Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH

JENIS-JENIS CEDERA OLAHRAGA DAN PENYEBAB


TERJADINYA CEDERA OLAHRAGA

Disusun Oleh :
MUHAMMAD YUSUF
1931041077
PJKR C 19

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN


REKREASI
PRODI ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2021
i

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Salam dan selawat serta keselamatan kepada Rasulullah Saw, para sahabat dan
tabiin yang telah membawa kita ke alam yang penuh dengan pancaran Ilahi.
Sehingga penulis dapat merampungkan makalah ini yang berjudul “Jenis-jenis
Cedera Olahraga dan Penyebab Terjadinya Cedera Olahraga”.
Selama penulisan makalah ini, penulis di bantu oleh referensi materi dari
Internet. Namun demikian, berkat kesungguhan, ketabahan, dan keteguhan hati
penulis, serta doa yang tulus atas ke hadirat-Nya maka semuanya dapat teratasi
dengan baik.
Akhirnya tidak ada manusia yang tidak luput dari kekhilafan dan
kesalahan. Demikian pula tak ada pekerjaan manusia yang sempurna. Mungkin
saja didalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab
itu, penulis senantiasa menanti kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
semua pihak demi penyempurnaan makalah ini.

Pinrang ,9 April 2021

Muhammad Yusuf

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL..............................................................................................................i

KATA PENGANTAR…………………….
……………………………………..................................ii

DAFTAR ISI ……………………………...


……………………………………....................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..
………………………………………………………….............................1

B. Rumusan Masalah
…………………………………………………….............................1

C. Tujuan …………………….
……………………………………………...................................2

BAB IIPEMBAHASAN

A. Cedera Olahraga ……………………...…………………………………..


…......................3
B. Bagian-bagian Tubuh Yang Sering Mengalami Cedera Olahraga......6
C. Jenis-Jenis Cedera
Olahraga……………………………………….......................22
D. Cara Mencegah Cedera
Parah……………………………………........................32
E. Penyebab Terjadinya Cedera
Olahraga…………………………....................35
F. Tanda-Tanda Reaksi Radang Setempat Akibat Cedera Olahraga...38

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan…………………………………………………………….....
........................44

B. Saran
………………………………………………………………….................
................44

DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………….....................
..........45

iii

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cedera olahraga merupakan segala bentuk kegiatan melampaui batas
ambang kemampuan tubuh sebagai akibat berolahraga.secara pisikologis cedera
olahraga terjadi akibat tidak keseimbangan antar beben kerja dengan kemampuan
jaringan tubuh yang melakukan aktivitas olahraga. Pada umumnya penyebab
terjadinya cedera olahraga antara lain kurang pemanasan sebelum berolah raga
terutama jelang pertandingan menuntut banyak gerakan eksplosif.
Menurut Wibowo ( 1995: 11) mengatakan; “Cedera olahraga (sport injury)
yaitu segala macam cedera yang timbul, baik pada waktu latihan maupun pada
waktu berolahraga (pertandingan) ataupun sesudah pertandingan “. Yang biasa
terkena adalah tulang, otot, tendo serta ligament dengan demikian pengetahuan
tenang cedera olahraga berguna untuk mempelajari cara terjadinya cedera
olahraga.
Mengobati / menolong / menanggulangi (kuratif) serta tindakan preventif
(pencegahan). Biasanya cara yang efektif dalam mengatasi cedera adalah dengan
memahami beberapa jenis cedera dan mengenali bagian tubuh kita memberi
respond terhadap cedera tersebut.hal ini juga,dapat memahami tubuh sehingga kita
dapat mengetahui apa yang harus kita lakukan untuk mencegah terjadinya cedera,
Untuk mengidentipikasi suatu cedera agar tidak lebih parah, yang dilakukan
adalah dengan diberi penangan yang secara professional.
A. Rumusan Masalah

1
1. Apa itu Cedera Otak ?
2. Bagian-bagian Tubuh Yang Sering Mengalami Cedera Olahraga?
3. Apa Jenis-Jenis Cedera Olahraga?
4. Apa Cara Mencegah Cedera Parah?
5. Apa Tanda-Tanda Reaksi Radang Setempat Akibat Cedera Olahraga?
B. Tujuan
1. mengetahui jenis-jenis cedera Serdang saat menghadapi latihan maupun
pertandingan.
2. Mengetahui macam macam cedera
3. Mengetahui bagian tubuh yang sering terkena cedera
4. Mengetahui apa itu cedera radang
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Cedera Olahraga
Cedera olahraga merupkan segala bentuk kegiatan melampaui batas
ambang kemampuan tubuh sebagai akibat berolahraga.secara pisikologis cedera
olahraga terjai akibat tidak keseimbangan antar beben kerja dengan kemampuan
jaringan tubuh yang melakukan aktivitas olahraga. Pada umumnya penyebab
terjadinya cedera olahraga antara lain kurang pemanasan sebelum berolah raga
terutama jelang pertandingan menuntut banyak gerakan eksplosif.
Menurut Wibowo ( 1995: 11) mengatakan; “Cedera olahraga (sport injury)
yaitu segala macam cedera yang timbul, baik pada waktu latihan maupun pada
waktu berolahraga (pertandingan) ataupun sesudah pertandingan “.
Yang biasa terkena adalah tulang, otot, tendo serta ligament dengan
demikian pengetahuan tenang cedera olahraga berguna untuk mempelajari cara
terjadinya cedera olahraga. Mengobati / menolong / menanggulangi (kuratif) serta
tindakan preventif (pencegahan).
Biasanya cara yang efektif dalam mengatasi cedera adalah dengan
memahami beberapa jenis cedera dan mengenali bagian tubuh kita memberi
respond terhadap cedera tersebut.hal ini juga,dapat memahami tubuh sehingga kita
dapat mengetahui apa yang harus kita lakukan untuk mencegah terjadinya cedera,
Untuk mengidentipikasi suatu cedera agar tidak lebih parah, yang dilakukan
adalah dengan diberi penangan yang secara professional.
Ada beberapa igame yang menyebakan terjadinya cedera yaitu
1. igame internal diantaranya postur tubuh (malalignment), beban berlebih,
kondisi fisik, ketidakseimbangan otot, koordinasi gerakan yang salah, dan
kurangnya pemanasan.

3
2. igame eksternal diantaranya karena alat-alat olahraga, keadaan lingkungan,
olahraga body contact dan
3. overuse akibat penggunaan otot berlebihan atau terlalu lelah.
Risiko cedera bisa juga dialami oleh pemain bola basket, sehingga
pengetahuan tentang cedera yang terjadi pada permainan bola basket harus
dimiliki oleh seorang pemain bola basket. Seperti hasil penelitian dari Borowski
LA, Yard EE, Fields SK dan Comstock RD dari NCBI (2008: 1) cedera olahraga
yang terjadi pada cabang bola basket sebagai berikut: Ankle (39,7 %), lutut (14,7
%), kepala (13,6 %), lengan dan tangan (9,6 %), dan kaki bagian atas (8,4 %).
Diagnosis yang paling sering adalah cedera igament terkilir (44,0 %), strain otot
dan tendon (17,7 %), memar (8,6 %), patah 3 tulang (8,5 %), dan gegar otak (7,0
%). Dilihat dari hal tersebut cabang olahraga bola basket sangat rentan terhadap
terjadinya cedera.
Cedera-cedera di atas dialami pula oleh pemain bola basket saat mengikuti
kejuaraan Pekan Olahraga (POR) pelajar di Kabupaten Bantul. Observasi
lapangan yang dilakukan penulis tanggal 1-7 Maret pada Pekan Olahraga (POR)
pelajar pada cabang olahraga bola basket, antara lain :
1. Cedera yang ditemui pada Pekan Olahraga (POR) pelajar adalah cedera ankle,
cedera lutut, cedera jari tangan.
2. Cedera yang sering dialami menurut urutannya; cedera ankle, cedera lutut,
cedera jari tangan.
3. Pemain mengalami cedera yang disebabkan benturan dengan lawan maupun
alat atau fasilitas.
4. Cedera yang dialami pemain karena melakukan gerakan yang salah dan
mengalami kelelahan.
Menurut Ali Satya Graha dan Bambang Priyonoadi (2009: 45) cedera
adalah kelainan yang terjadi pada tubuh yang mengakibatkan timbulnya nyeri,
panas, merah, bengkak, dan tidak berfungsi dengan baik

4
pada otot, tendon, ligamen, persendian, ataupun tulang akibat aktivitas yang
berlebih atau kecelakaan.
Cedera merupakan rusaknya jaringan (lunak/keras) disebabkan adanya
kesalahan teknis, benturan, atau aktivitas fisik yang melebihi batas beban latihan,
yang dapat menimbulkan rasa sakit dan akibat dari kelebihan latihan melalui
pembebanan latihan yang terlalu berat sehingga otot dan tulang tidak lagi dalam
keadaan anatomis (G.La. Cava, 1995: 145). Bagian tubuh yang mengalami
cedera akibat gaya yang bekerja melampaui kemampuan tubuh akan ada respon
yang mencolok dari tubuh tersebut.
Diungkapkan oleh Ali Satya Graha dan Bambang Priyonoadi (2009: 46),
Tanda-tanda peradangan pada cedera jaringan tubuh yaitu :
1. Kalor atau panas terjadi karena meningkatnya aliran darah ke daerah yang
cedera.
2. Tumor atau bengkak disebabkan adanya penumpukan cairan pada daerah
sekitar jaringan yang cedera.
3. Rubor atau merah karena adanya pendarahan.
4. Dolor atau rasa nyeri karena terjadi penekanan pada saraf akibat penekanan
baik otot maupun tulang.
5. Funcitiolaesa atau tidak bisa digunakan lagi, karena kerusakan cederanya
sudah berat
1. Atok Iskandar (1994;13) cedera adalah suatu gaya-gaya bekerja
pada tubuh atau sebagian dari tubuh yang melampui kemampuan tubuh
untuk mengatasinya. Gaya-gaya ini berlangsung dengan cepat atau
jangka lama.
2. Hardianto Wibowo (1995; 11) yang dimaksud dengan cedera olahraga
(Sport Injures) adalah segala macam cedera yang timbul, baik pada
waktu latihan maupn pada waktu olahraga (pertandingan) ataupun
sesudah pertandingan.

