Anda di halaman 1dari 21

RESUME PSAK

PSAK 55: Pengakuan dan Pengukuran


PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar

Kelompok 2
1. Anisa Zahidah
2. Agnes Gabriela
3. Aryani Gustina Siregar
4. Devita Elyana Utary
5. Dewi Amartya Kemalasuri
6. Muhammad Azril Fakhrizal A.
7. Muhammad Hanif Nurfalah
8. Siti Nur Alya Maulidifi
9. Yolanda Assyfa Ramadhani
PSAK 55: Pengakuan dan Pengukuran
Definisi Empat Kategori Instrumen Keuangan
1. Aset Keuangan atau Liabilitas Keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi adalah
yang memenuhi salah satu kondisi berikut:
a) Dimiliki untuk diperdagangkan, jika:
 diperoleh atau dimiliki terutama untuk dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat;
 pada pengakuan awal merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu
yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka
pendek aktual saat ini;
 merupakan derivatif (kecuali derivatif yang merupakan kontrak jaminan keuangan atau
sebagai instrumen lindung nilai).
b) Jika menghasilkan informasi yang lebih relevan, karena:
 mengeliminasi/mengurangi secara signifikan inkonsistensi pengukuran dan pengakuan
yang timbul dari pengukuran aset atau liabilitas atau pengakuan keuntungan dan
kerugian karena penggunaan dasar yang berbeda;
 kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan, dan keduanya dikelola dan kinerjanya
dievaluasi berdasarkan nilai wajar.

2. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran
tetap/telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta entitas mempunyai intensi
positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.

3. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran
tetap/telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.

4. Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan nonderivatif yang ditetapkan sebagai
tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan ke dalam instrumen keuangan lain di atas.

Definisi terkait pengakuan dan pengukuran


 Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset
keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada pengakuan awal dikurangi pembayaran
pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga
efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh tempo dan dikurangi
penurunan nilai.
 Metode suku bunga efektif adalah metode untuk menghitung biaya perolehan amortisasi dan
mengalokasikan pendapatan atau beban bunga selama periode yang relevan.
 Penghentian pengakuan adalah pengeluaran aset keuangan atau liabilitas keuangan yang
sebelumnya telah diakui dalam laporan posisi keuangan entitas.
 Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan
dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam suatu transaksi.
 Pembelian atau penjualan reguler adalah pembelian atau penjualan aset keuangan berdasarkan
kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu yang umumnya ditetapkan
dengan peraturan atau kebiasaan di pasar.
 Biaya transaksi adalah biaya inkremental yang dapat didistribusikan langsung pada perolehan,
penerbitan atau pelepasan aset keuangan atau liabilitas keuangan.

Pengakuan Awal Instrumen Keuangan


Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan, jika dan
hanya jika, entitas tersebut menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak.

Penghentian Pengakuan Aset Keuangan


Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika:
 Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan berakhir;
 Entitas mengalihkan aset keuangan (mengalihkan hak kontraktual dan menerima arus kas atau
tetap memiliki hak kontraktual namun harus menanggung kewajiban kontraktual untuk
membayar arus kas yang diterima kepada pihak lain).

Pengalihan yang Diakui sebagai Penghentian Pengakuan


 Jika entitas mengalihkan aset keuangan yang memenuhi kriteria penghentian keuangan untuk
keseluruhan nilainya dan entitas tersebut masih memiliki hak pengelolaan atas aset dengan
imbalan tertentu maka entitas mengakui aset jasa pengelolaan atau liabilitas jasa pengakuan. Jika
imbalan yang akan diterima diperkirakan tidak memadai mengkompensasi jasa yang diberikan,
maka liabilitas jasa keuangan diakui pada nilai wajar. Jika imbalan yang diterima diharapkan lebih
dari cukup untuk mengkompensasi penyediaan jasa yang diberikan , maka aset jasa pengelolaan
diakui sebagai hak jasa pengelolaan dengan jumlah yang ditentukan berdasarkan alokasi dari
jumlah tercatat aset keuangan.
 Jika pengalihan aset mengakibatkan entitas memperoleh aset keuangan atau liabilitas keuangan
atau liabilitas jasa pengelolaan yang baru maka diakui pada nilai wajar.
 Pada saat penghentian pengakuan aset keuangan secara keseluruhan, selisih antara jumlah tercatat
dan jumlah dari pembayaran yang diterima (termasuk setiap aset yang diperoleh dikurangi setiap
liabilitas yang ditanggung) dan setiap keuntungan kerugian kumulatif, diakui dalam laba rugi.

Pengalihan yang Tidak Diakui sebagai Penghentian Pengakuan


Jika pengalihan tidak mengakibatkan penghentian pengakuan karena secara substansial masih
memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset alihan, maka entitas tetap mengakui aset
alihan tersebut secara keseluruhan dan mengakui liabilitas keuangan atas jumlah yang diterimanya.
Pada periode selanjutnya entitas mengakui setiap pendapatan dari aset alihan dan setiap beban dari
liabilitas keuangan.

Keterlibatan Berkelanjutan atas Aset Alihan


Jika entitas tidak mengalihkan serta tidak memiliki secara substansial masih memiliki seluruh risiko
dan manfaat atas kepemilikan aset alihan, dan masih memiliki pengendalian atas aset alihan tersebut,
maka entitas tetap mengakui aset alihan sebesar keterlibatan berkelanjutan entitas.

Keseluruhan Pengalihan
Jika aset alihan tetap diakui, maka aset dan liabilitas terkait tidak saling dihapuskan. Entitas juga tidak
menghapuskan setiap pendapatan dari aset alihan dan setiap beban dari liabilitas terkait.
Pembelian atau penjualan aset keuangan regular
Pembelian atau penjualan aset keuangan reguler diakui dan dihentikan
pengakuannya menggunakan salah satu di antara tanggal perdagangan atau
akuntansi tanggal penyelesaian.

Penghentian Pengakuan Liabilitas Keuangan


Entitas mengeluarkan liabilitas keuangan jika kewajiban yang ditetapkan dalam
kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang berakhir, atau yang
dialihkan ke pihak lain, dan imbalan yang dibayarkan termasuk aset nonkas dan
diakui dalam laba rugi.

