Anda di halaman 1dari 39

TEKNOLOGI PRODUKSI

RADIOISOTOP
Mo-99, Sm-153, DAN I-131
DI PTRR - BATAN

OPERATOR FASILITAS PRODUKSI


RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA
31 AGUSTUS – 11 SEPTEMBER 2020

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
JAKARTA 2020
Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL

DAFTAR ISI 1

BAB I. PENDAHULUAN 2

BAB II. TEKNOLOGI PRODUKSI RADIOISOTOP Mo-99/Tc-99m 6


II.1. Produksi Mo-99 Hasil Fisi Uranium-235 7
II.1.1. Preparasi Sasaran Uranium-235 9
II.1.2. Iradiasi Sasaran U-235 9
II.1.3. Proses Pemisahan Radioisotop Mo-99 dari Hasil Fisi 10
II.2. Produksi Mo-99 Hasil Aktivasi MoO3 Alam 18
II.2.1. Preparasi Sasaran MoO3 Alam 19
II.2.2. Proses Penanganan dan Pelarutan Sasaran MoO3 Alam
20
Teriradiasi

BAB III. TEKNOLOGI PROSUKSI RADIOISOTOP Sm-153 22


III.1. Preparasi Sasaran Sm2O3 Diperkaya 23
III.2. Proses Penanganan dan Pelarutan Sasaran Sm2O3
23
Diperkaya Teriradiasi

BAB IV. TEKNOLOGI PROSUKSI RADIOISOTOP I-131 25


IV.1. Produksi Radioisotop I-131 dari Aktivasi 26
IV.1.1. Preparasi Sasaran TeO2 Alam 27
IV.1.2. Proses Iradiasi Sasaran TeO2 Alam 28
IV.1.3. Proses Pemisahan Radioisotop I-131 dari Sasaran TeO2
31
Teriradiasi
IV.2. Produksi Radioisotop I-131 dari Hasil Fisi U-235 34

DAFTAR PUSTAKA 38

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 1


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

BAB I
PENDAHULUAN

Radioisotop adalah isotop tidak stabil (radioaktif) dari sebuah unsur


yang dapat berubah menjadi unsur lain dengan memancarkan radiasi. Secara
garis besar di alam ini terdapat 2 jenis radioisotop, yaitu radioisotop alam dan
radioisotop buatan. Radioisotop alam sudah ada sejak terbentuknya alam
semesta, sedangkan radioisotop buatan memang dibuat oleh manusia untuk
tujuan tertentu. Pembuatan radioisotop pada umumnya dilakukan melalui
proses aktivasi sasaran dengan neutron di dalam reaktor nuklir atau melalui
aktivasi sasaran dengan partikel bermuatan di dalam accelerator (siklotron),
namun yang akan kita bahas disini adalah pembuatan radioisotop melalui
aktivasi sasaran dengan neutron di dalam reaktor nuklir. Pemanfaatan
radioisotop di berbagai bidang telah berkembang dengan pesat terutama di
bidang kesehatan, industri, hidrologi, agrikultur, dan penelitian.
Salah satu tahapan yang harus diperhatikan dalam teknologi produksi
radioisotop adalah pemilihan bahan sasaran dan wadah sasaran yang akan
digunakan. Tahap ini akan menentukan besarnya aktivitas, kemurnian
radiokimia dan radionuklida dari produk serta teknologi proses, peralatan
yang dibutuhkan untuk proses maupun penyelenggaraan keselamatan
(pemantauan radiasi). Salah satu yang paling penting dalam pemilihan bahan
dan wadah sasaran adalah terkait dengan keselamatan terhadap kerusakan
fasilitas iradiasi yang ditimbulkan akibat terjadinya kelebihan panas dari
sasaran, rusak nya sasaran dan timbulnya gas dari sasaran selama iradiasi.
Sehingga sangat perlu diperhatikan pemilihan sasaran terutama kestabilan
sasaran.
Kriteria bahan dan wadah sasaran yang akan diiradiasi di dalam
reaktor adalah sebagai berikut :

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 2


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk memilih bahan sasaran


adalah :

a) Bahan sasaran tersedia dan mudah diperoleh di pasaran


b) Bahan sasaran dengan tingkat kemurnian yang tinggi
c) Kestabilan bahan sasaran terhadap radiasi
d) Pengaruh isotop lainnya
e) Penggunaan bahan sasaran yang diperkaya dengan isotop tertentu.

Wadah sasaran adalah suatu tempat untuk menempatkan sasaran utama


yang akan diiradiasi melalui neutron di reaktor. Pada saat iradiasi selain
sasaran, wadah sasaran juga ikut diiradiasi sehingga menjadi aktif
disebabkan karena terjadinya reaksi inti selama iradiasi berlangsung.
Untuk mengurangi aktivitas yang besar dari wadah sasaran, efisiensi
aktivasi dari sasaran yang tinggi dan keselamatan selama iradiasi, maka
perlu diperhatikan beberapa faktor dalam pemilihan bahan dari wadah
sasaran yang antara lain;
a. Kemurnian dari bahan wadah sasaran
b. Jenis bahan
c. Penampang lintang reaksi inti
d. Bentuk wadah sasaran
e. Ketebalan wadah sasaran

Di Pusat Teknolgi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) – BATAN


pembuatan radioisotop dengan menggunakan aktivasi neutron di reaktor
terbagi atas 3 tahap yaitu tahap pra iradiasi, iradiasi, dan paska iradiasi
seperti pada Gambar 1.

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 3


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

Pra Iradiasi Iradiasi

Preparasi Pengiriman bahan Proses


target sasaran ke iradiasi
reaktor
1 2 3

Paska Iradiasi

penanganan Penanganan Pengangkutan


bahan target kapsul target dari PRSG ke
iradiasi PTRR
6 5 4

Gambar 1. Alur pembuatan radioisotop di PTRR


Tahap pra iradiasi merupakan tahap (1) penyiapan bahan sasaran yang akan
di iradiasi di reaktor yaitu pengemasan sasaran dalam ampul kuarsa
kemudian dimasukkan ke dalam inner kapsul dari bahan aluminium
kemurnian tinggi dan ditutup dengan pengelasan. Selanjutnya dilakukan uji
kebocoran dengan metode bubble test (uji gelembung), setelah dinyatakan
tidak ada kebocoran inner kapsul dikemas dalam outer kapsul juga dari bahan
aluminium kemurnian tinggi. Selanjutnya tahap (2) sasaran dikirim ke reaktor
dengan melampirkan formulir iradiasi dan data hasil pengelasan dan
pengujian kemasan sasaran (kapsul iradiasi) yang ditanda tangani oleh
Kepala Bidang Teknologi Radioisotop.
Tahap (3) proses iradiasi sasaran yaitu tahapan dimana proses
pembuatan radioiosotop terjadi yakni proses penangkapan neutron termal
terhadap sasaran di fasilitas central irradiation post (CIP) reaktor GA.
Siwabessy - Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) melalui reaksi nuklir : A (n,)
*A. Pada tahapan ini, sasaran akan diiradiasi di fasilitas CIP selama 4 hari
sesuai schedule reaktor atau sesuai dengan permintaan seperti yang tertulis
dalam formulir iradiasi. Selanjutnya tahap terakhir adalah tahap paska iradiasi
yakni tahap (4), (5), dan (6). Pada tahap ini, Bahan target dipindahkan dari
reaktor ke fasilitas hotcell radioisotop menggunakan wadah (transfer cask)
yang diangkut menggunakan trolly yang ditarik dengan forklift. Di dalam

