Anda di halaman 1dari 6

Bab 6

Penentuan Harga Pokok Variabel

Tujuan Belajar:
Kemampuan Akhir Indikator Penilaian
1. Mampu menghitung harga pokok dengan
1. Menjelaskan Pengertian Variable costing
menggunakan metode variable costing
dengan tepat
2. Menjelaskan Pengrtian Variable costing
2. Menjelaskan Manfaat Variable costing
3. Menjelaskan Manfaat Variable costing bagi
bagi manajemen dengan baik
manajemen
3. Menjelaskan Keunggulan dan
4. Menjelaskan Keunggulan dan keterbatasan
keterbatasan variable cocting dengan baik
variable costing
4. Menyajikan laporan laba-rugi berdasrkan
5. Menyajikan laporan laba- rugi berdasarkan
variable costing dengan benar
variable costing
5. Menjelaskan sumber perbedaan antara
6. Menjelaskan sumber perbedaan antara
laporan laba rugi berdasarkan variable
laporan laba rugi berdasarkan variable costing
costing dan fullcosting dengan baik
dan fullcosting

6.1 Pengertian Variable costing


Pengumpulan harga pokok yang memperhitungkan semua biaya produksi (bahan baku,
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik) sebagai harga pokok produk tanpa
mempertimbangkan faktor perilakunya disebut pendekatan full costing. Karena menyerap semua
elemen biaya produksi maka metode ini disebut juga absorption costing.
Penentuan harga pokok variabel (variable costing) adalah suatu
konsep penentuan harga pokok yang hanya memasukkan biaya produksi variabel sebagai elemen
harga pokok produk. Menurut Hansen Mowen, harga pokok produksi adalah biaya dari bahan baku
langsung dan biaya tenaga kerja langsung pada produk dengan penelusuran langsung dengan
dibebankan biaya overhead pabrik dengan menggunakan penelusuran penggerak dan alokasi.
Untuk penggunaan internal manajemen perusahaan, harga pokok produk dapat juga dihitung
dengan menggunakan pendekatan variable costing. Dalam pendekatan ini, biaya-biaya yang
diperhitungkan sebagai harga pokok produk adalah biaya produksi variabel yang terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead variabel.
Pendekatan variable costing atau juga dikenal sebagai pendekatan kontribusi merupakan
suatu format laporan laba rugi yang mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya, dimana
biaya-biaya dipisahkan menurut kategori biaya variabel dan biaya tetap. Biaya tidak dipisahkan
menurut fungsi-fungsi produksi, administrasi, dan penjualan. Pendekatan ini juga dikenal sebagai
pendekatan biaya langsung karena biaya variabel yang menjadi harga pokok dalam perhitungannya
terdiri dari biaya-biaya langsung. Dalam pendekatan ini, hanya biaya-biaya produksi yang berubah
secara proporsional dengan perubahan output yang diperlakukan sebagai elemen harga pokok
produk.
Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pihak internal perusahaan, sehingga sistematikanya tidak harus sesuai dengan prinsip
akuntansi tetapi dapat disesuaikan dengan keadaan perusahaan dan informatif.

6.2 Manfaat Variable costing


Berikut beberapa manfaat dari variable costing:
a) Biaya pabrik dan laporan laba rugi dalam bentuk variabel costing lebih dekat dalam mengikuti
pemikiran manajemen
b) Pendekatan ini memungkinkan manajemen mengidentifikasi biaya-biaya yang dapat dan tidak
dapat dikendalikan dalam jangka pendek
c) Implikasi penyajian biaya-biaya tetap terhadap laba mendapat penekanan dalam variable costing
atau pendekatan kontribusi
d) Dalam pendekatan ini dapat dilihat secara jelas kemampuan perusahaan menutupi biaya tetap
dari hasil operasinya
e) Data variable costing relatif memudahkan penilaian kinerja menurut produk, wilayah, kelas
pelanggan, dan segmen lain dalam bisnis
f) Variable costing berhubungan erat dengan metode pengendalian biaya seperti biaya-biaya
standar dan anggaran fleksibel
g) Laba bersih variable costing lebih dekat dengan arus kas bersih dibanding dibanding dengan
laba bersih absorption costing
h) Tidak ada biaya tetap tunai yang ditangguhkan pembebanannya terhadap pendapatan periode
berjalan. Biaya ini tidak dapat ditelusuri hubungannya dengan tingkat pendapatan periodik.