Pengukuran
Pengukuran selanjutnya aset keuangan
Aset keuangan dibagi menjadi empat (4) kategori, yaitu :
1.Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
2. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
3. Pinjaman yang diberikan atau piutang
4. Aset keuangan tersedia untuk dijual
Setelah pengakuan awal entitas mengukur seluruh liabilitas keuangan pada biaya
perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali untuk :

 liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melallui laba rugi.
 liabilitas keuangan yang timbul ketika pengalihan aset keuangan tidak
memenuhi syarat penghentian pengakuan atau pengalihan yang dicatat
menggunakan pendekatan keterlibatan bberkelanjutan.
 kontrak jaminan, setelah pengakuan awal penerbit kontrak tersebut akan
mengukur mana yang lebih tinggi :

* Jumlah yang ditentukan sesuai PSAK 57, Provisi, Liabilitas Kontijensi,


Aset Kontijensi.
* Jumlah pada saat pengakuan awal dikurangi, apabila sesuai amortisasi
akumulatif yang diakui sesuai dengan PSAK 23 yaitu pendapatan.

4. Komitmen untuk menyediakan pinjaman dibawah suku bunga pasar :

* Jumlah yang ditentukan sesuai dengan PSAK 57 yaitu Provisi, Liabilitas


Kontijensi, Aset Kontijensi.

*Jumlah pada saat pengakuan awal dikurangi, apabila sesuai amortisasi


akumulatif yang diakui sesuai dengan PSAK 23 yaitu pendapatan.

REKLASIFIKASI
Reklasifikasi adalah perpindahan suatu akun dari suatu pos ke pos yang lain
dalam bagan akun standar.
Contoh : Pembelian meja seharga 100.000 ribu. Awalnya, dijurnal ke biaya
perolehan aktiva. Karena terlalu kecil, akhirnya dijurnal ke Biaya ATK

 Jika entitas mereklasifikasikan aset keuangan dari diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi, maka aset tersebut direklasifikasi pada nilai wajarnya
pada tanggal reklasifikasi.setiap keuntungan atau kerugian yang telah.
 Jika terjadi penjualan atau reklasifikasi atas investasi dimiliki hingga jatuh
tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan yang
tidak memenuhi salah satu kriteria, maka sisa investasi dimiliki hingga
jatuh tempo direklasifikasikan menjadi tersedia untuk dijual.
 Jika perubahan intensi atau kemampuan entitas, tidak tepat lagi
diklasifikasikan maka investasi tersebut tersedia untuk dijual dan diukur
kembali pada nilai wajar diakui tidak dapat dibalik.
Keuntungan dan Kerugian

 Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar asset keuangan atau
liabilitas yang bukan merupakan dari hubungan lindung nilai diakui sebagai berikut:
a) Keuntungan atau kerugian atas aset keuangan atau liabilitas keuangan yang di
klasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba rugi diakui dalam laba rugi.
b) Keuntungan atau kerugian atas asset keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia
untuk dijual diakui dalam penghasilan komprehensiflain, kecuali untuk kerugian
penurunan nilai dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan kurs, sampai asset
keuangan tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat keuntungan atau kerugian
komulatif yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain
diklasifikasikan dari ekuitas ke laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi.
 Untuk asset keuangan dan liabilitas keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi,
keuntungan atau kerugian diakui dalam laba rugi Ketika set keuangan atau liabilitas
keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui
proses amortisasi.
 Jika entitas mengakui asset keuangan dengan menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian,
maka setiap perubahan dalam nilai wajar asset yang diterima antara tanggal transaksi dan
tanggal penyelesaian tidak diakui untuk asset yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi
(kecuali untuk kerugian akibat penurunan nilai). Akan tetapi, untuk asset yang diukur pada
nilai wajar, maka perolehan dalam nilai wajar tersebut diakui dalam laba rugi atau dalam
penghasilan komprehensif lain.

Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan

 Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas mengevaluasi apakah terdapat bukti objektif
bahwa asset keuangan atau kelompok asset keuangan mengalami penurunan nilai. Jika
terdapat bukti tersebut, maka entitas menerapkan untuk asset keuangan yang dicatat pada
biaya perolehan diamortisasi, untuk asset keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia
untuk dijual untuk menentukan jumlah kerugian dari penurunan nilai tersebut.
 Aset keuangan atau kelompok asset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan
nilai telah terjadi, jika dan hanya jika terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai
sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada
estimasi arus kas masa depan dari asset keuangan atau kelompok asset keuangan yang dapat
diestimasi secara andal.
Bukti objektif bahwa asset keuangan atau kelompok keuangan mengalami penurunan nilai
termasuk data dapat diobservasi yang menjadi perhatian pemegang asset tersebut mengenai
peristiwa merugikan berikut ini:
a) Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerit atau pihak peminjam
b) Pelanggran kontrak, seperti terjadinya bayar atau tunggakan pembyaran pokok dan
bunga.
c) Peminjam dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya
d) Hilangnya pasar aktif dari asset keuangan akibat kesulitan kuangan
e) Data yang diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas
estimasi arus kas masa depan dari kelompok asset keuangan sejak pengakuan awal asset
tersebut, meskipun penurunannya belum dapat di identifikasi terhadap asset keuangan
secara individual dalam kelompok tersebut.

