Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KESESUAIAN PRODUK PERBANKAN SYARIAH DENGAN PRINSIP

KEUANGAN ISLAM

Oleh:

Aisyah kamiliyah, Rizki Holia Rahmadani, Muhammad Iqbal

Dosen pengampuh:Hartina Aprilia,S.H M.H

Prodi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan hukum,

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Pendahuluan

Bank syari'ah terdiri dua kata, yaitu bank dan syari'ah. Kata bank bermakna suatu
lembaga keuangan yag berfungsi sebagai perantara keuangan dari kedua belah pihak yait pihak
yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Kata syari'ah dalam versi bank syari'ah
adalah aturan peranjian berdasarkan yang dilakukan oleh pihak bank dan pihak lain untuk
menyimpan dana dan atas pembiayaan kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai hukum islam.
Maka bank syari'ah dapat diartikan sebagai suatu lembaga keuangan yang berfungsi menjadi
perantara bagi pihak yang kelebihan dan pihak yang membutuhkan dana untuk kegiatan usah
atau kegiatan yang lainnya sesuai hukum islam.

Dengan disahkannya Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, maka telah
membuka kesempatan yang luas kepada perbankan syariah untuk berkembang. Undang-undang
ini bahkan tidak hanya menyebut bank syariah berdampingan dengan bank konvensional dalam
pasal demi pasal, tetapi juga menyatakan secara rinci sistem produk-produk perbankan syariah.
Produk-produk perbankan syariah harus sesuai dengan hukum syariah, hal inilah yang
memungkinkan perbankan syariah menyesuaikan dengan menyesuaikan produk perbankan
syariah yang akan bisa membawa dampak ketidak murnian produk syariah. Padahal produk
syariah sudah sedemikian lengkap dan baku.
Pada makalah ini mencoba menjelaskan aplikasi perbankan syariah yang berkaitan
dengan titipan/simpanan, sistem bagi hasil, jual beli, sewa dan jasa. Aplikasi ini merupakan
produk- produk perbankan syariah, agar dapat dimengerti.

PEMBAHASAN

Pengertian Perbankan Syariah

Kata Bank dari kata banque dalam bahasa Perancis, dan dari kata banco dalam bahasa
Italia yang berarti peti, lemari dan bangku. Pada umumnya yang dimaksud bank syari'ah adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lain dalam lalu
lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip
syariah. Oleh karena itu usaha bank akan selalu berkaitan dengan masalah uang sebagai
perangkat utamanya.

Bank syari'ah terdiri dua kata, yaitu bank dan syari'ah. Kata bank bermakna suatu
lembaga keuangan yag berfungsi sebagai perantara keuangan dari kedua belah pihak yait pihak
yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Kata syari'a dalam versi bank syari'ah.
adalah aturan perjanjian berdasarkan yang dilakukan oleh pihak bank dan pihak lain untuk
menyimpan dana dan atas pembiayaan kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai hukum islam.
Maka bank syari'ah dapat diartikan sebagai suatu lembaga keuangan berfungsi menjadi
perantara bagi pihak yang kelebihan dan pihak yang membutuhkan dana untuk kegiatan usaha
atau kegiatan yang lainnya sesuai hukum islam.

Dengan demikian, bank syari'ah adalah bank yang tidak mengandalkan bunga, dan
oprasional produknya, baik penghimpunan maupun penyuluhan dananya dan lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang untuk debitur bedasarkan prinsip-prinsip hukum islam

Sementara bank yang beroprasi sesuai prinsip syari'ah Islam adalah bank yang dalam
operasinya mengikuti ketentuan-ketentan syari'at Islam, khususnya yang menyangkut dalam tata
cara bermu'amalah itu dijauhinya praktek-prakteknya yang dikhawatirkan mengandung unsur-
unsur riba untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan
perdagangan1

Produk Produk perbankan syariah

Pada dasarnya produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian:

1. Sistem Penghimpunan Dana

Metode penghimpunan dana yang ada pada Bank-bank konvensional didasari teori yang
diungkapkan Keynes yang mengemukakan bahwa orang membutuhkan uang untuk tiga
Kegunaan, yaitu fungsi transaksi, cadangan, dan investasi. Oleh karena itu, produk
penghimpunan dana pun disesuaikan dengan tiga fungsi tersebut, yaitu berupa giro, tabungan,
dan deposito.

