Anda di halaman 1dari 11

Tugas Akuntansi Sektor Publik Minggu 4

Sistem Penganggaran dan Keputusan Investasi Pada Sektor Publik


Manajemen Sektor Publik

I Putu Oka Ardi Darma Yoga (2302030006)

Primakara University
Bali
2024

RANGKUMAN MATERI
PENGERTIAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran publik berisi rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam
bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter.
Menurut Mardiasmo anggaran sektor publik merupakan suatu rencana
keuangan yang disusun oleh pemerintah atau lembaga-lembaga publik untuk
mengatur pengeluaran dan penerimaan dana dalam jangka waktu tertentu,
biasanya satu tahun fiskal. Anggaran ini memuat estimasi atau perkiraan tentang
jumlah pendapatan yang akan diterima oleh pemerintah dari berbagai sumber,
serta alokasi dana untuk berbagai program, kegiatan, dan proyek yang
direncanakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Secara singkat dapat dinyatakan bhwa anggaran public merupakan suatu rencana
finansial yang menyatakan:
1. Berapa biaya atas rencana – rencana yang dibuat
2. Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai
rencana tersebut.
KONSEP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak
dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial,
sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu
anggaran.
Secara umum berikut aspek – aspek yang harus tercakup dalam anggaran sector
public meliputi:
1. Aspek perencanaan
2. Aspek pengendalian
3. Aspek akuntabilitas public

Sedangkan menurut Mardiasmo ada lebih banyak dan lebih rinci sebagai berikut:
1. Keterbukaan dan Transparansi: Penganggaran sektor publik harus
dilakukan secara terbuka dan transparan, sehingga masyarakat dapat
memahami bagaimana dana publik digunakan dan mengawasi
penggunaannya.
2. Partisipasi Publik: Melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses
penyusunan anggaran, baik melalui mekanisme konsultasi publik, forum
diskusi, atau mekanisme partisipasi langsung lainnya.
3. Pencapaian Tujuan Publik: Anggaran sektor publik harus diarahkan
untuk mencapai tujuan-tujuan publik yang telah ditetapkan, seperti
pembangunan ekonomi, peningkatan kesejahteraan masyarakat,
pemberantasan kemiskinan, dan perlindungan lingkungan.
4. Efisiensi dan Efektivitas: Penganggaran sektor publik harus
memperhatikan efisiensi dalam penggunaan sumber daya dan efektivitas
dalam mencapai hasil yang diinginkan dengan dana yang tersedia.
5. Keadilan dan Kesejahteraan Sosial: Anggaran sektor publik harus
memperhatikan prinsip keadilan dan kesejahteraan sosial, dengan
memastikan alokasi dana untuk mendukung kelompok masyarakat yang
rentan dan memperkecil kesenjangan sosial.
6. Fleksibilitas: Penganggaran sektor publik perlu memiliki fleksibilitas
untuk menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi ekonomi, sosial, dan
politik yang terjadi di tengah-tengah proses pelaksanaannya.
7. Akuntabilitas dan Pengawasan: Pemerintah atau lembaga-lembaga
publik bertanggung jawab untuk menjelaskan penggunaan dana publik
kepada masyarakat dan lembaga pengawas, serta menerima umpan balik
terkait kinerja penganggaran.
8. Kestabilan Makroekonomi: Penganggaran sektor publik juga perlu
memperhatikan stabilitas makroekonomi, seperti menjaga keseimbangan
fiskal dan mengendalikan inflasi.

