Anda di halaman 1dari 12

PEMBELAJARAN PKn di SD

JUDUL PEMBAHASAN:

Konsep dan Praktik Demokrasi serta Pendidikan Demokrasi dalam Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) di SD: Modul 7

DOSEN PEMBIMBING : ABDULLAH, M.PD

DISUSUN OLEH:

1. Fresa Penta Rosa 856602148


2. Dewi Rusmiati 856601028
3. Novi Risti Angriyani 856614902
4. Rezqy pratama 856617377
5. Elisa 856601099

PROGRAM STUDI PGSD


UNIVERSITAS TERBUKA
2024
BAB 1
PENDAHULUAN

A. PENGANTAR

Pendidikan demokrasi memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan


sikap siswa sebagai warga negara yang bertanggung jawab dan partisipatif. Modul ini
menyajikan informasi tentang konsep dasar demokrasi, implementasi praktik demokrasi
dalam kehidupan sehari-hari, dan pendidikan demokrasi dalam kurikulum PPKn di SD.

B. GAMBARAN UMUM,HAKIKAT , DAN KARAKTERISTIK PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN

1. Latar Belakang Masalah


Pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu bidang kajian (undang-undang
sistem pendidikan No.20 Tahun 2003) dan program studi, yang fungsi dan perannya,
antara lain sebagai pendidikan hukum, pendidikan politik dan pendidikan
kewarganegaraan sendiri. Pendidikan sejak belakunya kurikulum sekolah tahun 1975
adalah mata kuliah yang berdiri sendiri dengan tujuan membentuk warga Negara yang
baik. Perkembangannya menjadi bidang studi pendidikan moral pancasila
(PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ).

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan


Adalah untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan sebagai berikut.
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi dalam isu
kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada
karakter-karaktermasyarakat Indonesia agar dapat hidup dengan bangsa-bangsa
lainnya.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia serta langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

C. HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK BIDANG STUDI PENDIDIKAN


KAWARGANEGARAAN

1. Hakikat Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan


a. Memberikan pengertian, pengetahuan dan pemahaman tentang pancasila yang benar
dan sah.
b. Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan pancasila dan ciri khas
serta watak ke-indonesia.
c. Menanamkan nilai-nilai moral pancasila ke dalam diri anak didik.
d. Menggugah kesadaran anak didik sebagai warga Negara dan warga masyarakat
Indonesia untuk selalu mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai moral pancasila.
e. Memberikan motivasi agar dalam setiap langkah laku bertindak dan berperilaku
sesuai dengan nilai, moral dan norma pancasila.
f. Mempersiapkan anak didik untuk menjaga warga negara dan warga masyarakat
Indonesia yang baik dan bertanggung jawanb serta mencintai bangsa dan negaranya.

2. Karakteristik bidang studi pendidikan kewarganegaraan


a. Sadar dan patuh terhadap hukum (melek hukum)
b. Sadar dan bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (melek
politik)
c. Memahami dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional (insane pembangunan)
d. Cinta bangsa dan tanah air (memiliki sikap heroism dan patriotisme).

D. BIDANG STUDI PENDIDIKAN KEWARGA NEGARAAN DALAM

1. Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran SD


Fungsi dan peran serta tujuan pendidikan kewarganegaraan secara umum adalah
sebagai berikut.
a. Pendidikan nilai dan moral pancasila serta undang-undang 1945.
b. Pendidikan politik.
c. Pendidikan kewarganegaraan
d. Pendidikan hukum dan kemasyarakatan.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Dan Karakteristik PKn dengan IPS Dan Mata Pelajaran Lainnya
Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajarn yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa
untuk menjadi warga negara indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi
oleh pancasila dan UUD 1945. Tujuan pendidikan kewarganegaraan secara umum adalah:
1. Memberikan pengertian, pengetahuan, dan pemahaman tentang pancasila.
2. Membentuk pola fikir yang sesuai dengan pancasila.
3. Menanamkan nilai-nilai moral pancasila ke peserta didik.
4. Menggugah kesadaran anak didik sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia
untuk selalu mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai moral pancasila untuk menghadapi
arus globalisasi.
5. Memberi motivasi agar berperilaku sesuai dengan nilai, moral, dan norma pancasila.

B. Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan dengan IPS


Keterkaitan PKn dengan IPS sangat kuat. Hal ini dikarenakan sebelum menjadi Bidang
Studi Pendidikan Kewarganegaraan yang menurut Kurikulum tahun 1994 diberi nama Bidang
Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (sebagai upaya mewujudkan pesan UU
sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989 khususnya Pasal 39 Ayat (2) dan (3)), Bidang
studi Pendidikan Kewarganegaraan adalah bagian dari bidang studi IPS. Bidang studi IPS
mencakup aspek Geografi, Ekonomi, dan Sejarah, Pancasila serta UUD 1945 yang menyangkut
warga negara serta pemerintahan. Kemudian terjadi pemisahan menjadi bidang studi IPS yang
mencakup aspek Geografi, Ekonomi, dan Sejarah.

 Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat: (1) Meningkatkan pemahaman konsep yang
dipelajarinya secara lebih bermakna; (2) Mengembangkan keterampilan menemukan,
mengolah, dan memanfaatkan informasi; (3) Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan
baik, dan nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan; (4) Menumbuhkembangkan
keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat
orang lain; (5) Meningkatkan minat dalam belajar; dan (6) Memilih kegiatan yang sesuai
dengan minat dan kebutuhannya.
 Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Menurut Depdikbud (1996:3), pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai
beberapa karakteristik atau ciri-ciri yaitu: holistik, bermakna, otentik, dan aktif.
1. Holistik
Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu
diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang
terkotak-kotak. Pembelajaran terpadu memungkinkann siswa untuk memahami suatu fenomena
dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa lebih arif dan bijak di dalam
menyikapi atau mengahdapi kejadian yang ada di depan mereka.
2. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai aspek seperti yang dijelaskan di atas,
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang
disebut skemata. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari.
Rujukan yang nyata dari semua konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-
konsep lainnya akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari. Selanjutnya, hal ini akan
mengakibatkan pembelajaran yang fungsional. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya
untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam kehidupannya.
3. Otentik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep
yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil
belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang
diperoleh sifatya lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui
eksperimen. Guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, sedangkan siswa bertindak sebagai
aktor pencari informasi dan pemberitahuan.
4. Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran, baik secara fisik,
mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan
mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk
terus-menerus belajar. Dengan demikaian, pembelajaran terpadu bukan hanya sekedar
merancang aktivitas-aktivitas dari masing-masing mata pelajaran yang saling terkait.
Pembelajaran terpadu bisa saja dikembangkan dari suatu tema yang disepakati bersama dengan
melirik aspek-aspek kurikulum yang bisa dipelajari secara bersama melalui pengembangan tema
tersebut.

