Anda di halaman 1dari 35

Bagaimana Penggunaan Partikel “wa”?

Fungsi partikel “wa”

Partikel “wa” dalam bahasa Jepang umumnya digunakan untuk dua hal, seperti:

1. Untuk menunjukkan subjek kalimat atau topik kalimat

Dalam hal ini partikel “wa” akan digunakan mengikuti subjek/topik suatu kalimat,
sehingga kita akan mengetahui bahwa kata sebelum partikel “wa” merupakan suatu
subjek/suatu topik pembicaraan. Dalam bahasa Indonesia, partikel ini sering juga
diartikan dengan “adalah”.

2. Untuk menunjukkan dua hal yang bertentangan

Dalam hal ini, partikel “wa” akan muncul sebanyak dua kali, karena mengikuti penjelasan
dari dua kata yang memiliki maksud yang bertentangan.
Untuk bisa lebih mudah memahaminya, mari kita lihat contoh kalimat di bawah ini!

Contoh Kalimat

Penunjuk subjek/topik kalimat

Matsumoto san wa gakusei desu.


Ano hito wa dare desuka?
Kyou wa kayoubi desu.
Ima wa ku-ji desu.
Yamada -san, suki na tabemono wa nan desuka?

Penunjuk dua hal yang bertentangan

Okonomiyaki wa suki desu ga, Monjayaki wa suki dewa arimasen.


Tanaka san wa ikimasu ga, Matsumoto san wa ikimasen.
Sakana wa tabemasu kedo, niku wa tabemasen.
Mitame wa amari kirei dewa arimasen ga, aji wa totemo oishii desu yo.
Q : Mami-chan wa iru?*
A : Uun. Kinou wa ita kedo, kyou wa inai.*

Kesimpulan

Partikel “wa” dalam bahasa Jepang berfungsi untuk menjadi penunjuk subjek/topik
suatu kalimat, serta untuk membandingkan dua hal yang berlawanan.
Bagaimana Penggunaan Partikel “ga”?

Seperti yang sudah disebutkan di atas, partikel “ga” termasuk ke dalam kelompok
“kakujoshi”, atau partikel penanda kasus. “Kakujoshi” umumnya digunakan untuk
menunjukkan subjek kalimat, kata modifikator yang menjelaskan keterangan tambahan
untuk suatu kata benda, kata modifikator sebagai penghubung kata, dan sebagainya.

Partikel “ga” sendiri dikenal dengan fungsinya sebagai penunjuk subjek dari kalimat
intransitif. Akan tetapi, tidak hanya itu saja, ada fungsi-fungsi lain yang dimiliki partikel
“ga”, dan tentu saja masing-masing fungsi akan mempengaruhi makna kalimat itu
sendiri.

Fungsi partikel “ga”

Partikel “ga” digunakan untuk menunjukkan banyak hal, seperti:

1. Subjek dari kata kerja intransitif

Kata kerja intransitif, atau yang dalam bahasa Jepang disebut “jidoushi”, merupakan kata
kerja yang tidak memerlukan objek. Contohnya adalah: tertutup, terbuka, berkumpul,
dan lain-lain.

2. Keberadaan suatu benda/orang


Dalam bahasa Jepang keberadaan suatu benda diungkapkan dengan kata “ga
arimasu/aru”, dan keberadaan orang/benda hidup diungkapkan dengan “ga imasu/iru”.

3. Subjek dari kata tanya

Kata tanya seperti apa, siapa, di mana dan kapan ketika menjadi subjek umumnya akan
diiringi dengan partikel “ga”.

4. Penegasan suatu subjek kalimat

Partikel “ga” juga digunakan ketika ingin memberi penegasan terhadap suatu kalimat.
Dalam arti ini, biasanya “ga” akan menggantikan partikel “wa” (penunjuk subjek secara
umum), atau partikel “wo” (penunjuk objek).

5. Keterangan kata sifat dari suatu objek/kata benda

Untuk kalimat ini, biasanya polanya adalah :


 kata benda + “ga” + kata sifat

6.Keterangan kata konjungsi “tetapi”

Partikel “ga” juga bisa digunakan untuk menyambungkan kalimat yang berlawanan,
dengan..
 pola kalimat 1 + partikel “ga” yang berarti “tetapi” + kalimat 2 yang
berlawanan dengan kalimat 1.

7. Keterangan pola kalimat “pernah”


Untuk mengungkapkan “pernah”, akan digunakan..
 Pola kalimat : kata kerja bentuk lampau + koto ga arimasu/arimasen

8. Keterangan pola kalimat “bisa”

Keterangan kalimat “bisa” atau menunjukkan suatu kemampuan, bisanya diungkapkan


dengan:
 Pola kalimat : kata kerja bentuk kamus + koto ga dekimasu
 Pola kalimat : kata benda + ga + kata kerja bentuk kebisaan
 Kata kerja bentuk I (u menjadi eru)
 Kata kerja bentuk II (ru menjadi rareru)
 Kata kerja bentuk III (suru menjadi dekiru)

Selain itu bisa juga dengan kata seperti :


 Kikoeru : terdengar

 Mieru : terlihat

Untuk lebih mudah memahaminya, mari kita lihat berbagai contoh kalimat dari arti yang
tertulis di atas satu per satu!

Contoh Kalimat

1. Subjek dari kata kerja intransitif

Ame ga furimasu.
Hana ga sakimasu.
Hito ga atsumarimasu.
Sara ga ochimashita.
Doa ga shimatteimasu.
Mado ga aiteimasu.