FUNGSI ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Fungsi anggaran sektor publik sangat penting dalam mengatur keuangan
pemerintah dan memastikan penggunaan dana publik yang efisien dan efektif.
Berikut penjelasan dari setiap fungsi tersebut:
1. Sebagai alat perencanaan: Anggaran sektor publik digunakan sebagai
alat perencanaan untuk menentukan prioritas pengeluaran dan alokasi dana
sesuai dengan tujuan-tujuan pembangunan dan kebutuhan masyarakat.
2. Alat pengendalian: Anggaran sektor publik berperan sebagai alat
pengendalian untuk memastikan bahwa penggunaan dana publik sesuai
dengan rencana dan tidak melebihi batas yang telah ditetapkan.
3. Alat kebijakan fiskal: Anggaran sektor publik juga berfungsi sebagai alat
kebijakan fiskal untuk mengatur permintaan agregat, mempengaruhi
tingkat investasi, konsumsi, dan pendapatan masyarakat, serta menjaga
keseimbangan fiskal.
4. Alat politik: Anggaran sektor publik dapat digunakan sebagai alat politik
untuk mengatur distribusi dana publik sesuai dengan preferensi dan
prioritas politik yang ada.
5. Alat koordinasi dan komunikasi: Anggaran sektor publik membantu
dalam koordinasi dan komunikasi antara berbagai lembaga dan unit
pemerintahan dalam mengatur keuangan negara dan pelaksanaan program-
program pemerintah.
6. Alat penilaian kinerja: Anggaran sektor publik memberikan dasar untuk
menilai kinerja pemerintah dan lembaga-lembaga publik dalam mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
7. Alat motivasi: Anggaran sektor publik dapat digunakan sebagai alat
motivasi untuk mendorong kinerja yang lebih baik dari lembaga-lembaga
publik dalam pengelolaan dana publik dan pencapaian tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan.
8. Alat menciptakan ruang publik: Anggaran sektor publik juga
menciptakan ruang publik untuk partisipasi masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan keuangan negara dan memantau penggunaan dana
publik.

PRINSIP-PRINSIP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Prinsip-prinsip anggaran sektor publik adalah panduan atau pedoman yang
digunakan dalam penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi anggaran pemerintah.
Berikut adalah beberapa prinsip-prinsip tersebut:
1. Keterbukaan dan Transparansi: Anggaran sektor publik harus disusun
dan dilaksanakan secara terbuka dan transparan, sehingga informasi
mengenai penggunaan dana publik dapat diakses oleh masyarakat umum.
2. Akuntabilitas: Pemerintah bertanggung jawab untuk menjelaskan
penggunaan dana publik kepada masyarakat dan lembaga pengawas, serta
menerima umpan balik terkait kinerja penganggaran.
3. Partisipasi Publik: Masyarakat harus dilibatkan dalam proses penyusunan
anggaran melalui mekanisme partisipasi seperti konsultasi publik atau
forum diskusi, sehingga kepentingan masyarakat dapat tercermin dalam
alokasi dana.
4. Keterbatasan Sumber Daya: Penyusunan anggaran harus
memperhitungkan keterbatasan sumber daya yang tersedia, sehingga
pengeluaran harus sesuai dengan pendapatan yang ada dan tidak melebihi
kemampuan fiskal negara.
5. Keadilan dan Kesejahteraan Sosial: Prinsip keadilan dan kesejahteraan
sosial harus menjadi pertimbangan utama dalam alokasi dana publik,
dengan memastikan bahwa dana dialokasikan secara adil untuk
mendukung kelompok masyarakat yang rentan.
6. Efisiensi dan Efektivitas: Penggunaan dana publik harus efisien dan
efektif, dengan memastikan bahwa pengeluaran mencapai hasil yang
diinginkan dengan biaya yang minimal.
7. Konsistensi dan Kesinambungan: Anggaran sektor publik harus
konsisten dengan kebijakan pemerintah dan tujuan pembangunan jangka
panjang, serta mencakup perencanaan jangka panjang untuk mencapai
kesinambungan keuangan.
8. Fleksibilitas: Anggaran harus memiliki tingkat fleksibilitas yang cukup
untuk menanggapi perubahan kondisi ekonomi, sosial, dan politik yang
terjadi selama periode anggaran.
9. Pengendalian dan Pengawasan: Anggaran sektor publik harus disertai
dengan mekanisme pengendalian dan pengawasan yang ketat untuk
memastikan bahwa penggunaan dana publik sesuai dengan rencana dan
tidak menimbulkan penyalahgunaan.

JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Terdapat beberapa jenis anggaran sektor publik yang digunakan dalam
pengelolaan keuangan pemerintah secara umum. Berikut adalah beberapa di
antaranya:
1. Anggaran Operasional: Anggaran operasional merupakan jenis anggaran
yang memperhitungkan pengeluaran rutin pemerintah untuk menjalankan
kegiatan operasional, seperti pembayaran gaji pegawai, biaya administrasi,
dan operasional sehari-hari.
2. Anggaran Modal: Anggaran modal adalah jenis anggaran yang
memperhitungkan pengeluaran untuk investasi jangka panjang, seperti
pembangunan infrastruktur, pengadaan aset tetap, dan proyek-proyek
pembangunan lainnya.
3. Anggaran Fleksibel: Anggaran fleksibel memberikan fleksibilitas kepada
manajemen dalam penggunaan dana sesuai dengan kebutuhan yang
muncul selama periode anggaran, tanpa harus meminta persetujuan
tambahan.
4. Anggaran Tidak Fleksibel: Sebaliknya, anggaran tidak fleksibel
memiliki batasan yang ketat dalam alokasi dana dan penggunaannya,
sehingga setiap perubahan memerlukan persetujuan yang lebih banyak.
5. Anggaran Berbasis Kinerja: Anggaran berbasis kinerja menggunakan
kinerja dan hasil sebagai dasar dalam alokasi dana, dengan fokus pada
pencapaian tujuan dan pengukuran efisiensi, efektivitas, dan produktivitas.
6. Anggaran Partisipatif: Anggaran partisipatif melibatkan partisipasi
masyarakat dalam proses penyusunan anggaran, sehingga memungkinkan
partisipasi langsung dalam menentukan prioritas pengeluaran pemerintah.
7. Anggaran Program: Anggaran program mengalokasikan dana
berdasarkan program-program tertentu yang diidentifikasi oleh pemerintah
sebagai prioritas untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
8. Anggaran Multi-tahunan: Anggaran multi-tahunan melibatkan
perencanaan dan alokasi dana untuk periode lebih dari satu tahun, biasanya
untuk proyek-proyek besar yang memerlukan investasi jangka panjang.
9. Anggaran Berbasis Nol (Zero-based Budgeting): Anggaran berbasis nol
mensyaratkan bahwa setiap program atau kegiatan harus
dipertanggungjawabkan kembali dari awal pada setiap periode anggaran
baru, tanpa mempertimbangkan anggaran sebelumnya.

PROGRAM INVESTASI SEKTOR PUBLIK


Dalam melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat, pemerintah
dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan investasi publik. Keputusan
investasi publik diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program, kegiatan, dan
fungsi yang menjadi prioritas kebijakan. Pengeluaran untuk investasi publik harus
mendapat perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran
rutin,karena pengeluaran investasi/modal memiliki efek jangka panjang,
sedangkan pengeluaran rutin lebih berdampak jangka pendek.
Investasi publik memiliki kaitan yang erat dengan penganggaran
modal/investasi. Penganggaran Modal/investasi merupakan proses untuk
menganalisis proyek-proyek dan memutuskan apakah proyek tersebut dapat
diakomodasi oleh anggaran modal/investasi. Di kebanyakan negara berkembang,
anggaran pembangunan dan anggaran rutin dipisahkan. Fokus Perhatiannya
ditujukan untuk mengintegrasikan kebijakan dengan pengeluaran manajemen.
Dalam Praktiknya terdapat permasalahan yang sulit diselesaikan, di antaranya
adalah:
 Memastikan bahwa program investasi publik yang diajukan merupakan
program yang komprehensif.
 Memperkirakan pengeluaran yang dibutuhkan di masa yang akan datang.
 Mengevaluasi relevansi proyek-proyek yang ada.
 Mengembangkan analisis dan perencanaan untuk pengeluaran investasi
dan pengeluaran rutin.

PENENTUAN KEBUTUHAN INVESTASI PUBLIK


Pada prinsipnya banyak kebutuhan yang diperlukan yang dapat dicapai
dengan cara kemudahan dan keringan dengan sistem yang digunakan. Penentuan
kebutuhan investasi public berkaitan dengan jumlah anggaran yang akan
ditetapkan bagi masing – masing unit organisasi. Ada beberapa cara dalam
menggolongkan usul – usul investasi. Salah satu penggolongannya adalah:
1. Investasi Penggantian: Investasi penggantian merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk mengganti atau memperbaharui aset yang sudah ada yang
sudah tidak layak pakai atau sudah usang. Pendekatan ini penting untuk
memastikan kelancaran operasional dan menjaga kualitas pelayanan.
Mardiasmo mungkin menekankan pentingnya pemeliharaan terjadwal dan
perawatan preventif untuk memperpanjang umur pakai aset.
2. Investasi Penambahan Kapasitas: Investasi penambahan kapasitas
adalah langkah untuk meningkatkan kemampuan produksi atau layanan
suatu unit organisasi guna mengantisipasi peningkatan permintaan atau
kebutuhan masyarakat. Dalam pandangan Mardiasmo, hal ini mungkin
dicontohkan dengan pembangunan infrastruktur baru atau perluasan
fasilitas yang sudah ada untuk mengakomodasi pertumbuhan.
3. Investasi Baru: Investasi baru merujuk pada pengeluaran untuk memulai
proyek atau program yang sebelumnya belum ada. Mardiasmo mungkin
menekankan perlunya analisis kelayakan yang cermat sebelum memulai
investasi baru, termasuk kajian dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Dalam setiap jenis investasi, Mardiasmo mungkin juga menyoroti pentingnya
transparansi, akuntabilitas, dan pengawasan yang ketat dalam pengelolaan dana
publik. Selain itu, dia mungkin menekankan perlunya keseimbangan antara
kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang, serta pemenuhan kebutuhan
masyarakat yang beragam dalam proses penentuan prioritas investasi publik.

