Bahan Katekese Rosario Mei 2024 TGL 1 - 10-1
Bahan Katekese Rosario Mei 2024 TGL 1 - 10-1
Disusun oleh Komkat Keuskupan Manado berdasarkan bahan BULINAS dari Komlit KWI 2023
& 2024.
Setiap hari disediakan 5-7 pertanyaan dan jawaban untuk bahan katekese sepanjang bulan
Mei, yaitu berdasarkan nomor yang ada. Selamat berdevosi dan berkatekese.
1. - Bulan Liturgi Nasional (bulinas) Indonesia jatuh pada bulan apa? (Mei)
- Apa tujuan diadakan bulinas? (untuk membantu umat beriman semakin memahami dan
mendalami kekayaan misteri liturgi suci dan pembaharuannya sesuai Konsili Vatikan II,
khususnya Konstitusi Liturgi yang berjudul Sacrosanctum Concilium.
- Benarkah, pembaharuan Liturgi berdasarkan Konstitusi Liturgi, Sacrosanctum Concilium
membantu kita agar lebih aktif berpartisipasi dalam liturgi dan lebih berbuah dalam liturgi?
(Benar)
- Apa tema Bulan Liturgi Nasional (Bulinas) tahun 2023 dan 2024? (2023: Arsitektur Gereja; 2024:
Menghidupi Perayaan Ekaristi)
- Apakah boleh merancang dan membangun gedung gereja sesuai keinginan pribadi? (tidak)
- Karena gedung gereja menjadi tempat berbagai perayaan kudus umat Allah maka bangunan itu
dan segala perlengkapannya haruslah…… (pantas, indah, serta menjadi tanda dan lambang
surgawi)
2. - Dalam membangun gedung gereja harus mengikuti prinsip “lex orandi, lex credendi” (aturan doa
adalah aturan iman). Apa artinya? Artinya: apa yang didoakan oleh Gereja mengungkapkan apa
yang diimani oleh Gereja. Dan apa yang diimani oleh Gereja terungkap dalam apa yang
didoakan. Tidak boleh bertentangan atau menyimpang.
- Bagaimana hal itu diterapkan dalam pembangunan gedung gereja? Pembangunan gedung
gereja harus mencerminkan apa yang diiman oleh Gereja. Dan apa yang diiman oleh Gereja
mesti terungkap dalam pembangunan gedung gereja.
- Kalau demikian apa prinsip yang dapat dikatakan untuk memenuhi syarat itu? Lex orandi, lex
aedificandi, artinya tata doa Gereja menentukan tata bangunan tempat doa itu.
- Kesenian Liturgi adalah seni kudus. Apa artinya? Artinya seni yang ada dalam liturgi, baik lagu,
patung, bangunan dan ornament lainnya semuanya menjadi cara manusia untuk mewartakan
kemuliaan Allah, sekaligus membantu memperdalam iman dan kesucian umat, dan menjadi
sarana mengangkat hati kepada Allah.
- Seni liturgi sebagai seni kudus haruslah memancarkan 3 aspek utama yaitu…. Martabat (dignae),
Semarak (decorae) dan Indah (pulchrae).
- Apa yang terkandung dalam aspek seni liturgi yang sesuai dengan martabatnya? Seni liturgi
haruslah: 1) menjadi tanda dan lambang liturgi surgawi, 2) mendukung kesucian gereja dengan
berbagai ritusnya, 3) mendukung liturgi dan devosi yang diperagakan, 4) sesuai dengan
kesalehan dan kesusilaan kristiani, 5) mendukung partisipasi aktif umat beriman, 6) kwalitas
dan otentisitasnya terjamin, 7) memenuhi prinsip nobili simplicitate (sederhana tapi anggun).
3. - Apa yang terkandung dalam aspek seni liturgi yang sesuai dengan semaraknya (decorae)?