5
3. Menurut Garisson (2001: 320-321) faktor penyebab terjadinya cedera
olahraga adalah: (a) Faktor instrinsik yang meliputi: kelemahan
jaringan, fleksibilitas, kelebihan beban, kesalahan biomekanika,
kurangnya penyesuaian, ukuran tubuh, kemampuan kinerja, gaya
bermain (b) Faktor ekstrinsik yang meliputi: perlengkapan yang salah,
atlet lain, permukaan bermain, cuaca.
Cedera dalam dunia olahraga dapat dikategorikan menjadi tiga
tingkatan, yaitu: cedera ringan/cedera tingkat pertama, cedera
4. sedang/cedera tingkat kedua, dan cedera berat/cedera tingkat ketiga.
Dengan memiliki pengatahuan tentang cedera dapat berguna untuk
mempelajari cara terjadinya cedera,
mengobati/menolong/menanggulangi (kuratif) serta tindakan
pencegahan (preventif).
Jones (1996; 53) mengemukakan bahwa dalam Ilmu
kesehatan diutamakan tindakan preventif (pencegahan) daripada
tindakan kuratif (pengobatan) karena:
C. Mencegah memerlukan biaya yang lebih ringan daripada
mengobati.
D. Jika tindakan pengobatan tidak sempurna akan menimbulkan cacat/
invalid.
E. Selama sakit dapat mengurangi produktivitas.

B. Bagian-bagian Tubuh Yang Sering Mengalami Cedera Olahraga


Tanpa melakukan pemanasan dan pelemasan otot, kamu akan rentan terkena
cedera ketika berolahraga. Jangan asal menebak, berikut ini beberapa cedera
olahraga yang sering terjadi sesuai dengan olahraga yang kamu lakukan.
6
Cabang Olahraga Lari
Bagi atlet cabang olahraga atletik, terutama lari, berikut cedera yang sering sekali
terjadi:
1. Terkilir
Pertama adalah pergelangan kaki terkilir. Cedera ini bisa disebabkan karena
banyak hal, seperti kurang pemanasan atau berlari di area yang tidak rata,
sehingga menyebabkan telapak kaki menjadi tidak stabil dan seimbang ketika
menapak.
2. Cedera Tulang Kering
Selanjutnya adalah cedera tulang kering yang ditandai dengan munculnya rasa
nyeri pada tulang kering bagian atas atau betis. Ini bisa terjadi ketika kamu
menambah intensitas aktivitas fisik, seperti misalnya menambah kecepatan lari
menggunakan sepatu lari yang tidak sesuai, atau berlari sambil menurun atau
menanjak pada jalanan aspal yang keras.
3. Cedera Lutut
Cedera ini terjadi karena bergesernya tulang di area sekitar lutut akibat dari
jaringan kartilase lutut yang kehilangan kekuatannya. Cedera lutut bisa
disebabkan karena beberapa gerakan yang berlebihan pada kaki ketika kamu
berlari.
1. Pergelangan Kaki
Kasus pergelangan kaki yang terkilir atau keseleo sering terjadi saat
sedang olahraga atau permainan yang melibatkan lompatan, atau gerakan lainnya
yang membuat seseorang bisa terinjak. Olahraga yang dimaksud adalah basket,
sepak bola, atau voli.
Meski olahraga paling sering memicu cedera, tetapi keseleo juga bisa
dengan mudah terjadi saat Anda sedang berjalan.
Anda akan mudah mengalami keseleo jika:

7
 Sudah pernah atau sering keseleo sebelumnya
 Memiliki otot yang lemah di sekitar pergelangan kaki
 Memiliki riwayat keluarga akan kelainan di pergelangan kaki
2. Pangkal Paha

Cedera lainnya yang sering terjadi saat beraktivitas fisik adalah pangkal
paha tertarik, yang terjadi akibat beban berlebih pada otot di area pangkal paha.
Ketika otot-otot tersebut menegang terlalu cepat maupun dipaksa, otot bisa
meregang secara berlebihan maupun robek.
Tarikan pada pangkal paha sering terjadi pada jenis olahraga yang
memerlukan banyak lompatan dan lari, spesifiknya adalah gerakan meloncat atau
perubahan posisi mendadak. Contohnya adalah sepak bola dan hoki.
3. Paha Belakang

Jenis cedera yang dimaksud adalah cedera hamstring, yaitu cedera pada
sekumpulan otot yang terletak di belakang paha (otot hamstring).
Cedera bisa terjadi jika tarikan otot melebihi kemampuannya untuk
meregang. Bisa akibat gerakan yang tiba-tiba maupun bertahap, atau bisa juga
akibat gerakan yang perlahan tapi terjadi tarikan atau beban berlebih.
Contoh gerakan yang sering menyebabkan cedera hamstring adalah
melompat, sprint, atau lunge.
4. Betis

Apakah betis terasa nyeri saat berlari mengejar kereta atau sedang tak
melakukan apa-apa? Mungkin jaringan betis mengalami peradangan (akibat
robekan otot mikro), sehingga menyebabkan nyeri.

8
Penyebabnya bisa karena kondisi telapak kaki datar, sepatu yang tidak pas
dengan tipe kaki, olahraga tanpa peregangan terlebih dulu, atau kelemahan di otot
perut, panggul, atau pergelangan kaki
5. Lutut

Ligamen merupakan suatu pita jaringan yang kuat, menghubungkan antar


tulang pada tubuh. Pada lutut, salah satu ligamen yang rentan mengalami cedera
adalah ligamen lutut bagian depan, atau bisa disebut sebagai cedera ligamen lutut
anterior.
Biasanya, cedera ligamen lutut bagian depan ini disebabkan akibat
olahraga yang membutuhkan penghentian tiba-tiba atau perubahan arah,
melompat, dan mendarat seperti pada olahraga basket, sepak bola, ski, atau saat
menuruni lereng gunung
6. Siku

Cedera saat berolahraga juga sering berdampak pada siku, yaitu


cedera tennis elbow atau epikondilitis lateral. Kondisi ini menyebabkan nyeri pada
tendon di siku yang terbebani akibat gerakan berulang oleh pergelangan tangan .
Tak hanya saat berolahraga, cedera ini juga bisa dialami oleh orang-orang
dengan profesi tertentu yang berisiko, seperti tukang leding, pelukis, tukang kayu,
atau tukang daging.
1. Gegar Otak
Cedera yang punya nama lain cedera otak traumatis ini terjadi
ketika ada pukulan yang signifikan ke kepala. Bila ini terjadi, Anda akan
kehilangan kesadaran, mual, sulit berkonsentrasi, kehilangan
keseimbangan, amnesia, disorientasi, dan gejala lainnya. Atlet yang
berhadapan dengan risiko cedera ini biasanya adalah mereka yang berada
di cabang olahraga seperti tinju, sepakbola,
9
dan hoki.
2. Tendon Achilles
Tendon achilles ini berada di antara otot betis dan tulang tumit.
Cedera paha tendon achilles ini biasanya terjadi karena tendonitis yang
ketika tendon membengkak pada otot tumit hingga betis Anda. Sepak bola,
basket, voli, dan lari meningkatkan risiko Anda mengalami tendon
achilles. Anda akan merasakan nyeri pada tumit atau betis yang
disebabkan oleh robeknya tendon. Kondisi robek ini biasanya terjadi
karena gerakan cepat dan mendadak, berlari, atau melompat.
3. Cedera Punggung Bawah
Kejadian paling umum dari cedera punggung bawah ini adalah
cakram menonjol dan kejang punggung. Biasanya rasa nyeri akan muncul
di bagian pinggang atau punggung bawah. Nyeri ini bisa disebabkan oleh
banyak hal seperti saraf terjepit, tendon atau otot sobek, dan herniated
disk. Pertolongan pertama untuk meredakan nyeri karena cedera punggung
bawah adalah mengoleskan balsam ke area yang cedera. Hangatnya
balsam dapat membuat otot-otot relaks dan meredakan nyeri.
4. Hip Flexor Strain
Flexor ini adalah kumpulan otot yang terletak di bagian frontal
pinggul yang membantu dalam gerakan kaki. Gangguan flexor pinggul
dapat terjadi setiap kali Anda menggerakkan kaki untuk menendang atau
mulai berlari. Olahraga yang memiliki risiko besar untuk
membebani flexor pinggul adalah seni bela diri, sepak bola, dan hoki.
Bila dicatat, setidaknya ada puluhan atlet Indonesia yang mengalami
cedera, antara lain
1. Anthony Ginting yang mengalami kaki keram saat melawan China di
partai final bulutangkis beregu putra.
10
2. Ni Putu Dewi Laraswati terkapar di lapangan saat pertandingan kabaddi
karena cedera kaki.
Risiko cedera di atas bukan berarti Anda tidak bisa berolahraga lebih giat.
Baik atlet maupun Anda sebagai penggiat olahraga sebaiknya selalu
memperhatikan keselamatan dan keamanan selama berolahraga. Berlatih
sesuai dengan peraturan, tangani segala macam cedera dengan ahlinya,
serta memberikan perlindungan. Risiko cedera di atas bukan berarti Anda
tidak bisa berolahraga lebih giat. Karena itu iSport hadir untuk melindungi
Anda dari risiko-risiko yang terjadi saat berolahraga. Manfaat iSport
antara lain, seperti penggantian Biaya Rawat Jalan Darurat akibat
Kecelakaan Saat Olahraga, Santunan Patah Tulang, dan penggantian Biaya
Fisioterapi saat pemulihan. Bahkan perlindungan iSport menjangkau
hingga ke luar negeri.
. Fraktur jones
musculoskeletalkey.com
Fraktur jones mengacu pada fraktur di lokasi tertentu di sepanjang
metatarsal kelima. Metatarsal kelima adalah tulang panjang di sisi lateral (luar)
kaki di bawah jari kelingking. Fraktur khusus ini biasanya terjadi di persimpangan
antara pangkal tulang dan poros tengah. Ini menghasilkan rasa sakit di bagian luar
kaki.
Atlet yang menderita patah tulang ini akan sulit sembuh tanpa operasi.
Ahli bedah ortopedi sering memilih memperbaiki fraktur ini dengan cara operasi.
Pembedahan biasanya melibatkan penempatan sekrup di dalam tulang. Untuk
memastikan fraktur sembuh dengan optimal, bisa dilakukan observasi dengan .
Petinju perempuan memiliki tingkat cedera 8,9 per tahun, sementara
petinju laki-laki memiliki tingkat cedera 13,3 per tahun. Lantas, cedera apa
yang paling sering dialami oleh petinju?