 Menghilangnya pasar aktif karena instrument keungan entitas tidak lagi diperdagangkan
secara public bukan merupakan bukti adanya penurunan nilai. Turunnya peringkat kredit
entitas bukan merupakan bukti adanya penurunan nilai. Contohnya, penurunan dalam nilai
wajar investasi pada instrument yang diakbitkan meningkatnya suku bunga bebas resiko.
 Bukti objektif mengenai penurunan nilai investasi pada instrument ekuitas mencakup
informasi mengenai perubahan siginifikan yang berpengaruh buruk terhadap lingkungan
teknologi, pasar, ekonomi atau hukum diwilayah tempat pihak penerbit menjalakan
usahanya dan mengindikasi bahwa biaya perolehan investasi pada instrument ekuitas
tersebut mungkin bisa diperoleh kembali. Penurunan signifikan atau penurunan jangka
Panjang dalam nilai wajar dari investasi pada instrument ekuitas dibawah biaya
perolehannya juga merupakan bukti objektif terjadinya penurunan nilai.
 Dalam beberapa kasus, data yang dapat diobservasi yang diperlukan untuk mengestimasi
jumlah kerugian penurunan nilai asset keuangan mungkin terbatas atau tidak lagi relevan
sepenuhnya dengan situasi saat ini. Sebagai contoh, hal ini terjadi ketika pihak peminjam
mengalami kesulitan keuangan dan hanya sedikit informasi historis yang tersedia
berkenaan dengan pihak peminjam yang serupa.
Asset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi
 Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas pinjaman
yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang dicatat pada
biaya perolehan diamortisasi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih
antara jumlah tercatat asset dan nlai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk
kerugian kredit masa depan yang belum terjadi) yang di diskonto menggunakan suku
bunga efektif awal dari asset tersebut (yaitu suku bunga efektif yang dihitung pada saat
pengakuan awa). Jumlah tercatat asset tersebut dikurangi, baik secara langsung maupun
menggunakan akun cadangan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laba rugi.
 Entitas pertama kali menentukan bahwa terdapat bukti objektif mengenai penurunan
nilai secara individual atas asset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara
individual atau kolektif untuk asset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
Jika entitas menentukan bahwa tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai
atas asset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas asset keuangan tersebut
signifikan atau tidak, maka entitas memasukkan asset tersebut ke dalam kelompok asset
keuangan yang memiliki karakteristik resiko kredit yang serupa dan menilai penurunan
nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara
individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, termasuk
dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
 Jika pada periode selanjutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan
pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara objektif dengan peristiwa yang terjadi
setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka
kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya dibalik, secara langsung atau dengan
menyesuaikan akun cadangan. Pemulihan tersebut tidak dapat mengakibatkan jumlah
tercatat asset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya
pembelian asset keuangan diakui dalam laba rugi.

Aset Keuangam yang Dicatat pada Biaya Perolehan

 Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrument
ekuitas yang tidak memiliki harga kuotasian di pasar aktif dan yang tidak diukur pada
nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, atau atas asset
derivatid yang terkait dan harus diselesaikan dengan penyerahan instrument ekuitas
tersbut, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara jumlah
tercatat asset keuangan dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang
didiskontokan pada tingkat imbal hasil yang berlaku di pasar untuk asset keuangan
serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dibalik.

Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual

 Jika penurunan dalam nilai wajar atas asset keuangan tersedia untuk dijual telah diakui
dalam penghasilan komprehensif lain dan terdapat bukti objektif bahwa asset tersebut
mengalami penurunan nilai, maka kerugian komulatif yang sebelumnya diakui
penghasulan komprehensif lain direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi sebagai
penyesuaian reklasifikasi meskipun asset keuangan tersebut belum dihentikan
pengakuannya.
 Jumlah kerugian komulatif yang direklasifikasikan dari ekuitas ke laba rugi merupakan
selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangai pelunasan pokok dan amortisasi) dan
nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai asset keuangan yang sebelumnya
telah diakui dalam laba rugi
 Kerugian penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi investasi instrument ekuitas yang
di klasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual tidak dibalik melalui laba rugi.
 Jika pada periode sebelumnya, nilai wajar instrument utang yang di klasifikasikan
sebagai tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat dikaitkan
secara objektif dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan
nulai dalam laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut dibalik melalui laba rugi.
PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar

Tujuan Pengukuran Nilai Wajar

Nilai wajar adalah pengakuan yang berbasis pasar dan bukan pengukuran yang spesifik atas suatu
entitas. Adapun tujuan pengukuran nilai wajar ialah untuk mengukur suatu asset yang akan di
pindah tangan kan maupun mengalihkan liabilitas yang terjadi antara pelaku pasar pada tanggal
pengukuran dalam kondisi pasar saat ini dengan mengestimasi harga.

Dalam hal harga asset atau liabilitas yang identik tidak dapat diobservasi, maka entitas mengukur
nilai wajar menggunakan Teknik penilaian lain yang memaksimalkan penggunaan input yang
dapat diobservasi (observable inputs) yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang
tidak dapat diobservasi (unobservable inputs). Nilai wajar diukur berdasarkan nilai pasar, maka
nilai wajar disusun berdasarkan asumsi-asumsi yang diunakan pelaku pasar. Definisi atas nilai
wajar sendiri focus kepada asset dan liabilitas yang merupakan subjek utama dalam pengukuran
akuntansi.

Ruang Lingkup

Pernyataan ini diterapkan Ketika pernyataan lain mensyaratkan atau mengizinkan pengukuran
nilai wajar atau pengungkapan mengenai nilai wjar dan pengukuran, sperti nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual (fair value less costs to sell).

Persyaratan pengukuran dan pengungkapan tidak diterapkan untuk hal-hal sebagai berikut:

a) Transaksi pembayaran berbasis saham dalam ruang lingkup PSAK 53 : Pembayaran Berbasis
Saham;
b) Transaksi sewa yang dicatat sesuai dengan PSAK 73: Sewa; dan
c) Pengukuran yang memiliki beberapa kemiripam dengan nilai wajar tetapi bukan merupakan
nilai wajar, seperti nilai realisisasi neto (net realisable value) dalam PSAK 14: Persediaan atau
nilai paka (value in use) dalam PSAK 48: Penurunan nilai asset.

Pengungkapan yang tidak disyaratkan untuk hal sebagai berikut:

a) Asset program yang diukur pada nilai wajar sesuai dengan PSAK 24: Imbalan Kerja;
b) Investasi program manfaat purnakarya yang dukur pada nilai wjar sesuai dengan PSAK 18:
Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya; dan
c) Aset yang jumlah terpulihkannya adalah nilai wajar dikurangi biaya pelepasan sesuai dengan
PSAK 48: Penurunan Nilai Aset.

Kerangka pengukuran nilai wajar berlaku untuk pengukuran awal dan pengukuran selanjutnya,
jika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan oleh SAK.

