Anda di halaman 1dari 17

PEMASARAN SYARIAH : STRATEGI DAN PRINSIP PEMASARAN

Artikel ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur


Mata Kuliah Manajemen Bisnis Syariah
Dosen pengampu : Moh. Mabruri Faozi, M.A.

Disusun Oleh Kelompok 7 (HES A/SEMESTER 4) :

Aenuliya (2283120003)
Agus Kholis (2283120005)
Reza Syahri Zuafan (2008202074)

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
1445 H / 2024 M
PEMASARAN SYARIAH : STRATEGI DAN PRINSIP PEMASARAN
Aenuliya, Agus Kholis, Reza Syahri Zuafan
Jurusan Hukum Ekonomi Syariah

Fakultas Syariah
Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon
E-Mail : liaaynulia@gmail.com, aguskhol57@gmail.com,
rezazuafannn@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menilai sejauh mana pemahaman mengenai strategi dan prinsip
pemasaran syariah. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif melalui library
research, dengan melakukan analisis terhadap literatur-literatur yang relevan dengan topik tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasaran syariah itu bentuk muamalah yang diizinkan selama
mematuhi ketentuan syariah. Konsep ini menekankan manajemen professional. Prinsip-prinsipnya
mencakup pada nilai-nilai tauhid, keadilan, kebenaran, dan larangan terhadap riba. Pemasaran syariah
melibatkan segmentasi yang cermat, targeting yang efektif, membangun kepercayaan, diferensiasi,
bauran pemasaran yang sesuai, dan pendekatan penjualan yang jujur dan adil. Tujuan utamanya
ibadah, menciptakan citra baik, menjaga kontinuitas perusahaan, perkembangan aset, pemenuhan
kebutuhan masyarakat, dan mendapatkan berkah. Etika pemasaran syariah, mencakup moral, nilai-
nilai positif, akad, dan prinsip muamalah yang menjadi pedoman dalam proses pemasaran.

Kata Kunci : Pemasaran Syariah, Strategi, prinsip

ABSTRACT
This research aims to assess the extent of understanding of sharia marketing strategies and principles.
The research method used is a qualitative approach through library research, by analyzing literature
relevant to the topic. The research results show that sharia marketing is a form of muamalah that is
permitted as long as it complies with sharia provisions. This concept emphasizes professional
management. The principles include the values of monotheism, justice, truth, and the prohibition
against usury. Sharia marketing involves careful segmentation, effective targeting, building trust,
differentiation, an appropriate marketing mix, and an honest and fair sales approach. The main
objectives are worship, creating a good image, maintaining company continuity, developing assets,
meeting community needs, and obtaining blessings. Sharia marketing ethics, including morals,
positive values, contracts, and muamalah principles serve as guidelines for the marketing process.

Keywords : Sharia Marketing, Strategy, principles


1
PENDAHULUAN
Maraknya berbagai kasus pelanggaran hukum dan etika dalam bidang pemasaran,
dikarenakan sampai saat ini belum ada definisi yang dapat diterima secara universal tentang etika
bisnis, ataupun standar pengukuran yang memungkinkan seorang individu atau peristiwa yang akan
dinilai secara keseluruhan sebagai perilaku etis atau tidak etis. Karenanya perilaku etis ataupun tidak
etis didasarkan pada persepsi individu pemasar masing-masing. Kecenderungan masyarakat dunia
bisnis yang menginginkan keuntungan tanpa melihat bagaimana nilai-nilai normatif transenden dalam
berniaga, menyebabkan etika bisnis sangat sulit diterapkan dalam akitivitas perekonomian.
Paradigma masyarakat saat ini menganggap perilaku bisnis menggunakan etika Islam akan
menghambat proses mencapai keuntungan maksimal sebagai asas dalam berbisnis. Namun, apabila
kita cermati lebih mendalam, etika bisnis yang banyak dilakukan perusahaan dapat mengantarkan
perusahaan semakin establish dan sustainable, lebih baik lagi jika etika bisnis Islam dalam al-Qur’ān
dan as- Sunnah dijadikan sebagai landasan dasarnya.

