Diktat Teknologi Produksi Radioisotop Mo-99
Diktat Teknologi Produksi Radioisotop Mo-99
RADIOISOTOP
Mo-99, Sm-153, DAN I-131
DI PTRR - BATAN
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL
DAFTAR ISI 1
BAB I. PENDAHULUAN 2
DAFTAR PUSTAKA 38
BAB I
PENDAHULUAN
Paska Iradiasi
BAB II
diperkaya Mo-98 hingga >98% (Gambar 3).[3] Cara yang pertama bisa
diperoleh radioisotop Mo-99 dengan aktivitas jenis yang tinggi (>104 Ci/g Mo)
namun memerlukan teknologi yang mahal dan sangat rumit serta
menghasilkan limbah radioaktif dalam jumlah yang besar. Disamping itu
berdasarkan Kongres Amerika Serikat penggunaan uranium pengkayaan
tinggi (HEU) untuk bahan bakar reaktor riset dan produksi Mo-99 saat ini telah
dibatasi dalam upaya mencegah penyalahgunaan pemakaian untuk senjata
nuklir.[1,2] Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka cara kedua melalui
penangkapan neutron terhadap sasaran MoO3 alam bisa merupakan pilihan
karena proses pembuatannya yang mudah, murah dan tidak menimbulkan
limbah radioaktif waktu paro panjang, meskipun radioisotop Mo-99 yang
dihasilkan mempunyai aktivitas jenis (specific activity) jauh lebih rendah
sekitar 0,6 – 1,6 Ci/g Mo pada saat end of irradiation (EOI).
Jadi radioisotop Mo-99 bisa terbentuk dari reaksi fisi U-235 bersamaan
dengan radioisotop-radioisotop hasil fisi yang lain sehingga harus dipisahkan
melalui proses kimia yang rumit.
3. Proses Pemurnian
• Larutan dalam botol A-1 selanjutnya dimurnikan dengan
melewatkan / mengelusikan ke kolom fritted 13 x 260 mm yang
berisi resin HZO/AgC (Gambar 11(a)) dengan metode gravitasi
dan kecepatan elusi diatur menjadi 1,8 – 2,0 ml/menit, dan larutan
eluat ditampung ke dalam botol mulut dua lapis plastik yang
bertanda A-2.
• Setelah larutan dalam botol A-1 habis, botol A-1 dibilas dengan
10 ml NaOH 0,2N dan dielusikan lagi ke dalam kolom fritted 13 x
260 mm yang berisi resin HZO/AgC seperti pada langkah
sebelumnya. Kolom dikeringkan menggunakan vakum.
• Setelah semua larutan cucian dalam botol A-1 habis dan pindah
ke dalam botol A-2, selanjutnya botol A-2 diukur paparannya dan
hasilnya dicatat dalam log book.
• Kemudian ke dalam botol A-2 ditambahkan 4 ml larutan pembawa
Iodium (1 mg NaI/ml) dan digojog beberapa saat kemudian
ditambahkan 0,5 ml larutan AgNO3 10% digojog dan dibiarkan
selama 15 menit.
• Selanjutnya larutan eluat dalam botol A-2 dielusikan /dilewatkan
ke dalam kolom fritted 13 x 260 mm yang berisi resin
AgC/HZO/Charcoal dengan metode gravitasi (Gambar 11b)
dengan kecepatan alir 1,8 – 2,0 ml/menit. Larutan eluat
ditampung dalam botol mulut satu lapis plastik bertanda B-1
(a) (b)
Gambar 11. (a). Pemurnian larutan Mo-99 dengan kolom HZO/AgC
(b). Pemurnian larutan Mo-99 dengan kolom
AgC/HZO/Charcoal
Pada Tabel 1 terlihat hanya ada 3 jenis radioisotop yang terjadi namun
hanya radioisotop 99Mo yang dominan terjadi karena kelimpahannya di alam
24,13% dan penampang lintang (cross section) 0,13 barn. Radioisotop 93Mo
BAB III
dibawa ke hotcel radioisotop untuk proses lebih lanjut. Di dalam hotcel, kapsul
iradiasi dibuka tutupnya menggunakan kunci sok 14 dan kapsul inner
dikeluarkan kemudian dipotong menggunakan alat pemotong mekanik untuk
mengeluarkan ampul sasaran.
Ampul sasaran dimasukkan ke dalam wadah polietelen kemudian
dipres/digencet menggunakan alat untuk memecahkan ampul sasaran.
