Anda di halaman 1dari 14

Universitas Pamulang Akuntansi S-1

PERTEMUAN 10
ASURANSI

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Dalam materi pertemuan 10 ini akan dijelaskan mengenai asuransi, apa saja
resiko dari asuransi, asuransi secara hukum, asas kontrak dari asuransi, polis
asuransi dan jenis-jenis asuransi. Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu :
1. Mengidentifikasi mengenai konsep dari asuransi dan ruang lingkupnya.
2. Menjelaskan mengenai risiko dalam asuransi.
3. Menjelaskan mengenai asas kontrak asuransi.

B. URAIAN MATERI
1. Asuransi
Sesuai dengan hukum dagang atau KUHD dalam pasal 246 menyebutkan
mengenai asuransi adalah "Perjanjian yang mengikat antara pihak perusahaan
asuransi dengan tetanggung, dengan menerima premi, untuk memberikan
penggantian atas kehilangan, kerusakan atau kehilangan manfaat yang
diharapkan kepada tertanggung, yang dapat diderita karena peristiwa yang tidak
diinginkan". Asuransi di Indonesia diatur berdasarkan UU No. 40 tahun 2014.
Ada 4 elemen yang harus diperhatikan oleh pelaku usaha dalam melakukan
asuransi, yaitu pihak tertanggung, penanggung, peristiwa yang tidak ditentukan
dan kepentingan yang mungkin menderita kerugian.
Manfaat menggunakan asuransi yaitu akan memberikan suatu rasa yang
aman dan nyaman serta perlindungan, menjadi jaminan atau tabungan untuk
masa depan serta menjadi sumber dari pendapatan lainnya. Asuransi menjadi
sarana untuk menyebarkan risiko dan mendistribusikan biaya dan manfaat
dengan lebih adil. Adapun unsur-unsur secara yuridis akan dijabarkan sebagai
berikut :
a. Adanya pihak yang diasuransikan dalam kepentingannya, dalam hal ini adalah
pihak tertanggung.
b. Adanya perusahaan yang akan menjamin dalam membayar suatu
kompensasi, dalam hal ini adalah penjamin dari perusahaan asuransinya.
c. Adanya kontrak yang jelas mengenai derita oleh tertanggung, dalam hal ini
adalah kerugian maupun kerusakan.

Hukum Bisnis dan Regulasi 135


Universitas Pamulang Akuntansi S-1

d. Dengan demikian adanya kerusakan dan kerugian diderita pada tertanggung.


e. Apabila ada peristiwa mengenai kebakaran yang mungkin terjadi, sehingga
bisa tertanggungkan.
f. Yang terakhir adalah adanya suatu premi yang harus dibayarkan dari
penjamin kepada tertanggung.

Tertera dengan jelas pada kontrak suatu asuransi, maka kinerja dari pihak
tertanggung yaitu membayar premi. Dalam artian bahwa kinerja perusahaan
asuransi akan membayar sejumlah dana kompensasi apabila ada peristiwa
tertentu yang terjadi, misalnya kecelakaan, kebakaran ataupun yang lainnya.
Apabila ada salah satu peristiwa terjadi maka tertanggung akan meminta supaya
kompensasi akan dibayarkan oleh perusahaan asuransi tersebut. Dengan
permintaan pengajuan dalam hal ini disebut dengan pengajuan klaim. Pada
umumnya pengajuan klaim ini harus disertakan dengan bukti pendukung yang
menguatkan peristiwa tersebut memang telah terjadi. Dalam asuransi kebakaran
misalnya, klaim yang diajukan oleh tertanggung disertai dengan pernyataan dari
polisi mengenai terjadinya kebakaran tersebut harus disertai dengan mengisi dan
menyiapkan beberapa formulir lainnya.

2. Tujuan Asuransi
Asuransi ini juga mempunyai tujuan-tujuan tertentu, dalam hal ini dibagi
menjadi dua poin utama, yaitu :
a. Sebagai pengalihan risiko, artinya disini bahwa pihak tertanggung mempunyai
asuransi dengan tujuan akan memindahkan risiko apabila aset dan nyawanya
terancam. Ketika melakukan pembayaran rutin dalam sejumlah premi kepada
pihak atau perusahaan asuransi, maka sejak waktu tersebut maka risiko akan
dialihkan kepada penjamin, yaitu perusahaan asuransi yang dipilihnya.
b. Pembayaran ganti rugi, artinya apabila suatu saat suatu peristiwa yang benar-
benar menyebabkan kerugian (risikonya berubah menjadi kerugian), maka
tertanggung akan dibayar kompensasi dalam jumlah yang sama dengan
jumlah asuransi. Dalam beberapa kejadian mengenai praktik kerugian yang
timbul adalah bersifat parsial, artinya tidak semua termasuk total loss.