11
1. Fraktur petinju

Yang pertama adalah fraktur petinju. Ini merupakan fraktur yang terjadi di
tulang metacarpal. Biasanya, cedera ini timbul akibat meninju benda yang
keras dan tidak bergerak, ungkap laman The Physio Company.
Apa yang terjadi jika kita mengalami fraktur petinju? Kita akan
merasakan sakit dan bengkak di tulang di bawah jari-jari. Selain itu, kita
akan kesulitan menggerakkan jari-jari dan muncul memar. Setidaknya,
cedera ini dialami oleh 20 persen petinju.
2. Dislokasi bahu
Cedera ini ditandai dengan perubahan penampilan bahu, timbul rasa
sakit, dan bahkan bisa sulit bergerak apabila dibiarkan. Setidaknya, ada
tiga variasi dislokasi bahu, yaitu anterior, dislokasi posterial, dan
dislokasi inferior. Dislokasi bahu membutuhkan waktu pemulihan 12-
16 minggu
3. Luka dan memar

Meskipun tidak seserius cedera lain, luka dan memar justru paling sering
dialami oleh petinju. Cedera ini bisa terjadi di mana saja, tetapi yang paling
umum adalah di wajah. Biasanya, luka dan memar diakibatkan oleh hantaman
sarung tangan atau benturan kepala ke wajah, ungkap laman World Boxing
Association.
Penanganan luka cukup dengan dibersihkan dengan benar,
dikeringkan lalu dibalut. Sementara, memar bisa diatasi dengan kompres
dingin atau membungkus es dengan handuk dan ditempelkan ke area yang
terdampak, tutur laman The Physio Company.
4. Gegar otak
Bisa dibilang, gegar otak adalah salah satu cedera tinju yang paling
serius. Menurut studi berjudul "Contact Sport Concussion
12
Incidence" yang diterbitkan di The Journal of Athletic Training pada
tahun 2006, ditemukan bahwa tinju memiliki insiden gegar otak tertinggi,
yaitu 0,8 per 10 putaran pertandingan.

Dalam olahraga tinju, hidung adalah organ yang cukup rentan cedera.
Seperti yang dialami oleh petinju Mike Perry dalam pertandingan
melawan Vicente Luque di ajang UFC Fight Night 156. Ia mengalami
hidung patah yang cukup parah hingga menyebabkan ia sulit bernapas,
ujar laman Metro Sport.
Jika ini terjadi, pertolongan pertama yang harus dilakukan adalah
mengompres hidung dengan es. Tujuannya untuk menghentikan
pendarahan, mengurangi rasa sakit dan pembengkakan, tutur laman Short
Boxing. Setelahnya, kamu bisa pergi ke dokter dan melakukan sinar X
untuk melihat apakah ada tulang yang patah.

Tinju adalah olahraga yang tergolong keras dan menimbulkan banyak


cedera. Berdasarkan data dari laman Active & Safe Central, terdapat 17,1 sampai
23,6 cedera per 100 pertandingan tinju. Bahkan, diperkirakan terjadi 4 cedera per
100 menit, baik di pertandingan tinju profesional atau amatir.

Petinju perempuan memiliki tingkat cedera 8,9 per tahun, sementara


petinju laki-laki memiliki tingkat cedera 13,3 per tahun. Lantas, cedera apa yang
paling sering dialami oleh petinju?

1. Fraktur petinju

Yang pertama adalah fraktur petinju. Ini merupakan fraktur yang terjadi di
tulang metacarpal. Biasanya, cedera ini timbul akibat meninju benda yang keras
dan tidak bergerak, ungkap laman The Physio Company.

13

Apa yang terjadi jika kita mengalami fraktur petinju? Kita akan merasakan sakit
dan bengkak di tulang di bawah jari-jari. Selain itu, kita akan kesulitan
menggerakkan jari-jari dan muncul memar. Setidaknya, cedera ini dialami oleh 20
persen petinju.

2. Dislokasi bahu

Selanjutnya, dislokasi bahu juga sering terjadi. Ini terjadi saat tulang
humerus (bagian atas lengan) menjauh dari skapula (tulang belikat), tutur laman
Physio Room. Pemisahan ini terjadi di sendi glenohumeral.

Cedera ini ditandai dengan perubahan penampilan bahu, timbul rasa sakit,
dan bahkan bisa sulit bergerak apabila dibiarkan. Setidaknya, ada tiga variasi
dislokasi bahu, yaitu anterior, dislokasi posterial, dan dislokasi inferior. Dislokasi
bahu membutuhkan waktu pemulihan 12-16 minggu.

3. Luka dan memar

Meskipun tidak seserius cedera lain, luka dan memar justru paling sering dialami
oleh petinju. Cedera ini bisa terjadi di mana saja, tetapi yang paling umum adalah
di wajah. Biasanya, luka dan memar diakibatkan oleh hantaman sarung tangan
atau benturan kepala ke wajah, ungkap laman World Boxing Association.
Penanganan luka cukup dengan dibersihkan dengan benar, dikeringkan lalu
dibalut. Sementara, memar bisa diatasi dengan kompres dingin atau membungkus
es dengan handuk dan ditempelkan ke area yang terdampak, tutur laman The
Physio Company

Memar dan luka

14

Berani bersepeda berarti berani menghadapi risiko terjatuh. Apalagi,


ketika kita terjatuh dengan keras saat bersepeda dengan kencang, maka luka yang
ditimbulkan akan semakin parah. Biasanya, memar, luka dan goresan ini hanya
bersifat sementara dan bisa sembuh dengan obat antiseptik yang dioleskan ke
luka.

Setelah terjatuh, segera basuh luka dengan air mengalir lalu keringkan.
Setelahnya, oleskan obat antiseptik atau krim antibiotik, lalu balut dengan kain
kasa. Jika luka sudah mengering, lepas kain kasa dan biarkan terpapar udara.
Namun, jika luka ini parah, kamu perlu perawatan medis dengan cara dijahit atau
bahkan tindakan operasi.
Lecet di area selangkangan

Selangkangan kita memiliki risiko lecet setelah bersepeda, apalagi jika


sadelnya keras. Durasi bersepeda pun bisa menimbulkan lecet, terlebih jika
bersepeda selama berjam-jam. Efeknya, kita akan merasa tidak nyaman saat
bersepeda, duduk maupun berjalan. Ada tiga tahap lecet, yakni abrasi kulit,
folikulitis dan abses.

Untuk mencegahnya, kita dapat mengganti sadel sepeda yang keras


menjadi lebih empuk. Sehingga, sadel tidak menggesek kulit dan menyebabkan
lecet. Jangan lupa gunakan celana khusus bersepeda yang memiliki bantalan busa
empuk di bagian selangkangan. Pilih busa yang lentur dan cukup tebal untuk
melindungi kita dari lecet.

15

Fraktur

Menurut jurnal berjudul “The Epidemiology of Cycling Fractures in


Adults” yang dipublikasikan di tahun 2013, 90,5 persen fraktur yang dialami oleh
pesepeda adalah fraktur ekstremitas atas. Sementara, data dari Royal Infirmary of
Edinburgh menyebut bahwa 259 dari 7.100 kasus fraktur disebabkan karena
bersepeda.

Rata-rata usia pasien fraktur akibat bersepeda adalah 39,3 tahun. 86,5
persen dari semua kasus fraktur bersepeda terjadi di bagian atas tungkai, 10,8
persen terjadi di tungkai bawah dan 2,7 persen terjadi di tulang belakang atau
panggul. Lebih lanjut, 64,5 persen fraktur disebabkan karena kecelakaan lalu
lintas saat bersepeda.

Otot bagian atas tubuh melemah

Keuntungan bersepeda adalah memperkuat otot bagian bawah tubuh,


termasuk otot betis dan paha. Sementara, otot bagian atas tubuh cenderung
diabaikan dan akhirnya melemah, misalnya punggung atas menjadi tidak sehat
dan membungkuk.

