Anda di halaman 1dari 57

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN DAN PANAS BUMI (3 sks)

I. PENDAHULUAN
KULIAH MINGGU I

Dosen:
Ir. Joko Pamungkas, MT, IPM
Dr. Ir. Nur Suharcaryo, MT
Ir. Avianto Kabul P., MT.
Ir. Suwardi, MT.
Hariyadi ST. MT
Selamat datang di Kampus Bela Negara

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 2/60


“Perjuanganku lebih mudah
karena mengusir penjajah,
Perjuanganmu akan lebih
sulit karena melawan
bangsamu sendiri”

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 3/60


Visi, Misi Prodi Teknik Perminyakan UPNVY
Visi :
Menjadi Program Studi Teknik Perminyakan yang Unggul dan
berdaya saing Regional ASIA pada tahun 2024 yang dilandasi Jiwa
Bela Negara.
Misi:
1. Menghasilkan lulusan sarjana teknik perminyakan yang unggul
dan berdaya saing regional ASIA baik pengetahuan maupun
ketrampilan di bidang eksploitasi sumber daya migas dan panas
bumi dan mampu mengelola sumberdaya bumi tersebut secara
berkelanjutan profesional, disiplin jujur, kreatif dan berdaya saing
2. Menyelenggarakan dan mengembangkan program pendidikan,
penelitian, pengabdian masyarakat pada bidang Teknik
perminyakan berdasarkan Pancasila dan UUD 45 dengan
dilandasi jiwa bela negara.
3. Berperan aktif dalam mengimplementasikan hasil penelitian dan
pengabdian masyarakat untuk mendukung pembangunan nasional

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 7/60


Kurikulum
Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi, tujuan dan
bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi

Kurikulum Prodi Teknik Perminyakan


Disusun berdasarkan 3 komponen
1. Basic Science : Matematik, Fisika, Kimia
2. Engineering Science : Kimia Fisika, Kimia Fisika HC, Mekanika
Fluida, Geoogi, Thermodinamika, Mekanika Reservoir, penilaian
formasi, statisika, dll
3. Engineering : Drilling Engineering, Reservoir Engineering,
Production Engineering

Kurikulum Prodi Teknik Perminyakan selengkapnya dapat di lihat


pada buku panduan
Bab I PENDAHULUAN Minggu I 8/60
Materi Kuliah PTPP
No. Materi Minggu ke-

I PENDAHULUAN 1
II PETROLEUM SYSTEM 2
III PENGANTAR TEKNIK RESERVOIR 3-4
IV PENGANTAR TEKNIK PEMBORAN 5-6
RINGKASAN/LAIN-LAIN 7
UJIAN TENGAH SEMESTER 8
V PENGANTAR PENILAIN FORMASI 9-10
VI PENGANTAR TEKNIK PRODUKSI 11-12
VII PENGANTAR PERLATAN OFFSHORE 13
VIII PENGANTAR EKSPOITASI PANAS BUMI 14
IX PENGANTAR METODE PEROLEHAN MINYAK 15
TAHAP LANJUT
UJIAN AKHIR SEMESTER Bab I PENDAHULUAN Minggu I 16 9/60
2. Materi Kuliah, Lanjutan
Minggu Pokok bahasan dan
ke- subpokok bahasan
1 I. PENDAHULUAN
1. SEKILAS TENTANG INDUSTRI MIGAS DI INDONESIA
A. Kegiatan Umum Industri Migas
B. Dasar Hukum
C. Rantai Bisnis Migas
D. Teori Terbentuknya Migas
E. Tahapan Proses Hulu Migas
F. Produksi dan Potensi Migas Di Indonesia
2. SEKILAS TENTANG INDUSTRI PANAS BUMI DI
INDONESIA 1
A. Kegiatan Umum Industri Panas bumi 0
B. Teori Terbentuknya Reservoir Panas bumi
C. Sistem Reservoir Panas bumi
D. Teknologi Pembangkit
E. Potensi Panas bumi di Indonesia
Bab I PENDAHULUAN Minggu I 10/60
1. SEKILAS TENTANG INDUSTRI MIGAS DI INDONESIA

A. Kegiatan Umum Industri Migas

1. Kegiatan Hulu (eksplorasi produksi/EP):


• Eksplorasi (geodesi, geofisika, geologi)
• Eksploitasi (pengeboran, reservoar, produksi)
• Produksi (proses pemisahan)
• Transportasi & Penyimpanan

2. Kegiatan Hilir, (refinery (proses) dan pemasaran):


pengolahan/pemurnian, distribusi, penyimpanan,
transportasi.