Berbeda dengan hal berikut, bank syariah tidak melakukan pendekatan tunggal dalam
menyediakan produk penghimpunan dana bagi nasabahnya. Pada dasarnya, dilihat dari
sumbernya, dana bank syariah terdiri atas:

A. Giro

Menurut fatwa Dewan Syariah No: 01/DSN-MUI/IV/2000, Giro yang dibenarkan secara
syariah ada 2 yaitu:

1) Giro wadiah adalah simpanan dana yang bersifat titipan yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau
dengan pemindahbukuan, dan terhadap titipan tersebut tidak dipersyaratkan imbalan kecuali
dalam bentuk pemberian sukarela.

2) Giro mudharabah adalah simpanan dana yang bersifat investasi yang penarikannya dapat
dilakukan berdasarkan kesepakatan dengan menggunakan cek, bilyet giro, pembayaran lainnya,
atau dengan pemindahbukuan, dan terhadap investasi tersebut diberikan bagi hasil sesuai nisbah
yang telah disepakati dimuka.

1
Agiska Giska, “Perbankan Syariah” Diakses dari https://id.scribd.com/document/376964723/MAKALAH-
PERBANKAN-SYARIAH-docx, Pada Tanggal 6 maret 2024 pukul20.06
B. Tabungan

Menurut fatwa Dewan Syariah No: 02/DSN-MUI/IV/2000, Tabungan yang dibenarkan


menurut prinsip syariah ada 2 yaitu:

1) Tabungan wadiah, yaitu simpanan dana nasabah pada bank, yang bersifat titipan dan
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dan terhadap titipan tersebut bank. tidak dipersyaratkan
untuk memberikan imbalan kecuali dalam bentuk pemberian bonus secara sukarela.

2) Tabungan muudharabah, yaitu simpanan dana nasabah pada bank yang bersifat investasi dan
penarikannya tidak dapat dilakukan setiap saat dan terhadap investasi tersebut diberikan bagi
hasil sesuai nisbah yang telah disepakati dimuka.

c. Deposito

Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian antara nasabah penyimpan dengan bank. 2 Deposito merupakan produk
bank yang memang ditujukan untuk kepentingan. investasi dalam bentuk surat-surat berharga,
sehingga dalam perbankan syariah akan memakai prinsip mudharabah.

2. Penyaluran dana

` Bank sebagai lembaga intermediasi keuangan selain melakukan kegiatan penghimpunan


dana, juga menyalurkan kembali kepada masyarakat melalui pembiayaan.

a. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, adalah menyalurkan pembiayaan dengan prinsip bagi
hasil adalah mendasarkan pada akad mudharabah dan akad musyarakah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

b. Pembiayaan mudharabah, adalah penyediaan dana oleh bank untuk modal usaha berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan dengan nasabah sebagai pihak yang diwajibkan untuk melakukan
setelmen atas investasi dimaksud sesuai ketentuan akad.

2
Muhammad Firdaus, Fatwa-Fatwa Ekonomi Syariah Kontemporer, Cet. ke-1, Jakarta: Renaisan, ,2005 hlm.44
c. Pembiayaan musyarakah, adalah penyediaan dana oleh bank untuk memenuhi sebagian modal
suatu usaha tertentu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan dengan nasabah sebagai pihak
yang harus melakukan setelmen atas investasi sesuai ketentuan investasi.

D. Pembiayaan dengan prinsip ijarah atau ijarah muntahiya bittamlik Menyalurkan pembiayaan
penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah
dan/atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.

1) Pembiayaan ijarah adalah penyediaan dana atau tagihan yang berupa transaksi sewa dalam
bentuk akad ijarah dengan opsi perpindahan hak kepemilikan dengan akad ijarah muntahiyah bit
tamlik (IMBT) berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan nasabah
pembiayaan sebagai pihak yang diwajibkan untuk melunasi utang/kewajiban sewa sesuai akad.