ASPEK KELAYAKAN INVESTASI


Aspek – aspek yang pada umumnya memberikan suatu nilai kelayakan
pada investasi yang dipakai dan dijalankan dengan cara dilematis dan cara yang
profesional yang cukup mahir untuk menghasilkan skala nilai uang yang diperoleh
dn diinginkan. Dalam perencanaan dan analisis investasi harus dipertimbangkan
beberapa aspek yang secara bersama – sama menunjukkan keuntungan atau
manfaat yang diperoleh akibat adanya suatu investasi tertentu. Karena aspek –
aspek tersebut satu sama lain saling berhubungan dan saling mempengaruhi
1. Aspek teknis. merupakan bagian penting dari analisiS investasi yang
harus diprtimbangkan jika suatu usulan investasi sudah tidak layak dilihat
dari aspek teknisnya, maka usulan tersebut menduduki prioritas pertama
untuk ditolak
2. Aspek sosial dan budaya. Untuk melaksanakan suatu proyek maka perlu
mempertimbangkan implikasi sosial yang lebih luas dari investasi yang
diusulkan.
3. Aspek ekonomi dan financial. Pertimbangan aspek ekonomi meliputi
kegiatan menganalisis apakah suatu proyek yang diusulkan akan
memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembangunan perekonomian
secara keseluruhan
4. Aspek distribusi. Keputusan investasi merupakan keputusan yang perlu
dikaitkan dengan masalah distribusi pelayanan public secara adil dan
merata.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI PUBLIK


Suatu hal yang kompleks dan dominan yang mempelajari perihal investasi
publik yang digunakan dan dilanjutkan dengan keragaman secara berkala dan
sistematis. Faktor – factor yang harus dipertimbangkan dalam analisis investasi
public adalah:
1. Tingkat Diskonto. Tingkat diskonto merefleksikan tingkat keuntungan
(rate of return) yang diperoleh dari suatu proyek dengan tingkat risiko
tertentu. Apabila suatu proyek tidak memberikan return yang disyaratkan,
maka proyek tersebut harus ditolak. Penghitungan tingkat diskonto
merupakan bagian yang cukup komplek dalam analisis investasi.
2. Tingkat Inflasi. Tingkat inflasi di suatu negara merupakan bagian penting
yang harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan investasi.
Karena semakin tinggi tingkat inflasi akan semakin tinggi cost. Dengan
semakin tinggi operasional cost mengakibatkan tingkat kembalian
menurun, bahkan dapat dibawah rate of return. Sehingga inflasi sangat
berpengaruh terhadap keputusan investasi.
3. Risiko Ketidakpastian. Apabila tingkat risiko ketidakpastian semakin
tinggi, maka besaran rate of return juga semakin tinggi. Hal ini dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain : tingkat pertumbuhan
ekonomi suatu negara, kebijakan yang tidak konsisten, dan situasi makro
yang tidak kondusif. Terjaminnya tingkat keamanan berinvestasi,
penegakan hukum dan demokrasi dapat menurunkan faktor ketidakpastian
disuatu negara.
4. Capital Rationing. Capital rationing adalah merupakan suatu keadaan
ketika organisasi menghadapi masalah ketersediaan dana untuk melakukan
pengeluaran investasi. Dalam keadaan seperti tersebut diatas, terdapat
berbagai alternatif investasi yang cukup feasible tetapi tidak tersedia dana
yang cukup, sehingga proyek tidak dapat dilakukan. Pada sektor privat
cukup jelas, bahwa tingkat diskonto merupakan pertimbangan, apakah
suatu proyek layak dilaksanakan atau tidak, yaitu dengan membandingkan
dengan ”kembalian yang disyaratkan” (Rate Of Return).

