Partikel “wa” dalam bahasa Jepang umumnya digunakan untuk dua hal, seperti:
Dalam hal ini partikel “wa” akan digunakan mengikuti subjek/topik suatu kalimat,
sehingga kita akan mengetahui bahwa kata sebelum partikel “wa” merupakan suatu
subjek/suatu topik pembicaraan. Dalam bahasa Indonesia, partikel ini sering juga
diartikan dengan “adalah”.
Dalam hal ini, partikel “wa” akan muncul sebanyak dua kali, karena mengikuti penjelasan
dari dua kata yang memiliki maksud yang bertentangan.
Untuk bisa lebih mudah memahaminya, mari kita lihat contoh kalimat di bawah ini!
Contoh Kalimat
Kesimpulan
Partikel “wa” dalam bahasa Jepang berfungsi untuk menjadi penunjuk subjek/topik
suatu kalimat, serta untuk membandingkan dua hal yang berlawanan.
Bagaimana Penggunaan Partikel “ga”?
Seperti yang sudah disebutkan di atas, partikel “ga” termasuk ke dalam kelompok
“kakujoshi”, atau partikel penanda kasus. “Kakujoshi” umumnya digunakan untuk
menunjukkan subjek kalimat, kata modifikator yang menjelaskan keterangan tambahan
untuk suatu kata benda, kata modifikator sebagai penghubung kata, dan sebagainya.
Partikel “ga” sendiri dikenal dengan fungsinya sebagai penunjuk subjek dari kalimat
intransitif. Akan tetapi, tidak hanya itu saja, ada fungsi-fungsi lain yang dimiliki partikel
“ga”, dan tentu saja masing-masing fungsi akan mempengaruhi makna kalimat itu
sendiri.
Kata kerja intransitif, atau yang dalam bahasa Jepang disebut “jidoushi”, merupakan kata
kerja yang tidak memerlukan objek. Contohnya adalah: tertutup, terbuka, berkumpul,
dan lain-lain.
Kata tanya seperti apa, siapa, di mana dan kapan ketika menjadi subjek umumnya akan
diiringi dengan partikel “ga”.
Partikel “ga” juga digunakan ketika ingin memberi penegasan terhadap suatu kalimat.
Dalam arti ini, biasanya “ga” akan menggantikan partikel “wa” (penunjuk subjek secara
umum), atau partikel “wo” (penunjuk objek).
Partikel “ga” juga bisa digunakan untuk menyambungkan kalimat yang berlawanan,
dengan..
pola kalimat 1 + partikel “ga” yang berarti “tetapi” + kalimat 2 yang
berlawanan dengan kalimat 1.
Mieru : terlihat
Untuk lebih mudah memahaminya, mari kita lihat berbagai contoh kalimat dari arti yang
tertulis di atas satu per satu!
Contoh Kalimat
Ame ga furimasu.
Hana ga sakimasu.
Hito ga atsumarimasu.
Sara ga ochimashita.
Doa ga shimatteimasu.
Mado ga aiteimasu.
Jika diucapkan dalam bahasa Indonesia, sepertinya “no” di sini paling dekat dengan kata
“yang”.
Misalnya, okane ga nai no!, yang berarti saya tidak punya uang!
Pada hal ini, partikel “no” sering disingkat dengan “n” saja ketika digunakan dalam
percakapan sehari-hari.
Seperti pada contoh penggunaan sebelumnya, pada hal ini, kita akan banyak menemui
partikel “no” disingkat dengan “n” saja dalam percakapan sehari-hari.
Untuk bisa semakin memahaminya, mari lihat beberapa contoh kalimat di bawah ini!
Contoh kalimat
Partikel “ka” merupakan salah satu partikel yang umumnya digunakan di akhir kalimat
dalam bahasa Jepang, yang berfungsi untuk menyampaikan suatu pertanyaan. Namun
selain diungkapkan di akhir kalimat, dalam beberapa kasus, partikel “ka” juga bisa
digunakan di tengah kalimat.
