya perlu
dikembangkan sepanjang penelitian berjalan. Hanya peneliti tersebut yang
berperan dalam mencapai tujuan penelitian.77
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut:
1. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

74
Sugiyono, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi, (Bandung: Alfabeta,
2016), hlm 63
75
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), hlm. 223
76
Ambiyar dan Muharika, Metodologi Penelitian Evaluasi Program, (Bandung: Alfabet,
2019), hlm 88
77
Ibid., hlm 223

40
permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.78
Esterberg mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu
wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur. Dalam
pelaksanaan pengumpulan data di lapangan, peneliti menggunakan
wawancara jenis jenis semiterstruktur. Hal ini dikarenakan jenis
wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, di
mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan
wawancara terstruktur.79
Wawancara ini bertujuan untuk menemukan permasalahan
secara lebih terbuka, di mana pihak peneliti dapat menambah
pertanyaan di luar pedoman wawancara untuk mengungkap pendapat
dan ide dari responden.80
Sugiyono mengatakan bahwa wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam. Selama melakukan observasi, peneliti juga
melakukan wawancara dengan orang-orang yang ada di dalamnya.81
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara semiterstruktur agar subjek penelitian lebih terbuka dalam
memberikan data. Dalam penelitian ini, wawancara digunakan untuk
memperoleh data tentang minat baca siswa kelas V(B) SDN Rorotan
03 pada masa pandemi Covid-19. Wawancara dilakukan dengan
beberapa narasumber diantaranya yaitu: kepala sekolah, guru kelas
V(B) di SDN Rorotan 03, dan juga siswa kelas V(B) SDN Rorotan 03.

78
Sugiono, Op.Cit., hlm. 231
79
Esterberg, Kristin G, Qualitative Methods in Social Research, Mc. Graw Hill, (New
York, 2002).
80
Ibid, hlm. 232.
81
Ibid, hlm. 316.

41
Sebelum mengumpulkan data di lapangan dengan metode
wawancara, peneliti menyusun daftar pertanyaan sebagai pedoman di
lapangan agar proses wawancara tetap fokus sehingga sesuai dengan
tujuan utama peneliti yaitu mendeskripsikan bagaimana minat baca
siswa kelas V(B) SDN Rorotan 03. Wawancara yang dilakukan
bersifat terbuka dan fleksibel, sementara itu pedoman wawancara
hanya digunakan sebagai acuan.
Untuk membuat pedoman wawancara dengan kepala sekolah,
guru kelas V(B), dan Siswa kelas V(B) peneliti mengembangkan kisi-
kisi pedoman wawancara sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi wawancara
No Sumber Data Aspek Indikator
1. Kepala Sekolah Analisis minat • Definisi minat baca
baca
• Gambaran minat baca
siswa SDN Rorotan 03
sebelum adanya
pandemi Covid-19
• Gambaran minat baca
siswa SDN Rorotan 03
ketika adanya pandemi
Covid-19
Upaya • Upaya meningkatkan
Meningkatkan minat baca siswa
Minat Baca sebelum adanya
pandemi Covid-19
• Upaya meningkatkan
minat baca siswa pada
masa pandemi Covid-
19

42
Faktor Minat
• Faktor pendukung
Baca
minat baca siswa
• Faktor penghambat
minat baca siswa

2. Guru Kelas 5 Analisis minat • Pemahaman guru kelas


baca
tentang minat baca
• Gambaran minat baca
siswa kelas V(B) SDN
Rorotan 03 sebelum
adanya pandemi Covid-
19
• Gambaran minat baca
siswa kelas V(B) SDN
Rorotan 03 ketika
adanya pandemi Covid-
19
Upaya • Upaya meningkatkan
Meningkatkan minat baca siswa
Minat Baca sebelum adanya
pandemi Covid-19
• Upaya meningkatkan
minat baca siswa pada
masa pandemi Covid-
19
Faktor Minat • Faktor pendukung
Baca minat baca siswa
• Faktor penghambat
minat baca siswa
3. Wali Murid Analisis minat • Pemahaman wali murid

43
Siswa Kelas 5 baca tentang minat baca
• Gambaran minat baca
anak sebelum adanya
pandemi Covid-19
• Gambaran minat baca
anak ketika adanya
pandemi Covid-19
Upaya • Upaya meningkatkan
meningkatkan minat baca anak
minat baca sebelum adanya
pandemi Covid-19
• Upaya meningkatkan
minat baca anak pada
masa pandemi Covid-
19

Faktor minat baca • Faktor pendukung


minat baca anak
• Faktor penghambat
minat baca anak

2. Kuisioner (Angket)
Kuesioner atau angket merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang menyajikan beberapa pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.82 Kuesioner
menjadi teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu
persis variabel apa yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan.
Kuesioner juga cocok digunakan apabila responden yang dibutuhkan
cukup banyak dan tersebar di wilayah yang luas.

82
Zulfikar, Manajemen Riset dengan Pendekatan Komputasi Statistik, (Yogyakarta:
Deepublish, 2014).

44
Kuesioner dibedakan menjadi dua jenis yaitu kuesioner
terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka merupakan
kuesioner yang disajikan dalam bentuk sederhana, sehingga responden
dapat mengisi sesuai dengan keinginannya dan keadaan yang
dirasakannya. Sedangkan kuesioner tertutup merupakan kuesioner
yang dibentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk
memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner tertutup
dalam membantu mengumpulkan data yang diperlukan. Peneliti
membutuhkan jawaban responden dengan menyesuaikan apa yang
dialami dan juga keadaan yang dirasakan terhadap suatu program yang
dijalankan. Peneliti memberikan kebebasan kepada responden untuk
menjawab pertanyaan yang disajikan. Nantinya kuesioner ini akan diisi
oleh peserta didik.
Angket minat baca yang digunakan peneliti untuk
mendapatkan hasil minat baca siswa kelas V(B) SDN Rorotan 03 pada
masa Pandemi Covid-19 sebagai berikut:

Table 3.2
KISI-KISI ANGKET MINAT BACA

Variabel Aspek Indikator Butir Jumlah


Soal
Perasaan Rasa senang 5
pada waktu 1
membaca Rasa malas 2
Rasa bosan 3,18
Rasa bersemangat 4
Perhatian Menunjukkan 5,7,8, 8
dalam kegunaan 11
membaca membaca

45
Menunjukkan 6,9,
tidak gunanya 10,16
membaca

Partisipasi Suka membaca 22,23 12


Minat Baca dalam Tidak suka 25
Siswa membaca membaca
Sering 12,14,
meluangkan 17,19
waktu untuk
membaca
Jarang 13,15,
meluangkan 20,21,
waktu untuk 24
membaca
jumlah 25

D. Teknik Analisis Data


Menurut Sugiyono analisis data merupakan proses pencarian dan
penyusunan data secara sistematis yang dapat diperoleh melalui kegiatan
wawancara, observasi, dan komunikasi sehingga data dengan mudah
dipahami dan hasil temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.83
Analisis data kualitatif bersifat induktif atau analisis data berdasarkan data
yang diperoleh dari lapangan.
Dalam Lexy J.Moleong, menurut Bogdan dan Biklen analisis data
kualitatif adalah usaha yang dilakukan dengan cara bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah dan memilihnya menjadi satuan yang
dapat dikelola, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola,

83
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm 334

46
menemukan hal-hal yang penting dan hal-hal yang dipelajari, serta
memutuskan hal-hal yang dapat diceritakan kepada orang lain. 84
Teknik analisis data yang dilakukan secara interaktif melalui proses
data deskriptif dengan memuat gambaran yang didalamnya menggunakan
cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Dapat disimpulkan teknik analisis data adalah proses
pengumpulan data secara sistematis yang dapat mempermudah peneliti
dalam menemukan kesimpulan atas suatu kegiatan penelitian.
Adapun teknik analisis data yang peneliti gunakan dalam penelitian
ini adalah teknik analisis data menurut Miles dan Huberman, yaitu:85
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum dan memilih hal yang
pokok juga memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan
demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
berikutnya, serta mencari data lain jika diperlukan.
Pada tahap reduksi peneliti akan fokus pada hal-hal yang
berkaitan dengan minat baca siswa siswi kelas V(B) SDN Rorotan 03
pada masa pandemi Covid-19.
2. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data melalui tahap reduksi, peneliti akan menyajikan
data. Melalui kegiatan penyajian data maka data dapat terorganisir dan
sistematis, sehingga akan semakin mudah untuk dipahami. kemudian
melalui penyajian data ini juga akan memudahkan untuk memahami
fenomena yang terjadi dan dapat merencanakan kegiatan selanjutnya
berdasarkan fenomena yang telah dipahami. Dalam penelitian ini
peneliti akan menyajikan data dengan teks yang bersifat naratif.

84
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2017), hlm 247
85
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), hlm. 276

47
3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi (Drawing Conclusions or
Verification)
Langkah ketiga yaitu penarikan kesimpulan atau verifikasi
Pada tahap verifikasi ini, peneliti berusaha menarik kesimpulan dari
lokasi penelitian terhadap data yang dirumuskan pada fokus penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti akan menyajikan kesimpulan dalam
bentuk deskriptif.
Kesimpulan awal yang dipaparkan masih bersifat sementara
dan akan mengalami perubahan apabila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Namun apabila kesimpulan yang dipaparkan pada tahap awal didukung
dengan bukti yang dapat dipercaya dan konsisten saat peneliti kembali
ke tempat pengambilan data, maka kesimpulan yang dipaparkan
merupakan kesimpulan yang kredibel.
E. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data kualitatif, dimana data tersebut berupa hasil pengamatan, wawancara,
dan penyebaran kuisioner (angket). Adapun keseluruhan data yang peneliti
butuhkan untuk keperluan analisis merupakan data primer yang bersumber
dari kepala sekolah, guru kelas, wali murid, dan peserta didik.
Data primer yang dimaksud adalah hasil jawaban wawancara dan
angket yang diisi oleh responden. Sedangkan data sekunder merupakan
data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya. Data ini
diperoleh melalui dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
jarak jauh.

