Sak0063 10 Asuransi
Sak0063 10 Asuransi
PERTEMUAN 10
ASURANSI
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Dalam materi pertemuan 10 ini akan dijelaskan mengenai asuransi, apa saja
resiko dari asuransi, asuransi secara hukum, asas kontrak dari asuransi, polis
asuransi dan jenis-jenis asuransi. Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu :
1. Mengidentifikasi mengenai konsep dari asuransi dan ruang lingkupnya.
2. Menjelaskan mengenai risiko dalam asuransi.
3. Menjelaskan mengenai asas kontrak asuransi.
B. URAIAN MATERI
1. Asuransi
Sesuai dengan hukum dagang atau KUHD dalam pasal 246 menyebutkan
mengenai asuransi adalah "Perjanjian yang mengikat antara pihak perusahaan
asuransi dengan tetanggung, dengan menerima premi, untuk memberikan
penggantian atas kehilangan, kerusakan atau kehilangan manfaat yang
diharapkan kepada tertanggung, yang dapat diderita karena peristiwa yang tidak
diinginkan". Asuransi di Indonesia diatur berdasarkan UU No. 40 tahun 2014.
Ada 4 elemen yang harus diperhatikan oleh pelaku usaha dalam melakukan
asuransi, yaitu pihak tertanggung, penanggung, peristiwa yang tidak ditentukan
dan kepentingan yang mungkin menderita kerugian.
Manfaat menggunakan asuransi yaitu akan memberikan suatu rasa yang
aman dan nyaman serta perlindungan, menjadi jaminan atau tabungan untuk
masa depan serta menjadi sumber dari pendapatan lainnya. Asuransi menjadi
sarana untuk menyebarkan risiko dan mendistribusikan biaya dan manfaat
dengan lebih adil. Adapun unsur-unsur secara yuridis akan dijabarkan sebagai
berikut :
a. Adanya pihak yang diasuransikan dalam kepentingannya, dalam hal ini adalah
pihak tertanggung.
b. Adanya perusahaan yang akan menjamin dalam membayar suatu
kompensasi, dalam hal ini adalah penjamin dari perusahaan asuransinya.
c. Adanya kontrak yang jelas mengenai derita oleh tertanggung, dalam hal ini
adalah kerugian maupun kerusakan.
Tertera dengan jelas pada kontrak suatu asuransi, maka kinerja dari pihak
tertanggung yaitu membayar premi. Dalam artian bahwa kinerja perusahaan
asuransi akan membayar sejumlah dana kompensasi apabila ada peristiwa
tertentu yang terjadi, misalnya kecelakaan, kebakaran ataupun yang lainnya.
Apabila ada salah satu peristiwa terjadi maka tertanggung akan meminta supaya
kompensasi akan dibayarkan oleh perusahaan asuransi tersebut. Dengan
permintaan pengajuan dalam hal ini disebut dengan pengajuan klaim. Pada
umumnya pengajuan klaim ini harus disertakan dengan bukti pendukung yang
menguatkan peristiwa tersebut memang telah terjadi. Dalam asuransi kebakaran
misalnya, klaim yang diajukan oleh tertanggung disertai dengan pernyataan dari
polisi mengenai terjadinya kebakaran tersebut harus disertai dengan mengisi dan
menyiapkan beberapa formulir lainnya.
2. Tujuan Asuransi
Asuransi ini juga mempunyai tujuan-tujuan tertentu, dalam hal ini dibagi
menjadi dua poin utama, yaitu :
a. Sebagai pengalihan risiko, artinya disini bahwa pihak tertanggung mempunyai
asuransi dengan tujuan akan memindahkan risiko apabila aset dan nyawanya
terancam. Ketika melakukan pembayaran rutin dalam sejumlah premi kepada
pihak atau perusahaan asuransi, maka sejak waktu tersebut maka risiko akan
dialihkan kepada penjamin, yaitu perusahaan asuransi yang dipilihnya.
b. Pembayaran ganti rugi, artinya apabila suatu saat suatu peristiwa yang benar-
benar menyebabkan kerugian (risikonya berubah menjadi kerugian), maka
tertanggung akan dibayar kompensasi dalam jumlah yang sama dengan
jumlah asuransi. Dalam beberapa kejadian mengenai praktik kerugian yang
timbul adalah bersifat parsial, artinya tidak semua termasuk total loss.