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 11/60


3. Kegiatan penunjang:
Penunjang teknis:
mesin, listrik, sipil, elektronika, keselamatan kerja,
lindung lingkungan, dll

Penunjang non teknis:


personalia, keuangan, administrasi, keamanan,
training, dll

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 12/60


B. Dasar Hukum Pengelolaan Migas
Hak Menguasai negara atas sumber daya alam (Pengertian MK atas Psl 33 UUD
1945):
Merumuskan kebijakan (beleid)
Pengaturan (regelendaad)
Pengurusan (berstuurdaad)
Pengelolaan (beheerdaad)
Pengawasan (toezichthoudeddaad)

HULU HILIR
(BAB IV Pasal 11 UU MIGAS No. 22/2001 (BAB V Pasal 23 s/d
s/d Pasal 21) Putusan MK 21 Desember 2004 Pasal 30)

PP 35/1994 PP 36/2004
PP 35/2004 jo Pasal 49 Pasal 49 Pasal 60
PP 34/2005 PP 42/2002 PP 67/2002 huruf a
Ttg ttg PP 31/2003 Perpres Perpres
BPMIGAS BPHMigas Ttg 71/2005 55/2005
Pertamina
Permen ESDM
Bidang Hulu Permen ESDM
Bidang Hilir
Bab I PENDAHULUAN Minggu I 13/60
C. Pembagian Rantai Bisnis Migas
Menurut UU Migas NO.22/2001

HULU (SKK MIGAS)


EXPORT
SHIPPING

DOMESTIK

EXPLORATION &
PRODUCTION PIPELINE
DEVELOPMENT

IMPORT

HILIR (BPH MIGAS)


REFINERY

SPBU
EXPORT

DEPO

TRANSPORTATION
INDUSTRY
Bab I PENDAHULUAN Minggu I 14/60
D. Produk Migas…1
Arti penting minyak bumi
bagi kehidupan manusia
▪ Sumber energi
➢ Listrik
➢ Industri, rumah tangga
➢ Kendaraan bermotor
➢ Pesawat, kapal, dll
▪ Kebutuhan hidup sehari-hari
(produk petrokimia dari minyak bumi)
➢ Plastics
➢ Bahan pakaian
➢ Cat
➢ Pupuk
➢ dll

Sumber:
Bab I PENDAHULUAN Minggu I 15/60
www.priweb.org/ed/pgws/uses/uses_home.html
D. Produk Migas…2

Petroleum Products:
Hasil pengilangan minyak bumi seperti bensin, kerosin, minyak
solar, minyak diesel, avtur, elpiji, aspal, minyak lumas, gemuk dan
semua produk lain yang secara langsung atau tidak langsung
diperoleh melalui pengilangan

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 16/60


D. Produk Migas…3

AVGAS ( Aviation Gasoline)


Bahan Bakar Minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan dari
fraksi minyak bumi. Avgas didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan
tipe mesin sistem pembakaran dalam (internal combution), mesin piston
dengan sistem pengapian. Performa BBM ini ditentukan dengan nilai octane
number antara nilai dibawah 100 dan juga diatas nilai 100 . Nilai octane jenis
Avgas yang beredar di Indonesia memiliki nilai 100/130.