Apabila kita lalai melatih otot bagian atas tubuh, maka akan menyebabkan
masalah muskuloskeletal dan nyeri. Untuk mencegahnya, latih otot lengan,
punggung dan perut. Kamu bisa melatihnya di pusat kebugaran atau gym. Selain
itu, kamu bisa melatih otot tubuh bagian atas dengan berenang.

Nyeri lututBiasanya, nyeri ini timbul ketika bersepeda dalam durasi lama
dan berlatih terlalu keras. Saat mengayuh, jaringan ikat akan tegang.

16

Nyeri lutut di bagian depan lebih sering terjadi daripada di bagian


belakang. Untuk mengatasinya, disarankan untuk menurunkan sadel dan
memajukan sadel lebih dekat ke setang sepeda. Sebagai bentuk pencegahan,
lakukan pemanasan lebih dulu selama 15 menit, terlebih jika hendak bersepeda
dengan durasi lama atau jarak jauh.

Pergelangan kaki terkilir

Pernahkah Sahabat Sehat bertanya-tanya, mengapa pergelangan kaki


terasa nyeri dan terkilir setelah bersepeda? Ini terjadi ketika kita mengayuh pedal
sepeda, lalu otot kita tertarik ke arah yang salah. Penyebab lainnya adalah kaki
yang datar dan bisa diatasi dengan sepatu orthotic.
Pergelangan kaki terkilir karena kita mengayuh pedal yang terlalu tinggi
untuk kaki atau bersepeda di tempat yang agak curam dan terlalu memaksakan
diri. Untuk mengatasinya, kompres es pada bagian yang sakit dan minum obat
antiinflamasi untuk meredakan nyeri.
[24:04, 4/9/2021] Ial Efrial: Disfungsi seksual
Ini mungkin terdengar seperti mimpi buruk bagi kaum adam. Apakah benar
bersepeda bisa menyebabkan disfungsi seksual? Faktanya, laki-laki yang
menghabiskan waktu terlalu banyak untuk bersepeda, lebih rentan mengalami
masalah ereksi. Akan semakin parah jika sadel sepeda terlalu keras dan terjadi
goncangan saat bersepeda. Penjelasannya, duduk di sepeda dalam waktu yang
lama akan memberi tekanan pada perineum, area yang membentang antara anus
dan penis. Padahal, di dalam perineum ada arteri dan saraf yang memasok darah
kaya oksigen ke penis. Alhasil, disfungsi seksual bisa terjadi!

Apa yang harus dilakukan ketika terjadi cedera?


Ketika terjadi cedera pada tubuh saat berolahraga, maka segera hentikan segala
aktivitas. Tetap memaksa tubuh untuk berolahraga dan menahan
17
rasa sakit hanya akan memperparah kondisi cedera. Pada tahapan ini, bagian
tubuh yang mengalami cedera akan mengalami inflamasi, yaitu terasa sakit,
bengkak, berwarna kemerahan dan terasa panas. Gejala ini menggambarkan reaksi
kimia di otot yaitu pemicuan terjadinya perbaikan di jaringan otot yang rusak. Jika
tahap ini tidak ditangani dengan tepat, maka dapat menimbulkan kerusakan
jaringan yang lebih parah.
Pengobatan cedera biasanya diawali dengan melakukan
metode “RICE” yaitu Rest, Ice, Compression, and Elevation untuk membantu
menghilangkan rasa sakit, mengurangi pembengkakan, dan mempercepat
penyembuhan.
Rest. Istirahatkan bagian tubuh yang mengalami cedera.
Ice. Letakkan bungkusan es (ice pack) pada bagian tubuh yang mengalami cedera.
Lakukan selama 20 menit, 4 – 8 kali sehari.
Compressing. Balut bagian tubuh yang mengalami cedera dan ditekan agar tidak
terjadi pembengkakkan.
Elevation. Tinggikan posisi bagian tubuh yang mengalami cedera agar
transportasi aliran darah kembali lancar.
Setelah melakukan metode RICE, jika kondisi cedera tidak kunjung
membaik, biasanya tenaga ahli akan melakukan beberapa tindakan lain sesuai
dengan cedera yang dialami, diantaranya :
Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (NSAIDs)
Obat anti inflamasi biasanya diberikan untuk mengurangi rasa sakit dan
meredakan bengkak, contohnya aspirin atau ibuprofen.
Imobilisasi
Ini adalah pengobatan umum pada cedera, yaitu dengan sling, splint dan
gips untuk melindungi bagian tubuh yang cedera dari gerakan dan mencegah
kerusakan yang lebih parah.
Operasi
Pada kondisi teretentu, tenaga ahli harus melakukan tindakan operasi
untuk memperbaiki cedera. Operasi biasanya dilakukan pada
18
kondisi cedera tendon robek, ligamen, dan fraktur (patah tulang).
Terapi
Contoh terapi yang biasa diberikan yaitu Arus listrik ringan
(electrostimulation), gelombang suara (ultrasound) dan pijat (massage).

Selanjutnya pemulihan cedera masuk ke tahap poliferasi, yaitu tahap


dimana jaringan otot yang rusak sudah berangsur hilang dan mulai tumbuh
jaringan otot baru sedikit demi sedikit. Pertumbuhan jaringan baru ini berlangsung
hingga jaringan terbentuk dengan sempurna dan siap menggantikan jaringan
sebelumnya yang sudah rusak.
Tahapan terakhir pada pemulihan cedera adalah tahap rehabilitasi. Pada
tahap ini, bagian tubuh yang mengalami cedera dilatih dan mulai digerakkan
secara perlahan-lahan dan bertahap untuk mengembalikan fungsi normalnya,
termasuk pemulihan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Tahap ini tidak boleh
dilakukan dengan terburu-buru agar cedera dapat sembuh total dan tidak
menimbulkan cedera berulang (repetitive injury) di kemudian hari.
Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah cedera ?
Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya
cedera, diantaranya yaitu gunakan perlengkapan olahraga yang benar dan sesuai
(contohnya: sepatu), lakukan pemanasan dengan baik sebelum melakukan
olahraga, gunakan teknik yang tepat, gunakan waktu istirahat dengan baik,
perhatikan asupan cairan dan makanan, dan yang terakhir adalah lakukan
peregangan setelah melakukan olahraga. Pastikan juga bahwa kita mematuhi
aturan lalu lintas ya, sehingga kita tetap aman saat bersepeda. Selamat
berolahraga, Salam Sehat.

19

1. Keseleo pada pergelangan kaki

Di urutan pertama, cedera yang paling umum dialami oleh pemain sepak
bola adalah keseleo pada pergelangan kaki. Cedera ini menyumbang 17 persen
dari semua jenis cedera, baik saat pertandingan maupun saat berlatih, ungkap
laman Sports Health.
Apa penyebab keseleo pada pergelangan kaki? Biasanya, ini diakibatkan
ketika kita berlari lalu berhenti tiba-tiba atau melakukan perubahan arah,
menyebabkan pergelangan kaki berputar secara tidak wajar. Cedera ini bisa
disembuhkan dengan beristirahat sejenak, melakukan kompres es pada area yang
sakit dan melakukan gerakan ringan.
2. Cedera lutut
Cedera lutut juga sering dialami oleh pemain sepak bola. Ini karena sepak
bola tidak hanya melibatkan tendangan, tetapi mengharuskan pemain untuk
melakukan manuver, seperti berhenti mendadak atau berputar arah secara tiba-
tiba. Akibatnya, lutut dan ligamen mengalami tekanan yang ekstrem dan
menyebabkan cedera, jelas laman Very Well Fit.
Di antara berbagai jenis cedera lutut, cedera anterior cruciate
ligament (ACL) di bagian depan lutut adalah yang paling sering dialami. Ada 3
tingkat keparahan cedera lutut, yaitu keseleo ringan, robekan parsial dan robekan
total. Selain itu, karena ligamen lebih mudah ditarik daripada otot atau tendon,
ligamen di lutut sangat rentan terhadap kerusakan.

20

3. Cedera harmstring

Cedera harmstring adalah cedera pada otot atau tendon di bagian belakang
paha. Ini terjadi pada 12-16 persen kasus di antara cedera lainnya.
Cedera harmstring terjadi akibat lari sprint dan membutuhkan waktu pemulihan
sekitar 2-6 minggu, jelas laman Dr David Geier. Selain itu, cedera ini juga
memiliki tingkat kambuh yang tinggi, terutama pada beberapa minggu pertama
setelah kembali bermain.
Cara untuk mengatasi cedera harmstring adalah dengan beristirahat
sementara, sebisa mungkin hindari aktivitas fisik. Lalu, gunakan kompres dingin
dengan es dan kompres area cedera selama 20 menit setiap 2-3 jam sekali. Bisa
juga dengan membalut paha untuk membatasi pembengkakan dan gerakan yang
dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
4. Cedera meniskus
Meniskus adalah sepotong tulang rawan di lutut berupa bantalan dan
berfungsi untuk menstabilkan sendi serta melindungi tulang dari keausan.
Meniskus bisa robek dan cedera akibat manuver saat bermain sepak bola. Selain
itu, cedera meniskus juga bisa terjadi pada olahraga yang membutuhkan lompatan,
seperti bola voli dan basket.
Ini bisa terjadi ketika seseorang mengubah arah ketika berlari dan
memiliki risiko tinggi pada atlet yang berusia lebih tua. Lebih dari 40 persen dari
orang di atas usia 65 tahun memiliki cedera ini. Gejalanya adalah nyeri di lutut,
pembengkakan, kesulitan menekuk atau meluruskan kaki dan lutut memiliki
kecenderungan untuk macet atau terkunci.
5. Gegar otak

Bukan hanya cedera pada kaki, nyatanya pemain sepak bola juga rentan
terhadap gegar otak! Ini adalah cedera otak ringan yang terjadi
21
setelah tumbukan benda keras pada kepala. Gegar otak mengakibatkan perubahan
kondisi mental dan bisa menghilangkan kesadaran seseorang (pingsan), jelas
laman Health Line.
Olahraga yang rentan mengakibatkan gegar otak adalah sepak bola dan
tinju. Gegar otak biasanya tidak mengancam jiwa, tetapi bisa menyebabkan gejala
serius yang memerlukan perawatan medis. Gejala gegar otak termasuk bermasalah
dengan ingatan, pusing, sakit kepala, mual atau muntah, masalah
ketidakseimbangan tubuh dan lain-lain.