Karya seni yang dipakai dalam liturgi, termasuk bentuk bangunan dan susunan ruangannya
serta perlengkapannya harus sesuai dengan semarak dan kemuliaan yang hendak
dipancarkannya. Dan untuk itu perlu memenuhi prinsip nobili simplicitate.
- Apa artinya nobili simplicitate? Artinya seni yang memancarkan keanggunan dan kemuliaan
tetapi sederhana. Dalam arti ini, sangat dihargai berbagai seni sesuai perkembangan zaman
dan kemajuan teknologi, sesuai dengan situasi dan budaya setempat, dan sesuai dengan sifat
dan karakter setiap bangsa sambil memperhatikan martabat liturgi dan iman Gereja yang mau
diungkapkannya supaya jangan menjadi sekedar pajangan yang mewah tanpa arti.
- Apa yang terkandung dalam aspek seni liturgi yang sesuai dengan keindahannya (pulchrae)?
Artinya seni yang indah dan mulia untuk mewartakan keindahan liturgi surgawi dan
mengungkapkan iman dan kesucian umat yang mendalam. Haruslah dihindari karya seni yang
menjadi pajangan mewah tanpa arti.
- Dalam Perjanjian Lama, Allah sendiri menjadi arsitektur bangunan. Dari Kemah Suci sampai
pembangunan Bait Allah pertama hingga ketiga, semua struktur dan bagian-bagiannya dibuat
dalam bimbingan Allah sendiri. Semua bangunan itu terdiri dari 3 bagian utama yang tersusun
secara hirarkis yaitu: …. Pelataran (Kel 27: 0-19), Tempat Suci dan Tempat Mahasuci (Kel 26: 33).
- Apakah kemudian pembangunan gereja-gereja dipengaruhi oleh pola 3 bagian ini? Biarpun ada
banyak variasinya tetapi pada umumnya mengikuti pola 3 bagian yaitu serambi dalam, panti
umat (nave, ruang suci), dan panti imam (sanctuarium, ruang mahasuci).
- Kendati terdiri dari 3 bagian tetapi pusat gedung gereja adalah…….. (altar sedangkan mimbar
sabda adalah persiapan menuju altar/tempat persembahan dan kurban kudus).
4. - Bagi kita orang katolik, gedung gereja adalah sekaligus domus Dei dan domus Eucharistica
(Katekismus Gereja Katolik/KGK 1181). Apa artinya? Artinya gedung gereja adalah rumah Allah,
tempat kita berjumpa dengan Allah secara kelihatan dan bersama sebagai Keluarga Allah. Dan
sekaligus tempat ekaristi dirayakan dan disemayamkan serta dihormati dengan sembah sujud
oleh umat beriman. Karena itu tata ruangannya harus sesuai dengan martabat dan fungsinya.
- Kapan rumah gereja pertama kali diadakan dalam sejarah gereja kita? Pada tahun 232 M. Karena
kebutuhan umat pada waktu itu, maka sebuah rumah tinggal yang bernama Dura Europos,
dibangun thn 200 M, direnovasi besar-besaran agar layak menjadi tempat ibadat serta
mencerminkan liturgi surgawi.
- Apa saja syarat dari bangunan gereja sehingga dikatakan layak dan mencerminkan liturgi
surgawi? Dalam Pedoman Umum Misale Romanum (PUMR) dikatakan: rumah ibadah dan segala
perlengkapannya hendaknya pantas, indah, dan menjadi tanda dan lambang alam surgawi (288),
juga mendukung Pendidikan iman umat dan sesuai dengan martabat ruangan itu (292),
susunannya mencerminkan susunan umat yang berhimpun dan memperlancar upacara dan
menghantar umat kepada misteri yang dirayakan (294).
- Ruang pokok apa yang harus ada dalam sebuah gedung gereja? Itulah Panti Imam atau
Sanctuarium atau Tempat Mahasuci dengan segala perlengkapannya sesuai PUMR Bab V.