C. Hubungan Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Mata Pelajaran


Lainnya.
Pendidikan kewarganegaraan (PKN) merupakan program pendidikan yang memiliki
misi untuk mengembangkan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya dan keyakinan
bangsa indonesia yang memungkinkan dapat diwujudkan dalam perilaku dalam kehidupan
sehari-hari.
Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang bersifat interdisipliner terutama
disiplin ilmu hukum, politik, dan filsafat moral. Sifat interdisipliner ini menjadikan PKn jelas
batang keilmuannya (body of knowledge).
Dalam paradigma PKn sekarang dikenal tiga komponen yang saling berkaitan. Menurut Udin
Saripuddin Winataputra, ada tiga komponen tersebut adalah sebagaimana uraian berikut ini.
1. Komponen pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) berupa materi pelajaran PKn
yang harus dicapai peserta didik.
2. Komponen keterampilan kewarganegaraan (civic skills) berupa kemampuan bersifat
partisipatoris dan kemampuan intelektual.
3. Komponen watak/karakter kewarganegaraan (civic dispositions) seperti bertanggung jawab
secara moral; disiplin; rasa hormat terhadap nilai dan martabat kemanusiaan; rasa hormat
terhadap peraturan (hukum); mau mendengarkan, bernegosiasi dan berkompromi untuk
mencapai kebaikan publik; dan menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan.
 Hubungan Pendidikan Kewarganegaraan terhadap ilmu sosial lainnya
1. Hubungan PKn dengan ilmu politik
Pendidikan kewarganegaraan merupakan praktik dari ilmu kewarganegaraan, sedangkan
ilmu kewarganegaraan adalah bagian dari ilmu politik. Seperti yang dikemukakan oleh checter
van yakni bagian dari ilmu poltik akan membahas tentang hak dan kewajiban warga negara
terdapat di civics/ilmu kewarganegaraan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan
kewarganegaraan mengandung praktik-praktik yang diturunkan ilmu politik. Sesuai dengan
tujuan PKn yaitu menjadikan warganegara yang baik. Maka kita harus memahami teori tentang
demokrasi politik yang meliputi konstitusi, parpol pemilu dan semuan hal itu merupakan adopsi
dari ilmu politik. Dengan memahami teori ilmu politik maka warga negara mempunyai
pengetahuan tentang kenegaraan melalui praktis dari pendidikan kewarganegaraan maka warga
negara dapat melaksanakan kewajibannya dan mengetahui hak yang harus diterimanya sebagai
warga negaa yang baik.
2. Pendidikan kewarganegaraan dengan sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu tentang masyarakat. Yang mana yang dibahas tidak hanya
keteraturan dalam msyarakat tetapi juga penyimpangan sosial. Salah satu penyebab terjadi
penyimpangan sosial yaitu kekurangpahaman masyarakat terhadap hak dan kewajibannya
sebagai warga negara. Contoh kasus keterkaitan sosiologi dengan pendidikan kewarganegaraan,
dalam sebuah desa mempunyai kendala dalam aksesbilitas. Seperti kurang memadainya jalan
raya untuk masyarakat desa untuk keluar dari desa dalam rangka memenuhi kebutuhan, seperti
berjualan, melanjutkan pendidikan, dan membeli kebutuhan rumah tangga yang tidak
disediakan desa. Namun hal tersebut terkendala sehingga menimbulkan ketergangguan pola
kehidupan masyarakat, terjadinya konflik antar masyarakat dan meresahkan kondisi desa. Bagi
masyarakat yang paham dengan haknya sebagai warganegara maka mereka akan menuntutnya
sesuai prosedur tanpa harus meresahkan kampungnya sendiri. Kemudan jika mereka memahami
tentang kewajiban sebagai warga negara maka mereka akan berusaha memenuhi kewajibannya
seperti pajak supaya pemerintah dapat membangun sarana umum seperti yang diinginkan dan
mengelola sumberdaya ala dengan baik. Jadi pendidikan kewarganegaraan dapat menjad solusi
permasalahan di masyarakat. Sama-sama mengkaji masyarakat / warga negara.
3. Pendidikan kewarganegaraan dengan ilmu sejarah
Dalam mempelajari sejarah terdapat latar belakang mempelajari pendidikan
kewarganegaraan, proses dan alasannya pendidikan kewarganegaraan dipelajari. Kemudian
dengan pada ilmu sejarah dapat diketahui mengapa perlunya pendidikan yang bertujuan
menjadikan warga negara yang baik. Semua itu didasari oleh sejarah/peristiwa yang terjadi
diwaktu yang lalu. Dengan mempelajari sejarah kita dapat mengetahui kekurangan apa yang
akan terdapat pada era dulu dan diperbaiki pada masa sekarang sehingga terdapat perbaikan-
perbaikan dari waktu ke waktu. Dengan mempelajari sejarah dapat ditemukan hal positif yang
dapat dipertahankan untuk tercapanya tujuan PKn saat ini atau kedepannya.

D. Konsep dan Prinsip Kepribadian Nasional


1. Keanekargaman Bangsa Indonesia sebagai Kepribadian Nasional
Indonesia merupakan bangsa yang dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu secara
horizontal dan vertical.
Horizontal yaitu adanya perbedaan, tetapi tidak menunjukkan tingkatan seperti berikut ini :
a. Perbedaan fisik dan Ras: Penduduk Indonesia memiliki ragam ciri fisik dan ras seperti
golongan Malesoid yang terdapat di daerah papua yang memiliki ciri rambut kriting,
bibir tebal dan berkulit hitam.
b. Perbedaan suku bangsa: di Indonesia terdapat lebih dari 300 suku bangsa dengan jumlah
yang beragam seperti suku dayak, batak, minang, dan lainnya.
c. Perbedaan Agama: Adanya kepercayaan animisme dan dinamisme serta kebebasan
rakyat Indonesia untuk memeluk agama yang di yakininya.
d. Perbedaan Jenis kelamin: perbedaan gender tidak menjadi masalah karena disesuaikan
dengan nilai bangsa tersebut.
Secara Vertical dengan menunjukkan adanya tingkatan. Misalnya adanya urutan tingkat
pendidikan yaitu Pendidikan SD, SMP, SMA/SMK, dan perguruan tinggi. Ada juga yang
berdasarkan jabatan dan kekuasaan..

