BOARD 36 Repaired
BOARD 36 Repaired
UJIAN BOARD 36
Disusun oleh:
Dr. Henny Megawati / UNSRI
Dr. Daniel Rizky / UNDIP
Dr. Iswadi Darwis / UGM
Dr. Rio Azadi / UNAIR
Dr. Riko Jumattulah / UNAND
Dr. Lia Sasmithae / UNBRAW
Dr. Ririe Tjowandi / UNHAS
Dr. Rieka Marpaung / UNPAD
Dr. Erny Kumalasari / UNS
Dr. Melina Anggabrata / UNSRAT
Dr. Wira Idiawati / UNSYIAH
Dr. Luh Putri Wulandari / UNUD
Dr. Yessica Sheila Sitompul / USU
[TERIMA KASIH ATAS KERJASAMANYA, SEMOGA MENJADI BERKAH DAN LULUS 100%, AMIN]
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
F. CT scan abdomen
G. Ultrasonografi abdomen
H. Endoscopic ultrasonography
I. Magnetic resonance cholangiopancreatography
J. Endoscopic retrograde cholangiopancreatography
Jawaban: E
Referensi Achmad Fauzi. Kolangitis Akut. In: Rani A, Simadibrata M, Syam AF,
editors. Buku Ajar Gastroenterologi. 1st ed. Jakarta: Interna
Publishing; 2011. p.579-90
Referensi H.A.M. Akil. Penyakit Divertikular. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW,
Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku ajar ilmu
penyakit dalam Jilid I. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2014.p.1866-
1874
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
F. Kolitis TB
G. Kolitis Amuba
H. Shigellosis
I. Kolitis pseudomembran
J. Chron’s disease
Referensi Nizam O. Kolitis Infeksi. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata
M, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid
I. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2014.p.1829-1837
Referensi Sulaiman A. Pendekatan klinis pada pasien ikterus. In: Setiati S, Alwi
I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku
ajar ilmu penyakit dalam Jilid I. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing;
2014.p.1937-1942
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
dengan gambaran struktur mirip sosis, berlapis konsentris, dengan diameter 15 cm, dinding
menebal dan ada cairan bebas.
Diagnosis paling sesuai untuk pasien ini adalah:
A. Kehamilan ektopik
B. Divertikulitis
C. Endometriosis
D. apendisitis akut
E. Ruptur kista ovarium
Referensi Jacobs DO. Acute appenddicitis and peritonitis. In: Kasper DL, Fauci
AS, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo J, editors. Harrisons
th
internal medicine. 19 ed. New York: McGraw Hill; 2015.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
Dengan kesan: massa di hilum hepar dengan pelebaran duktus biliaris intrahepatik, duktus
hepatikus kanan dan kiri tidak menyatu dengan kandung empedu yang kolaps. Hasil biopsi
kelenjar getah bening di ketiak kanan pasien yang membesar didapatkan kesan metastasis
adenokarsinoma dengan pewarnaan imunohistokimia positif untuk cytokeratin (CK) 7, CK 8
dan CK 19 serta negatif untuk CK20. Keluhan pasien berupa badan semakin kurus sejak 1
bulan terakhir dan sering gatal di seluruh tubuh. Diagnosis paling mungkin pada kasus ini
adalah:
A. Fibrolamellar hepatocellular carcinoma
B. Karsinoma pankreas metastasis hati
C. Kolangiokarsinoma ekstrahepatik distal
D. tumor Klatskin
E. Kolangiokarsinoma intrahepatik
Referensi Tumor sistem bilier. Dalam: Alwi I, Salim S, Hidayat R, Kurniawan
J, Tahapary DL. Panduan praktik klinis PAPDI. Jakarta: Interna
Publishing; 2014.
Carr BI. Tumors of liver and biliary tree. In: Kasper DL, Fauci AS,
Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo J, editors. Harrisons
th
internal medicine. 19 ed. New York: McGraw Hill; 2015.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
Seorang laki-laki usia 39 tahun, datang ke poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan susah
buang air besar dengan ada rasa tidak lampias. Kakak pasien menderita polip usus dan ayah
pasien telah meninggal akibat kanker usus. Pasien merokok sejak usia 17 tahun, 3 bungkus
perhari. Pada pemeriksaan fisik didapat konjunctiva anemis, nyeri perut. Pada pemeriksaan
penunjang, didapatkan Hb 8,9mg/dL; darah samar feses positif. Pada pemeriksaan kolonoskopi
didapatkan gambaran polip 12 buah pada sigmoid. Tatalaksana yang tepat untuk pasien diatas
adalah:
Pasien perempuan 55 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan lemas dan
tidak nafsu makan sejak 6 bulan terakhir. Pasien tidak pernah muntah hitam atau BAB hitam.
Pasien pernah mengalami kecelakaan dan mendapatkan tranfusi darah 2 kantong. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan demam subfebris, hepatomegali. Tidak ditemukan palmar eritem,
kolateral vein, ascites dan splenomegali. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan anti HCV
positif dan HCV RNA pertama 360.000 IU/mL 3 bulan yang lalu, namun belum sempat
berobat. Saat ini HCV RNA 490.000 IU/mL dengan genotype 3. Regimen terapi awal terbaik
pada pasien ini adalah
P. PegIFN, RBV, Sofosbuvir 24 minggu
Q. PegIFN, RBV, Sofosbuvir 12 minggu
R. Sofosbuvir, RBV 12 minggu
S. PegIFN, RBV, Simeprevir 48 minggu
T. Sofosbuvir, Simeprevir 24 minggu
Referensi Hepatitis C Kronik. In: Alwi I, Salim S, Hidayat R, Kurniawan J, Tahapari DL,
editors. Panduan Praktik Klinis Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam.
st
1 ed. Jakarta: Interna Publishing; 2015.p.240-2.
PPHI. Konsensus Nasional Penatalaksanaan Hepatitis C di Indonesia. 2017.p.63-
4.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
Laki-laki usia 59 tahun datang ke UGD dengan keluhan kuning seluruh tubuh sejak 1 bulan
SMRS, mual ada, muntah tidak ada, nafsu makan hilang, penurunan BB 5 kg dalam 1 bulan
terakhir, lemas ada, pusing kunang-kunang tidak ada. pada pemeriksaan fisik didapatkan
o
tampak sakit sedang, suhu 38,1 C, hepar 1 jari dibawah arcus costae, courvoisier sign positif.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 8,5g/dL, bilirubin direk 17,3g/dL, SGOT 123 U/L,
SGPT 128 U/L, alkali fosfatase 160 U/L. Pemeriksaan lanjutan terbaik yang dilakukan:
A. Ultrasonografi endoskopi
B. CT scan abdomen
C. Magnetic Resonance Cholangiopancreatography
D. MRI abdomen
E. Biopsi hati
Referensi John S, Pratt DS. Jaundice. In: Kasper, Fauci, Hauser, Longo, Jameson,
th
Loscalza, editors. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 19 ed.p.279-85.
Jawab : C
Referensi Syam AF. Malabsorpsi. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M,
Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid II. 6th
ed. Jakarta: Interna Publishing; 2014. p. 1811
Jawab : D
Referensi Syam AF. Tumor Kolorektal. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M,
Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid III. 6th ed.
Jakarta: Interna Publishing; 2014. p.3023
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
2. Seorang perempuan usia 36 tahun, datang berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan
keluhan nyeri di perut kiri dan kanan bawah. Pasien tidak dapat dengan tegas
menunjukkan lokasi nyeri nya. Dalam 1 tahun terakhir, keluhan sudah dirasakan sebanyak
6 kali yang berlangsung sampai 3 minggu. Keluhan juga dirasakan terutama menjelang
menstruasi. Buang air besar kadang-kadang cair. Nyeri hilang sebentar setelah buang air
besar. Tidak didapatkan penurunan berat badan. Pada pemeriksaan fisik abdomen
didapatkan nyeri tekan pada daerah fossa iliaka kiri, bising usus normal dan pada
pemeriksaan colok dubur terdapat lendir, tidak ada darah. Hasil pemeriksaan feses lendir
positif, tidak ditemukan darah samar. Diagnosis paling mungkin pada pasien ini adalah:
P. Penyakit crohn
Q. Kolitis tuberkulosis
R. Sindrom kolon iritabel
S. Kolitis ulseratif
T. Penyakit divertikular
Referensi Chudahman Manan, Ari Fahrial Syam. Irritable Bowel Syndrome. In: Setiati S,
Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku ajar
ilmu penyakit dalam Jilid II. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2014. p.1823-26.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
Referensi Murdani Abdullah. Perdarahan saluran cerna bagian bawah (hematoskezia) dan
perdarahan samar (occult). In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M,
Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid II. 6th ed.
Jakarta: Interna Publishing; 2014. p. 1881-1887
Seorang laki-laki usia 34 tahun, datang berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan
BAB cair sejak 6 bulan, kadang bercampur darah, nyeri perut (+), terasa ada benjolan pada
perut, pemeriksaan fisik kompos mentis, kaheksia, TD 100/70 mmHg, N 110, R 26x/mnt. Dari
hasil kolonoskopi didapatkan skip lesion, hasil biopsy cobblestone (+). Diagnosa utama pada
pasien ini adalah:
U. Kolitis Ulseratif
V. Crohn Disease
W. IBS predominan nyeri
X. Kolitis Infeksi
Y. Kolitis Pseudomembran
Referensi Dharmika Djojoningrat. Inflammatory Bowel Disease. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo
AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku ajar ilmu penyakit
dalam Jilid II. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2014.p.1814-1822
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
Laki-laki usia 60th datang kepoliklinik penyakit dalam dengan keluhan benjolan diperut kanan
yang baru dirasakan 6 bulan terakhir, berat badan turun 10kg dalam waktu 2 bulan ini, pasien
mengeluh cepat kenyang, mual ada, BAK seperti teh tua (+). Dari hasil USG didapatkan
beberapa nodul 3 buah ukuran 2x3x3cm. Hasil CT Scan terdapat invasi thrombus divena porta.
