Anda di halaman 1dari 6

TUGAS STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

DENGAN TURP

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1) DAN


PENDIDIKAN PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA
INDONESIA
BEKASI
2024
JL. CUT MUTIA NO. 88A, SEPANJANG JAYA, KEC.
RAWALUMBU, KOTA BEKASI.
2024
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
A. Konsep Teori..........................................................................................................3
1. Definisi...............................................................................................................3
2. Indikasi Turp......................................................................................................3
3. Manfaat..............................................................................................................4
4. Persiapan operasi Turp.......................................................................................4
5. Prosedur Operasi Turp........................................................................................4
6. Pemulihan Operasi Turp.....................................................................................5
LAPORAN PENDAHULUAN HEMOROIDEKTOMI
A. Konsep Teori
1. Definisi
Pembesaran prostat atau benign prostatic hyperplasia rentan terjadi
seiring dengan pertambahan usia. Selain bisa menghambat keluarnya urine,
jika tak segera ditangani, gangguan prostat ini bisa berkembang menjadi
infeksi dan menurunkan fungsi ginjal. Operasi TURP adalah tindakan
penanganan yang lazim dilakukan di rumah sakit untuk menangani gangguan
prostat itu.
Dalam operasi TURP, dokter menggunakan alat bernama resektoskop
yang dimasukkan lewat saluran uretra untuk mengikis atau mengeruk
jaringan berlebih yang menghambat aliran urine pada prostat dan menariknya
keluar dari dalam tubuh. Karena itu, prosedur ini juga sering disebut operasi
kerok prostat di kalangan masyarakat awam. Resektoskop adalah alat
berbentuk tabung tipis dan kecil yang dilengkapi alat bantu visual dan alat
pemotong di ujungnya.
Operasi TURP adalah prosedur minimal invasif yang berarti tak ada
sayatan ataupun luka yang perlu dijahit karena resektoskop bisa dimasukkan
lewat saluran uretra. Pasien menjalani prosedur ini di bawah pengaruh bius
total sehingga tak sadarkan diri selama tindakan berlangsung. Ada
kemungkinan dokter anestesi menerapkan bius spinal sehingga pasien tetap
terjaga tapi tak merasakan apa pun hingga prosedur selesai.
2. Indikasi Turp
Dokter umumnya merekomendasikan operasi TURP kepada pasien yang
mengalami pembesaran prostat dengan gejala sedang hingga berat dan tak
menunjukkan perbaikan kondisi meski sudah diberi pengobatan. Prosedur
TURP dinilai sebagai penanganan paling efektif untuk masalah pembesaran
prostat, tapi ada sejumlah prosedur minimal invasif lain yang juga kian
efektif dengan risiko komplikasi yang lebih kecil dan waktu pemulihan
pasien lebih cepat.
Pasien dipandang perlu menjalani operasi TURP ketika gejala
pembesaran prostat kian mengganggu aktivitas sehari-hari dan berpotensi
makin parah, sementara obat-obatan tak berhasil memberikan solusi. Gejala
itu antara lain:
a. Retensi urine berulang
b. Gangguan Fungsi ginjak yang diakibatkan karena obstruksi pada prostat
c. Gagal terapi medikamentosa
d. Batu buli
e. Pendarahan berulang akibat BPH
f. Infeksi kandung kemih (sistitis) berulang
3. Manfaat
Operasi TURP membantu mengatasi gejala seputar masalah buang air
kecil akibat pembesaran prostat. Jaringan kelenjar prostat yang membesar
menghalangi laju urine sehingga perlu dikecilkan atau diangkat. Prosedur
TURP menjadi langkah solusi selanjutnya setelah tak ada respons terhadap
penggunaan obat-obatan.
Selain itu, lewat operasi ini dokter bisa mengambil spesimen patologis
pada akhir prosedur. Potongan kecil prostat bisa diambil untuk dianalisis di
bawah mikroskop. Hal ini penting bila pasien memiliki risiko mengalami
kanker prostat atau kandung kemih.
4. Persiapan operasi Turp
Persiapan operasi TURP dimulai beberapa hari sebelum tindakan untuk
mengecek apakah pasien merupakan kandidat yang tepat, termasuk untuk
memastikan keamanan pasien ketika diberi anestesi. Pasien antara lain perlu
menjalani tes darah dan elektrokardiogram untuk menilai kesehatan jantung.
Pasien juga harus memberi tahu dokter obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
Dokter mungkin meminta pasien stop menggunakan obat-obatan itu untuk
sementara waktu. Puasa makan dan minum selama setidaknya enam jam
sebelum tindakan umumnya wajib bagi semua pasien.
5. Prosedur Operasi Turp
Pertama-tama, pasien akan diberi anestesi sebelum prosedur operasi
TURP berjalan. Pasien bisa mendapat bius total ataupun spinal, tergantung
hasil evaluasi dokter anestesi terhadap kondisi pasien. Setelah efek bius
bekerja, dokter akan memasukkan resektoskop lewat saluran uretra dan
mengarahkannya ke kelenjar prostat.
Dengan alat tersebut, dokter mengikis jaringan berlebih pada kelenjar
prostat sedikit demi sedikit. Jaringan yang terkikis kemudian di-flush dengan
kateter agar masuk ke kandung kemih sehingga bisa dikeluarkan dari dalam
tubuh. Prosedur ini berlangsung selama sekitar 30-60 menit.
6. Pemulihan Operasi Turp
Seusai operasi TURP, pasien biasanya perlu menjalani rawat inap selama
1-2 hari untuk pemulihan. Setelah kondisinya dinyatakan stabil, pasien baru
bisa pulang. Mungkin dokter akan memasang kateter urine untuk
memudahkan buang air kecil sehingga pasien perlu memperhatikan
perawatan alat bantu ini. Kateter bisa dilepas saat menjalani kontrol di rumah
sakit seusai tindakan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : Mengenal Operasi Hemoroidektomi, Cara Ampuh untuk Mengatasi Ambeien -
Alodokter
Sumber : Hemoroidektomi, Operasi untuk Mengobati Ambeien (halodoc.com)

Anda mungkin juga menyukai