- Unsur apa saja yang harus ada di Panti Imam? Ada 5
unsur penting yang harus ada di Panti Imam yaitu altar
(mesbah), mimbar (ambo) dan Kitab Suci, kursi imam
(sedilia), pelataran di depan altar, dan meja
perlengkapan (kredensa). Dua unsur penting lain adalah
Salib dengan korpus dan Tabernakel serta lilin Paskah
(bejana baptis) pada masanya.
- Bagaimana susunan unsur-unsur di Panti Imam ini?
Semua unsur ini disusun bukan secara simetris tetapi
berurutan sesuai dengan martabat dan fungsinya
(dramaturgia) dengan altar sebagai pusatnya. Altar
utama terbuat dari batu atau bahan lain yang kokoh
dengan reliquinya (peninggalan suci dari orang kudus),
dengan lilin dan salib di atas atau di sampingnya
(PUMR 296-308). Lalu mimbar yang terlihat dan suara
pemca terdengar dengan jelas olah umat (PUMR 309).
Kursi imam berhadapan dengan umat dan biasanya di
ujung panti imam tetapi bukan di depan tabernakel (PUMR 310).
5. - Di Panti Imam ada juga bagian pelataran depan altar.
Untuk apa bagian ini? Secara fungsional adalah tempat untuk menelungkup pada Jumat Agung.
Juga kalau ada pembatas antara panti imam dan panti umat, tetap terlihat indah berjarak.
- Selain Panti Imam, manakah ruang penting
lainnya dalam suatu bangunan gereja? Ada
Panti Umat, tempat Koor dan alat musik,
tempat para pelayan tak tertahbis, tempat
patung kudus, tempat devosi tidak permanen,
pelataran/atria, baptisterium/tempat
pembaptisan, ruang pengakuan dosa dan
tabernakel.
- Manakah syarat sebuah tabernakel?
Tabernakel harus terbuat dari bahan yang
kokoh, dibangun permanen dan tidak
gampang dibongkar, dengan lampu kudus dan
kunci yang aman dan terhindar dari bahaya
profanasi/pelecehan, bagian dalamnya dilapisi tirai dari kain putih, dan jika tabernakel
ditempatkan di kapel adorasi maka letaknya tidak boleh jauh dari Panti Imam.
- Manakah ruangan penunjang lain dalam sebuah gedung gereja? Sakristi, sacrarium/sumur suci,
kapel dan ruang devosi.
- Sacrarium bisa dibedakan dua yaitu……. Sacrarium cair adalah tempat membasuh perlengkapan
suci dengan air dan tempat untuk membuang benda-benda suci yang sudah dicairkan (misalnya
Hosti suci yang sudah dicairkan), dan sacrarium padat/bakar yaitu tempat untuk membakar dan
mengubur benda-benda suci yang padat dan bisa dibakar.
- Perlengkapan penunjang lain dalam gedung gereja adalah…… salib dinding tanpa korpus sebagai
tanda 4 atau 12 dinding/sisi yang diurapi waktu pemberkatan gereja, menara dan lonceng, ruang
untuk anak-anak dan ibu menyusu, ruang kontrol audio dan video.
6. - Mengapa Lokalitas perlu dipertimbangkan dalam liturgi? Karena lokalitas atau aspek
budaya setempat selalu berhubungan dengan Inkulturasi dalam liturgi.
- Apakah alasannya Gereja harus mengatur soal Inkulturasi? Gereja mengamankan
keaslian ibadat dengan tujuan meneruskan iman secara utuh sehingga apa yang Gereja
doakan (lex orandi) sesuai dengan apa yang umat imani (lex credendi), disamping juga
untuk menghindari kesalahan-kesalahan.
- Manakah dua pemahaman yang harus dipertimbangkan dalam Inkulturasi? Pemikiran
dengan dasar pemahaman terhadap Liturgi Ritus Romawi dan sekaligus pemahaman
terhadap budaya setempat lengkap dengan nilai-nilai yang tertanam padanya.