Hukum Bisnis dan Regulasi 136


Universitas Pamulang Akuntansi S-1

3. Manfaat Asuransi
Setelah pemaparan tujuan dari asuransi di atas, maka asuransi juga
mempunyai beberapa manfaat yang harus diketahui dan penting, yaitu sebagai
berikut :
a. Yaitu asuransi bisa memberikan rasa aman untuk menjalankan suatu bisnis
tertentu, artinya bahwa ketika orang akan terbebas dari rugi dan takut akan
peristiwa tertentu yang tidak terduga, maka akan bisa menerima kompensasi
dari perusahaan penjamin tersebut.
b. Yaitu asuransi bisa untuk meningkatkan efisiensi kegiatan perusahaan, artinya
dengan risiko yang lebih besar akan dibebankan pada perusahaan, kemudian
bisa untuk meningkatkan bisnisnya.
c. Yaitu asuransi cenderung dalam penilaian biaya yang wajar, artinya disini
bahwa estimasi dari jumlah risiko bisa diperkirakan sebelumnya, sehingga
perusahaan asuransi akan memperhitungkan kompenasasi dalam menilai
biaya yang nantinya akan dikeluarkan.
d. Yaitu asuransi sebagai dasar dalam mempertimbangkan pemberian kredit,
artinya bahwa apabila ada peminjaman kredit bank, maka biasanya meminta
seorang debitur untuk menutupnya pada asuransi jaminan.
e. Yaitu asuransi bisa meminimalisir timbulnya suatu kerugian, artinya bahwa
dengan menutup suatu perjanjian asuransi, sehingga risiko tersebut bisa saja
dialami oleh perorangan atau kelompok tertentu kemudian bisa ditanggung
oleh perusahaan asuransi.
f. Yaitu asuransi sebagai alat dalam membentuk modal pendapatan, bisa
dikatakan menjadi jaminan masa depan. Dengan ini asuransi bisa menjadi
fungsi dari simpanan dan jaminan khususnya pada asuransi jiwa.
g. Yaitu asuransi sebagai alat pengembangan, artinya premi bisa dikumpulkan
untuk digunakan sebagai dana investasi pada pembangunan kredit jangka
pendek maupun panjang dalam bisnis pengembangan. Dalam hal ini bisa
digunakan untuk memperluas peluang dan pekerjaan pada sebagian
komunitas.

Dalam menjalankan bisnis, memperhatikan faktor risiko merupakan hal


yang sangat penting. Dalam perundangan dijelaskan makna dari risiko
merupakan suatu peristiwa yang terjadi namun di luar dari kehendak pihak yang
tertanggung sehingga menyebabkan kerugian. Dengan ini risiko menjadi objek

Hukum Bisnis dan Regulasi 137


Universitas Pamulang Akuntansi S-1

dari asuransi itu sendiri. Ada banyak jenis risiko dalam hukum asuransi, sebagai
berikut :
a. Risiko yang murni terjadi, artinya disini bahwa adanya peristiwa yang masih
belum pasti yang akan menyebabkan adanya kerugian, ketika terjadi peristiwa
tersebut secara otomatis akan ada kerugian. Terdapat 3 jenis risiko murni,
yaitu: risiko individu, risiko properti, dan risiko kewajiban.
b. Risiko spekulatif, dalam hal ini hanya ada 2 kemungkinan yang muncul yaitu
untung atau rugi.
c. Risiko dengan pola tertentu, artinya disini bahwa risiko akan timbul dari
tindakan perorangan dan berdampak hanya pada orang-orang tertentu.
Sebagai contoh adalah risiko kebakaran pada mobil orang yang tidak akan
berdampak pada kendaraan orang lain.
d. Risiko secara fundamental, artinya disini bahwa risiko berasal dari masyarakat
dan mempunyai konsekuensi yang mempengaruhi masyarakat yang lain.
Sebagai contoh adalah banjir pada tempat tertentu yang menyebabkan
banyak korban.
e. Risiko bersifat statis, artinya bahwa risiko ini tidak berubah dari waktu ke
waktu yang lain. Sebagai contoh adalah kebanjiran, gempa bumi, kebakaran
dari waktu dulu hingga waktu sekarang yang mungkin bisa saja terjadi.
f. Risiko secara dinamis, artinya disini bahwa risiko bisa berubah seiring
berkembangnya zaman, sesuai dengan perubahan yang ada. Sebagai contoh
adalah adanya pemain sepak bola yang cidera, namun sekarang risiko
tersebut bisa terjamin.