Pilihan terapi mengacu rekomendasi Barcelona Cancer of the Liver Clinic pada pasien ini
adalah:
A. Sorafenib
B. Transarterial Chemoembolization (TACE)
C. Transplantasi
D. Reseksi Tumor
E. Kombinasi TACE dan sorafenib
Referensi Hepatoma, Panduan Praktik Klinik 11th ed. Jakarta: Badan Penerbit FK UI; p.247
Seorang laki-laki usia 34 tahun, datang berobat ke IGD dengan keluhan nyeri diseluruh perut,
terasa tegang, tidak buang air besar, dan tidak buang angin, beberapa bulan yang lalu os
dioperasi usus buntu, Dari pemeriksaan fisik, sense: CM, TD: 130/80 mmHg, N: 110x/mnt, R:
0
30x/mnt, T: 37,8 C, pemeriksaan fisik abdomen: distensi (+), darm countour (+), darm steifung
(+), auskultasi metallic sound (+), hasil BNO: Herring bone (+), tatalaksana utama pada pasien
ini:
A. Cairan intravena, pasang NGT
B. Cairan intravena, laparotomi
C. Cairan intravena, analgetik
D. Cairan intravena, antibiotik
E. Cairan intravena, CT-Scan Abdomen
Referensi Danny O.Jacob, Acute Intestinal Obstruction. In Kasper, Fauci, Hauser, Longo,
th
Jameson, editors. Harrison’s Principle of Internal medicine. 19 ed P 1985
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
Referensi Mailliard, ME, Sorrell MF. Alcoholic Liver Disease. In : Kasper, DL, Hauser SL,
Jameson JL, Fauci AS, Longo DL, Loscalzo J, editors. Harrison’s Principles of
th
Internal Medicine 19 editions. New York : Mc Graw Hill; 2015. Page : 2052-
2054
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
4. Seorang wanita gemuk berusia 42 tahun, datangberobatkeIGD dengan keluhan muntah hitam
sejak 1 hr smrs. Demam disertai menggigil, nyeri abdomen kanan atas dan kedua mata kuning
dan BAK teh tua. Pasien juga mempunyai keluhan mual, cepat kenyang, berat badan turun
sejak 2 bulan smrs. Pasien sering mengalami makanan cepat saji dan merokok 1 bungkus
perhari sejak usia 20 tahun. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, didapatkan kadar
3
hemoglobin 11,3 gr/dL, leukosit 18.000/mm , SGOT 23 mg/dL, SGPT 32 mg/dL, ALP 250
U/L, bilirubin total 6 mg/dl, bilirubin direk 4,2 mg/dl, bilirubin indirek 1,8,g/dl. Pada USG
abdomen didapatkan kan dinding kandung empedu > 5mm. Prosedur diagnostik selanjutnya
adalah...
a. Kultur empedu
b. Cholescintigraphy
c. Endoscopic ultrasonography
d. Magnetic resonance cholangiopancreatography
e. Endoscopic retrograde cholangiopancreatography
Jawaban: A
Referensi Kolangitis Akut. In: Alwi I, editors. Panduan Praktik Klinis. 1st ed. Jakarta:
Interna Publishing; 2015. p.255-57
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
Referensi Tumor Gaster. Panduan Praktik Klinik. Hepatologi. Jakarta: Badan Penerbit FK
UI; 2014.p.208
5. Seorang laki-laki usia 61 tahun, datangberobatke IGD dengan keluhan perut sangat nyeri,
yang timbul setelah makan, disertai mual, muntah dan kembung. Pasien konstipasi sejak 3
hari smrs, tidak ada demam.Pasien mempunyai riwayat sakit jantung dan mendapat obat
digoksin dan diuretik. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan pulsus defisit. Pada CT scan
abdomen didapatkan penebalan dan dilatasi usus, mesenteric edema, gas intramural.
Tes pencitraan selanjutnya pada kasus ini adalah...
a. Endoscopy
b. Ultrasonografi abdomen
c. Endoscopic ultrasonography
d. Angiography
e. Colonoskopi
Jawaban: D
Referensi Mastoraki A, Mesensteric ischaemia: pathogenesis and challenging diagnostic
and theraupetic modalities. W j gastrointest pathophysiol. 2016; 7 (1):125-130.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
6. Seorang laki-laki usia 32 tahun, dating berobat ke poliklinik dengan keluhan mencret-
mencret bercampur darah sejak 2 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh nyeri perut hilang
timbul disertai demam tidak tinggi, mual, kram perut, dan badan lemas. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 8,2 gr/dL, darah samar positif dengan pewarnaan trichrome
positif. Penatalaksanaan yang paling tepat untuk pasien ini adalah.
Jawaban: B
Referensi Oesman N. Kolitis Infeksi. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M,
Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th editions.
Jakarta: Interna Publishing. p.1827-35
A. antropometri
B. kekuatan genggam tangan
C. kecepatan berjalan
D. pemeriksaan indeks massa tubuh
E. penghitungan skor risiko jatuh
Seorang laki-laki berusia 80 tahun datang berobat ke berobat ke poli penyakit dalam diantar
keluarganya dengan keluhan diare sejak 3 hari terakhir, sehari 5 kali disertai mual dan
kadang muntah. Pasien susah tidur dimalam hari, dan banyak bicara sendiri yang tidak jelas
maksudnya, dan tidak mengenali anak anaknya lagi. Pasien adalah penderita hipertensi dan
pernah mengalami stroke ringan 6tahun yang lalu.
jawaban :
A. Semua obat rutin pasien dihentikan
B. Pemeriksaan darah perifer lengkap, ureum, kreatinin,SGOT,SGPT
C. Pemeriksaan foto thorak
D. Bila pasien tidak bisa menelan dengan baik, asupan peroral tidak boleh diberikan
E. Diberikan obat antipsikotik
Referensi Czeresna H. Soejono, 2014, Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, Sindrom
Delirium ( Acute Confusional State),
Edisi 6, Jilid III halaman 3795-3800
Seorang laki-laki berusia 72 tahun datang berobat ke IGD dengan keluhan demam,
batuk berdahak. Pasien terlihat gelisah , susah diajak komunikasi, kadang berhalusinasi
sejak 3 hari yang lalu. Riwayat sakit sesak nafas kambuhan sejak 10 tahun yang lalu.
Dibawah ini manakah yang merupakan patogenesis terjadinya kelainan pada pasien ini
jawaban :
A. Adanya plak senilis
B. Neurofibrillary tangles
C. Hilangnya neuron
D. Defisiensi neurotransmiter asetilkolin
E. Deposisi amyloid di korteks serebri
Seorang laki-laki berusia 74 tahun datang berobat ke IGD dengan keluhan pusing,
kepala terasa ringan, pandangan kabur, seperti akan pingsan. Dibawah ini manakah yang
bukan merupakan faktor predisposisi terjadinya kelainan pada pasien ini
jawaban :
A. Anxietas
B. Depresi
C. Riwayat infark miokard
D. Demensia
E. Gangguan pendengaran
Seorang perempuan berusia 69 tahun datang berobat ke IGD dengan keluhan pusing
berputar, disertai mual dan muntah, bila berjalan terhuyung huyung. Dibawah ini
manakah yang merupakan gejala dan tanda pada pasien ini yang disebabkan karena
kelainan sentral
jawaban :
A. Nistagmus yang hilang dalam beberapa hari
B. Disebabkan oleh suatu gerakan yang mendadak
C. Hilangnya pendengaran
D. Disertai nyeri kepala dan gangguan penglihatan
E. Keluhan mual dan muntah yang berat
Seorang laki-laki berusia 67 tahun datang berobat ke IGD dengan keluhan pusing,
kepala terasa ringan, pandangan kabur, mual ,muntah, bila berjalan seperti mau jatuh.
Dibawah ini manakah yang bukan merupakan pemeriksaan penunjang untuk kelainan
pada pasien ini
jawaban :
A. Pemeriksaan darah rutin, gula darah sewaktu.
B. Elektrokardiografi
C. Elektronistagmografi
D. Gastroskopi
E. Audiogram
Seorang laki-laki berusia 65 tahun, pensiunan bankir yang saat ini memiliki
kesibukan mengurus usaha keluarga. Pasien datang ke poliklinik penyakit dalam
atas inisiatif sendiri karena mengeluh akhir-akhir ini kesulitan dalam mengurus
keuangan usaha keluarganya, juga merasa sulit mengendarai mobil padahal
selama ini pasien selalu mandiri, pergi kemanapun tanpa diantar oleh sopir.
Pasien juga sering merasa bingung untuk melanjutkan kalimat yang harus
dibicarakan. Pasien menderita hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan terkontrol
dengan 1 macam obat antihipertensi.
Pemeriksaan laboratorium yang direkomendasikan untuk diperiksa secara rutin
pada pasien ini adalah sebagai berikut, kecuali:
A. Gangguan cemas menyeluruh dan mengalami gejala efek samping dari amlodipin
B. Gangguan cemas menyeluruh dan mengalami gejala efek samping dari amitriptilin
C. Gangguan cemas disertai episode depresi dan mengalami gejala efek samping dari
amlodipin
D. Depresi dan mengalami gejala efek samping dari amitriptilin
E. Gangguan penyesuaian dengan efek depresi dan perburukan gejala pembesaran prostat
jinak.
Referensi Soejono, CH., Probosuseno, Kemalasari, N., 2014. Depresi pada
pasien usia lanjut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
Edisi VI. Interna Publishing. Jakarta. Halaman 3810-3816
Jawaban :
A. Alprazolam
B. Fluoksetin
C. Diazepam
D. Klobazam
E. Buspiron
Referensi Soejono, CH., Probosuseno, Kemalasari, N.,
2014. Depresi pada pasien usia lanjut.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
Edisi VI. Interna Publishing. Jakarta.