48
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Profil SDN Rorotan 03
Profil Sekolah

1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah : SDN Rorotan 03
2 NPSN : 20104907
3 Jenjang Pendidikan : SD
4 Status Sekolah : Negeri
5 Alamat Sekolah : Jl. Rorotan XI NO. 30
RT / RW : 3 / 6
Kode Pos : 14140
Kelurahan : Rorotan
Kecamatan : Kec. Cilincing
Kabupaten/Kota : Kota Jakarta Utara
Provinsi : Prov. D.K.I. Jakarta
Negara : Indonesia
6 Posisi Geografis : -6,1436 Lintang
106,957 Bujur
2. Kontak Sekolah
7 Nomor Telepon : 02144853274
8 Nomor Fax : 0
9 Email : sdnrorotan03pg@gmail.com
10 Website : http://sdnrorotan03.sch.id

49
2. Visi, Misi, dan Tujuan SDN Rorotan 03
a. Visi

Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk

memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan

kebutuhan dan potensi yang ada di sekolah. Sekolah sebagai unit

penyelenggara pendidikan juga harus memperhatikan

perkembangan dan tantangan masa depan. Perkembangan dan

tantangan itu diantaranya : (1) perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi, (2) globalisasi yang sangat cepat, (3)era informasi,

(4) pengaruh globalisasi terhadap perubahan perilaku dan moral

manusia, (5) berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua

terhadap pendidikan, dan (6)era perdagangan bebas.

Tantangan sekaligus peluang itu direspon oleh SDN

Rorotan 03, sehingga visi, misi dan tujuan sekolah sekolah

diharapkan sesuai dengan arah perkembangan tersebut, maka visi

SDN Rorotan 03 adalah:

“Terciptanya peserta didik yang cerdas, sehat, berkarakter

dilandasi Iman dan Takwa”

b. Misi

Menyelenggarakan pendidikan secara professional, inovatif

dan selalu berupaya meningkatkan pelayanan dan kepuasan stake

holder.

50
Untuk mewujudkan misi yang telah dirumuskan maka

langkah-langkah nyata yang harus dilakukan oleh sekolah adalah :

1. Meningkatkan profesionalisme sumber daya guru

2. Meningkatkan prestasi Akademik dan Non Akademik

3. Meningkatkan pelayanan mutu kegiatan dan pembiasaan siswa

c. Tujuan Sekolah

Berdasarkan Visi dan Misi, SDN Rorotan 03 menetapkan

tujuan :

1. Perolehan Nilai Ujian Nasional rata-rata naik memenuhi

standar kelulusan

2. Memiliki kegiatan ekstra kurikuler yang maju dan berprestasi

disegala bidang

3. Terwujudnya disiplin yang tinggi dari seluruh warga sekolah.

4. Terwujudanya suasana pergaulan sehari-hari yang

berlandaskan keimanan dan ketaqwaan.

5. Terwujudnya manajemen sekolah yang transparan dan

partisipatif, melibatkan seluruh warga sekolah dan kelompok

kepentingan yang terkait.

6. Terwujudnya lingkungan sekolah yang bersih, indah, resik dan

asri.

3. Data Tenaga Pendidik dan Peserta Didik


a. Data Pendidik
No Nama Jenis PTK Mengajar
1 Acik Nuraeni, S.Pd. Guru Kelas Guru Kelas SD/MI

51
2 Adi Nurmansyah, M.Pd. Guru Mapel Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan
3 Andi Siti Hapsah, S.Pd. Guru Kelas Guru Kelas SD/MI
4 Andi Vera Pahriani, S.Pd. Guru Kelas Guru Kelas SD/MI
5 Anisa Muhda, S.Pd. Tenaga Administrasi
6 Sekolah
Guru Kelas SD/MI
7 Anjar Arif Setiawan, S.Pd. Guru Kelas
8 Arbiyanto Patulloh, S.Pd. Penjaga Sekolah
9 Aris Dwi Purwanto Penjaga Sekolah
PendidikanJasmani
10 Dedi Laksmana Guru Mapel
dan Kesehatan
Guru Kelas SD/MI
11 Diyah Ariyanti, S.Pd. Guru Kelas
Guru Kelas SD/MI
12 Heni Muqi Rosmiatin, S.Pd. Guru Kelas
Guru Kelas SD/MI
13 Herny Gusniati, S.Pd. Guru Kelas
Guru Kelas SD/MI
14 Hidayatun Nikmah, S.Pd. Guru Kelas
15 Hoerunnisa, S.Pd. Tenaga Administrasi
Sekolah
Guru Kelas SD/MI
16 Irfan Ramadhan Guru Kelas
17 Iwan Setiawan, S.Pd. Penjaga Sekolah
Guru Kelas SD/MI
18 Lili Muhlifah Guru Kelas
Pendidikan
19 Luhaningsih, S.Pd. Guru Kelas
Kewarganegaraan
(PKN)
Guru Kelas SD/MI
20 Mahdiyati, S.Pd. Guru Kelas
Pendidikan Agama
21 Manarul Hidaya, S.Pd.t Guru Mapel
Islam
Guru Kelas SD/MI
22 Maridi, S.Pd. Guru Kelas
Guru Kelas SD/MI
23 Masrodhiah, S.Pd. Guru Kelas
Guru Kelas SD/MI
24 Meida Sumartini, S.Pd. Guru Kelas
Guru Kelas SD/MI
25 Miranti Nuraini, S.Pd. Guru Kelas
Pendidikan Agama
26 Muallimin Guru Mapel

52
Islam
27 Mutiah, S.Pd.I Guru Kelas Guru Kelas SD/MI
28 Nunung Komalasari, S.Pd. Guru Mapel PendidikanAgama
Islam
29 Puadi, S.Pd.I Penjaga Sekolah
30 Relis Kristiani Guru Kelas Guru Kelas SD/MI
31 Siti Sadiyah, S.Pd. Guru Kelas Guru Kelas SD/MI
32 Siti Zahrotul Uyun, S.Pd. Guru Kelas Guru Kelas SD/MI
33 Suhartini, S.Pd. , S.Pd. Guru Mapel Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan
34 Sujadi, S.Pd. Guru Mapel Pendidikan Agama
Islam
35 Sulistyowati, S.Pd.I Kepala Sekolah Guru Kelas SD/MI
36 Sumyati, S.Pd. Guru Kelas Guru Kelas SD/MI
37 Tedy Setiadi, M.Si. Guru Kelas Guru Kelas SD/MI
38 Trijalaksana, S.Pd. Tenaga Administrasi
Sekolah
39 Umu Sulaimah, S.Pd. Guru Mapel Pendidikan Agama
Islam
40 Warmi, S.Pd. Guru Kelas Guru Kelas SD/MI
41 Yayu Tresna Suci, S.Pd.I Guru Kelas Guru Kelas SD/MI

53
b. Data Peserta Didik
Kelas 5B
NO
NAMA JK
URUT NIS
1 5268 ABDUL AZIS VALENTINO SOLAEMAN LAISKODAT L
2 5269 ABID FAHRI RAMADAN L
3 5270 AKSAY APANDI L
4 5271 ALIZHA ARFIANI P
5 5272 ANDRE ARSYAVIN L
6 5273 ANGGUN DWI SOFIYANTI P
7 5274 CHAYRAL PUTRI YOANOVA P
8 5275 DEVO ARIYANTO L
9 5276 EVAN PRIATAMA L
10 5277 FATHIR RIZKY NUGROHO L
11 5278 FINA NURUL SAHRIAH P
12 5279 GERRY ALFIN PRADHYTA L
13 5280 JAUZA RAHMAWATI P
14 5281 KEISYA SYAFANI P
15 5282 KELVIN SANDY L
16 5283 KHAIRULRALDI AHMAD SYAMSUDIN L
17 5284 LIONEL FARUQ AL JABBAR L
18 5285 MIRNA AMIRANTI P
19 5286 MUHAMAD FIRDAUS ALWAN L
20 5287 MUHAMMAD AL - FACHRIZI L
21 5288 MUHAMMAD FAURIZAL BASYIR L
22 5289 NABILA KHAIRUNNISA P
23 5290 NAKHISOTUR ROBIAH P
24 5291 NAZILLAH RIZKI AULIA P
25 5292 RAFA SETIYAWAN PUTRA L
26 5293 RAHMA AULIA P
27 5294 REYNALDI ZAIN RAMADHAN L
28 5295 REZKY ADITYA RAMADILLAH L
29 5296 RIO AHMAD MUNAJAT L
30 5297 SAFGAN PRASETIO L
31 5298 SASI KIRANI AZZAHRA P
32 5299 SITI JAUHAROTUN NUFUUS P

B. Minat Baca Siswa Kelas V (B) SDN Rorotan 03 Pada Masa


Pandemi Covid-19
Maret 2020 merupakan kasus pertama covid-19 terkonfirmasi di
Indonesia. Dengan adanya peristiwa tersebut seluruh kegiatan di Indonesia
termasuk kegiatan pendidikan mengalami perubahan gaya yang tadinya

54
kegiatan pembelajaran bisa dilakukan di Gedung sekolah harus berganti
dengan kegiatan pembelajaran jarak jauh dari tempat masing-masing.

Tentu hal ini merupakan pengalaman baru bagi Sebagian besar


sekolah di Indonesia. Baik guru maupun peserta didik beradaptasi
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang menjadi satu-
satunya cara agar pembelajaran dapat tetap dilaksanakan dengan baik.
Segala ide, gagasan, dan kreativitas dituangkan untuk menciptakan
pembelajaran yang menarik bagi seluruh pihak.

Dengan keadaan sekarang ini, menghadapi wabah pandemi virus


COVID-19 (Corona Virus Disease), dan dengan segala anjuran untuk
mencegah penyebaran virus harus dilakukan, antara lain menjaga jarak
sosial (social distancing). Keterbatasan yang ditimbulkan dengan adanya
pandemi berdampak langsung terhadap perilaku masyarakat Indonesia,
terutama terhadap aktivitas membaca.

Misalnya, kegiatan belajar mengajar tidak dilakukan dengan tatap


muka secara langsung, yang mana kegiatan ini merupakan kegiatan yang
baru dan membutuhkan adaptasi yang tidak sebentar. Aktivitas ini juga
tidak dapat terkontrol secara langsung oleh guru. Pembelajaran di sekolah
yang beralih ke metode daring atau pembelajaran jarak jauh sepenuhnya
bergantung pada konten-konten digital yang disediakan oleh guru, yang
mana konten ini hanya dapat diakses dengan gadget. Hal ini juga menjadi
masalah bagi siswa karena mereka belum mampu menggunakan gadget
secara bijak untuk keperluan kegiatan membaca. Maka aktivitas membaca
siswa menjadi terganggu.