Untuk menghindari risiko-risiko di atas maka bisa diatasi dan minimimal


bisa diminimalisir dengan baik, adapun caranya sebagai berikut :
a. Pertama dengan menghindari risiko
b. Kedua dengan mengurangi risiko
c. Ketiga dengan mempertahankan risiko
d. Keempat dengan berbagi risiko
e. Kelima adalah dengan mengalihkan risiko.

4. Asuransi Menurut Hukum Perdata


Terkait dengan hukum perdata, dijelaskan bahwa asuransi merupakan
suatu transaksi yang umum dilakukan pada praktik nasional maupun

Hukum Bisnis dan Regulasi 138


Universitas Pamulang Akuntansi S-1

internasional. Dengan demikian bahwa harus diketahui mengenai struktur hukum


dalam transaksi secara derivatif ini, mengenai bagaimana peraturan dalam
hukum, khususnya adalah hukum perdata. Pada hukum perdata secara umum
djabarkan mengenai asurasi yang didalamnya adalah ruang hukum dalam
kontrak atau perjanjian, tentu antara penjamin dan tertanggung. Mengenai
yurudis adanya konsekuensi ketika validitas dari ketentuan hukum kontrak dalam
transaksi, termasuk menjadi prinsip dari syarat hukum perjanjian dan kebebasan
dalam kontrak atau perjanjian asuransi tersebut.

5. Terjadinya Perjanjian Asuransi


Adanya perjanjian asuransi yang sesuai dengan KUHP adalah "Sebagai
salah satu bentuk perjanjian kebetulan, sebenarnya adalah aplikasi yang sama
sekali tidak pantas, dimana peristiwa tidak pasti yang terjadi adalah suatu kondisi
baik dalam perjanjian kebetulan atau dalam perjanjian asuransi atau
pertanggungan". Perjanjian ini bisa terjadi karena untuk mendapatkan suatu
kepastian dalam mengembalikan situasi ekonomi sesuai dengan kejadian yang
sebelumnya. Adapun batasan dalam perjanjian asuransi secara umum dan resmi
diatur dalam pasal 246 yaitu mengenai kode hukum komersial.
"Premi mengikat dirinya kepada tertanggung untuk bebas dari kerugian
karena kehilangan, kehilangan atau kekurangan manfaat yang diharapkan yang
akan dideritanya, karena peristiwa yang tidak pasti". Perjanjian asuransi
mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. Merupakan suatu perjanjian yang bersifat kompensasi, yaitu suatu perjanjian
mengenai berakhirnya kontrak atau ganti rugi. Dalam hal ini penanggung
harus berkomitmen dalam mengkompensasi kerugian, karena tertanggung
mengalami kerugian kemudian sesuatu yang diganti akan diimbangi dengan
jumlah premi yang akan dibayarkan, ini yang disebut dengan prinsip ganti
rugi.
b. Merupakan suatu perjanjian asuransi dimana adanya perjanjian bersyarat
mengenai dua orang atau lebih dan bersifat mengikat serta kuat.
c. Merupakan perjanjian asuransi dengan kesepakatan bersama antara
penjamin dan tertanggung.
d. Merupakan kerugian yang diderita merupakan akibat dari adanya peristiwa
yang tidak bisa diprediksi sebelumnya dan untuk apa suatu pertanggungan
tersebut diadakan.

Hukum Bisnis dan Regulasi 139


Universitas Pamulang Akuntansi S-1

Perjanjian asuransi sebagai perjanjian yang memiliki tujuan untuk


memberikan perlindungan. Unsur-unsur yang diperiksa dalam pasal 246 KUHP
adalah sebagai berikut:
a. Pihak pertama sebagai penjamin, yang secara sadar mengikatkan dirinya
kepada pihak tetanggung untuk menerima dan mengambil alih risiko yang
akan terjadi.
b. Untuk pihak kedua sebagai pihak tertanggung, dalam hal ini dapat menjadi
perorangan, badan, kelompok orang maupun lembaga atau badan hukum,
dengan ini termasuk yaitu perusahaan atau siapa yang bisa mendapatkan
kerugian.