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 4


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

hotcell radioisotop, kapsul iradiasi dilakukan pemotongan kapsul untuk


mengeluarkan bahan sasaran teriradiasi yang selanjutnya dilakukan proses
pembuatan radioisotop.
Dalam pelaksanaan proses produksi radioisotop tersebut harus
dilakukan oleh personil yang telah memenuhi standar kualifikasi personil
seperti yang tercantum dalam Standar Batan nomor 10 tahun 2011 (SB 10 -
2011) sebagai Pedoman tentang kualifikasi dan sertifikasi Petugas dan
Supervisor Radioisotop dan Senyawa bertanda. Disamping itu petugas atau
operator fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka juga harus memiliki
surat ijin bekerja (SIB) seperti yang telah ditetapkan dalam Peraturan Kepala
BAPETEN Nomor 16 tahun 2014 tentang Surat Izin Bekerja petugas tertentu
yang bekerja di instalasi yang memanfaatkan sumber radiasi pengion.
Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta
diklat mengenai tahapan proses pembuatan radioisotop di PTRR-BATAN
yang meliputi :
• Pembuatan radioisotop Mo-99
• Pembuatan radioisotop Sm-153
• Pembuatan radioisotop I-131

Indikator keberhasilan pelatihan ini adalah bahwa setelah mengikuti


pelatihan ini, peserta dapat :
• Menyebutkan alur proses pembuatan radioisotop melalui aktivasi
neutron dengan reaktor nuklir
• Menjelaskan minimal satu prosedur pembuatan radioisotop melalui
aktivasi neutron
• Mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam praktikum proses
pembuatan radioisotop
• Mampu melakukan kegiatan sehari-hari di lingkungan kerja masing-
masing dalam hal yang berkaitan dengan radioisotop dan radiofarmaka
sesuai dengan bidangnya

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 5


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

BAB II

TEKNOLOGI PRODUKSI RADIOISOTOP Mo-99/Tc-99m

Molibdenum-99 (Mo-99) adalah suatu radioisotop dari unsur


molibdenum yang memancarkan radiasi beta pada energi 0,437 MeV
(16,4%); 0,848 MeV (1,1%); 1,215 MeV (82,2%) dan radiasi gamma pada
energi 0,041 MeV (1,1%); 0,141 MeV (4,5%); 0,181 MeV (6,0%); 0,366
MeV(1,2%); 0,739 MeV (12,1%); 0,778 MeV (4,3%) serta mempunyai waktu
paro (T½) 66 jam. Radioisotop Mo-99 meluruh menjadi radioisotop Tc-99m
88% dan meluruh menjadi Tc-99 12% seperti yang terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Skema peluruhan radioisotop Mo-99

Radioisotop Teknesium-99m (Tc-99m) merupakan radioisotop anak dari


radioisotop Mo-99 yang bisa dipisahkan dari radioisotop induknya melalui
sistem kolom kromatografi (Generator Mo-99/Tc-99m), sistem ekstraksi
pelarut, dan sublimasi. Radioisotop Tc-99m mempunyai waktu paro pendek
(t½ = 6,02 jam), pemancar gamma murni pada energi 0,140 MeV (89,1%)
sehingga cocok untuk pencitraan di bidang kedokteran nuklir dan mempunyai
sifat fisik dan kimia yang mudah bersenyawa dengan senyawa radiofarmaka
untuk mendiagnosa berbagai jenis penyakit.
Sebagai radioisotop induk, Mo-99 dapat diproduksi di reaktor nuklir
dengan dua cara yaitu melalui reaksi pembelahan inti uranium-235 (U-235)
dan penangkapan neutron terhadap sasaran MoO 3 baik alam maupun

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 6


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

diperkaya Mo-98 hingga >98% (Gambar 3).[3] Cara yang pertama bisa
diperoleh radioisotop Mo-99 dengan aktivitas jenis yang tinggi (>104 Ci/g Mo)
namun memerlukan teknologi yang mahal dan sangat rumit serta
menghasilkan limbah radioaktif dalam jumlah yang besar. Disamping itu
berdasarkan Kongres Amerika Serikat penggunaan uranium pengkayaan
tinggi (HEU) untuk bahan bakar reaktor riset dan produksi Mo-99 saat ini telah
dibatasi dalam upaya mencegah penyalahgunaan pemakaian untuk senjata
nuklir.[1,2] Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka cara kedua melalui
penangkapan neutron terhadap sasaran MoO3 alam bisa merupakan pilihan
karena proses pembuatannya yang mudah, murah dan tidak menimbulkan
limbah radioaktif waktu paro panjang, meskipun radioisotop Mo-99 yang
dihasilkan mempunyai aktivitas jenis (specific activity) jauh lebih rendah
sekitar 0,6 – 1,6 Ci/g Mo pada saat end of irradiation (EOI).

Gambar 3. Produksi Mo-99 menggunakan reaktor nuklir.[3]

II.1. Produksi Mo-99 Hasil Fisi Uranium-235


Reaktor nuklir pada dasarnya adalah tempat terjadinya reaksi nuklir.
Ada dua jenis reaksi nuklir yang terkait, yaitu reaksi fisi atau pembelahan inti
atom dan reaksi fusi atau penggabungan inti atom. Kali ini kita akan
membahas tentang reaksi fisi. Untuk menghasilkan reaksi fisi, kita harus
mempunyai material yang dapat membelah. Kita sebut material ini sebagai
bahan bakar. Selanjutnya agar dapat membelah, harus ada pemicunya, yang
dalam hal ini adalah neutron. Reaksi fisi dapat diilustrasikan seperti pada
Gambar 4 di bawah ini:

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 7


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

Gambar 4. Ilustrasi proses reaksi fisi

Dalam gambar tersebut tampak neutron mengenai bahan bakar uranium-235


(U-235) dan menghasilkan satu produk antara yaitu U-236 yang sifatnya tidak
stabil dan kemudian akan membelah menjadi dua buah produk fisi, yaitu
kripton-92 (Kr-92) dan barium-141 (Ba-141) serta 3 buah neutron baru. Di
samping itu akan muncul pula energi yang sebagian besar berupa energi
kinetik dari produk-produk fisi.
Karena dalam reaksi ini muncul neutron-neutron baru, tentunya akan
menumbuk material U-235 yang lain.[4] Ini yang disebut dengan reaksi
berantai. Kalau digambarkan kira-kira seperti pada Gambar 5 di bawah ini:

Gambar 5. Ilustrasi reaksi berantai

Jadi radioisotop Mo-99 bisa terbentuk dari reaksi fisi U-235 bersamaan
dengan radioisotop-radioisotop hasil fisi yang lain sehingga harus dipisahkan
melalui proses kimia yang rumit.

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 8


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

II.1.1. Preparasi Sasaran Uranium-235


Preparasi sasaran U-235 yang akan diiradiasi di reaktor meliputi
beberapa tahapan proses yang harus dilakukan sampai menghasilkan 2 buah
tabung sasaran U-235 pengkayaan tinggi seperti pada Gambar 6, sehingga
membutuhkan waktu sampai berhari-hari. Tahapan tersebut adalah :
• Penyiapan wadah sasaran yaitu tabung stainless steel type 304 ukuran
panjang 455,61±1,6 mm x diameter luar 31,75 mm x tebal 0,889 mm
• Proses pickling tabung sasaran
• Penyiapan larutan umpan (pelarutan serbuk U-235)
• Penyiapan larutan plating
• Proses elektroplating
• Proses striping dan pirolisa
• Penutupan wadah sasaran dengan pengelasan
• Pengujian kebocoran tabung sasaran dengan sistem uji gelembung
(bubble test) dan menggunakan helium leak detector.
• Pengujian kualitas terhadap tabung sasaran, larutan umpan, larutan
plating, larutan limbah plating, larutan striping, dan profile U-235 dan
berat sasaran dalam wadah sasaran.

Gambar 6. Tabung sasaran U-235 diperkaya yang akan diiradiasi di reaktor

II.1.2. Iradiasi Sasaran U-235


Setelah semua tahapan pada proses penyiapan sasaran dilakukan dan
dinyatakan lolos uji kualitas selanjutnya tabung sasaran dikirim ke reaktor
G.A. Siwabessy-PRSG untuk diiradiasi dengan melampirkan :
• Isian formulir permohonan iradiasi
• Sertifikat lolos uji kebocoran dari Jaminan Mutu-PTRR dan tim uji
kebocoran dari PRSG.
• Sertifikan lolos uji dari Kendali Kualitas yang berisi distribusi U-235 dan
berat U-235 dalam tabung sasaran.