TEKNIK DASAR PENENTUAN INVESTASI PUBLIK


Pada dasarnya, prinsip penilaian investasi sangat sederhana. Terdapat
empat langkah utama untuk mengevaluasi suatu proyek investasi, yaitu:
1. Identifikasi kebutuhan investasi yang mungkin dilakukan. Organisasi
sektor publik seringkali dihadapkan pada banyak alternatif investasi untuk
mencapai tujuan organisasinya. Oleh karena itu perlu diidentifikasi
alternatif-alternatif yang memungkinkan untuk dianalisis lebih lanjut.
2. Menentukan semua manfaat dan biaya dari proyek yang akan
dilaksanakan (cost/benefit relationship). Perhitungan manfaat dan biaya
harus pula memasukkan analisis manfaat dan biaya sosial (social
cost/benefit) yang ditimbulkan dari investasi publik yang akan dilakukan
pada Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran Kinerja Sektor
Publik organisasi sektor publik/ Biaya dan manfaat sering kali tidak dapat
secara langsung diukur dengan satuan uang, sehingga teknik-teknik
analisis biaya manfaat sangat cocok untuk diterapkan.
3. Menghitung manfaat dan biaya dalam rupiah. menghitung manfaat dan
biaya investasi dalam satuan rupiah. Terkadang terdapat kesulitan dalam
langkah kedua ini. Kesulitan yang dihadapi adalah apabila biaya dan
manfaat dari suatu proyek tidak dapat diukur dalam bentuk rupiah.
4. Memilih proyek yang memiliki manfaat terbesar dan efektivitas biaya
yang tinggi. Rasio biaya dan manfaat atau efektivitas biaya merupakan
titik awal penentuan penerimaan proyek, ada banyak ketidakpastian yang
dapat mempengaruhi perhitungan. Dapat menggunakan analisis moneter,
yang mungkin mengindikasi bahwa proyek akan memberikan nilai uang
terbaik.
TUGAS INDIVIDU
1. Jelaskan konsep revienting government!
2. Jelaskan apakah di system anggaran di Indonesia sebaiknya memperbesar
jumlah anggaran atau memperbesar apparat pelaksana anggaran!
3. Jelaskan konsep dan langkah-langkah dari cost benefit analysis dan cost
effectiveness analysis!

Jawaban

1. Menurut Mardiasmo memberikan pandangan yang cermat terkait dengan


konsep reinventing government atau pengembangan kembali
pemerintahan.

Meskipun tidak ada informasi yang spesifik mengenai pandangannya


terhadap konsep ini, namun dari sudut pandang akuntansi sektor publik
yang ditekuninya, Mardiasmo kemungkinan akan menyoroti beberapa
aspek kunci, seperti:

 Pengelolaan Keuangan yang Efisien: Mardiasmo mungkin


menekankan pentingnya penerapan praktik-praktik manajemen
keuangan yang efisien dan efektif dalam penyelenggaraan
pelayanan publik. Ini mencakup pemantauan pengeluaran,
pengendalian biaya, dan perencanaan anggaran yang lebih baik.
 Transparansi dan Akuntabilitas: Mardiasmo kemungkinan akan
menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan pemerintah. Konsep reinventing government
dapat dipandang sebagai upaya untuk meningkatkan transparansi
dalam pengelolaan keuangan publik dan meningkatkan
pertanggungjawaban atas penggunaan dana publik.
 Penerapan Teknologi Informasi: Sebagai pakar di bidang
akuntansi, Mardiasmo mungkin juga akan menyoroti peran
teknologi informasi dalam mendukung reformasi pemerintahan.
Penggunaan teknologi informasi dapat membantu meningkatkan
efisiensi operasional, mengurangi biaya administrasi, dan
meningkatkan aksesibilitas informasi bagi masyarakat.
 Partisipasi Masyarakat: Mardiasmo mungkin juga akan
menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan pemerintah. Konsep reinventing
government dapat dipandang sebagai upaya untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan dan
pengawasan terhadap kinerja pemerintah.
Dalam konteks konsep reinventing government, Mardiasmo kemungkinan
akan melihatnya sebagai kesempatan untuk meningkatkan efisiensi,
akuntabilitas, dan transparansi dalam penyelenggaraan pelayanan publik,
serta untuk memperkuat partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan pemerintah.