Masalah lain akan muncul ketika siswa mulai malas untuk


membaca karena terlalu sering mengakses konten-konten melalui gadget,
sehingga malas untuk belajar dan membaca. Tentu saja siswa akan
membaca materi atau rangkuman yang diberikan oleh guru, namun mereka

55
melakukannya tidak didasari atas dorongan minat baca dari diri sendiri,
melainkan hanya untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru.

Membaca merupakan kegiatan yang dapat membawa kita


memahami dan mengenal banyak hal, dengan banyak membaca maka akan
banyak pula pengetahuan yang didapat, kemauan dan kemampuan
membaca seseorang akan mempengaruhi kemampuan dan
keterampilannya. Semakin banyak membaca maka dapat dipastikan akan
semakin banyak tahu dan bisa melakukan berbagai hal, yang artinya
banyaknya pengetahuan seseorang akan membantu dirinya dalam
melakukan banyak hal yang sebelumnya tidak dikuasainya, sehingga
seseorang yang banyak membaca memiliki kualitas yang lebih di banding
dengan orang yang sedikit membaca

Berdasarkan dari hasil observasi, serta wawancara dengan kepala


sekolah, guru kelas V(B) SDN Rorotan 03, dan didukung dengan
penyebaran angket kepada para siswa dan siswi kelas V(B) SDN Rorotan
03, siswa kurang antusias dalam membaca dan mencari sendiri jawaban
dari soal-soal yang telah diberikan oleh guru. Siswa banyak bertanya
tentang jawaban yang sudah tersedia di dalam bacaan. Siswa juga akan
mulai membaca apabila diperintahkan oleh guru. Bahkan membaca buku
pelajaran pun hanya dilakukan jika ada ulangan atau tes saja. Selain dari
kurangnya dorongan pihak sekolah, rendahnya minat siswa untuk
membaca juga dipengaruhi oleh bahan bacaan yang tersedia. Biasanya
siswa siswi di sekolah dituntut untuk membaca bacaan yang berhubungan
dengan pelajaran di sekolah dan dikejar target ulangan. Ini berakibat pada
minat siswa dalam membaca adalah sebagai target nilai, bukan untuk
dinikmati.

Minat baca yang rendah ini akan berpengaruh pada rendahnya


tingkat pengetahuan dan wawasan siswa. Siswa yang mempunyai
intensitas membaca yang tinggi akan memiliki tingkat pengetahuan dan
wawasan yang luas. Karena dengan membaca, seorang siswa dapat

56
memperoleh informasi. Semakin banyak membaca, maka akan semakin
banyak pula informasi yang diserap. Pada dunia pendidikan, siswa-siswa
yang memiliki peringkat baik di kelas, pada umumnya memiliki
pengetahuan dan wawasan yang luas dibandingkan dengan siswa yang
memiliki peringkat kelas di bawah siswa tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V(B), ibu kepala


sekolah SDN Rorotan 03 dan juga wawancara dengan wali murid, beserta
hasil angket yang diisi siswa siswi kelas V(B) SDN Rorotan 03, banyak
sekali perbedaan pendapat dari masing-masing mereka. Mulai dari kepala
sekolah yang mengatakan minat baca siswa pada sebelum pandemi sangat
baik dikarenakan sistem yang dibuat oleh sekolah untuk mengembangkan
minat baca itu bagus, namun setelah adanya pandemi covid-19 minat baca
siswa turun drastis, dan dari sekolah juga gaada kegiatan yang tujuannya
untuk mengembangkan minat baca makanya rendah banget minat baca
siswa pada masa pandemi. Berbeda dengan yang di katakan Ibu Hafsyah
selaku wali kelas V(B) Bu Hafsyah mengatakan minat baca siswa sebelum
adanya pandemi tidak terlalu antusias biasa saja, hanya beberapa siswa
saja yang memang pada dasarnya suka membaca, setelah adanya pandemi
covid-19 semakin tidak baik, anak-anak kehilangan minat baca sampai
titik yang terendah. Namun hasil wawancara saya kepada wali murid
tentang minat baca anak mayoritas dari wali murid mengatakan minat baca
anak pada saat sebelum adanya pandemi covid-19 dan setelah adanya
pandemi covid-19 itu sama saja, sama-sama baik, bahkan ada yang
mengatakan setelah adanya pandemi covid-19 malah meningkat. Dan
setelah saya melihat hasil angket yang saya sebar kepada siswa siswi kelas
V(B) SDN Rorotan ternyata yang dikatakan wali murid bertentangan
dengan hasil yang siswa siswi isi di dalam angket, mereka semua
mengatakan dengan jujur bahwa semenjak adanya pandemi covid-19 dan
pembelajaran dilaksanakan secara online membuat dia jadi malas
membaca lebih asik bermain game di hp, dan menonton tv, karena
membaca di hp itu sangatlah tidak nyaman dan tidak seru katanya. Siswa

57
siswi melakukan kegiatan membaca karena ada tugas dari sekolah saja
diluar daripada tugas tidak ada yang melakukan kegiatan membaca.

Kejadian diatas menandakan bahwasanya peran orang tua sangat


penting untuk menjadi fasilitator setelah guru disekolah, karena
sesungguhnya mencerdaskan anak bukan hanya tanggung jawab guru
disekolah saja, tapi juga menjadi tanggung jawab orang tua dirumah.
Ditambah lagi dengan adanya pandemi covid-19 yang mengharuskan anak
belajar lebih banyak dirumah menggunakan gadget, harus benar-benar
mengawasi dan membimbing anak agar bisa menggunakan gadget dengan
baik. Dengan majunya tekhnologi semakin mudah kita melakukan sesuatu
dan efek negatifnya juga semakin besar yaitu anak jadi ketergantungan
dengan gadget, jika gadget digunakan dengan baik dan digunakan untuk
hal-hal yang bermanfaat tidak masalah. Namun jika digunakan untuk hal-
hal yang tidak bermanfaat seperti main game dan social media yang
berlebihan itu akan menjadi dampak buruk untuk anak.

Dari hasil observasi yang saya lihat fasilitas yang diberikan


sekolah untuk siswa-siswa telah memadai untuk mengembangkan minat
baca siswa, namun tidak semua siswa memanfaatkannya. Disekolah
disediakan perpustakaan yang bukunya banyak dan bagus-bagus, juga ada
program gerobak literasi, yang dimana dari setiap kelas dibagi-bagi jadwal
piket untuk menggerakkan gerobak literasi tersebut, jadi gerobak literasi
itu adalah gerobak yang bentuknya sama seperti gerobak pedagang kaki
lima dan didalamnya berisi buku-buku bacaan, dan gerobak itu di dorong
keliling sekolah diwaktu istirahat dengan harap ada banyak siswa yang
mengambil buku di gerobak itu dan membacanya diwaktu jam istirahat,
menurut saya ini sangat bagus sekali, jadi siswa tidak banyak bermain
ketika istirahat tapi mereka mengalokasikan waktu istirahat dengan
membaca buku yang ada di dalam gerobak literasi tersebut. Namun setelah
pandemi gerobak itu sudah tidak berfungsi lagi sampai dimakan rayap dan
sudah rusak karena kurang perawatan.

58
Sekolah juga menyediakan literasi digital, yaitu sebuah komputer
yang bisa diakses oleh semua siswa siswi SDN Rorotan 03 dan digunakan
untuk membaca buku-buku elektronik. Namun setelah adanya pandemi
komputer-komputer tersebut juga sudah tidak berfungsi lagi dan sudah
banyak yg rusak juga karena kurangnya perawatan dari pihak sekolah.

Dari hasil observasi yang saya lihat banyak piala-piala dari hasil
lomba literasi yang menandakan bahwa memang sebelum datangnya
pandemi covid-19 siswa-siswi SDN Rorotan 03 ikut aktif mengikuti
lomba-lomba literasi, diperkuat dengan hasil wawancara saya dengan Ibu
Kepala sekolah SDN Rorotan 03 yaitu ibu sulistyowati, beliau mengatakan

“sebelum adanya pandemi covid-19 siswa-siswi SDN


Rorotan 03 aktif mengikuti perlombaan-perlombaan dari
tingkat kota, dan juga provinsi, bahkan sempat diundang
dalam kegiatan salah satu kementrian pendidikan dan
kebudayaan”86
Hadirnya pandemi menjadi kendala dari semua unsur yang ada di
sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru-guru, siswa-siswi, dan juga wali
murid merasakan dampak pandemi covid-19 terhadap pendidikan anak.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca Siswa Kelas V (B)


SDN Rorotan 03 Pada Masa Pandemi Covid-19
Di Indonesia bahkan di dunia, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang pesat di berbagai bidang kehidupan menuntut manusia
untuk selalu siap menerima perubahan. Salah satu bidang yang terkena
imbas dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah bidang
pendidikan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa yang
dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
86
Wawancara dengan Ibu Kepala Sekolah, 24 Mei 2022

59
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Kenyataan ini menuntut semua unsur yang terlibat dalam dunia
pendidikan, baik itu peserta didik maupun penentu kebijakan pendidikan
di Indonesia untuk selalu belajar agar siap menghadapi perubahan jaman.
Hal itu tentu tidak mudah untuk diwujudkan. Banyak kendala-kendala
yang harus dihadapi untuk mewujudkan harapan tersebut dalam era
globalisasi.

Untuk menghadapi era globalisasi ini semua masalah dan informasi


dapat dengan cepat diketahui oleh seluruh dunia melalui berbagai media
yang ada, termasuk informasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Salah satu kegiatan yang digunakan sebagai penyebaran
informasi dalam belajar yaitu membaca menjadi salah satu kegiatan yang
sangat penting. Informasi yang didapat hanya dari melihat dan mendengar,
dimungkinkan akan cepat terlupakandan hilang, tetapi jika didapat dari
media cetak, informasi tersebut akan tersimpandalam waktu yang relatif
lama dan bisa dicari kembali jika diperlukan dalamkegiatan membaca.
Pada era globalisasi ini, dimana kemajuan teknologi sudah berkembang
pesat, minat baca pada generasi baru cenderung menurun dan tidak lebih
baik dari generasi sebelumnya. Penyebabnya antara lain semakin
canggihnya piranti audio visual yang menyebabkan generasi baru lebih
senang memanjakan mata dan telinganya dari pada menumbuhkan
semangat dan kebiasaan membaca serta ketiadaan mata pelajaran
membaca yang seharusnya diajarkan sejak dini pada pendidikan dasar.