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 9


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

• Formulir perpindahan U-235 dari instansi pemohon ke reaktor yaitu


formulir Internal Material Transfer (IMT) yang ditandatangani oleh
Kepala Instansi pemohon sebagai penanggungjawab.
Selanjutnya Tabung sasaran diiradiasi di fasilitas iradiasi CIP (Central
Irradiation Position) Reaktor G.A. Siwabessy selama 4 hari pada daya 15
MW.

II.1.3. Proses Pemisahan Radioisotop Mo-99 dari Hasil Fisi [5]

Paska iradiasi tabung sasaran diangkat dari teras reaktor dan di


simpan dalam kolam reaktor sekurang-kurangnya 6 jam untuk meluruhkan
radioisotop-radioisotop hasil fisi waktu paro pendek. Selanjutnya tabung
sasaran U-235 teriradiasi diangkut/ dipindahkan dari reaktor ke fasilitas hotcel
radioisotop untuk diproses lebih lanjut.
Pengangkutan tabung sasaran dari reaktor ke hotcell radioisotop di Gedung
10 melalui dua cara yaitu :
1. Pengangkutan dengan sistem kering (dry to dry) yaitu tabung sasaran
dimasukkan ke dalam transfer cask dan diangkut menggunakan trolly
yang ditarik dengan forklift dari reaktor PRSG ke hotcell ( receiving
cell) Gedung 10 untuk dapat diproses.
2. Pengangkutan dengan sistem basah (water to water) yaitu melalui
dasar canal yang terhubung antara reaktor pool di PRSG dengan pool
yang ada di dekat hotcell Gedung 10. Pengangkutan dilakukan dengan
menggunakan elevator yang terdapat di canal dan tabung sasaran
ditempatkan di keranjang yang terdapat pada elevator kemudian
diangkut ke hotcell (receiving cell) di Gedung 10 untuk dapat diproses
lebih lanjut.

Tabung sasaran U-235 diperkaya teriradiasi dipindahkan dari hotcel


penerima (receiving cell) ke hotcel Mo-99 menggunakan conveyor yang
menghubungkan antar hotcel kemudian dilakukan proses pemisahan. Proses
pemisahan radioisotop Mo-99 dari sasaran U-235 dan radioisotop lainnya
yang terbentuk dilakukan melalui tiga tahapan proses, yaitu:

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 10


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

1. Proses Fase Gas


• Tabung sasaran direndam dalam dewar yang berisi nitrogen cair
selama 30 menit, kemudian tutupnya dibuka dengan kunci
rachet 12 dan diganti dengan rangkaian “T”-section kemudian
bautnya dikencangkan kembali menggunakan kunci rachet 12.
• Tabung sasaran diangkat dari dewar dan dibiarkan pada
temperatur kamar sehingga tekanan dalam tabung sasaran akan
naik sekitar 20 Psi karena gas-gas yang terbentuk selama iradiasi
yang tadi dibekukan dengan nitrogen cair akan berubah lagi
menjadi gas.
• Tabung sasaran divakum dengan menyambungkannya ke cold
finger (yaitu tabung tembaga yang berisi CaO, Dririte dan
Molecular sieve yang sebelumnya divakum terlebih dahulu)
melalui “T”-section kemudian kedua kran pada “T”-section dan
cold finger dibuka. Setelah tabung sasaran vakum (kevakuman
sekurang-kurangnya -10 “Hg), kedua kran tersebut ditutup
kembali dan sambungan tabung sasaran dengan cold finger
dilepaskan.
• Ke dalam tabung sasaran diisi dengan 85 mL larutan “Cocktail”
(Campuran 80 ml H2SO4 2N dan 4 ml HNO3 pekat) dengan cara
diinjeksi/disuntikkan menggunakan syringe 50 cc dan 25 cc
melalui karet septa yang terdapat pada “T”-section. Kemudian
tabung sasaran ditempatkan dalam alat pemanas berputar
(rotator jig) dengan posisi tidur sehingga larutan “Cocktail” dalam
tabung sasaran bisa membasahi seluruh dinding bagian dalam
tabung saat diputar sehingga bisa melarutkan semua U-235 yang
menempel pada permukaan dinding bagian dalam tabung
sasaran.
• Pemanas di jalankan dan dipanaskan pada temperatur ± 93oC
selama 30 menit sambil diamati tekanan yang terjadi selama
pemanasan. (Biasanya tekanan yang terjadi berkisar antara 100-
125 Psi).

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 11


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

• Tabung sasaran dipindahkan dari rotator jig dengan posisi tegak


lurus kemudian tabung sasaran diketuk-ketukkan beberapa kali
untuk memastikan bahwa tidak ada larutan “Coactail” yang
terperangkap dalam “T”-section. Kemudian dibiarkan selama 15
menit sambil diamati penurunan tekanan pada “T”-section sampai
tekanannya stabil dan dicatat pada log book.
• Selanjutnya tabung sasaran disambungkan dengan Iodine Trap
dan cold finger dengan sistem quick disconnect sehingga menjadi
rangkaian seperti pada Gambar 7
• Cold finger pada rangkaian tersebut direndam dalam dewar yang
berisi N2 cair kemudian kran pada cold finger dibuka diikuti
dengan membuka kran pada “T”-section dan dibiarkan selama 30
menit untuk memastikan semua gas mulia yang ada dalam
tabung sasaran berpindah ke cold finger sedangkan gas iodium
akan terperangkap dalam Iodine trap sehingga tabung sasaran
menjadi vakum.
• Setelah 30 menit, kran pada “T”-section ditutup diikuti dengan
kran pada cold finger kemudian rangkaian tersebut dilepas
kembali. Kemudian tabung sasaran di-vent dengan menusukkan
jarum pada karet septa sehingga tekanan dalam tabung sasaran
sama dengan tekanan luar, ini memudahkan dalam pengeluaran
larutan dari dalam tabung sasaran untuk dilakukan proses
pemisahan.

Gambar 7. Rangkaian tabung sasaran, iodine trap dan cold


finger pada proses fase gas

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 12


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

2. Proses Pemisahan Mo-99 dari Hasil Fisi U-235


• Setelah dilakukan proses fase gas, larutan dalam tabung sasaran
dikeluarkan dengan menggunakan kran dua arah (“two-way” Luer
Lok valve) dan dimasukkan/ditampung dalam botol mulut dua
lapis plastik yang bertanda RF-1 yang telah divakum sebelumnya
seperti pada Gambar 8.
• Setelah larutan dalam tabung sasaran pindah ke dalam botol RF-
1, tabung sasaran dibilas dengan 25 ml larutan H 2SO4 4N lalu
tabung sasaran dimasukkan ke dalam rotator jig dan diputar
beberapa saat tanpa pemanasan kemudian dengan cara yang
sama larutan bilasan disatukan ke dalam botol RF-1.

Gambar 8. Proses pemindahan larutan dari tabung sasaran ke


dalam botol RF-1
• Selanjutnya sambungan botol RF-1 dilepaskan dari tabung
sasaran dan tabung sasaran disimpan dalam rak limbah tabung
sasaran.
• Ke dalam botol RF-1 ditambahkan 4 ml larutan pembawa iodium
(1 mg NaI/ml) digojog dan dibiarkan 2 menit.
• Kemudian ditambahkan 0,5 ml larutan AgNO3 10% digojog dan
dibiarkan 15 menit.