2. Keberadaan suatu benda/orang

Niwa ni usagi ga imasu.


Kono omise ni wa eigo no hon ga takusan arimasu.

3. Subjek dari kata tanya

Nani ga suki desuka?


Doko ga ii desuka?
Itsu ga ii desuka?

4. Penegasan suatu subjek kalimat

Ashita, watashi ga ikimasu.


Watashi no kawari ni, kare ga supiichi wo shimasu.
Kore ga tabetai desu.
Nihon ryouri no naka de, sushi ga ichiban oishii to omoimasu.

5. Keterangan kata sifat dari suatu objek/kata benda

Ane wa kami ga nagai desu.


Otouto wa se ga takai desu.
Sakamoto san wa me ga kirei desu.
Watashi wa kanojo no koto ga suki kamoshiremasen.
Yamada san wa Indonesia-go ga jouzu desu.
Happyou suru toki ni, pasokon ga hitsuyou desu.

6. Keterangan kata konjungsi “tetapi”

Kono hon wa takai desu ga, totemo ii desu.


Kare wa kakkoii desu ga, shinsetsu dewa arimasen.
Kono heya wa hiroi desu ga, kurai desu.
7. Keterangan pola kalimat “pernah”

Kankoku ni itta koto ga arimasu.


Kare wa kaigai ni itta koto ga nai to omoimasu.
Nama tamago wo tabeta koto ga arimasuka?

8. Keterangan pola kalimat “bisa”

Kare wa nihongo de hanasu koto ga dekimasu.


Riko-san wa Doitsu-go ga sukoshi hanasemasu.
Rina-san wa kanji ga yomemasuka?
Koko kara yama ga miemasu.
Neko no nakigoe ga kikoemasu.

Bagaimana penggunaan partikel “no”?

Partikel “no” secara sederhana dapat dikatakan berfungsi untuk menunjukkan


“kepemilikan”. Secara umum, partikel ini memiliki pola A no B yang bisa diartikan B nya
A.

Fungsi partikel “no”

Partikel ini digunakan untuk berbagai situasi seperti:

1.Menunjukkan sesuatu yang dimiliki


 Polanya: pemilik + keterangan kata benda

Misalnya, tanaka-san no neko, yang berarti kucing milik Tanaka.


2.Menjelaskan tempat buatan suatu benda
 Polanya: tempat buatan + “no” + benda yang menjadi topik utama

Misalnya, Indonesia no fuku, yang berarti baju buatan Indonesia.

3.Menjelaskan bagian dari suatu lokasi


 Polanya: lokasi yang lebih besar + “no” + bagian dari lokasi tersebut

Misalnya, Indonesia no Jogujakaruta, yang berarti Yogyakarta, Indonesia.

4.Menjelaskan sesuatu dengan kata benda


 Polanya: kata benda penjelas + “no” + kata benda topik utama

Misalnya, suugaku no sensei, yang berarti guru matematika.

5.Menjadi pengganti kata benda yang telah disebutkan sebelumnya


 Polanya: kalimat utama + kata sifat + “no”

Jika diucapkan dalam bahasa Indonesia, sepertinya “no” di sini paling dekat dengan kata
“yang”.

Misalnya, yasui no wa aru? yang berarti ada yang murah?

6.Membuat kata kerja menjadi kata benda


 Polanya: kata kerja + “no” + partikel/keterangan lain

Misalnya, benkyou suru no ga suki, yang berarti saya senang belajar.


7.Menegaskan suatu kalimat
 Polanya: kalimat + “no” diletakkan di bagian akhir kalimat

Misalnya, okane ga nai no!, yang berarti saya tidak punya uang!

Pada hal ini, partikel “no” sering disingkat dengan “n” saja ketika digunakan dalam
percakapan sehari-hari.

8.Menunjukkan pertanyaan dalam percakapan yang akrab


 Polanya: kalimat/kata singkat + “no” diletakkan di belakang kalimat tanya

Misalnya, itta no? yang berarti kamu sudah pergi?

Seperti pada contoh penggunaan sebelumnya, pada hal ini, kita akan banyak menemui
partikel “no” disingkat dengan “n” saja dalam percakapan sehari-hari.

Untuk bisa semakin memahaminya, mari lihat beberapa contoh kalimat di bawah ini!

Contoh kalimat

1. Menunjukkan sesuatu yang dimiliki

Kore wa watashi no kaban desu.


Asoko wa kare no heya desu.

2. Menjelaskan tempat buatan suatu benda

Kore wa nihon no kuruma desu.


Are wa itaria no udedokei desu.

3. Menjelaskan bagian dari suatu lokasi

Watashi wa Indonesia no Jakaruta shusshin desu.


Amerika no doko shusshin desuka?

4. Menjelaskan sesuatu dengan kata benda

Kanojo wa nihon-go no sensei desu.


Nihon no aki wa dou desuka?

5. Menjadi pengganti kata benda yang telah disebutkan sebelumnya

Kono kaban, chotto ookii desu ne. Chiisai no wa arimasuka?


Onigiri, takusan arimasu ne. Karai no wa arimasuka?

6. Membuat kata kerja menjadi kata benda

Kotoba wo takusan oboeru no wa muzukashii desu ne.


Eigo de hanasu no ga suki desu.

7. Menegaskan suatu kalimat

Ashita, yakusoku ga aru no desu. / Ashita, yakusoku ga arun desu.


Asoko de taberu no desu ka? / Asoko de taberun desuka?
Suki na no yo! / Suki nan yo!