Minat membaca merupakan suatu keinginan atau dorongan dari


seseorang untuk melakukan kegiatan membaca. Adanya minat membaca
seseorang tidak luput dari faktor-faktor yang mempengaruhi, faktor yang
mempengaruhi minat baca mahasiswa adalah faktor internal dan faktor
eksternal. Indikator-indikator adanya minat membaca seseorang dibedakan
menjadi enam yaitu intensitas membaca, jenis bacaan, perasaan, tujuan
membaca, lingkungan, akses informasi.

60
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V(B) SDN
Rorotan 03. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca siswa kelas
V(B) SDN Rorotan 03 Pada masa pandemi yang paling dominan adalah:

a. Keadaan lingkungan sosial yang kondusif


Lingkungan akademik yang baik akan mendorong siswa untuk
menggunakan perpustakaan. Guru yang rajin membaca akan selalu
memberikan tugas membaca bagi siswanya. Kemudian perpustakaan
memberikan layanan yang baik dan menyediakan kebutuhan literatur
yang dibutuhkan pengguna. Lingkungan akademik ini memang tidak
bisa lahir sendiri tanpa adanya kerjasama guru dan pimpinan sekolah.
Keadaan lingkungan sosial yang kondusif juga mempengaruhi minat
baca seseorang. Misalnya lingkungan yang nyaman akan membuat
seseorang senang membaca dan bisa konsentrasi untuk membaca.
siswa tidak bisa membaca dengan suasana yang berisik karena bisa
terganggu dalam membaca dan tidak akan bisa konsentrasi untuk
membaca. Maka dari itu lingkungan yang nyaman dan sepi membuat
siswa lebih menyukai untuk membaca buku. Jadi lingkungan sekolah
juga dapat mempengaruhi minat baca siswa.
b. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan, dan
informasi.
Rasa ingin tahu tentang fakta, teori, prinsip, pengetahuan dan
informasi juga mempengaruhi minat baca siswa. Misalnya mereka
membaca buku untuk mengetahui informasi dan pengetahuan yang
sekarang. Siswa dituntut selalu mencari informasi tentang dunia
pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Informasi yang
bisa didapat dari membaca buku secara langsung maupun dari
berbagai internet (google, youtube, dan sosial media lainnya).
c. Keadaan lingkungan fisik yang memadai
Keadaan lingkungan fisik yang memadai juga mempengaruhi minat
baca siswa, misalnya keadaan perpustakaan yang nyaman, bersih dan
pelayanan yang baik membuat siswa rajin ke perpustakaan dan

61
mereka tidak bosen dengan suasana perpustakaan yang bersih dan
nyaman.
d. Rasa haus akan informasi dan rasa ingin tahu
Membaca buku dilakukan untuk mencari informasi yang belum
diketahui dan untuk menambah wawasan. Apalagi sebagai seorang
siswa yang belajar di sekolah harus banyak mempunyai pengetahuan
yang luas tentang dunia pendidikan sekarang. Jadi siswa dituntut
untuk banyak membaca dan mencari informasi dari berbagai sumber.
e. Prinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani
Membaca adalah kebutuhan rohani maksudnya membaca itu
kebutuhan siswa dalam sehari-hari apalagi dalam dunia akademis
diwajibkan untuk membaca untuk mengetahui informasi yang
sekarang, siswa dituntut untuk membaca buku agar banyak
pengetahuan yang didapat dari membaca.

1. Faktor Pendukung Minat Baca Siswa Kelas V(B) SDN


Rorotan 03 Pada Masa Pandemi Covid-19
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara saya dengan ibu
kepala sekolah, wali kelas V(B), dan wali murid siswa kelas V(B) SDN
Rorotan 03. Ada beberapa faktor yang menjadi pendukung minat baca
siswa pada masa pandemi, dan tentunya sangat variatif dari masing-
masing wali murid, wali kelas, dan kepala sekolah.
Ibu kepala sekolah mengatakan “saat ini yang dilakukan pihak
sekolah untuk mengembalikan minat baca siswa yang tinggi yaitu
dengan cara memberikan tugas yang bersifat meningkatkan literasi
minat baca, dan juga memberikan himbauan kepada wali kelas dan
wali murid agar benar-benar mendampingi kegiatan belajar anak
selama dirumah. Dari pihak sekolah berharap agar pandemi ini cepat
berlalu, karena dari pihak sekolah sudah menyiapkan konsep untuk
membangkitkan minat baca siswa yang selama pandemi ini menurun,
yaitu dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang bersifat apresiasi

62
terhadap literasi minat baca seperti panggung literasi, jadi nanti setiap
habis upacara ada kegiatan literasi yang dimana akan diisi oleh siswa-
siswa, setiap minggu perwakilan dari siswa ada yang menunjukkan
hasil bacaannya selama seminggu dan di ceritakan di panggung literasi
tersebut.”87
Ibu Wali kelas V(B) juga mengatakan “faktor pendukung dalam
membangkitkan minat baca siswa saat ini yaitu ada pada 3 faktor, yang
pertama sistem yang dibuat oleh sekolah, yang kedua adalah
lingkungan yang ada pada siswa ketika dirumah, yang ke tiga yaitu
siswa itu sendiri. Dari pihak sekolah belum ada sistem yang efektif saat
ini untuk mengembangkan minat baca pada siswa, saya berharap
kepada wali murid untuk mendampingi secara penuh dan intensif
kepada anaknya karena wali murid tersebutlah yang memiliki waktu
paling banyak berinteraksi dengan siswa, jika siswa selama dirumah
mendapatkan bimbingan yang baik disertai dengan lingkungan rumah
yang baik juga itu sangatlah membantu pihak sekolah untuk
mengembangkan minat baca siswa, dan juga semangat anak dalam
membaca dibutuhkan disini.”88
Dari semua wali murid yang saya wawancarai saya mengambil
beberapa pendapat yang hampir menyimpulkan dari semua hasil
wawancara yang saya lakukan, diantaranya:
a. Ibu dari Naqiya yaitu Ibu Ade Soraya
Ibu Ade mengatakan ”faktor pendukung dalam
meningkatkan minat baca pada anak dirumah saat ini yaitu
ketersediaan buku bacaan dirumah yang memadai dan variatif
(meski diluar hobi atau topic yang menjadi interest anak).”89

87
Wawancara dengan Ibu Kepala Sekolah, 24 Mei 2022
88
Wawancara dengan Ibu Wali Kelas, 24 Mei 2022
89
Wawancara dengan Wali Murid (Ibu Naqiya), 19 April 2022

63
b. Ibu dari Reisya yaitu Ibu Andi
Ibu Andi mengatakan ”faktor pendukung dalam
meningkatkan minat baca pada anak dirumah saat ini yaitu
memberikan buku bacaan anak dengan banyak gambar agar
lebih menarik.”90
c. Ibu dari Kevin yaitu Ibu Khoir
Ibu Khoir mengatakan ”faktor pendukung dalam
meningkatkan minat baca pada anak dirumah saat ini yaitu
pengawasan orang tua secara maksimal baik dalam
pembelajaran maupun diluar pembelajaran semisal ketika sedang
bermain dengan temannya dan kegiatan-kegiatan lainnya yang
dilakukan pada anak, dan faktor pendungkung lainnya adalah
menyediakan buku bacaan yang banyak untuk anak.”91
d. Ibu dari Cinta yaitu Ibu Nining
Ibu Nining mengatakan ”faktor pendukung dalam
meningkatkan minat baca pada anak dirumah saat ini yaitu selain
menyediakan buku bacaan yang menarik sebagai orang tua juga
harus memfasilitasi kegiatan belajar dan membaca lainnya
seperti menyediakan tempat yang nyaman untuk anak belajar dan
membaca.”92
e. Ibu dari Kasih yaitu Ibu Fitri
Ibu Fitri mengatakan ”faktor pendukung dalam
meningkatkan minat baca pada anak dirumah saat ini yaitu
dengan memberikan les diluar jam pembelajaran sekolah, agar
anak mendapatkan bimbingan yang lebih selain dari sekolah dan
orang tua anak juga mendapatkan bimbingan dari guru
lesnya.”93

90
Wawancara dengan Wali Murid (Ibu Andi), 19 April 2022
91
Wawancara dengan Wali Murid (Ibu Khoir), 19 April 2022
92
Wawancara dengan Wali Murid (Ibu Nining), 19 April 2022
93
Wawancara dengan Wali Murid (Ibu Fitri), 19 April 2022

64
Dari beberapa kegiatan wawancara saya di atas dapat
disimpulkan bahwa ada beberapa faktor pendukung minat baca pada
siswa kelas V(B) SDN Rorotan 03 Pada masa Pandemi Covid-19 yaitu:

1. Buku bacaan yang bervariatif


Dengan banyaknya variasi buku bacaan yang tidak monoton
tulisan, tentunya dapat meningkatkan minat baca siswa. Siswa
menjadi lebih semangat dan tidak cepat bosan dalam membaca buku.
2. Tempat belajar membaca yang nyaman
Tempat membaca menjadi salah satu tempat terpenting yang
harus diperhatikan. Pasalnya, tempat belajar yang rapi dan nyaman
akan akan membuat siswa lebih fokus terhadap apa yang sedang ia
pelajari dibandingkan tempat belajar yang kotor dan bising yang
akan membuat siswa susah fokus terhadap apa yang sedang ia baca.
3. Pendampingan orang tua
Saat pembelajaran jarak jauh peran orang tua sangat
diperlukan untuk mendampingi serta membimbing anak dalam
melakukan kegiatan belajarnya, jangan sampai anak tidak
didampingi sehingga ada sesuatu yang keliru tidak diperbaiki, dan
secara psikologis peran orang tua dalam mensuport anak belajar juga
penting untuk meningkatkan semangat anak.
4. Memfasilitasi anak dengan les diluar jam belajar sekolah
Memfasilitasi anak les diluar jam belajar sekolah agar anak
mendapatkan pembelajaran yang lebih, dan mendapat bimbingan
lebih juga dari guru les nya, sehingga anak bisa lebih baik lagi
muatan ilmu pengetahuannya.