Dalam hal ini, kalimat tanya dalam bahasa Jepang dibuat dengan menggunakan kata
“desuka?”, serta bentuk lain baik kalimat sopan maupun kalimat kasual dengan
menambahkan “ka?”.
Partikel “ka” ini diungkapkan untuk menyatakan hal yang mengejutkan bagi pembicara.
Selain itu, ada juga kesan bahwa pembicara seolah-olah sedang berbicara atau
bergumam sendiri. Kalimat dengan arti ini bisa diungkapkan dengan intonasi atau nada
turun.
3.Menyampaikan ajakan atau permintaan tolong
Pola kalimat : suatu kalimat ajakan/permintaan tolong + partikel “ka”
Ketika partikel ini digunakan untuk menyampaikan suatu ajakan atau permintaan tolong
dalam bahasa Jepang. Biasanya kalimat akan diungkapkan dengan pola kalimat seperti
“..masenka?” atau “..mashouka?”.
Partikel ini juga bisa digunakan untuk penekanan kalimat tanya berupa sanggahan yang
terkesan cukup tegas.
Selain sebagai partikel di akhir kalimat, partikel “ka” bisa digunakan di tengah kalimat.
Dalam hal ini misalnya untuk menyatakan dua contoh suatu hal atau pilihan, dengan
pola “..ka..” yang dalam bahasa Indonesia bisa diartikan dengan kata “..atau..”.
6.Menyampaikan sesuatu yang belum diketahui secara pasti dengan kata tanya
Pola kalimat : kata tanya + partikel “ka” + kalimat penjelas/predikat
Partikel “ka” sebagai adverbial bisa digunakan untuk menyampaikan ungkapan yang
belum diketahui dengan pasti. Dalam hal ini, partikel “ka” diikuti oleh kata tanya.
Serupa dengan fungsi yang dijelaskan sebelumnya, yaitu untuk menyatakan hal yang
belum diketahui secara pasti, partikel “ka” bisa juga diikuti dengan kata kerja, kata sifat,
bahkan kata benda, tetapi polanya akan menjadi “..ka dou ka”, yang dalam bahasa
Indonesia bisa diartikan “apakah..atau tidak”.
8.Mengungkapkan bahwa masih ada hal lain yang bisa menjadi pilihan
Pola kalimat : kata keterangan (kata benda) + partikel “ka” + kata tanya +
partikel “ka” + kalimat penjelas
Di sini partikel “ka” diikuti dengan kata tanya, dan diberi partikel “ka” lagi, misalnya
dengan pola seperti “..ka nani ka” (atau apa pun), “..ka doko ka” (atau di mana pun), dan
sebagainya. Pola ini digunakan untuk menyatakan bahwa masih ada hal lain yang bisa
menjadi pilihan, yang penting serupa dengan kata yang diungkapkan sebelum partikel
“ka” yang pertama.
Untuk bisa lebih memahami partikel “ka”, cobalah perhatikan berbagai contoh kalimat di
bawah ini!
Contoh kalimat
Sukoshi yasumimashouka?
Isshoni kaerouka?
Minna de gohan wo tabe ni ikimasenka?
Watashi no ei-go no sakubun wo naoshite itadakemasenka?
Kore wo motte moraemasenka?
8.Mengungkapkan bahwa masih ada hal lain yang bisa menjadi pilihan
Informasi tambahan
Perlu diketahui juga bahwa ketika bertanya dalam bahasa Jepang menggunakan bahasa
kasual, kalimat tanya bisa diungkapkan tanpa menggunakan partikel “ka”. Sebagai
gantinya, kalimat harus diungkapkan dengan intonasi naik, seperti intonasi untuk
bertanya dalam bahasa Indonesia. Misalnya adalah ungkapan berikut ini:
Sopan : Kore de daijoubu desuka? (Dengan ini tidak apa-apa?)