Kemudian serbuk sasaran Sm2O3 diperkaya teriradiasi dilarutkan dengan
menambahkan 3 mL larutan HCl 1N ke dalam wadah polietelen dan
digoyang-goyang lalu didiamkan selama ± 15 menit hingga larut sempurna.
Selanjutnya ditambahkan 3 mL aquabidest dan digoyang pelan-pelan selama
± 20 menit, dan larutan samarium khlorida (153SmCl2) dicuplik sebanyak 0,5
mL dan dimasukkan ke dalam vial 3 cc untuk dilakukan pengujian :
a. Kejernihan
b. Konsentrasi Radioaktivitas
c. Kemurnian Radionuklida
polietelen dipindahkan ke dalam botol vial 10 cc yang telah diberi label : Bulk
Sm-153, No. Batch, dan Tanggal Produksi kemudian disimpan untuk proses
lebih lanjut yaitu proses penandaan EDTMP.
BAB IV
TEKNOLOGI PRODUKSI RADIOISOTOP I-131
juga ada dua metode yaitu melalui reaksi pembelahan inti uranium-235 (235U)
yang dinamakan reaksi neutron-fisi (n,f) seperti pada Gambar 14 dan reaksi
penangkapan neutron thermal terhadap sasaran tellurium dioksida (TeO2)
alam yang dinamakan reaksi neutron-gamma (n,)[11,12] seperti Gambar 15,
kedua reaksi tersebut berlangsung di dalam reaktor nuklir.
99
Mo
235 131
U (n,f) I + neutron
Radioisotop lain
131 Te (25 m) -
-
130 Te (n,) IT 18% 131 I (8,02 hari) 131 Xe (stabil)
131m -
Te (30 jam)
Gambar 15. Reaksi aktivasi neutron (n,)
Proses produksi radioisotop 131I dari hasil belah 235U (n,f) melalui
proses yang rumit dan panjang untuk memisahkan radioisotop 131I dari
produk-produk fisi yang lain serta membutuhkan fasilitas yang sangat rumit
disamping itu juga menghasilkan limbah hasil fisi yang sangat kompleks dan
mempunyai umur paro yang panjang dan itu semua bisa dilakukan di PT.
INUKI yang mempunyai fasilitas untuk produksi produksi 99Mo dan 131I dari
hasil belah 235U. Ada cara yang kedua yaitu dengan cara aktivasi neutron
terhadap sasaran TeO2 alam dan proses pemisahan produk dari bahan
sasarannya cukup dengan destilasi basah atau destilasi kering serta limbah
(2,46%), 123Te (0,87%), 124Te (4,61%), 125Te (6,99%), 126Te (18,71%), dan
128Te (31,79%).[6] Dari isotop-isotop tersebut mempunyai tampang lintang
(cross section) yang berbeda-beda dan bila disinari dengan neutron thermal
maka akan terbentuk radioisotop seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Kelimpahan isotop pada telurium alam dan reaksi penangkapan
neutron yang terjadi dari sasaran isotop-isotopnya
Isotop Kelim- Tampang Reaksi nuklir Isotop Energi γ Waktu
pahan lintang (n,γ) yang (keV) paro
(%) reaksi terbentuk
(barn)
120Te 0,0089 2,000 120Te (n,γ) 121Te 121Te 573 16,78 hari
122Te 2,46 1,700 122Te (n,γ) 123mTe 123mTe 159 119,7 hari
123Te 0,87 406 123Te (n,γ) 124Te 124Te - stabil
124Te 4,61 6,800 124Te (n,γ) 125Te 125Te - stabil
125Te 6,99 1,55 125Te (n,γ) 126Te 126Te - stabil
126Te 18,71 0,135 126Te (n,γ) 127Te 127Te (β) 698 9,35 jam
128Te 31,79 0,015 128Te (n,γ) 129Te 129Te (β) 1470 69,6 menit
130Te (n,γ) 131Te 131Te
130Te 25 menit
34,48 0,270 131I
131Te 131I 364 8,02 hari
Seperti yang terlihat pada Tabel 1 bahwa hasil dari aktivasi neutron terhadap
sasaran TeO2 alam akan terbentuk radioisotop 121Te, 123mTe, 127Te, 129Te dan
131Te. Dari radioisotop tersebut hanya radioisotop 131Te yang meluruh menjadi
radioisotop 131I yang selanjutnya dilakukan proses pemisahan radioisotop 131I
bagian atas kapsul iradiasi ditutup dengan tutup berulir. Kapsul iradiasi
(Gambar 12) adalah suatu wadah dari bahan aluminium untuk
mengemas dan melindungi sasaran selama proses iradiasi di dalam
fasilitas iradiasi Reaktor G.A. Siwabessy PRSG-BATAN.