2. Faktor Penghambat Minat Baca Siswa Kelas V(B) SDN


Rorotan 03 Pada Masa Pandemi Covid-19
Yang menjadi permasalahan kurangnya minat baca para siswa
dalam menunjang kegiatan belajar tersebut yaitu ada 2 faktor. Faktor

65
yang menyebabkan minat baca siswa masih rendah yaitu faktor
ekternal dan internal.
a. Faktor eksternal, antara lain :
Belum ada kebiasaan membaca yang ditanamkan sejak dini.
Role model anak di keluarga adalah orang tua dan anak-anak
biasanya mengikuti kebiasaan orang tua. Oleh karena itu, peran
orang tua dalam mengajarkan kebiasaan membaca menjadi penting
untuk meningkatkan kemampuan literasi anak.
Akses ke fasilitas pendidikan belum merata dan minimnya
kualitas sarana pendidikan yang kurang mendukung kegiatan
belajar mengajar, seperti minimnya penyediaan buku buku yang
menarik dan variatif bagi siswa di perpustakaan sekolah. Serta
kurangnya contoh dari guru itu sendiri pada kegiatan membaca.
Masih ada guru yang belum menjadikan membaca sebagai kegiatan
yang positif dan banyak memberi manfaat.
Hal inilah yang secara tidak langsung menghambat
perkembangan kualitas literasi di Indonesia. Meningkatnya
penggunaan tekhnologi informasi yang pesat membuat siswa lebih
senang bermain gawai atau menonton televisi dari pada membaca
buku, karena membaca buku oleh sebagian anak dianggap sebagai
kegiatan yang membosankan. Sedangkan menonton siaran televisi
dianggap lebih menarik, maraknya media social yang semuanya
dapat di akses dengan mudah melalui gawai

b. Faktor Internal, antara lain yaitu :


Kurangnya pemahaman para siswa terhadap teks yang
dibaca. Kurangnya penguasaan kosakata. Belum mengerti cara
membaca yang baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Kegiatan membaca buku belum menjadi prioritas kegiatan utama.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara saya dengan
ibu kepala sekolah, wali kelas V(B), dan wali murid siswa kelas

66
V(B) SDN Rorotan 03, dan juga dari hasil penyebaran angket
kepada siswa kelas V(B) SDN Rorotan 03, banyak kesulitan yang
dialami oleh orang tua, guru dan peserta didik yang menjadi
penghambat minat baca siswa, sebagai berikut:
a. Kesulitan yang dialami oleh para orang tua yaitu:
1) Orang tua menggantikan peran guru
2) Kejenuhan orang tua mengajari dan mendampingi putra
putrinya disaat belajar di rumah.
3) Keterbatasan SDM orang tua terhadap akses pemahaman
ilmu pengetahuan
4) Orang tua memiliki peran ganda terhadap putra-putrinya
(sebagai pengontrol, sebagai pendidik, sebagai
pembimbing, sebagai pengasuh,sebagai tulang punggung
keluarga)
5) Keterbatasan orang tua dibidang ekonomi, khusunya yang
memiliki lebih dari 2 pelajar (akan berdampak pada
pemakaian hp dan akses internet disaat pembelajaran
daring)

b. Kesulitan yang dialami oleh siswa yaitu:


1) Sulitnya menerima ilmu pengetahuan melalui tulisan di
WA pada materi yang membutuhkan pemahaman yang
lebih mendalam dan praktik secara lagsung.
2) Tidak bisa bertanya secara langsung dan leluasa kepada
guru.
3) Tidak bisa berdiskusi secara langsung bersama teman dan
guru.
4) Kurang menerapkan disiplin, karena pembelajaran daring
sangat fleksibel sehingga sering mengabaikan tugas dari
guru (karena lebih suka bermain game).

67
c. Kesulitan yang dialami oleh guru yaitu:
1) Tidak bisa leluasa mentransfer ilmu secara maksimal.
2) Minimnya waktu pada saat daring dan luring.
3) Minimnya pengetahuan tentang penggunaan aplikasi
berbasis IT sebagai media pembelajaran siswa.
4) Tidak bisa memantau siswa secara langsung
5) Tidak bisa mengukur secara maksimal kemampuan siswa
tentang pengetahuan dan keterampilan.

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini terdapat


beberapa keterbatasan yang mungkin dapat mempengaruhi hasil
penelitian. keterbatsan-keterbatasan tersebut adalah :

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada saat pandemi, mengingat


judul penelitian pada saat pandemi. Dan juga akes buat
mobilitas selama penelitian agak terganggu dengan adanya
sistem pembelajaran jarak jauh.
2. Penelitian ini hanya dilakukan pada kelas V B SDN Rorotan 03,
dikarenakan banyaknya siswa dari sekolah SDN Rorotan 03
3. Penelitian ini hanya dilakukan pada materi minat baca, sesuai
dengan judul penelitian. Sehingga masih banyak yang bisa
kembangkan lagi dan ditindaklanjuti dari penelitian ini.

68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Analisis Minat Baca Siswa
Kelas V(B) SDN Rorotan 03 Pada Masa Pandemi Covid-19” maka
penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh penulis, maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa kondisi minat baca siswa kelas V(B)
SDN Rorotan 03 pada masa Pandemi Covid-19 rendah. Sekolah
belum memiliki sistem yang efektif untuk meningkatkan minat baca
siswa, orang tua pun merasa kesulitan dengan adanya sistem
pembelajaran jarak jauh yang membuat oarang tua menjadi salah satu
peran penting dalam anak melakukan pembelajaran selama dirumah,
banyak orang tua yang belum siap dengan keadaan yang seperti ini,
terutama orang tua yang memiliki kesibukan dalam bekerja. Siswa-
siswi pun mengalami penuruan semangat dalam belajar, dan banyak
cobaan dengan adanya gadget. Semua pembelajaran dilakukan
menggunakan gadget, banyak anak yang belum bisa mengoptimalkan
gadget yang dia miliki, malah lebih banyak menggunakannya untuk
bermain game dan social media dibanding kegiatan belajar.
2. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh penulis, ada 2 faktor
yang menjadi penyebab tinggi atau rendahnya minat baca, yaitu
a) Faktor Pendukung
Fasilitas yang memadai sangat menjadi peran penting untuk siswa
memiliki minat baca yang tinggi, mulai dari buku bacaan yang
variatif, tempat belajar yang nyaman, dan gadget yang baik.
Ditambah lagi dengan pendampingan orang tua dalam
membimbing secara penuh dapat membuat anak memiliki
semangat yang tinggi karena merasa ada suport yang lebih dari
orang tuanya.

69
Lingkungan yang baik disekolah maupun dirumah, yang
mengajarkan betapa pentingnya memiliki ilmu pengetahuan yang
luas sehingga anak sadar akan kapasitas dirinya yang kurang ilmu
pengetahuan sehingga menimbulkan semangat baca yang tinggi
agar mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih pada dirinya.
b) Faktor Penghambat
Dengan berkembang pesatnya tekhnologi menjadi tantangan besar
untuk sekolah, orang tua, dan juga anak untuk bisa
mengoptimalkannya. Gadget menjadi salah satu faktor
penghambat minat baca siswa dikarenakan masih banyak siswa
yang belum bisa mengoptimalkan gadget yang dia miliki, selain
digunakan untuk belajar dan membaca ternyata presentase gadget
lebih besar digunakan anak untuk bermain game dan social media
lainnya.
Dengan hadirnya Pandemi Covid-19 di Indonesia, menjadi faktor
penghambat siswa dalam meningkatkan minat baca, ditambah lagi
dengan adanya penerapan sistem pembelajaran jarak jauh, yang
dimana siswa benar-benar mengharapkan adanya pendampingan
dan bimbingan lebih dari orang tuanya selama dirumah.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta pembahasan
tentang hasil tersebut maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Bagi siswa diharapkan untuk membiasakan membaca karena
membaca sangatlah penting untuk meningkatkan kualitas ilmu
seseorang, manfaatkan fasilitas yang ada dan mengoptimalkan
tekhnologi yang berkembang untuk kegiatan-kegiatan mencari ilmu
pengetahuan

70
2. Bagi guru dan perangkat sekolah lainnya diharapkan untuk lebih
memperhatikan lagi terkait fasilitas-fasilitas untuk kegiatan membaca,
memberikan inovasi-inovasi sistem pendidikan yang lebih
mengembangkan minat baca siswa
3. Bagi orang tua diharapkan mendampingi serta membimbing anak agar
anak mendapat suport dan perhatian yang lebih, juga menciptakan
suasana yang harmonis didalam rumah agar anak nyaman dan
memiliki semangat yang tinggi untuk belajar serta membaca
4. Bagi peneliti diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
dan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan bagi peneliti
berikutnya yang ingin mengadakan penelitian yang lebih mendalam.
Dan meneliti dengan judul yang sama.

71
Daftar Pustaka

A.M, Sardiman. 2004. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:


RefikaAditama.

Arumdini, Savira. Yunus Winoto, dan Rully KA. 2016. Hubungan Antara Pola
Asuh Orang Tua Dengan Minat Baca Anak, Jurnal Kajian Informasi
dan Perpustakaan, Vol. 4, No. 2.

As-Sirjani, Raghib dan Amir Al-Madani. 2007. Spiritual Reading: Hidup Lebih
Bermakna dengan Membaca. Solo: Aqwam.
Burdina, Gulnara M., Irina E. Krapotkina, and Liliya G. Nasyrova. "Distance
Learning in Elementary School Classrooms: An Emerging Framework
for Contemporary Practice." International Journal of Instruction 12.1
(2019).

Cahyono,Teguh Yudi. 2014. Peran Perpustakaan Dalam Membina Kemampuan


dan Minat Baca. Malang: UPT Perpustakaan UM. Diakses pada tanggal
31 Januari dari situs http://digilib.um.ac.id/index.php/Artikel-
Pustakawan/peran-perpustakaan-dalam-membina-kemampuan-dan-
minat-baca.html.

Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Darmono. 2006. Toksikologi Narkoba Dan Alkohol Pengaruh Neorotoksisitasnya


Pada Saraf Otak. Jakarta: penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Esterberg, Kristin G., 2002. Qualitative Methods in Social Research,. New York:
Mc. Graw Hill.

Farida Rahim. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi


Aksara.

Freire, Paulo, and Ira Shor. 2013. Menjadi Guru Merdeka: Petikan Pengalaman.
Translated by A. Nashir Budiman. Cet.2. Yogyakarta: Lkis Pelangi
Aksara.

Gie, The Liang. 2000. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Liberty.

Handayani, Diah. Dkk. 2020. Penyakit Virus Corona 2019, Jurnal Respirologi
Indonesia, Vol. 40, No. 2. Diakses pada tanggal 24 Januari 2022, dari
situs
https://jurnalrespirologi.org/index.php/jri/article/download/101/110.

72
Handayani, Rini Tri. Dkk. 2020. Pandemi Covid-19, Respon Imun Tubuh, dan
Heard Immunity. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah Stikes Kendal,
Vol. 10, No.3. Diakses pada tanggal 24 Januari 2022, dari situs
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM/article/download/830/
505/.

Hernowo. 2005. Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar secara
Menyenangkan. Bandung: MLC.

https://perpustakaan.kemendagri.go.id/?p=4661. Diakses pada 28 Januari 2022.

https://typoonline.com/kbbi/pandemi. Kamus Besar Bahasa Indonesia diakses


pada tanggal 24 Januari 2022.
https://www.britannica.com/topic/distance-learning hlm. 2 diakses 02 Maret 2022.

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/04/tingkatkan-literasi-bacatulis-
kemendikbud-adakan-pertemuan-penulis-bahan-bacaan. Diakses pada
28 Januari 2022.

https://www.kominfo.go.id/content/detail/10862/teknologi-masyarakat-indonesia-
malas-baca-tapi-cerewet-di-medsos/0/sorotan_media. Diakses pada 28
Januari 2022.

https://www.kompasiana.com/buanintana/5cbedf0a3ba7f7138a4a9822/rendahnya-
minat-baca-membuat-indonesia-tertinggal-dengan-negara-tetangga.
Diakses pad 08 Februari 2022.

https://www.weforum.org/agenda/2016/03/21st-century-skills-future-jobs-
students/. Diakses pada 28 Januari 2022.

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan


Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Gramedia.

Iskandarwassid, Sunendar Dadang. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa.


Bandung: Remaja Roskadarya.

Jahja, Yudrik. 2015. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Prenada Media Group.

Juliansyah. 2010. Metodologi Penelitian (Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya


Ilmiah). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pengendalian dan Pencegahan


Coronavirus Disease (COVID -19), Revisi ke-5. Diakses pada tanggal
24 Januari 2022 dari situs
https://covid19.go.id/storage/app/media/Protokol/REV-
05_Pedoman_P2_COVID19_13_Juli_2020.pdf.

73
Kusuma, Jaka Wijaya, and Hamidah Hamidah. "Perbandingan hasil belajar
matematika dengan penggunaan platform Whatsapp Group dan webinar
Zoom dalam pembelajaran jarak jauh pada masa pandemik Covid
19." JIPMat 5.1 (2020).

Munir. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi.


Bandung : Alfabeta. 2012.

Nawani, Hadari. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah


Mada University Press.

Nurdin. 2011. Pengaruh Minat Baca, Pemanfaatan Fasilitas dan sumber Belajar
Terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu SMP Negeri 13 Bandar
Lampung. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol. 8 No. 1. Diakses pada
tanggal 31 Januari 2022, dari situs
https://media.neliti.com/media/publications/17290-ID-pengaruh-minat-
baca-pemanfaatan-fasilitas-dan-sumber-belajar-terhadap-prestasi-b.pdf.

Nurhadi. 2016. Teknik Membaca. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Prawiyogi, Anggy Giri, et al. "Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap


Pembelajaran Siswa di SDIT Cendekia Purwakarta." Jurnal Pendidikan
Dasar 11.1 (2020).

Rohmad, Ali. 2009. Kapita Selekta Pendidikan. Yogyakarta: TERAS.

Sanafiah, Faisal. 2008. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Press.

Sareb Putra, Masri. 2008. Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini. Jakarta: P.T
Indeks.

Satrianingrum, Arifah Prima. Iis Prasetyo. 2020. Persepsi Guru dampak Pandemi
Covid-19 Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran daring Di PAUD.
Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 5 (1). Diakses
pada tanggal 24 Januari 2022, dari situs
https://obsesi.or.id/index.php/obsesi/article/view/574.

Siyonto, Sandu. M. Ali Sodik. 2015. Dasar Metedologi Penelitian. Yogyakarta:


Literasi Media Publishing.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka


Cipta.

Sudarsana, Undang., dan Bastiano. 2010. Pembinaan Minat Baca. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Sugihartati, Rahma. 2010. Membaca, Gaya Hidup dan Kapitalisme. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

74
Surat Edaran Mendikbud No. 4 Tahun 2020, Tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan Pada Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease
(COVID- 19). Diakses pada tanggal 28 Januari 2022, dari situs
https://pusdiklat.kemdikbud.go.id/surat-edaran-mendikbud-no-4-tahun-
tentang-pelaksanaankebijakan-pendidikan-dalam-masa-darurat-
penyebaran-corona-virus-disease-covid-1-9/.

Susilo, Adityo. 2020. Coronavirus Disease, 2019 : Tinjauan Literatur Terkini,


Jurnal Penyakit dalam Indonesia, Vol. 7, No. 1. Diakses pada tanggal
24 Januari 2022, dari situs
https://ocw.ui.ac.id/mod/resource/view.php?id=1838.

Tampubolon, D.P. 2008. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan


Efisien. Bandung: Angkasa.

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.


Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2006.

UU Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS diakses pada 02 Maret 2022 dari situs
https://pusdiklat.perpusnas.go.id/public/media/regulasi/2019/11/12/201
9_11_12-03_49_06_9ab7e1fa524ba603bc2cdbeb7bff93c3.pdf.

Zulfikar. 2014. Manajemen Riset dengan Pendekatan Komputasi Statistik.


Yogyakarta: Deepublish.

75
LAMPIRAN

76
Lampiran 1
Kisi-kisi wawancara
No Sumber Data Aspek Indikator
1. Kepala Sekolah Analisis minat • Definisi minat baca
baca
• Gambaran minat baca
siswa SDN Rorotan 03
sebelum adanya
pandemi Covid-19
• Gambaran minat baca
siswa SDN Rorotan 03
ketika adanya pandemi
Covid-19
Upaya • Upaya meningkatkan
Meningkatkan minat baca siswa
Minat Baca sebelum adanya
pandemi Covid-19
• Upaya meningkatkan
minat baca siswa pada
masa pandemi Covid-
19

Faktor Minat • Faktor pendukung


Baca minat baca siswa
• Faktor penghambat
minat baca siswa
2. Guru Kelas 5 Analisis minat • Pemahaman guru kelas
baca
tentang minat baca
• Gambaran minat baca
siswa kelas V(B) SDN
Rorotan 03 sebelum

77
adanya pandemi Covid-
19
• Gambaran minat baca
siswa kelas V(B) SDN
Rorotan 03 ketika
adanya pandemi Covid-
19
Upaya • Upaya meningkatkan
Meningkatkan minat baca siswa
Minat Baca sebelum adanya
pandemi Covid-19
• Upaya meningkatkan
minat baca siswa pada
masa pandemi Covid-
19
Faktor Minat
• Faktor pendukung
Baca
minat baca siswa
• Faktor penghambat
minat baca siswa

3. Wali Murid Analisis minat • Pemahaman wali murid


Siswa Kelas 5 baca tentang minat baca
• Gambaran minat baca
anak sebelum adanya
pandemi Covid-19
• Gambaran minat baca
anak ketika adanya
pandemi Covid-19

78
Upaya • Upaya meningkatkan
meningkatkan minat baca anak
minat baca sebelum adanya
pandemi Covid-19
• Upaya meningkatkan
minat baca anak pada
masa pandemi Covid-
19
Faktor minat baca • Faktor pendukung
minat baca anak
• Faktor penghambat
minat baca anak

79
Lampiran 2
KISI-KISI ANGKET MINAT BACA

Variabel Aspek Indikator Butir Jumlah


Soal
Perasaan pada Rasa senang 5
waktu 1
membaca Rasa malas 2
Rasa bosan 3,18
Rasa 4
bersemangat
Perhatian Menunjukkan 5,7,8,11 8
dalam kegunaan
membaca membaca
Menunjukkan 6,9, 10,16
tidak gunanya
membaca

Minat Baca Partisipasi Suka membaca 22,23 12


Siswa dalam Tidak suka 25
membaca membaca
Sering 12,14,17,
meluangkan 19
waktu untuk
membaca
Jarang 13,15,20,
meluangkan 21,24
waktu untuk
membaca
Jumlah 25

80
Lampiran 3

*Wawancara dengan Ibu Kepala Sekolah dilaksanakan secara


langsung, berikut hasil rekaman wawancara peneliti dengan Ibu
Kepala Sekolah
https://drive.google.com/file/d/1PHgGnP5oYNwWBLJq7QuLTtP
qsrNhsgOP/view?usp=drivesdk

81
Lampiran 4

82
83
84
Lampiran 5

85
86
87
88
89
90
91
Lampiran 6

92
93
94
95
96
97
98
Lampiran 7

99
Lampiran 8

100
Lampiran 9
KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-066
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 010
FORM (FR)
FITK No. Revisi : 01
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT PERMOHONAN VALIDASI

Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/V/20212 Jakarta, 09 Maret 2022


Lamp : -
Hal : Permohonan Validasi Instrumen

Kepada Yth.
Lu’luil Maknun, M.Pd.

Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Nama : Mohamad As’ad Kholilullah
NIM : 11170183000017
Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Semester : 10

Adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
dan sehubungan dengan penyelesaian instrumen penelitian. Oleh karena itu, saya mohon kesediaan Ibu
untuk menjadi validator.

Demikian atas perhatian dan bantuan Ibu , saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

a.n. Dekan
Kaprodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Asep Ediana Latip, M.Pd.


NIP. 19810623 200912 1 003

Tembusan:
1. Dekan FITK
2. Mahasiswa ybs.