8. Menunjukkan pertanyaan dalam percakapan yang akrab

Doushita no? Daijoubu? / Doushitan? Daijoubu?


Yasai, nigate na no? / Yasai, nigate nan?
Kesimpulan

Partikel “no” digunakan untuk menunjukkan “kepemilikan”, seperti untuk menunjukkan


sesuatu yang dimiliki, tempat buatan suatu benda, bagian dari suatu lokasi, menjelaskan
sesuatu dengan kata benda, menjadi pengganti kata benda yang telah disebutkan
sebelumnya, membuat kata kerja menjadi kata benda, menegaskan suatu kalimat, serta
menunjukkan pertanyaan dalam percakapan yang akrab.
Bagaimana penggunaan partikel “ka”?

Partikel “ka” merupakan salah satu partikel yang umumnya digunakan di akhir kalimat
dalam bahasa Jepang, yang berfungsi untuk menyampaikan suatu pertanyaan. Namun
selain diungkapkan di akhir kalimat, dalam beberapa kasus, partikel “ka” juga bisa
digunakan di tengah kalimat.

Fungsi partikel “ka”

Berikut ini adalah beberapa fungsi dari partikel “ka”, yaitu:

1.Membuat kalimat tanya


 Pola kalimat : sesuatu yang ditanyakan + partikel “ka”

Dalam hal ini, kalimat tanya dalam bahasa Jepang dibuat dengan menggunakan kata
“desuka?”, serta bentuk lain baik kalimat sopan maupun kalimat kasual dengan
menambahkan “ka?”.

2.Menyatakan sesuatu hal yang cukup mengejutkan bagi pembicara


 Pola kalimat : suatu pernyataan + partikel “ka”

Partikel “ka” ini diungkapkan untuk menyatakan hal yang mengejutkan bagi pembicara.
Selain itu, ada juga kesan bahwa pembicara seolah-olah sedang berbicara atau
bergumam sendiri. Kalimat dengan arti ini bisa diungkapkan dengan intonasi atau nada
turun.
3.Menyampaikan ajakan atau permintaan tolong
 Pola kalimat : suatu kalimat ajakan/permintaan tolong + partikel “ka”

Ketika partikel ini digunakan untuk menyampaikan suatu ajakan atau permintaan tolong
dalam bahasa Jepang. Biasanya kalimat akan diungkapkan dengan pola kalimat seperti
“..masenka?” atau “..mashouka?”.

4.Mengungkapkan kalimat sanggahan


 Pola kalimat : suatu pernyataan + partikel “ka”

Partikel ini juga bisa digunakan untuk penekanan kalimat tanya berupa sanggahan yang
terkesan cukup tegas.

5.Menyatakan dua contoh suatu hal atau pilihan


 Pola kalimat : kata keterangan + partikel “ka” + keterangan lain + kalimat
penjelas/predikat

Selain sebagai partikel di akhir kalimat, partikel “ka” bisa digunakan di tengah kalimat.
Dalam hal ini misalnya untuk menyatakan dua contoh suatu hal atau pilihan, dengan
pola “..ka..” yang dalam bahasa Indonesia bisa diartikan dengan kata “..atau..”.

6.Menyampaikan sesuatu yang belum diketahui secara pasti dengan kata tanya
 Pola kalimat : kata tanya + partikel “ka” + kalimat penjelas/predikat

Partikel “ka” sebagai adverbial bisa digunakan untuk menyampaikan ungkapan yang
belum diketahui dengan pasti. Dalam hal ini, partikel “ka” diikuti oleh kata tanya.

7.Menyatakan sesuatu yang belum pasti


 Pola kalimat : kata keterangan (kata kerja kasual, kata sifat i, kata sifat na tanpa
“na”, kata benda tanpa “da”) + pola “ka dou ka” + kalimat penjelas/predikat

Serupa dengan fungsi yang dijelaskan sebelumnya, yaitu untuk menyatakan hal yang
belum diketahui secara pasti, partikel “ka” bisa juga diikuti dengan kata kerja, kata sifat,
bahkan kata benda, tetapi polanya akan menjadi “..ka dou ka”, yang dalam bahasa
Indonesia bisa diartikan “apakah..atau tidak”.

8.Mengungkapkan bahwa masih ada hal lain yang bisa menjadi pilihan
 Pola kalimat : kata keterangan (kata benda) + partikel “ka” + kata tanya +
partikel “ka” + kalimat penjelas

Di sini partikel “ka” diikuti dengan kata tanya, dan diberi partikel “ka” lagi, misalnya
dengan pola seperti “..ka nani ka” (atau apa pun), “..ka doko ka” (atau di mana pun), dan
sebagainya. Pola ini digunakan untuk menyatakan bahwa masih ada hal lain yang bisa
menjadi pilihan, yang penting serupa dengan kata yang diungkapkan sebelum partikel
“ka” yang pertama.

Untuk bisa lebih memahami partikel “ka”, cobalah perhatikan berbagai contoh kalimat di
bawah ini!

Contoh kalimat

1.Membuat kalimat tanya

Kyou wa nan-nichi desuka?


Kare mo kurun desuka?
Douyatte asoko e ikimasuka?
Kanojo no koto, ki ni naru no ka?
Daijoubu ka?

2.Menyatakan sesuatu hal yang cukup mengejutkan bagi pembicara

Mou juuichi-ji ka?


Ano hito wa mou kekkon shite iru no ka?
Kono mise, kyou mo yatte nai ka?
Kyou wa baito ga aru ka?
Kimi, yarun janai ka?