AVTUR (Aviation Turbine)


Bahan Bakar Minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan dari
fraksi minyak bumi. Avtur didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan
tipe mesin turbin (external combution). performa atau nilai mutu jenis bahan
bakar avtur ditentukan oleh karakteristik kemurnian bahan bakar, model
pembakaran turbin dan daya tahan struktur pada suhu yang rendah
Aviation Turbine Fuel (AVTUR) atau secara internasional lebih dikenal dengan
nama Jet A-1 adalah bahan bakar untuk pesawat terbang jenis jet atau turbo
jet (baik tipe jet propulsion atau propeller).
AVTUR harus memenuhi persyaratan yang dibutuhkan, seperti memiliki titik
beku (freeze point) maksimum -47°C dan titik nyala (flash point) minimum
38°C (100° F)

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 17/60


D. Produk Migas…4
BENSIN (Petrol)
Jenis Bahan Bakar Minyak Bensin merupakan nama umum untuk beberapa jenis
BBM yang diperuntukkan untuk mesin dengan pembakaran dengan pengapian. Di
Indonesia terdapat beberapa jenis bahan bakar jenis bensin yang memiliki nilai
mutu pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin ini dihitung berdasarkan
nilai RON (Randon Otcane Number). Oktan adalah angka yang menunjukkan berapa
besar tekanan maksimum yang bisa diberikan di dalam mesin sebelum bensin
terbakar secara spontan. Berdasarkan RON tersebut maka BBM bensin dibedakan
menjadi 3 jenis yaitu:

Premium (RON 88): Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna
kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna
tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar
kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel
dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 18/60


D. Produk Migas…5

Pertamax (RON 92): ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan


penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded). Pertamax
juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990
terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel
injection dan catalytic converters.

Pertamax Plus (RON 95): Jenis BBM ini telah memenuhi standar performance
International World Wide Fuel Charter (WWFC). Ditujukan untuk kendaraan yang
berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan
tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk
kendaraan yang memiliki kompresi ratio > 10,5 dan juga yang menggunakan
teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTi),
(VTI), Turbochargers dan Catalytic Converters.

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 19/60


D. Produk Migas…6

MINYAK TANAH (Kerosene)


Minyak tanah atau kerosene merupakan bagian dari minyak mentah yang memiliki
titik didih antara 150 °C dan 300 °C dan tidak berwarna. Digunakan selama
bertahun-tahun sebagai alat bantu penerangan, memasak, water heating, dll.
Umumnya merupakan pemakaian domestik (rumahan), usaha kecil

MINYAK SOLAR (HSD)


High Speed Diesel (HSD) merupakan BBM jenis solar yang memiliki angka performa
cetane number 45, jenis BBM ini umumnya digunakan untuk mesin trasportasi mesin
diesel yang umum dipakai dengan sistem injeksi pompa mekanik (injection pump) dan
electronic injection, jenis BBM ini diperuntukkan untuk jenis kendaraan bermotor
trasportasi dan mesin industry

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 20/60


D. Produk Migas…7

MINYAK DIESEL (MDF)


Minyak Diesel adalah hasil penyulingan minyak yang berwarna hitam yang berbentuk
cair pada temperatur rendah. Biasanya memiliki kandungan sulfur yang rendah dan
dapat diterima oleh Medium Speed Diesel Engine di sektor industri. Oleh karena
itulah, diesel oil disebut juga Industrial Diesel Oil (IDO) atau Marine Diesel Fuel (MDF)

MINYAK BAKAR (MFO)


Minyak Bakar bukan merupakan produk hasil destilasi tetapi hasil dari jenis residu
yang berwarna hitam. Minyak jenis ini memiliki tingkat kekentalan yang tinggi
dibandingkan minyak diesel. Pemakaian BBM jenis ini umumnya untuk pembakaran
langsung pada industri besar dan digunakan sebagai bahan bakar untuk steam power
station dan beberapa penggunaan yang dari segi ekonomi lebih murah dengan
penggunaan minyak bakar. Minyak Bakar tidak jauh berbeda dengan Marine Fuel Oil
(MFO)

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 21/60


D. Produk Migas…8
BIO DIESEL
Jenis Bahan Bakar ini merupakan alternatif bagi bahan bakar diesel berdasar-
petroleum dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak nebati atau hewan.
Secara kimia, ia merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-alkyl
ester dari rantai panjang asam lemak. Jenis Produk yang dipasarkan saat ini
merupakan produk biodiesel dengan campuran 95 persen diesel petrolium dan
mengandung 5 persen CPO yang telah dibentuk menjadi Fatty Acid Methyl Ester
(FAME)