2) Pembiayaan ijarah muntahiyah bittamlik merupakan pembiayaan sewa beli berdasarkan


persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan nasabah pembiayaan sebagai pihak yang
diwajibkan untuk melunasi utang/kewajiban sewa sesuai akad.

E. Pembiayaan dengan prinsip jual beli

Untuk menjalankan fungsi pembiayaan, bank syariah dapat menggunakan akad jual beli.

1) Pembiayaan murabahah adalah penyediaan dana atau tagihan oleh bank syariah untuk
transaksi jual beli barang sebesar harga pokok ditambah margin/keuntungan berdasarkan
kesepakatan dengan nasabah yang harus membayar sesuai akad.

2) Pembiayaan salam adalah penyediaan dana tagihan untuk transaksi jual beli barang melalui
pesanan (kepada nasabah produsen) yang dibayar di muka secara tunai oleh bank berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan dengan nasabah pembiayaan yang harus melunasi utang atau
kewajibannya sesuai akad.

3 ) Pembiayaan istishna adalah penyediaan dana atau tagihan untuk transaksi jua beli melalui
pesanan pembuatan barang (kepada nasabah produsen), yang dibayar oleh bank berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan dengan nasabah pembiayaan yang harus melunasi
utang/kewajibannya sesuai akad.
5. Pembiayaan dengan prinsip pinjam meminjam (Utang Piutang)

Salah satu bentuk akad yang menjadi ciri perbankan syariah adalah adanya produk hukum
berupa pinjaman (qardh). Pembiayaan qardh adalah penyediaan dana atau tagihan/piutang
sebagai pinjaman kebaikan kepada nasabah berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
bank syariah dengan nasabah pembiayaan sebagai pihak yang harus melunasi utang atau
kewajibannya sesuai ketentuan akad.

Selain menjalankan fungsinya sebagai penghubung antara pihak yang membutuhkan dana
(defisit unit) dengan pihak yang kelebihan dana (surplus unit), bank syariah dapat melakukan
berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapatkan imbalan berupa sewa
atau keuntungan, Jasa perbankan tersebut antara lain: . Sharf(jual beli valuta asing);

A. pada prinsipnya jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip sharf. Jual beli mata uang yang
tidak sejenis, penyerahannya harus dilakukan pada waktu yang sama (spot). Bank mengambil
keuntungan dari jual beli valuta asing ini.

b. Ijarah (sewa); jenis kegiatan ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan (safe deposit box)
dan jasa tata laksana administrasi dokumen (custodian). Bank mendapatkan sewa dari jasa
tersebut3

Pengertian keuangan syariah

Menurut KBBI keuangan adalah 1). Seluk beluk uang 2)..urusan uang 3). Keadaan uang.
Keuangan secara bahasa sama dengan manajemen keuangan artinya adalah sebuah ilmu atau seni
dalam mengelola dan pengalokasian uang dengan sedemikian rupa untuk mencapai tujuan yang
diinginkan dan diharapkan dapat sesuai dengan rencana.

Syariah jika ditinjau secara bahasa berasal dari kata Syara'a yang artinya jalan yang lurus
atau menuju ke (sumber) mata air. Menurut imam al-Qurthubi bahwa syariah adalah agama yang
ditetapkan oleh Allah SWT untuk hamba hambanya yang terdiri dari berbagai sumber air minum

3
Burhanudin S.,Aspek “ Hukum Lembaga Keuangan Syariah”, (Yogyakarta: Graha ilmu,2010),hlm.57-58
yang menjadi sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Secara teknis ini sama dengan hukum dan
ketentuan Allah yang dapat disebut dengan syariat.4

Keuangan Islami (islamic finance) terdiri dari dua suku kata, Islam dan keuangan finance
menunjukkan bahwa pasar keuangan dan lembaga yang berurusan dengan alokasi keuangan dan
resiko kredit. Dengan demikian keuangan Islam harus didasari dengan prinsip yang setidaknya
mirip dengan bentuk dari pembiayaan lainnya. Disisi lain kata Islam menunjukkan beberapa
perbedaan mendasar antara keuangan Islam dan lembaga keuangan konvensional, karena adanya
Islam sebagai sumber ajaran dan nilai dalam keuangan. 5

Secara terminologis keuangan syariah (Islamic Finance) menurut Viser, Keuangan Islam
adalah cara untuk menerapkan. prinsip-prinsip Islam tentang ekonomi ke dalam praktik. Upaya
untuk mengembangkan jenis ekonomi Islam tertemu, berdasarkan ajaran kitab suci umat Islam,
Al-Qur'an, dan hukum agama Islam, syariah dapat dilihat sebagai manifestasi dari keinginan
yang dipendam oleh umat Islam untuk mempertahankan, atau mendapatkan kembali identitas
mereka sendiri.