3.Menyampaikan ajakan atau permintaan tolong

Sukoshi yasumimashouka?
Isshoni kaerouka?
Minna de gohan wo tabe ni ikimasenka?
Watashi no ei-go no sakubun wo naoshite itadakemasenka?
Kore wo motte moraemasenka?

4.Mengungkapkan kalimat sanggahan

Sonna koto, ore ga shiru ka yo?


Boku hitori de dekiru mon ka?

5.Menyatakan dua contoh suatu hal atau pilihan

Pen ka enpitsu wo tsukatte kudasai.


Hiragana ka katakana de kaite moraemasenka?
Koko ka kinou itta tokoro de tabetai desu.
Kondo wa Yamada-kun ka watashi ga iku yo!

6.Menyampaikan sesuatu yang belum diketahui secara pasti dengan kata


tanya

Ano hito to wa dokoka de atta koto ga aru ki ga suru.


Itsuka mata aeru to ii desu ne.
Dareka imasuka?
Heya ni nanika arimasuka?

7.Menyatakan sesuatu yang belum pasti

Kare ga kaigi ni sanka dekiru ka dou ka, kakunin shite kuremasenka?


Ano ibento ni iku ka dou ka mada kimete imasen.
Ano mise wa takai ka dou ka wakarimasen.
Kore ga hitsuyou ka dou ka, chotto kare ni kiite mimasu.

8.Mengungkapkan bahwa masih ada hal lain yang bisa menjadi pilihan

Hasami ka nani ka, kiru dougu wo kashite kuremasenka?


Kafe ka doko ka de hanashimashou!
Tanaka-kun ka dare ka, koko ni kite kurenai?

Informasi tambahan

Perlu diketahui juga bahwa ketika bertanya dalam bahasa Jepang menggunakan bahasa
kasual, kalimat tanya bisa diungkapkan tanpa menggunakan partikel “ka”. Sebagai
gantinya, kalimat harus diungkapkan dengan intonasi naik, seperti intonasi untuk
bertanya dalam bahasa Indonesia. Misalnya adalah ungkapan berikut ini:
 Sopan : Kore de daijoubu desuka? (Dengan ini tidak apa-apa?)

 Kasual : Kore de daijoubu? (Dengan ini tidak apa-apa?)


 Sopan : Doko de tabemasuka? (Makan di mana?)
 Kasual : Doko de taberu? (Makan di mana?)
 Sopan : Isshoni ikimasenka? (Mau pergi bersama, tidak?)
 Kasual : Isshoni ikanai? (Mau pergi bersama, tidak?)
 Sopan : Chotto tetsudatte kuremasenka? (Bisa minta tolong bantu sedikit?)
 Kasual : Chotto tetsudatte kurenai? (Bisa minta tolong bantu sedikit?)
Bagaimana penggunaan partikel “de”?

Fungsi partikel “de”

Partikel “de” memiliki beberapa fungsi, yaitu untuk menyatakan:

1.Lokasi suatu aktivitas


 Pola kalimat: keterangan lokasi + partikel “de” + predikat (aktivitas)

Dalam hal ini, partikel “de” dalam bahasa Indonesia bisa diartikan dengan kata “di” atau
“pada”. Perlu diketahui juga bahwa lokasi yang dimaksud tidak hanya berarti untuk
suatu tempat, tetapi juga bisa untuk suatu kegiatan. Contoh kalimat dengan partikel
“de” pada pola ini adalah “ie de benkyou shimasu” yang berarti “belajar di rumah”.

2.Keterangan cara/alat
 Pola kalimat: keterangan cara/alat + partikel “de” + predikat

Pada pola ini, partikel “de” dapat diartikan menjadi kata “dengan”. Misalnya adalah
“densha de ikimasu” yang berarti “pergi dengan kereta”.

3.Bahan membuat sesuatu

Pola kalimat: keterangan bahan + partikel “de” + predikat


Partikel “de” pada pola ini, dalam bahasa Indonesia bisa diartikan “dari”. Misalnya adalah
“ki de tsukuraremasu” yang berarti “dibuat dari kayu”.

4.Penyebab/alasan
 Pola kalimat: penyebab/alasan (kata benda) + partikel “de” + kalimat/predikat

Dalam kasus ini, partikel “de” diartikan dengan “karena” atau “oleh”. Misalnya adalah
“byouki de gakkou e ikimasen” yang berarti “tidak pergi ke sekolah karena sakit”.

5.Keadaan
 Pola kalimat: keterangan keadaan + partikel “de” + predikat

Dalam pola ini, partikel “de” diartikan dengan “dalam keadaan”. Misalnya adalah
“nebusokude shigoto wo shimasu” yang berarti “bekerja dalam keadaan kurang tidur”.

6.Batas waktu
 Pola kalimat: keterangan waktu + partikel “de” + predikat

Di sini, partikel “de” bisa diartikan “dalam (waktu)”. Misalnya adalah “isshuukan de
owarasemasu” yang berarti “akan saya selesaikan dalam waktu satu minggu”.

7.Suatu cakupan
 Pola kalimat: keterangan cakupan + partikel “de” + keterangan

Partikel “de” di sini bisa berarti “di dalam”, “dengan” dan sebagainya tergantung konteks
kalimatnya. Misalnya adalah “gakkou de ichiban atama ga ii” yang berarti “yang paling
pintar di dalam sekolah”.
8.Jumlah orang yang melakukan kegiatan
 Pola kalimat: subjek/jumlah orang (bisa termasuk pembicara dan orang lain) +
partikel “de” + predikat

Pada pola ini, partikel “de” bisa diartikan dengan kata “bersama dengan”. Misalnya
adalah “min’na de tabemasu” yang berarti “makan bersama dengan semuanya
(termasuk pembicara)”.