6. Cedera pada pergelangan tangan

Terakhir, cedera juga bisa terjadi pada pergelangan tangan. Ini bisa terjadi
ketika pemain sepak bola kehilangan keseimbangan lalu terjatuh dan bertumpu
pada pergelangan tangannya. Ketika tangan menyentuh dan bertumbukan dengan
tanah, dapat mencederai otot dan ligamen lalu menimbulkan rasa nyeri.
Cedera pada pergelangan tangan bukan hanya umum dialami oleh pemain
sepak bola, tetapi juga pemain basket, baseball, penyelam,
pemain skateboard serta pemain ski. Gejala yang umum muncul adalah rasa sakit
atau nyeri, pembengkakan, robek di pergelangan tangan, memar dan lemah pada
area yang terdampak, jelas laman Web MD.
Nah, itulah 7 cedera yang umum dialami oleh pemain sepak bola. Apakah kamu
suka bermain sepak bola? Cedera mana sih yang paling sering kamu alami?

C. Jenis-Jenis Cedera Olahraga


Cedera yang dialami olahragawan tentu bermacam-macam. Seperti yang
dirangkum dalam buku yang ditulis oleh Giam, C.K. dan Teh. K.C (1992: 202-
241) secara umum macam-macam cedera olahraga yang
22
sering terjadi adalah: memar, cedera pada otot atau tendon dan ligamen, dislokasi,
patah tulang, kram pada otot, perdarahan pada kulit, pingsan dan lecet. Adapun
penjelasannya sebagai berikut :
a. Memar
Tanda memar muncul jika tubuh terkena pukulan benda tumpul yang tidak
mengakibatkan luka terbuka. Memar merupakan tanda pembuluh darah di
bawah kulit ada pecah tetapi darah tidak dapat mengalir keluar sehingga
mengumpul di bawah kulit. Perdarahan itu Nampak sebagai benjolan lembek
berwarna biru di bagian yang terkena pukulan (Iskandar Junaidi, 2011: 14).
Seperti yang diperjelas oleh Jones dan Bartlett (2007: 85) memar terjadi
ketika pembuluh darah kecil dan sel-sel lain pecah di bawah kulit dan
berdarah ke dalam otot serta jaringan lunak lain. Menurut Kartono M (2001:
28) Adapun tindakan pertolongan memar yaitu:
1) Kompres dengan es selama 15 menit dalam setiap jamnya. Sesudah 24
jam kemudian, kompres diganti dengan air hangat untuk memperbaiki
aliran darah.
2) Istirahat untuk mencegahan cedera lebih parah dan mempercepat
penyembuhan jaringan-jaringan yang rusak.
b. Cedera pada otot atau tendon dan ligamen
Menurut Hardianto Wibowo (1995: 22) cedera pada otot atau tendon dan
muscular dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Strain
Strain adalah kerusakan pada suatu bagian otot atau tendon karena
penggunaan yang berlebihan ataupun stress yang berlebihan (Bambang
Priyonoadi, 2006: 9). Menurut Hardianto Wibowo (1995: 22) cedera yang
terjadi pada otot, tendon atau struktur otot (muscular tendinius) yaitu
robek karena suatu kontraksi yang hebat atau gerakan yang tidak
terkoordinasi dan mendadak. Yang diperjelas oleh Giam, C.K. dan Teh.
K.C (1992: 93)
23
strain adalah kerusakan pada suatu bagian otot atau tendo karena
penggunaan yang berlebihan ataupun stres yang berlebihan. Berdasarkan
berat ringannya cedera Andun Sudijandoko (12-13), strain dibedakan
menjadi 3 tingkatan, yaitu:
a) Strain Tingkat 1
Strain tingkat ini tidak ada robekan, hanya terdapat kondisi inflamasi
ringan, meskipun tidak ada penurunan kekuatan otot.
b) Strain Tingkat 2
Strain pada tingkat 2 ini sudah terdapat kerusakan pada otot atau
tendon, sehingga mengurangi kekuatan.
c) Strain Tingkat 3
Strain pada tingkat 3 ini sudah terjadi rupture yang lebih hebat
sampai komplit, ini diperlukan tindakan bedah (repair sampai
fisioterapi dan rehabilititasi).
2. Sprain
Menurut Elizabeth J. Corwin (2009: 332) Sprain adalah trauma pada
sendi, biasanya berkaitan dengan cedera ligamen. Pada sprain yang berat,
ligamen dapat putus. Sprain menyebabkan inflamasi, pembengkakan, dan
nyeri. Penyembuhan dapat memerlukan waktu beberapa minggu. Sprain
ialah cedera pada sendi, dimana terjadi robekan (biasanya tidak komplit)
dari ligamen. Menurut Giam, C.K. dan Teh. K.C (1992: 195) Hal ini
terjadi karena stres berlebihan yang mendadak atau penggunaan yang
berlebihan yang berulang-ulang dari sendi. Pertolongan pertama pada
cedera sprain adalah sebagai berikut :
1) Lakukan terapi „RICE‟.
2) Untuk sendi-sendi yang lebih kecil (misalnya jari-jari, pergelangan
kaki) perlu dilakukan pembebatan untuk mencegah cedera lebih
lanjut. Pembebatan mungkin juga menyebabkan atlet yang cedera
untuk melanjutkan aktivitasnya.
24
Berdasarkan berat ringannya cedera Andun Sudijandoko (2000, 14-15)
membagi sprain menjadi empat tingkatan, yaitu:
1) Tingkat 1 (ringan)
Cedera sprain tingkat ini hanya terjadi robekan pada ligamen, terdapat
hematom, kecil di dalam ligamen, tidak ada gangguan fungsi.
2) Tingkat 2 (sedang)
Cedera sprain tingkat 2 ini terjadi robekan lebih luas tetapi minimal
50 % masih baik. Hal ini sudah terjadi gangguan fungsi, tindakan
proteksi harus dilakukan, untuk memungkinkan terjadinya
kesembuhan. Imobilisasi diperlukan 6-10 minggu, untuk benar-benar
aman mungkin diperlukan waktu 4 bulan, seringkali terjadi pada atlet
memaksakan diri sebelum selesainnya waktu pemulihan belum
berakhir, maka akibatnya akan timbul cedera baru.
3) Tingkat 3 (berat)
Cedera sprain tingkat 3 ini terjadi robekan total atau lepasnya ligamen
dari tempat lekatnya, dan fungsinya terganggu secara total, maka
sangat penting untuk segera menempatkan kedua ujung robekan
secara berdekatan.
4) Tingkatan 4 (Sprain fraktur)
Cedera sprain tingkat 4 ini terjadi akibat ligamennya robek tempat
melekatnya pada tulang dengan diikuti lepasnya sebagian tulang
tersebut.
Menurut Hardianto Wibowo (1995: 15) mengklasifikasikan cedera olahraga
sebagaiberikut:

1. Cedera ringan atau tingkat I, ditandai dengan adanya robekan yang hanya
dapat dilihat menggunakan mikroskop, dengan keluhan minimal dan
hanya sedikit saja atau tidak mengganggu performa
25
2. olahragawan yang bersangkutan, misalnya lecet, memar, sprain ringan
3. Cedera sedang atau tingkat II, ditandai dengan kerusakan jaringan yang
nyata, nyeri, bengkak, berwarna kemerahan dan panas, dengan gangguan
fungsi yang nyata dan berpengaruh pada performa atlet yang
bersangkutan, misalnya: melebarnya otot dan robeknya ligamen.
4. Cedera berat atau tingkat III, pada cedera ini terjadi kerobekan lengkap
atau hampir lengkap pada otot, ligamentum dan fraktur pada tulang, yang
memerlukan istirahat total, pengobatannya intensif, bahkan mungkin
operasi.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa macam


cedera yang sering terjadi adalah:

1. Cedera di bagian kepala meliputi: memar, lecet dan perdarahan.


2. Cedera di bagian badan meliputi: strain, sprain, lecet, memar dan fraktur
3. Cedera di bagian lengan dan tangan meliputi: lecet, memar, dislokasi,
fraktur, strain dan sprain.
4. Cedera di bagian kaki dan tungkai meliputi: memar, dislokasi, lecet,
sprain, strain dan fraktur.
c. Dislokasi
Dislokasi atau sendi meleset merupakan keadaan dimana sendi terlepasnya
dari tempat persendiannya atau yang seharusnya sendi berada. Dislokasi
terjadi karena terpleset dari tempatnya maka sendi itu pun menjadi kaku,
tidak dapat digerakkan, juga terasa nyeri (Kartono M, 1980: 28).
d. Patah Tulang (Fraktur)
Patah tulang adalah suatu keadaan tulang mengalami keretakan,
26
pecah atau patah, baik tulang maupun tulang rawan. Bentuk dari patah tulang
bisa hanya retakan saja, sampai hancur berkeping-keping (Hardianto
Wibowo,1995: 27). Dijelaskan pula oleh Kartono M (2001: 115) patah tulang
selalu terjadi setiap kecelakaan akibat atau benturan keras, sedangkan patah
tulang dibagi menjadi 2 macam:
1) Patah tulang tertutup
Pada patah tulang tertutup, tidak terjadi robekan kulit di sekitar tulang
yang patah.
2) Patah tulang terbuka
Patah tulang terbuka yaitu tulang yang patah mencuat keluar melalui luka
terbuka.
Tanda-tanda patah tulang menurut Chris Brooker (2009: 137) adalah :
1) Nyeri, terutama pada tempat patah dan bila digerakkan atau ditekan pada
sumbu tulang. Karena nyeri ini berakibat fungsi tempat patah tulang
terganggu.
2) Terjadi pembengkakan.
3) memar.
4) Kreptus (bising derik tulang yang terdengan saat tulang yang patah
digerakkan).
5) Deformitas, termasuk pemendekan tulang.
6) Mobilitas abnormal pada bagian yang fraktur.
7) Kehilangan kemampuan fungsional untuk menjalankan tugas seharihari.
8) Kerusakan jaringan.
9) Terasa lunak dibagian tulang yang patah.
Pencegahan yang dilakukan menurut Hardianto Wibowo (1995: 28) adalah
sebagai berikut:
1) Atlet tidak boleh melanjutkan pertandingan.
2) Pertolongan pertama dilakuan reposisi oleh dokter secepat mungkin
dalam waktu kurang lebih kurang 15 menit, karena pada
27
waktu itu atlet tidak merasa nyeri bila dilakuakn bila dilakukan reposisi.
3) Dipasang spalk dan balut tekan untuk mempertahankan kedudukan tulang
yang baru, serta menghentikan perdarahan.
e. Kram Otot (Kejang otot)
Kram menurut Giam, C.K. dan Teh. K.C (1992: 192) ialah suatu kontraksi
otot yang berlangsung lama dan tidak dipengaruhi kemauan. Diperjelas oleh
Hardianto Wibowo (1995: 31) penyebab kram adalah otot yang terlalu lelah,
kurangnya pemanasan serta peregangan, adanya gangguan sirkulasi darah
yang menuju ke otot sehingga menimbulkan kejang.
Menurut (Giam, C.K. dan Teh. K.C (1992: 193) pertolongan pertama sebagai
berikut:
1) Kontraksikan otot yang berlawanan (yaitu otot yang berkerja secara
langsung berlawanan terhadap otot yang terkena).
2) Lakukan peregangan secara bertahap dari otot yang terkena, sampai
mencapai panjangnya yang normal, misalnya untuk betis hal ini dicapai
bila pergelangan kaki dorsifleksi 90o dengan lutut lurus. JANGAN
sentakan kaki ke atas karena hal ini dapat menimbulkan cedera yang lebih
parah pada otot yang terkena.
3) Lakukan massage dengan gerakan-gerakan mengurut dengan lemah
lembut kearah jantung untuk memperbaiki pengaliran darah lokal, bila
kramnya telah diatasi.
4) Lakukan acrupresure: cubitlah daerah antara ibu jari tangan dan jari
telunjuk pada sisi yang terkena atau di atas bibir atas sampai kramnya
hilang.
5) Pada waktu otot kejang, kita tahan kontraksi tersebut sampa kejangnya
hilang. Menahan otot waktu berkontraksi sama artinya kita menarik otot
tersebut, supaya miosin filamen dan aktin filamen dapat menduduki posisi
yang semestinya, hingga kram berehenti.
28
f. Perdarahan pada Kulit
Perdarahan terjadi karena pecahnya pembuluh darah sebagai akibat
dari trauma pukulan, tendangan atau terjatuh (Hardianto Wibowo, 1995:
39). Menurut Iskandar Junaidi (2011: 131) tanda-tanda perdarahan
pembuluh arteri adalah darah yang keluar menyembur seirama dengan
denyut jantung dan berwarna cerah atau segar. Menurut Alton Thygerson
(2011: 25) perdarahan dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Perdarahan Eksternal
Pendarahan eksternal adalah perdarahan yang dapat dilihat berasal dari
luka terbuka. Istilah perdarahan menunjukkan jumlah perdarahan yang
banyak dalam waktu singkat.
a) Mengenali Perdarahan Eksternal
Ada tiga jenis perdarahan yang berhubungan dengan jenis pembuluh
darah yang rusak:
(1) Perdarahan kapiler berasal dari luka yang terus-menerus tetapi
lambat. Perdarahan ini paling sering terjadi dan paling mudah
dikontrol.
(2) Perdarahan vena mengalir terus-menerus. Karena tekanan rendah,
perdarahan vena tidak menyembur dan lebih mudah dikontrol.
(3) Perdarahan arteri menyembur bersamaan dengan denyut jantung.
Tekanan yang menyebabkan darah menyembur juga menyebabkan
jenis perdarahan ini sulit dikontrol.
b) Perdarahan Internal
Luka tertutup terjadi bila benda tumpul tidak merobek kulit, tetapi
jaringan dan pembuluh darah di bawah kulit menjadi hancur, yang
menyebabkan perdarahan internal. Cara mengenali perdarahan
internal adalah sebagai berikut:

29
(1) Memar,
(2) Area yang nyeri tekan,
(3) Muntah atau batuk darah,
(4) Tinja berwarna hitam atau mengadung darah merah terang,
sedangkan 33 untuk perawatan perdarahan ringan dengan prosedur
RICE:
(1) Istirahat area yang cedera.
(2) Kompres cedera dengan es atau kantong dingin (cold pack).
(3) Tekan area yang cedera dengan menggunakan perban elastic.
(4) Tinggikan tungkai atau lengan cedera, jika tidak patah.
Alton Thygerson (2011: 29-30) mengungkapkan untuk merawat
perdarahan yang serius sebagai berikut:
(1) Telepon layanan medis darurat.
(2) Lakukan perawatan syok dengan menaikkan tungkai korban 15
sampai 30 cm, dan selimuti korban untuk memberi kehangatan.
(3) Jika terjadi muntah, miringkan korban untuk menjaga agar jalan
napasnya terbuka.
(4) Pantau pernafasan.
g. Pingsan
Pingsan terjadi karena disebabkan benturan di kepala yang mengakibabtkan
terganggunya bagian otak kecil. Menurut Alton Thygerson (2011: 91)
pingsan dapat terjadi secara mendadak bila aliran darah ke otak terganggu,
sedangkan menurut Iskandar Junaidi (2011: 138) dalam pengertian kita
sehari-hari, pingsan berarti tidak sadarkan diri.
Menurut Alton Thygerson (2011: 91) cara mengenali tanda-tanda pingsan
meliputi:
30
(a) Tidak berespon mendadak yang terjadi singkat,
(b) Kulit pucat,
(c) Berkeringat.
Menurut Hardianto Wibowo (1995: 36) tanda-tanda gejala otak : mual
(muntah), pusing (sakit kepala), dan penderita tidak sadar (pingsan),
sedangkan untuk perawatan korban pingsan sebagai berikut:
(1) Buka jalan napas, periksa pernafasan, dan berikan perawatan yang sesuai.
(2) Naikkan tungkai korban 15-30 cm.
(3) Longgarkan pakaian yang ketat.
(4) Jika korban terjatuh, periksa adakah cedera.
(5) Cari pertolongan medis jika korban: (1) Mengalami episode pingsan
berulang. (2) Tidak secara cepat menjadi responsif. (3) Menjadi tidak
berespons saat duduk atau berbaring. (4) Pingsan tanpa alasan.
h. Lecet
Menurut Kartono Muhamad (2001: 67) lecet adalah apabila permukaan kulit
terkelupas akibat pergeseran dengan benda yang keras dan kasar, sedangkan
untuk tindakan pertolongan sebagai berikut:
(1) Bersihkan luka dengan air dan obat antiseptik yang ada.
(2) Tutup luka itu dengan kasa steril yang kering, dan plester atau balut.
(3) Kalau luka sangat luas lakukan desinfeksi dan kirim ke dokter untuk
mendapat suntikan pencegah tetanus apabila perlu.
(4) Balutan diganti setiap hari sekali sampai sembuh.
(5) Luka lecet kecil cukup dicuci dan diolesi mercurochrom atau larutan
betadine, dan apabila perlu diplester dengan tensoplas atau sejenisnya.