Berdasarkan pengertian keuangan syariah yang telah dikemukakan dapat disimpulkan


bahwa keuangan syariah (islamic finance, ialah ilmu yang mempelajari pengelolaan uang sesuai
dengan hukum dan ketentuan dalam islam.

Sistem keuangan syariah

Sistem keuangan syariah termasuk sistem Bank syariah adalah sistem keuangan yang
berperinsip kepada syariah yakni berpegang teguh pada Al-Qur'an dan hadits. Sistem ini
merupakan tata perekonomian yang diciptakan oleh Allah dan dijalankan serta dicontohkan oleh
rosul dan sahabatnya. Menurut Wirosono (2009) prinsip syariah adalah aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau
pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah, antara lain
pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip

4
Nurhayati. Jurnal Hukum Ekonomi Syariah. Memahami Konsep Syariah, Fikih Hukum dan Ushul Fiqih. Vol2.
No.2 (2018)Hal 126
5
Nur Kholis (2020). “Pengantar Keuangan Islam.” UII PRES: Yogyakarta.Ha.l 5
penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan
(ijarah) atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak
bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). Adapun sistem keuangan syariah atau yang dikenal
dengan prinsip prinsip syariah akan diuraikan sebagai berikut.

1. prinsip bagi hasil (Investasi mudharabah)

Didalam buku Sistem Keuangan & Investasi Syariah oleh Muhammad Firdaus dkk (2005):
6
pada prinsip bagi hasilinvestasi mudharabah ini bahwa nasabah harus bersikap jujur, amanah
dan transparansi dari usaha yang dikelolanya, karena pihak bank hanya diperkenankan untuk
melakukan pengawasan usaha dan tidak diperkenankan ikut campur dalam pengelolaan dana.
Pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya
menjadi pengelola. Keuntungan usaha akan dibagi berdasarkan kesepakatan sesuai kontrak,
sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat
kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian
sipengelola, si pengelola harus bertanggungjawab atas kerugian tersebut. Mudharabah
merupakan keunikan bank syariah, oleh karena itu bagi bank syariah atau lembaga keuangan
syariah lain tidak banyak melakukan transaki jenis ini, maka kehilangan keunikan bank syariah
yang berarti kehilangan nilai lebih dari bank syariah itu sendiri.

2. Prinsip penyertaan modal (musyarakah)

Didalam buku "bank syariah : dari teori ke praktik" oleh Muhammad Syafi'i Antonio (2011):
Prinsip penyertaan modal (musyarakah) adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masih pihak memberikan kontribusi dana dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Akad musyarakah ini merupakan akad kerjasama yang dilakukan antara dua belah pihak untuk
suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak. memberikan kontribusi dana dengan
ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang disepakati, sedangkan kerugian
ditanggung oleh para pihak sebesar partisipasi modal yang disertakan dalam usaha.

6
Muhammad Firdaus, Sofiniyah Ghufron, Muhammad Aziz Hakim, Mukhtar Alshodiq, “ Sistem Keuangan &
Investasi Syariah”. (Penerbit, RENAISAN Anggota IKAPI, 2005) hlm.29
3. Prinsip jual beli

Prinsip jual beli dengan akad murabahah ini adalah salah satu transaksi yang paling banyak
dilakukan oleh Bank Syariah saat ini. Salah satu alasannya adalah dalam murabahah ini risiko
bagi bank syariah adalah kecil. Contohnya transaksi dalam pembelian kenderaan bermotor. Bank
sebagai penjual harus menyediakan kenderaan bermotor untuk dilakukan jual beli dengan
nasabah, jadi yang diterima oleh nasabah adalah kenderaan bermotor dari jual beli yang
dilakukan.

