Anda di halaman 1dari 6

NAMA :MARIA MENO

SEMESTER : IV D
TUGAS : MENULIS ILMIAH

PERAN CENDIKIAWAN KATOLIK DI TENGAH MASYARAKAT

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Gereja katolik merupakan Gereja Kristen terbesar di dunia. Gereja
Katolik merujuk kepada gereja yang dipimpin oleh Paus. Paus adalah
otoritas tertinggi dalam Gereja Katolik. Gereja Katolik berasal dari tradisi
dan ajaran yang didasarkan pada ajaran Yesus Kristus dan di wariskan
melalui para Rasul. Gereja sendiri memiliki struktur organisasi dan
kepemimpinan yang biasa disebut dengan hierarki. Hierarki gereja katolik
memiliki susunan yaitu paus sebagai kepala gereja katolik, kardinal, imam
dan umat awam.
Cendikiawan katolik merupakan orang yang memiliki sikap hidup yang
terus menerus meningkatkan kemampuan berpikirnya untuk dapat
mengetahui sesuatu secara keseluruhan. Ditengah masyarakat cendikiawan
katolik memiliki komitmen yang kuat terhadap ajaran dan nilai-nilai katolik
serta mendukung penciptaan karya seni yang menginspirasi dan memperkaya
masyarakat. Dalam konteks ini, cendikiawan katolik mempelajari,
menghargai, dan mempromosikan seni katolik yang meliputi seni rupa,
arsitektur gereja, music liturgis, sastra, dan pertunjukan teater yang
berdasarkan nilai-nilai iman katolik.
Agama memegang peran penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara, menegaskan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Salah satu agama yang diakui di Indonesia adalah agama katolik. Dalam
konteks ini, cendikiawan katolik memiliki peran yang signifikan dalam
membentuk dan memperkaya kehidupan masyarakat.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Mengidentifikasi secara lebih dalam tentang Peran Cendikiawan Katolik
di TengahMasyarakat. Berikut rumusan masalah yang akan dibahas:
1. Hubungan Gereja Katolik dan Cendikiawan Katolik dalam
Masyarakat
2. Peran Cendikiawan Katolik di Tengah Masyarakat

1.3. TUJUAN
Tujuan dari tema ini adalah supaya kita dapat mengetahui apa saja peran
cendikiawan katolik ditengah masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. HUBUNGAN GEREJA DAN CENDIKIAWAN KATOLIK DALAM
MASYARAKAT
Cendekiawan Katolik adalah individu yang memiliki pengetahuan luas dan
mendalam, serta komitmen kuat terhadap ajaran dan nilai-nilai Katolik (Doe, 2020).
Cendekiawan Katolik merupakan individu yang memiliki pemahaman yang luas
dan mendalam dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, seni, atau budaya, serta
memiliki komitmen yang kuat dan tulus terhadap ajaran dan nilai-nilai yang dianut
oleh Gereja Katolik. Gereja katolik adalah gereja yang benar yang didirikan oleh
Yesus Kristus yang para anggotanya saling dipersatukan dalam ikatan persekutuan
rohani. Gereja katolik menyadari panggilannya dan ingin mempunyai keleluasaan
demi kesejahteraan semua dan masing-masing warga masyarakat, dan demi
keselamatan manusia secara sempurna, melayani kebutuhan masyarakat, terutama
yang bersifat Rohani. Di dalam gereja terdapat susunan hierarki yang merupakan
geembala gereja. Para cendikiawan katolik juga di sebut gembala gereja. Menurut
defenisi yang diuusulkan oleh Hiestand dan Wilson, gembala-teolog pertama-tama
merujuk kepada orang didalam suatu komunitas pastoral atau jemaat, yang memiliki
minat dan karunia teologis yang unik (Dawa, 2020: 92). Gembala sebagai
cendekiawan bersinggungan dengan konsep gembala sebagai teolog. Gembala
sebagai cendekiawan masuk dalam kategori teolog eklesial. Gembala-Cendekiawan
menulis dan meneliti untuk kalangan teologi akademik dan berkontribusi kepada
pengembangan ilmu teologi.
Dalam masyarakat, cendekiawan katolik memiliki hubungan yang
penting dengan gereja dan komunitas sekitarnya. Para cendekiawan katolik
memainkan peran yang signifikan dalam pertumbuhan spirituslitas kaum muda
katolik. Para cendekiawan membantu masyarakat dalam mengembangkan
pemahaman akan ajaran agama katolik, memberikan Pendidikan iman yang kokoh,
dan memfasilitasi pelayanan rohani yang memperkuat hubungan masyarakat
dengan gereja. Melalui karya intelektual yang mereka lakukan, cendekiawan
katolikmembimbing kaum masyarakat untuk memahami dan mendalami keyajinan
agama mereka, memperkuat spirituslitas, dan memperluas wawasan keagamaan.
2.2. PERAN CENDEKIAWAN KATOLIK DI TENGAH MASYARAKAT
Menjadi seorang gembala cendekiawan tidak mudah. Seorang gembala
cendekiawan harus bergerak dari satu panggilan dan visi tentang gembala jemaat
yang ditetapkannya untuk pelayanannya. Kecendekiawan harus dihindarkan dari
semata menjadi pengetahuanintelektuaala tentang Doktrin Kristen dan ajaran-ajaran
alkitab. Untuk menjadi seorang gembala cendekiawan, seorang gembala
jemaatharus giat dalam mencari pengetahuan yang benar tentang Allah di dalam
Alkitab, menggunakan segenap pikiran dan kemampuan logikanya untuk
memahami perkara- perkara spiritual, kebenaran Allah dan isi Alkitab untuk
diajarkan kepada masyarakat dengan cara yang dapat dimengerti, menarik hati dan
meyakinkan.
Seorang gembala-cendekiawan memainkan sejumlah peran dan melakukan
tugas-tugasnya yang khusus. Berikut peran cendekiawan di tengah masyarakat:
1. Sebagai teolog biblika.
2. Sebagai teolog politis
3. Sebagai intelektual public
4. Sebagai teolog lokal
5. Sebagai teolog salib.
Untuk mewujudkan peran dan tugasnya maka seorang gembala-cendekiawan
terlibat dalam empat rangkaian kegiatan kecendekiawan, yaitu teliti,
sistematisasi, artikulasi, dan implementasi.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Cendikiawan katolik juga di sebut gembala gereja. Menurut defenisi yang
diuusulkan oleh Hiestand dan Wilson, gembala-teolog pertama-tama merujuk
kepada orang didalam suatu komunitas pastoral atau jemaat, yang memiliki minat
dan karunia teologis yang unik (Dawa, 2020: 92). Gembala sebagai cendekiawan
bersinggungan dengan konsep gembala sebagai teolog. Gembala sebagai
cendekiawan masuk dalam kategori teolog eklesial. Gembala-Cendekiawan
menulis dan meneliti untuk kalangan teologi akademik dan berkontribusi kepada
pengembangan ilmu teologi.

DAFTAR PUSTAKA
Dawa Markus, 2020. Gembala Cendekiawan Sebuah Gambaran Tentang
Gembala Jemaat. Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan, 10(1),
92.
John Doe (2020) " Peran cendikiawan Katolik dalam masyarakat"
Jurnal teologi katolik, Vol.10, No 2, hlm 20.

Anda mungkin juga menyukai