9.Penyambung kalimat

Pola kalimat:
 kata sifat “na” (tanpa “na”) + partikel “de” + kata sifat lainnya

 kata benda/keterangan 1 + partikel “de” + kata benda/keterangan 2

Partikel “de” ini dapat diartikan “dan”. Misalnya, “kare wa kankokujin de, kono daigaku
no ryuugakusei desu” yang berarti “dia laki-laki adalah orang Korea dan mahasiswa
asing di universitas ini”.

Untuk bisa lebih mudah memahami penggunaan partikel “de”, mari lihat berbagai
contoh kalimat di bawah ini yuk!

Contoh kalimat

1.Lokasi suatu aktivitas

Senshuu, ano mise de tabemashita.


Tanaka-san wa Kyouto de hataraite imasu.
Kinou no kaigi de iken wo nobemashita.
Mata kono basho de aimashou!

2.Keterangan cara/alat

Kyou wa basu de uchi e kaerimasu.


Naifu de ninjin wo usuku kirimasu.
Ei-go de shabette kudasai.
Enpitsu de kaite mo ii desuka?

3.Bahan membuat sesuatu

Kono isu wa ki de tsukurarete iru.


Watashi wa tamago de tsukuru ryouri ga daisuki desu.
Miso de tsukuru ryouri wa nan desuka?
Kore wa kin de dekite iru mono desu.

4.Penyebab/alasan

Kounetsu de gakkou wo yasumimashita.


Ooyuki de densha ga tomarimashita.
Kaze de mise no kanban ga taoremashita.
Kouzui de kuruma ga nagasareta.

5.Keadaan

Musuko wa ase bisshori de gakkou kara kaette kita.


Kodomo ga hadashi de hashitte imasu.
Kinou wa kyuukei nashi de shichi-jikan arubaito wo shite ita.
Kanojo wa suppin de dekakeru no ga hazukashikunai.

6.Batas waktu

Hantoshi de hachi-kiro yasemashita.


Utsubyou wa nishuukan de naorimasuka?
Roku-jikan de hiragana wo oboeraremasuka?
Ano saito ni wa mikka de tanoshimeru kaigai ryokou no jouhou ga takusan arimasu.

7.Suatu cakupan

Nihon de wa, yakyuu ga totemo yuumei desu.


Toukyou kara Oosaka made, shinkansen de ittara, oufuku de ni man nana sen en
gurai desu.
Kore de daijoubu desu.
Sekai de ichiban kirei na umi wa doko desuka?

8.Jumlah orang yang melakukan kegiatan

Kazoku zen’in de Hakone wo ryokou shimasu.


San’nin de dekiru toranpu no geemu wo oshiete!
Kurasu zen’in de gasshou wo yarimasu.
Kono ryouri wa jibun de* tsukutta.

9. Penyambung kalimat

Kare wa sanjussai de dokushin desu.


Kanojo wa nijuugosai de daigakuinsei desu.
Yamada san wa shinsetsu de majime na hito desu.
Kono heya wa kirei de akarui desu.
Catatan penting

Berikut ini adalah penjelasan hal-hal penting terkait dengan partikel “de” yang
tampaknya memiliki arti serupa dengan beberapa partikel lain, tetapi sebenarnya
berbeda. Cobalah lihat penjelasan berikut ini:
 Perbedaan partikel “de” dan “ni”

Di antara berbagai fungsi kedua partikel ini, partikel “de” dan “ni” sama-sama bisa
diartikan dengan kata “di”, yang digunakan untuk menunjukkan suatu lokasi. Namun,
terdapat perbedaan yang sangat jelas antara kedua partikel ini, yaitu partikel “de” untuk
menunjukkan lokasi berlangsungnya suatu aktivitas (bergerak) sedangkan partikel
“ni” untuk menunjukkan lokasi keberadaan sesuatu (tidak bergerak). Misalnya:
 “ie de tabemasu” berarti “makan di rumah” (aktivitas)

 “ie ni imasu” berarti “ada di rumah” (keberadaan)


 Perbedaan partikel “de” dan “kara”

Partikel “de” dan “kara” sama-sama bisa digunakan untuk menunjukkan suatu bahan.
Dalam hal itu kedua partikel berarti “dari” atau “dengan”. Namun ada hal yang
membedakan kedua fungsi ini, yaitu partikel “de” untuk yang bahan dasarnya masih
terlihat, sedangkan partikel “kara” untuk yang bahan dasarnya sudah tidak
terlihat/sudah mengalami perubahan. Misalnya:
 “kono isu wa ki de tsukurarete imasu” berarti “kursi ini
dibuat dari kayu” (bahan kayu masih terlihat)
 “nihonshu wa kome kara tsukurarete imasu” berarti “alkohol Jepang
dibuat dari beras” (beras sudah tidak terlihat, karena telah berubah menjadi
minuman)
 Perbedaan partikel “de” dan “ga”
Sebenarnya partikel “de” dan “ga” secara umum tentu sangat berbeda. Namun kali ini
akan ditegaskan kembali perbedaan dari kedua partikel ini yang sekilas mungkin tampak
sama, tetapi sebenarnya sangat berbeda. Dalam hal ini partikel “de” yang dimaksud
adalah ketika menjadi suatu cakupan, dan partikel “ga” yang dimaksud adalah ketika
menjadi suatu penegasan. Misalnya:
 “ashita de ii desu” berarti “besok saja tidak apa-apa”

 “ashita ga ii desu” berarti “besok adalah yang paling baik”

Catatan penting sebagai tambahan informasi kali ini adalah tiga perbedaan itu dulu ya!