Halaman 3810-3816
Berikut ini yang bukan merupakan prediktor penting terjadinya Iatrogenesis adalah
Jawaban:
A.usia tua
B.Jumlah obat yang diminum per hari
C.Kondisi patologis yang berhubungan
D.Kondisi medis yang memburuk saat masuk RS
E.Kondisi fasilitas perawatan
Seorang pria 70 tahun datang ke Anda dengan keluhan tidak bergairah saat akan
memulai hubungan seksual,pria tersebut menderita hipertensi sejak 10 tahun, terkontrol
dengan captopril 2x25 mg dengan tensi rerata 140/80 mmhg,riwayat DM ,Stroke dan
penyakit jantung tidak didapatkan, hal apakah yang akan anda lakukan
Jawaban:
A.Pertimbangkan penggantian Captopril dengan beta bloker
B.Pertimbangkan penggantian Captopril dengan CCB
C.Pemberian Captopril dilanjutkan ditambah sildenafil
D.Pertimbangkan pemberian tiazid
E.Penambahan obat anti ansietas
Laki laki usia 67 tahun datang ke poli dengan keluhan sulit berhubungan dengan istrinya sejak
5 bulan terakhir. Pasien merasa takut tidak mampu memuaskan istrinya karena pasien merasa
tua dan tidak sekuat dulu.Saat ini pasien merasa tidak tenang,sulit tidur,dan merasa
bersalah.Sebenarnya pasien masih ada keinginan untuk kegiatan sehari-hari pasien masih kuat
dan tidak mengalami kelelahan yang bermakna.Permasalahan yang terjadi pada pasien ini
adalah
Jawaban:
A. Gangguan ejakulasi
B. Gangguan aversi seksual
C. Gangguan aurosal
D. Gangguan orgasme
E. Disfungsi seksual
Soal
Penatalaksanaan luka pada pasien diatas :
Jawaban:
a. perawatan luka dengan syarat aseptic anti septik, daerah luka di gesekan dengan es dan
dihembus dengan udara hangat, diberikan salep topical,
b. dibersihkan dengan hati-hati menggunakan air hangat dan sabun, diberikan lotion dan
dipijat setiap 2-3 x/hari
c. dibersihkan dengan larutan nacl fisiologis, usahakan luka selalu bersih dari nanah, balut
jangan terlalu tebal agar oksigenasi dan penguapan baik, kelembaban luka dijaga agar
mempermudah regenerasi sel-sel kulit. Perlu pemberian antibiotik
d. jaringan nekrotik yang menghalangi pertumbuhan jaringan dibersihkan, rawat bersama
dengan bedah.
e. miring kanan miring kiri bergantian, diberikan antibiotik sistemik.
Seorang laki-laki berusia 72 tahun dibwa oleh keluarganya ke IGD dengan keluhan
terjatuh dari kamar mandi. Pada pemeriksaan fisik tanda vital TD 140/80 Nadi
120x/menit ireguler, Respirasi 20x/menit, suhu 36,8 C. Paru dan Jantung tidak
didapatkan kelainan. Apakah pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk
menentukan penyebab jatuh pada pasien tersebut?
jawaban :
F. Darah rutin
G. Elektrokardiografi
H. CT Scan kepala
I. Rontgen toraks
J. BERA
Referensi Siti Setiati, Purwita W Laksmi. Gangguan
keseimbangan, jatuh dan fraktur.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
III Edisi VI. Interna Publishing.
Jakarta. Halaman 3743-3756
Seorang laki-laki berusia 71 tahun datang berobat ke IGD dengan keluhan baru saja
terjatuh dari kamar mandi. Pada pemeriksaan fisik TD 120/80 Nadi 90x/menit Respirasi
18x/menit suhu 36,7. pemeriksaan fisik dan penunjang lainnya dalam batas normal.
Apakah yang menjadi dasar penyebab ketidakseimbangan sehingga pasien terjatuh?
jawaban :
F. Postur tubuh membungkuk dengan kedua kaki melebar dan langkah
pendek
G. Kedua kaki penyempit dengan gaya jalan bergoyang-goyang
H. Hipotensi ortostatik
I. Gangguan penglihatan
J. Gangguan pendengaran
Seorang perempuan berusia 69 tahun datang berobat ke klinik geriatri dengan keluhan
sulit mempertahankan keseimbangan. Dalam 1 bulan ini pasien pernah terjatuh sebanyak
2 kali. Pada pemeriksaan didapatkan adanya penurunan massa otot. Terapi apakah yang
dapat diberikan ada pasien tersebut?
jawaban :
F. Vitamin B kompleks
G. Asam folat
H. Metil kobalamin
I. Vitamin C
J. Vitamin D
Seorang laki-laki berusia 67 tahun datang berobat ke IGD dengan keluhan bila berjalan
seperti mau jatuh. Pasien sering mengeluhkan sempoyongan. Penyakit manakah dibawah
ini yang dapat menjadi kemungkinan penyebab sempoyongan dan seperti mau jatuh pada
pasien tersebut?
jawaban :
A. Dizzines
B. Hipertonia otot
C. Hipotensi ortostatik
D. Hiperefleksia otot
E. Gagal jantung
Berikut merupakan pernyataan yang benar tentang sinkop pada usia lanjut :
a. Onset kejadian perlahan
b. Durasi panjang
c. Terjadi penurunan gula di otak
d. Perfusi jaringan otak menurun
e. Tidak ada keterlibatan sistem otonom
Seorang laki-laki 80 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan setelah
bangun tidur dan berdiri kepala terasa pusing dan terjatuh. Pada pemeriksaan didapatkan TD
95/50 mmHg, N 88x/menit, R 18x/menit, t 37. Patofisiologi terjadinya kejadian ini adalah :
a. Penurunan fungsi otonom, hilangnya elastisitas pembuluh darah
b. Penurunan fungsi otonom, hilangnya elastisitas pembuluh darah, penurunan isi
sekuncup jantung
c. Penurunan fungsi otonom, gangguan aktivitas barorefleks, aterosklerosis
d. Gangguan aktivitas barorefleks, hilangnya elastisitas pembuluh darah, aterosklerosis
Penurunan fungsi otonom, hilangnya elastisitas pembuluh darah, gangguan
aktivitas barorefleks
Uji diagnostik yang merupakan pemeriksaan standar pada evaluasi pasien dengan sinkop
adalah :
a. BERA test
b. Tilt-table test
c. Timed up and go test
d. Berg test
e. Functional reach test
Seorang perempuan berusia 70 tahun datang berobat ke poliklinik geriatri, tiga bulan SMRS
pasien terjatuh dikamar mandi, dari hasil rontgen terdapat fraktur pada os femoralis sinistra,
disarankan operasi tapi pasien menolak, sejak saat itu pasien merasa nyeri bila bergerak
sehingga untuk mandi, buang air besar dan buang air kecil harus dibantu. Pasien hanya
tinggal dengan keponakannya, anak-anaknya tidak satu rumah dan jarang mengunjunginya.
Sejak meninggalnya suami pasien 1 tahun lalu,pasien lebih sering dikamar, dan sudah jarang
mengikuti pengajian RT. Porsi makan menjadi lebih sedikit dari yang seharusnya, berat
badan turun hingga 4 kg dalam satu tahun terakhir. Pasien menderita Hipertensi dan diabetes
mellitus dengan tekanan darah 140/80 mmHg, Nadi 88x/mnt, R 22x/mnt,. Saat ini pasien
mengkonsumsi lebih dari 5 macam obat-obatan setiap hariya
Kelainan yang dapat menyebabkan kerapuhan pada pasien ini adalah, kecuali:
A. Gangguan depresi
B. Polifarmasi
C. Malnutrisi
D. Gangguan cara berjalan
E. Demensia
Seorang perempuan berusia 68 tahun datang berobat ke poliklinik geriatri dengan keluhan
cepat lelah dan badan terasa lemah. Pasien menjadi jarang beraktifitas, lebih banyak duduk-
duduk saja. Menurut anaknya, ibunya terlihat lebih kurus dengan nafsu makan menurun,porsi
makan menjadi lebih sedikit dari yang seharusnya, berat badan turun hingga 4 kg dalam satu
tahun terakhir. Keluhan demam, batuk, dan sesak napas disangkal. Dari hasil pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang tidak didapatkan adanya tanda infeksi
Berdasarkan indeks CHS (Cardiovascular Health Study), pasien ini mengalami sindrom
klinis frailty yang ditandai dengan, kecuali:
A. Penurunan berat badan yang tidak dikehendaki
B. Kelelahan yang dilaporkan pasien
C. Aktifitas fisik yang rendah
D. Penurunan semangat
E. A dan B benar
Referensi Setiati S, Rizka, 2014 Kerapuhan dan
sindrom gagal pulih :Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III : hal 3725-
3728
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
Seorang pasien wanita usia 73 tahun dibawa keluarganya ke unit gawat darurat karena tidak
bisa dibangunkan sejak beberapa jam yang lalu. Awalnya sejak 2 hari yang lalu pasien sulit
diajak berkomunikasi dan makin lama makin menurun kesadarannya. Pasien memiliki
riwayat diabetes mellitus dan hipertensi sejak 20 tahun, pasien rutin kontrol ke poli penyakit
dalam, saat kontrol terakhir bulan lalu diketahui BB 48kg, berat badan turun dari 4 kg dalam
2 bulan terakhir, IMT 18 kg/m2, Terapi rutin sebelumnya diberikan glimepirid 1 mg,
metformin 500mg, dan amlodipin 10mg, alparazolam 1x0,5mg
Obat – obatan yang berhubungan dengan sindrom gagal pulih adalah :
A. Amlodipin
B. Metformin
C. Glimepirid
D. Alprazolam
E. Penggunaan 4 jenis obat
Seorang laki-laki 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sering mengantuk saat pagi
hari sehingga pasien merasa terganggu saat melakukan pekerjaan di kantornya. Menurut
keterangan istrinya, pasien mengorok cukup keras waktu tidur. Berikut adalah factor risiko
untuk terjadinya gangguan tidur karena gangguan pernapasan adalah kecuali:
Jawaban:
A. Obesitas, hipertensi, dan penyakit jantung
B. Stroke, penyakit jantung, dan penyakit paru obstruktif
C. Depresi sistem saraf pusat, penyempitan saluran napas atas, dan stroke
D. Laki-laki, usia lanjut, dan ras kulit hitam
E. Hipertensi, obesitas, dan hipertiroid
2. Pria berusia 73 tahun dengan keluhan sulit buang air besar sejak 1 bulan. Buang
air besar kadang seperti kotoran kambing. Ada riwayat buang air besar dengan
darah merah segar. Didapatkan penurunan berat badan 7 kilogram dalam 1 bulan
terakhir. Pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva pucat. Pemeriksaan penunjang
yang diperlukan untuk menegakkan penyebab konstipasi pada pasien adalah :
a. Kolonoskopi
b. CT scan abdomen
c. Benzidine test
d. USG abdomen
e. Feses rutin
Wanita usia 80 tahun berobat dengan keluhan nyeri bahu kanan sejak 3 hari yang lalu,
setelah terjatuh dari kamar mandi dengan posisi lengan kanan menopang tubuh akibat
tersandung undakan kamar mandi. Sebelum terjatuh tidak ada keluhan lemas,pandangan
kabur atau hilang kesadaran. Pasien tinggal sendiri,anak jarang menjenguk. Sejak 20
tahun yang lalu pasien menderita katarak tapi menolak operasi,pendengaran sedikit
terganggu dan didiagnosis pengeroposan sendi lutut. Intervensi pertama yang dilakukan :
a. Operasi katarak
b. Pemakaian alat bantu dengar
c. Operasi sendi lutut
d. Menghilangkan undakan kamar mandi
e. Meminta anak untuk tinggal bersama pasien
Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Interna Publishing.
