Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH VIDEOGRAFI

MATA KULIAH INDEPTH NEWS

Di Susun Oleh :

Gagah Ghaisan (12105030)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

2024
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. yang telah memberikan rahmat
dan izin kepada saya untuk membuat karya tulis ini. Tak lupa pula sholawat serta salam
kepada baginda kita Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alahai Wasallam. Semoga syafaat beliau
mengalir kepada kita sampai akhir kelak.

Tujuan makalah yang berjudul “Komunikasi Penyiaran Di Media Cetak” ini sebagai
bahan materi untuk tugas presentasi yang telah diberikan dosen kami, yakni bapak Kundori
Selaku dosen mata kuliah Indepth News.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak yang harus diperbaiki. Jika ada kesalahan kata atau isi dari makalah ini.

Saya mohon maaf sebesar-besarnya. Saya berharap makalah ini tidak hanya menjadi
tugas saja, semoga makalah ini memberikan banyak manfaat dan pengetahuan bagi siapa saja
yang membacanya.

i
DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN.................................................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................................1
C. TUJUAN............................................................................................................................................1

BAB II..................................................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN..................................................................................................................................... 2

A. ASPECT RADIO................................................................................................................................2
B. ANGLE CAMERA..............................................................................................................................3
C. BASIC CAMERA & GEAR................................................................................................................5
D. COLOR.............................................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................. 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Film dokumenter merupakan rekaman kejadian yang diambil langsung saat
kejadian nyata sedang terjadi. Film dokumenter juga berarti menampilkan kembali
fakta yang ada dalam kehidupan. Dalam film dokumenter, unsur hiburan memang
tidak terlalu ditonjolkan. Hal yang menjadi poin penting tentunya adalah pesan khusus
dari tema film dokumenter tersebut. Meski begitu dalam beberapa film dokumenter
juga menampilkan unsur entertain yang cukup.
Film dokumenter terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu biografi, traveling,
ilmu pengetahuan, investigasi, serta sejarah. Salah satu jenis film dokumenter yang
hendak penulis angkat ialah dokumenter Sejarah. Adapun yang dimaksud dengan
sejarah berisi tentang rekaman kejadian dan peristiwa bersejarah yang terjadi di masa
lalu, bisa berupa perang, biografi, musik, kehidupan masa lalu dan lain-lain.Pada
masa sekarang, film sejarah sudah banyak diproduksi terutama karena kebutuhan
masyarakat akan pengetahuan dari masa lalu. Tingkat pekerjaan masyarakat yang
tinggi sangat membatasi mereka untuk mendalami pengetahuan tentang sejarah, hal
inilah yang ditangkap oleh televisi untuk memproduksi film-film musik.
Didalam Video Dokumenter sendiri terdapat beberapa aspek-aspek yaitu
Aspect Ratio, Angle Camera, Basic Camera & Gear, dan Color yang menjadi unsur
penting agar mendapatkan hasil yang maximal.
B. Rumusan Masalah
1. Aspect Ratio
2. Angle Camera
3. Basic Camera & Gear
4. Color
C. Tujuan
Dengan merinci setiap aspek ini, tujuan penjelasan adalah memberikan landasan
pemahaman yang kokoh kepada pembaca. Hal ini diharapkan dapat membantu
mereka dalam menciptakan dan mengapresiasi karya visual dengan lebih baik, baik
sebagai penggiat seni visual maupun sebagai penikmatnya.