2. Apakah lebih baik menambah jumlah uang yang tersedia untuk digunakan
(anggaran) atau menambah jumlah orang yang bertanggung jawab atas
penggunaan uang tersebut (apparat pelaksana anggaran)
 Memperbesar Jumlah Anggaran: Ini artinya menambah jumlah
uang yang dialokasikan oleh pemerintah untuk berbagai keperluan,
seperti pembangunan jalan, layanan kesehatan, atau pendidikan.
Hal ini bisa berguna jika ada kebutuhan mendesak untuk
meningkatkan layanan publik, seperti pembangunan rumah sakit
baru atau perbaikan jalan raya yang rusak.
 Memperbesar Apparat Pelaksana Anggaran: Ini artinya
menambah jumlah orang yang bekerja untuk pemerintah dan
bertanggung jawab atas penggunaan uang tersebut. Lebih banyak
orang ini dapat membantu pemerintah dalam mengelola dan
melaksanakan program-programnya dengan lebih baik. Mereka
juga bisa membantu memastikan bahwa uang tersebut digunakan
dengan benar dan efisien.

Namun, penting untuk mencatat bahwa kedua opsi ini memiliki


keuntungan dan tantangan masing-masing. Misalnya, menambah anggaran
bisa membantu memperbaiki layanan yang ada, tetapi juga bisa
meningkatkan risiko pemborosan atau penyelewengan. Sementara
menambah apparat pelaksana anggaran bisa membantu meningkatkan
pengawasan, tetapi juga bisa menambah biaya administrasi pemerintah.
Oleh karena itu, keputusan haruslah seimbang dan didasarkan pada
kebutuhan serta kemampuan pemerintah.

3. Cost benefit analysis dan Cost effectiveness analysis


Cost-Benefit Analysis (CBA):
Konsep: Cost-benefit analysis (CBA) adalah suatu metode untuk
mengevaluasi proyek atau kebijakan dengan membandingkan manfaat
yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan. Dalam CBA, semua
manfaat dan biaya diukur dan diestimasi dalam satuan moneter untuk
memudahkan perbandingan.
Langkah-langkah:
 Identifikasi dan deskripsi proyek atau kebijakan yang akan
dievaluasi.
 Identifikasi semua manfaat yang dihasilkan oleh proyek tersebut,
baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung.
 Identifikasi semua biaya yang terkait dengan proyek, termasuk
biaya langsung dan biaya tidak langsung.
 Mengukur semua manfaat dan biaya dalam satuan moneter.
 Lakukan perhitungan net benefit (manfaat bersih) dengan
mengurangkan total biaya dari total manfaat.
 Evaluasi net benefit untuk menentukan apakah proyek tersebut
layak dilaksanakan atau tidak. Jika net benefit positif, proyek
dianggap menguntungkan; jika negatif, proyek dianggap tidak
layak.

Cost-Effectiveness Analysis (CEA):


Konsep: Cost-effectiveness analysis (CEA) adalah suatu metode untuk
mengevaluasi proyek atau kebijakan dengan membandingkan biaya yang
dikeluarkan dengan tingkat efektivitasnya dalam mencapai tujuan tertentu.
Dalam CEA, manfaat tidak diukur dalam satuan moneter, tetapi dalam
satuan non-moneter yang relevan dengan tujuan proyek atau kebijakan.
Langkah-langkah:
 Identifikasi dan deskripsi proyek atau kebijakan yang akan
dievaluasi.
 Tentukan ukuran atau indikator efektivitas yang akan digunakan
untuk menilai keberhasilan proyek atau kebijakan.
 Identifikasi semua biaya yang terkait dengan proyek, termasuk
biaya langsung dan biaya tidak langsung.
 Lakukan perhitungan cost-effectiveness ratio (rasio biaya-
efektivitas) dengan membagi total biaya dengan ukuran efektivitas
yang dipilih.
 Bandingkan cost-effectiveness ratio dari beberapa alternatif proyek
atau kebijakan untuk menentukan yang paling efektif dalam
mencapai tujuan yang sama.

Anda mungkin juga menyukai