Jakarta. Halaman 3743-3756
Soal
Laki laki 60 tahun mengeluh sulit BAB sejak 14 hari yang lalu. Pasien mengaku
sebelumnya BAB rutin 2-3 hari sekali . tidak ada perubahan pola makan,sehari hari rutin
mengkonsumsi sayur dan buah dan minum air putih 7-8 gelas sehari. Sejak 7 bulan yang
lalu pasien didiagnosis kanker prostat,dikatakan sudah menyebar ke tulang belakang.
Sudah dilakukan operasi dan radiasi. Sejak 3 bulan terakhir pasien mengkonsumsi obat
anti nyeri golongan morfin dan sirup pencahar. Tindakan yang dapat dilakukan :
a. Mengurangi dosis morfin
b. Menambah dosis pencahar
c. Diit tinggi serat lebih banyak
d. Mengganti morfin denagn fentanyl patch
e. Memberikan fosfat enema
Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
Edisi VI. Interna Publishing. Jakarta.
Halaman 3743-3756
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
3. Wanita usia 78 tahun datang berobat dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 2 hari
SMRS. Terdapat penjalaran ke leher dan tangan. Pasien juga mengeluhkan sesak
jika berbaring dan seringkali terbangun malam hari karena sesak. Pasien pernah
dilakukan kateterisasi jantung dan didapatkan CAD2VD. Aktifitas pasien
terbatas hanya di tempat tidur. Pasien hanya diperbolehkan minum 400 cc
perhari. Akhir akhir ini pasien buang air besar hanya sekali dalam 3 hari. Pasien
harus minum obat pencahar agar bisa BAB. Kotoran yang keluar ukurannya kecil
dan keras. Tidak didapatkan penurunan BB pada pasien. Jenis konstipasi pada
pasien adalah :
a. Konstipasi campuran
b. Konstipasi psikogenik
c. Konstipasi fungsional
d. Konstipasi iatrogenik
e. Konstipasi karena disfungsi anorektal
Jawaban : E
Referensi Chasani, Sofa. 2015. Hipertrofi prostat benigna.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. hal
2137 - 2146
Jawab : E
Referensi Sukandar, E. 2015. Infeksi saluran kemih pasien
dewasa. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi
6. hal 2129 - 2136
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
Jawab : C
Referensi Lydia A & Marbun M. 2015. Sindrom nefrotik.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. hal
2080-2087
Soal
Seorang laki-laki 27 tahun datang ke instalasi rawat jalan untuk konsultasi mengenai
penyakit ginjal yang di deritanya. Sebelumnya pasien mencari pengobatan di klinik
perawatan primer untuk keluhan rasa sakit di punggung. Pada saat diperiksa,
didapatkan tekanan darah 190/95 , dengan hasil laboratorium yang dilakukan Ureum
151 mg/dL Kreatinin 3,8 mg/dL. Pasien saat ini tidak mengkonsumsi obat anti
hipertensi sebelumnya
Antihipertensi yang paling tepat untuk kasus di atas
A. Alpha 2-agonis
B. Vasodilator
C. Calcium channel blockers
D. Beta-blockers
E. ACE inhibitor
Referensi Pendekatan Klinis Hipertensi. Buku
ajar ilmu penyakit dalam edisi VII.
A. RTA
B. Sindroma Conn’s
C. Sindroma Bartter’s
D. Sindroma Gitelman’s
E. Sindroma Liddle’s
Jawaban: D
th
Referensi Harrison’s Principle of Internal Medicine 19
edition, page 308 (figure 63.7)
Seorang laki-laki berusia 61 tahun datang dengan keluhan batuk kering, lemah badan, sering
mengantuk sejak 1 bulan, dan batuk disertai darah segar sejak 1 minggu terakhir. Pasien
mengaku BB turun 13kg dalam setahun terakhir, nafsu makan turun, dan riwayat merokok 10
batang setiap hari selama 40 tahun. Pasien merupakan peminum alkohol dan memiliki riwayat
hepatitis B yang tidak pernah diterapi. Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat TBC dan
keganasan. Pada pmx fisik didapatkan afebris, TD 100/60 mmHg, RR 18x/mnt, Nadi
92x/mnt, JVP 6 cm H2O. Pemeriksaan paru didapatkan suara nafas paru kanan menurun
dibandingkan sebelah kiri, dan didapatkan wheezing hampir di seluruh bagian paru posterior
kanan. Pemeriksaan lab: Hb 12 g/dl, leukosit, hematokrit, dan platelet dalam batas normal. Na
serum 120 mmol/l, Na urin 64 mEq/L, osmolalitas serum 262 mOsm/kg, dan osmolalitas urin
579 mOsm/kg. Pada Manakah dari yang berikut ini adalah diagnosis yang paling mungkin?
(A) Nephrotic Syndrome
(B) Syndrome of inaapropriate anti-diuretic hormone secretion (SIADH)
(C) kanker paru metastase ginjal
(D) Acute kidney injury terkait dehidrasi
(E) Renal Tubular Acidosis (RTA)
Jawaban: A
Referensi Siregar, Parlindungan. 2015. Gangguan Keseimbangan Air dan Elektrolit.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid 2: hal 2241 - 2256
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
th
Referensi Harrison’s Principle of Internal Medicine 16
edition. 1653-1663
th
Referensi Harrison’s Manual of Medicine 16 edition,
1710-1714
Soal
Seorang laki-laki, 50 tahun, datang ke praktek dokter penyakit dalam dengan keluhan
badan lemah dan bengkak pada kedua tungkainya. Pasien diketahui menderita penyakit
ginjal selama 1 tahun. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 140/90 mmHg, nadi
96 kali/menit, RR 20 kali/menit, suhu axilla 36,7 C , konjungtiva anemis dan uremic frost.
Hasil laboratorium Hb 8,1 g/dL; BUN 80 mg/dL; SK 8,3 mg/dL; Na 130 mmol/L; K 4,5
mmol/L. Setelah itu diputuskan untuk mendapatkan terapi pengganti ginjal berupa
transplantasi ginjal.
Manakah yang merupakan kontraindikasi absolut donor jenazah?
a. Umur > 70 tahun
b. Hipertensi ringan
c. Diabetes mellitus
d. SLE
e. Waktu iskemik dingin yang panjang
Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, PAPDI
edisi VI, hal 2229
Soal
Seorang laki-laki, 50 tahun, datang ke praktek dokter penyakit dalam dengan keluhan
badan lemah dan bengkak pada kedua tungkainya. Pasien diketahui menderita penyakit
ginjal selama 1 tahun. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 140/90 mmHg, nadi
96 kali/menit, RR 20 kali/menit, suhu axilla 36,7 C , konjungtiva anemis dan uremic frost.
Hasil laboratorium Hb 8,1 g/dL; BUN 80 mg/dL; SK 8,3 mg/dL; Na 130 mmol/L; K 4,5
mmol/L. Setelah itu diputuskan untuk mendapatkan terapi pengganti ginjal berupa
transplantasi ginjal.
Manakah yang merupakan kriteria eksklusi donor hidup?
a. Usia 60 tahun
b. Proteinuria +1
c. Trombositosis
d. LFG 90nml/menit
e. Hematuria mikroskopis
Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, PAPDI
edisi VI, hal 2229
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
Soal
Seorang laki-laki, 50 tahun, datang ke instalasi hemodialisis dengan keluhan badan lemah
dan bengkak pada kedua tungkainya. Pasien diketahui menderita penyakit ginjal selama 1
tahun dan telah menjalani hemodialisis 2x/minggu dalam 1 bulan terakhir. Pemeriksaan
fisik menunjukkan tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 96 kali/menit, RR 20 kali/menit,
suhu axilla 36,7 C, konjungtiva anemis dan uremic frost. Hasil laboratorium Hb 8,1 g/dL;
BUN 80 mg/dL; SK 8,3 mg/dL; Na 130 mmol/L; K 4,5 mmol/L.
3. Pada proses hemodialisis, disebut apakah proses pembersihan urea dari darah ke
dialisat?
a. Difusi
b. Konveksi
c. Ultrafiltrasi
d. Hemofiltrasi
e. Hemodiafiltrasi
Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, PAPDI
edisi VI, hal 2192 – 2193.
Laki-laki 44 tahun, baru saja didiagnosis terinfeksi HIV, dating ke poliklinik penyakit
dalam dengan sesak nafas. Pasien menjelaskan bahwa ia mudah lelah sejak 2 bulan yang
3
terakhir dan sesak ketika melakukan aktifitas. CD4 pasien ini adalah 500 sel/mm dan aat
ini pasien dalam pengobatan ARV (anti retro viral). Pada pemeriksaan ekokardiografi
didapatkan jantung membesar dengan LVEF 15% dan efusi perikard ringan.