2. Latar Belakang Kemajemukan Bangsa Indonesia


Secara geografis, kondisi kepulauan Indonesia berbeda, seperti perbedaan iklim, curah
hujan, suhu, kelembapan udara, jenis tanah, morfologi tata air, flora, dan faunanya.
Secara sosiologis dan cultural, dampak teknologi manuusia yang berkembang selama
berabad-abad menghasilkan perbedaan yang berbeda. Heterogenitas selain merupakan
potensi kekayaan bangsa, sekaligus juga sangat rentan akan bahaya konflik.

3. Keanekaragaman Kebudayaan yang merupakan Unsur Kebangsaan dan Kepribadian Nasional


1. Kebudayaan daerah sebagai unsure kebudayaan nasional
2. Pengenalan keanekaragaman budaya di Indonesia
3. Suku-suku bangsa Indonesia
4. Membina dan melestarikan budaya daerah dan nasional

4. Bhineka Tunggal Ika dan Integrasi Nasional


Konsepsi bhineka tunggal ika lahir dilatarbelakangi oleh keanekaragaman suku bangsa
Indonesia yang ingin bersatu. Untuk mewujudkan suatu kesatuan nasional terebut dikenal
dengan istilah Integrasi nasional, yaitu suatu proses dan hasil kehidupan social yang dicapai
melalui beberapa tahap akomodasi, kerja sama, koordinasi, dan asimilasi.
Factor-faktor penunjang integrasi nasional:
a. Bahasa Nasional
b. Pancasila sebagai Dasar Negara
c. Kesadaran dan Solidaritas kelompok
d. Perundang-undangan yang bersifat Nasional
5. Landasan Hukum Bhineka Tunggal Ika
1. Pancasila
2. Pembukaan UUD 1945 alinea 2
3. Batang Tubuh UUD 1945
4. Pembinaan kebudayaan

E. Konsep Dan Prinsip Semangat Kebangsaan


1. Pengertian Dan Unsur Terbentuknya Bangsa
Negara dan bangsa adalah sekelompok manusia yang memiliki cita-cita bersama yang
mengikat warga Negara menjadi satu kesatuan, memiliki sejarah hidup bersama sehingga
tercipta rasa senasib sepenanggungan, memilki adat,budaya, dan kebiasaan yang sama.Unsur-
unsur yang merupakan factor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia, antara lain:
1. Persamaan pola kebudayaan
2. Persamaan tempat tinggal yang disebut dengan nama khas tanah air
3. Persamaan nasib kesejahterannya
4. Persamaan cita-cita
2. Menunjukkan Semangat Kebangsaan (Nasionalisme dan Patroitisme)
1. Bangsa Indonesia berpandangan
a. Monodualistik yaitu suatu paham yang menganggap bahwa hakikat sesuatu merupakan
dua unsur yang terikat menjadi suatu kebulatan
b. Monopluralistik yaitu mengaku bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai unsur yang
beraneka ragam
c. Integralistik yaitu kebersamaan, kekeluargaan

2. Bhineka Tunggal Ika


Prinsip Bhineka Tunggal Ika mengharuskan kita untuk mengakui keanekaragaman bangsa
Indonesia, baik dari suku bangsa, bahasa, dan agama.

3. Paham Yang Bertentangan Dengan Nasionalisme


a. Suknismse yaitu paham kecintaan yang berlebihan terhadap suku bangsa serta berusaha
memisahkan diri dari kehidupan suku-suku lain.
b. Chauvinism yaitu rasa cinta tanah air yang berlebihan dengan mengagung-agungkan bangsa
sendiri, dan merendahkan bangsa lain.
c. Ekstrimisme yaitu tindakan suatu golongan atau kelompok yang berusaha menggulingkan
pemerintahan yang sah melalui cara-cara yang tidak konstitusiona