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 13


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

• Kemudian ditambahkan 1 ml larutan HCl 1N digojog dan


dibiarkan 2 menit
• Kemudian ditambahkan 1 ml larutan pembawa Mo (10 mg Mo/ml)
digojog beberapa saat kemudian ditambahkan larutan KMnO4
2,5% sedikit demi sedikit sampai warna larutan menjadi pink tua
yang tidak berubah warna dalam 30 detik.
• Kemudian ditambahkan 1,5 ml larutan pembawa rhodium (8 mg
Rh/ml) digojog beberapa saat dan langsung ditambahkan 2 ml
larutan pembawa ruthenium (5 mg Ru/ml) lalu digojog dan
dibiarkan 2 menit.
• Kemudian ditambahkan 20 ml larutan Benzoin-α-Oxime 2%
digojog dan dibiarkan 5 menit hingga terbentuk endapan Mo-
Benzoin-α-Oxime yang berwarna putih
• Endapan disaring melalui kolom fritted 56 x 81 mm yang berisi
glass bead seperti pada Gambar 9 dan larutan filtrat ditampung
kedalam botol mulut satu yang bertanda RFW (Raw Fission
Waste) sebagai limbah hasil belah uranium-235.

Gambar 9. Proses penyaringan endapan


• Setelah semua larutan dan endapan dalam botol RF-1 habis,
kemudian dicuci dengan 20 ml H2SO4 0,1 N sebanyak 3 kali.
Larutan pencuci pertama disatukan ke dalam botol RFW melalui

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 14


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

kolom fritted 56 x 81 mm, dan larutan pencuci kedua dan ketiga


ditampung dalam botol mulut satu yang bertanda AW sebagai
limbah asam (Acid Waste).
• Endapan dalam kolom fritted 56 x 81 mm dicuci dengan 10 ml
larutan H2SO4 0,1N sebanyak 5 kali melalui bagian bawah kolom
dan semua larutan pencuci ditampung dalam botol AW.
• Setelah dicuci, endapan dalam kolom fritted 56 x 81 mm
dilarutkan dengan menambahkan 10 ml larutan X-1 (campuran
NaOH 0,4N + H2O2 1%), dan dibagian atas kolom dipasang kolom
fritted 13 x 130 mm yang berisi charcoal sebagai kolom ventilasi
(Gambar 10) lalu dipanaskan sampai larutan mendidih, dan
didinginkan selam 5 menit.
• Kemudian kolom ventilasi dilepas dan larutan dialirkan ke dalam
botol mulut dua yang bertanda A-1.
• Endapan yang masih ada dalam kolom fritted 56 x 81 mm
dilarutkan lagi dengan menambahkan 10 ml Larutan X-2
(campuran NaOH 0,2N + H2O2 1%), dan dibagian atas kolom
dipasang kolom fritted 13 x 130 mm yang berisi charcoal sebagai
kolom ventilasi (Gambar 10) lalu dipanaskan sampai larutan
mendidih, dan didinginkan selam 5 menit.

Gambar 10. Proses pelarutan endapan hasil fisi


• Kemudian kolom ventilasi dilepas dan larutan disatukan ke dalam
botol mulut dua yang bertanda A-1.

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 15


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

• Kolom fritted 56 x 81 mm dibilas dengan menginjeksikan 10 ml


larutan NaOH 0,2N dan larutan pembilas dicampur ke dalam botol
A-1.
• Botol A-1 yang berisi larutan Mo-99 dipindahkan ke hotcel entry
cel dan diukur paparannya menggunakan survey meter untuk
memasikan bahwa proses pemisahan berhasil. Hasil pengukuran
dicatat dalam log bok.

3. Proses Pemurnian
• Larutan dalam botol A-1 selanjutnya dimurnikan dengan
melewatkan / mengelusikan ke kolom fritted 13 x 260 mm yang
berisi resin HZO/AgC (Gambar 11(a)) dengan metode gravitasi
dan kecepatan elusi diatur menjadi 1,8 – 2,0 ml/menit, dan larutan
eluat ditampung ke dalam botol mulut dua lapis plastik yang
bertanda A-2.
• Setelah larutan dalam botol A-1 habis, botol A-1 dibilas dengan
10 ml NaOH 0,2N dan dielusikan lagi ke dalam kolom fritted 13 x
260 mm yang berisi resin HZO/AgC seperti pada langkah
sebelumnya. Kolom dikeringkan menggunakan vakum.
• Setelah semua larutan cucian dalam botol A-1 habis dan pindah
ke dalam botol A-2, selanjutnya botol A-2 diukur paparannya dan
hasilnya dicatat dalam log book.
• Kemudian ke dalam botol A-2 ditambahkan 4 ml larutan pembawa
Iodium (1 mg NaI/ml) dan digojog beberapa saat kemudian
ditambahkan 0,5 ml larutan AgNO3 10% digojog dan dibiarkan
selama 15 menit.
• Selanjutnya larutan eluat dalam botol A-2 dielusikan /dilewatkan
ke dalam kolom fritted 13 x 260 mm yang berisi resin
AgC/HZO/Charcoal dengan metode gravitasi (Gambar 11b)
dengan kecepatan alir 1,8 – 2,0 ml/menit. Larutan eluat
ditampung dalam botol mulut satu lapis plastik bertanda B-1

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 16


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

yang telah diberi label Nomor Batch dan tanggal produksi


sebagai produk 99Mo bulk.
• Selanjutnya botol A-2 dibilas dengan 10 ml larutan NaOH 0,2N
kemudian dielusikan ke dalam kolom AgC/HZO/Charcoal dan
eluatnya di tambahkan ke dalam botol produk 99Mo. Kolom
dikeringkan menggunakan vakum.

(a) (b)
Gambar 11. (a). Pemurnian larutan Mo-99 dengan kolom HZO/AgC
(b). Pemurnian larutan Mo-99 dengan kolom
AgC/HZO/Charcoal

• Selanjutnya botol B-1 diukur paparannya dan dicatat dalam log


book.
• Larutan produk Mo-99 dalam bentuk Na299MoO4 dicuplik
sebanyak 0,3 ml dan dimasukkan ke dalam botol vial 2,5 cc yang
bertanda “Sampel 99Mo, Nomor batch dan tanggal proses”
kemudian diserahkan ke Bidang Kendali Kualitas untuk dilakukan
pengujian kualitas meliputi :
a. Kejernihan
b. pH larutan
c. Konsentrasi radioaktivitas Mo-99
d. Kontaminan alpha
e. Kemurnian radionuklida

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 17


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

Tabel 1. Spesifikasi M-99 hasil fisi HEU (Medi-Phisics)


Pemeriksaan Spesifikasi Medi Physic
Aktivitas jenis, (Ci 99Mo/g Mo) > 1,0 x 104
Konsentrasi radioaktivitas, (mCi 99Mo/ml) > 100 (pada saat kalibrasi)
131I < 0,05 µCi/mCi 99Mo
103Ru < 0,05 µCi/mCi 99Mo
89Sr < 0,6 nCi/mCi 99Mo
Kemurnian radionuklida. 90Sr < 0,06 nCi/mCi 99Mo
Pengotor  lain < 0,1 µCi/mCi
99Mo

Kontaminasi alfa, (µCi alfa/mCi 99Mo) < 1,0 x 10-6

II.2. Produksi Mo-99 Hasil Aktivasi MoO3 Alam


Unsur molibdenum di alam mengandung isotop 98Mo dengan
kelimpahan 24,13% dan isotop lainnya berupa 92Mo(14,84%), 94Mo(9,25%),

95Mo(15,92%), 96Mo(16,68%), 97Mo(9,55%) dan 100Mo(9,63%). Isotop-isotop


tersebut apabila diaktivasi dengan neutron akan membentuk radioisotop
berupa 99Mo (t½ = 66 jam), 93Mo (t½ = 3,5x103 tahun) dan 101Mo (t½ = 14,6
menit). Isotop-isotop tersebut mempunyai tampang lintang untuk reaksi (n,)
masing-masing sebesar 0,13 barn; < 0,006 barn; 0,016 barn; 14,5 barn; 1,0
barn; 2,2 barn dan 0,199 barn seperti pada Tabel 2. [6]