Penyebab yang paling mungkin dari kondisi gagal jantung pada pasien ini adalah
Seorang perempuan berusia 52 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas.
Terdapat riwayat batuk lama dan pengobatan flek paru. Pada pemeriksaan fisik distensi
vena jugularis, gallop, hepatomegali, shifting dullness (+), edema tungkai. Pada auskultasi
terdapat wheezing dan ronki di beberapa bagian paru. Didapatkan pula. Pemeriksaan EKG
memperlihatkan pergeseran aksis ke kanan. R>S di lead VI dan P pulmonal, S persisten.
Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 14 g/dl, Ht 57%, leukosit 5.000/mm3,
trombosit 475.000/mm3. Analis gas darah pH 7,26, HCO3 18, pO2 59, pCO2 45, SO2 89%
Penatalaksanaan jangka panjang yang paling mungkin pada pasien ini sesuai data di atas
adalah
A. Diuretik
B. ACE Inhibitor
C. Beta 2 agonis dan kortikosteroid
D. Digoxin
E. Terapi oksigen dirumah
Seorang Laki-laki berusia 57 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas, dada
berdebar-debar, nyeri dada 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran compos mentis, Tekanan darah 140/90, denyut jantung 140x/menit,
dengan irama irregular. Batas jantung kiri 2 cm lateral garis midklavicula kiri, pinggang
jantung menghilang, murmur pansistolik grade IV/VI, punctum maximum di apeks dengan
penjalaran ke lateral. Berdasarkan data klinis di atas, penatalaksanaan yang paling mungkin
adalah
A. Defibrilasi
B. Kardioversi Elektrik
C. Pemberian digitalis cepat
D. Pemberian trombolitik yang dilanjutkan dengan kardioversi
E. Pemberian Bolus Amiodaron 150 mg dilanjutkan drip amiodaron
1 mg/menit dalam 6 jam pertama
Seorang laki-laki berusia 34 tahun datang ke IGD dengan palpitasi terus-menerus dan dispnea
ringan. Tidak ada riwayat sinkop, aritmia jantung, ataupun kelainan struktur jantung. Ia tidak
sedang mengkonsumsi obat dan menyangkal penyalahgunaan obat. Pemeriksaan fisik TD 110/70
mmHg, nadi 140x/menit, nafas 26x/menit, suhu afebris. Jantung, paru dan abdomen dalam batas
normal, tidak ada ditemukan sembab di ekstremitas. EKG didapatkan seperti di bawah ini:
Pasien laki-laki usia berusia 60 th datang dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke
rahang kiri dan lengan kiri disertai mual dan keringat dingin. Riwayat keluhan serupa dua
bulan yang lalu. Pemeriksaan fisik ditemukan dalam batas normal. Pasien diketahui
menderita kencing manis dan merokok. Pemeriksaan EKG didapatkan ST depresi di lead
v1 s/d v4. Hasil laboratorium didapatkan CK, CK-MB dalam batas normal, Troponin T 0,6,
Ureum 88 mg/dl dan kreatinin 1,6 mg/dl. Setelah PCI hasil laboratorium lanjutan
menunjukkan ureum 102 mg/dl, dan kreatinin 2 mg/dl. Kemungkinan diagnosis pada
pasien ini adalah:
a. Angina Pektoris Stabil, DM tipe 2, Chronic Kidney Disease ec nefropati DM,
b. Unstable angina pectoris, DM tipe 2, Chronic Kidney Disease ec nefropati DM,
acute kidney injury ec contrast induced nephropathy
c. NSTEMI, DM tipe 2, Chronic kidney disease ec nefropati DM, acute kidney injury ec
contrast induced nephropathy
d. Unstable angina pectoris, DM tipe 2, chronic kidney disease ec nefropati
DM e. NSTEMI, DM tipe 2, chronic kidney disease ec nefropati DM
a. Injeksi furosemide 20 mg IV
b. defibrillasi 200 Joule
c. injeksi digoxin 0,25 mg IV
d. synchronized cardioversion 120 joule
e. injeksi amiodaron 300 mg IV
1. Laki-laki 74 th datang ke IGD karena nyeri dada yang terjadi 1 jam yg lalu. Pasien saat
ini sudah tidak nyeri setelah pemberian morfin di ambulans. Pasien memiliki riwayat
stroke kardioembolik sisi kanan 3 tahun yang lalu dan gejala sisa ringan yaitu lemah
pada lengan kiri. EKG :
2. Seorang pria berusia 61 tahun dengan riwayat hipertensi dalam terapi mengalami dua
episode dada terasa berat dalam 24 jam terakhir. Faktor risiko meliputi kolesterol LDL
148 mg/dL; Troponin awalnya 0,1 ng/mL. Monitor EKG sekarang menunjukkan depresi
ST 2 mm yang baru dengan inversi T-wave pada V5-V6. Pasien terlihat di ED sebelum
masuk.
Pengobatan awal terbaik sekarang adalah:
a. ASA, unfractionated heparin, beta blocker
b. ASA, unfractionated heparin, inhibitor glikoprotein IIb/IIIa, beta blocker
c. ASA, clopidogrel, nifedipine
d. ASA, clopidogrel, IIb/IIIa inhibitor, immediate angiography
3. Pasien laki-laki 30 tahun datang dengan keluhan demam, mudah lelah, nyeri otot, dan
nyeri sendi. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkanleukositosis, eosinophilia,
dan peningkatan LED. Gambaran EKG didapatkan elevasi segmen ST. Rontgen thoraks
dalam batas normal. Apa diagnosis utama pasien ini:
a. Miokarditis
b. Kardiomiopati
c. Penyakit Jantung rematik
d. Endokarditis infektif
e. Sindroma koroner akut
Referensi Alwi I, Makmun L. Miokarditis. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II: hal.1222
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
Seorang laki-laki usia 70 tahun datang ke poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan teraba
benjolan di perut, tidak nyeri bila ditekan. Pasien dengan riwayat merokok 10 batang sehari
selama lebih dari 45 tahun. Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekana darah 170/100 mmHg
massa yang berpulsasi di abdomen, Dari hasil laboratorium diketahui kadar LDL 150
mg/dl.
Penatalaksanaan awal pada pasien ini adalah
a. Mengontrol LDL dengan target 70 mg/dl
b. Endovascular aneurism repair (EVAR)
c. Turunkan tekanan darah dengan target 140/90 mmHg
d. Open surgical
e. Menghentikan kebiasaan merokok
Referensi Refli H. Aneurisma Aorta. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II edisi VI. Hal 1507-
1515
Laki-laki 44 tahun, mengeluh sesak nafas, yang semakin bartambah bila melakukan
aktivitas. Pada pemeriksaan jasmani ditemukan kesadaran CMC, TD 110/40mmHg, serta
bising sistolik di katup aorta dan pada EKG ditemukan hipertropi ventrikel kiri.
Seorang perempuan berusia 38 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas, sejak 5
jam yang lalu. Pasien juga mengeluhkan berdebar-debar dan gemetaran sejak 1 bulan lalu.
Pada pemeriksaan fisik kesadaran apati, TD 80/40mmHg, nadi 180x/menit ireguler, nafas
22 x permenit, kulit teraba hangat dan halus. Pada pemeriksaan fisik paru tidak terdapat
ronki maupun wheezing. Pemeriksaan EKG memperlihatkan atrial fibrilasi rapid respon.
Penatalaksanaan awal pada pasien ini sesuai data di atas adalah
F. Defibrilasi
G. Kardioversi 50 joule
H. Kardioversi 120 joule
I. Kardioversi 200 joule
J. Drip dobutamin
Referensi ACLS .
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
Seorang Laki-laki berusia 57 tahun datang ke IGD dengan keluhan pusing sejak 2 hari ini.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran apatis, Tekanan darah 100/70, denyut jantung
40x/menit. Batas jantung kiri 1 cm medial garis midklavicula kiri. Pasien telah diberikan
terapi sulfas atropin injeksi 3mg.
Berdasarkan data klinis di atas, penatalaksanaan yang paling tepat adalah
F. Defibrilasi
G. Pace maker temporer
H. Drip dobutamin
I. Drip dopamin 2-10 mcg
J. Bolus atropin 0,5mg diulang tiap 3-5 menit
Referensi ACLS. Bradycardia with a pulse algorithm.
Seorang wanita, 50 tahun datang ke Poliklinik Penyakit Dalam atas rujukan Dokter
Kandungan dengan Ca cerviks dan didapatkan lesi sebesar pada serviks 8 cm dan
mencapai 1/3 proksimal vagina. Dari rectal touce didapatkan batas tegas antara dinding
dasar panggul dan tumor. Hasil pemeriksaan fisik saat ini dalam batas normal.
Langkah lanjutan yang kurang tepat untuk pasien tersebut adalah :
a. Kemoradiasi
b. Radikal histerektomi
c. Neo adjuvant chemoteraphy
d. Kemoterapi berbasis cisplatin
e. Radiasi paliatif
Referensi Referensi : Hilman Tadjoedin, Resti Mulya
Sari. Karsinoma Serviks. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. 2014. Halaman 3052.
Komponen darah yang paling tepat diberikan untuk kondisi pasien di atas adalah
A. Whole Blood
B. Packed red blood cell
C. Packed red blood cell leucocytes reduced
D. Packed red blood cell frozen
E. Packed red blood cell deglycerolized
Referensi Harlinda Haroen. 2014. Darah dan
Komponen: Komposisi, Indikasi dan
Cara Pemberian. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III hal.
2846-2853.
Seorang wanita 58 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri punggung
bawah sejak 5 tahun lalu. Pasien juga lemas, sering nyeri ulu hati dan mual.