Dalam hal ini, partikel “de” dalam bahasa Indonesia bisa diartikan dengan kata “di” atau
“pada”. Perlu diketahui juga bahwa lokasi yang dimaksud tidak hanya berarti untuk
suatu tempat, tetapi juga bisa untuk suatu kegiatan. Contoh kalimat dengan partikel
“de” pada pola ini adalah “ie de benkyou shimasu” yang berarti “belajar di rumah”.
2.Keterangan cara/alat
Pola kalimat: keterangan cara/alat + partikel “de” + predikat
Pada pola ini, partikel “de” dapat diartikan menjadi kata “dengan”. Misalnya adalah
“densha de ikimasu” yang berarti “pergi dengan kereta”.
4.Penyebab/alasan
Pola kalimat: penyebab/alasan (kata benda) + partikel “de” + kalimat/predikat
Dalam kasus ini, partikel “de” diartikan dengan “karena” atau “oleh”. Misalnya adalah
“byouki de gakkou e ikimasen” yang berarti “tidak pergi ke sekolah karena sakit”.
5.Keadaan
Pola kalimat: keterangan keadaan + partikel “de” + predikat
Dalam pola ini, partikel “de” diartikan dengan “dalam keadaan”. Misalnya adalah
“nebusokude shigoto wo shimasu” yang berarti “bekerja dalam keadaan kurang tidur”.
6.Batas waktu
Pola kalimat: keterangan waktu + partikel “de” + predikat
Di sini, partikel “de” bisa diartikan “dalam (waktu)”. Misalnya adalah “isshuukan de
owarasemasu” yang berarti “akan saya selesaikan dalam waktu satu minggu”.
7.Suatu cakupan
Pola kalimat: keterangan cakupan + partikel “de” + keterangan
Partikel “de” di sini bisa berarti “di dalam”, “dengan” dan sebagainya tergantung konteks
kalimatnya. Misalnya adalah “gakkou de ichiban atama ga ii” yang berarti “yang paling
pintar di dalam sekolah”.
8.Jumlah orang yang melakukan kegiatan
Pola kalimat: subjek/jumlah orang (bisa termasuk pembicara dan orang lain) +
partikel “de” + predikat
Pada pola ini, partikel “de” bisa diartikan dengan kata “bersama dengan”. Misalnya
adalah “min’na de tabemasu” yang berarti “makan bersama dengan semuanya
(termasuk pembicara)”.
9.Penyambung kalimat
Pola kalimat:
kata sifat “na” (tanpa “na”) + partikel “de” + kata sifat lainnya
Partikel “de” ini dapat diartikan “dan”. Misalnya, “kare wa kankokujin de, kono daigaku
no ryuugakusei desu” yang berarti “dia laki-laki adalah orang Korea dan mahasiswa
asing di universitas ini”.
Untuk bisa lebih mudah memahami penggunaan partikel “de”, mari lihat berbagai
contoh kalimat di bawah ini yuk!
Contoh kalimat
2.Keterangan cara/alat
4.Penyebab/alasan
5.Keadaan
6.Batas waktu
7.Suatu cakupan
9. Penyambung kalimat
Berikut ini adalah penjelasan hal-hal penting terkait dengan partikel “de” yang
tampaknya memiliki arti serupa dengan beberapa partikel lain, tetapi sebenarnya
berbeda. Cobalah lihat penjelasan berikut ini:
Perbedaan partikel “de” dan “ni”
Di antara berbagai fungsi kedua partikel ini, partikel “de” dan “ni” sama-sama bisa
diartikan dengan kata “di”, yang digunakan untuk menunjukkan suatu lokasi. Namun,
terdapat perbedaan yang sangat jelas antara kedua partikel ini, yaitu partikel “de” untuk
menunjukkan lokasi berlangsungnya suatu aktivitas (bergerak) sedangkan partikel
“ni” untuk menunjukkan lokasi keberadaan sesuatu (tidak bergerak). Misalnya:
“ie de tabemasu” berarti “makan di rumah” (aktivitas)
Partikel “de” dan “kara” sama-sama bisa digunakan untuk menunjukkan suatu bahan.