4. Patriotisme Sebagai Wujud Sikap Perilaku Kebangsaan


Patriotisme diartikan sebagai pecinta atau pembela tanah air. Tujuan konsep patriotisme
adalah menumbuhkan dan meningkatkan semangat cinta tanah air dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Patriotisme mengandung makna yang dalam bagi bangsa Indonesia, yaitu:
1. Merupakan ciri khas kepribadian bangsa Indonesia
2. Merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia
3. Merupakan alat pemersatu rakyat Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur
5. Nilai-Nilai Semangat Kebangsaan
1. Nilai persatuan
2. Nilai kecintaan
3. Nilai kebanggaan
4. Nilai pengorbanan

F. Konsep dan Prinsip Cinta Tanah Air


1. Pengertian Cinta Tanah Air
Cinta tanah air adalah suatu kasih sayang dan suatu rasa cinta terhadap bangsa atau tanah
airnya. Cinta tanah air adalah perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seorang
warga negara, untuk mengabdi, memelihara, membela, melindungi tanah airnya dari segala
ancamandangangguan. Definisi lain mengatakan bahwa rasa cinta tanah air adalah rasa
kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh
setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang tercermin dari perilaku membela tanah
airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan
negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari di
keluarga, sekolah dan masyarakat. Cinta tanah air adalah sama saja rela berkorban demi
kepentingan negara, memajukan kehidupan bangsa, mencerdaskan diri demi ikut berpartisipasi
dalam rangka proses pembangunan tanah air atau negaranya dari negara yang kecil, berkembang
sampai menjadi negara yang maju.
2. Perlunya Cinta Tanah Air
Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Kemerdekaan itu diperoleh melalui perjuangan dan pengorbanan para pejuang yang tidak
ternilai harganya. Sejak itu, bangsa Indonesia bertekad untuk membela tanah airnya dari segala
bentuk gangguan dan ancaman, baik yang datangnya dari dalam maupun dari luar. Kita tidak
boleh lengah sedikit pun karena ancaman akan datang dari berbagai arah. Semangat persatuan
dan kesatuan harus diperkokoh melalui berbagai kegiatan, baaik yang bersifat lokal,
kedaerahan, nasional, maupun internasional.
Perilaku cinta tanah air dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, diantaranya memelihara
persatuan dan kesatuan dan menyumbangkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
untuk membangun negara. .
Ciri-ciri cinta tanah air diantaranya rela berkorban untuk tanah air dan bangsa; bangga
berbangsa, berbahasa, dan bertanah air Indonesia; giat dalam melaksanakan pembangunan di
segala bidang; dan ikut mempertahankan persatuan dan kesatuan. Semangat cinta tanah air perlu
terus dibina sehingga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap terjamin. Cinta tanah
air bermanfaat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Manfaat tersebut diantaranya negara
akan aman dan damai, pembangunan dapat berjalan lancar, dan pendapatan negara akan
meningkat. Manfaat tersebut kita sendiri yang merasakan. Kita akan merasa aman dan damai
serta kesejahteraan hidup meningkat. Jika cinta tanah air tidak terbina pada diri setiap warga
maka negara akan mudah dilanda kekacauan, pembangunan tidak behasil, pendapatan negara
menurun, dan pada akhirnya tingkat kesejahteraan dan kesehatan warga sendiri yang akan
hancur.
3. Menanamkan Sikap Cinta Tanah Air dan Bernegara
a. Sikap cinta tanah air harus ditanamkan kepada anak sejak usia dini agar menjadi manusia
yang dapat menghargai bangsa dan negaranya misalnya dengan upacara sederhana setiap hari
Senin,
b. Pada aspek kognitif, anak mengenal konsep bilangan dan angka, mengenal konsep warna
merah dan putih, mengenal konsep posisi di atas warna merah, di bawah warna putih, dan
mengenal konsep bentuk persegi panjang atau kotak.
c. Membiasahkan sikap dan perilaku, misalnya, menjaga kebersihan dan kelestarian
lingkungan, menyanyangi sesama penganut agama, menyanyangi sesama makhluk Tuhan
yang lain, tenggang rasa dan menghormati orang lain.
d. Perwujudan persatuan dan cinta tanah air harus kita laksanakan di lingkungan keluarga,
sekolah,tempat tinggal kita,bahkan dimanapun kita berada. Misalnyadi
keluarga, kita amalkan sikap dan tingkah laku hemat,disiplin dan bertanggungjawab dalam
mewujudkan keutuhan dan kebersamaana tercapai kebahagiaan lahir batin.
4. Cara-cara Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air terhadap NKRI
Ada berbagai cara dalam meningkatkan rasa cinta tanah air terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia, diantaranya yaitu :
1. Mempelajari sejarah perjuangan para pahlawan pejuang kemerdekaan kita serta menghargai
jasa para pahlawan kemerdekaan.
2. Menghormati upacara bendera sebagai perwujudan rasa cinta tanah air dan bangsa Indonesia.
3. Menghormati simbol-simbol negara seperti lambang Burung Garuda, Bendera Merah Putih,
lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan lain sebagainya.
4. Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri agar pengusaha lokal bisa maju sejajar
dengan pengusaha asing.
5. Ikut membela mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia
dengan segenap tumpah darah secara tulus dan ikhlas.

