Anda di halaman 1dari 15

REKSA DANA SYARIAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Ekonomi
Syariah

Oleh:
1. RA. Qanitah (2230104162)
2. Amanda Septiarini (2230104189)
3. Dhia Syakirah (2230104205)

Kelas: 22176
Kelompok: 5

Dosen Pengampu :
Lusiana, S.H.I., M.E. Sy

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2024
REKSA DANA SYARIAH

A. Definisi Reksa dana Syariah


Reksa dana di beberapa negara dikenal dengan istilah yang berbeda
seperti di Inggris disebut unit trust yang berarti unit kepercayaan, di
Amerika dikenal mutual fund yang berarti dana bersama dan di Jepang lebih
dikenal investment fund yang berarti pengelolaan dana untuk keperluan
investasi berdasarkan kepercayaan. Reksa dana menurut bahasa tersusun
dari dua konsep kata, yaitu reksa yang berarti jaga atau pelihara dan dana
yang berarti uang. Sehingga dapat dipahami bahwa reksa dana adalah
kumpulan uang yang dipelihara.1
Reksa dana merupakan wadah yang digunakan dalam kegiatan
perhimpunan dana masyarakat pemilik modal yang selanjutnya akan
diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi sebagai
pengelola. 2 Berdasarkan pengertian itu, maka setidaknya ada tiga poin
penting dalam reksa dana yakni adanya kumpulan dana dari masyarakat,
manajer investasi sebagai pengelola dana yang akan menginvestasikan ke
dalam bentuk portofolio efek dan dana yang dikelola oleh manajer investasi
adalah dana milik investor, karena manajer investasi adalah pihak yang
dipercayakan untuk mengelola dana sebagaimana reksa dana merupakan
sebuah wadah yang memiliki fungsi sebagai bentuk menghimpun dana dari
investor untuk kemudian ditaruh ke dalam portofolio efek yang dibantu oleh
manajer investasi yang telah mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan.3
Dalam Fatwa DSN MUI No: 20/DSN-MUI/IX/2000 disebutkan bahwa
reksa dana syariah adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan
dan prinsip syariat Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai
pemilik harta (sahab al-mal/rabb al-mal) dengan manajer investasi sebagai

1
Abdul Manan, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2012) hlm, 305.
2
Pasal 1 ayat 27 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
3
Iggi H, Achsien. Investasi Syariah di Pasar Modal: Menggagas Konsep dan Praktek
Manajemen Portofolio Syariah. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000) hlm, 43.

1
wakil sahib al-mal, maupun antara manajer investasi sebagai wakil sahib
al-mal dengan pengguna investasi.4
Dalam pengertian lain, reksa dana syariah adalah reksa dana yang
pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada syariat Islam,
misalnya tidak menginvestasikan pada saham-saham atau obligasi dari
perusahaan yang pengelolaan atau produknya bertentangan dengan syariat
Islam.
Dalam aplikasinya, reksa dana syariah ini harus melalui ijin dan fatwa
dari Dewan Syariah Nasional dibawah Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dewan Syariah Nasional nasional telah mengeluarkan Daftar Efek Syariah
(DES) dan Jakarta Islamic Indeks (JII) yang dapat dijadikan sebagai acuan
pada transaksi-transaksi syariah. Keberadaan saham-saham syariah tersebut
akan dievaluasi setiap enam bulan sekali.5
Jadi, dapat disimpulkan bahwa reksa dana syariah merupakan
penghimpunan dana masyarakat. Dana tersebut nantinya akan dikelola oleh
manajer investasi untuk diinvestasikan dalam bentuk surat berharga seperti
obligasi, saham, dan instrumen lainnya sehingga lebih berkembang dan
menghasilkan keuntungan.
B. Sejarah Reksa dana Syariah di Indonesia
Reksa dana di Indonesia mulai dikenal pada akhir tahun 1995, yakni
dengan diluncurkannya PT BDNI Reksa dana. Berdasarkan sifatnya,
BDNI Reksa dana adalah reksa dana tertutup mirip The Scottish American
Investment Trust. Seiring dengan hadirnya Undang-Undang Pasar Modal
pada tahun 1996, mulailah reksa dana tumbuh aktif.
Pada tahun 1997, perusahaan sekularitas milik negara PT. Danareksa
juga menjadi prionir dalam menerbitkan reksa dana syariah. Reksa dana

4
Sumariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Kedua, (Jakarta : YKPN, 2000),
hlm. 210
5
Dery Ariswanto, Investasi pada Reksa dana Syariah Syariah di Indonesia, Jurnal Ilmu
Akuntansi dan Bisnis Syariah, Vol. 2, No. 3, Juli 2020.