Bagaimana penggunaan partikel “ni”?

Partikel “ni” dalam bahasa Indonesia bisa diartikan menjadi pada, kepada, di dan ke.
Seperti apa perbedaannya? Mari lihat penjelasan berikut ini!

Fungsi partikel “ni”

Partikel “ni” digunakan untuk menjelaskan beberapa hal, seperti untuk:

1.Menunjukkan waktu
 Pola kalimat: keterangan waktu/jangka waktu + “ni” + kata kerja

Partikel “ni” ini dalam bahasa Indonesia bisa diartikan dengan “pada”. Ketika
menunjukkan keterangan jangka waktu, partikel “ni” diartikan dengan “dalam”.
Keterangan waktu yang dimaksud bisa tahun, bulan, tanggal, jam, dan lain-lain.
Kemudian kata kerja yang bisa digunakan memiliki cakupan yang sangat luas, seperti
“okiru (bangun)”, “neru (tidur)”, “au (bertemu)”, dan masih banyak lagi.

2.Tempat tujuan
 Pola kalimat: keterangan tempat tujuan + “ni” + kata kerja

Dalam kasus ini, partikel “ni” dalam bahasa Indonesia diartikan dengan kata “ke”.

Contoh predikat/kata kerja yang digunakan adalah “iku (pergi)”, “hairu (masuk)”,
“modoru (kembali)”, dan lain-lain.

3.Merujuk keterangan benda yang menjadi tujuan untuk melakukan sesuatu


 Pola kalimat: keterangan tempat/benda + “ni” + kata kerja

Partikel “ni” pada pola kalimat ini dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan kata
“di” atau “pada”.

Contoh keterangan tempat/benda yang dimaksud adalah “deeta (data)”, “shorui


(berkas)”, dan lain-lain. Predikat/kata kerja yang digunakan juga beragam, misalnya
“kaku (menulis)”, “nyuuryoku suru (memasukkan data)”, dan lain-lain.

4.Letak/keberadaan sesuatu
 Pola kalimat: keterangan tempat + “ni” + kata kerja yang menunjukkan
keberadaan

Partikel “ni” di sini dalam bahasa Indonesia bisa diartikan dengan kata “di”.
Contoh predikat/kata kerja yang menunjukkan keberadaan adalah “iru (ada untuk benda
hidup)”, “aru (ada untuk benda mati)”, “sumu (tinggal)”, dan lain-lain.

5.Target/orang yang dituju


 Pola kalimat: keterangan orang yang dituju + “ni” + kata kerja

Partikel “ni” ini dalam bahasa Indonesia bisa diartikan dengan “kepada”.

Kata kerja/predikat pada pola ini misalnya adalah “ageru (memberi)”, “okuru
(mengirim)”, dan sebagainya.

Untuk bisa lebih mudah memahaminya, mari lihat berbagai contoh kalimat di bawah ini!

Contoh Kalimat

1. Menunjukkan waktu

Mainichi, roku-ji ni okimasu.


Watashi wa sen kyuu hyaku kyuu juu hachi nen ni umaremashita.
Kyonen no ku-gatsu ni kankoku wo ryokou shimashita.
Ishuukan ni nan-kai sakkaa wo shimasu ka?
Ichi nichi ni san-kai kusuri wo nomimasu.

2. Tempat tujuan

Mainichi, kaisha ni ikimasuka?


Ashita, kanarazu gakkou ni kimasu.
Ima sugu kaigi-shitsu ni haitte mo ii desu ka?
3. Merujuk keterangan benda yang menjadi tujuan untuk melakukan
sesuatu

Kono deeta ni namae to juusho wo nyuuryoku shite kudasai!


Koko ni okane wo irete kudasai!
Kono kami ni nani mo kakanaide kudasai!

4. Letak/keberadaan sesuatu

Kaban no naka ni hon ga ni-satsu arimasu.


Kyoushitsu no naka ni dare ga imasu ka?
Watashi wa ichinenkan gurai shin’gapooru ni sunde imashita.

5. Target/orang yang dituju

Tomodachi ni enpitsu wo kashimasu.


Yamada-sensei ni aimasu.
Suki na hito ni bara no hana wo agetai desu.

Bagaimana penggunaan partikel “e”?

Fungsi partikel “e”

Partikel “e” ketika ditulis dalam bahasa Jepang akan menggunakan huruf “he” (へ),
tetapi dibaca “e”. Partikel ini memiliki dua fungsi, yaitu untuk menunjukkan:

1.Arah tujuan (ke)


 Pola kalimatnya adalah keterangan tempat + partikel “e” + kata kerja
Dalam hal ini, partikel “e” berarti “ke” yang menunjukkan arah pergerakan. Misalnya
“kaisha e iku”, yang artinya “pergi ke kantor”.

2.Penerima/target yang dituju (untuk, kepada)


 Pola kalimatnya adalah keterangan target/penerima + partikel “e” + biasanya
ditambah partikel “no” + keterangan

Pada pola ini, partikel e“ diartikan dengan “untuk/kepada”.

Kemudian, baik untuk arti 1 atau pun arti 2, ketika ingin mengungkapkan suatu kata
benda yang merupakan gabungan dari dua kata benda, biasanya akan digunakan
gabungan dua partikel, yaitu partikel “e” dan “no”. Misalnya, “gakusei e no
shitsumon” yang berarti “pertanyaan untuk pelajar”.