IV.1.3. Proses Penanganan dan Pemisahan I-131 dari Sasaran TeO2 [14]
Paska iradiasi, kapsul iradiasi yang berisi sasaran telurium dioksida
(TeO2) alam teriradiasi dipindahkan dari fasilitas iradiasi dan dimasukkan ke
dalam container atau transfer cask dan diangkut menggunakan trolly yang
ditarik dengan forklift dibawa ke hotcel radioisotop untuk proses lebih lanjut.
Transfer cask dihubungkan ke hotcel window bagian belakang dan dengan
peralatan khusus kapsul sasaran dalam transfer cask didorong hingga masuk
ke dalam decapsulation hotcell (hotcel No. 2). Di dalam hotcel No. 2, kapsul
iradiasi dibongkar untuk mengeluarkan inner capsule yang berisi TeO2
kemudian dipotong menggunakan mesin pemotong pipa. Setelah bagian atas
inner kapsul terptong kemudian ditempatkan dalam baki (tray) dan
dipindahkan dari hotcell No. 2 ke hotcell I-131 (hotcel No. 4) menggunakan
Gambar 18. Sistem destilasi kering untuk pemisahan I-131 dari sasaran TeO2
c. Kemurnian Radionuklida
d. Kemurnian Radiokimia
Iodine trap yang telah digunakan pada fase gas untuk menyerap gas
Iodium dalam proses pemisahan Molibdenum-99 dari hasil fisi U-235
dibiarkan selama 48 jam (2 hari) untuk meluruhkan radionuklida hasil fisi
waktu paro pendek yang ikut terperangkap dalam Iodine trap.
Proses pemisahan I-131 dari hasil fisi dilakukan dengan beberapa
tahap sampai produk I-131 hasil fisi bisa digunakan, tahapan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Sebelum proses pemisahan I-131 dilakukan, Iodine trap diidentifikasi
terlebih dahulu dengan mencatat Nomor Trap dan tanggal saat digunakan
untuk fase gas dalam proses pemisahan Mo-99 hasil fisi. Kemudian
Iodine trap diukur paparannya dengan surveymeter dan dicatat pada log
book.
2. Iodine trap dipasang connector yang dilengkapi dengan karet septa
kemudian divakum dengan disambungkan ke cold finger yang telah
divakum sebelumnya dan dibekukan/direndam dalam nitrogen cair
selamma 15 menit. Setelah vakum, Iodine trap dilepaskan dari cold finger.
3. Selanjutnya Iodine trap dicuci dengan 30 ml H2O menggunakan syringe
30 cc melalui karet septa yang terdapat pada connector kemudian air
cucian dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam botol mulut satu lapis
plastik (botol limbah) yang berisi 25 ml larutan NaOH 7N. Tahapan ini
dilakukan beberapa kali hingga air cucian mencapai 180 ml.
4. Larutan dalam botol limbah diamati warna larutannya kemudian diukur
paparannya dan dicatat pada log book.
5. Selanjutnya Iodine trap divakum lagi dan diinjeksikan 20 ml larutan NaOH
0,2N menggunakan syringe dan dibiarkan selama 30 menit. Kemudian
larutan dikeluarkan dari Iodine trap dan dimasukkan ke dalam botol mulut
satu lapis plastik yangg telah diberi batang pengaduk magnetik sebagai
botol destilasi kemudian diukur paparannya. Penambahan 20 ml larutan
NaOH 0,2N ke dalam Iodine trap dilakukan beberapa kali sampai paparan
dalam botol destilasi tidak bertambah lagi.
6. Botol destilasi diinjeksikan 1 ml larutan pembawa Ru kemudian dirangkai
menjadi sistem destilasi seperti Gambar 19 berikut.
Botol
Produk
I-131
14. Larutan bulk I-131 dalam botol produk disimpan selama 5 hari kemudian
dicuplik 0,5 ml dan diserahkan ke bidang kendali kualitas untuk diuji
terhadap :
• Kejernihan
• pH larutan
• Konsentrasi radioaktivitas
• Kemurnian radionuklida
• Kemurnian radiokimia
• Kontaminan alpha
DAFTAR PUSTAKA