2
ini menjadi instrumen pasar modal pertama yang beroperasi secara
syariat islam dan sebagai langkah awal lahirnya pasar modal syariah.
Kemudian Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan) mulai melakukan inisiatif untuk mewadahi investor muslim
pada tahun 1997 maka dihadirkannya produk reksa dana syariah yang
bernama Danareksa Syariah. Reksa dana syariah yang didirikan itu
berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) berdasarkan Undang-undang
No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dituangkan dalam akta
Nomor 24 tanggal 12 Juni 1997 yang dibuat di hadapan Notaris
Djedjem Wijaya, S.H. di Yakarta antara PT Danareksa Fund
Management sebagai manajemen investasi dengan Citibank N.A.
Yakarta sebagai Bank Custodian. PT Danareksa Fund Management
1992, yang kemudian dilegitimasi oleh Menteri Kehakiman RI dengan
surat keputusan nomor C2/7283.HT.01.TH.92 tanggal 3 September 1992.6
C. Dasar Hukum
Dasar hukum yang melandasi terbentuknya dan pelaksanaan kegiatan
reksa dana syariah di Indonesia serta pembubaran ataupun pengelolaan
hartanya7 yaitu :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal (UUPM).
2. Peraturan Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan) dan perjanjian pengelolaan dan penitipan atau kontrak
investasi kolektif, yang tertuang dalam Surat Keputusan Bapepam-
LK.
3. Peraturan Pemerintah.
4. Kepustusan Menteri Keuangan Republik Indonesia selain regulasi di
atas, reksa dana syariah diperkuat dengan Fatwa Dewan Syariah

6
Pratomo, Eko Priyo dan Nugraha, Ubaidillah. Reksa Dana: Solusi Perencanaan
Investasi di Era Modern. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2009) hlm. 65
7
Gunawan Widjaja, Almira Prajna Ramaniya, Reksa Dana dan Peran Serta Tanggung Jawab
Manajer Investasi dalam Pasar Modal. (Jakarta : Prenada Media Group, 2006). hlm. 67

3
Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia No.20/DSN-MUI/IV/2001
Tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah.
D. Ciri-ciri Reksa dana syariah
Adapun ciri-ciri dari Reksa Dana syariah menurut Firdaus sebagai
berikut:
1. Mempunyai Dewan Syariah yang bertugas memberikan arahan kegiatan
manajer investasi agar senantiasa sesuai dengan syariah Islam.
2. Hubungan antara investor dan perusahaan didasarkan pada sistem
mudharabah, dimana satu pihak menyediakan 100 persen modal
(investor), sedangkan satu pihak yang lain sebagai pengelola (manajer
investasi).
3. Kegiatan usaha atau investasinya diarahkan pada hal-hal yang tidak
bertentangan dengan syariah Islam.8
E. Bentuk-Bentuk Reksa Dana
Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Pasal
18, ayat 1, bentuk hukum Reksa dana di Indonesia ada dua, yakni Reksa
dana berbentuk Perseroan Terbatas (PT. Reksa Dana) dan Reksa dana
berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK).9
1. Reksa dana berbentuk Perseroan (Corporate Type)
Perseroan adalah suatu perusahaan yang bentuk hukumnya tidak
jauh berbeda dengan perusahaan lainnya namun hanya berbeda dalam
masalah jenis usahanya yang berupa pengelolaan potofolio efek dalam
investasi.10
Adapun ciri dari reksa dana bentuk perseroan ini adalah :
a) Badan hukum berbentuk PT

8
Nana Sepdiana, Kinerja Reksa dana Syariah di Pasar Modal Indonesia, Jurnal Akuntansi
Syariah, Vol. 3, No. 1, Juni 2019
9
Sari, R.P, Perbandingan Reksa dana Syariah dengan Reksa dana Konvensional dalam
dunia Perbankan, Al-Intaj : Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, Vol. 4, No. 1, 2018
10
Alvien Septian Haerisma, Pengantar Reksa dana Syariah (Introduction Of Islamic Mutual
Fund), Al-Amwal Jurnal Kajian Ekonomi dan Perbankan Syariah, Vol. 6, No. 2, 2014, hlm. 2