Untuk lebih mudah memahaminya, mari lihat contoh kalimat di bawah ini yuk!

Contoh kalimat

1.Arah tujuan (ke)

Mainichi, aruite gakkou e ikimasuka?


Kinou, yoru shichi-ji ni uchi e kaerimashita.
Kono michi wa eki e no michi desu yo ne?
Kochira e douzo.*

2.Penerima/target yang dituju (untuk, kepada)

Haha e no tegami wo kaite imasu.


Naoko-chan e.*
Kore wa tomodachi e no omiyage desu.
Shingata korona uirusu kansenshou taisaku e no go-kyouryoku wo onegai shimasu.

Bagaimana penggunaan partikel “wo”?


Partikel “wo” termasuk ke dalam bagian kakujoshi, atau disebut juga partikel penanda
kasus. Kakujoshi merupakan partikel utama di antara partikel-partikel yang digunakan
dalam tata bahasa Jepang. Seperti halnya kebanyakan partikel dalam tata bahasa
Jepang, partikel “wo” pun memiliki beberapa fungsi yang akan mempengaruhi makna
dari kalimat tersebut.

Fungsi partikel “wo”

Partikel “wo” digunakan untuk menunjukkan beberapa hal, seperti:

1. Objek kalimat
 Pola kalimatnya adalah: objek + “wo” + predikat

Pola ini adalah penggunaan paling umum untuk menunjukkan objek kalimat.

Misalnya adalah “shinbun wo yomimasu” yang berarti “membaca koran”.

2. Kata kerja dari kata benda


 Pola kalimatnya adalah: objek + “wo” + predikat
Pola seperti ini terkadang bisa diungkapkan tanpa perlu menggunakan partikel
“wo” dan predikat yang digunakan adalah “shimasu”. Banyak juga kosakata objek dari
kata serapan yang digunakan untuk contoh ini.

Misalnya adalah “bareebooru wo shimasu” yang berarti “bermain bola voli”.

3. Keluar dari suatu tempat


 Pola kalimatnya adalah: tempat + “wo” + predikat

Tempat yang dimaksud adalah lokasi yang menjadi titik tolak dari suatu kegiatan, atau
menunjukkan arti telah keluar dari suatu lokasi. Dalam bahasa Indonesia bisa diartikan
dengan “dari”.

Misalnya adalah “nihon wo shuppatsu shimasu” yang berarti “berangkat (keluar) dari
Jepang”.

4. Tempat yang dilewati


 Pola kalimatnya adalah: tempat + “wo” + predikat

Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, maksud dari partikel “wo” di sini paling dekat
dengan kata “melewati” atau “mengarungi.

Misalnya adalah “michi wo watarimasu” yang berarti “menyeberangi (melewati) jalan”.

5. Profesi
 Pola kalimatnya adalah: pekerjaan + “wo” + predikat
Dalam hal ini, predikat yang biasanya digunakan adalah kata “tsutomeru”, yang bisa
diartikan “memiliki tugas sebagai”.

Misalnya adalah “sakka-bu no kyaputen wo tsutomemasu” yang berarti “bertugas


sebagai kapten club sepak bola”.

Untuk referensi contoh kalimat lain yang lebih bervariasi, silakan lihat penjelasan di
bawah ini ya!

Contoh kalimat

1. Menunjukkan objek kalimat

Kinou, amai koucha wo nomimashita.


Saikin, yasai wo takusan taberu you ni shite imasu.
Kono ringo wo mittsu kudasai.
Otousan ga atarashii sumaho wo katte kuremashita.
Biiru wo nomimasu.
A : Kinou, nani wo tabemashitaka?
B : Sushi wo tabemashita.
A : Dare wo shoutai shimasuka?
B : Tomoya-san wo shoutai shimasu.
Naifu de niku wo kirimasu.
Suupaa de sakana wo kaimashita.
Kafe de koohii wo nomimasu.

2. Menunjukkan kata kerja dari kata benda

Supootsu ga suki dakara, mainichi supootsu wo shite iru.


Kinou, sakkaa wo shimashita.
Maishuu, nan-kai tenisu wo shimasuka?
Q : Doko de kaigi wo shimasuka?
A : Ichi-maru-ichi no shitsu de kaigi wo shimasu.
Nichi-youbi ni depaato ni itte, kaimono wo shimashita.
Hiru made ni shuukudai wo shite shimaimasu.

3. Menjelaskan keadaan untuk keluar dari suatu tempat

Uchi wo deru mae ni, denki wo keshimasu.


Daigaku wo sotsugyou shite kara, nani wo shitai desuka?
Densha wo oriru sai wa, ashimoto ni gochuui kudasai.
Kaisha wo yameta riyuu wa nan desuka?
Mai asa shichi-ji ni ie wo demasu.
Kesa, Jakaruta wo shuppatsu shimashita.

4. Menunjukkan tempat yang dilewati

Ano hashi wo tooru to, hidari gawa ni hon’ya ga arimasu.


Kouen wo sanpo shimasu.
Tori wa sora wo tobimasu.
Sakana wa kawa wo oyogimasu.
Niwa wo arukimasu.
Kono basu wa eki no mae wo toorimasu.
Undoujou wo hashirimasu.

5. Menunjukkan profesi

Ano kata wa kono kaisha no shachou wo tsutomete imasu.