4. Prinsip sewa (ijarah)

Pada dasarnya prinsip ijarah sama dengan prinsip jual beli namun perbedaannya terletak pada
objek transaksinya, bila pada penjual objek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah objek
transaksinya jasa. Menurut Muhammad Rawas Qal'aji (1987): Al- ijarah adalah akad
pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri7

Kesesuaian produk perbankan syariah dengan prinsip keuangan islam (syariah)

Perbankan syariah memberikan batasan-batasan dalam pelaksanaan operasional perbankan


sesuai dengan aturan-aturan yang terdapat dalam hukum Islam terutama dalam hal pelarangan
riba. Pelarangan riba merupakan upaya untuk menegakkan keadilan dimana pemilik modal tidak
berhak memperoleh keuntungan yang ditetapkan sebelumnya tanpa menanggung resiko apapun.
Dalam sistem keuangan tanpa bunga pemilik modal dapat memperoleh keuntungan dari uang
yang mereka miliki dengan menanggung resiko melalui skema bagi hasil
(mudharabah/musyarakah) ataupun bentuk-bentuk pembiayaan lainnya (murabahah, ijarah,
salam, & istishna’ ).

Ekonomi Syariah didasarkan pada paradigma dasar bahwa alam semesta diciptakan oleh
Tuhan sebagai amanah (kepercayaan Ilahi) dan sarana kebahagiaan hidup bagi seluruh umat
manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki baik secara material dan spiritual (al-falah).
Substansinya adalah bahwa setiap aktivitas manusia memiliki nilai ilahiah yang menempatkan

7
Mashuri SE M.Env, Jurnal Ilmia Eonomi Kita, "Sistem Keuangan Dalam Mengatasi Kemiskinan, Vol 3 no.2
(2014),Hal 843,
perangkat syariah dan akhlak sebagai parameter baik dan buruk, benar dan salahnya aktivitas
usaha. Dengan cara ini akan terbentuk integritas yang akhirnya akan membentuk suatu sistem
perekonomian yang baik.

Berdasarkan paradigma di atas, ekonomi syariah dimana lembaga perbankan merupakan salah
satu unsur didalamnya berasaskan pada prinsip.

a. Persaudaraan (Ukhuwah)

Perekonomian syariah menjunjung tinggi nilai kebersamaan dalam memperoleh manfaaat,


sehingga seseorang tidak boleh mendapatkan keuntungan di atas kerugian orang lain. Prinsip ini
didasarkan atas prinsip saling mengenal (ta’aruf), saling memahami (tafahum), saling menolong
(ta’awun), saling menjamin (takaful), saling bersinergi dan saling beraliansi (tahaluf).

b. Keadilan (‘ Adalah)

Keadilan berarti selalu menempatkan sesuatu hanya pada yang berhak dan sesuai dengan
posisinya. Realaisasi prinsip ini dalam bingkai aturan muamalah adalah melarang adanya unsur: 8

A. Riba/bunga dalam segala bentuk dan jenis, baik riba nasiah atau fadhl. Riba sendiri
diterjemahkan sebagai tambahan pada pokok piutang yang dipersyaratkan dalam
transaksi pinjam meminjam serta derivasinya dan transaksi tidak tunai lainnya, atau
transaksi antar barang, termasuk pertukaran uang sejenis secara tunai maupun tangguh
dan yang tidak sejenis secara tidak tunai.
B. .Kezaliman , baik terhadap diri sendiri, orang lain atau lingkungan. Kezaliman artinya
memberikan sesuatu tidak sesuai ukuran, kualitas dan temponya, mengambil sesuatu
yang bukan haknya dan memperlakukan sesuatu tidak sesuai tempatnya/posisinya.
C. Judi atau bersikap spekulatif dan tidak berhubungan dengan produktifitas (maysir)
D. Unsur ketidakjelasan, manipulasi dan eksploitasi informasi serta tidak adanya kepastian
pelaksanaan akad, seperti: ketidakpastian penyerahan objek akad, tidak ada kepastian
kriteria kualitas, kuantitas, harga objek akad, atau eksploitasi karena salah satu pihak
tidak mengerti isi perjanjian (gharar)