Dalam proses kontrak atau perjanjian dalam asuransi antara penjamin dan
tertanggung harus bersifat mengikat dan kuat pada kedua pihak, oleh karena itu
ada 2 teori mengenai kontrak atau perjanjian dari segi perspektif ilmu hukum,
adalah sebagai berikut :
a. Pertama adalah teori mengenai tawar menawar, dalam hal ini setiap
perjanjian hanya bisa terjadi apabila kedua pihak menawarkan dari satu pihak
yang disaksikan dengan menerima pihak lain atau sebaliknya. Adanya teori ini
menyebabkan keuntungan bahwa kepastian hukum dibuat sesuai dengan
kontrak yang dicapai oleh penjamin dan tertanggung dalam asuransi tersebut.
b. Kedua adalah teori penerimaan, artinya disini bahwa teori yang menentukan
dengan pasti pada saat kapan si pihak satu menerima tawaran dari pihak lain,
yang menjadi dasar dalam mengikatnya suatu perjanjian. Dalam hal ini tidak
ada ketentuan secara umum mengenai hukum dari asuransi, hanya ada
perjanjian mengenai dua belah pihak yang diatur dalam pasal 1320 KUHP.
Perjanjian asuransi yang telah terjadi harus dibuat secara tertulis dalam
bentuk akta yang disebut polis (pasal 255 KUHD). Kebijakan ini adalah satu-
satunya bukti tertulis untuk membuktikan bahwa asuransi telah terjadi. Untuk
mengatasi kesulitan jika sesuatu terjadi setelah perjanjian tetapi kebijakan belum
dibuat atau meskipun kebijakan telah dibuat tetapi belum ditandatangani atau
telah ditandatangani tetapi belum diserahkan kepada tertanggung maka jika
suatu peristiwa terjadi akan mengakibatkan kerugian dari tertanggung. Pasal 257
KUHP menyatakan bahwa meskipun suatu polis belum dibuat, asuransi telah
terjadi sejak tercapainya kesepakatan antara tertanggung dan penjamin.
Sehingga hak dan kewajiban tertanggung dan penjamin timbul karena perjanjian

Hukum Bisnis dan Regulasi 140


Universitas Pamulang Akuntansi S-1

didasarkan pada nota perjanjian. Jika bukti tertulis sudah ada maka bukti biasa
dapat digunakan yang diatur dalam hukum acara perdata. Ketentuan ini
dimaksud oleh pasal 258 ayat (1) KUHP. Ketentuan khusus sebagaimana
dimaksud dalam pasal 258 KUHP mengenai esensi inti dari isi perjanjian yang
telah dibuat, terutama mengenai realisasi hak dan kewajiban tertanggung dan
penjamin seperti: penyebab kerugian (Evenemen); sifat kerugian yang
ditanggung oleh penjamin; pembayaran premi oleh tertanggung; dan klausa
tertentu.

6. Prinsip Kontrak Asuransi


Seperti halnya kebanyakan bisnis lain, maka asuransi juga didahului
dengan kontrak/perjanjian, hanya saja, syarat dan ketentuan untuk kontrak
asuransi seringkali sudah dalam bentuk standar yang dikenal sebagai polis
asuransi. Selain prinsip-prinsip umum yang berlaku untuk kontrak, kontrak
asuransi berikut ini menerapkan prinsip-prinsip berikut;
a. Prinsip dari idemnity, artinya bahwa apabila asuransi khsusunya kebakaran
pada rumah, kemudian rumah terbakar, maka akan menyebabkan harga
rumah harus diganti sesuai dengan ketentuan dalam kontrak bisnis tersebut.
b. Prinsip bunga yang dapat diasuransikan, objek yang diasuransikan haruslah
bunga yang dapat diasuransikan, yaitu bunga yang dapat dinilai dalam uang.
Prinsipnya harus pada prinsipnya ketika menandatangani kontrak asuransi.
c. Prinsip mengenai keterbukaan, artinya apabila ada info yang tidak benar atau
tidak secara terang-terangan mengenai sesuatu yang penting dan apabila
penjamin mengetahui sebelumnya, namun tidak mau menjamin, bahkan
apabila tertanggung memiliki itikad baik, maka membawa hasil dengan
pembatalan asuransi sesuai dengan KUHD.
d. Prinsip mengenai subrogasi untuk kepentingan penanggung, jika pihak
tertanggung juga menerima kompensasi dari pihak ketiga, maka dalam hal ini
tertanggung pada prinsipnya tidak akan menerima kompensasi dua kali,
sehingga kompensasi yang di dapat dari pihak ketiga akan sepenuhnya
menjadi hak perusahaan asuransi.
e. Prinsip-prinsip kontrak bersyarat, seperti kontrak asuransi disebut kontrak
dengan kondisi sulit. Ini berarti bahwa jika pencapaian pihak tertentu
(penjamin) ditangguhkan sebelum acara terjadi.