Kono shiten de tenchou wo tsutomeru kata wa mada wakai desu.
Kanojo wa nihon-go wo oshiete imasu.
Uchi no otousan wa kenkyuusha wo shiteimasu.
Onee-san wa dezainaa wo shiteimasu.
Q : Onii-san wa, nan no shigoto wo sareteirundesuka?
A : Ani wa keisatsukan wo shiteimasu.
Bagaimana penggunaan partikel “to”?

Partikel “to” secara umum bisa diartikan “dan” atau “dengan”. Namun, ternyata partikel
“to” tidak hanya berarti seperti itu, melainkan memiliki penggunaan lain. Berikut ini
adalah enam penjelasan fungsi dari partikel “to”:

Fungsi partikel “to”

1.Menunjukkan kata yang dimaksud sebagai lawan yang diajak


 Pola kalimat : kata yang menunjukkan lawan + partikel “to” + predikat

Dalam hal ini, partikel “to” dalam bahasa Indonesia diartikan menjadi kata “dengan” atau
“bersama”. Misalnya adalah “tomodachi to kenka suru” yang berarti “bertengkar dengan
teman”.

2.Menunjukkan kata hubung “dan” untuk kata yang kedudukannya sejajar


 Pola kalimat : kata benda + partikel “to” + kata benda

Arti partikel “to” di sini adalah “dan”. Misalnya, “yasai to kudamono” yang berarti “sayur
dan buah”.

3.Menunjukkan perbandingan
 Pola kalimat : kata pembanding + partikel “to” + predikat

Pada pola ini, partikel “to” dalam bahasa Indonesia berarti “dengan”. Misalnya adalah
“kare to chigau” yang berarti “berbeda dengan dia (laki-laki)”.
4.Menjelaskan hal yang dipikirkan, didengar, disampaikan, dan kutipan kalimat
 Pola kalimat : hal yang ingin disampaikan + partikel “to” + predikat (kata kerja)

Tampaknya partikel “to” di sini sulit diartikan dengan jelas dalam bahasa Indonesia.
Pada intinya, to ini digunakan untuk menunjukkan hal yang dipikirkan, didengar, serta
kutipan dari suatu kalimat. Misalnya, “watashi wa Tanaka to iimasu” yang berarti “saya
disebut Tanaka”.

5.Menunjukkan keterangan hal yang terjadi setelahnya


 Pola kalimat : keterangan syarat keadaan (jika/kalau…) + partikel “to” +
keterangan hal yang terjadi (maka…)

Seperti yang telah tertulis di atas, dalam bahasa Indonesia partikel “to” ini menunjukkan
penjelasan “jika-maka”. Misalnya adalah “ame ga furu to suzushiku narimasu” yang
berarti “jika turun hujan, maka akan menjadi sejuk”.

6.Menunjukkan hal yang segera dilakukan setelahnya


 Pola kalimat : keterangan situasi + “partikel to” + keterangan yang dilakukan
sesudahnya

Partikel “to” di sini bisa diartikan dengan kata “kalau”. Misalnya, “uchi e kaeru to, ban-
gohan wo tabemasu” yang artinya “kalau pulang ke rumah, saya langsung makan
malam”.

Untuk bisa lebih mudah memahami fungsi partikel ”to”, cobalah perhatikan berbagai
contoh kalimat di bawah ini!

Contoh Kalimat
1.Menunjukkan kata yang dimaksud sebagai lawan yang diajak

Rainen, kanojo to kekkon shimasu.


Konya wa tomodachi to aimasu.
Kare to kyouryoku shite, shigoto wo suru.
Ano ko wa itsumo oya to momete iru.

2.Menunjukkan kata hubung “dan” untuk kata yang kedudukannya


sejajar

Maiasa, pan to tamago wo tabemasu.


Kanojo wa nihon-go to ei-go ga dekimasu.
Watashi wa ane ga futari to otouto ga hitori imasu.
Kono mondai wo kaiketsu suru tame ni, kokumin no rikai to kyouryoku ga hitsuyou
desu.

3.Menunjukkan perbandingan

Ane to chigatte, watashi wa kami ga mijikai desu.


Kono machi wa, mukashi to chigau yo. Kekkou kawatta na.
Indonesia no kisetsu wa nihon no kisetsu to chigatte, uki to kanki shika arimasen.
Tanin to chigau iken wo motte ita toshitemo, umaku komyunikeeshon wo toru
houhou wa nan desuka?

4.Menjelaskan hal yang dipikirkan, didengar, disampaikan, dan kutipan


kalimat

Kono shousetsu, totemo omoshiroi to omoimasu*.


Hanako-san wa ano yuumei na daigaku no nyuugaku shiken ni goukaku
shita to kikimashita*.
“arigatou” wa Indonesia-go de “terima kasih” to iimasu.
Sensei wa seito ni “mainichi benkyou shite kudasai” to chuukoku shimashita.

5.Menunjukkan keterangan hal yang terjadi setelahnya

Kore wo migi e mawasu to, oto ga ookiku narimasu yo.


Saigo ni, kono botan wo osu to, otsuri ga demasu.
Hidoi yuki ga furu to, densha ga tomatte shimau.
Gohan wo takusan taberu to, nemuku naru ne.

6.Menunjukkan hal yang segera dilakukan setelahnya

Eki ni tsuku to, sugu ni renraku shimasu.


Kare ni au to sugu ni kono jouhou wo tsutaeru.
Kekka ga deru to, sugu sore ni tsuite hanashimasu ne.
Uchi e kaeru to, nemasu.

Anda mungkin juga menyukai