Pengukuran
Definisi Nilai Wajar

Nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu asset atau harga yang akan
dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal
pengukuran.

Pengukuran nilai wajar mensyaratkan entitas untuk menentukan seluruh hal sebagai berikut:

• Aset atau liabilitas tertentu yang menjadi subjek pengukuran (konsisten dengan unit akunnya).
• Untuk asset nonkeuangan, premis penilaian (valuation premise) yang sesuai untuk pengukuran
(konsisten dengan penggunaan tertinggi dan terbaiknya (highest and best use)).
• Pasar utama (principal market) (atau pasar yang paling menguntungkan (most advantegous
market)) untuk aset atau liabilitas.
• Teknik penilaian yang sesuai untuk pengukuran, mempertimbangkan ketersediaan data yang
dapat digunakan untuk mengembangkan input yang merepresantasikan asumsi yag akan
digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas dan level hirarki nilai
wajar di mana input tersebut dikategorikan.

Aset atau Liabilitas

Pengukuran nilai wajar adalah untuk aset atau liabilitas tertentu. Untuk pelaku pasar akan
memperhitungkan karakterisik ketika menentukan harga aset atau liabiilitas pada tanggal
pengukuran. Karakteristik tersebut termasuk, sebagai contoh, hal sebagai berikut:

1. Kondisi dan lokasi aset; dan


2. Pembatasan, jika ada, atas penjualan atau penggunaan aset.

Dampak pengukuran yang timbul atas suatu karkteristik tertentu akan berbeda bergantung pada
karakteristik tersebut akan diperhitungkan oleh pelaku pasar.

Aset atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar dapat terdiri dari salah satu hal sebagai berikut:

1. Aset atau liabilitas yang berdiri sendiri (contohnya instrument keuangan atau aset
nonkeuangan); atau
2. Sekelompok aset, sekelompok liabilitas atau sekelompok aset dan liabilitas (contohnya unit
penghasil kas atau bisnis).

Transaksi

Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa aset atau liabilitas dipertukarkan dalam transaksi
teratur antara pelaku pasar untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas pada tanggal pengukuran
dalam kondisi pasar saaat ini.

Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk menjual aset atau mengalihkan
liabilitas terjadi:

• Pasar utama (principal market) untuk aset atau liabilitas tersebut; atau
• Jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan (most advantegous
market) untuk aset atau liabilitas tersebut.

Entitas tidak perlu melaksanakan pencarian menyeluruh atas seluruh pasar yang ada untuk
mengidentifikasi pasar utama, atau jika tidak terdapat pasar utama, pasar yang paling
menguntungkan, namun entitas memperhitungkan seluruh informasi yang sewajarnya tersedia.
Jika terdapat pasar utama untuk aset atau liabilitas, maka pengukuran nilai wajar
merepresentasikan harga di pasar tersebut, bahkan jika harga di pasar yang berbeda berpotensi
lebih menguntungkan pada tanggal pengukuran .

Entitas harus memiliki akses ke pasar utama pada tanggal pengukuran . Karena entitas yang
berbeda dengan aktivitas yang berbeda dapat memiliki akses ke pasar yang berbeda , pasar utama
untuk aset atau liabilitas yang sama mungkin berbeda untuk entitas yang berbeda. Oleh karena itu,
pasar utama dan juga pelaku pasar dipertimbangkan dari perspektif entitas , sehingga
memungkinkan terdapatnya perbedaan antara entitas dengan aktivitas yang berbeda.

Meskipun entitas harus dapat mengakses pasar, entitas tidak perlu untuk dapat menjual aset atau
mengalihkan linbilitas tertentu tersebut pada tanggal pengukuran untuk dapat mengukur nilai wajar
berdasarkan harga di pasar tersebut.

Pelaku Pasar

Entitas mengukur nilai wajar suatu aset atau liabilitas menggunakan asumsi yang akan digunakan
pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku
pasar bertindak dalam kepentingan ekonomik terbaiknya.

Dalam mengembangkan asumsi tersebut , entitas tidak perlu mengidentifikasi pelaku pasar yang
spesifik Sebaliknya , entitas mengidentifikasi karakteristik yang membedakan pelaku pasar secara
umum , mempertimbangkan faktor yang spesifik untuk seluruh hal sebagai berikut :

a) aset atau liabilitas;


b) pasar utama atau pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas; dan
c) pelaku pasar yang akan melakukan transaksi dengan entitas di pasar tersebut.

Harga

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual sautu aset atau harga yang akan dibayar
untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur di pasar utama (atau pasar yang paling
menguntungkan) pad atanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat ini (yaitu harga keluar)
terlepas apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan
teknik penilaian lain.

Harga di pasar utama (atau pasar yang paling menguntungkan) yang digunakan untuk mengukur
nilai wajar aset atau liabilitas tidak disesuaikan dengan biaya transaksi (transaction cost). Biaya
transaksi bukanlah karakteristik dari aset dan liabilitas. Adapun biaya transaksi juga tidak termasuk
biaya transport (transport cost). Jika lokasi merupakan karakteristik aset (sebagai contoh dalam
kasus suatu komoditas), maka harga di pasar utama atau pasar yang paling menguntungkan
disesuaikan dengan biaya tersebut, jika ada, yang akan dikeluarkan untuk mentranspor aset dari
lokasinya saat ini ke pasar tersebut.

Penerapan pada Aset Nonkeuangan

Penggunaan Tertinggi dan Terbaik untuk Aset Nonkeuangan

Pengukuran nilai wajar aset nonkeuangan memperhitungkan kemampuan pelaku pasar untuk
menghasilkan manfaat ekonomik dengan menggunakan aset dalam penggunaan tertinggi dan
terbaiknya (highest and best use) atau dengan menjualnya kepada pelaku pasar lain yang akan
menggunakan aset tersebut dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya.

