Anda di halaman 1dari 12

RUMAH SAKIT PMI SULTRA

LAPORAN SURVEILANCE
PLEBITIS, ISK, IDO DAN DEKUBITUS
TRIWULAN I ANALISIS DAN RENCANA
TINDAK LANJUT BULAN JANUARI –
MARET 2024

RS PMI SULTRA

2024
0
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Landasan Hukum...................................................................................1
C. Maksud dan Tujuan..............................................................................1
BAB II KEGIATAN PROGRAM YANG DILAKSANAKAN............................4
BAB III HASIL SURVEILANS DAN ANALISIS................................................5
BAB IV HASIL CAPAIAN
A. Hasil Capaian.........................................................................................9
B. Rencana Tindak Lanjut........................................................................9
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan...............................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................10

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Healthcare Associated Infections (HAIs) sebagai infeksi yang terjadi
pada pasien selama proses perawatan di rumah sakit. Mencegah dan
meminimalkan risiko terjadinya infeksi di RS PMI SULTRA, maka dibentuk
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (KPPI-RS) yang
kegiatan rutin harus dilaksanakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pembinaan dan pelatihan, serta monitoring dan evaluasi terhadap semua pasien
dan fasilitas pelayanan kesehatan guna menurunkan resiko penularan
mikrooranisme pathogen melalui darah dan cairan tubuh lain dari sumber yang
diketahui maupun yang tidak diketahui.
HAIs merupakan masalah terutama di rumah sakit – rumah sakit besar
yang merawat pasien dengan berbagai jenis penyakit, baik yang menular maupun
yang tidak. Masalah ini harus selalu dipantau dan dicegah sedapat mungkin,
antara lain dengan menerapkan tindakan asepsis, mengurangi tindakan invasif
dan yang tidak kurang pentingnya membiasakan para petugas berperilaku
higienis.
Tenaga profesi kesehatan mempunyai tanggung jawab moral dalam
memberikan pelayanan kepada setiap penderita dengan standar profesi tertinggi.
Standar profesi ini adalah dalam program yang disusun dan dilaksanakan oleh
Tim PPI seperti surveilans, pendidikan infeksi rumah sakit kepada tenaga
kesehatan, pelacakan kejadian luar biasa (outbreack) dan sebagainya. Untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan mengutamankan keselamatan pasien di RS
PMI SULTRA, maka IPCN dibantu oleh IPCLN melakukan surveilans.
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan salah satu langkah
yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kejadian infeksi HAIs, yang juga
menjadi bagian dari penilaian mutu rumah sakit. Pencatatan dan pelaporan setiap
triwulandan tahunan kegiatan pengendalian dan pencegahan infeksi RS PMI
SULTRA, menjadi dokumen penting yang akan dimanfaatkan untuk
mengevaluasi keberlangsungan dan keberhasilan upaya – upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi di RS PMI SULTRA.

2
B. Landasan Hukum
Laporan triwulan kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS
PMI SULTRA ini dibuat dengan merujuk kepada :
1. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan fasilitas
Kesehatan.
C. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan laporan tahunan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS
PMI SULTRA adalah :
1. Menghimpun dan menyediakan data dan informasi kegiatan PPI RS
2. Mendokumentasikan hasil – hasil pelaksanaan kegiatan pelaksanaan
Kegiatan PPI RS
3. Mencatat dan melaporkan kegiatan surveilans HAIs.
4. Mencatat dan melaksanakan pelaporan kegiatan PPI RS

3
BAB II
KEGIATAN PROGRAM YANG DILAKSANAKAN

Kegiatan yang dilaksanakan Tim PPI RS PMI SULTRATriwulan I periode Januari –


Maret 2024
No Tanggal JenisKegiatan Keterangan
1. 4 Januari Penetapan Angka  Ketua Komite :
2024 dr. Laode Kardin,Sp.PD
Infeksi HAIs
 Ketua Tim/IPCD:
Penetapan Rapat dr. Waode Nuzul Fitrah Sani
Bulanan Laporan  IPCN :
Muh. Hajar Mustanil, S.Kep.,Ns
Hasil Surveilans  Sekretaris :
Irpan Saputra, S.Kep.,Ns