101
Lampiran 10
SURAT PERNYATAAN VALIDASI
INSTRUMEN PENELITIAN TUGAS AKHIR SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Lu’luil Maknun, M.Pd.
NIP : 198404162015032004
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa istrumen penelitian atas nama mahasiswa
Nama : Mohamad As’ad Kholilullah
NIM : 11170183000017
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul Skripsi : Analisis Minat Baca Siswa Kelas V SDN Rorotan 03 Pagi
Pada Masa Pandemi Covid-19.

Setelah dilakukan kajian atas instrument penelitian tersebut dapat dinyatakan :

✓ Layak digunakan untuk penelitian

Layak digunakan dengan perbaikan

Tidak layak digunakan untuk penelitian yang bersangkutan

Demikian agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.


Jakarta, 18 Maret 2022
Validator,

Lu’luil Maknun, M.Pd.


NIP. 198404162015032004

Catatan:

Beri tanda √

102
Lampiran 11

103
Lampiran 12

104
105
106
107
108
109
110
111
112
Lampiran 13
` RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
REVISI 2017
(Disusun Berdasarkan Permendikbud Nomor: 22 Tahun 2016)

Satuan Pendidikan : SD Negeri


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas /Semester : V /Genap
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Materi Pokok : Penyajian Data Tunggal
Alokasi Waktu : 6 JP (2 Pertemuan)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran mengamati, menanya,
mengeksplorasi, menganalisis dan mengkomunikasikan peserta didik diharapkan
dapat
1. Menyajikan data dalam bentuk tabel dan sejenisnya
2. Menentukan data terendah dari tabel data.
3. Menentukan data tertinggi dari tabel data

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


(IPK)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.7 Menjelaskan data yang 3.7.1 Menganalisis cara penyajian data
berkaitandengan diri peserta 3.7.2 Menganalisis masalah yang berkaitan
didik atau lingkungan sekitar dengan penyajian data tunggal
serta cara pengumpulannya 3.7.3 Memahami berbagai bentuk penyajian data
tunggal
4.7 Mengidentifikasi data yang 4.7.1 Menyajikan data dalam bentuk tabel,
berkaitan dengan diri peserta diagram gambar (piktogram), diagram
didik atau lingkungan sekitar batang, atau diagram garis untuk
serta cara pengumpulannya menyelesaikan masalah
4.7.2 Menggunakan diagram gambar
(piktogram), diagram batang, atau diagram
garis untuk menyelesaikan masalah

C. MATERI PEMBELAJARAN
1. Fakta:
Contoh-contoh gambar berbagai jenis penyajian data
2. Konsep
a. Diagram adalah suatu representasi simbolis informasi dalam bentuk geometri
dua dimensi sesuai teknik visualisasi.
b. Statistika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari metode yang paling
efisien tentang cara-cara pengumpulan, pengolahan, penyajian serta analisis
data, penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan yang cukup beralasan
berdasarkan data dan analisa yang dilakukan.

113
3. Prinsip
Mengidentifikasi data yang berkaitan dengan diri peserta didik atau lingkungan sekitar
serta cara pengumpulannya
4. Prosedur
a. Menyajikan data dalam bentuk tabel, diagram gambar (piktogram), diagram batang,
atau diagram garis untuk menyelesaikan masalah
b. Menggunakan diagram gambar (piktogram), diagram batang, atau diagram garis
untuk menyelesaikan masalah

D. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)

E. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media LCD projector,
2. Laptop,
3. Papan Diagram (Chart Board),
4. Aplikasi diagram digital berbasis web(Charts Online)

F. SUMBER BELAJAR
1. Buku Siswa Matematika Kelas V Revisi 2017
2. Buku Petunjuk Guru Matematika Kelas V Revisi 2017
3. Modul/bahan ajar,
4. Internet,
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Pertemuan Ke-1 (3 x 35 menit ) Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
2. Sebelum memulai pelajaran, guru mengajak peserta didik untuk
bernyanyibersama yang ada pada buku siswa, guru juga bisa mengajak
peserta didikmenyanyikan lagu lain yang sesuai dengan tema pelajaran.
3. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
4. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran. 15
Apersepsi menit
1. Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya:Penyajian data tunggal dalam bentuk piktogram
2. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
3. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan.
4. Melakukan Pre-test
Motivasi
1. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari.

114
1. Pertemuan Ke-1 (3 x 35 menit ) Waktu
2. Apabila materi/tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang: Penyajian data tunggal dalam bentuk diagram
batang, diagram garis, diagram lingkaran menggunakan papan diagram
(Chart Board)
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
4. Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
1. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu.
2. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
3. Pembagian kelompok belajar
4. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Sintak
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Orientasi peserta Mengamati
didik kepada masalah Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topik dengan cara :
❖ Melihat (tanpa atau dengan alat)
Menayangkan gambar/foto/tabel berikut ini
❖ Mengamati
lembar kerja, pemberian contoh-contoh
materi/soal untuk dapat dikembangkan peserta
didik, dari media interaktif, dsb yang
berhubungan dengan:
• Materi yang disampaikan guru
• Contoh-contoh soal yang berkaitan
❖ Membaca (dilakukan di rumah sebelum 75
kegiatan pembelajaran berlangsung), materi menit
dari buku paket atau buku-buku penunjang lain,
dari internet/materi yang berhubungan
Penyajian data tunggal dalam bentuk diagram
batang, diagram garis, diagram lingkaran.
❖ Mendengar
❖ pemberian materi oleh guru yang berkaitan
dengan Penyajian data tunggal dalam bentuk
diagram batang, diagram garis, diagram
lingkaran menggunakan papan diagram (Chart
Board)
❖ Menyimak,
penjelasan pengantar kegiatan/materi secara
garis besar/global tentang materi pelajaran
mengenai : Penyajian data tunggal dalam
bentuk diagram batang, diagram garis,
diagram lingkaran menggunakan papan

115
1. Pertemuan Ke-1 (3 x 35 menit ) Waktu
diagram (Chart Board)untuk melatih
kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Mengorganisasikan MENANYA (4C: CRITICAL THINKING)
peserta didik Guru memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang
disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar,
contohnya :
❖ Mengajukan pertanyaan tentang : Penyajian
data tunggal dalam bentuk diagram batang,
diagram garis, diagram lingkaran
menggunakan papan diagram (Chart
Board)yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk
hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Membimbing MENGUMPULKAN INFORMASI (LITERASI)
penyelidikan individu Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan
dan kelompok untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi
melalui kegiatan:
❖ Mengamati obyek/kejadian,
❖ Membaca sumber lain selain buku teks,
❖ mengunjungi laboratorium komputer
perpustakaan sekolah untuk mencari dan
membaca artikel tentang Penyajian data
tunggal dalam bentuk diagram batang, diagram
garis, diagram lingkaran menggunakan papan
diagram (Chart Board)
❖ Mengumpulkan informasi
❖ Mengumpulkan data/informasi melalui diskusi
kelompok atau kegiatan lain guna menemukan
solusimasalah terkait materi pokok yaitu
Penyajian data tunggal dalam bentuk diagram
batang, diagram garis, diagram lingkaran
menggunakan papan diagram (Chart Board)
❖ Aktivitas
1. Guru meminta siswa untuk memberikan
tanggapan atau pendapatnya mengenai
gambar yang disediakan oleh guru atau
yang terdapat pada buku teks
2. Guru meminta peserta didik untuk
membaca kembali materi tentang cara
membut penyejian data dalam bentuk
diagram batang

116
1. Pertemuan Ke-1 (3 x 35 menit ) Waktu
3. Guru meminta setiap peserta didik untuk
membuat penyajian data dalam bentuk
diagram batang mengenai dirinya sendiri
dan lingkungan sekitar
4. Peserta didik diminta untuk menyajikan
hasil penyajian data tunggal dalam bentuk
diagram batang
❖ Mempraktikan
❖ Mendiskusikan
❖ Saling Tukar Informasi (4C: Collaboration)
Saling tukar informasi Penyajian data tunggal
dalam bentuk diagram batang, diagram garis,
diagram lingkaran menggunakan papan
diagram (Chart Board)dengan ditanggapi aktif
oleh peserta didik dari kelompok lainnya
sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru
yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi
kelompok kemudian, dengan menggunakan
metode ilmiah yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada lembar kerja
yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara
yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan
belajar dan belajar sepanjang hayat.
Mengembangkan dan MENGKOMUNIKASIKAN (4C:
menyajikan hasil COMMUNICATION)
karya Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
1. Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,
atau media lainnya untuk mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan pendapat dengan
sopan
2. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal tentang : Penyajian data tunggal dalam
bentuk diagram batang, diagram garis, diagram
lingkaran menggunakan papan diagram (Chart
Board).
3. Mengemukakan pendapat atas presentasi yang
dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan
4. Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan
peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menjawabnya.
5. Menyimpulkan tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru

117
1. Pertemuan Ke-1 (3 x 35 menit ) Waktu
dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan
secara tertulis tentang Penyajian data tunggal
dalam bentuk diagram batang, diagram garis,
diagram lingkaran menggunakan papan diagram
(Chart Board)
6. Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau lembar kerja yang
telah disediakan.
7. Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau
guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada
siswa.
8. Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar
lerja yang telah disediakan secara individu untuk
mengecek penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran.
Menganalisa & MENGASOSIASIKAN (HOTS: REFLEKTIF)
mengevaluasi proses Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan
pemecahan masalah koreksi dari guru terkait pembelajaran tentang:
1. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan
dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya
maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-
pertanyaan pada lembar kerja.
2. Peserta didik mengerjakan beberapa soal
mengenai Penyajian data tunggal dalam bentuk
diagram batang, diagram garis, diagram
lingkaran menggunakan papan diagram (Chart
Board)
3. Menambah keluasan dan kedalaman sampai
kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada
yang bertentangan untuk mengembangkan sikap
jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif
dalam membuktikan :Penyajian data tunggal
dalam bentuk diagram batang, diagram garis, dan
diagram lingkaran.
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku
jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu,
peduli lingkungan)
Kegiatan Penutup
15
Peserta didik :
menit
1. Membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting

118
1. Pertemuan Ke-1 (3 x 35 menit ) Waktu
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Guru :
1. Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta
didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta
diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.
2. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik
3. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan (jika diperlukan).
4. Mengagendakan pekerjaan rumah.
5. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