3. Manfaat Asuransi
Setelah pemaparan tujuan dari asuransi di atas, maka asuransi juga
mempunyai beberapa manfaat yang harus diketahui dan penting, yaitu sebagai
berikut :
a. Yaitu asuransi bisa memberikan rasa aman untuk menjalankan suatu bisnis
tertentu, artinya bahwa ketika orang akan terbebas dari rugi dan takut akan
peristiwa tertentu yang tidak terduga, maka akan bisa menerima kompensasi
dari perusahaan penjamin tersebut.
b. Yaitu asuransi bisa untuk meningkatkan efisiensi kegiatan perusahaan, artinya
dengan risiko yang lebih besar akan dibebankan pada perusahaan, kemudian
bisa untuk meningkatkan bisnisnya.
c. Yaitu asuransi cenderung dalam penilaian biaya yang wajar, artinya disini
bahwa estimasi dari jumlah risiko bisa diperkirakan sebelumnya, sehingga
perusahaan asuransi akan memperhitungkan kompenasasi dalam menilai
biaya yang nantinya akan dikeluarkan.
d. Yaitu asuransi sebagai dasar dalam mempertimbangkan pemberian kredit,
artinya bahwa apabila ada peminjaman kredit bank, maka biasanya meminta
seorang debitur untuk menutupnya pada asuransi jaminan.
e. Yaitu asuransi bisa meminimalisir timbulnya suatu kerugian, artinya bahwa
dengan menutup suatu perjanjian asuransi, sehingga risiko tersebut bisa saja
dialami oleh perorangan atau kelompok tertentu kemudian bisa ditanggung
oleh perusahaan asuransi.
f. Yaitu asuransi sebagai alat dalam membentuk modal pendapatan, bisa
dikatakan menjadi jaminan masa depan. Dengan ini asuransi bisa menjadi
fungsi dari simpanan dan jaminan khususnya pada asuransi jiwa.
g. Yaitu asuransi sebagai alat pengembangan, artinya premi bisa dikumpulkan
untuk digunakan sebagai dana investasi pada pembangunan kredit jangka
pendek maupun panjang dalam bisnis pengembangan. Dalam hal ini bisa
digunakan untuk memperluas peluang dan pekerjaan pada sebagian
komunitas.
dari asuransi itu sendiri. Ada banyak jenis risiko dalam hukum asuransi, sebagai
berikut :
a. Risiko yang murni terjadi, artinya disini bahwa adanya peristiwa yang masih
belum pasti yang akan menyebabkan adanya kerugian, ketika terjadi peristiwa
tersebut secara otomatis akan ada kerugian. Terdapat 3 jenis risiko murni,
yaitu: risiko individu, risiko properti, dan risiko kewajiban.
b. Risiko spekulatif, dalam hal ini hanya ada 2 kemungkinan yang muncul yaitu
untung atau rugi.
c. Risiko dengan pola tertentu, artinya disini bahwa risiko akan timbul dari
tindakan perorangan dan berdampak hanya pada orang-orang tertentu.
Sebagai contoh adalah risiko kebakaran pada mobil orang yang tidak akan
berdampak pada kendaraan orang lain.
d. Risiko secara fundamental, artinya disini bahwa risiko berasal dari masyarakat
dan mempunyai konsekuensi yang mempengaruhi masyarakat yang lain.
Sebagai contoh adalah banjir pada tempat tertentu yang menyebabkan
banyak korban.
e. Risiko bersifat statis, artinya bahwa risiko ini tidak berubah dari waktu ke
waktu yang lain. Sebagai contoh adalah kebanjiran, gempa bumi, kebakaran
dari waktu dulu hingga waktu sekarang yang mungkin bisa saja terjadi.
f. Risiko secara dinamis, artinya disini bahwa risiko bisa berubah seiring
berkembangnya zaman, sesuai dengan perubahan yang ada. Sebagai contoh
adalah adanya pemain sepak bola yang cidera, namun sekarang risiko
tersebut bisa terjamin.
Dalam proses kontrak atau perjanjian dalam asuransi antara penjamin dan
tertanggung harus bersifat mengikat dan kuat pada kedua pihak, oleh karena itu
ada 2 teori mengenai kontrak atau perjanjian dari segi perspektif ilmu hukum,
adalah sebagai berikut :
a. Pertama adalah teori mengenai tawar menawar, dalam hal ini setiap
perjanjian hanya bisa terjadi apabila kedua pihak menawarkan dari satu pihak
yang disaksikan dengan menerima pihak lain atau sebaliknya. Adanya teori ini
menyebabkan keuntungan bahwa kepastian hukum dibuat sesuai dengan
kontrak yang dicapai oleh penjamin dan tertanggung dalam asuransi tersebut.
b. Kedua adalah teori penerimaan, artinya disini bahwa teori yang menentukan
dengan pasti pada saat kapan si pihak satu menerima tawaran dari pihak lain,
yang menjadi dasar dalam mengikatnya suatu perjanjian. Dalam hal ini tidak
ada ketentuan secara umum mengenai hukum dari asuransi, hanya ada
perjanjian mengenai dua belah pihak yang diatur dalam pasal 1320 KUHP.