PERTAMINA DEX
Adalah bahan bakar mesin diesel modern yang telah memenuhi dan mencapai
standar emisi gas buang EURO 2, memiliki angka performa tinggi dengan cetane
number 53 keatas, memiliki kualitas tinggi dengan kandungan sulfur di bawah 300
ppm, jenis BBM ini direkomendasikan untuk mesin diesel teknologi injeksi terbaru
(Diesel Common Rail System), sehingga pemakaian bahan bakarnya lebih irit dan
ekonomis serta menghasilkan tenaga yang lebih besar.

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 22/60


D. Produk Migas…9
Istilah LPG, LNG, dan CNG sudah sering kita dengar di tengah masyarakat. Apa
perbedaannya?

LPG atau liquefied petroleum gas, didominasi oleh Propana (C3H8) dan Butana
(C4H10) . Jenis gas ini memiliki massa jenis yang lebih besar dari LNG. Dalam
tabung, LPG berbentuk zat cair, namun pada suhu dan tekanan normal, LPG
yang keluar dari tabung akan langsung berubah menjadi gas. Tekanan yang
dibutuhkan untuk mencairkan gas ini cukup rendah sehingga lebih aman
digunakan. Inilah yang membuat LPG lebih pas untuk konsumen rumah tangga,
karena sifatnya mudah disimpan dan bisa langsung dibakar untuk
dimanfaatkan, tanpa perlu infrastruktur khusus.

LNG atau liquefied natural gas merupakan gas yang didominasi oleh metana
(CH4) dan etana (C2H6) yang didinginkan hingga menjadi cair pada suhu antara
-150 C sampai -200 C. Pengembangan dan pemanfaatan LNG memerlukan
infrastruktur yang lebih kompleks. Dari sisi hulu, pengembangan LNG tidak
hanya memerlukan fasilitas produksi biasa, tetapi memerlukan kilang yang
mampu mencairkan gas tersebut sampai suhu minus 150-200 C. Fasilitas
pendingin dan tanki kriogenik ini membutuhkan investasi yang sangat besar.

Di luar LPG dan LNG, masyarakat juga mengenal istilah CNG atau compressed
natural gas. CNG sebenarnya merupakan gas yang sama dengan LNG, hanya
saja pada CNG, gas metana (CH4) dikompresi namun tidak sampai mencair

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 23/60


E. Teori Terbentuknya Migas….1

✓ Teori Anorganik
• Minyak berasal dari reaksi kimia karbonat, oksida besi dan air di dalam
kerak bumi
✓ Teori Organik
• Minyak berasal dari mikro organisme tumbuhan atau binatang (plankton)
• Mikro organisme tumbuhan atau binatang yang mati jutaan tahun yl akan
tersimpan dan terawetkan di dalam batuan sedimen
• Karena pengaruh panas dan tekanan dalam jangka waktu yang cukup lama
(jutaan tahun), protein dan lipid yang dikandung oleh mikro organisme akan
terubah menjadi rangkaian organik yang komplek dari minyak/gas bumi

Minyak Mentah
Planktons

accumulation of sediments
Organic materials rain

Tekanan &Temperatur
Waktu

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 24/60


E. Teori Terbentuknya Migas….2

Petroleum System
Dimana Elements
terakumulasinya minyak bumi …………….

Gas
Cap
Oil
Entrapment Water Seal Rock
Reservoir
Rock

Migration
120° F

350° F
Generation
2480
Bab I PENDAHULUAN Minggu I 25/60
E. Teori Terbentuknya Migas….3
Dimana bisa dilakukan ekplorasi minyak bumi …………….