Penggunaan tertinggi dan terbaik aset nonkeuangan memperhitungkan penggunaan aset yang
secara fisik dimungkinkan (physically possible), secara hukum diizinkan (legally permissible), dan
layak secara keuangan (financially feasible) sebagai berikut:

a. Penggunaan yang secara fisik dimungkinkan memperhitungkan karakteristik fisik aset yang
akan diperhitungkan pelaku pasar ketika menentukan harga aset (contohnya lokasi atau ukuran
property)
b. Penggunaan yang secara hukum diizinkan memperhitungkan adanya pembatasan hukum atas
penggunaan aset yang akan diperhitungkan pelaku pasar ketika menentukan harga aset
(contohnya peraturan Kawasan yang berlaku atas property).
c. Penggunaan yang layak secara keuangan memperhitungkan apakah penggunaan aset yang
secara fisik dimungkinkan dan secara hukum diizinkan menghasilkan pendapatan atau arus kas
yang memadai (dengan memperhitungkan biaya untuk mengkonversi aset untuk penggunaan
tersebut) untuk menghasilkan imbal hasil investasi yang disyaratkan pelaku pasar dari investasi
atas aset tersebut, digunakan dalam penggunaan tersebut.

Penggunaan tertinggi dan terbaik ditentukan dari perspektif pelaku pasar, bahkan jika entitas
memiliki intensi untuk penggunaan yang berbeda. Akan tetapi, penggunaan aset nonkeuangan saat
ini oleh entitas dianggap sebagai penggunaan tertinggi dan terbaiknya, kecuali pasar atau faktor
lain menunjukkan bahwa penggunaan yang berbeda oleh pelaku pasar akan memaksimalkan nilai
aset tersebut.

Untuk melindungi posisi kompetitifnya, atau untuk alasan lain, entitas dapat memiliki intensi
untuk tidak secara aktif menggunakan aset nonkeuangan yang telah diperoleh secara aktif atau
entitas dapat memiliki intensi untuk tidak menggunakan aset berdasarkan penggunaan tertinggi
dan terbaiknya. Sebagai contoh kasus tersebut dapat terjadi untuk aset takberwujud yang diperoleh
entitas untuk digunakan secara pasif, dengan mencegah pihak lain untuk menggunakan aset
tersebut. Namun demikian, entitas mengukur nila wajar aset nonkeuangan dengan asumsi
penggunaan tertinggi dan terbaiknya oleh pelaku pasar.

Premis Penilaian untuk Aset Nonkeuangan


Penggunaan tertinggi dan terbaik aset nonkeuangan menetapkan penilaian yang digunakan untuk
mengukur nilai wajar aset, sebagai berikut :

a. Penggunaan tertinggi dan terbaik aset nonkeuangan dapat memberikan nilai maksimum kepada
pelaku pasar melalui penggunaan aset tersebut dalam kombinasi dengan aset lain sebagai satu
kelompok atau dalam kombinasi dengan aset dan liabilitas lain.
b. Penggunaan tertinggi dan terbaik aset nonkeuangan dapat menyediakan nilai maksimum
kepada pelaku pasar secara tersendiri. Jika penggunaan tertinggi dan terbaik aset adalah untuk
digunakan secara tersendiri , maka nilai wajar aset adalah harga yang akan diterima dalam
transaksi saat ini untuk menjual aset tersebut kepada pelaku pasar yang akan menggunakan
aset tersebut secara tersendiri aset.

Pengukuran nilai wajar aset nonkeuangan mengasumsikan bahwa aset dijual secara konsisten
dengan unit akun sebagaimana dijelaskan dalam SAK, Hal tersebut juga bahkan ketika pengukuran
nilai wajar tersebut mengasumsikan bahwa penggunaan tertinggi dan terbaik aset adalah untuk
digunakan dalam kombinasi dengan aset lain atau dengan aset dan liabilitas lain, karena
pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa pelaku pasar telah memiliki aset pelengkap dan
liabilitas yang terkait.

Penerapan konsep premis penilaian untuk aset nonkeuangan yang digunakan dalam kombinasi
dengan aset lain sebagai suatu kelompok (sebagaimana terpasang atau terkonfigurasi untuk
digunakan) atau dalam kombinasi dengan aset dan liabilitas lain (contohnya suatu bisnis), dampak
premis penilaian bergantung pada keadaan. Sebagai contoh:

a. Nilai wajar aset dapat sama terlepas apakah aset tersebut digunakan secara sendiri atau dalam
kombinasi dengan aset lain atau dengan aset dan liabilitas lain. Hal ini dapat terjadi jika aset
tersebut adalah suatu bisnis yang akan terus dioperasikan pelaku pasar.
b. Penggunaan aset dalam kombinasi dengan aset lain atau dengan aset dan liabilitas lain dapat
dimasukkan ke dalam pengukuran nilai wajar melalui penyesuaian terhadap nilai aset yang
digunakan secara tersendiri. Kasus ini dapat terjadi jika aset tersebut adalah mesin dan
pengukuran nilai wajar yang ditentukan menggunakan harga observasian untuk mesin yang
serupa disesuaikan dengan biaya transport dan biaya pemasangan sehingga pengukuran nilai
wajar tersebut menggambarkan kondisi saat ini.
c. Penggunaan aset dalam kombinasi dengan aset lain atau dengan aset dan liabilitas lain dapat
dimasukkan ke dalam pengukuran nilai wajar melalui asumsi yang digunakan pelaku pasar
untuk mengukur nilai wajar aset. Senagai contoh, jika aset merupakan persediaan masih dalam
proses yang unik dan pelaku pasar akan mengkonversi perseidaan tersebut menjadi barang jadi.
d. Penggunaan aset dalam kombinasi dengan aset lain atau dengan aset dan liabilitas lain dapat
dimasukkan ke dalam Teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur nilai wajar aset
tersebut. Kasus ini dapat terjadi ketika menggunaka metode multi-period excess earnings
untuk mengukur nilai wajar aset tak berwujud.
e. Dalam situasi terbatas, ketika entitas menggunakan aset dalam suatu kelompok aset, entitas
dapat mengukur aset tersebut pada jumlah yang mendekati nilai wajarnya ketika
mengallokasikan nilai wajar kelompok aset ke aset individual kelompok tersebut. Hal tersebut
dapat terjadi jika penilaian melibatkan property riil dan nilai wajar property yang direnovasi
(yaitu kelompok aset) dialokasikan kepada komponen asetnya (seperti tanah dan renovasi).
Penerapan pada Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik Entitas Sendiri