Perjanjian asuransi yang telah terjadi harus dibuat secara tertulis dalam
bentuk akta yang disebut polis (pasal 255 KUHD). Kebijakan ini adalah satu-
satunya bukti tertulis untuk membuktikan bahwa asuransi telah terjadi. Untuk
mengatasi kesulitan jika sesuatu terjadi setelah perjanjian tetapi kebijakan belum
dibuat atau meskipun kebijakan telah dibuat tetapi belum ditandatangani atau
telah ditandatangani tetapi belum diserahkan kepada tertanggung maka jika
suatu peristiwa terjadi akan mengakibatkan kerugian dari tertanggung. Pasal 257
KUHP menyatakan bahwa meskipun suatu polis belum dibuat, asuransi telah
terjadi sejak tercapainya kesepakatan antara tertanggung dan penjamin.
Sehingga hak dan kewajiban tertanggung dan penjamin timbul karena perjanjian
didasarkan pada nota perjanjian. Jika bukti tertulis sudah ada maka bukti biasa
dapat digunakan yang diatur dalam hukum acara perdata. Ketentuan ini
dimaksud oleh pasal 258 ayat (1) KUHP. Ketentuan khusus sebagaimana
dimaksud dalam pasal 258 KUHP mengenai esensi inti dari isi perjanjian yang
telah dibuat, terutama mengenai realisasi hak dan kewajiban tertanggung dan
penjamin seperti: penyebab kerugian (Evenemen); sifat kerugian yang
ditanggung oleh penjamin; pembayaran premi oleh tertanggung; dan klausa
tertentu.
g. Karena masa berlaku berakhir, artinya bahwa dalam asuransi jiwa, tidak
selalu peristiwa yang menjadi beban penjamin, bahkan sampai akhir masa
asuransi. Jika masa berlaku asuransi jiwa habis tanpa ada kejadian, maka
beban risiko penjamin berakhir. Namun, perjanjian tersebut menetapkan
bahwa penjamin akan mengembalikan sejumlah uang kepada tertanggung
jika sampai masa asuransi habis tidak ada kejadian. Dengan kata lain,
asuransi jiwa berakhir sejak masa berlakunya asuransi diikuti oleh
pengembalian sejumlah uang kepada tertanggung.
h. Karena asuransi dibatalkan, artinya disini bahwa asuransi jiwa bisa berakhir
akibat adanya pembatalan sebelum berakhir periode kedaluwarsanya. Dalam
hal ini pembatalan terjadi sebelum premi mulai dibayarkan, bisa juga setelah
premi dibayarkan dengan periode waktu tertentu. Apabila suatu pembatalan
terjadi sebelum premi dibayarkan, maka tidak ada masalah, namun ketika
pembatalan terjadi setelah pembayaran berlangsung maka jalan solusinya
adalah kesepakatan awal para pihak yang telah tercantum dalam polis
tersebut.
7. Polis Asuransi
Polis asuransi adalah isi kontrak asuransi. Di sana, antara lain, hak dan
kewajiban terperinci dari penjamin dan tertanggung. Persyaratan dan prosedur
untuk mengajukan klaim jika peristiwa yang dipertanggungkan terjadi, prosedur
dan metode pembayaran premi oleh pihak tertanggung, dan hal-hal lain yang
dianggap perlu. Secara teoritis, polis asuransi adalah kontrak yang bisa
dinegosiasikan, walaupun pada kenyataannya banyak perusahaan asuransi tidak
mau menegosiasikan isi polis asuransi, dan itu merupakan perjanjian standar
(standar) sehingga tidak akan diubah lagi, sehingga pihak yang diasuransikan
dapat menerima atau menolak asuransi perusahaan (ambil atau tinggalkan).
Polis ini adalah bukti perjanjian asuransi antara penanggung dan pihak
tertanggung sebagai asuransi. Karena polis adalah surat yang bernilai uang,
maka gadai polis hanya dapat terjadi dalam hubungan hukum, terutama
mengenai uang pinjaman, yang dilakukan oleh tertanggung/asuransi untuk
penjamin. Polis yang akan digadaikan harus memenuhi persyaratan yang
ditentukan oleh penerapan asuransi jiwa yang relevan. Kebijakan ini harus
merupakan kebijakan individu yang memiliki harga tunai dan tidak menunggak
pembayaran premi.