Cekungan Sedimen

basin basin

Pictures:
Dr. Danny H. Natawijaya, Caltech-LIPI
Bab I PENDAHULUAN Minggu I 26/60
F. Tahapan Proses Kegiatan Hulu Migas

1. EKSPLORASI 2. EKSPLOITASI
Pemboran Eksploitasi & Produksi
Survey & Seismik

Terminal Penerima Pipa transmisi Proses pemisahan


4. TRANSPORTASI & PENYIMPANAN 3. PRODUKSI

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 27/60


F.1. Flow Chart & Sifat Industri Migas

Sifat Flow Chart


Pengambilan data
Investasi dan pembiayaan operasi
memerlukan
Modal yang sangat besar (padat
modal)
Interpretasi data

Keberhasilan usaha mengandung


Resiko tinggi Pengeboran

Pelaksanaan operasi memerlukan Berhasil Risk Gagal


Teknologi tinggi

Menemukan cadangan

Besar Kecil

Pengembangan Mencari
Daerah Baru

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 28/60


F.2. Tahapan Ekplorasi Migas…… (1)
Ahli geologi bekerja seperti seorang detektif di dalam mencari potensi migas

Studi pendahuluan (Konsep & Geologi Regional)

Potensi Cekungan

basin basin

Interpretasi foto udara/Landsat

Gambaran Geologi Regional

Pemetaan Geologi
Permukaan

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 29/60


F.2. Tahapan Ekplorasi Migas…… (2)
Pengambilan Data Bawah Permukaan: Survey Seimik

Seismik 2D

Seismik 3D

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 30/60


F.2. Tahapan Ekplorasi Migas…… (3)
Interpretasi Data Permukaan & Bawah Permukaan

erosion

Integrasi Data

Model Geologi Data Seismik


10m

Interbedded “off- Channel Aggradational channel


axis” facies margin facies margin drape

Hasil Interpretasi Prospek


Teknologi Penunjang

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 31/60


F.3. Tahapan Ekploitasi Migas…… (1)
Operasi Pemboran
1. Hoist attachment
2. Derrick (mast)
3. Traveling block
4. Hook
5. Injection head
6. Mud injection column
7. Turntable driving the drilling pipes
8. Winches
9. Motors
10. Mud pump Jungle
11. Mud pit
12. Drilling pipe
13. Cement retaining the casing
14. Casing
15. Drill string
16. Drilling tool

Dessert

Mountain

Drillship Jackup Arctic


Semi submersible

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 32/60


F.3. Tahapan Ekploitasi Migas…… (2)
Evaluasi Hasil Pemboran
Untuk mengetahui zona minyak
✓ Analisa drill cuttings & cores
• Batuan
• Indikasi hidrokarbon
✓ Wireline logging
✓ Well Testing
3800’ SD
3809’ (-3662’)

15’ Prob. Oil Zona Minyak

Evaluasi Log

3860’ SD
3864’ (-3717’)

Wireline Logging
Perforasi

Produksi

Sumber:
www.elf.com.pl/odyssee/us/genese/
Bab I PENDAHULUAN Minggu I 33/60
F.3. Tahapan Ekploitasi Migas…… (3)
Produksi,Tenaga Pendorong Fluida Alami

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 34/60


F.3. Tahapan Ekploitasi Migas…… (4)
Optimalisasi Produksi
“Enhanced Oil Recovery” (Water Flooding)

Mixing Facility Injection


Injection

Injection
Injection
Fluids
Fluids Injection

Injection
Injection Production Well
Pump
Pump
Produced
Injection Oil
Injection
Well

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 35/60


F.3. Tahapan Ekploitasi Migas…… (5)
Optimalisasi Produksi
“Enhanced Oil Recovery” (Steamflood)

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 36/60


F.3. Tahapan Ekploitasi Migas…… (6)
Optimalisasi Produksi Masa Datang
“Tertiary Oil Recovery” (Chemicals)

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 37/60


F.3. Tahapan Ekploitasi Migas…… (7)

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 38/60


G. Produksi dan Potensi Migas Di Indonesia…. 1
SEJARAH PRODUKSI MIGAS INDONESIA

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 39/60


G. Produksi dan Potensi Migas Di Indonesia…. 2
RENCANA PRODUKSI MINYAK INDONESIA S.D. 2050

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 40/60


G. Produksi dan Potensi Migas Di Indonesia…. 3
RENCANA PRODUKSI GAS INDONESIA S.D. 2050

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 41/60


G. Produksi dan Potensi Migas Di Indonesia…. 4
Minyak Bumi: Indonesia Dibanding Dunia
Cadangan terbukti Indonesia sebesar 3,2 miliar barel