Prinsip Umum

Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa liabilitas keuangan atau liabilitas non kenangan,
atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri (contohnya kepemilikan saham yang diterbitkan
sebagai pembayaran dalam kombinasi bisnis) dialihkan kepada pelaku pasar pada tanggal
pengukuran. Pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri mengasumsikan hal
sebagai berikut :

a) Liabilitas akan tetap terutang dan pelaku pasar yang menerima pengalihan (transferee) akan
disyaratkan untuk memenuhi kewajiban tersebut . Liabilitas tidak akan diselesaikan dengan
pihak lawan atau diakhiri pada tanggal pengukuran
b) Instrumen ekuitas milik entitas sendiri akan tetap beredar dan pelaku pasar yang menerima
pengalihan akan mengambil alih hak dan tanggung jawab yang terkait dengan instrumen
tersebut. Instrumen tersebut tidak akan dibatalkan atau diakhiri pada tanggal pengukuran.

Ketika harga kuotasian (quoted price) tidak tersedia dan liabilitas atau instrumen ekuitas milik
entitas sendiri yag identik dimiliki sebagai aset, entitas mengukur nilai wajar liabilitas atau
instrumen ekuitas dari perspektif pelaku pasar yang memiliki liabilitas aatau instrumen ekuitas
milik entitas sendiri yang identik sebagai aset pada tanggal pengukuran. Pengukurannya dapat
dilihat sebagai berikut:

• Menggunakan harga kuotasian di pasar aktif untuk liabilitas atau instrumen ekuitas yang
identik yang dimiliki pihak lain sebagai aset jika harga tersedia
• Jika harga tersebut tidak tersedia, maka menggunakan input lain yang dapat diobservasi
• Jika poin a dan b tidak tersedia, makan menggunakan teknik penilaian berikut:
1. Pendekatan penghasilan
2. Pendekatan pasar

Jika terdapat faktor spesifik atas aset yang tidak dapat diterapkan pada pengukuran nilai wajar
liabilitas/instrumen ekuitas maka entitas perlu menyesuaikan harga kuotasian. Beberapa faktornya
adalah:

1. Harga kuotasian aset terkait dengan liabilitas atau instrumen ekuitas yang serupa (tapi tidak
identik) yang dimiliki pihak lain sebagai aset.
2. Unit akun aset tidak sama dengan unit akun liabilitas atas instrumen ekuitas.

Ketika harga kuotasian untuk pengalihan liabilitas atas instrumen ekuitas milik sendiri yang
identik atau serupa tidak tersedia dan liabilitas atau instrumen ekuitas milik sendiri yang identik
tidak dimiliki oleh pihak lain sebagai aset, entitas mengukur nilai wajar liabilitas atau instrumen
ekuitas menggunakan teknik penilaian dari perspektif pelaku pasar yang memiliki liabilitas atau
telah menerbitkan klaim atas ekuitas.

Risiko Wanprestasi
Nilai wajar liabilitas mencerminkan dampak risiko wanprestasi, namun tidak terbatas pada risiko
kredit entitas, risiko ini diasumsikan sama sebelum dan sesudah pengalihan liabilitas.
Nilai wajar liabilitas mencerminkan dampak risiko wanprestasi berdasarkan unit akunnya. Jika
peningkatan kualitas kredit dicatat terpisah dari liabilitas, maka penerbit akan memperhitungkan
reputasi kreditnya dan bukan reputasi kredit dari penjamin pihak ketiga ketika mengukur nilai
wajar liabilitas.

Pembatasan yang Mencegah Pengalihan Liabilitas atau Instrumen Ekuitas Milik Entitas
Sendiri

Ketika mengukur nilai wajar liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri, entitas tidak
memasukkan input yang terpisah atau penyesuaian terhadap input lain yang terkait dengan
keberadaan pembatasan yang mencegah pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas
sendiri tersebut. Dampak pembatasan yang mencegah pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas
milik entitas sendiri secara implisit/eksplisit tercakup dalam input lain terhadap pengukur nilai
wajar.

Liabilitas Keuangan dengan Fitur dapat Ditarik Kembali Sewaktu-waktu

Nilai wajar liabilitas keuangan dengan fitur dapat ditarik kembali sewaktu-waktu adalah tidak
kurang dari jumlah yang terutang pada saat penarikan, didiskontokan dari tanggal pertama jumlah
tersebut dapat disyaratkan untuk dibayar.

Penerapan pada Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan dengan Posisi Saling Hapus dalam
Risiko Pasar atau Risiko Kredit Pihak Lawan

Jika entitas mengelola kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut berdasarkan
eksposur netonya terhadap risiko pasar atau risiko kredit, maka entitas diizinkan untuk menerapkan
pengecualian terhadap pernyataan ini untuk mengukur nilai wajar. Pengecualian tersebut
mengizinkan entitas untuk mengukur nilai wajar kelompok aset dan liabilitas keuangan
berdasarkan harga yang akan diterima untuk menjual pada posisi net long (aset) untuk risiko
eksposur tertentu atau dibayar untuk mengalihkan pada posisi net short (liabilitas) untuk risiko
eksposur tertentu dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran dalam
kondisi pasar saat ini. Pengecualian ini berlaku jika:

a. Mengelola kelompok aset dan liabilitas keuangan berdasarkan eksposur neto entitas
terhadap risiko pasar tertentu atau terhadap risiko pasar tertentu atau terhadap risiko kredit
lawan sesuai dengan manajemen risiko/strategi investasi
b. Menyediakan informasi atas dasar tersebut mengenai kelompok aset dan liabilitas
keuangan kepada anggota manajemen kunci entitas
c. Disyaratkan/telah memilih untuk mengukur aset dan liabilitas keuangan pada nilai wajar
dalam laporan posisi keuangan di akhir periode laporan

Pengecualian ini tidak terkait dengan penyajian laporan keuangan. Entitas yang menggunakan
pengecualian tersebut termasuk kebijakan entitas untuk mengalokasikan penyesuaian bid-ask dan
penyesuaian kredit.
Eksposur terhadap Risiko Pasar

Untuk mengukur nilai wajar kelompok aset dan liabilitas keuangan yang dikelola berdasarkan
eksposur neto entitas terhadap risiko pasar tertentu, entitas menerapkan harga dalam bid-ask spread
yang paling mempresentasikan nilai wajar terhadap risiko pasar. Entitas terekspos dalam
kelompok aset dan liabilitas keuangan tersebut secara substansial adalah sama. Risiko dasar
apapun yang dihasilkan dari parameter risiko pasar yang tidak identik diperhitungkan dalam
pengukuran nilai wajar aset dan liabilitas keuangan dalam kelompok tersebut. Durasi eksposur
entitas terhadap risiko pasar tertentu yang timbul secara substansial sama.