2. 03 Februari Sosialisasikan  Seluruh staf RS PMI SULTRA


2024 Program PPI :
- Hand Hygiene
- APD
- Etika Batuk
- Manajemen
Limbah
3. 1 Maret Rapat Koordinasi  Staf Medis
2024 Komite PPI  Staf Keperawatan
 Staf Kebidanan
 Staf Farmasi
 Staf Gizi
4. 2- 30 Maret Sosialisasi dan  Staf keperawatan
2024 simulasi Hand  Staf kebidadan
hygiene individu  Staf gizi
 Staf farmasi
 Staf administrasi
 Staf loundry
 Security
 Clearning service

4
BAB III
HASIL SURVEILANS DAN ANALISIS

A. Hasil Surveilans
Data yang dikumpulkan dan dianalisa untuk mengetahui angka kejadian
infeksi rumah sakit (IRS) di RS PMI SULTRA meliputi phlebitis pada pasien
dengan pemasangan infus, Infeksi Daerah Operasi (IDO), dan Infeksi Saluran
Kemih (ISK) pada pasien dengan kateterisasi urethra, dan decubitus pada pasien
tirah baring. Angka kejadian IRS pada pasien yang dirawat sebagai berikut:
1. Kejadian Plebitis akibat pemasangan infus

Total hari
Persentil
No. Plebitis pemasangan
(‰)
infus
0
1. Januari 0 14

22,22
2. Februari 1 45

3. Maret 2 89 22,47

100
89
90
80
70
60
50 45
40
30 22.47
20 14
10 0.9319444444444
0 0 1 45 2
0
Januari Februari Maret

Plebitis Total hari pemasangan infus


Persentil (‰)

Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa angka insiden plebitis di


RS PMI SULTRA pada bulan Januari (0 ‰), Februari (22.22 ‰), Maret (22.47
‰) . Hasil ini lebih tinggi dari standar yang telah ditetapkan (1‰), hal ini
terjadi karena penerapan bundle plebitis belum diterapkan sesuai standar
bundle, seperti tidak lagi ada petugas yang melakukan spuling pada selang
infus yang

5
tersumbat. Plebitis terjadi karena teknikal atau cara pemasangan intravenous
cateter yang tidak tepat, petugas sering memasang IVL didaerah pergelangan
tangan, selain itu juga disebabkan karena pemberian antibiotik yang lama.

2. Kejadian ISK akibat pemasagan urine cateter

Total hari
Presentase
No. Bulan ISK pemasangan
(‰)
Urine cateter
1. Januari 0 0 0
2. Februari 0 1 0
3. Maret 0 5 0
Jumlah 0 6 0

Grafik Kejadian ISK akibat pemasagan urine cateter


Triwulan I Periode Januari s/d Maret 2024

5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Januari Februari Maret

kejadian ISK Hari pemasangan kateter urine


persentase

Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa angka insiden infeksi


saluran kemih di RS PMI SULTRA pada bulan Januari s.d. Maret 2024 (0,00
‰). Hasil analisis menunjukan bahwa angka kejadian ISK tahun 2024 (0,00
‰). Hasil ini lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan (4,7%), hal ini
terjadi selama pasien dirawat dengan menggunakan cateter urine tidak
ditemukan tanda-tanda infeksi seperti nyeri dan kemerahan pada area simpisis
selain itu juga pemantauan tidak di terapkan maksimal karena belum ada atau
dilakukan pemeriksaan kultur urine pada pasien yang dipasangkan kateter urini,
sehingga angka ISK tidak dapat dinilai secara maksimal.