Cadangan terbukti MINYAK
BUMI Indonesia hanya
sebesar 0,2% dari total
cadangan terbukti Dunia

Source: BP Statistical Review 2017


Bab I PENDAHULUAN Minggu I 42/60
F. Produksi dan Potensi Migas Di Indonesia…. 5

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 43/60


E. Produksi dan Potensi Migas Di Indonesia…. 5

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 44/60


F. Produksi dan Potensi Migas Di Indonesia…. 7
Dimana bisa dilakukan ekplorasi minyak bumi …………….

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 45/60


H. Konversi Satuan MIGAS
1. Panjang:
1 inchi = 2,54 cm. Contoh diameter tubing: 7 inchi
1 feet = 0,3048 m. Contoh kedalaman Sumur-01: 3.000 feet
2. Luas:
1 acre = 4.046,86 m2.
= 43.560 feet2
contoh luas Reservoir X sebesear 1.000 acre
3. Volume:
1 barel = 159 liter
= 5,615 ft3
1 acre-feet = 1.233,48 m3, contoh volume bulk Reservoir X sebesear 15.000 acre-feet
= 7758 barel, contoh cadangan terbukti Indonesia sebesar 3,2 miliar barel
4. Laju Produksi:
1 BOPD = 159 liter/hari
= 5,615 ft3/hari
1 MSCFD = 1.000 SCF/D
1 MMSFD = 1.000 MSCFD = 1.000.000 SCFD
Contoh:
• Laju produksi minyak Indonesia sebesar 1 juta BOPD (Barel oil per day)
• Laju produksi gas Indonesia sebesar 3.000 MMSCFD
(3.000 juta standart cubic feet per day) Bab I PENDAHULUAN Minggu I 46/60
2. SEKILAS TENTANG INDUSTRI PANASBUMI
DI INDONESIA

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 47/60


A. Kegiatan Umum Industri Panasbumi.....1

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 48/60


A. Kegiatan Umum Industri Panasbumi.....2

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 49/60


A. Kegiatan Umum Industri Panasbumi.....3

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 50/60


B. Teori Terbentuknya Reservoir Panasbumi.... 1

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 51/60


B. Teori Terbentuknya Reservoir Panasbumi.... 2

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 52/60


C. Sistim Reservoir Panasbumi

• Temperatur :
- Tinggi (>220°C), Kuarter
- Moderat (150 – 220°C), Tersier Atas, Air Panas
- Rendah ( 100 – 150°C), Tersier, Air Panas

• Jenis Fluida ( T Tinggi) :


- Dominasi Air Panas (220 – 320°C)
- 2 Fasa (270 - 300°C)
- Dominasi Uap (240°C)

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 53/60


D. Teknologi Pembangkit….1

 Tipe turbine :
- Condensing T reservoir > 230oC, NCG < 3% (by wt)
- Back pressure T > 230oC, NCG > 5% (by weight)
- Binary cycle untuk T 150 – 200oC, 100% air panas

 Inlet pressure : - high (>10 barg), moderat (6.5 - <10) dan


low (<6.5 barg)

 Unit size : 3, 5, 10, (20 dan 55-60 MW, common used), 110
MW , prinsip optimalisasi adalah economic of scale
pembangkit sesuai kebutuhan pasar, potensial reservoir
dan output sumur

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 54/60


D. Teknologi Pembangkit….2

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 55/60


D. Teknologi Pembangkit….3

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 56/60


E. Potesi Panasbumi di Indonesia.... 1

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 57/60


E. Potesi Panasbumi di Indonesia.... 2

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 58/60


E. Potesi Panasbumi di Indonesia.... 3

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 59/60


Terima Kasih, sampai jumpa minggu depan

Bab I PENDAHULUAN Minggu I 60/60

Anda mungkin juga menyukai