31
Beberapa pendapat di atas mengenai jenis-jenis cedera maka dapat
dikatakan bahwa cedera yang terjadi bisa dikelompokkan menjadi cedera ringan,
cedera sedang, dan cedera berat. Misalnya: cedera memar, cedera otot atau tendon
dan ligamen, dislokasi atau patah tulang, kram otot, pendarahan, pingsan dan
lecet. Jenis-jenis cedera tersebut sering terjadi dalam berlatih maupun bertanding.
Cedera pada pemain bola basket menurut Borowski LA, Yard EE, Fields SK dan
Comstock RD dari NCBI (2008: 1) adalah Ankle, lutut, kepala, tangan, dan kaki.
Diagnosis yang paling sering adalah cedera ligamen terkilir, otot tendon strain,
memar, patah tulang, dan gegar otak.
1. Gunakan teknik yang tepat dan mempelajari cara yang tepat untuk bergerak
selama olahraga atau beraktivitas. Sebab, berbagai jenis latihan memerlukan sikap
dan postur yang berbeda.
2. Memiliki peralatan yang tepat. Kenakan sepatu yang tepat. Pastikan memiliki
perlindungan atletik yang tepat. Sepatu atau peralatan yang tidak pas dapat
meningkatkan risiko cedera.
3. Jangan berlebihan, tetap tenang dan lanjutkan aktivitas dengan pelan-pelan.
4. Jika cedera telah mendera, maka lakukan beberapa tindakan seperti
mengkopres. Cedera seperti strain dan sprain adalah cedera olahraga yang bisa
langsung ditangani dengan kompres. Sementara cedera olahraga seperti cedera
pinggang bawa ini dapat dilakukan dengan melatih kelenturan pada tubuh.
D.Cara Mencegah Cedera Parah

Cedera olahraga bisa dicegah dengan cara ini:


1. Ingatkan anak untuk melakukan pemanasan.
2. Setelah olahraga wajib melakukan peregangan.
3. Memakai pelindung yang diperlukan, misalnya pelindung tulang kering

32
jika si Anak bermain sepakbola atau pelindung lengan untuk anak yang hobi main
softball.
Cabang Olahraga Permainan
Setelah lari, berikut adalah cedera olahraga yang sering terjadi pada atlet
sepak bola, bola basket, voli, dan bulu tangkis.
Perdarahan
perdarahan terjadi karena pecahnya pembuluh darah sebagai akibat dari
trauma pukulan atau terjatuh. Kemungkinan pendarahan yang terjadi ialah
pendarahan pada hidung, mulut dan kulit. Perdarahan erawatan yang dapat
dilakukan oleh pelatih atau tim medis menurut Hardianto Wibowo (1995:21)
sebagaiberikut:

pada perdarahan hidung, hal yang harus dikontrol terutama adalah airway (jalan
nafas) dan breathing (pernapasan). Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:

 Penderita didudukan, batang hidung dijepit sedikit kebawah tulang rawan


hidung, dalam posisi ibu jari berhadapan dengan jari-jari yang lain. Hal ini
dilakukan kurang lebih 5 menit dengan jari tangan sementara penderita
dianjurkan bernafas melalui mulut
 Hidung dan mulut dibersihkan dari bekas-bekas darah. Biasanya
pendarahan berhasil dihentikan. Sebaiknya juga diberikan kompres dingin
disekitar batang hidung, sekitar mata hingga pipi.
 Bila pemijatan tidak berhasil, maka atlet harus diberi perlotongan oleh
dokter atau dibawa kerumah sakit. Pada keadaan ini kemungkinan besar
perdarahan disertai patah tulang, kadang-kadang deformitas dapat terjadi.
 Bila terjadi fraktur atau retak pada tulang hidung, maka untuk
menghentikan pendarahan pada hidung tidak boleh dipijit, tetapi hanya
diberi kompres dingin saja, lalu dikirim kerumah sakit. Pada
33
keadaan ini, tidak diperkenankan untuk meniupkan udara dari hidung dengan
paksa untuk mengeluarkan bekuan-bekuan darah, karena ini dapat menimbulkan
emboli paru.

b) Pendarahan pada mulut


Penanganan perdarahan pada mulut harus memperhatikan aspek airway (jalan
napas) dan breathing (pernapasan). Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain
adalah:

Pendarahan dari bibir atau gusi dihentikan dengan penekanan secara langsung
dan kompres dingin.
 Apabila gigi goyang atau fraktur, gigi tidak boleh dicabut dan atlet dikirim
untuk penanganan lanjut di dokter gigi.

5. Pendarahan Pada Kulit


Perdarahan pada kulit atau perdarahan eksternal adalah perdarahan yang
dapat dilihat berasal dari luka terbuka (Kartono

Mohammad 2003: 88). Cedera dapat juga merusak dan menyebabkan perdarahan.
Menurut Kartono Mohammad (2003: 88) ada tiga jenis yang berhubungan dengan
jenis pembuluh darah yang rusak yaitu:
a) Perdarahan kapiler, berasal dari luka yang terus-menerus tetapi lambat.
Perdarahan ini paling sering terjadi dan paling mudah dikontrol.

34
Perdarahan vena, mengalir terus- menerus karena tekanan rendah
perdarahan vena tidak menyembur dan lebih mudah dikontrol.
Perdarahan arteri, menyembur bersamaan dengan denyut jantung, tekanan
yang menyebabkan darah menyembur juga menyebabkan jenis perdarahan ini
sulit dikontrol.

E. Penyebab Terjadinya Cedera Olahraga


Setiap olahragawan saat bertanding maupun berlatih selalu mempunyai
kendala yaitu cedera olahraga. Cedera yang mereka alami pun bermacam-macam
begitu pula setiap macam cedera pasti berbeda penyebabnya.
Seperti yang diungkap oleh Hardianto Wibowo (1995: 13) berdasarkan
macam-macam cedera, maka cedera olahraga dapat dibagi atas sebab-sebabnya
cedera yaitu:
35
a. External violence (sebab yang berasal dari luar) adalah cedera yang timbul
atau terjadi karena pengaruh atau sebab yang berasal dari luar misalnya:
1) Karena body contact sport: sepak bola, tinju, karate, dan lain-lain
2) Karena alat-alat olahraga: stick hockey, bola, raket, dan lain-lain
3) Karena keadaan sekitarnya yang menyebabkan terjadinya cedera,
misalnya: keadaan lapangan yang tidak memenuhi persyaratan misalnya:
balap mobil, motor, dan lapangan bola yang berlubang. Luka atau cedera
yang timbul berupa: Luka lecet, robeknya kulit, robeknya otot, tendo atau
memar,fraktur, dapat sampai fatal.
b. Internal violence (sebab-sebab yang berasal dari dalam) terjadi karena
koodinasi otot-otot dan sendi yang kurang sempurna, sehingga menimbulkan
gerakan-gerakan yang salah, sehingga menimbulkan cedera. Ukuran tungkai
atau kaki yang tidak sama panjangnya, kekuatan otot-otot yang bersifat
antagonis tidak seimbang dan sebagainya. Hal ini bisa terjadi juga karena
kurangnya pemanasan, kurang konsentrasi ataupun olahragawan dalam
keadaan fisik dan mental yang lemah. Macam cedera yang terdapat berupa:
robeknya otot, tendon atau ligamentum.
c. Overuse (pemakaian terus menerus/terlalu lelah) karena pemakain otot yang
berlebihan atau terlalu lelah. Cedera karena over-use menempati 1/3 dari
cedera olahraga yang terjadi. Biasanya cedera akibat over-use terjadinya
secara perlahan-lahan (bersifat kronis). Gejala-gejalanya dapat ringan yaitu
kekakuan otot, Strain/sprain, dan yang paling berat adalah terjadinya stres
fraktur.
Menurut Andun Sudijandoko (2000: 18) faktor-faktor yang menyebabkan cedera
olahraga sebagai berikut:
a. Faktor Olahragawan/wati yaitu beberapa faktor manusia itu sendiri. Faktor
tersebut meliputi: Umur, faktor pribadi/ kematangan, pengalaman, tingkat
latihan, teknik, kemampuan awal (warming up),
36
recovery period, kondisi tubuh yang "fit", keseimbangan nutrisi, halhal umum
seperti istirahat dan terhindar dari rokok dan alkohol.
b. Peralatan dan Fasilitas meliputi perlengkapan latihan dan pelindung atau
pengaman
c. Faktor Karakter dari pada Olahraga.
Menurut Rusli Lutan (2001: 43) cedera juga dapat digolongkan berdasarkan
bagaimana cedera terjadi. Penyebab cedera meliputi:
a. Tumbukan langsung Sebuah tumbukan langsung ke bagian tubuh tertentu
dapat menyebabkan pendarahan, jaringan terkelupas pada permukaan atau
lebih dalam, cedera persendian. Tabrakan atau saling bertumbukan antara dua
atlet atau benturan dan jatuh ke permukaan lapangan yang keras, merupakan
contoh yang lazim dari mekanisme tumbukan langsung yang menyebabkan
cedera olahraga.
b. Pelintiran Cedera karena terpelintir merupakan bentuk cedera yang
diakibatkan oleh gerakan berputar dan pivot, yang menyebabkan lutut pemain
mengalami cedera.
c. Gesekan Cedera karena gesekan terjadi akibat permukaan bagian tubuh atau
anggota tubuh terkena gesekan keras oleh permukaan yang kasar. Gesekan
kulit dan permukaan lapangan yang keras, menyebabkan kulit luka
mengelupas.
Cara Mencegah Cedera Saat Berolahraga

Mengingat cedera olahraga tak hanya bisa dengan mudah terjadi pada olahraga
ekstrem, Anda perlu waspada saat berolahraga jenis apa pun. Ikuti kiat-kiat di
bawah ini:
 Lakukan Pemanasan dengan Benar
Sesuaikan pemanasan dengan olahraga yang akan dilakukan, tetapi dalam ritme
yang lebih ringan. Misalnya, bila akan lari, bentuk pemanasannya adalah jalan
cepat selama 10 menit.

37
Selain itu, Anda juga bisa melakukan berbagai peregangan otot sebelum mulai
berolahraga. Ingat saat melakukan pemanasan, hindari melakukannya secara
berlebihan, apalagi hingga kelelahan.
Tak hanya berfungsi untuk mencegah cedera, pemanasan juga dapat membuat
tubuh lebih lentur karena dapat meningkatkan aliran darah ke otot.
 Berhenti Bila Lelah
Otot yang lelah akan menurunkan perlindungan tubuh, sehingga rentan terjadi
cedera. Sebaiknya istirahatkan bagian tubuh yang telah digunakan secara intens
atau berlebihan selama beberapa hari. Ingat, jangan memaksakan diri. Kalau
terlanjur cedera, bisa-bisa semangat olahraga bisa luntur.
 Hindari Gerakan Tiba-Tiba
Kalau sudah lama tidak berolahraga atau melakukan olahraga tertentu, hindari
melakukan gerakan tiba-tiba. Misalnya, kalau sudah lama tidak main bisbol,
jangan memforsir gerakan tangan saat memukul bola, karena bisa berisiko
menyebabkan cedera di bahu atau lengan.
Untuk mencegahnya, latih otot yang akan digunakan beberapa minggu sebelum
melakukan olahraga yang sudah direncanakan.
Jadi, pergelangan kaki, siku, lutut, paha belakang, betis dan pangkal paha adalah
bagian tubuh yang rentan cedera akibat olahraga.