Tabel 2 : Kelimpahan isotop pada Molibdenum alam dan reaksi penangkapan


neutron yang terjadi dari sasaran isotop-isotopnya
Kelim- Cross Isotop Waktu Energi Gamma
Isotop pahan section yang Paro (KeV)
(%) (barn) terjadi (t½)
92Mo 14,84 <0,006 93Mo 3,5x103th -
94Mo 9,25 0,016 95Mo Stabil -
95Mo 15,92 14,5 96Mo Stabil -
96Mo 16,68 1,0 97Mo Stabil -
97Mo 9,55 2,2 98Mo Stabil -
98Mo 24,13 0,13 99Mo 66 jam 182; 739; 778
100Mo 9,63 0,199 101Mo 14,6 menit 192; 591; 1.010; 506

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 18


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

Pada Tabel 1 terlihat hanya ada 3 jenis radioisotop yang terjadi namun
hanya radioisotop 99Mo yang dominan terjadi karena kelimpahannya di alam
24,13% dan penampang lintang (cross section) 0,13 barn. Radioisotop 93Mo

kemungkinan terbentuknya kecil karena penampang lintangnya kecil hanya <


0,006 barn dan waktu paronya panjang (3,5 x 103 tahun) sedangkan
radioisotop 101Mo bisa terbentuk namun waktu paronya pendek (14,6 menit)
jadi akan cepat meluruh.

II.2.1. Preparasi Sasaran MoO3 Alam


Tahapan proses preparasi sasaran molibdenum oksida (MoO3) alam
yang akan diiradiasi di reaktor melalui reaksi neutron gamma (n,gamma) lebih
simpel dan lebih mudah dibanding proses penyiapan sasaran U-235. Adapun
tahapan tersebut meliputi: [7]
• Pemanasan serbuk MoO3 pada suhu 500oC selama 1 jam untuk
menghilangkan air hidrat yang terkandung dalam sasaran dengan
tujuan untuk mempermudah penanganan sasaran paska iradiasi.
• Penimbangan sasaran MoO3 dan langsung dimasukkan ke dalam
ampul kuarsa yang sudah dibersihkan dari kotoran debu atau lemak
• Penutupan ampul kuarsa dengan perangkat las acethylene
• Pengujian kebocoran ampul sasaran dengan perangkat uji gelembung
(bubble test)
• Ampul sasaran dililit dengan spiral aluminium kemudian dimasukkan ke
dalam inner kapsul dan ditutup dengan pengelasan menggunakan
perangkat las TIG/Argon. (Catatan: sebelumnya inner kapsul
dibersihkan dahulu dengan aceton untuk menghilangkan debu atau
lemak)
• Kapsul inner diuji secara visual dan diuji kebocorannya dengan
perangkat bubble test
• Kapsul inner diberi tanda menggunakan alat grafir untuk memudahkan
identifikasi bahan sasaran paska iradiasi
• Kapsul inner dimasukkan ke dalam kapsul outer yang telah disiapkan
dan telah dibersihkan dari kotoran debu atau lemak. Kapsul iradiasi

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 19


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk menjaga kebersihannya


sebelum di iradiasi
• Penyiapan dokumen yang diperlukan untuk proses iradiasi sasaran di
fasilitas CIP reaktor G.A. Siwabessy
• Penyerahan kapsul iradiasi ke reaktor PRSG untuk dilakukan
pengujian fisik dan bebas kontaminasi sebelum proses iradiasi.
• Kapsul iradiasi seperti pada Gambar 12.

Gambar 12. Kapsul iradiasi fasilitas Irradiation Post/Centre Irradiation


Post (IP/CIP) Reaktor G.A. Siwabessy, PRSG – BATAN

II.2.2. Proses Penanganan dan Pelarutan Sasaran MoO3 Alam Teriradiasi


[8]

Paska iradiasi, kapsul iradiasi yang berisi sasaran MoO3 dipindahkan


dari fasilitas iradiasi dan dimasukkan ke dalam container atau transfer cask
dan diangkut menggunakan trolly yang ditarik dengan forklift dibawa ke hotcel
radioisotop untuk proses lebih lanjut. Di dalam hotcel kapsul iradiasi dibuka
tutupnya menggunakan kunci sok 14 dan kapsul inner dikeluarkan kemudian
dipotong menggunakan alat pemotong mekanik untuk mengeluarkan ampul
sasaran.
Ampul sasaran dipotong ujung bagian atas menggunakan mesin
pemotong ampul kemudian serbuk sasaran MoO3 teriradiasi dituangkan ke
dalam gelas piala 50 cc yang telah diberi pengaduk magnetik, kemudian
ditambahkan larutan NaOH 4N yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 20


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

sambil dilakukan pengadukan menggunakan stirer sampai semua serbuk


sasaran MoO3 larut sempurna. Selanjutnya larutan sodium molibdat
(Na299MoO4) dicuplik sebanyak 0,5 mL dan dimasukkan ke dalam vial 3 cc
untuk dilakukan pengujian keradioaktifan dan pH larutan.
Dengan menggunakan syringe 10 cc larutan Na299MoO4 dalam gelas
piala dipindahkan ke dalam botol polietelen 30 cc dengan tutup ulir yang telah
diberi label : Bulk Mo-99, No. Batch, dan Tanggal Produksi kemudian
disimpan untuk proses lebih lanjut yaitu untuk litbang proses pemisahan
radioisotop Tc-99m dari radioisotop induknya yang dilakukan dengan metode
kolom kromatografi (generator Mo-99/Tc-99m) dan/atau dengan metode
ekstraksi pelarut.

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 21


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

BAB III

TEKNOLOGI PROSUKSI RADIOISOTOP Sm-153

Samarium-153 (Sm-153) merupakkan radioisotop pemancar beta pada


energi 0,807 MeV (18,4%); 0,704 MeV (49,4%); 0,634 MeV (31,3%) dan juga
memancarkan radiasi gamma pada energi 0,070 MeV (4,73%); 0,103 MeV
(29,2%) serta mempunyai waktu paro 46,3 jam.[9] Samarium-153 meluruh
menjadi isotop stabil Eu-153 seperti pada Gambar 13.

Gambar 13. Skema peluruhan radioisotop

Secara rutin PTRR-BATAN telah memproduksi Sm-153 dan dilabelkan


pada senyawa EDTMP (Ethylene Diamine Tetramethylene Phosphonate)
yang dimanfaatkan di beberapa rumah sakit untuk pereda nyeri penderita
kanker yang sudah metastatis ke tulang. Samarium-153 diproduksi dengan
mengaktivasi sasaran Sm2O3 diperkaya 97,98% menggunakan neutron
thermal di dalam teras reaktor pada daya 15 MW dengan fluks neutron 1,2 x
1014 n/cm2/detik selama 4 hari melalui reaksi nuklir : Sm-152 (n,) Sm-153.

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 22


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

III.1. Preparasi Sasaran Sm2O3 Diperkaya [7]


Tahapan proses preparasi sasaran samarium oksida (Sm2O3)
diperkaya yang akan diiradiasi di reaktor yaitu:
• Penimbangan sasaran Sm2O3 diperkaya dan langsung dimasukkan ke
dalam ampul kuarsa yang sudah dibersihkan dari kotoran debu atau
lemak
• Penutupan ampul kuarsa dengan perangkat las acethylene
• Pengujian kebocoran ampul sasaran dengan perangkat uji gelembung
(bubble test)
• Ampul sasaran dililit dengan spiral aluminium kemudian dimasukkan ke
dalam inner kapsul dan ditutup dengan pengelasan menggunakan
perangkat las TIG/Argon. (Catatan: sebelumnya inner kapsul
dibersihkan dahulu dengan aceton untuk menghilangkan debu atau
lemak)
• Kapsul inner diuji secara visual dan diuji kebocorannya dengan
perangkat bubble test
• Kapsul inner diberi tanda menggunakan alat grafir untuk memudahkan
identifikasi bahan sasaran paska iradiasi
• Kapsul inner dimasukkan ke dalam kapsul outer yang telah disiapkan
dan telah dibersihkan dari kotoran debu atau lemak. Kapsul iradiasi
dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk menjaga kebersihannya
sebelum di iradiasi
• Penyiapan dokumen yang diperlukan untuk proses iradiasi sasaran di
fasilitas CIP reaktor G.A. Siwabessy
• Kapsul iradiasi seperti pada Gambar 12
Penyerahan kapsul iradiasi ke reaktor PRSG untuk dilakukan pengujian fisik
dan bebas kontaminasi sebelum proses iradiasi.

