KM 55 Tahun 2022 - Penetapan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kuala Langsa
KM 55 Tahun 2022 - Penetapan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kuala Langsa
REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
PENETAPAN ALUR-PELAYARAN, SISTEM RUTE, TATA CARA
BERLALU LINTAS, DAN DAERAH LABUH KAPAL SESUAI
DENGAN KEPENTINGANNYADI ALUR-PELAYARAN MASUK
PELABUHAN KUALALANGSA.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 Maret 2022
MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI KARYASUMADI
SALINANKeputusan Menteri ini disampaikan kepada:
1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
3. Menteri Dalam Negeri;
4. Menteri Kelautan dan Perikanan;
5. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
6. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
7. Kepala Staf TNI Angkatan Laut;
8. Gubernur Aceh;
9. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, dan Direktur Jenderal
Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan;
10. Wali Kota Langsa;
11. Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut;
12. Kepala Distrik Navigasi Kelas I Belawan;
13. Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Kuala
Langsa.
HARYKRISWANTO
-9-
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN MENTER! PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 55 TAHUN 2022
TENTANG PENETAPAN ALUR-
PELAYARAN, SISTEM RUTE, TATA CARA
BERLALU LINTAS, DAN DAERAH LABUH
KAPAL SESUAI DENGAN
KEPENTINGANNYA DI ALUR-PELAYARAN
MASUK PELABUHAN KUALA LANGSA
HALUAN
NO LINT ANG BUJUR
MASUK KELUAR
1 04° 35' 30.50" LU 098° 06' 12.48" BT 219° -
2 04° 33' 56.59" LU 098° 04' 56.55" BT 227° 39°
3 04° 33' 42.14" LU 098° 04' 40.99" BT 242° 47°
4 04° 33' 11.23" LU 098° 03' 42.48" BT 206° 62°
5 04° 32' 18.87" LU 098° 03' 16.50" BT 248° 26°
6 04° 31' 42.43" LU 098° 01' 43.06" BT 230° 68°
7 04° 31' 16.33" LU 098° 01' 11.68" BT - 50°
NO KANAN NO KIRI
lA 04° 35' 31.52" LU lB 04° 35' 29.47" LU
098° 06' 11.22" BT 098° 06' 13.74" BT
2A 04° 33' 57.71" LU 2B 04° 33' 55.48" LU
098° 04' 55.37" BT 098° 04' 57.73" BT
3A 04° 33' 43.48" LU 3B 04° 33' 40.79" LU
098° 04' 40.05" BT 098° 04' 41.90" BT
4A 04° 33' 12.41" LU 4B 04° 33' 10.04" LU
098° 03' 41.37" BT 098° 03' 43.70" BT
SA 04° 32' 20.16" LU SB 04° 32' 17.65" LU
098° 03' 15.33" BT 098° 03' 17.57" BT
6A 04° 31' 43.82" LU 6B 04° 31' 41.01" LU
098° 01' 42.20" BT 098° 01' 43.89" BT
7A 04° 31' 17.58" LU 7B 04° 31' 15.08" LU
098° 01' 10.64" BT 098° 01' 12.72" BT
- 10 -
MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
I
~r;.
,,.