4
b) Pengelolaan kekayaan reksa dana didasarkan kontrak antara direksi
perusahaan dengan manajer investasi yang ditunjuk
c) Penyimpanan kekayaan reksa dana didasarkan pada kronis anatara
manajer
2. Reksa dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Unit Investement
Trust)
KIK merupakan sebuah kontrak yang dibuat antara Manajer
Investasi dan Bank Kustodian yang juga mengikat pada pemegang Unit
Penyertaan sebagai Investor. Manajer Investasi melalui kontrak ini akan
diberi wewenang khusus untuk mengelola portofolio efek sedangkan
pihak Bank Kustodian berwewenang untuk melaksanakan administrasi
investasi dan penitipan.11
Karateristik dari reksa dana kontrak investasi kelektif adalah :
a) Menjual unit penyertaan secara terus menerus sepanjang ada
investor yang membeli
b) Unit penyertaan tidak tercatat di busra
c) Investor dapat menjual kembali unit penyertaan yang dimilikinya
kepada manajer investasi yang mengelola
d) Hasil penjualan atau pembayaran pembelian kembali unit
penyertaan akan dibebankan kepada kekayaan reksa dana.
e) Harga jual/beli unit penyertaan didasarkan pada nilai aktiva bersih
perunit dihitung oleh bank kustondian secara harian.
F. Jenis Reksa dana
Reksa dana memiliki jenis yang berbeda meliputi:12
1. Fixed Income Fund atau Reksa dana Pendapatan Tetap
Reksa dana Pendapatan Tetap merupakan salah satu upaya
melakukan investasi yang paling baik dalam jangka waktu menengah

11
Fatwa DSN No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum
Penerapan Syariah di Bidang Pasar Modal, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, (Jakarta:
Intermasa, 2003), edisi kedua, hlm. 272.
12
Muhammad Yusuf, Bisnis Syari’ah. (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), hlm. 45

5
atau jangka panjang dengan resiko menengah. Juga diartikan sebagai
reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari
dana yang berhasil dikelola dalam bentuk efek yang bersifat utang.
Kebanyakan yang memberikan penghasilan dalam bentuk bunga, seperti
obligasi syariah, swbi, deposito, dan instrument lainnya.
2. Equity Fund atau Reksa dana Saham
Reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari
dana yang dikelolanya dalam efek bersifat ekuitas. Kebanyakan, efek
saham akan memberikan kontribusi dengan memberikan hasil yang
menarik. Muncul banyak anggapan bahwa melakukan investasi saham
lebih cenderung spekulatif atau berjudi akan tetapi dari segi pengalaman
dan teori di lapangan mengatakan bahwa investasi saham merupakan
satu bagian investasi jangka panjang yang cukup menggiurkan.
3. Siscretionary Fund atau Reksa dana Campuran
Reksa dana yang mempunyai perbandingan target aset alokasi pada
efek saham dan pendapatan tetap yang tidak dapat dikategorikan ke
dalam ketiga reksa dana lainnya. Reksa dana campuran ini secara
orientasi lebih fleksibel dalam menjalankan investasinya, fleksibel ini
diartikan sebagai pengelolaan investasi yang dapat digunakan secara
random/berpindah-pindah dari saham ke obligasi maupun ke deposit.
4. Money Market Fund atau Reksa dana Pasar Uang
Reksa dana yang investasinya ditanam pada bursa efek bersifat
hutang dengan jatuh tempo yang kurang dari satu tahun. Secara umum,
investasi ini meliputi SBI, Obligasi serta efek hutang lainnya. 13 Reksa
dana jenis ini mempunyai tingkat resiko yang cukup kecil, namun
keuntungan yang akan dihasilkan juga lumayan terbatas. Tujuannya
tidak lebih hanya untuk perlindungan modal dan untuk menyediakan
likuiditas yang tinggi, sehingga ketika dibutuhkan dapat dicairkan setiap

Sumar’in, Memahami Reksa dana Syariah : Instrumen Keuangan Berbasis Syariah, Jurnal
13

Al-Amwal, Vol. 1, No. 2, September 2017.