III.2. Proses Penanganan dan Pelarutan Sasaran Sm2O3 Diperkaya [10]


Paska iradiasi, kapsul iradiasi yang berisi sasaran Sm2O3 diperkaya
dipindahkan dari fasilitas iradiasi dan dimasukkan ke dalam container atau
transfer cask dan diangkut menggunakan trolly yang ditarik dengan forklift

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 23


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

dibawa ke hotcel radioisotop untuk proses lebih lanjut. Di dalam hotcel, kapsul
iradiasi dibuka tutupnya menggunakan kunci sok 14 dan kapsul inner
dikeluarkan kemudian dipotong menggunakan alat pemotong mekanik untuk
mengeluarkan ampul sasaran.
Ampul sasaran dimasukkan ke dalam wadah polietelen kemudian
dipres/digencet menggunakan alat untuk memecahkan ampul sasaran.
Kemudian serbuk sasaran Sm2O3 diperkaya teriradiasi dilarutkan dengan
menambahkan 3 mL larutan HCl 1N ke dalam wadah polietelen dan
digoyang-goyang lalu didiamkan selama ± 15 menit hingga larut sempurna.
Selanjutnya ditambahkan 3 mL aquabidest dan digoyang pelan-pelan selama
± 20 menit, dan larutan samarium khlorida (153SmCl2) dicuplik sebanyak 0,5
mL dan dimasukkan ke dalam vial 3 cc untuk dilakukan pengujian :
a. Kejernihan
b. Konsentrasi Radioaktivitas
c. Kemurnian Radionuklida

Dengan menggunakan syringe 5 cc larutan 153SmCl dalam wadah


2

polietelen dipindahkan ke dalam botol vial 10 cc yang telah diberi label : Bulk
Sm-153, No. Batch, dan Tanggal Produksi kemudian disimpan untuk proses
lebih lanjut yaitu proses penandaan EDTMP.

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 24


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

BAB IV
TEKNOLOGI PRODUKSI RADIOISOTOP I-131

Sama seperti pembuatan radioisotop Mo-99, Produksi radioisotop 131I

juga ada dua metode yaitu melalui reaksi pembelahan inti uranium-235 (235U)
yang dinamakan reaksi neutron-fisi (n,f) seperti pada Gambar 14 dan reaksi
penangkapan neutron thermal terhadap sasaran tellurium dioksida (TeO2)
alam yang dinamakan reaksi neutron-gamma (n,)[11,12] seperti Gambar 15,
kedua reaksi tersebut berlangsung di dalam reaktor nuklir.

99
Mo

235 131
U (n,f) I + neutron

Radioisotop lain

Gambar 14. Reaksi neutron-fisi (n,f)

131 Te (25 m) -

-
130 Te (n,) IT 18% 131 I (8,02 hari) 131 Xe (stabil)

131m -
Te (30 jam)
Gambar 15. Reaksi aktivasi neutron (n,)
Proses produksi radioisotop 131I dari hasil belah 235U (n,f) melalui
proses yang rumit dan panjang untuk memisahkan radioisotop 131I dari
produk-produk fisi yang lain serta membutuhkan fasilitas yang sangat rumit
disamping itu juga menghasilkan limbah hasil fisi yang sangat kompleks dan
mempunyai umur paro yang panjang dan itu semua bisa dilakukan di PT.
INUKI yang mempunyai fasilitas untuk produksi produksi 99Mo dan 131I dari
hasil belah 235U. Ada cara yang kedua yaitu dengan cara aktivasi neutron
terhadap sasaran TeO2 alam dan proses pemisahan produk dari bahan
sasarannya cukup dengan destilasi basah atau destilasi kering serta limbah

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 25


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

yang dihasilkan juga cukup sederhana sehingga mudah penanganannya.

IV.1. Produksi Radioisotop I-131 dari Aktivasi


Pembuatan radioisotop 131I dilakukan dari sasaran tellurium dioksida
(TeO2) alam yang diaktivasi dengan neutron di dalam teras reaktor G.A.
Siwabessy dan proses pemisahan produk 131I dari bahan sasarannya
menggunakan metode destilasi kering.
Unsur telurium alam mengandung isotop 130Te dengan kelimpahan
34,48%. Isotop lain yang ada di dalamnya berupa 120Te (0,0089%), 122Te

(2,46%), 123Te (0,87%), 124Te (4,61%), 125Te (6,99%), 126Te (18,71%), dan
128Te (31,79%).[6] Dari isotop-isotop tersebut mempunyai tampang lintang
(cross section) yang berbeda-beda dan bila disinari dengan neutron thermal
maka akan terbentuk radioisotop seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Kelimpahan isotop pada telurium alam dan reaksi penangkapan
neutron yang terjadi dari sasaran isotop-isotopnya
Isotop Kelim- Tampang Reaksi nuklir Isotop Energi γ Waktu
pahan lintang (n,γ) yang (keV) paro
(%) reaksi terbentuk
(barn)
120Te 0,0089 2,000 120Te (n,γ) 121Te 121Te 573 16,78 hari
122Te 2,46 1,700 122Te (n,γ) 123mTe 123mTe 159 119,7 hari
123Te 0,87 406 123Te (n,γ) 124Te 124Te - stabil
124Te 4,61 6,800 124Te (n,γ) 125Te 125Te - stabil
125Te 6,99 1,55 125Te (n,γ) 126Te 126Te - stabil
126Te 18,71 0,135 126Te (n,γ) 127Te 127Te (β) 698 9,35 jam
128Te 31,79 0,015 128Te (n,γ) 129Te 129Te (β) 1470 69,6 menit
130Te (n,γ) 131Te 131Te
130Te 25 menit
34,48 0,270 131I
131Te 131I 364 8,02 hari

Seperti yang terlihat pada Tabel 1 bahwa hasil dari aktivasi neutron terhadap
sasaran TeO2 alam akan terbentuk radioisotop 121Te, 123mTe, 127Te, 129Te dan
131Te. Dari radioisotop tersebut hanya radioisotop 131Te yang meluruh menjadi
radioisotop 131I yang selanjutnya dilakukan proses pemisahan radioisotop 131I

dari bahan sasarannya.

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 26


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

Proses pemisahan produk 131I dari bahan sasaran TeO2 alam


teriradiasi bisa dilakukan dengan cara destilasi basah dan destilasi kering.
Namun pada pelatihan ini dilakukan dengan metoda destilasi kering dimana
sasaran dipanaskan pada suhu 750oC selama 5 jam dan uap iodium-131
yang terbentuk dari hasil peluruhan telurium-131 terdestilasi kemudian
ditangkap dengan charcoal (karbon aktif) yang kemudian dialiri larutan
sodium hidroksida untuk mengikat iodium menjadi sodium iodida (Na-131I).
Pemanasan sasaran pada temperatur 750oC berdasarkan sifat fisik dari
bahan telurium dioksida (TeO2) yang mempunyai titik leleh pada temperatur
732oC dan titik didih 1.245oC.[13]