Tidakadariwayat DM maupun hipertensi. Riwayat konsumsi berbagai kombinasi analgesik
selama menderita sakit punggung. Pada pemeriksaan fisis didapatkan BP 120/70 mmHg,
nadi 84x/menit, tidak ada rhonki pada paru dan tidak ada udem extremitas. Hb 10 mg/dl,
ureum 63 mg/dl dan kreatinin 1,9 mg/dl, GDS 84 mg/dl, asam urat 6,8 mg/dl, Na 134
mEq/l, K 4 mEq/l. Pada urinalisis didapatkan protein trace dan piuria. Kultur urin tidak ada
pertumbuhan. USG abdomen menunjukkan kontur ginjal yang bergelombang disertai
kalsifikasi papiler bilateral.
Seorang wanita 52 tahun dengan DM yang baru diketahui, saat ini pasien tidak ada
keluhan. Tidak ada riwayat hipertensi maupun penyakit jantung. Pada pemeriksaan
didapatkan BP 130/80, BB 46 kg, TB 155 cm, Hb 9,7 mg/dl dan GDP 150 mg/dl dengan
modifikasi life style. Urinalisis menunjukkan protein +1, ureum 80 mg/dl, kreatinin3,4
mg/dl.
Seorang wanita 50 tahun datang ke UGD dengan keluhan demam, mual muntah dan nyeri
pinggang kiri. Pasien telah mendapatkan terapi ciprofloxacin 500 mg/12 jam/oral selama 5
hari namun belum ada perbaikan. Riwayat pengobatan pielonefritis berulang sejak 2 tahun
terakhir. Pemeriksaan fisis suhu 38,5°C dan nyeri ketok pada CVA sinistra. Urinalisis
menunjukkan sedimen lekosit 14-20sel/lpb.
Sambil menunggu hasil kultur urin, manakah antibiotik empiris yang menjadi pilihan pada
kasus ini:
A. Moxifloxacin 400mg/24jam/IV
B. Cefepime 1 g/12 jam/IV
C. Ampicillin 1 g/6 jam/IV
D. Meropenem 1 g/12 jam/IV
E. Ceftriaxon 1 g/24 jam/IV
F. Parkinsonisme
G. Cerebral’s Palsy
H. Multiple Myeloma
I. Hipokalsemia
J. Hipernatremia
Soal
Seorang wanita 55 tahun datang dengan keluhan mendadak pingsan 1 hari yang lalu. Hal ini
muncul ketika berkebun diawali dengan gejala muntah dan merasa pusing. Setelah itu pasien
hanya berbaring serta mengeluh sakit perut dan mual. Tidak ada demam atau diare. Riwayat
sebelumnya beberapa bulan yang lalu sering kelelahan, sakit perut, dan hilangnya nafsu makan
dengan penurunan berat badan 5-10 kg. Riwayat medis sebelumnya adalah hipotiroid dan
mendapat pengobatan levothyroxine. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, T 89/62 mm Hg saat
berbaring dan sistoliknya turun 20 mmHg saat berdiri, nadi 102 bpm saat berbaring dan 125
bpm saat berdiri, suhu axiller 37.6 ° C, serta didapatkan hiperpigmentasi di ujung jarinya. Lain-
lain dalam batas normal pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil Na 121 mEq / L, K 5,8
mEq / L, HCO3 16 mEq / L, glukosa 52 mg / dL, dan kreatinin 1,0 mg / dL. Apa diagnosis yang
paling mungkin?
A. Hiperaldosteronisme primer
B. Hiperaldosteronisme sekunder
C. Adrenal insufisiensi primer
D. Adrenal insufisiensi sekunder
E. Cushing disease
Referensi Adi S, Pranoto A. Gangguan Korteks Adrenal. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 2506–11.
Soal
Seorang wanita berusia 45 tahun memiliki riwayat diabetes mellitus tipe II selama 2 tahun
datang untuk memeriksakan diri ke dokter. Data laboratorium saat itu menunjukkan hasil
HbA1C 8.5%. GDP 150 mg/dl dan GD2PP 230 mg/dl.
Pasien tidak memiliki riwayat poliuria, tetapi usahanya untuk diet dan berolahraga gagal. BMI
30kg/m2. Pasien telah diberikan metformin, namun 3 minggu kemudian pasien menghentikan
pengobatannya karena mengalami diare. Obat yang dapat direkomendasikan pada pasien
tersebut adalah:
a. GLP-1 agonis
b. DPP-IV inhibitor
c. Pioglitazone
d. Sulfonylurea
e. Penghambat glukosidase α
Referensi Sidartawan Soegondo. 2014. Diabetes Melitus. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi VI. Jilid 2: Hal 2328-2335
Soal
Seorang perempuan berusia 28 tahun mengeluh timbul benjolan di leher yang membesar sejak 3
bulan yang lalu. Tidak ada rasa nyeri.Pasien tidak merasa berdebar, tidak ada keringat dingin
dan tidak ada penurunan berat badan.Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80
o
mmHg; Nadi 72x/menit; suhu 36,5 C; jantung dan paru dalam batas normal.Teraba benjolan di
leher sebelah kamar yang ikut bergerak saat menelan. Hasil laboratorium menunjukkan darah
rutin dalam batas normal; LDH 128 U/L; TSH 1,2 μIU/mL; FT4 1 ng/dL.
Pemeriksaan penunjang lanjutan yang Saudara sarankan untuk pasien:
A. T3 total
B. USG tiroid
C. Tiroglobulin
D. CT scan leher
E. Skintigrafi tiroid
Referensi Johan S. Masjhur. Nodul Tiroid Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II:hal
2455–63.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
Soal
Seorang lelaki berusia 44 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan gelisah, sering
haus, dan BAK dengan jumlah air seni yang banyak, lebih dari 2000 ml/24 jam sejak 1 bulan
terakhir ini. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan osmolaritas urin 620 mosmol/kg berat
badan, setelah diberikan desmopressain 20 mikrogram intranassal. Penyebab keadaan tersebut
di atas yang paling mungkin adalah :
A. Polidipsi primer
B. Penurunan sensivitas hormon ADH
C. Hipersensivitas renal terhadap ADH
D. Penurunan sekresi ADH oleh hipofisis
E. Gangguan respons renal terhadap ADH
Referensi Shofa Chasani. Sindrom Poliuria
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI.
Jilid II:hal 2065–71.
Soal
Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang berobat ke poliklinik untuk berkonsultasi mengenai
kegemukan yang dialaminya. Pasien menngatakan dirinya sudah mencoba berbagai macam diet
namun tidak mengalami penurunan berat badan. Pasien memiliki kebiasaan minum pil dan jamu
di warung yang dikatakan untuk menambah stamina karena pekerjaannya sebagai mandor. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg, bengkak di daerah wajah dan leher,
beberapa tanda memar di tang dan kaki serta garis-garis merah keunguan di perut pasien.
Pemeriksaan penunjang yang anda sarankan untuk pasien ini saat ini adalah ::
A. Profil lipid
B. Gula darah puasa
C. Dexamethasone suppression test
D. Kortisol bebas urin
E. Semua benar
Referensi Tarigan THE. Sindrom Cushing dan Penyakit
Cushing. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi
VI Jilid II. 2014
Soal
Seorang perempuan berusia 18 tahun datang berobat ke poliklinik untuk berkonsultasi karena
dirinya belum juga mengalami haid. Pasien mengeluhkan adanya nyeri perut bagian bawah,
sering berkeringat dan gemetar. Pasien juga tampak kurus dan sudah beberapa kali minum obat
penambah nafsu makan namun tidak ada perbaikan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan payudara
pasien belum tumbuh, rambut ketiak dan rambut pubis pasien juga belum tumbuh. Pasien sudah
coba ke bidan dan diperiksa tes kehamilan dengan hasil negatif.
Pemeriksaan penunjang yang anda sarankan untuk pasien ini saat ini adalah ::
A. Kadar FSH dan LH
B. Sidik tiroid
C. USG tiroid
D. B dan C benar
E. Semua benar
Referensi Wiweko B. Amenorea. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi VI Jilid II. 2014
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
Soal
Seorang perempuan berusia 65 tahun datang berobat ke poliklinik untuk berkonsultasi mengenai
hasil pemeriksaan BMD dirinya. Hasil BMD menunjukkan hasil T-score -1,5 dari pengambilan
dua titik di tulang belakang dan tulang paha. Pasien sudah diketahui sebagai penderita lupus
sistemik eritematosus yang selama ini mengkonsumsi obat metil prednisolone 1 x 4 mg, asam
folat 1 x 1 mg dan azatioprin 2 x 50 mg. Pasien mengatakan dirinya sudah minum kombinasi
ketiga obat tersebut sejak muda.
Tatalaksana selanjutnya yang anda sarankan untuk pasien ini saat ini adalah ::
A. Menghentikan metil prednisolon
B. Mengurangi dosis metil prednisolon
C. Memberikan tambahan suplemen vitamin D dan kalsium
D. A dan C benar
E. B dan C benar
Referensi Setyohadi B. Penatalaksanaan Osteoporosis.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid
II. 2014
a. MRI adrenal
b. MRI hipofisis
c. Pemeriksaan kadar LH serum
d. Pemeriksaan kadar HCG serum
e. Pemeriksaan kadar bilateral inferior petossal sinus sampling
Referensi Tarigan, T J. Sindroma Cushing dan Penyakit Cushing. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II:hal 2378-83.
Penderita laki – laki berumur 52 tahun, mengeluh berkurangnya gairah seksual dan sulit ereksi.
Penderita juga merasakan lebih sering berkeringat , sering tidak bersemangat dan lemah badan.
Pasien tampak sakit ringan, tekanan darah 120/70 mmHg. Frekuensi nada 82x/menit. Frekuensi
napas 18x/menit. Suhu 37,3˚C. bunyi jantung normal, paru – paru dalam batas normal. Hati dan
limpa tidak teraba. Ekstremitas tidak ada edema. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan
kadar testosteron total 120 ng/dL ( normal ≥350 ng/dL). Pemeriksaan diagnostik selanjutnya
yang dapat dilakukan pada penderita ini adalah :
Soal
Seorang pria berusia 31 tahun yang sudah menikah datang dengan keluhan pembesaran
payudara yang terasa nyeri sejak 6 bulan. fungsi seksual normal dan memiliki 2 anak biologis.