6
hari kerja dengan resiko penurunan nilai investasi yang hamper tidak
ada.
jika dilihat berdasarkan sifat dari reksa dana, reksa dana terbagi ke
dalam tiga varian, yakni:14
1. Reksa dana Terbuka (open-end Fund)
Reksa dana terbuka adalah perusahaan investasi yang menawarkan
dan membeli kembali saham-sahamnya dari investor sampai sejumlah
unit penyertaan yang sudah dikeluarkan. Reksa dana terbuka
memberikan peluang dalam hal keinginan untuk menjual/membeli
kembali unit penyertaan. Reksa dana terbuka lebih disukai investor
karena lebih likuid, meskipun tidak tercatat di bursa efek. Dengan kata
lain, unit penyertaannya lebih mudah diletakkan dengan harga pasar.
2. Reksa dana Tertutup (close-end Fund)
Closed-end fund adalah suatu reksa- dana yang cukup dikenal di
Amerika Serikat yang hampir serupa dengan reksa dana tertutup di
Indonesia. Reksa dana tertutup merupakan reksa dana yang jumlah
saham beredarnya tidak berubah. Dengan kata lain, reksa dana tertutup
hanya dapat menjual saham reksa dana kepada investor sampai batas
jumlah modal dasar dalam anggaran dasar.
Reksa dana ini bersifat tertutup pada jumlah saham yang bisa
diterbitkan atau pada saat menerima masuknya investor baru melalui
penerbitan saham baru. Reksa dana tertutup ini tidak membeli kembali
(redeem) saham-saham yang telah dijual kepada investor, artinya
investor tidak dapat menjual kembali saham-saham yang telah dibeli
kepada reksa dana yang bersangkutan.
Sedangkan karakteristik lain dari sifat tertutup ini meliputi, reksa
dana hanya dapat mengeluarkan atau menjual sahamnya sampai batas
modal dasar, tidak membeli kembali saham-sahamnya yang telah dijual

14
Muhammad Yusuf, Bisnis Syari’ah, hlm. 46

7
kepada investor, investor tidak dapat menjual kembali saham reksa dana
yang dimiliki dan reksa dana dicatat di bursa efek (pasar sekunder).
3. Unit Investment Trusts
Unit Investment Trust adalah suatu perusahaan di bidang investasi
yang tugasnya membeli portofolio efek dengan menggunakan kumpulan
kekayaan dari pemegang saham atau unit penyertaan. Portofolio
obligasi kemudian akan disimpan pada Trustee sebagai kustodian
langsung sampai dengan batas jatuh tempo dari obligasi tersebut.
Sementara itu, Reksa dana syariah menurut peraturan OJK Nomor
19/POJK.04/2015 dapat berupa:
1. Reksa dana Syariah Pasar Uang
2. Reksa dana Syariah Pendapatan Tetap
3. Reksa dana Syariah Saham
4. Reksa dana Syariah Campuran
5. Reksa dana Syariah Terproteksi
6. Reksa dana Syariah Indeks
7. Reksa dana Syariah Berbasis Efek Syariah Luar Negeri
8. Reksa dana Syariah Berbasis Sukuk
9. Reksa dana Syariah Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Unit
Penyertaan Diperdagangkan di Bursa
10. Reksa dana Syariah Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan
Terbatas
G. Mekanisme dan Operasional Reksa dana Syariah
Adanya investasi jenis ini bertujuan untuk memberikan kemudahan
bagi calon investor dalam menjalankan investasi di pasar modal dan untuk
memenuhi kebutuhan kelompok investor yang menginginkan keuntungan
dari sumber dan mekanisme investasi yang bersih serta dapat
dipertanggung-jawabkan. 15 Mekanisme dalam reksa dana memiliki dua
prosedur yaitu:

Eko Priyo Pratomo dan Nugraha Ubaidillah. Reksa dana: Solusi Perencanaan Investasi di
15