1
BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Aspect Radio
Menentukan Aspek Rasio dalam produksi film/video sangat diperlukan guna
memastikan film yang akan dibuat sesuai dengan media penayangannya. Ketepatan
memilih aspek rasio dapat menghindari terjadinya distorsi visual, mengingat media
output sangat beragam jenisnya seperti bioskop, televisi, internet, gadged dan lain
sebagainya. Aspek Rasio (Aspect Ratio) merupakan perbandingan proporsi antara
lebar (width) dan tinggi (height) pada bidang gambar video/film. Aspek rasio tidak
memiliki satuan ukuran (cm,inch, px dll), namun secara umum hanya dinyatakan
dengan dua angka yang dipisahkan dengan titik dua, misalnya 4 : 3 atau 16 : 9. Ada
tiga cara yang biasa dipakai dalam penulisan aspek rasio, pertama dalam bentuk
sederhana panjang : lebar (W:H), cara kedua dengan menulis angka desimal:1 dan
ketiga hanya ditulis angka desimalnya saja. Contoh untuk penulisan aspek rasio 16:9
atau 1,77:1 atau 1,77.
Secara umum, para pembuat film menentukan aspek rasio berdasar pada apa
yang sudah ada pada kamera. Adapun aspek rasio pada kamera yang kebanyakan
beredar di Indonesia menggunakan 1.33:1 atau yang lebih dikenal 4:3 dan
menggunakan 1.77:1 (16:9) atau yang sering disebut widescreen. Aspek rasio 4:3
biasa dipakai pada televisi CRT dan monitor komputer tradisional. Sedangkan aspek
rasio 16:9 digunakan untuk televisi jenis HDTV dan monitor komputer layar LCD
(Liquid) Aspek rasio 4:3 akan menampilkan gambar dengan baik pada media yang
mampu memproyeksikan dengan aspek rasio 4:3 juga, misal televisi CRT. Apabila
televisi CRT tersebut menayangkkan video format 16:9 maka akan menghasilkan
distorsi visual dimana obyek dipaksa menyempit dan terlihat lebih ramping.
Untuk menghindari distorsi gambar pada televisi CRT, biasanya stasiun
televisi yang akan menayangkan film dengan aspek rasio 16:9 akan melakukan
croping gambar sisi kanan dan kiri agar terlihat full sreen di monitor, hal ini sering
dilakukan saat penayangan film-film Indonesia lawas. Cara lain agar video format
16:9 dapat tayang di televisi CRT dengan baik adalah dengan menampilkan
keseluruhan video meski dengan resiko akan terdapat bar warna hitam diatas dan
bawah gambar. Penggunaan media penayangan video 16:9 yang terbaik adalah pada
televisi widescreen atau HDTV. Memaksakan untuk menayangkan video 4:3 pada
televisi LCD widescreen akan menghasilkan visual yang distorsi juga, biasanya obyek

3
yang tampak akan terlihat lebih gemuk karena dipaksa melebar untuk memenuhi
ruang layar.
B. Angle Camera
Posisi sudut pandang kamera atau biasa disebut sebagai angle camera adalah
sebuah teknik pengambilan yang diatur sedemikian rupa sehingga akan tercipta foto
dengan sudut pandang yang lebih menarik. Beberapa teknik pengambilan gambar
berdasarkan Angle kamera yaitu :
 Low Angle
 Hight Angle
 Bird Eye Angle
 Eye Level Angle
 Frog Eye View
LOW ANGLE

Low Angle adalah salah satu teknik yang digunakan untuk memotret suatu
objek dari posisi yang lebih rendah. Umumnya, teknik pengambilan gambar yang satu
ini digunakan untuk memberikan kesan yang jenjang apabila objek tersebut
merupakan manusia. Pihak yang memotret terkadang harus jongkok atau berselonjor
dengan memposisikan kamera di dekat tanah. Dengan begitu, sudut pandang yang
dihasilkan akan berfokus pada objek dan membuatnya tampak lebih gagah, kuat,
elegan, mewah dan dominan. Apabila kalian ingin memotret gedung dengan
menggunakan teknik low angle ini maka foto yang dihasilkan akan membuat gedung
tersebut menjadi tampak lebih megah, begitu juga dengan bangunan besar lainnya.
HIGH ANGLE

4
High Angle adalah sebuah teknik pengambilan gambar yang membuat hasil
objek foto terlihat lebih kecil dan lemah. Untuk melakukan teknik ini seorang
fotografer harus berada di posisi yang lebih tinggi dari objek atau berasal dari atas
sehingga kamera pun harus dihadapkan dengan posisi menunduk (tlit down).

BIRD EYE ANGLE

Bird Eye Angle adalah teknik pengambilan gambar dengan posisi tepat di atas
objek yang mengadaptasi penglihatan burung. Pada umumnya, teknik yang satu ini
digunakan untuk memotret sekumpulan gedung perkotaan (cityscape) yang diambil
gambarnya dari atas ketinggian menggunakan helikopter. Untuk mengadaptasi teknik
ini, kamera harus memiliki posisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan objek
dan diambil dari jarak yang cukup jauh pula. Jangkauan area yang bisa dicakup oleh
teknik ini biasanya sangat luas dan lebih kompleks sehingga foto yang dihasilkan pun
tampak memberikan kesan detail mengenai keadaan di dalam foto tersebut.