~-
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM,
( . ~
HARYKRISWANTO
- 11 -
LAMPIRANII
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 55 TAHUN 2022
TENTANG PENETAPAN ALUR-PELAYARAN,
SI STEM RUTE, TATA CARA BERLALU
LINTAS, DAN DAERAH LABUH KAPAL
SESUAI DENGAN KEPENTINGANNYA DI
ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN
KUALA LANGSA
MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI KARYASUMADI
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALABIRO HUKUM,
LAMPIRANIII
KEPUTUSAN MENTER! PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 55 TAHUN 2022
TENTANG PENETAPAN ALUR-PELAYARAN,
SI STEM RUTE, TATA CARA BERLALU
LINTAS, DAN DAERAH LABUH KAPAL
SESUAI DENGAN KEPENTINGANNYA DI
ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN
KUALALANGSA
2. Komunikasi
a. pemilik/ operator kapal atau Nakhoda wajib memberitahukan rencana
kedatangan kapalnya kepada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan Kelas IV Kuala Langsa dengan mengirimkan telegram radio
Nakhoda (master cable) melalui Stasiun Radio Pantai Kuala Langsa
dengan tembusan kepada perusahaan angkutan laut atau agen umum
dalam waktu paling lama 48 (empat puluh delapan) jam sebelum kapal
tiba di pelabuhan;
b. setiap kapal yang memasuki dan keluar Alur-Pelayaran Masuk
Pelabuhan Kuala Langsa wajib melapor kepada Stasiun Radio Pantai
Kuala Langsa melalui channel 16 untuk meminta informasi mengenai
pergerakan kapal yang keluar dari Pelabuhan Kuala Langsa sampai
ambang luar Pelabuhan Kuala Langsa;
c. komunikasi antara petugas pandu/kapal/kapal pandu dapat
menggunakan Bahasa Indonesia dan/ atau Bahasa Inggris dengan radio
VHF pada channel 12; dan
d. komunikasi dengan kapal sebelum petugas pandu di atas kapal
dilakukan Nakhoda harus memberikan keterangan kepada petugas
pandu antara lain, kondisi, sifat, cara, data, karakteristik dan lain-lain
yang berkaitan dengan kemampuan olah gerak kapal.
8. Dalam pengaturan tata cara berlalu lintas kapal dalam situasi memotong
apabila 2 (dua) kapal tenaga sedang berlayar dengan haluan saling
memotong sehingga akan mengakibatkan bahaya tubrukan, maka kapal
yang mendekati kapal lain di sisi kanannya harus menghindar, dan apabila
keadaan mengijinkan harus dengan cara memotong didepan kapal lain
tersebut. Dalam pengaturan tata cara tindakan kapal menghindari, maka
setiap kapal yang diwajibkan menghindari kapal lain dan sedapat mungkin
melakukan tindakan secara dini dan tegas untuk tetap bebas sama sekali.
9. Larangan
a. kapal dilarang memasuki alur-pelayaran dengan under keel clearance
(UKC) kurang dari 10% ( sepuluh persen) dari draft, kecuali atas izin
Syahbandar;
b. kapal penangkap ikan dilarang menangkap ikan di alur-pelayaran;
c. kapal dilarang masuk perairan wajib pandu tanpa mendapat pemanduan
dari petugas pandu;
d. petugas pandu dilarang meninggalkan kapal yang dipandu dalam kondisi
dan situasi :
1) kapal kandas;
2) kapal tubrukan;
3) kerusakan mesin/kemudi; dan/atau
4) keadaan lain yang mengganggu lalu lintas kapal.
e. larangan kapal untuk menyusul kapal lain pada ukuran LOA tertentu
sesuai dengan ketentuan sistem rute;
f. kapal yang sandar / tender dengan kapal lain yang sedang sandar di
dermaga umum/khusus hanya diizinkan 1 (satu) kapal saja yang
sandar/tender di kapal yang sedang sandar di dermaga tersebut atas
pertimbangan keselamatan kapal yang akan berolah gerak
keluar / masuk;
- 19 -
MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
HARY KRISWANTO
- 20 -
LAMPIRAN IV
REPUBLIK INDONESIA
KUALA LANGSA
'
Koordinat Luasan Kedalaman
Titik
Lintang Bujur (Ha) (m)
1 04° 36' 13.52" LU 098° 05' 55.14" BT
2 04° 35' 54.41" LU 098° 06' 21.42" BT
100 12 - 17
3 04° 35' 28.98" LU 098° 06' 01.15" BT
4 04° 35' 48.09" LU 098° 05' 34.87" BT
.. . .: . .
\
... . .
' .. ' .. ·· ..
,,
MENTER! PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
HARY KRISWANTO