F. Tanda-Tanda Reaksi Radang Setempat Akibat Cedera Olahraga

Radang atau inflamasi (bahasa Inggris: inflammation) adalah respons dari


suatu organisme terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa
rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera,
seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang merupakan salah satu dari respons
utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi distimulasi oleh
faktor
38
kimia (histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan prostaglandin) yang
dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam sistem
kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi.
Radang pada kulit
Radang mempunyai tiga peran penting dalam perlawanan terhadap infeksi:[1]
 memungkinkan penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi
untuk meningkatkan performa makrofaga
 menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi
 mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak.
Respons peradangan dapat dikenali dengan nyeri, bengkak, demam, panas, merah,
yang disebabkan karena terjadi perubahan pada pembuluh darah di area infeksi:
 pembesaran diameter pembuluh darah, disertai peningkatan aliran darah di
daerah infeksi. Hal ini dapat menyebabkan kulit tampak bengkak
kemerahan dan penurunan tekanan darah terutama pada pembuluh kecil.
 aktivasi molekul adhesi untuk merekatkan endotelia dengan pembuluh
darah.
 kombinasi dari turunnya tekanan darah dan aktivasi molekul adhesi, akan
memungkinkan sel darah putih bermigrasi ke endotelium dan masuk ke
dalam jaringan. Proses ini dikenal sebagai ekstravasasi.
Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
 tumor atau membengkak
 calor atau menghangat
 dolor atau nyeri
 rubor atau memerah
 functio laesa atau daya pergerakan menurun
39
dan kemungkinan disfungsi organ atau jaringan.

- Peradangan akut
Gejala yang kerap terjadi saat tubuh mengalami peradangan akut antara lain
sebagai berikut:
 nyeri
 ruam merah
 organ tubuh kehilangan fungsi
 pembengkakan
 demam.
Gejala tersebut bisa berlangsung dalam hitungan hari atau selama dua hingga
enam minggu.
- Peradangan kronis
Peradangan kronis bisa terjadi dalam hitungan bulan atau tahun. Peradangan
kronis bisa menyebabkan berbagai penyakit berikut:
Apa itu peradangan?
Pelajari semua tentang proses yang menyebabkan peradangan, mengapa terjadi,
dan bagaimana akibat peradangan dirasakan tubuh kita.
Apa itu peradangan?
Peradangan adalah respons perlindungan normal tubuh terhadap cedera.
Terjadi saat sel darah putih melawan untuk melindungi kita dari infeksi,
misalnya dari bakteri atau virus. Juga terjadi saat tubuh kita cedera,
misalnya jika Anda terkilir sewaktu berolahraga, yang sering kali menjadi
menyakitkan, bengkak, dan meradang.
Berapa lama peradangan berlangsung?
Peradangan akut merupakan respons imun yang biasanya berlangsung
hanya beberapa hari dan secara normal bermanfaat untuk penyembuhan,
meskipun sering disertai dengan sensasi tidak menyenangkan seperti gatal
atau sakit.
Peradangan terjadi saat sistem imun mencoba melindungi organ
40
dari infeksi dan cedera. Tujuannya adalah melokalisasikan dan
menghilangkan jaringan yang rusak sehingga tubuh bisa mulai
menyembuhkan diri.

TAHUKAH ANDA?
Peradangan terjadi bila pembuluh darah membesar untuk memungkinkan lebih
banyak darah masuk ke jaringan yang cedera. Itulah mengapa area yang
terdampak menjadi merah dan panas.*
*Apa itu peradangan? - National Library of Medicine (Perpustakaan
Kedokteran Nasional) - PubMed Health. 2016. Apa itu peradangan? -
National Library of Medicine (Perpustakaan Kedokteran Nasional) -
PubMed Health. [ONLINE] Tersedia di:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0072482/. [Diakses 08
April 2016].
Gejala peradangan
Ada lima tanda atau gejala yang dapat menunjukkan peradangan akut:
kemerahan, panas, bengkak, nyeri dan sulit untuk menggerakkan area tubuh
yang terdampak secara normal. Beberapa peradangan bisa jadi ringan,
memengaruhi hanya bagian kecil dan akan sembuh sendiri, namun juga
dapat meluas, menyakitkan, dan memerlukan penanganan.

Diagnosis dan penanganan


Jika nyeri Anda parah atau berlangsung lama, Anda harus
berkonsultasi dengan dokter, yang dapat melakukan pemeriksaan dan
kemungkinan memerintahkan tes darah atau tes pencitraan, seperti sinar-X,
MRI atau CT scan untuk menemukan penyebab peradangan. Dokter juga
dapat merekomendasikan penanganan, seperti penggunaan obat-obatan
NSAID yang digunakan untuk tujuan

41
anti-peradangan dan pereda nyeri.

Inflamasi atau peradangan adalah bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan
berperan dalam proses penyembuhan.

Ketika tubuh diserang oleh patogen penyebab penyakit, tubuh akan


meluncurkan respon biologis untuk membasmi patogen tersebut.
Di sisi lain, peradangan juga bisa memicu berbagai penyakit kronis seperti
diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan obesitas.
Gejala

Ada dua jenis pradangan yang umum terjadi dengan gejala berbeda,
yakni peradangan akut dan kronis.
Berikut perbedaanya:

- Peradangan akut

Gejala yang kerap terjadi saat tubuh mengalami peradangan akut antara
lain sebagai berikut:

nyeriruam merah organ tubuh kehilangan fungsi pembengkakan demam.

Gejala tersebut bisa berlangsung dalam hitungan hari atau selama dua
hingga enam minggu.

- Peradangan kronis
Peradangan kronis bisa terjadi dalam hitungan bulan atau tahun.
Peradangan kronis bisa menyebabkan berbagai penyakit berikut:
42

 Penyebab Terjadinya Cedera Olahraga

Olahraga itu menyehatkan tubuh, pikiran, dan membuat kita senang.


Namun terkadang kita terkena cedera yang membuat kita malah terhambat
untuk melakukan banyak hal. Nah, supaya kamu tidak mengalami cedera
yang tidak diinginkan maka sangat perlu memperhatikan beberapa hal ini.

1. Tidak melakukan pemanasan


Kalau kamu memulai olahraga tanpa melakukan pemanasan seperti jogging
atau peregangan maka akan menyebabkan otot menjadi tidak siap dan
menjadi kurang responsif sehingga otot akan mudah tertarik.

2. Berolahraga berlebihan
Olahraga memang membuat tubuh sehat. Tapi jika dilakukan tanpa istirahat
yang cukup tentunya akan menimbulkan cedera yang tidak disadari. Itu
semua terjadi karena meningkatnya potensi ditubuh kita untuk mendapatkan
cedera kronis dengan menaruh beban secara terus-menerus di tubuh sampai
melebihi batas dari apa yang bisa kita terima di tubuh.

3. Teknik latihan yang buruk


teknik yang benar saat kita melakukan suatu gerakan latihan akan memberi
efek positif ketubuh kita namun kalau kita melakukan suatu gerakan dengan
cara yang salah atau posisi tidak benar akan membuat otot menjadi kelebihan
beban, apalagi jika dilakukan secara terus-menerus.

43

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Olahraga merupakan sebuah aktivitas manusia yang bertujuan
untuk mencapai kesejahteraan yang meliputi jasmani dan rohani manusia
itu sendiri. Pembinaan potensi-potensi jasmaniah, rohaniyah, dan karakter
seseorang dapat dibentuk melalui permainan, perlombaan dan
pertandingan olahraga
Cedera olahraga merupkan segala bentuk kegiatan melampaui
batas ambang kemampuan tubuh sebagai akibat berolahraga.secara
pisikologis cedera olahraga terjadi akibat tidak keseimbangan antar beben
kerja dengan kemampuan jaringan tubuh yang melakukan aktivitas
olahraga

B. Saran
1. Bagi pemain hendaknya lebih hati – hati selama bertanding dan
berlatih serta menaati peraturan dengan disiplin dan menggunakan
perlengkapan yang standar ketika berlatih maupunbertanding, agar
frekuensi cedera dapat diminimalkan.

44

DAFTAR PUSTAKA

http://rskojakarta.com/news/view/126#:~:text=Menurut%20Graha
%20%26%20Priyo%20(2

009%20%3B,gerak%20yang%20berlebihan%20atau%20kecelakaan.

https://id.wikipedia.org/wiki/Cedera#:~:text=Cedera%20atau%20luka%20adalah

%20sesuatu,atau%20tekanan%20fisik%20maupun%20kimiawi.

https://www.idntimes.com/health/fitness/muhammad-haris-irawan/5-
penyebabcedera-olahraga-yang-kadang-tidak-kamu-sadari-c1c2/5
http://herdiansyahagus.blogspot.com/2012/07/makalah-cidera-olahrag-
disusunoleh.html

http://syarifdayatpenjas.blogspot.com/2014/11/makalah-tentang-cedera.html

45

Anda mungkin juga menyukai