Pandangan Islam dalam memberi tuntunan para pemasar syariah,nmenekankan aspek


maksimalisasi nilai. Sebagaimana dikemukakan Saeed, bahwa Islam memiliki pondasi yang kuat
yang mendasarkan pada prinsipprinsip kejujuran dan keadilan, dan memberikan arah dan tujuan
dalam menciptakan nilai dan meningkatkan standar kehidupan masyarakat melalui usaha komersial
selama mengikuti prinsip-prinsip tersebut. prinsip maksimalisasi nilai merupakan jantung pemasaran
Islam yang didasarkan pada keadilan dan kejujuran (menciptakan transaski atau komunikasi dengan
mitra usaha secara adil dan wajar) untuk kesejahteraan masyarakat. Prinsip maksimalisasi nilai
tersebut dikonseptualisasikan melalui bauran pemasaran dalam perspektif Islam, meliputi produk,
harga, promosi, distribusi, dan orang. 1
Disinilah pentingya konsep Islamic Marketing memberikan tuntunan bagi pelaku usaha dalam
mengimplementasikan bauran pemasaran dalam perspektif Islam, disamping itu memberi pedoman
dalam membentuk karakter pemasar syariah berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam yang
bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah, bertolak dari latar belakang tersebut. Berdasarkan latar
belakang diatas maka penelitian ini memiliki lima pertanyaan inti yaitu pertama, bagaimana Konsep
Pemasaran Syariah? Kedua, seperti apa Prinsip Pemasaran Syariah? Ketiga, bagaimana Strategi
Pemasaran Syariah? Keempat, bagaimana Tujuan Pemasaran Syariah? Kelima, bagaimana Etika
Pemasaran Syariah?

1
Moh Nasuka, “Konsep Marketing Mix Dalam Perspektif Islam: Suatu Pendekatan Maksimalisasi Nilai’’,
Jurnal Bisnis dan Ekonomi Islam Vol. 05, No. 01,(Juni 2020): 6.
2
LITERATURE RIVIEW
Pembahasan mengenai Strategi Penerapan Pemasaran Syariah bukanlah suatu hal yang baru.
Berikut beberapa penelitian terdahulu terkait dengan permasalahan yang dikaji mengenai Strategi
Penerapan Pemasaran Syariah yaitu pertama, Ayna Azzahra, Dara Savira, Sandra Salsabillah,
Syaban Affandi, dalam jurnalnya yang berjudulnya “Analisis Karakteristik Pemasaran Syariah Pada
Bank Syariah Mandiri,” didalam jurnalnya menjelaskan bahwa Pemasaran syariah adalah strategi
bisnis yang meliputi proses penciptaan dan penawaran produk dalam rangka memenuhi kebutuhan
konsumen yang dilakukan sesuai dengan syariat islam. Sistem pemasaran syariah tentunya memiliki
karakteristik tersendiri dalam proses memasarkan produknya.2
Kedua, Mahilda Anastasia Putri, Renny Oktafia dalam jurnalnya yang berjudul “Strategi
Pemasaran Syariah Dalam Meningkatkan Daya Saing Umkm Kerupuk Desa Tlasih Tulangan
Sidoarjo”, di dalam jurnalnya menjelaskan bahwa Strategi Pemasaran dapat dipandang sebagai salah
satu dasar yang dipakai dalam menyusun perencanaan sebuah perusahaan atau pabrik secara
menyeluruh. Dalam kegiatan pemasaran sering kali menjumpai orang yang curang dan terjadi
penipuan, tetapi jika kita menerapkan sistem Islam dalam pemasaran maka hal-hal seperti itu tidak
akan terjadi. Pada dasarnya, bagi umat Islam Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan kita
bagaimana sistem pemasaran Islami. Namun, karena masyarakat telah bertumpu pada sistem
pemasaran konvensional, maka sistem pemasaran syariah kurang dikenal. 3
Ketiga, Ivan Rahmat Santoso dalam jurnalnya yang berjudul “Konsep Marketing Berbasis
Maqoshid Al-syari'i Imam Al-Ghazali” dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Perencanaan
pemasaran marketer harus memperhatikan konsep maslahah sebagai tujuan dari maqasid syariah dan
panduan dalam strategi pemasaran. Selain itu untuk mencapai tujuan maslahah seorang marketer
perlu menerapkan strategi drive market sebagai upaya mengarahkan konsumen dalam
memprioritaskan kebutuhan untuk kebaikan dibanding keinginan yang membawa kepada tindakan
yang melampaui batas.4
Dari ketiga literature yang telah kami paparkan,ternyata belum mampu memberikan
pembahasan yang komprehensif Mengenai Strategi Penerapan Pemasaran Syariah. Oleh karena itu,
artikel ini hadir untuk meramu pembahasan dari berbagai sumber hingga hadir sebuah pemahaman
yang komprehensif.