5
EYE LEVEL ANGLE

Untuk menggunakan teknik Eye Level Angle, maka sudut pengambilan


kamera dimana tinggi kamera sejajar dengan mata objekyang ingin dipotret.Hal
tersebut akan tampak seperti bagaimana mata manusia memandang objek yang
dilihatnya. Umumnya, teknik ini berfungsi untuk menghasilkan foto yang memiliki
kesan nyata dan realistis sehingga akan tampak lebih alami seperti halnya penglihatan
manusia.

FROG EYE VIEW

Posisi sudut pandang kamera yang terakhir yaitu Frog Eye View. Sama seperti
namanya, Frog Eye View juga mengadaptasi bagaimana katak memandang sebuah
objek. Teknik ini memiliki fungsi untuk membuat impresi bahwa objek tampak lebih
besar daripada lingkungan sekitarnya.Untuk menggunakan teknik ini, kamera bisa
diletakkan tepat di atas tanah, sehingga kamera memiliki posisi horizontal di bawah
objek. Oleh karena itu, fotografer pun terkadang harus benar-benar mengambil posisi
tiduran di atas tanah agar lebih mudah untuk membidik objek.

Daftar pustaka

6
https://smkn3-spt.sch.id/2022/02/24/shot-dan-angel-kamera/

C. Basic Camera & Gear

D. Color
Sebelum teknologi warna dalam film muncul, unsur warna dapat ditambahkan
dengan menggunakan proses tinting, toning, atau hand colored. Proses tinting dan
toning, memberi warna langsung pada seluruh frame gambar pada pita filmnya.
Adegan untuk malam hari, umumnya berwarna biru. Adegan perang atau elemen api,
biasanya berwarna merah. Sementara untuk adegan interior, umumnya berwarna
kuning. Sementara hand colored, merupakan proses pewarnaan secara manual pada
hasil cetak filmnya.
Teknik ini sering kali hanya memberi warna pada beberapa bagian gambar
saja, seperti api, lampu, atau pakaian, dan lain sebagainya. Semua teknik di atas sudah
tidak lagi populer setelah teknologi warna muncul pada era 1930-an, namun biaya
produksinya kala itu masih sangat mahal.
Setelah teknologi warna muncul, beberapa film mulai menggunakan warna untuk
motif tertentu. Pada film The Wizard of Oz mampu menggunakan teknik ini secara
inovatif.

Screen capture 1: Screen capture 2:

7
Referensi videografi pada warna Referensi videografi yang mulai
hitam putih berwarna

Hingga periode 1950-an, hanya film-film unggulan dan berbudget besar saja yang
memungkinkan untuk diproduksi menggunakan teknologi warna, namun setelah
decade 1960-an, film berwarna telah menjadi standar baku produksi di Amerika.
Sementara film hitam-putih masih banyak diproduksi studio kecil, independent, dan
studio-studio diluar Amerika karena biaya produksi yang masih menjadi hambatan.

Color grading merupakan proses mengubah warna baik pada media foto
maupun video. Proses koreksi warna ini bisa dilakukan dengan banyak cara, mulai
dari shot matching, shape mask, removing object, dan lain-lain. Dengan demikian,
tingkat kerumitan color grading berbeda-beda, tergantung tema atau presetnya.
Dalam melakukan koreksi atau manipulasi warna, foto dan video yang akan diedit
harus memiliki kualitas yang tinggi. Hal tersebut bertujuan agar hasil foto dan video
yang diedit memiliki resolusi yang tinggi.
Color grading merupakan elemen penting untuk video dan foto agar lebih
terkesan “hidup”. Film animasi seperti Pixar juga melakukan proses color
grading yang berbeda agar bisa membangun mood penonton. Selain itu, ada beberapa
fungsi lainnya:

 Membangun suasana (ambience) sesuai dengan tema atau topik, alur, dan konsep
cerita.

 Membuat video atau foto terlihat lebih profesional dan berkualitas.

 Memberikan sebuah efek cinematic looks.

 Melakukan shot matching agar tidak merusak perspektif imajinasi penonton.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://smkn3-spt.sch.id/2022/02/24/shot-dan-angel-kamera/
https://ca.binus.ac.id/2022/12/19/definisi-dan-fungsi-color-grade-dalam-video-dan-fil/

Anda mungkin juga menyukai