Era Modern, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2009) hlm, 83

8
1. Kegiatan Pembelian
Pastikan untuk membaca prospektus sebelum membeli reksa dana,
prospektus yaitu buku/kumpulan materi yang berisi informasi mengenai
berbagai hal terkait dengan reksa dana. Prospektus juga mencantumkan
latar belakang reksa dana, manajer investasi, potensi keuntungan, risiko
investasi, dan gambaran portfolio investasi reksa dana. Investor dapat
langsung membeli ke perusahaan manajer investasi atau melalui agen
penjual (bank) dengan mengisi form pembukaan rekening reksa dana,
form pembelian unit penyertaan, dan fotokopi identitas.
2. Kegiatan Penjualanan
Sedangkan untuk menjual, cukup dengan mengisi formulir
penjualan dan menyampaikannya pada perusahaan manajer investasi
atau melalui agen. Penjualan bisa dilakukan kapan saja, dan
membutuhkan proses 4-7 hari bursa untuk mencairkan dananya yang
kemudian akan dikirimkan melalui transfer langsung ke rekening bank
yang sudah ditentukan sebelumnya.
Sementara itu adapun operasional dalam Reksa dana Syariah terbentuk
dari :
1. Kegiatan antara pemodal dan Manajer Investasi dilakukan dengan
sistem wakalah.
Penggunaan akad wakalah dalam kontrak antara pihak investor
dengan manajer investasi ini poinnya adalah perjanjian pemberian kuasa
kepada menejer investasi untuk melaksanakan tata kelola dana yang
telah dipercayakan, yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari
dana yang diinvestasikan. Manajer investasi menggunakan akad
wakalah yakni dimaksudkan untuk menjadi wakil demi kepentingan dan
atas nama investor.
2. Kegiatan antara manajer investasi dengan pengguna investasi dilakukan
menggunakan akad mudharabah
Dalam hal ini manajer investasi bertindak sebagai mudharib dalam
akad mudharabah, namun tidak sebagai mudharib murni karena reksa

9
dana syariah menempatkan kembali dana ke dalam kegiatan emiten
melalui pembelian efek syariah.16 Adapun prinsip mudharabah di reksa
dana syariah ini memiliki beberapa ciri-ciri yakni:
a) Manajer Investasi tidak menanggung resiko kerugian atas investasi
yang dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya (gross
negligence/ tafrith).
b) Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah
diberikan.
c) Pembagian keuntungan antara pemodal (sahib al-mal) yang diwakili
oleh Manajer Investasi dan pengguna investasi berdasarkan pada
proporsi yang telah disepakati kedua belah pihak.
H. Kendala dan Strategi Pengembangan Reksa dana Syariah
Dalam upaya pengembangan reksa dana syariah di Indonesia ternyata
masih belum begitu optimal, hal itu dikarenakan masih terdapat kendala-
kendala dalam pengembangan reksa dana syariah sehingga akan berdampak
kurang maksimalnya peran lembaga keuangan non-perbankan dalam upaya
menghimpunan dana dari masyarakat untuk melakukan investasi di reksa
dana syariah. Adapun kendala itu antara lain yaitu:
1. Pengetahuan masyarakat yang minim atau belum dikenalnya produk
investasi berbasis syariah dalam bentuk reksa dana di beberapa daerah.
2. Minimnya instrumen pembiayaan di pasar modal sehingga sulit bagi
investor untuk menginvestasikan dana.
3. Dualisme sistem dalam reksa dana di Indonesia.17
Berdasarkan kendala di atas, maka perlu adanya strategi khusus sebagai
upaya untuk menjawab kedala pengembangan reksa dana syariah di
Indonesia, strategi yang dapat dikembangkan antara lain yakni:

16
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009) hlm, 109.
17
Leo Firmansyah, Penerapan dan Perkembangan Reksa dana Syariah di Indonesia, Jurnal
Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah, Vol. 2, No. 1, Januari 2020