2. Pertemuan Ke-2 (3 x 35 menit ) Waktu


Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
2. Sebelum memulai pelajaran, guru mengajak peserta didik untuk
bernyanyibersama yang ada pada buku siswa, guru juga bisa mengajak
peserta didik menyanyikan lagu lain yang sesuai dengan tema pelajaran.
3. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
4. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apersepsi
1. Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya: Penyajian data tunggal dalam bentuk diagram batang,
diagram garis, diagram lingkaran menggunakan papan diagram (Chart
Board)Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya. 15
2. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang menit
akan dilakukan.
Motivasi
1. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari.
2. Apabila materi/tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang: Penyajian data tunggal dalam bentuk diagram
batang, diagram garis, diagram lingkaran menggunakan Charts
Online(Aplikasi diagram digital berbasis web)
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
4. Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
1. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu.
2. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung

119
2. Pertemuan Ke-2 (3 x 35 menit ) Waktu
3. Pembagian kelompok belajar
4. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Sintak
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Orientasi peserta Mengamati
didik kepada masalah Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topik dengan cara :
❖ Melihat (tanpa atau dengan alat)
Menayangkan gambar/foto/tabel berikut ini
❖ Mengamati
lembar kerja, pemberian contoh-contoh
materi/soal untuk dapat dikembangkan peserta
didik, dari media interaktif, dsb yang
berhubungan dengan:
• Materi yang disampaikan guru
• Contoh-contoh soal yang berkaitan
❖ Membaca (dilakukan di rumah sebelum
kegiatan pembelajaran berlangsung), materi
dari buku paket atau buku-buku penunjang lain,
dari internet/materi yang berhubungan
Penyajian data tunggal dalam bentuk diagram
batang, diagram garis, diagram lingkaran.
❖ Mendengar 75
❖ pemberian materi oleh guru yang berkaitan menit
dengan Penyajian data tunggal dalam bentuk
diagram batang, diagram garis, diagram
lingkaran menggunakan Charts Online(Aplikasi
diagram digital berbasis web)
❖ Menyimak,
penjelasan pengantar kegiatan/materi secara
garis besar/global tentang materi pelajaran
mengenai : Penyajian data tunggal dalam
bentuk diagram batang, diagram garis,
diagram lingkaran menggunakan Charts
Online(Aplikasi diagram digital berbasis
web)untuk melatih kesungguhan, ketelitian,
mencari informasi.
Mengorganisasikan MENANYA (4C: CRITICAL THINKING)
peserta didik Guru memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang
disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar,
contohnya :
❖ Mengajukan pertanyaan tentang : Penyajian
data tunggal dalam bentuk diagram batang,
diagram garis, diagram lingkaran

120
2. Pertemuan Ke-2 (3 x 35 menit ) Waktu
menggunakan Charts Online(Aplikasi diagram
digital berbasis web)yang tidak dipahami dari
apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa
yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Membimbing MENGUMPULKAN INFORMASI (LITERASI)
penyelidikan individu Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan
dan kelompok untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi
melalui kegiatan:
❖ Mengamati obyek/kejadian,
❖ Membaca sumber lain selain buku teks,
❖ mengunjungi laboratorium komputer
perpustakaan sekolah untuk mencari dan
membaca artikel tentang Penyajian data
tunggal dalam bentuk diagram batang, diagram
garis, diagram lingkaran menggunakan Charts
Online(Aplikasi diagram digital berbasis web)
❖ Mengumpulkan informasi
❖ Mengumpulkan data/informasi melalui diskusi
kelompok atau kegiatan lain guna menemukan
solusimasalah terkait materi pokok yaitu
Penyajian data tunggal dalam bentuk diagram
batang, diagram garis, diagram lingkaran
menggunakan Charts Online(Aplikasi diagram
digital berbasis web)
❖ Aktivitas
1. Guru meminta siswa untuk memberikan
tanggapan atau pendapatnya mengenai
gambar yang disediakan oleh guru atau
yang terdapat pada buku teks
2. Guru meminta peserta didik untuk
membaca kembali materi tentang cara
membut penyejian data dalam bentuk
diagram batang
3. Guru meminta setiap peserta didik untuk
membuat penyajian data dalam bentuk
diagram batang mengenai dirinya sendiri
dan lingkungan sekitar
4. Peserta didik diminta untuk menyajikan
hasil penyajian data tunggal dalam bentuk
diagram batang
❖ Mempraktikan
❖ Mendiskusikan
❖ Saling Tukar Informasi (4C: Collaboration)

121
2. Pertemuan Ke-2 (3 x 35 menit ) Waktu
Saling tukar informasi Penyajian data tunggal
dalam bentuk diagram batang, diagram garis,
diagram lingkaran menggunakan Charts
Online(Aplikasi diagram digital berbasis
web)dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik
dari kelompok lainnya sehingga diperoleh
sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan
sebagai bahan diskusi kelompok kemudian,
dengan menggunakan metode ilmiah yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
pada lembar kerja yang disediakan dengan
cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur,
sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui
berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Mengembangkan dan MENGKOMUNIKASIKAN (4C:
menyajikan hasil COMMUNICATION)
karya Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
1. Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,
atau media lainnya untuk mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan pendapat dengan
sopan
2. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal tentang : Penyajian data tunggal dalam
bentuk diagram batang, diagram garis, diagram
lingkaran menggunakan Charts Online(Aplikasi
diagram digital berbasis web).
3. Mengemukakan pendapat atas presentasi yang
dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan
4. Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan
peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menjawabnya.
5. Menyimpulkan tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan
secara tertulis tentang Penyajian data tunggal
dalam bentuk diagram batang, diagram garis,
diagram lingkaran menggunakan Charts
Online(Aplikasi diagram digital berbasis web)
6. Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau lembar kerja yang
telah disediakan.
7. Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau
guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada

122
2. Pertemuan Ke-2 (3 x 35 menit ) Waktu
siswa.
8. Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar
lerja yang telah disediakan secara individu untuk
mengecek penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran.
Menganalisa & MENGASOSIASIKAN (HOTS: REFLEKTIF)
mengevaluasi proses Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan
pemecahan masalah koreksi dari guru terkait pembelajaran tentang:
1. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan
dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya
maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-
pertanyaan pada lembar kerja.
2. Peserta didik mengerjakan beberapa soal
mengenai Penyajian data tunggal dalam bentuk
diagram batang, diagram garis, diagram
lingkaran menggunakan Charts Online(Aplikasi
diagram digital berbasis web)
3. Menambah keluasan dan kedalaman sampai
kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada
yang bertentangan untuk mengembangkan sikap
jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif
dalam membuktikan :Penyajian data tunggal
dalam bentuk diagram batang garis, diagram
batang, dan diagram lingkaran.
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku
jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu,
peduli lingkungan)
Kegiatan Penutup
Peserta didik :
1. Membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
3. Melakukan Post-test
15
Guru :
menit
1. Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta
didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta
diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.
2. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik
3. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/

123
2. Pertemuan Ke-2 (3 x 35 menit ) Waktu
perseorangan (jika diperlukan).
4. Mengagendakan pekerjaan rumah.
5. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

F. PENILAIAN, PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN


1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
1) Tes Tertulis
a) Pilihan ganda
b) Uraian/esai
2) Tes Lisan
b. Penilaian Kompetensi Keterampilan
1) Proyek, pengamatan, wawancara’
a) Mempelajari buku teks dan sumber lain tentang materi pokok
b) Menyimak tayangan/demo tentang materi pokok
c) Menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan pengamatan dan eksplorasi
2) Portofolio / unjuk kerja
Laporan tertulis individu/ kelompok
3) Produk

2. Instrumen Penilaian
a. Pertemuan Pertama (Terlampir)
b. Pertemuan Kedua (Terlampir)

3. PembelajaranRemedial dan Pengayaan


a. Remedial
1) Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
maupun kepada peserta didik yang sudah melampui KKM. Remidial terdiri
atas dua bagian : remedial karena belum mencapai KKM dan remedial
karena belum mencapai Kompetensi Dasar
2) Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru akan memberikan tugas bagi peserta
didik yang belum mencapai KKM (Kriterian Ketuntasan Minimal), misalnya
sebagai berikut.
Peserta didik yang belum menguasai materi akan dijelaskan kembali oleh
guru materi Guru akan melakukan penilaian kembali dengan soal yang
sejenis. Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang
disesuaikan contoh: pada saat jam belajar, apabila masih ada waktu, atau
di luar jam pelajaran (30 menit setelah jam pelajaran selesai).
b. Pengayaan
1) Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai
materi pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah
tuntas mencapai KKM atau mencapai Kompetensi Dasar.
2) Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan
dengan peserta didik.
3) Direncanakan berdasarkan IPK atau materi pembelajaran yang
membutuhkan pengembangan lebih luas misalnya

124
Peserta didik yang sudah menguasai materi mengerjakan soal pengayaan
yang telah disiapkan oleh guru berupa pertanyaan-pertanyaan pilihan
ganda dalam buku panduan guru. Guru mencatat dan memberikan
tambahan nilai bagi peserta didik yang berhasil dalam pengayaan.

Jakarta, 13 April
2022
Mengetahui :
Kepala SDN Rorotan 03 Guru Mata Pelajaran

Sulistyowati, S.Pd., M.Si. Siti Zahrotul Uyun,


S.Pd.
NIP. 196407241990082001 NIP.
198511202020122008

125
Lampiran 14
Dokumentasi Penelitian
Wawancara dengan kepala sekolah Wawancara dengan kepala sekolah

Proses Pembelajaran wawancara dengan wali kelas

Penyebaran Angket Penyebaran Angket

126
Upacara Proses Pembelajaran

Prestasi Siswa Prestasi Siswa

Prestasi Siswa Prestasi Siswa

127
Poster Sekolah Poster Literasi

Mading Kelas Mading Kelas

Mading Kelas Mading Kelas

128
Mading Kelas Mading Kelas

Mading Kelas Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan Sekolah Perpustakaan Sekolah

129
Perpustakaan Sekolah Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan Sekolah Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan Sekolah Perpustakaan Sekolah

130
Taman Sekolah Taman Sekolah

Gerobak Literasi Gerobak Literasi

131

Anda mungkin juga menyukai