Dalam hal itu kedua partikel berarti “dari” atau “dengan”. Namun ada hal yang
membedakan kedua fungsi ini, yaitu partikel “de” untuk yang bahan dasarnya masih
terlihat, sedangkan partikel “kara” untuk yang bahan dasarnya sudah tidak
terlihat/sudah mengalami perubahan. Misalnya:
“kono isu wa ki de tsukurarete imasu” berarti “kursi ini
dibuat dari kayu” (bahan kayu masih terlihat)
“nihonshu wa kome kara tsukurarete imasu” berarti “alkohol Jepang
dibuat dari beras” (beras sudah tidak terlihat, karena telah berubah menjadi
minuman)
Perbedaan partikel “de” dan “ga”
Sebenarnya partikel “de” dan “ga” secara umum tentu sangat berbeda. Namun kali ini
akan ditegaskan kembali perbedaan dari kedua partikel ini yang sekilas mungkin tampak
sama, tetapi sebenarnya sangat berbeda. Dalam hal ini partikel “de” yang dimaksud
adalah ketika menjadi suatu cakupan, dan partikel “ga” yang dimaksud adalah ketika
menjadi suatu penegasan. Misalnya:
“ashita de ii desu” berarti “besok saja tidak apa-apa”
Catatan penting sebagai tambahan informasi kali ini adalah tiga perbedaan itu dulu ya!
Partikel “ni” dalam bahasa Indonesia bisa diartikan menjadi pada, kepada, di dan ke.
Seperti apa perbedaannya? Mari lihat penjelasan berikut ini!
1.Menunjukkan waktu
Pola kalimat: keterangan waktu/jangka waktu + “ni” + kata kerja
Partikel “ni” ini dalam bahasa Indonesia bisa diartikan dengan “pada”. Ketika
menunjukkan keterangan jangka waktu, partikel “ni” diartikan dengan “dalam”.
Keterangan waktu yang dimaksud bisa tahun, bulan, tanggal, jam, dan lain-lain.
Kemudian kata kerja yang bisa digunakan memiliki cakupan yang sangat luas, seperti
“okiru (bangun)”, “neru (tidur)”, “au (bertemu)”, dan masih banyak lagi.
2.Tempat tujuan
Pola kalimat: keterangan tempat tujuan + “ni” + kata kerja
Dalam kasus ini, partikel “ni” dalam bahasa Indonesia diartikan dengan kata “ke”.
Contoh predikat/kata kerja yang digunakan adalah “iku (pergi)”, “hairu (masuk)”,
“modoru (kembali)”, dan lain-lain.
Partikel “ni” pada pola kalimat ini dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan kata
“di” atau “pada”.
4.Letak/keberadaan sesuatu
Pola kalimat: keterangan tempat + “ni” + kata kerja yang menunjukkan
keberadaan
Partikel “ni” di sini dalam bahasa Indonesia bisa diartikan dengan kata “di”.
Contoh predikat/kata kerja yang menunjukkan keberadaan adalah “iru (ada untuk benda
hidup)”, “aru (ada untuk benda mati)”, “sumu (tinggal)”, dan lain-lain.
Partikel “ni” ini dalam bahasa Indonesia bisa diartikan dengan “kepada”.
Kata kerja/predikat pada pola ini misalnya adalah “ageru (memberi)”, “okuru
(mengirim)”, dan sebagainya.
Untuk bisa lebih mudah memahaminya, mari lihat berbagai contoh kalimat di bawah ini!