8. Fungsi Kebijakan
Kebijakan dalam polis asuransi ini di atur dalam perundangan mengenai
fungsi kebijakan, adalah sebagai berikut :
a. Dalam ketentuan pasal 225 mengenai "Perjanjian asuransi KUHD harus
dibuat secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut polis yang berisi
perjanjian, ketentuan khusus dan janji khusus yang merupakan dasar untuk
memenuhi hak dan kewajiban para pihak (penjamin dan tertanggung) dalam
mencapai tujuan asuransi. Dengan demikian, polis tersebut merupakan bukti
tertulis dari perjanjian asuransi antara tertanggung dan penjamin.
Mempertimbangkan fungsinya sebagai bukti tertulis, para pihak (terutama
Tertanggung) harus memperhatikan kejelasan konten kebijakan, yang tidak
boleh mengandung kata-kata atau kalimat yang dapat menyebabkan
interpretasi yang berbeda sehingga dapat menyebabkan perbedaan
sengketa".
b. Isi Polis yang terdapat dalam pasal 256 KUHD menjelaskan bahwa "Setiap
polis kecuali mengenai asuransi jiwa harus memuat ketentuan khusus berikut,
yaitu :
1) Pertama adalah "Hari dan tanggal ketika perjanjian asuransi dibuat".
2) Kedua adalah "Nama tertanggung, untuk dirinya sendiri atau pihak ketiga".
3) Ketiga adalah "Deskripsi yang jelas tentang objek yang dipertanggungkan".
4) Keempat adalah "Jumlah yang diasuransikan (jumlah yang diasuransikan)".
5) Kelima adalah "Bahaya/peristiwa yang ditanggung oleh penjamin".
6) Keenam adalah "Ketika bahaya mulai dan berakhir yang ditanggung oleh
penjamin".
7) Ketujuh adalah mengenai "Premi asuransi".
8) Kedelapan adalah "Secara umum semua keadaan yang perlu diketahui
oleh penjamin dan setiap janji khusus yang dibuat antara para pihak,
termasuk menyebutkan klausul bankir, jika suatu peristiwa (peristiwa) yang
menyebabkan kerugian, penjamin dapat dihadapkan dengan siapa yang
merupakan pemilik atau pemegang hak".
9. Jenis Asuransi
Terdapat banyak jenis asuransi yang disediakan, adapun penjabarannya yaitu
sebagai berikut:
a. Asuransi Bisnis/kerugian
b. Asuransi Kebakaran
c. Asuransi Pengiriman Laut
d. Asuransi jalur darat, sungai dan perairan
e. Asuransi Jiwa
f. Asuransi Pendidikan
g. Asuransi Kecelakaan
h. Asuransi Kesehatan
i. Asuransi Penerbangan
j. Asuransi Gangguan Bisnis
k. Kewajiban Asuransi
l. Asuransi Kredit
m. Asuransi Setoran
n. Asuransi Pencurian/perampokan
o. Asuransi Penyimpanan Efek
p. Asuransi Malpraktek
q. Asuransi Sosial
r. Asuransi Kendaraan Bermotor
C. LATIHAN SOAL
1. Apa definisi asuransi? Coba jelaskan menurut pendapat anda!
2. Dalam menjalankan bisnis, faktor risiko yang sangat penting perlu
dipertimbangkan, seperti halnya asuransi. Dalam hal ini, coba jelaskan risiko
dinamis dalam asuransi!.
D. DAFTAR PUSTAKA
Burton, Richard Simatupang. (2003). Aspek Hukum Dalam Bisnis. Jakarta: Rineka
Cipta.
Fuady, Munir. (2008). Pengantar Hukum Bisnis. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Harjono, Dhaniswara. (2009). Aspek Hukum Dalam Bisnis. Jakarta: Pusat
Pengembangan Hukum dan Bisnis Indonesia.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek). (2013). Grahamedia-
Press.
Najih, Mokhammad. (2012). Pengantar Hukum Indonesia. Malang: Setara Press.
Saliman, Abdul. (2011). Hukum Bisnis Untuk Perusahaan. Jakarta: Prenada Media
Group.
Santiago, Faisal. (2012). Pengantar Hukum Bisnis. Jakarta : Mitra Wacana Media.
Soekanto, Soerjono. (1991). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sutiyoso, Bambang. (2006). Penyelesaian Sengketa Bisnis. Yogyakarta: Citra
Media.