6
3. Kejadian Dekubitus akibat Tirah Baring

Total hari Presentase


No. Bulan Dekubitus
Tirah Baring (‰)
1. Januari 0 0 0
2. Februari 0 0 0
3. Maret 0 0 0
Jumlah 0 0 0

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa angka insiden Dekubitus di RS


PMI SULTRA Tahun 2024 (0,00 ‰) /nihil. Hasil ini lebih rendah dari standar
yang telah ditetapkan (1,5 ‰), hal ini terjadi karena selama pasien dirawat
dengan tirah baring tidak ditemukan adanya luka decubitus. Selain itu juga
perawat selalu membantu dan mengedukasi keluarga untuk melakukan miring
kiri dan miringkanan atau merubah posisi pasien sesuai dengan jadwal yang
ditentukan.
4. Kejadian IDO akibat Pembedahan

Jumlah
Presentase
No. Bulan IDO Operasi
(‰)
Bersih
1. Januari 0 2 0.00
2. Februari 0 4 0.00
3. Maret 0 2 0.00
Jumlah 0 8 0.00

7
4
3.5
3
2.5
2
1.5 Jumlah Operasi
Persentase (‰)
1
0.5
0
IDO
0
Januari 0
Februari 0
Maret

Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa angka insiden IDO di RS PMI


SULTRA Tahun 2024 pada bulan Januari – Maret (0,00 ‰). Hasil ini lebih
rendah dari standar yang telah ditetapkan 2%.

8
BAB IV
HASIL CAPAIAN

A. Hasil Capaian
Adapun hasil yang dicapai dari kegiatan Pencegahandan Pengendalian Infeksi
RS PMI SULTRA tahun 2024, berupa:
1. Pembentukan Komite PPI – RS sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27
Tahun 2017
2. Pembentukan TIM PPI RS
3. Sosualisas/ Edukasi Program PPI ke petugas baru, lama, pasien, keluarga pasien
dan pengunjung.
4. Re edukasi petugas IGD.
5. Monitoring Kewaspadaan Isolasi
a. Monitoring Kepatuhan Hand hygiene
b. Monitoring Fasilitas Hand Hygiene
c. Monitoring Sampah
d. Monitoring Sterilisasi
e. Monitoring Linen dan Loundry
f. Monitoring kepatuhan penggunaan APD
g. Monitoring Pelayan Gizi
h. Monitoring Pemulasaran jenazah

B. Rencana Tindak Lanjut


Mencegah terjadinya infeksi Plebitis , ISK, IDO, VAP, lakukan
pemasangan infus dan kateter sesuai dengan SPO, perlu dilaksanakannya
training atau pelatihan pemasangan infus dan kateter pada seluruh peawat dan
bidan, serta perlu adanya sosialisasi dan edukasi oleh Komite PPI kepada seluruh
petugas tentang hand hygiene dan menerapkan Bundle pencegahan infeksi.

9
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Mengacu pada hasil pembahasan analisa angka infeksi yang ditemukan di
ruang perawatan Tahun 2024 dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Angka insiden rate plebitis masih cukup tinggi dengan nilai rata-rata 22.47
‰, dimana nilai standar phlebitis yaitu 1‰dan hal ini melebihi standar yang
ditetapkan. Kejadian phlebitis dapat terjadi akibat teknik pemasangan yang
tidak tepat dan bahan kimia obat yang dimasukan melalui IV line cateter.
2. Angka insiden rate IDO 0,00 %, angka ini menujukkan masih terkendali,
standar SPM  2%.
3. Angka insiden rate ISK, IADP nihil, ISK, dan Dekubitus nihil.
4. Tidak ada kejadian luar biasa (Outbreack) pada kasus IDO, ISK, VAP, HAP
dan Infeksi lainnya.
5. Koordinasi antara Tim PPI, manajemen, dan instalasi dalam penyelenggaraan
kegiatan PPI.
6. Supervise dan audit secara berkala mengenai kegiatan – kegiatan PPI.
B. Saran
1. Diharapkan manajemen dan seluruh staf rumah sakit mendukung dan
komitmen terhadap pelaksanaan program PPIRS
2. Diharapkan seluruh staf dan petugas di rumah sakit memperhatikan prinsip-
prinsip kewaspadaan standar.
3. Diharapkan seluruh staf dan petugas di rumah sakit menerapkan bundles
pencegahan infeksi yang telah ditetapkan KPPIRS.
Kendari, 4 April 2024

Tim PPI RS PMI SULTRA


IPCD IPCN

dr. Nuzul Fitrah Sani Muh. Hajar Mustanil, S.Kep.,Ns.

Mengetahui,
Komite PPI RS PMI SULTRA
Ketua,

dr. La Ode Kardin, Sp.PD

10
11

Anda mungkin juga menyukai