PPKN Tugas Kel 1
PPKN Tugas Kel 1
JUDUL PEMBAHASAN:
Konsep dan Praktik Demokrasi serta Pendidikan Demokrasi dalam Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) di SD: Modul 7
DISUSUN OLEH:
A. PENGANTAR
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Dan Karakteristik PKn dengan IPS Dan Mata Pelajaran Lainnya
Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajarn yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa
untuk menjadi warga negara indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi
oleh pancasila dan UUD 1945. Tujuan pendidikan kewarganegaraan secara umum adalah:
1. Memberikan pengertian, pengetahuan, dan pemahaman tentang pancasila.
2. Membentuk pola fikir yang sesuai dengan pancasila.
3. Menanamkan nilai-nilai moral pancasila ke peserta didik.
4. Menggugah kesadaran anak didik sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia
untuk selalu mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai moral pancasila untuk menghadapi
arus globalisasi.
5. Memberi motivasi agar berperilaku sesuai dengan nilai, moral, dan norma pancasila.
Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat: (1) Meningkatkan pemahaman konsep yang
dipelajarinya secara lebih bermakna; (2) Mengembangkan keterampilan menemukan,
mengolah, dan memanfaatkan informasi; (3) Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan
baik, dan nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan; (4) Menumbuhkembangkan
keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat
orang lain; (5) Meningkatkan minat dalam belajar; dan (6) Memilih kegiatan yang sesuai
dengan minat dan kebutuhannya.
Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Menurut Depdikbud (1996:3), pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai
beberapa karakteristik atau ciri-ciri yaitu: holistik, bermakna, otentik, dan aktif.
1. Holistik
Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu
diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang
terkotak-kotak. Pembelajaran terpadu memungkinkann siswa untuk memahami suatu fenomena
dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa lebih arif dan bijak di dalam
menyikapi atau mengahdapi kejadian yang ada di depan mereka.
2. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai aspek seperti yang dijelaskan di atas,
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang
disebut skemata. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari.
Rujukan yang nyata dari semua konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-
konsep lainnya akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari. Selanjutnya, hal ini akan
mengakibatkan pembelajaran yang fungsional. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya
untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam kehidupannya.
3. Otentik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep
yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil
belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang
diperoleh sifatya lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui
eksperimen. Guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, sedangkan siswa bertindak sebagai
aktor pencari informasi dan pemberitahuan.
4. Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran, baik secara fisik,
mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan
mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk
terus-menerus belajar. Dengan demikaian, pembelajaran terpadu bukan hanya sekedar
merancang aktivitas-aktivitas dari masing-masing mata pelajaran yang saling terkait.
Pembelajaran terpadu bisa saja dikembangkan dari suatu tema yang disepakati bersama dengan
melirik aspek-aspek kurikulum yang bisa dipelajari secara bersama melalui pengembangan tema
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyu Dwi Ulfa Febri, 2015. hubungan pendidikan kewarganegaraan dengan ilmu sosial
lainnya. [online]. (dwiulfafebriwahyu.blogspot.com/.../hubungan-pendidikan-
kewarganegaraanterh.html.). diakses pada tanggal 7 oktober 2017.
Viva. 2014. KONSEP SERTA PRINSIP KEPRIBADIAN NASIONAL, SEMANGAT
KEBANGSAAN, CINTA TANAH AIR DAN BELA NEGARA. [online].
(vievalavieda.blogspot.com/2014/11/konsep-serta-prinsip-kepribadian.html). diakses pada
tanggal 7 oktober 2017.
Shadia. 2012. Makalah Konsep serta Prinsip Cinta Tanah Air dan Bela Negara. [online].
(coretanshadia.blogspot.com/2012/11/makalah-konsep-serta-prinsip-cinta.html). diakses pada
tanggal 7 oktober 2017.
Karomah, Mufidatul, dan Nisaul A’zizah. 2012. Konsep serta Prinsip Kepribadian
Nasional Dan Semangat Kebangsaan. [online]. cenatcenutpgsd.blogspot.com/p/blog-
page_9277.html. diakses pada tanggal 7 oktober 2017.
Rafika, Satdhlin, Shelvy Mayangsari, Merryanti, Hafizah, Ema Birthayanti.
2017. HUBUNGAN PKN TERPADU DENGAN MATA PELAJARAN LAINNYA. [online].
(https://rafikaterritory.wordpress.com/.../hubungan-pkn-terpadu-dengan-mata-pelajaran-
lainnya). Diakses pada tanggal 7 oktober 2017.