Contoh Kalimat
1. Menunjukkan waktu
2. Tempat tujuan
4. Letak/keberadaan sesuatu
Partikel “e” ketika ditulis dalam bahasa Jepang akan menggunakan huruf “he” (へ),
tetapi dibaca “e”. Partikel ini memiliki dua fungsi, yaitu untuk menunjukkan:
Kemudian, baik untuk arti 1 atau pun arti 2, ketika ingin mengungkapkan suatu kata
benda yang merupakan gabungan dari dua kata benda, biasanya akan digunakan
gabungan dua partikel, yaitu partikel “e” dan “no”. Misalnya, “gakusei e no
shitsumon” yang berarti “pertanyaan untuk pelajar”.
Untuk lebih mudah memahaminya, mari lihat contoh kalimat di bawah ini yuk!
Contoh kalimat
1. Objek kalimat
Pola kalimatnya adalah: objek + “wo” + predikat
Pola ini adalah penggunaan paling umum untuk menunjukkan objek kalimat.
Tempat yang dimaksud adalah lokasi yang menjadi titik tolak dari suatu kegiatan, atau
menunjukkan arti telah keluar dari suatu lokasi. Dalam bahasa Indonesia bisa diartikan
dengan “dari”.
Misalnya adalah “nihon wo shuppatsu shimasu” yang berarti “berangkat (keluar) dari
Jepang”.
Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, maksud dari partikel “wo” di sini paling dekat
dengan kata “melewati” atau “mengarungi.
5. Profesi
Pola kalimatnya adalah: pekerjaan + “wo” + predikat
Dalam hal ini, predikat yang biasanya digunakan adalah kata “tsutomeru”, yang bisa
diartikan “memiliki tugas sebagai”.
Untuk referensi contoh kalimat lain yang lebih bervariasi, silakan lihat penjelasan di
bawah ini ya!
Contoh kalimat
5. Menunjukkan profesi
Partikel “to” secara umum bisa diartikan “dan” atau “dengan”. Namun, ternyata partikel
“to” tidak hanya berarti seperti itu, melainkan memiliki penggunaan lain. Berikut ini
adalah enam penjelasan fungsi dari partikel “to”:
Dalam hal ini, partikel “to” dalam bahasa Indonesia diartikan menjadi kata “dengan” atau
“bersama”. Misalnya adalah “tomodachi to kenka suru” yang berarti “bertengkar dengan
teman”.
Arti partikel “to” di sini adalah “dan”. Misalnya, “yasai to kudamono” yang berarti “sayur
dan buah”.
3.Menunjukkan perbandingan
Pola kalimat : kata pembanding + partikel “to” + predikat
Pada pola ini, partikel “to” dalam bahasa Indonesia berarti “dengan”. Misalnya adalah
“kare to chigau” yang berarti “berbeda dengan dia (laki-laki)”.
4.Menjelaskan hal yang dipikirkan, didengar, disampaikan, dan kutipan kalimat
Pola kalimat : hal yang ingin disampaikan + partikel “to” + predikat (kata kerja)
Tampaknya partikel “to” di sini sulit diartikan dengan jelas dalam bahasa Indonesia.
Pada intinya, to ini digunakan untuk menunjukkan hal yang dipikirkan, didengar, serta
kutipan dari suatu kalimat. Misalnya, “watashi wa Tanaka to iimasu” yang berarti “saya
disebut Tanaka”.
Seperti yang telah tertulis di atas, dalam bahasa Indonesia partikel “to” ini menunjukkan
penjelasan “jika-maka”. Misalnya adalah “ame ga furu to suzushiku narimasu” yang
berarti “jika turun hujan, maka akan menjadi sejuk”.
Partikel “to” di sini bisa diartikan dengan kata “kalau”. Misalnya, “uchi e kaeru to, ban-
gohan wo tabemasu” yang artinya “kalau pulang ke rumah, saya langsung makan
malam”.
Untuk bisa lebih mudah memahami fungsi partikel ”to”, cobalah perhatikan berbagai
contoh kalimat di bawah ini!
Contoh Kalimat
1.Menunjukkan kata yang dimaksud sebagai lawan yang diajak
3.Menunjukkan perbandingan