6.3 Keunggulan dan Keterbatasan Variable costing


Keunggulan Variable costing:
a) Alat perencanaan operasi
Tersedianya data tentang biaya variabel dan margin kontribusi memungkinkan manajemen
untuk mengambil keputusan secara cepat mengenai persoalan-persoalan biaya yang
dihadapi setiap hari, sehingga lebih mudah menghimpun data untuk perencanaan laba yang telah
ditetapkan.
b) Penetapan harga jual
Konsep margin kontribusi memudahkan perusahaan untuk menentukan harga jual yang dapat
menutup biaya-biaya, seperti biaya gaji, biaya sewa, pajak dan lain-lain.
c) Alat bantu pengambilan keputusan manajemen
Karena biaya dipisahkan dalam biaya tetap dan variabel, maka akan diperoleh sistem akumulasi
dan evaluasi biaya. Perkiraan biaya dan margin kontribusi, analisis volume yang fleksibel,
hubungan antara volume penjualan dan harga, memungkinkan manajemen dapat memahami
pengaruh yang akan timbul dari biaya periodik terhadap laba, sehingga pengambilan keputusan
akan lebih baik.
d) Penentuan titik impas
Berdasarkan margin kontribusi dan biaya tetap dapat ditentukan suatu keadaan/kondisi dimana
perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi (break even).
e) Alat pengendalian manajemen
Laporan-laporan yang disusun dapat dihubungkan secara lebih langsung dengan sasaran laba
atau anggaran dalam periode yang bersangkutan. Penyimpangan dari standar lebih mudah
diketahui dan lebih cepat diperbaiki.

Keterbatasan Variable costing:


a) Kesulitan dalam pemisahan biaya tetap dan variabel
b) Tidak dapat diterima untuk pelaporan ekstern
Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia perhitungan dan pelaporan biaya produksi didasarkan pada
konsep full costing.

6.4 Penyajian Laporan Laba Rugi Berdasarkan Variable costing


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari perbedaaan laporan laba rugi metode full costing
dan variable costing adalah:
a) Dalam metode full costing dapat terjadi penundaan pembebanan sebagian biaya overhead pabrik
tetap pada laba rugi periode berjalan ke periode berikutnya bila tidak semua hasil produksi terjual
pada periode yang sama
b) Dalam metode variable costing, seluruh biaya tetap overhead diperlakukan sebagai beban pada
periode berjalan sehingga tidak terdapat bagian biaya overhead pada tahun berjalan yang
dibebankan kepada laba rugi tahun berikutnya
c) Nilai persediaan akhir dalam metode variable costing lebih rendah
d) Untuk pelaksanaan fungsi manajemen pada berbagai segmen organisasi, pendekatan variabel
costing lebih informative dalam memperhitungkan harga pokok per unit.
e) Dalam pendekatan variable costing, laba bersih tidak dipengaruhi oleh perubahan-perubahan
dalam produksi.

6.5 Sumber-sumber Perbedaan Antara Laporan Laba Rugi Berdasarkan Variable costing dan Full
Costing
a) Perbedaan pada perlakuan biaya overhead pabrik yang bersifat tetap.
Pada metode Full Costing biaya tetap belum diakui sebagai biaya sampai saat produk atau jasa
terjual, karena biaya overhead pabrik tetap masih melekat pada persediaan barang produk atau
jasa yang belum terjual. Pada metode Variable Costing biaya overhead pabrik tetap
langsung diakui sebagai biaya pada saat terjadinya biaya. Metode Variable Costing
memperlakukan biaya overhead pabrik sebagai biaya periodik, sehingga langsung diakui sebagai
biaya pada saat terjadinya. Sehingga pengertian biaya perodik pada metode Full Costing,
adalah semua biaya yang tidak berkaitan dengan kegiatan produksi, sedangkan pada metode
Variable Costing, biaya periodik adalah biaya yang bersifat tetap.
b) Perbedaan dalam penyajian laporan laba-rugi, terutama dasar yang digunakan dalam klasifikasi
biaya. Pada metode Full Costing, biaya dikelompokkan berdasarkan fungsi pokok yang ada
dalam perusahaan yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi dan umum.
Sedangkan pada metode Variable Costing, biaya digolongkan berdasarkan perilakunya terhadap
volume kegiatan perusahaan.
c) Pada perhitungan laba rugi metode Full Costing digunakan istilah laba kotor yaitu kelebihan hasil
penjualan dari harga pokok penjualan, sedangkan pada metode Variable Costing dipergunakan
istilah Margin kontribusi, yaitu kelebihan hasil penjualan dari biaya-biaya variabel.