10
1. Sinergi antara lembaga-lembaga yang terkait baik bapepam, praktisi,
akademis, ulama, dan pengusaha dalam mambangun sistem ekonomi
syariah terutama di pasar modal.
2. Memperbanyak jenis reksa dana syariah guna memberikan alternatif
investasi bagi masyarkat untuk menyimpan dananya di reksa dana
syariah
3. Perlunya usaha sosialisasi idealisme tentang reksa dana syariah.
I. Perbedaan Reksa dana Konvensional dan Reksa dana Syariah
Perbedaan yang sangat mendasar antara reksa dana konvensional dan
reksa dana syariah yaitu terdapat pada cara mengelola dan prinsip kebijakan
investasi yang ditetapkan. Kebijakan investasi reksa dana syariah
berlandaskan instrumen investasi dengan tata cara kelola yang halal. Halal
berarti bahwa perusahaan yang mengeluarkan instrumen investasi tersebut
tidak melakukan usaha-usaha yang bersinggungan dengan prinsip syariah
atau Islam. Beberapa hal yang membedakan antara lain :
1. Lembaga pengawas
Lembaga keputusan tertinggi di reksa dana syariah dalam hal
keabsahan produk adalah Dewan Pengawas Syariah (DPS) sedangkan
pada reksa dana konvensional Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan).
2. Akad
Akad pada reksa dana syariah ialah selama tidak bertentangan
dengan syariah yang ada sedangkan reksa dana konvensional
menekankan kesempatan tanpa ada aturan halal maupun haram.
3. Transaksi
Pada Reksa dana Syariah tidak boleh ada transaksi dalam spekulasi
yang magrib (masyhur, gharar, riba) sedangkan pada Reksa dana
konvensional selamat transaksinya bisa memberikan keuntungan.
4. Tujuan investasi
Pada reksa dana Syariah memperoleh pertumbuhan nilai investasi
dalam jangka panjang berdasarkan Syariah Islam sedangkan Reksa dana

11
konvensional memperoleh pertumbuhan nilai investasi dalam jangka
panjang.
5. Jangka waktu
Untuk jangka waktu jangka waktu dalam Reksa dana Syariah
memiliki jangka waktu yang pendek sedangkan dalam Reks adana
konvensional memiliki jangka waktu panjang.18

18
Winda Rika Lestari, Kinerja Reksadana saham syariah dan reksadana saham
konvensional, Jurnal Magister Manajemen, Vol.01, No.1 Januari 2015.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Manan. (2012). Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana


Alvien Septian Haerisma. (2014). Pengantar Reksa dana Syariah (Introduction Of
Islamic Mutual Fund), Al-Amwal Jurnal Kajian Ekonomi dan Perbankan
Syariah, Vol. 6, No. 2.
Andri Soemitra. (2009). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana.
Dery Ariswanto. (2020). Investasi pada Reksa dana Syariah Syariah di Indonesia.
Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah. Vol. 2, No. 3.
Eko Priyo Pratomo dan Nugraha Ubaidillah. (2009). Reksa dana: Solusi
Perencanaan Investasi di Era Modern. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Gunawan Widjaja, Almira Prajna Ramaniya. (2006). Reksa Dana dan Peran Serta
Tanggung Jawab Manajer Investasi dalam Pasar Modal. (Jakarta : Prenada
Media Group.
Iggi H, Achsien. (2000). Investasi Syariah di Pasar Modal: Menggagas Konsep
dan Praktek Manajemen Portofolio Syariah. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Leo Firmansyah. (2020). Penerapan dan Perkembangan Reksa dana Syariah di
Indonesia, Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah, Vol. 2, No. 1.
Muhammad Yusuf, Bisnis Syari’ah. (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), hlm. 45
Nana Sepdiana. (2019). Kinerja Reksa dana Syariah di Pasar Modal Indonesia,
Jurnal Akuntansi Syariah, Vol. 3, No. 1
Pratomo, Eko Priyo dan Nugraha, Ubaidillah. (2009). Reksa Dana: Solusi
Perencanaan Investasi di Era Modern. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Putriana. (2017). Reksadana Syariah Vs Reksadana Konvensional: Analisis
Pertumbuhan Dan Perkembangan Tahun 2010 – 2016. Jurnal Al-Iqtishad,
Edisi 13 Vol. 2
Sari, R.P. (2018). Perbandingan Reksa dana Syariah dengan Reksa dana
Konvensional dalam dunia Perbankan. Al-Intaj : Jurnal Ekonomi dan
Perbankan Syariah. Vol. 4, No. 1.

13
Sumar’in. (2017). Memahami Reksa dana Syariah : Instrumen Keuangan Berbasis
Syariah. Jurnal Al-Amwal, Vol. 1, No. 2.
Sumariyah. (2000). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Kedua. Jakarta :
YKPN
Winda Rika Lestari. (2015). Kinerja Reksadana saham syariah dan reksadana
saham konvensional. Jurnal Magister Manajemen, Vol. 01, No.1.
Fatwa DSN No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum
Penerapan Syariah di Bidang Pasar Modal, Himpunan Fatwa Dewan
Syariah Nasional.
Pasal 1 ayat 27 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

14

Anda mungkin juga menyukai