Hukum Bisnis dan Regulasi 141


Universitas Pamulang Akuntansi S-1

f. Prinsip kontrak kebetulan, artinya bahwa tindakan yang menghasilkan


keberuntungan untuk semua pihak.
Dalam proses asuransi yang berlangsung bisa saja berakhir suatu
perjanjian, dengan ini suatu perjanjian asuransi bisa berakhir apabila :
a. Masa berlaku telah berakhir, artinya disini bahwa perjanjian asuransi biasanya
dilakukan untuk periode tertentu. Masa asuransi ditentukan dalam polis.
KUHD tidak secara eksplisit mengatur masa asuransi. Jika periode waktu
yang ditentukan berakhir, asuransi berakhir.
b. Perjalanan berakhir, dalam artian bahwa asuransi berdasarkan perjalanan ini
umumnya diadakan untuk asuransi transportasi.
c. Kejadian peristiwa mengikuti klaim, artinya bahwa dalam polis itu disebutkan
bahwa terhadap peristiwa apa pun asuransi diadakan. Jika pada saat asuransi
berjalan ada peristiwa yang ditanggung dan menyebabkan kerugian, penjamin
akan menyelidiki apakah tertanggung benar-benar memiliki minat pada objek
yang diasuransikan. Jika benar, maka pesanan didasarkan pada klaim yang
diasuransikan..
d. Asuransi tiba-tiba berhenti kemudian di batalkan, artinya dalam hal ini
asuransi bisa berakhir kapan saja apabila asuransi berhenti. Akhir dari
asuransi bisa berjalan dikarenakan perjanjian antara penjamin asuransi
dengan tertanggung. Ada faktor yang diluar kehendak dari penjamin dan
tertanggung, sebagai contoh adalah pembobotan risiko ketika asuransi sudah
berjalan, sesuai dengan pasar 293 dan 638 pada KUHD.
e. Asuransi bisa saja jatuh, artinya disini bahwa asuransi pengangkutan, apabila
barang yang sudah diangkut dan diasuransikan, maka barang tersebut tidak
akan di angkut kemudian asuransi pasti dibatalkan. Barang tidak di angkut
bisa terjadi jika kapal tidak berangkat atau pada beberapa kasus kapal pergi
tetapi diberhentikan.
f. Karena ada peristiwa yang terjadi, artinya bahwa pada suatu asuransi jiwa
menjadi satu-satunya peristiwa yang akan menjadi beban dari penjamin yaitu
kematian oleh tertanggung. Dengan ini harus ada perjanjian mengenai
asuransi jiwa antara penjamin dengan tertanggung. Apabila pada periode
tertentu yang sudah disepakati bahwa kematian dari tertanggung terjadi maka
penjamin wajib membayar kompensasi dan bertanggung jawab kemudian
menunjuk ahli waris yang ditunjuk oleh tertanggung.