Eksposur terhadap Risiko Kredit Pihak Lawan Tertentu

Entitas memperhitungkan dampak eksposur netonya terhadap risiko kredit pihak lawan tersebut
atau eksposur pihak lawan terhadap risiko kredit entitas dalam pengukuran nilai wajar ketika
pelaku pasar akan memperhitungkan perjanjian apapun yang ada saat ini yang mengurangi
eksposur risiko kredit jika terjadi gagal bayar. Hal ini mencerminkan harapan pelaku pasar
mengenai kemungkinan bahwa perjanjian tersebut akan memiliki kekuatan hukum jika terjadi
gagal bayar.

Nilai Wajar pada Saat Pengakuan Awal

Ketika menentukan apakah nilai wajar pada saat pengakuan awal sama dengan harga transaksi,
entitas memperhitungkan faktor yang spesifik atas transaksi dan aset atau liabilitas tersebut. Jika
pernyataan lain mensyaratkan atau mengizinkan entitas untuk mengukur aset atau liabilitas
awalnya pada nilai wajar dan harga transaksi berbeda dari nilai wajar, maka entitas mengakui
keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laba/rugi, kecuali dinyatakan lain dalam
pernyataan tersebut.

Teknik Penilaian

Entitas menggunakan teknik penilaian yang sesuai dengan keadaan dan di mana data yang
memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar, memaksimalkan penggunaan input yang dapat
diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.
Teknik ini diterapkan secara konsisten.

Tujuannya adalah untuk mengestimasi harga di mana transaksi teratur untuk menjual aset atau
mengalihkan liabilitas akan terjadi antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran dalam kondisi
pasar saat ini. Tiga teknik penilaian yang digunakan secara luas adalah pendekatan pasar,
pendekatan biaya dan pendekatan penghasilan.

Jika harga transaksi adalah nilai wajar pada saat pengakuan awal dan teknik yang menggunakan
input tidak dapat diobservasi untuk pengukuran periode selanjutnya maka dilakukan kalibrasi
sehingga pada saat pengakuan awal hasil dari teknik penilaian akan sama dengan harga transaksi
yang mencerminkan harga pasar saat pada saat tanggal pengukuran. Perubahan dalam teknik
penilaian atau penerapannya adalah sesuai jika perubahan tersebut menghasilkan pengukuran yang
sama atau lebih mempresentasikan nilai wajar dalam keadaan tersebut. Contoh:
a. Pasar baru berkembang
b. Informasi baru menjadi tersedia
c. Informasi yang sebelumnya digunakan menjadi tidak tersedia
d. Teknik penilaian bertambah baik
e. Kondisi pasar bertumbuh

Input Teknik Penilaian


Teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur nilai wajar memaksimalkan penggunaan input
yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat
diobservasi. Entitas memilih input yang konsisten dengan karakteristik aset atau liabilitas yang
akan diperhitungkan pelaku pasar dalam transaksi tersebut.

Input Berdasarkan Harga Bid and Ask


Jika aset atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar memiliki harga bid dan harga ask, harga dalam
bid–ask spread yang paling merepresentasikan nilai wajar dalam keadaan tersebut digunakan
untuk mengukur nilai wajar terlepas dari dimana input tersebut dikategorikan dalam hirarki nilai
wajar.

Hirarki Nilai Wajar


Untuk meningkatkan konsistensi dan keterbandingan dalam pengukuran nilai wajar dan
pengungkapan yang terkait, hierarki nilai wajar dikategorikan dalam tiga level input teknik
penilaian yang digunakan dalam pengukuran nilai wajar. Hierarki ini memberikan prioritas
tertinggi pada harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif aset/liabilitas yang identik dan
prioritas terendah untuk input yang tidak dapat diobservasi. Suatu pengukuran nilai wajar dengan
menggunakan teknik nilai kini, dapat dikategorikan dalam Input Level 1, 2 atau 3.

Input Level 1
Input Level 1 adalah harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset/liabilitas yang
identik yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran. Harga kuotasian di pasar aktif
menyediakan bukti yang paling andal dari nilai wajar dan digunakan tanpa penyesuaian untuk
mengukur nilai wajar. Penekanan pada level 1 dilakukan untuk menentukan:

1. Pasar utama untuk aset/liabilitas atau pasar paling menguntungkan


2. Apakah entitas dapat melakukan transaksi untuk aset/liabilitas tersebut pada harga di pasar
tanggal pengukuran

Lalu, entitas tidak membuat penyesuaian pada input level 1, kecuali:

1. Entitas memiliki jumlah besar aset/liabilitas serupa yang diukur pada nilai wajar dan harga
kuotasian tetapi tidak dapat diakses untuk setiap aset/liabilitas secara individual. Sehingga
entitas dapat mengukur nilai wajar menggunakan metode penentuan harga alternatif yang
tidak berhantung pada harga kuptasian saja.
2. Ketika harga kuotasian di pasar aktif tidak merepresentasikan nilai wajar pada tanggal
pengukuran.
3. Ketika mengukur nilai wajar liabilitas/instrumen ekuitas milik entitias menggunakan harga
kuotasian untuk item identik yang diperdagangkan sebagai aset di pasar aktif, sehingga
harga tersebut perlu disesuaikan terhadap item/aset tersebut.