Dia tidak minum obat apapun, dia tidak merokok atau minum alkohol. Pemeriksaan fisik dalam
batas normal kecuali ginekomastia bilateral, nyeri, simetris. Karakteristik seks sekunder,
genitalia eksternal, ukuran testis dan konsistensinya semua normal. Hasil uji laboratorium
testosteron serum dan bebas, prolaktin, tirotropin, dan dehidroepiandrosteron-sulfat (DHEA-S)
hasilnya normal. Hasil lainnya (dan rentang referensi) meliputi serum estradiol 78 pg / mL (10-
40 pg / mL) dan β-human chorionic gonadotropin (hCG) 50.000 IU / L (<3.0 IU / L). langkah
berikut yang paling tepat?
A. Ultrasonografi testis
B. Pencitraan tomografi terkomputerisasi dari adrenal
C. Pencitraan resonansi magnetik dari hipofisis
D. Mamografi
E. Biopsi hati
Referensi Harrison Principle of Internal Medicine,
Disorders of the Testes and Male
Reproductive System
Soal
Seorang wanita berusia 26 tahun datang 4 minggu setelah melahirkan dengan keluhan sakit
kepala, kelemahan, mual, dan muntah. saat ini pasien sedang menyusui. Pemeriksaan fisik
dalam batas normal. Magnetic resonance imaging (MRI) kepala menunjukkan massa sellar
dengan ekstensi suprasellar namun tanpa kompresi chiasmal. Hasil uji laboratorium (rentang
referensi) meliputi:Serum sodium 125 mEq / L (136-142 mEq / L), prolaktin serum 72 μ g / L
(4-30 μ g / L), serum kortisol ( jam 8 pagi) 3 μ g / dL (5-25 μ g / dL) , Hormon
adrenokortikotropik serum (ACTH) 10 pg / mL (10-60 pg / mL), dan nilai normal untuk tiroksin
dan tirotropin bebas serum. Manakah dari diagnosis berikut yang paling mungkin? A.
Insufisiensi adrenal primer (penyakit Addison)
B. Tumor pituitari yang memproduksi prolaktin
C. Tumor hipofisis nonfungsional
D. Pituitary apoplexy (sindrom Sheehan)
E. Hipophysitis limfositik
Referensi Harrison Principle of Internal Medicine,
Disorders of the Anterior Pituitary and
Hypothalamus
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
Lampiran 1
Soal
Seorang laki-laki usia 30 tahun, ayah dari tiga anak, mengalami pembesaran payudara progresif
selama 6 bulan terakhir. Tidak ada riwayat obat-obatan sebelumnya. Dari hasil laboratorium
didapatkan LH dan testosteron rendah. Evaluasi lebih lanjut dari pasien ini yaitu :
A. Pengambilan sampel darah untuk SGOT dan serum alkali fosfatase dan kadar bilirubin
B. Pengukuran estradiol dan kadar human chorionic gonadotropin (hCG)
C. Urin 24 jam untuk pengukuran 17 ketosteroids
D. Analisis kariotipe untuk menyingkirkan sindrom Klinefelter
E. Biopsi payudara
Referensi Soewondo P. Tumor Hipofisis.
Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI.
Jilid II: hal 2442-2447
Soal
Seorang wanita 62 tahun datang ke poliklinik mengeluh rasa kelelahan dan lesu selama 6 bulan.
Dia juga mengeluhkan kulit kering dan kehilangan rambut. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
bradikardi dengan nadi 52 x/ menit dengan tekanan darah normal dan didapatkan kulit kering
dan kasar, alopesia dan edema ringan pada ekstremitas bawah. Manakah dari berikut ini yang
paling mungkin sebagai diagnosis klinis dan tes skrining yang diperlukan?
A. Hipertiroidi: thyroid-stimulating hormone (TSH)
B. Hipertiroid : free T4
C. Hipotiroid: TSH
D. Hipotiroid: free T4
E. Hipotiroid: T3 dan T4
Referensi Rudijanto, Achmad. 2015. Hipotiroid. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid 2: hal 2448-
2453
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
Soal
Laki-laki usia 33 tahun datang ke UGD dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 1 hari SMRS,
tidak ada gangguan makan dan minum, ada keluhan batuk hilang timbul sejak 1 bulan namun
tidak ada panas badan, pasien pernah berobat ke dokter klinik 1 minggu yang lalu dilakukan foto
thorax dengan gambaran miliary TB namun terapi OAT belum dimulai. Keadaran : somnolen
tekanan darah 70/40 mmHg , Nadi : 112 x/ menit, respirasi : 24 x / menit. suhu : 36,6. Kaku
kuduk tidak ada. Ronkhi tidak ada setelah dilakukan resusitasi Nacl 0,9 % 2000 cc tensi tidak
naik., kemudian diberikan norepinefrin tensi naik 90/50 akan tetapi 30 menit kemudia tensi turun
lagi. Hb: 11,3 Leukosit : 7800 Trombosit : 189.000 N : 127 K : 5,9 kreatinin : 1,2 GDS : 73.
Albumin : 2,5 Terapi apa selanjutnya yang paling tepat pada pasien ini : A.Epinefrin
B. Koloid
C. Dexamethasone IV
D. Hydrocortison IV
E. Koreksi Albumin.
Referensi Soebagijo adi, Agung Pranoto.Gangguan
Korteks Adrenal. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi VI. Jilid II:hal 2486
Soal
Saudara dikonsulkan dari sejawat kardiologi seorang laki- laki 58 tahun karena nilai HbA1C 7,9
% GDP : 180mg/ dl GD2PP : 227 mg/dl . 2 bulan yang lalu pasien mengalami serangan
jantung dan telah dilakukan kateterisasi jantung dengan hasil 3 VD pasien disarankan untuk
CABG namun masih menolak. Pasien sudah menderita DM tipe 2 sejak 7 tahun SMRS
mendapatkan metformin 3 x 500 mg dan glibenkamid 1 x 5 mg namun tidak rutin kontrol.
Pasien saat ini mengeluhkan sesak nafas bila aktifitas ringan, dan sering terbangun pada malam
hari karena sesak nafas dan sering menggunakan oksigen di rumh. BB : 80 kg TB : 160 cm
.Pemeriksaan fisik : T : 90 /60 mmHg Nadi : 84 x / menit , respirasi : 24 x / menit. JVP : 5 + 3
cm. Edema ekstermitas pitting. Hasil Echo LVEF : 21%. eGFR : 75 ml/menit. Saat ini pasien
mendapatkan terapi spironolakton 1 x 25 mg, furosemid 1 x 40 mg, bisoprolol 1 x 2,5 mg,
Aspilet 1 x 81 mg dan CPG 1 x 75 mg. apa terapi hiperglikemi yang paling tepat pada pasien ini
Jawab :D
Jawab : E
Ketika pasien ini datang ke ruang gawat darurat, terapi yang harus langsung diberikan
adalah:
a. Adrenalin 0.3 1:10000 sub cutan
b. Adrenalin 0.3 1:1000 intramuskular
c. injeksi difenhidramin
d. Deksametason 5 mg intravena
e. Deksametason 5 mg intravena, dilanjutkan dengan pemberian injeksi adrenalin
Adrenalin 0.3 1:1000 intravena
Jawab : B
A. Bantuan sel T yang berlebihan terhadap sel B sehingga terjadi pembentukkan autoantibodi
B. Inhibisi sel T yang berlebihan terhadap sel B sehingga terjadi pembentukkan autoantibodi
C. Bantuan sel B yang berlebihan terhadap sel T sehingga terjadi pembentukkan autoantibodi
D. Inhibisi sel B yang berlebihan terhadap sel T sehingga terjadi pembentukkan autoantibodi
E. Sel T membentuk autoantibodi
a. Jawaban: A
Referensi I Nyoman Suarjana. Imunopatogenesis Lupus Eritematosus Sistemik. In: Setiati
S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku
ajar ilmu penyakit dalam Jilid I. 6th ed.Jakarta: Interna Publishing;
2014.p.3331-3345.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
Seorang pria usia 42 tahun, warga Negara Indonesia yang sudah 15 tahun bekerja di Amerika
Serikat datang ke poliklinik Penyakit dalam untuk berkonsultasi tentang vaksinasi. Dia baru
saja pulang ke Indonesia dan akan berlibur ke Solo ingin menikmati wisata kuliner Indonesia.
Vaksinasi terakhir saat akan berangkat ke Amerika Serikat. Apakah vaksinasi yang dianjurkan
pada kasus ini?
A. Vaksin Hepatitis A, tifoid, rabies dan influenza
B. Vaksin influenza, tifoid , yellow fever dan pneumokokkus,
C. Vaksin Yellow Fever, Japanese B ensefalitis, influenza dan meningokok
D. Vaksin HPV, influenza dan rabies,hepatitis A
E. Vaksin MMR, Hepatitis B, tifoid dan Influenza
Jawaban A
Referensi Erwanto B. Imunisasi Dewasa. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M,
Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid III. 6th ed.
Jakarta: Interna Publishing; 2014. p.951- 57.
Jawab : D
Referensi Djoerban Z, Djauzi S.HIV/AIDS Di Indonesia. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW,
Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam
Jilid I. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2014. p.887-896.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
Seorang perempuan usia 35 tahun datang berobat ke poli penyakit dalam dengan keluhan
bentol bentol di kulitnya, disertai dengan kemerahan, gatal. Gatal dirasakan mengganggu kerja
pasien, gatal dan bentol biasanya menghilang dalam 1 hari. Sebelumnya pasien makan kerang.
Selain keluhan di kulit, pasien juga ada diare, mual muntah dan nyeri perut.
Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan pada pasien ini
a. Tes skin prick
b. Tes Provokasi
c. Oral food challenge
d. Biopsi
e. Laboratorium darah
Jawaban : C
Seorang laki laki usia 39 tahun datang dengan ke IGD dengan keluhan sesak napas, batuk
batuk, mengi, dan disertai dengan mata gatal. Pasien baru saja bekerja di pabrik detergen,
kemudian timbul serangan sesak kemudian pasien dibawa ke IGD RS. Keluhan ini sering
dirasakan bila pasien bekerja dan berkurang bila hari libur.
Pemeriksaan awal selanjutnya yang paling tepat pada pasien ini adalah :
a. Spirometri sebelum dan sesudah kerja
b. Tes provokasi
c. Tes kulit
d. Tes serologi
e. Biopsi
Jawaban : A
Seorang laki – laki berusia 27 tahun bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit sejak 1
tahun yang lalu, dan baru saja di mutasi kebagian ruang operasi 1 bulan ini, datang ke
poliklinik spesialis penyakit dalam dengan keluhan sering sesak nafas,batuk dan mengi dan
kedua tangan kemerahan dan gatal. Pasien mengeluhkan keluhan memberat saat dia sering
memakai sarung tangan ( handscoon ). dan saat pasien libur keluhan berkurang tanpa obat.,
tanda vital T : 120/80 RR : 20 x/’, Nadi : 88 x/’, pemeriksaan paru dalam batas normal.
1. berikut ini adalah rekomendasi yang dapat dokter berikan :
a) menyarankan pasien untuk melakukan tes kulit untuk mengetahui alergen
b) menganjurkan keluar dari pekerjaannya
c) menganjurkan evaluasi fungsi paru secara berkala pada pekerja yang sudah
menderita asma akibat kerja setelah memastikan jenis allergen
d) memberikan obat kortikosteroid oral
e) menganjurkan pemakaian nebuliser di tempat kerja.
Seorang laki-laki berusia 42 tahun yang menderita penyakit jantung koroner, tiba-tiba seperti
digigit serangga saat berkebun. Tidak lama kemudian muncul ruam kemerahan dan bentol-bentol
diseluruh tubuhnya. Sesak nafas, pusing dan suara menjadi serak. Saat itu pasien langsung
dilarikan ke IGD terdekat. Pada saat di IGD pasien muntah-muntah dan tensi 80/50,; frekuensi
nadi 125x/menit, frekuensi napas 30x/menit, suhu 36,2◦C. Pasien mempunyai riwayat asma
dalam keluarganya. Masalah yang mungkin terjadi pada pasien tersebut adalah:
a) serangan asma bronkhial akut
b) infark miokard akut dengan syock kardiogenik
c) reaksi hipersensitivitas tipe I
d) reaksi hipersensitivitas tipe IV
e) reaksi anafilakis
Referensi Samsuridjal Djauzi, Heru Sundaru, Dina
Mahdi,Nanang Sukmana, 2014. Alergi obat. Buku ajar
Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid I : hal 513-518
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
Seorang laki-laki usia 36 tahun datang berobat kepoliklinik dengan keluhan sering bersin-bersin
dan keluar ingus berwarna bening jernih serta hidung terasa gatal terus-menerus. kadang-
kadang bila gejala memberat, timbul sesak. Pasien sudah pernah menjalani tes tusuk kulit tetapi
hasilnya negatif. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal, mukosa hidung tampak
kemerahan. Langkah selanjutnya untuk mengetahui penyebab alergi pada pasien tersebut
adalah...
A. Spirometri
B. Tes tempel
C. Serum IgE total
D. Tes provokasi nasal
E. Tes inhalasi histamin
Jawaban: D
Referensi Azhar Tanjung, Evy Yunihastuti. Prosedur Diagnostik Penyakit Alergi. In:
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editors.
Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid I. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2014.
p.473-7
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
Seorang perempuan usia 29 tahun, datang berobat ke poliklinik Pasien mengeluh sering timbul
bentol-bentol dan kemerahan pada kulit yang disertai gatal-gatal setelah makan kacang tanah.
Pasien juga sering bersin-bersin jika sedang menyapu dan membersihkan rumah kadang-kadang
nafas terasa sempit sehingga menimbulkan bunyi mengi. Protein alergen penyebab alergi pada
pasien tersebut adalah:
a.). Ovalbumin
b) . Kasein
c) Ara h1
d) Whey
e) Ghad c1
Seorang laki-laki, 38 thn, datang dengan lemah badan. Akhir-akhir ini pasien juga mengeluh
sering tidur, malas keluar rumah dan sering menyendiri. Sebelumnya pasien pernah
bermasalah dengan studinya dan dikeluarkan dari fakultas. Pemeriksaan fisik didapatkan tidak
ada kelainan dan pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.
Terapi yang paling tepat pada pasien ini adalah:
A. Buspiron
B. Klomipiramin
C. Sertraline
D. Alprazolam
E. Maprotilin
Seorang laki-laki, 34 tahun, datang dengan keluhan kurang tidur karena selalu terbangun
tengah malam, dan susah tidur. Jika terbangun tengah malam, pasien tidak bisa tidur
kembali. Saat ini pasien merasa sering lelah ketika pagi hari, tidak bersemangat, dan
nafsu makan berkurang. Hal ini dirasakan sejak pasien pindah kerja dan ditempatkan pada
posisi yang tidak diinginkan. Terapi farmakologis yang paling tepat pada pasien ini
adalah:
A. Buspiron
B. Klomipiramin
C. Sertraline
D. Alprazolam
E. Amineptin
B. Pneumonia kronik
C. Pneumonia relaps
D. Pneumonia rekurens
E. Penyakit paru eosinofilik
a. Monoresistant Tuberculosis
b. Poliresistant Tuberculosis
c. Multidrug Resistant Tuberculosis
d. Extensively drug resistant tuberculosis
e. Tuberculosis kronik
Seorang laki-laki 60 tahun datang dengan keluhan sesak nafas sejak 4 jam sebelum masuk rumah
sakit. Sesak nafas dirasakan semakin memberat dan tidak membaik dengan perubahan posisi.
Keluhan lain adalah batuk dengan dahak berwarna putih. Pada pemeriksaan didapatkan suhu
38’C, nadi 110x/menit dan tampat nafas cepat dan dangkal. Pasien riwayat merokok berat selama
20 tahun dan dengan PPOK namun dikatakan saat ini sudah berhenti. Pada pemeriksaan thorak
foto didapatkan infiltrat di para cardial sinistra. Manajemen penyakit diatas :
a. Bronkodilator kerja cepat ditambah steroid oral
b. Steroid intravena
c. Brankodilator kerja cepat, steroid intravena, antibiotika
d. Steroid intravena dan pemberian antibiotika intravena segera
e. Bronkodilator kerja cepat, steroid intravena, antibiotika intravena, pertimbangkan
ventilator mekanik invasife
Jawaban : A
Referensi PDUI 2014. Iris Rengganis. 4130-4134
b) Rontgen thorax
c) Uji kulit
d) Eosinofil darah
e) Analisa gas darah
Jawaban : A
Referensi Heru Sundaru, Sukamto, 2014. Asma Bronkial.
Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. 2014 :
hal 478-488.
JenisSoal/JenisPertanyaan Diagnosa
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan berusia 29 tahun datang ke IGD RSUP HAM dengan keluhan tidak
sadarkan diri. Riwayat kejang dijumpai sebanyak satu kali. Selama ini menurut keluarga
pasien mudah lelah, ketika beraktivitas, seperti berjalan ke kamar mandi, naik tangga. Batuk
sebelumnya dijumpai dengan dahak dijumpai. Demam juga dialami pasien sejak 2 minggu ini
dan bersifat naik turun. Riwayat keluarga menderita hal yang sama disangkal. Pasien juga
sebelumnya mempunyai riwayat persalinan dengan preklampsia.dari pemeriksaan fisik
dijumpai kesan conjunctiva palpebra anemis, pemeriksaan thoraks dijumpai SP : bronchial
dengan kesan melemah dilapangan bawah paru kanan dan friction rub dan oedem pretibial
TD 70/palpasi, Nadi 35x/menit, RR 22 x/menit. Dari hasil pemeriksaan foto thoraks dijumpai
kesan kardiomegali, hasil EKG dijumpai kesan total AV block. Hasil pemeriksaan darah
dijumpai Hb : 6,5 g/dl MCV 83 g/dl MCHC 29 g/dl leukosit 3500/mm3 Trombosit
45000/mm3.
1. Apakah kemungkinan diagnosis yang paling mungkin dari kejadian diatas?
A. Endokarditis libman-sacks
B. Mix Connective Tissue
C. Hyperthropic Obstructive Cardiomyopaty (HCOM)
D. Mulibrey nanism
E. Ehler Danlos Syndrome
Referensi Dalam Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi
IV Jilid III. Editor : Yoga I Khasmir,
Kuworini Handono, Linda Kurniati
Widjaya, dkk .2014 Diagnosis dan
Pengelolaan Lupus Eritematosus sistemik
(3360-3377)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM
JenisSoal/JenisPertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
2. Pasien laki-laki usia 23 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak, sesak nafas,
demam, berkeringat, mual, sakit kepala dan mudah lelah. Hal ini dialami sejak usia 5
tahun. Orang tua pasien merupakan seorang petani dan pasien sering membantu orang
tua untuk mengangkat jerami ke gudang yang bertepatan di dekat kamar pasien. Dari
pemeriksaan fisik dijumpai takikardia, takipnoe, dan adanya ronchi basah. Pasien
sebelumnya sudah pernah berobat dan didiagnosa dengan Asma dan diberikan terapi
inhaler dan keluhan berkurang.
Apakah diagnosis pada pasien tersebut:
a. Pneumonia
b. PPOK
c. Bagassosis
d. Aspergilosis bronkopulmonari alergik
e. Bissinosis
Referensi Dalam Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi
IV Jilid I. Editor : Eddy Mart Halim,
Nanang Sukmana .2014 Penyakit
Kompleks Imun (525-531)
Jawaban : E
Referensi PDUI 2014. Iris Rengganis. 4130-4134
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
KOLEGIUM (PAPDI)
ILMU PENYAKIT DALAM