Hukum Bisnis dan Regulasi 142


Universitas Pamulang Akuntansi S-1

g. Karena masa berlaku berakhir, artinya bahwa dalam asuransi jiwa, tidak
selalu peristiwa yang menjadi beban penjamin, bahkan sampai akhir masa
asuransi. Jika masa berlaku asuransi jiwa habis tanpa ada kejadian, maka
beban risiko penjamin berakhir. Namun, perjanjian tersebut menetapkan
bahwa penjamin akan mengembalikan sejumlah uang kepada tertanggung
jika sampai masa asuransi habis tidak ada kejadian. Dengan kata lain,
asuransi jiwa berakhir sejak masa berlakunya asuransi diikuti oleh
pengembalian sejumlah uang kepada tertanggung.
h. Karena asuransi dibatalkan, artinya disini bahwa asuransi jiwa bisa berakhir
akibat adanya pembatalan sebelum berakhir periode kedaluwarsanya. Dalam
hal ini pembatalan terjadi sebelum premi mulai dibayarkan, bisa juga setelah
premi dibayarkan dengan periode waktu tertentu. Apabila suatu pembatalan
terjadi sebelum premi dibayarkan, maka tidak ada masalah, namun ketika
pembatalan terjadi setelah pembayaran berlangsung maka jalan solusinya
adalah kesepakatan awal para pihak yang telah tercantum dalam polis
tersebut.

7. Polis Asuransi
Polis asuransi adalah isi kontrak asuransi. Di sana, antara lain, hak dan
kewajiban terperinci dari penjamin dan tertanggung. Persyaratan dan prosedur
untuk mengajukan klaim jika peristiwa yang dipertanggungkan terjadi, prosedur
dan metode pembayaran premi oleh pihak tertanggung, dan hal-hal lain yang
dianggap perlu. Secara teoritis, polis asuransi adalah kontrak yang bisa
dinegosiasikan, walaupun pada kenyataannya banyak perusahaan asuransi tidak
mau menegosiasikan isi polis asuransi, dan itu merupakan perjanjian standar
(standar) sehingga tidak akan diubah lagi, sehingga pihak yang diasuransikan
dapat menerima atau menolak asuransi perusahaan (ambil atau tinggalkan).
Polis ini adalah bukti perjanjian asuransi antara penanggung dan pihak
tertanggung sebagai asuransi. Karena polis adalah surat yang bernilai uang,
maka gadai polis hanya dapat terjadi dalam hubungan hukum, terutama
mengenai uang pinjaman, yang dilakukan oleh tertanggung/asuransi untuk
penjamin. Polis yang akan digadaikan harus memenuhi persyaratan yang
ditentukan oleh penerapan asuransi jiwa yang relevan. Kebijakan ini harus
merupakan kebijakan individu yang memiliki harga tunai dan tidak menunggak
pembayaran premi.

Hukum Bisnis dan Regulasi 143


Universitas Pamulang Akuntansi S-1

8. Fungsi Kebijakan
Kebijakan dalam polis asuransi ini di atur dalam perundangan mengenai
fungsi kebijakan, adalah sebagai berikut :
a. Dalam ketentuan pasal 225 mengenai "Perjanjian asuransi KUHD harus
dibuat secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut polis yang berisi
perjanjian, ketentuan khusus dan janji khusus yang merupakan dasar untuk
memenuhi hak dan kewajiban para pihak (penjamin dan tertanggung) dalam
mencapai tujuan asuransi. Dengan demikian, polis tersebut merupakan bukti
tertulis dari perjanjian asuransi antara tertanggung dan penjamin.
Mempertimbangkan fungsinya sebagai bukti tertulis, para pihak (terutama
Tertanggung) harus memperhatikan kejelasan konten kebijakan, yang tidak
boleh mengandung kata-kata atau kalimat yang dapat menyebabkan
interpretasi yang berbeda sehingga dapat menyebabkan perbedaan
sengketa".
b. Isi Polis yang terdapat dalam pasal 256 KUHD menjelaskan bahwa "Setiap
polis kecuali mengenai asuransi jiwa harus memuat ketentuan khusus berikut,
yaitu :
1) Pertama adalah "Hari dan tanggal ketika perjanjian asuransi dibuat".
2) Kedua adalah "Nama tertanggung, untuk dirinya sendiri atau pihak ketiga".
3) Ketiga adalah "Deskripsi yang jelas tentang objek yang dipertanggungkan".
4) Keempat adalah "Jumlah yang diasuransikan (jumlah yang diasuransikan)".
5) Kelima adalah "Bahaya/peristiwa yang ditanggung oleh penjamin".
6) Keenam adalah "Ketika bahaya mulai dan berakhir yang ditanggung oleh
penjamin".
7) Ketujuh adalah mengenai "Premi asuransi".
8) Kedelapan adalah "Secara umum semua keadaan yang perlu diketahui
oleh penjamin dan setiap janji khusus yang dibuat antara para pihak,
termasuk menyebutkan klausul bankir, jika suatu peristiwa (peristiwa) yang
menyebabkan kerugian, penjamin dapat dihadapkan dengan siapa yang
merupakan pemilik atau pemegang hak".