- Manakah asas-asas umum yang telah ditetapkan oleh Gereja dalam menyikapi
inkulturasi? Tujuan Inkulturasi, Kesatuan Hakiki Ritus Romawi dan Kewibawaan Yang Berwenang
- Selain asas-asas umum, apa-apa saja yang dapat diinkulturasikan? Gereja menetapkan
hal-hal yang dapat diinkulturasikan, yaitu: Bahasa, Musik dan nyanyian, Tatagerak dan Seni
- Apa yang menjadi dasar Gereja terhadap kebijakan untuk langkah iknulturatif? Yang
menjadi dasarnya adalah: “Janganlah kiranya diadakan hal-hal baru, kecuali bila sunguh-
sungguh dan pasti dituntut oleh kepentingan Gereja”.
7. Apa yang perlu diperhatikan dalam merencanakan dan merancang seni yang diterapkan
kepada arsitektur gereja? Yang perlu diperhatikan dalam merencanakan dan merancang seni
yang diterapkan kepada arsitektur gereja, yaitu:
1. Gereja sebagai rumah Tuhan atau rumah Ekaristi.
2. Seni dan arsitektur gereja diperkaya oleh keaneka-ragaman budaya.
3. Perencanaan gereja hendaknya sesuai dengan kemampuan umat atau komunitas
setempat.
4. Penerapan gaya-gaya arsitektur dan seni.
5. Jiwa arsitektur dan seni gereja tidak terpengaruh kemajuan zaman.
6. Gereja dalam konteks tata wilayah.
8. - Apa maksudnya Gereja Sebagai Rumah Tuhan atau Rumah Ekaristi? Gereja menyebut
bangunan gereja sebagai rumah Allah (domus Dei) sekaligus rumah Ekaristi Suci (domus
Eucharistica). Hal ini dengan pasti membedakan bangunan yang secara khusus
didedikasikan sebagai gereja dengan bangunan dengan fungsi lainnya.
- Mengapa Letak kesenian kudus harus memperhatikan tingkatan tanda dan lambang
yang ada di dalam Tradisi Suci Gereja? Letak kesenian kudus juga harus memperhatikan
tingkatan-tingkatan tanda dan lambang yang ada di dalam Tradisi Suci Gereja. Seni kudus
yang berhubungan langsung dengan Sakramen memiliki hirarki tertinggi dibandingkan
dengan seni kudus yang berhubungan dengan sakramentali dan devosi. Ini karena
Sakramen adalah tanda dan sarana hadirnya Kristus.
- Mengapa Seni dan Arsitektur Gereja Diperkaya oleh Keaneka-ragaman Budaya? Gereja
tidak ingin mengharuskan keseragaman gaya arsitektur dan seni liturgi suci. Gereja sangat
memperhatikan perbedaan dan keragaman budaya setempat, sejauh dapat memperkaya
khasanah liturgi dan Sakramen-Sakramen.
- Perayaan Ekaristi dan perayaan liturgi lain perlu dirancang sedemikian supaya para pelayan dan
umat beriman dapat berpartisipasi dengan AKTIF dan KHIDMAT. Apa artinya? Artinya semua
peserta baik pelayan maupun umat beriman terlibat dengan penuh kesadaran, jiwa dan raganya
(partisipasi aktif) dan dikobarkan iman, harap dan kasihnya (khidmat).
- Actuosa Participatio artinya apa dan terdapat dalam dokumen konsili Vatikan II bagian apa?
Artinya: umat beriman berpartisipasi dalam liturgi secara penuh, sadar dan aktif. Hal ini terdapat
dalam dokumen Sacrosanctum Concilium no. 14.
- Peran aktif umat mulai nyata dimana? Peran aktif umat mulai nyata dalam tindakan umat untuk
datang berkumpul. Maka kehadiran umat dalam setiap perayaan liturgi, khususnya dalam Ekaristi
kudus sangat berarti dan menyatakan peran aktif umat sebagai subyek dalam liturgi.