Anda di halaman 1dari 4

ULANGAN TENGAH SEMESTER

HUKUM TATA NEGARA

Nama: Tuti Khumairoh


Nim : 221110045

1. L. J. Van Apeldoorn Hukum tata negara atau hukum negara dipakai dalam arti luas dan
arti sempit. Hukum negara dalam arti luas meliputi hukum administrasi, sedangkan hukum
negara dalam arti sempit menunjukan orang-orang yang memegang kekuasaan pemerintah
dan batas-batas kekuasaannya.
Dan menurut Cornelis Van Vollenhovent Hukum tata negara adalah rangkaian
peraturan hukum yang mendirikan badan-badan sebagai alat negara dengan memberikan
wewenang kepada badan-badan itu dan yang membagi pekerjaan pemerintah kepada berbagai
alat negara di segala kedudukannya.dan menurut.
J.H.A. Logemann Hukum tata negara merupakan hukum yang mengatur organisasi
negara. Negara adalah organisasi jabatan-jabatan, dan yang termasuk pengertian inti hukum
tata negara adalah jabatan. Jabatan muncul sebagai pribadi yang khas bagi HTN dan harus
dinyatakan dengan jelas. Jadi dapat disimpulkan bahwa hukum tata negara adalah hukum
yang mengatur tatanan struktur kenegaraan, mekanisme hubungan antar struktur organ atau
struktur kenegaraan, dan mekanisme hubungan antara struktur negara dengan warga
negaranya. HTN juga dapat disebut dengan cabang ilmu yang mempelajari prinsip dan norma
hukum yang tertuang secara tertulis, ataupun yang hidup dalam kenyataan praktik
kenegaraan. Dari berbagai pendapat para ahli mengenai pengertian HTN, dapat disimpulkan
juga bahwa objek kajian hukum tata negara adalah negara

2. Hubungan antara Hukum Tata Negara dengan ilmu Negara,Ilmu Politik,Hukum


Administrasi Negara adalah terletak pada objek pembahasannya yaitu Negara,secara lebih
lanjut membahas mengenai tentang susunan Negara, alat-alatnya wewenang dan
Birokrasinya.

3. Sumber hukum adalah segala sesuatu yang dapat membentuk negara hukum dan tempat di
mana negara hukum itu berada. Dari sumber hukum inilah lahir peraturan-peraturan yang
bersifat wajib dan mengikat. Ketika aturan dilanggar, hukuman berat dan nyata dijatuhkan
kepada pelanggar. Ada dua sumber hukum yang dapat diketahui yaitu sumber hukum materiil
dan sumber hukum formil yang akan dijelaskan berikut ini :
1) Sumber hukum materiil adalah tempat di mana bahan itu diambil. Sumber hukum
materiil merupakan faktor yang membatasi distribusi hukum. Sumber hukum materiil
adalah sumber hukum mengenai isi, misalnya hukum pidana.
2) Sumber hukum formil, yaitu Hukum di mana kekuatan pengaturan muncul. Hal ini
berkaitan dengan mengapa undang-undang bersifat formal. misalnya hukum,
perjanjian antar negara, yurisprudensi dan adat. Dalam jurnalnya Law and Legal
Sources, Theresia Ngutra mendefinisikan sumber hukum formal sebagai sumber
hukum dalam bentuknya yang biasa, terdiri dari:
 Undang-undang
 Kebiasaan
 Traktat
 Yurisprudensi
 Pertimbangan Psikologis
 Pertimbangan Praktis
 Pendapat yang sama
 Doktrin
4. UU dibuat oleh DPR dengan persetujuan presiden atau disahkan oleh presiden baru
kemudian uu tersebut dapat berlaku. Namun berbeda dengan perppu, perppu adalah suatu
peraturan yang hanya dibuat oleh presiden tanpa persetujuan siapapun. Dalam pembuatan
perppu hanya dilakukan ketika negara mengalami masa darurat, maka barulah presiden
diperbolehkan untuk mengeluarkan perpu.

5. Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara yang berupa kumpulan
peraturan yang membentuk dan mengatur/memerintah dalam pemerintahan suatu negara
tujuan konstitusi mencapai keadilan, ketertiban, kemerdekaan, serta menjamin kesejahteraan
masyarakat umum. Adapun fungsi konstitusi yaitu menentukan dan membatasi kekuasaan
negara, serta menjamin dan melindungi hak-hak warga negara dan hak asasi manusia
(“HAM”). Konstitusi terbagi menjadi dua macam, yaitu: “konstitusi tertulis” (written
constitution) dan “konstitusi tak-tertulis” (unwritten constitution) memiliki arti seperti halnya
dengan “hukum tertulis” (geschrevent recht) yang termuat dalam undang-undang dan “hukum
tak-tertulis” (orgescheverent recht) yang berdasarkan atas adat-kebiasaan.
6. Sebelum amandemen
 MPR: Sebelum amandemen, Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR merupakan
lembaga tertinggi negara yang memiliki kekuasaan tak terbatas.
 DPR: Sebelum amandemen, Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR merupakan
lembaga perwakilan rakyat yang tidak bisa dibubarkan oleh presiden. Anggota DPR
adalah anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih oleh rakyat dan tidak
bertanggung jawab kepada presiden.
 MA: Kekuasaan kehakiman hanya dijalankan oleh Mahkamah Agung. MA bersifat
mandiri dan tidak boleh diengaruhi oleh kekuasaan lain.
 BPK: Badan Pemeriksa Keuangan berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan
keuangan negara.
 DPA: Dewan Pertimbangan Agung berfungsi memberikan masukan atau
pertimbangan kepada presiden.
Sesudah amandemen
 MPR: Setelah amandemen, kedudukan MPR menjadi setara dengan lembaga negara
lainnya di bawah UUD 1945. MPR berwenang untuk mengubah dan menetapkan
UUD, melantik, dan memberhentikan presiden dan wakil presiden sesuai Undang-
Undang atau UU.
 DPR: Setelah amandemen, kedudukan DPR dalam sistem ketatanegaraan semakin
diperkuat karena DPR berwenang membuat UU.
 Presiden dan Wakil Presiden: Setelah amandemen, rakyat memiliki hak suara untuk
memilih presiden dan wakil presiden secara langsung melalui pemilu. Presiden dan
Wakil Presiden memegang kekuasaan pemerintah dan berwenang mengesahkan RUU
menjadi UU.
 DPD: Dewan Perwakilan Daerah adalah perwakilan daerah dalam sistem
ketatanegaraan. DPR berwenang mengajukan RUU kepada DPR terkait otonomi
daerah.
 BPK: BPK memiliki tugas dan wewenang strategis mengenai sumber dan anggaran
keuangan negara. BPK melaporkan hasil pemeriksaan kepada DPR, DPRD, dan DPD.
 MA: Setelah amandemen, MA membawahi badan peradilan dalam wilayah peradilan
umum peradilan militer, peradilan agama, dan peradilan tata usaha negara.
 MK: Bersama MA, MK memegang kekuasaan kehakiman yang berwenang menguji
UU terhadap UUD.
 KY: Komisi Yudisial merupakan lembaga negara yang bersifat mandiri dan berhak
mengusulkan pengangkatan hakim agung.

Anda mungkin juga menyukai