Untuk jenis asuransi kebakaran Pasal 287 KUHP menetapkan bahwa


kebijakan tersebut juga harus menyatakan:
a. Lokasi barang tetap dan batasannya.
b. Penggunaannya.

Hukum Bisnis dan Regulasi 144


Universitas Pamulang Akuntansi S-1

c. Sifat dan penggunaan bangunan yang berdekatan, asalkan memengaruhi


objek cakupan.
d. Harga barang yang dipertanggungkan.
e. Lokasi dan pembatasan bangunan dan tempat-tempat di mana properti
diasuransikan bergerak berada.

Dalam mengetahui mengenai adanya perlindungan yang diberikan oleh


pihak asuransi, maka ada tujuh aspek yang harus dipertimbangkan, adalah
sebagai berikut :
a. Adanya bencana yang telah di tutup.
b. Secara keseluruhan sudah di tutup.
c. Mengenai suatu kerugian yang harus ditanggug.
d. Adanya orang yang tertutup.
e. Dengan lokasi yang telah ditutup.
f. Pada periode waktu yang tertutup.
g. Ada bahaya yang dikhususkan atau terkecuali.

9. Jenis Asuransi
Terdapat banyak jenis asuransi yang disediakan, adapun penjabarannya yaitu
sebagai berikut:
a. Asuransi Bisnis/kerugian
b. Asuransi Kebakaran
c. Asuransi Pengiriman Laut
d. Asuransi jalur darat, sungai dan perairan
e. Asuransi Jiwa
f. Asuransi Pendidikan
g. Asuransi Kecelakaan
h. Asuransi Kesehatan
i. Asuransi Penerbangan
j. Asuransi Gangguan Bisnis
k. Kewajiban Asuransi
l. Asuransi Kredit
m. Asuransi Setoran
n. Asuransi Pencurian/perampokan
o. Asuransi Penyimpanan Efek

Hukum Bisnis dan Regulasi 145


Universitas Pamulang Akuntansi S-1

p. Asuransi Malpraktek
q. Asuransi Sosial
r. Asuransi Kendaraan Bermotor

Perjanjian asuransi seringkali berisi mengenai janji secara khusus


kemudian dirumuskan dengan eskplisit melalui polis, dalam hal ini disebut
dengan klausal asuransi. Artinya bahwa batas dari tanggung jawab penjamin
ketika membayarkan kompensasi adalah apabila adanya peristiwa yang
merugikan terjadi. Adapun jenis-jenis dari asuransi bisa ditentukan melalui sifat
dari objek asuransi yang membahayakan dan mengancam asuransi, adalah
sebagai berikut :
a. Klausa Premier Risque
Klausa ini menyatakan bahwa jika suatu asuransi jatuh di bawah nilai
objek, perusahaan asuransi akan membayar kompensasi penuh sampai
jumlah maksimum yang diasuransikan (Pasal 253 ayat 3 KUHP). Klausul ini
biasa digunakan untuk asuransi pembongkaran dan pencurian,
pertanggungan asuransi.
b. Semua Klausa Risiko
Klausul ini menentukan bahwa penjamin menanggung risiko atau objek
yang diasuransikan. Ini berarti bahwa penjamin akan mengkompensasi semua
kerugian yang timbul dari peristiwa apa pun, kecuali untuk kerugian yang
timbul karena kesalahan tertanggung sendiri (Pasal 276 KUHD) dan karena
cacatnya sendiri terhadap objek (Pasal 249 KUHD).
c. Klausula Total Kehilangan Hanya (TLO)
Klausul ini menentukan bahwa penjamin hanya menanggung kerugian
yang merupakan total / total kerugian dari objek yang dipertanggungkan
d. Klausa Tidak Diketahui (Semua Dilihat)
Klausa ini digunakan untuk asuransi kebakaran. Klausul ini menentukan
bahwa penjamin sudah mengetahui kondisi, konstruksi, lokasi dan cara
penggunaan bangunan yang diasuransikan.
e. Klausul Renunasi
Menurut Klausul penjamin tidak akan menuntut tertanggung, dengan
alasan pasal 251 KUHD, kecuali jika hakim memutuskan bahwa pasal
tersebut harus diperlakukan dengan jujur atau dengan itikad baik dan sesuai
dengan kebiasaan. berarti bahwa jika terjadi kerugian karena kejadian