G. Konsep dan Prinsip Bela Negara


Bela negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen
dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut. Landasan
konsep bela negara adalah wajib militer.
Pembelaan negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya pertahanan
negara merupakan tanggung jawab dan kehormatan setiap warga negara. Oleh karena itu, tidak
ada seorang warga negara pun yang boleh menghindarkan diri dari kewajiban untuk ikut serta
dalam upaya pembelaan negara, kecuali jika ditentukan lain oleh undang-undang. Prinsip ikut
serta dalam pembelaan negara sebagai tanggung jawab dan kehormatan setiap warga negara
mengandung makna bahwa upaya pertahanan negara harus didasarkan pada kesadaran akan hak
dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan diri sendiri.
Bangsa Indonesia cinta perdamaian, tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatannya.
Penyelesaian segala pertikaian atau perselisihan yang timbul dari hubungan antarbangsa atau
antarnegara akan selalu diusahakan melalui cara-cara damai. Bagi bangsa Indonesia, cara
kekerasan (perang) merupakan jalan terakhir yang hanya dilakukan apabila semua usaha dalam
menyelesaikan pertikaian atau perselisihan secara damai tidak berhasil. Prinsip ini menunjukkan
pandangan bangsa Indonesia tentang perang dan damai.

1. Pengertian Bela Negara di Indonesia


Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Pembelaan
negara bukan semata-mata tugas TNI, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan
profesinya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan
negara diatur dengan undang-undang. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti
pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Unsur dasar bela negara diantaranya
yaitu :
a. Cinta tanah air
b. Kesadaran berbangsa dan bernegara
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
e. Memiliki kemampuan awal bela negara

2. Hukum Bela Negara


Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa "Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara." dan " Syarat-syarat tentang
pembelaan diatur dengan undang-undang." Jadi sudah pasti mau tidak mau kita wajib ikut serta
dalam membela negara dari segala macam ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik
yang datang dari luar maupun dari dalam.

DAFTAR PUSTAKA

Wahyu Dwi Ulfa Febri, 2015. hubungan pendidikan kewarganegaraan dengan ilmu sosial
lainnya. [online]. (dwiulfafebriwahyu.blogspot.com/.../hubungan-pendidikan-
kewarganegaraanterh.html.). diakses pada tanggal 7 oktober 2017.
Viva. 2014. KONSEP SERTA PRINSIP KEPRIBADIAN NASIONAL, SEMANGAT
KEBANGSAAN, CINTA TANAH AIR DAN BELA NEGARA. [online].
(vievalavieda.blogspot.com/2014/11/konsep-serta-prinsip-kepribadian.html). diakses pada
tanggal 7 oktober 2017.
Shadia. 2012. Makalah Konsep serta Prinsip Cinta Tanah Air dan Bela Negara. [online].
(coretanshadia.blogspot.com/2012/11/makalah-konsep-serta-prinsip-cinta.html). diakses pada
tanggal 7 oktober 2017.
Karomah, Mufidatul, dan Nisaul A’zizah. 2012. Konsep serta Prinsip Kepribadian
Nasional Dan Semangat Kebangsaan. [online]. cenatcenutpgsd.blogspot.com/p/blog-
page_9277.html. diakses pada tanggal 7 oktober 2017.
Rafika, Satdhlin, Shelvy Mayangsari, Merryanti, Hafizah, Ema Birthayanti.
2017. HUBUNGAN PKN TERPADU DENGAN MATA PELAJARAN LAINNYA. [online].
(https://rafikaterritory.wordpress.com/.../hubungan-pkn-terpadu-dengan-mata-pelajaran-
lainnya). Diakses pada tanggal 7 oktober 2017.

Anda mungkin juga menyukai