Anda di halaman 1dari 3

Pengertian TURP

- Suatu operasi pengangkatan jaringan prostat lewat uretra menggunakan


resektroskop. Merupakan operasi tertutup tanpa insisi serta tidak mempunyai efek
merugikan terhadap potensi kesembuhan.
- Transurethral resection of the prostate (TURP) dapat dipakai sebagai criteria
standar untuk mengurangi bladder outlet obstruction (BOO) secondary to
BPH. TURP merupakan metode paling sering digunakan dimana jaringan prostat
yang menyumbat dibuang melalui sebuah alat yang dimasukkan melalui uretra (saluran
kencing). Merupakan salah satu jenis operasi endoskopi yang banyak dilakukan saat ini
adalah TURP (transurethral resection of the prostate) dimana kelenjar prostat
dipotong dengan cara dikerok dengan menggunakan energi listrik.
Dampak TURP
1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat. Timbulnya perubahan
pemeliharaan kesehatan karena tirah baring selama 24 jam pasca
turp. Adanya keluhan nyeri karena spasme buli-buli memerlukan
penggunaan antipasmodik sesuai terap dokter.
2. Pola nutrisi dan metabolisme klien yang dilakukan anasthesi SAB
tidak boleh makan dan minum sebelum flatus
3. Pola eliminasi. Pada klien dapat terjadi hematuri setelah tindakan
TURP. Retensi urine dapat terjadi bila terdapat bekuan darah
pada kateter. Sedangkan inkontinensia dapat terjadi setelah
kateter dilepas.
4. Pola aktivitas dan latihan. Adanya keterbatasan aktivitas karena
kondisi klien yang lemah dan terpasang traksi keteter selama 6-24
jam. Pada paha yang dilakukan perekatan kateter tidak boleh
fleksi selama traksi masih diperlukan.
5. Pola tidur dan istirahat. Rasa nyeri dan perubahan situasi karena
hospitalisasi dapat mempengaruhi pola tidur dan istirahat.
6. Pola kognitif dan perseptual. Sistem penglihatan, pendengaran,
pengecap, peraba dan panghidu tidak mengalami gangguan
pasca TURP
7. Pola persepsi dan konsep diri. Klien dapat mengalami cemas
karena kurang pengetahuan tentang perawatan serta komplikasi
BPH pasca TURP
8. Pola hubungan dan peran karena klien harus menjalani perawatan
di RS, maka dapat mempengaruhi hubungan dan peran klien baik
dalam keluarga, tempat kerja, dan masyarakat.
9. Pola reproduksi sexual. Tindakan TURP dapat menyebabkan
impotensi dan ejakulasi retrograd

indikasi TURP
Secara umum indikasi untuk metode TURP adalah pasien dengan gejala sumbatan
yang menetap, progresif akibat pembesaran prostat, atau tidak dapat diobati dengan
terapi obat lagi. Indikasi TURP ialah gejala-gejala dari sedang sampai berat, volume
prostat kurang dari 60 gram dan pasien cukup sehat untuk menjalani operasi
Operasi ini dilakukan pada prostat yang mengalami pembesaran antara 30-60 gram,
alasan dilakukannya TURP
Karena prostat mengalami pembesaran, dan harus dilakukan TURP guna mengeruk
prostat tersebut.
waktu yang tepat dilakukannya TURP
Prosedur ini dilakukan dengan anestesi regional atau umum dan membutuhkan
perawatan inap selama 1-2 hari. Proses TURP tidak boleh lebih dari 1 jam.
mekanisme TURP
TURP dilakukan dengan memakai alat yang disebut resektoskop dengan suatu
lengkung diathermi. Jaringan kelenjar prostat diiris selapis demi selapis dan
dikeluarkan melalui selubung resektoskop. Perdarahan dirawat dengan memakai
diathermi, biasanya dilakukan dalam waktu 30 sampai 120 menit, tergantung
besarnya prostat. Selama operasi dipakai irigan akuades atau cairan isotonik tanpa
elektrolit. Prosedur ini dilakukan dengan anastesi regional ( Blok Subarakhnoidal
/ SAB / Peridural ). Setelah itu dipasang kateter nomer Ch. 24 untuk beberapa
hari. Sering dipakai kateter bercabang tiga atau satu saluran untuk spoel yang
mencegah terjadinya pembuntuan oleh pembekuan darah. Balon dikembangkan dengan
mengisi cairan garam fisiologis atau akuades sebanyak 30 50 ml yang digunakan
sebagai tamponade daerah prostat dengan cara traksi selama 6 24 jam.Traksi
dapat dikerjakan dengan merekatkan ke paha klien atau dengan memberi beban
(0,5 kg) pada kateter tersebut melalui katrol. Traksi tidak boleh lebih dari 24 jam karena
dapat menimbulkan penekanan pada uretra bagian penoskrotal sehingga
mengakibatkan stenosis buli buli karena ischemi. Setelah traksi dilonggarkan
fiksasi dipindahkan pada paha bagian proximal atau abdomen bawah. Antibiotika
profilaksis dilanjutkan beberapa jam atau
24 48 jam pasca bedah. Setelah urin yang keluar jernih kateter dapat dilepas
.Kateter biasanya dilepas pada hari ke 3 5. Untuk pelepasan kateter, diberikan
antibiotika 1 jam sebelumnya untuk mencegah urosepsis. Biasanya klien boleh
pulang setelah miksi baik, satu atau dua hari setelah kateter dilepas
Peran perawat dalam proses TURP
Perawat tidak berwenang dalam proses TURP karena yang berwenang adalah
dokter. Perawat hanya membantu dokter dalam proses TURP. Dan perawat
berwenang untuk merawat pasien pasca TURP.

Anda mungkin juga menyukai