8
Melia Wida Rahmayani. ''Akuntansi Syariah". (Tasikmalaya: Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia,
2020).hlm 20.
E. Haram/segala unsur yang dilarang tegas dalam Al-Quran dan As-Sunah baik dalam
barang/jasa ataupun aktivitas operasional terkait.

c. Kemaslahatan (Maslahah)

Kemaslahatan yaitu segala bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi duniawi dan
ukhrawi, material dan spiritual, serta individual dan kolektif. Kemaslahatan harus memenuhi dua
unsur yaitu: halal (patuh terhadap ketentuan syariah) dan thayib (membawa kebaikan dan
bermanfaat). Perekonomian syariah yang membawa kemaslahatan harus memenuhi keseluruhan
unsur-unsur yang menjadi tujuan ketetapan syariah (maqasid syariah) yaitu berupa pemeliharaan
terhadap agama (di’ en), intelektual (‘ aql), jiwa dan keselamatan (nafs) serta harta benda
(mal). 9

d. Keseimbangan (Tawazun)

Artinya keseimbangan antara aspek material dan spiritual, antara aspek privat dan public,
antara sektor keuangan dan riil, antara bisnis dan social serta antara aspek pemanfaatan dan
pelestarian. Perekonomian syariah tidak hanya mengutamakan kepentingan individual semata
tetapi memperhatikan kepentingan semua pihak sehingga semua pihak dapat merasakan manfaat
dari adanya suatu kegiatan perekonomian.

e. Nilai-nilai Universal (Syumuliyah)

Perekonomian syariah dapat dilakukan oleh, semua pihak yang berkepentingan tanpa
membedakan suku, agama, ras dan golongan sesuai dengan semangat kerahmatan semesta
(rahmatan lil alamin).

Berdasarkan paradigma dan asas di atas, implementasi ekonomi syariah termasuk dalam
operasional perbankan syariah harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:

a) Berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha.

b) Mengakui prinsip kebebasan bertransaksi sepanjang objeknya halal dan baik.

9
Afif Hakim, "Asas Transaksi Syariah" https://www.academia.edu/25176969/Asas_Transaksi_Syariah , Diakses 24
April 2024 pukul 22.10
c) Tidak menjadikan uang sebagai komoditas.

d) Tidak mengandung unsur riba, kezaliman, maysir, gharar dan haram.

e) Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang.

f) Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap-menyuap (risywah).10

KESIMPULAN

Pada umumnya yang dimaksud bank syari'ah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh karena itu usaha bank akan selalu berkaitan
dengan masalah uang sebagai perangkat utamanya.

Dalam menjalankan kegiatan dan fungsinya, bank syariah memiliki beberapa produk yang sesuai dengan
prinsip syariah yang bisa digunakan, adapun dari makalah yang telah kita bahas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa produk yang ada pada bank syariah adalah sebagai berikut:

1. Produk penghimpunan dana

a. Giro

b. Tabungan

c. Deposito

2. Produk penyaluran dana

a. Prinsip Jual Beli (Bay')

1) Pembiayaan Murabahah

2) Pembiayaan Salam

10
Indriana, (2016). ‘’Persepsi Para Ulama, Tokoh Ormas Islam Dan Akademisi Terhadap Bauran Pemasaran
Perbankan Syariah Dan Kesesuaian Praktek Perbankan Syariah Dengan Prinsip -Prinsip Syariah’’,
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JTE/article/view/4173 Diakses 24 April 2024 pukul 21.42
3) Pembiayaan Istisna

b. Prinsip Sewa (ljarah)

c. Prinsip Bagi Hasil (Shirkah)

1) Musharakah

2) Mudharabah

3) Al-muzara'ah

D) Al-musaqah

. 4.Akad Pelengkap

1) Hiwalah (Alih Utang-Piutang)

2) Rahn (Gadai)

3) Qard (Pinjaman Uang)

4) Wakalah (Perwakilan).

Itulah produk-produk yang ada di bank syariah mulai dari produk penghimpunan dana, produk penyaluran
dana dan produk jasa yang ditawakan oleh bank syariah.
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin S.( 2010). Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Firdaus, Muhammad (2005) , Fatwa-Fatwa Ekonomi Syariah Kontemporer, Cet. ke-1, Jakarta:
Renaisan.