Input level 2
Input Level 2 adalah input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1 yang dapat
diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak langsung. Input level 2
termasuk hal berikut:

1. harga kuotasian untuk aset atau liabilitas yang serupa di pasar aktif
2. harga kuotasian untuk aset atau liabilitas yang identik atau yang serupa di pasar
yang tidak aktif
3. input selain dari harga kuotasian yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas,
sebagai contoh, suku bunga, volatilitas yang tersirat, dan credit spreads
4. input yang diperkuat pasar

Faktor penyesuaian terhadap input level 2 adalah:

1. kondisi/lokasi
2. tingkat input terkait dengan item yang sebanding
3. volume/level aktivitas di pasar dimana input dapat diamati

Penyesuaian terhadap input level 2 dapat menghasilkan pengukuran nilai wajar yang dikategorikan
dalam level 3 jika penyesuaian tersebut menggunakan input yang tidak dapat diobservasi yang
signifikan.

Input level 3

Input Level 3 adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas. Input yang tidak
dapat diobservasi digunakan untuk mengukur nilai wajar sejauh input yang dapat diobservasi dan
relevan tidak tersedia, sehingga memungkinkan situasi dimana hanya ada sedikit aktivitas pasar
untuk aset/liabilitas pada tanggal pengukuran. Akan tetapi, tujuan pengukuran nilai wajar tetap
sama, yaitu harga keluaran pada tanggal pengukuran dari perspektif pelaku pasar yang memiliki
aset/liabilitas. Dalam kata lain, input ini mencerminkan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar
saat menentukan harga, termasuk asumsi risikonya.
Asumsi mengenai risiko, termasuk risko yang inheren digunakan untuk mengukur nilai wajar dan
risiko yang inheren dalam input untuk teknik penilaian. Pengukuran yang tidak memasukkan
penyesuaian atas risiko tidak akan merepresentasikan pengukuran nilai wajar jika pelaku pasar
akan memasukkan penyesuaian risiko ketika menentukan harga aset atau liabilitas.

PENGUNGKAPAN

Entitas mengungkapkan informasi yang membantu pengguna laporan keuangannya untuk menilai
kedua hal berikut:
1. Untuk aset/liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang (recurring) atau tidak
berulang (non-recurring) dalam laporan posisi keuangan setelah pengakuan awal, teknik
penilaian dan input yang digunakan untuk mengembangkan pengukuran tersebut
2. Untuk pengukuran nilai wajar yang berulang menggunakan level 3, dampar dari
pengukuran terhadap laba rugi atau penghasilan komprehensif lain dalam periode tersebut.

Entitas mempertimbangkan:

1. level detil yang dibutuhkan dalam persyaratan pengungkapan


2. banyak penekanan yang ditetapkan setiap persyaratan
3. banyak penggabungan/pemisahan
4. apakah pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi tambahan

Entias sedikitnya mengungkapkan informasi berikut untuk setiap kelas aset/liabilitas yang diukur
pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan setelah pengakuan awal:

1. untuk pengukuran nilai wajar berulang dan tidak berulang, pengukuran nilai wajar pada
akhir periode pelaporan, dan untuk pengukuran nilai wajar tidak berulang, alasan untuk
pengukuran.
2. untuk pengukuran nilai wajar berulang dan tidak berulang level hirarki nilai wajar dimana
pengukuran nilai wajar dikategorikan secara keseluruhan (Level 1, 2, atau 3)
3. untuk aset dan liabilitas yang dimiliki pada akhir periode pelaporan yang diukur pada nilai
wajar secara berulang
4. untuk pengukuran nilai wajar berulang dan tidak berulang yang dikategorikan dalam Level
2 dan Level 3 hirarki nilai wajar, penjelasan mengenai teknik penilaian dan input yang
digunakan dalam pengukuran nilai wajar.
5. untuk pengukuran nilai wajar berulang yang dikategorikan dalam Level 3 hirarki nilai
wajar, rekonsiliasi dari saldo awal ke saldo akhir, mengungkapkan secara terpisah
perubahan selama periode yang disebabkan oleh hal sebagai berikut:

• total keuntungan/kerugian untuk periode yang diakui dalam laba rugi


• total keuntungan/kerugian untuk periode yang diakui dalam penghasilan komprehensif
lain
• pembelian, penjualan, penerbitan dan penyelesaian
• jumlah perpindahan apapun kedalam atau keluar dari level 3 hirarki nilai wajar, untuk
menentukan kapan perpindahan antar level dianggap telah terjadi.

6. untuk pengukuran nilai wajar berulang dan tidak berulang yang dikategorikan dalam Level
3 hirarki nilai wajar, Jumlah total keuntungan/kerugian selama periode dlaam laba rugi
yang diatribusikan kepada perubahan dalam keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasi yang terkait dengan aset dan liabilitas yang dimiliki pada akhir periode
pelaporan
7. untuk pengukuran nilai wajar berulang dan tidak berulang yang dikategorikan dalam Level
3 hirarki nilai wajar, deskripsi proses penilaian yang digunakan oleh entitas
8. untuk pengukuran nilai wajar berulang yang dikategorikan dalam Level 3 hirarki nilai
wajar:
• seluruh pengukuran
• aset keuangan dan liablitias keuangan
• pengukuran nilai wajar berulang dan tidak berulang

Entitas menentukan kelas aset dan liabilitas sesuai dasar:

1. sifat, karakteristik dan risiko aset atau liabilitas; dan


2. level hirarki nilai wajar dimana pengukuran nilai wajar tersebut dikategorikan

Entitas mengungkapkan dan mengikuti kebijakannya secara konsisten untuk menentukan kapan
perpindahan level hirarki. Contoh dari kebijakan penentuan perpindahan tersebut termasuk hal:
a. tanggal peristiwa
b. awal periode pelaporan
c. akhir periode pelaporan

Untuk liabilitas yang diukur pada nilai wajar dan diterbitkan dengan peningkatan kualitas kredit
pihak ketiga yang takterpisahkan, penerbit mengungkapkan keberadaan peningkatan kualitas
kredit dan apakah hal tersebut telah tercerminkan dalam pengukuran nilai wajar liabilitas.

Anda mungkin juga menyukai