IV.1.1. Preparasi Sasaran TeO2 Alam


Tahapan proses preparasi sasaran telurium dioksida (TeO2) alam yang
akan diiradiasi di reaktor yaitu:
• Ditimbang 50 gram serbuk sasaran TeO2 alam dan dimasukkan
kedalam cawan porselin kemudian dipanaskan menggunakan
oven/furnace pada temperatur 500 oC selama 1 jam untuk mengurangi
kandungan air hidrat yang masih terkandung pada sasaran dan juga
untuk mencegah terjadi penggumpalan saat proses iradiasi
berlangsung.
• Setelah dingin, sasaran TeO2 dimasukkan kedalam kapsul inner dari
bahan aluminium yang telah dicuci dengan aceton kemudian ditutup
dengan cara pengelasan menggunakan las TIG/Argon.
• Setelah ditutup dengan cara pengelasan kapsul inner tersebut diuji
kebocorannya menggunakan alat uji gelembung (bubble test). Apabila
ditemukan adanya kebocoran yaitu terlihat gelembung-gelembung
udara yang terus-menerus dalam bejana berisi air pada alat uji
tersebut, maka kapsul inner tersebut harus dilas ulang sampai tidak
ditemukan adanya kebocoran. Apabila kapsul inner tersebut sudah
tidak ditemukan kebocoran, maka dimasukkan kedalam kapsul iradiasi
yang terbuat dari bahan aluminium dengan lubang dibagian samping
dan di bagian bawah ditutup dengan cara pengelasan sedangkan di

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 27


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

bagian atas kapsul iradiasi ditutup dengan tutup berulir. Kapsul iradiasi
(Gambar 12) adalah suatu wadah dari bahan aluminium untuk
mengemas dan melindungi sasaran selama proses iradiasi di dalam
fasilitas iradiasi Reaktor G.A. Siwabessy PRSG-BATAN.

IV.1.2. Proses Iradiasi Sasaran TeO2 Alam


Sasaran TeO2 alam yang sudah dikemas dalam kapsul iradiasi dikirim
ke Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) – BATAN untuk diiradiasi selama
waktu yang ditentukan dengan melengkapi formulir permohonan iradiasi yang
telah diisi dan ditandatangani oleh Kepala Bidang Teknologi Radioisotop
(Gambar 16) dan melampirkan sertifikat hasil uji kebocoran dan lampirannya
(Gambar 17a dan Gambar 17b).

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 28


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

Gambar 16. Formulir Permohonan Iradiasi

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 29


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

Gambar 17a. Sertifikat Hasil Penguian Kapsul Iradiasi

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 30


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

Gambar 17b. Lampiran Sertifikat Hasil Uji Kebocoran Kapsul Iradiasi

IV.1.3. Proses Penanganan dan Pemisahan I-131 dari Sasaran TeO2 [14]
Paska iradiasi, kapsul iradiasi yang berisi sasaran telurium dioksida
(TeO2) alam teriradiasi dipindahkan dari fasilitas iradiasi dan dimasukkan ke
dalam container atau transfer cask dan diangkut menggunakan trolly yang
ditarik dengan forklift dibawa ke hotcel radioisotop untuk proses lebih lanjut.
Transfer cask dihubungkan ke hotcel window bagian belakang dan dengan
peralatan khusus kapsul sasaran dalam transfer cask didorong hingga masuk
ke dalam decapsulation hotcell (hotcel No. 2). Di dalam hotcel No. 2, kapsul
iradiasi dibongkar untuk mengeluarkan inner capsule yang berisi TeO2
kemudian dipotong menggunakan mesin pemotong pipa. Setelah bagian atas
inner kapsul terptong kemudian ditempatkan dalam baki (tray) dan
dipindahkan dari hotcell No. 2 ke hotcell I-131 (hotcel No. 4) menggunakan

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 31


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

conveyor yang menghubungkan antar hotcell. Selanjutnya semua sasaran


TeO2 teriradiasi dituangkan ke dalam tabung vycor kuarsa yang berada dalam
tungku pemanas dan disambungkan ke sistem destilasi seperti pada Gambar
18.

Gambar 18. Sistem destilasi kering untuk pemisahan I-131 dari sasaran TeO2

Setelah sistem destilasi tersambung semua, kemudian dilakukan uji


kebocoran pada setiap sambungan dengan bantuan pompa vakum yang
tersambung pada sistem. Apabila tidak ada kebocoran maka proses destilasi
bisa dimulai dengan tahapan sebagai berikut :
• Dengan posisi semua kran pada sistem destilasi tertutup, pompa
vakum dihidupkan dan diatur kevakumannya 1,5 inHg kemudian kran
dibuka secara berurutan mulai dari yang terdekat dengan pompa
vakum yaitu V-1 kemudian V-2 ke arah kolom charcoal kemudian V-3
ke arah gooseneck dan V-4 ke arah vycor masih posisi tertutup.
• Selanjutnya tungku pemanas dihidupkan dan temperatur diseting
secara bertahap mulai dari temperatur 300 oC sampai 800 oC. Pada
saat temperatur mmencapai 250oC, heating tape yang melilit pada
gooseneck dihidupkan melalui auto transformer pada skala 60% dan
kevakuman sistem dinaikkan menjadi 2,5 inHg dengan memutat kran
pada pompa vakum.

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 32


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

• Setelah temperatur mencapai 800 oC, dibiarkan selama 5 jam supaya


uap Iodium yang terbentuk terperangkap dalam kolom charcoal pada
sistem destilasi tersebut.
• Setiap 1 jam dilakukan pengawasan dan pengamatan secara visual
terhadap temperatur pada kontrol panel dan kontineuitas gelembung
udara pada trap yang berisi larutan NaOH pada sistem destilasi kering.
• Setelah destilasi berjalan 5 jam pada temperatur 800 oC, maka tungku
pemanas disetting pada temperatur 100 oC dan ditunggu selama ± 5
jam sampai temperatur tungku mencapai ± 200 oC.
• Setelah 5 jam proses pendinginan dan suhu mencapai ± 200 oC,
sistem destilasi dihentikan dan sistem vakum diputus dengan
mematikan pompa vakum.
• Kolom charcoal pada sistem destilasi dihubungkan ke botol produk
dengan menggunakan selang yang telah dilengkapi dengan jarum,
kemudian kolom charcoal di-elusi dengan 5 ml larutan NaOH 0,05N
dan eluatnya ditampung dalam botol produk yang telah dilabel : Produk
131I Fraksi-1 dan Tanggal.
• Setelah semua eluat tertampung dalam botol produk, selanjutnya
produk disampling sebanyak 0,5 ml dan dikeluarkan dari hotcell untuk
diukur aktifitasnya menggunakan dose callibrator ATOMLAB dan hasil
pengukuran dicatat dalam log book.
• Elusi kolom charcoal dilakukan sebanyak 3 - 4 fraksi sampai aktifitas
produk 131I kurang dari 50 mCi. Semua hasil pengukuran dicatat dalam
log book.
• Larutan bulk 131I (Fraksi-1 sampai dengan Fraksi-4) masing-masnig
disampling sebanyak 300 µl menggunakan pipet mikro dan
dimasukkan ke dalam micro tube kemudian dimasukkan ke dalam
kontainer Pb dan diserahkan ke Lab Uji Radioisotop dan Radiofarmaka
(LURR) - PTRR untukl dianalisa kualitas produk 131I yang dihasilkan.
Pengujian kualitas produk I-131 meliputi :
a. Kejernihan
b. pH larutan

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 33


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

c. Kemurnian Radionuklida
d. Kemurnian Radiokimia

IV.2. Produksi Radioisotop I-131 dari Hasil Fisi U-235 [15]