Giska, Agiska.(2024). “Perbankan Syariah’”..


https://id.scribd.com/document/376964723/MAKALAH-PERBANKAN-SYARIAH-docx,
Diakses; .06 maret 2024 pukul 20.06

Hakim Afif,(2024). "Asas Transaksi Syariah",


https://www.academia.edu/resource/work/25176969 Diakses 24 April 2024 pukul 22.10

Indriana, (2016). ‘’Persepsi Para Ulama, Tokoh Ormas Islam Dan Akademisi Terhadap
Bauran Pemasaran Perbankan Syariah Dan Kesesuaian Praktek Perbankan Syariah Dengan
Prinsip -Prinsip Syariah’’, https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JTE/article/view/4173 Diakses
24 April 2024 pukul 21.42

Kholis, Nur. Pengantar Keuangan Islam.” Yogyakarta.: UII PRES

Mashuri.,SE.,M.Env. (2014), “Sistem Keuangan Dalam Mengatasi Kemiskinan” . Jurnal Ilmia


Eonomi Kita Vol .3 no..

Muhammad Firdaus, Sofiniyah Ghufron, Muhammad Aziz Hakim, Mukhtar Alshodiq, (2005),
“ Sistem Keuangan & Investasi Syariah”. Penerbit, RENAISAN Anggota IKAPI, .

Nurhayati . (2018).”Konsep Syariah, Fikih Hukum dan Ushul Fiqih”. Jurnal Hukum Ekonomi
Syariah, Vol2. No.2 .

Rahmayani, Melia Wida (2020).. ''Akuntansi Syariah". Tasikmalaya: Perkumpulan Rumah


Cemerlang Indonesia.
PROFIL PENULIS

Penulis bernama lengkap Aisyah kamiliyah lahir pada tanggal 29 Desember tahun 2004, terlahir sebagai
anak ke dua dari dua bersaudara. Penulis memulai pendidikan di SD adabiyah 1 Palembang pada tahun
2011 sampai tahun 2016. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP adabiyah Palembang dan
SMA bina warga 1 Palembang. Saat ini penulis sedang melanjutkan pendidikan S1 jurusan hukum
ekonomi syariah di universitas Islam negeri Palembang. Moto hidup saya adala Pendidikan bukanlah
segala-galanya, namun segala-galanya dimulai dari pendidikan.

m.iqbal lahir di Palembang, Sumatera Selatan pada tanggal 25 januari 2003. Alamat jln.surya
sakti lr.belimbing Rt.33 Rw 11 kec sukarami. Memulai pendidikannya dari SDN 05 Palembang,
kemudian menempuh pendidikan di Smp Unggul Negeri 18 Palembang, dan jenjang selanjutnya
ke SMK Negeri 7 Palembang jurusan teknik kendaraan ringan. Saat ini sedang menempuh
pendidikan S1 Jurusan Hukum Ekonomi Syariah di Uin Raden Fatah Palembang angkatan 2022.
Motto hidup saya adalah "Berangkat dengan penuh keyakinan Berjalan dengan penuh keikhlasan
Istikomah dalam menghadapi cobaan"

Rizki Holia Rahmadani lahir di Palembang, Sumatera Selatan pada tanggal 09 November 2003.
Alamat di Jln. Sersan Muis No.64 RT : 11 RW : 03 kec.ilir timur 2. Memulai pendidikannya dari
SDN 49 Palembang, kemudian menempuh pendidikan di Smp Unggul Negeri 8 Palembang, dan
jenjang selanjutnya ke SMK Negeri 1 Palembang jurusan Akuntansi dan Keuangan Lembaga.
Saat ini sedang menempuh pendidikan S1 Jurusan Hukum Ekonomi Syariah di Uin Raden Fatah
Palembang angkatan 2022. Motto hidup saya adalah "Genggamlah dunia di tanganmu dan
letakkan akhirat di hatimu." Pesan dari motto ini adalah agar kita senantiasa mengingat akhirat
tanpa melupakan dunia.

Anda mungkin juga menyukai