Hukum Bisnis dan Regulasi 146


Universitas Pamulang Akuntansi S-1

tertanggung tidak memberi tahu objek asuransi kepada penjamin, maka


penjamin tidak akan menyerahkan pasal 251 KUHD dan penjamin akan
membayar klaim kompensasi kepada tertanggung.
f. Klausul Partikel Rata-Rata Gratis (FPA)
Bahwa orang tersebut dibebaskan dari kewajiban membayar
kompensasi yang timbul dari peristiwa khusus di laut (Rata-rata Khusus)
sebagaimana ditentukan dalam pasal 709 KUHP Indonesia dengan kata lain
penjamin menolak pembayaran kompensasi yang diklaim oleh tertanggung
yang sebenarnya timbul dari hasil dari peristiwa khusus yang telah dirilis oleh
klausa FPA.
g. Klausul Kerusuhan, Mogok & Keributan Sipil (RSCC)
Kerusuhan (huru-hara) adalah tindakan sekelompok orang, minimal 12
orang, yang dalam melaksanakan tujuan bersama menciptakan suasana
gangguan ketertiban umum dengan kebisingan dan menggunakan kekerasan
dan perusakan harta benda orang lain, yang belum dianggap kerusuhan.
Pemogokan adalah penghancuran yang disengaja oleh sekelompok pekerja,
minimal 12 pekerja atau setengah dari jumlah pekerja (dalam hal semua
pekerja kurang dari 24), yang menolak untuk bekerja seperti biasa dalam
upaya untuk memaksa pengusaha memenuhi tuntutan pekerja atau dalam
memprotes aturan atau persyaratan kerja yang diberlakukan oleh majikan.
Civil commotion (kerusuhan) adalah suatu kondisi di kota di mana sejumlah
besar massa bersama atau dalam kelompok kecil menciptakan suasana
gangguan ketertiban umum dan keamanan dengan kebisingan dan
menggunakan kekerasan dan serangkaian perusakan sejumlah besar
properti, sedemikian cara untuk menimbulkan ketakutan publik, yang ditandai
dengan penghentian lebih dari setengah kegiatan normal pusat perdagangan /
belanja atau kantor atau sekolah atau angkutan umum di kota selama
minimum 24 jam terus menerus yang dimulai sebelum, selama atau setelah
acara.

C. LATIHAN SOAL
1. Apa definisi asuransi? Coba jelaskan menurut pendapat anda!
2. Dalam menjalankan bisnis, faktor risiko yang sangat penting perlu
dipertimbangkan, seperti halnya asuransi. Dalam hal ini, coba jelaskan risiko
dinamis dalam asuransi!.

Hukum Bisnis dan Regulasi 147


Universitas Pamulang Akuntansi S-1

3. Cobalah untuk menyebutkan dan menjelaskan persyaratan hukum untuk kontrak


sesuai dengan Pasal 1320 KUH Perdata!
4. Apa prinsip keterbukaan dalam prinsip kontrak asuransi? Coba jelaskan!.
5. Apa yang Anda ketahui tentang Polis Asuransi? Coba jelaskan!.

D. DAFTAR PUSTAKA
Burton, Richard Simatupang. (2003). Aspek Hukum Dalam Bisnis. Jakarta: Rineka
Cipta.
Fuady, Munir. (2008). Pengantar Hukum Bisnis. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Harjono, Dhaniswara. (2009). Aspek Hukum Dalam Bisnis. Jakarta: Pusat
Pengembangan Hukum dan Bisnis Indonesia.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek). (2013). Grahamedia-
Press.
Najih, Mokhammad. (2012). Pengantar Hukum Indonesia. Malang: Setara Press.
Saliman, Abdul. (2011). Hukum Bisnis Untuk Perusahaan. Jakarta: Prenada Media
Group.
Santiago, Faisal. (2012). Pengantar Hukum Bisnis. Jakarta : Mitra Wacana Media.
Soekanto, Soerjono. (1991). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sutiyoso, Bambang. (2006). Penyelesaian Sengketa Bisnis. Yogyakarta: Citra
Media.

Hukum Bisnis dan Regulasi 148

Anda mungkin juga menyukai