Rangkuman:

1. Penentuan harga pokok variabel (variable costing) adalah suatu


konsep penentuan harga pokok yang hanya memasukkan biaya produksi variabel sebagai elemen
harga pokok produk.
2. Manfaat Variable costing adalah penyajian laporan bisa dibuat denga bentuk yang dianggap paling
informatif sesuai kebutuhan pihak internal.
3. Keunggulan Variable costing adalah sebagai alat perencanaan operasi, alat bantu pengambilan
keputusan manajemen, penentuan titik impas, dan alat pengendalian manajemen sedangkan
keterbatasan Variable costing adalah kesulitan dalam pemisahan biaya tetap dan variabel tidak
dapat diterima untuk pelaporan ekstern.

Soal & Jawaban:


1. PT. MM memproduksi dan menjual 5 unit produk X per tahun dengan harga Rp 18.750,- per unit.
Berikut adalah struktur biaya produksi, pemasaran dan administrative Januari 2009:
Biaya Variabel per unit:
Bahan langsung Rp 1.500,-
Tenaga kerja langsung 3.000,-
Overhead pabrik 750,-
Penjualan, administrasi 2.250,-
Biaya Tetap Bulanan:
Overhead pabrik 22.500,-
Penjualan, administrasi 7.500,-
Total biaya tetap 30.000,-
Berdasarkan data di atas, buatlah perhitungan harga pokok per unit produk menurut variable
costing dan full costing!

Penyelesaian:
Keterangan Full Costing (Rp) Variable Costing (Rp)
Bahan baku langsung 1.500 1.500
Tenaga kerja langsung 3.000 3.000
BOP variabel 750 750
Total biaya produksi variabel 5.250 5.250
BOP tetap, Rp 22.500/5 unit 4.500 -
Harga pokok per unit produk 9.750 5.250

2. Dengan data yang sama pada no. 1 sebelumnya, buatlah laporan laba rugi untuk full costing dan
variable costing!
Penyelesaian:
Sebelum menghitung laba rugi yang diperoleh, maka terlebih dahulu menentukan beban pokok
penjualan, beban penjualan, administrasi dan umum serta biaya-biaya variabel.
a. Beban pokok penjualan:
Bahan langsung (5 unit x Rp 1.500) Rp 7.500,-
Tenaga kerja langsung (5 unit x Rp 3.000,-) 15.000,-
Overhead pabrik variabel (5 unit x Rp 750) 3.750,-
Total biaya produksi variabel 26.250,-
Overhead pabrik tetap 22.500,-
Total biaya produksi/barang siap dijual Rp 48.750,-

b. Beban penjualan, administrasi dan umum:


Beban penjualan dan administrasi tetap Rp 7.500,-
Beban penjualan dan administrasi variabel (5 unit x Rp 2.250) 11.250,-
Total Rp 18.750,-

c. Biaya-biaya variabel:
Bahan langsung (5 unit x Rp 1.500) Rp 7.500,-
Tenaga kerja langsung (5 unit x Rp 3.000,-) 15.000,-
Overhead pabrik variabel (5 unit x Rp 750) 3.750,-
Beban penjualan dan administrasi variabel (5 unit x Rp 2.250) 11.250,-
Total biaya variabel Rp 37.500,-
PT. MM
Laporan Laba Rugi
Bulan Januari 2009

Full Costing Variable Costing


Penjualan 93.750 Penjualan 93.750
Beban pokok penjualan 48.750 Biaya-biaya variabel 37.500
Laba bruto 45.000 Margin kontribusi 56.250
Beban Penj., adm & umum 18.750 Biaya-biaya tetap 30.000
Laba bersih 26.250 Laba bersih 26.250

Anda mungkin juga menyukai