Iodine trap yang telah digunakan pada fase gas untuk menyerap gas
Iodium dalam proses pemisahan Molibdenum-99 dari hasil fisi U-235
dibiarkan selama 48 jam (2 hari) untuk meluruhkan radionuklida hasil fisi
waktu paro pendek yang ikut terperangkap dalam Iodine trap.
Proses pemisahan I-131 dari hasil fisi dilakukan dengan beberapa
tahap sampai produk I-131 hasil fisi bisa digunakan, tahapan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Sebelum proses pemisahan I-131 dilakukan, Iodine trap diidentifikasi
terlebih dahulu dengan mencatat Nomor Trap dan tanggal saat digunakan
untuk fase gas dalam proses pemisahan Mo-99 hasil fisi. Kemudian
Iodine trap diukur paparannya dengan surveymeter dan dicatat pada log
book.
2. Iodine trap dipasang connector yang dilengkapi dengan karet septa
kemudian divakum dengan disambungkan ke cold finger yang telah
divakum sebelumnya dan dibekukan/direndam dalam nitrogen cair
selamma 15 menit. Setelah vakum, Iodine trap dilepaskan dari cold finger.
3. Selanjutnya Iodine trap dicuci dengan 30 ml H2O menggunakan syringe
30 cc melalui karet septa yang terdapat pada connector kemudian air
cucian dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam botol mulut satu lapis
plastik (botol limbah) yang berisi 25 ml larutan NaOH 7N. Tahapan ini
dilakukan beberapa kali hingga air cucian mencapai 180 ml.
4. Larutan dalam botol limbah diamati warna larutannya kemudian diukur
paparannya dan dicatat pada log book.
5. Selanjutnya Iodine trap divakum lagi dan diinjeksikan 20 ml larutan NaOH
0,2N menggunakan syringe dan dibiarkan selama 30 menit. Kemudian
larutan dikeluarkan dari Iodine trap dan dimasukkan ke dalam botol mulut
satu lapis plastik yangg telah diberi batang pengaduk magnetik sebagai
botol destilasi kemudian diukur paparannya. Penambahan 20 ml larutan

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 34


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

NaOH 0,2N ke dalam Iodine trap dilakukan beberapa kali sampai paparan
dalam botol destilasi tidak bertambah lagi.
6. Botol destilasi diinjeksikan 1 ml larutan pembawa Ru kemudian dirangkai
menjadi sistem destilasi seperti Gambar 19 berikut.

Gambar 19. Sistem destilasi I-131 hasil fisi U-235

7. Setelah sistem destilasi terangkai seperti Gambar 19, selanjutnya pompa


vakum dihidupkan dan kevakuman diatur sampai terjadi gelembung udara
dalam botol destilasi. Kemudian stirer dihidupkan hingga batang
pengaduk magnetik dalam botol destilasi berputar. Pemanas (hot plate)
dinyalakan diseting pada skala 3,5 sampai larutan dalam botol destilasi
mendidih (jangan terlalu panas atau mendidih dengan kuat).
8. Setelah mendidih, ke dalam bbotol destilasi ditambahkan 10 ml larutan
HNO3 8N dengan perlahan-lahan. Saat inilah proses destilasi dimulai dan
dibiarkan selama 30 menit.
9. Kemudian ditambah lagi dengan 3 x 5 ml larutan HNO 3 8N dan setiap
setelah penambahan HNO3 8N dibiarkan selama 30 menit.

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 35


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

10. Pemanas dimatikan dan dibiarkan sistem destilasi menjadi dingin.


Sambungan ke pompa vakum jangan dilepas sebelum sistem destilasi
benar-benar dingin.
11. Setelah dingin, sistem destilasi dibongkar dan kedua kolom charcoal
dilepaskan kemudian masing-masing kolom diukur paparannya. Botol
destilasi dinetralkan dengan menambahkan 30 ml larutan NaOH 7N lalu
dipasang jarum untuk ventilasi dan disimpan pada rak limbah.
12. Selanjutnya kedua kolom dicuci dengan mengelusikan 25 ml air, air
cucian ditampung dalam botol limbah.
13. Setelah dicuci kedua klom dirangkai seperti pada Gamabr 20 dan dielusi
dengan 25 ml larutan NaOH 0,2N dan eluatnya ditampung dalamm botol
produk I-131 (kecepatan alirnya diatur dengan bantuan pompa vakum).
Kemudian kolom dielusi lagi dengan 15 ml larutan NaOH 0,2N dan
terakhir kolom dielusi lagi dengan 15 ml larutan NaOH 0,05N. Eluatnya
disatukan dalam botol produk kemudian diukur paparannya.

Botol
Produk
I-131

Gambar 20. Sistem elusi produk I-131 dengan larutan NaOH

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 36


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

14. Larutan bulk I-131 dalam botol produk disimpan selama 5 hari kemudian
dicuplik 0,5 ml dan diserahkan ke bidang kendali kualitas untuk diuji
terhadap :
• Kejernihan
• pH larutan
• Konsentrasi radioaktivitas
• Kemurnian radionuklida
• Kemurnian radiokimia
• Kontaminan alpha

Spesifikasi larutan I-131 dari hasil fisi U-235 dari Medi+Physics


No. Parameter Pengujian Spesifikasi Medi+Physics
1. Kejernihan Jernih tidak berwarna
2. pH larutan > 11
3. Konsentrasi radioaktivitas ( mCi/ml) > 300 pada saat pengiriman
4. Kemurnian radionuklida pada saat
kalibrasi :
> 99,9 %
• I-131
≤ 0,00035 %
• Ru-103
≤ 0,00038 %
• Sb-127
≤ 0,005 %
• Te-132
5. Total kontaminasi alpha (µCi α/mCi I-131) ≤ 1,0 x 10-6
6. Kontaminasi I-133 pada saat pengujian ≤ 0,80 % dari konsentrasi I-
131
7. Kemurnian radiokimia (%) Iodida ≥ 95 %

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 37


Teknologi Produksi Mo-99, Sm-153 dan I-131

DAFTAR PUSTAKA

1. C. CONNER, at. al., Production of Mo-99 From LEU Targets-Acid Side


Processing, Presented at the 2000 Meeting on Reduced Enrichment for
Research and Test Reactors, Oktober 1 – 6, 2000, Las Vegas, Nevada
2. G.F. VANDEGRIFT, at. al., Converting Targets and Processes for
Fission Product 99Mo From High– To Low–Enriched Uranium, Chapter
for IAEA TECHDOC, August 1997.
3. Seung-Kon Lee a,*, Gerd J. Beyer b, and Jun Sig Lee. Development of
Industrial-Scale Fission 99Mo Production Process Using Low Enriched
Uranium Target. Nuclear Engineering and Technolog 48 (2016) 613-623.
4. ANONIMOUS : https://ilmunuklir.id/2012/02/23/apa-yang-dimaksud-
dengan-reaksi-
fisi/#:~:text=Dari%20terbentuknya%20produk%20fisi%20sampai,di%20
sekitarnya%20sehingga%20akan%20mentransfer. Diakses Tgl. 25 Juli
2020.
5. Manufacturing Manual of Fission Product – Mo-99, Medi+Physics, USA.
6. W. SEELMANN-EGGEBERT, G. PFENNIG, H. MUNZEL, H. KLEWE-
NEBENIUS; Chart of The Nuclides, Institut fur Radiochemie, 5. Auflage
1981.
7. SOP No. 048.3.029/IR 00 01/TRR 2 : Preparasi Kapsul Sasaran Iradiasi
Fasilitas CIP/IP PRSG
8. SOP No. 048.3.002/IR 00 02/TRR 2 : Proses Produksi Radioisotop
Molybdenum-99 Aktivasi MoO3.
9. ANONIMOUS : https://www.slideshare.net/DavidHolland38/high-
sensitivity-gamma-ray-spectroscopy-fyp. Diakses Tanggal 10-7-2020
10. SOP No. 048.3.001/IR 00 02/TRR 2 : Proses Produksi Samarium-153
11. ANONIMOUS : A.F. RUPP, E. E. BEAUCHAMP, J. R. PARMAKES.,
Production of Fission Product Iodine-131., ORNL-1047.
12. ANONIMOUS : “Manual For Reactor Produced Radioisotops”, IAEA-
TECDOC-1340, Austria, January
13. ANONIMOUS : https://en.wikipedia.org/wiki/Tellurium_dioxide.
Diakses Tangggal 10-7-2020
14. SOP 048.3.017/ IR 00 02/ TRR 2 : Proses Produksi Radioisotop Iodine-
131
15. Manufacturing Manual of Fission Product – Iodine-131, Medi+Physics,
USA.

Pusdiklat-Batan, Rev. 0, 2020 38

Anda mungkin juga menyukai