2
Ayna Azzahra, Dara Savira, Sandra Salsabillah, Syaban Affandi, “Analisis Karakteristik Pemasaran Syariah
Pada Bank Syariah Mandiri”, Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 1, No. 3, (2020): 265.
3
Mahilda Anastasia Putri, Renny Oktafia, “Strategi Pemasaran Syariah Dalam Meningkatkan Daya Saing Umkm
Kerupuk Desa Tlasih Tulangan Sidoarjo”, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance, Vol. 4, No. 2, (November,
2021): 431.
4
Ivan Rahmat Santoso, “Konsep Marketing Berbasis Maqoshid Al-syari'i Imam Al-Ghazali” Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam, Vol. 5, No. 3, (2019): 1.
3
METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan karya ilmiah ini akan menggunakan metode penelitian berbasis
perpustakaan atau library research. Metode ini akan melibatkan penelusuran dan analisis terhadap
sumber-sumber literatur dan dokumen terkait yang relevan dengan topik penelitian, seperti artikel
ilmiah, jurnal, buku, dokumen fatwa, dan publikasi lainnya yang berkaitan dengan Pemasaran
Syariah: Strategi Dan Prinsip Pemasaran. Proses penelusuran akan dilakukan dengan menggunakan
basis data akademik dan perpustakaan digital yang terpercaya, seperti jurnal-jurnal ilmiah online,
repositori institusi, dan platform penelusuran artikel seperti Google Scholar. Selama proses analisis,
data dan informasi yang ditemukan akan disusun secara sistematis dan disintesis untuk membentuk
argumen dan pemahaman yang komprehensif tentang analisis tersebut. Hasil analisis ini akan
digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan memberikan wawasan yang mendalam
mengenai Strategi dan Prinsip Pemasaran Syariah. 5

KONSEP DASAR
Definisi Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong, “Marketing is the process by which companies create value
for customers and build strong customer relationships in order to capture value from customers in
return.” Yang dapat diartikan sebagai berikut “Pemasaran (marketing) sebagai proses dimana
perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan
pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.”

Sedangkan menurut Alma, “Pemasaran adalah kegiatan atau usaha para pengusaha yang
menyalurkan barang dan jasa dari titik produsen ke titik konsumen.” Menurut Caceres dan
Paproidamis dalam Parawansa, “marketing is based on a long-term relationship that goes beyond the
traditional marketing mix models of product, price, place and promotion” yang dapat diartikan
sebagai berikut “pemasaran didasarkan pada hubungan jangka panjang yang melampaui model
bauran pemasaran tradisional, produk, harga, tempat dan promosi.”

Dari berbagai pengertian mengenai pemasaran tersebut, pada intinya pemasaran mempunyai
tujuan dan persepsi yang sama dan dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu rangkaian
aktifitas atau kegiatan dimana individu atau suatu kelompok dapat membuat gagasan atau ide yang
bernilai, proses komunikasi, dan menyampaikan nilai, melalui proses pertukaran barang dan jasa yang
bernilai dan membangun hubungan dengan pihak lain yang kuat untuk kepentingan organisasi dan

5
Aditya Ramadhan, “Efektivitas Media Sosial Dan Teknologi Informasi Terhadap Perilaku Masyarakat Dalam
Operasional Transaksi Jual Beli Online“, Journal Of Information Systems And Management, Vol. 02, No. 03, (2023): 67.
4
stakeholder dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi, mengantisipasi, dan memenuhi kebutuhan
sosial dan keinginan manusia. 6

Definisi Pemasaran Syariah


Pemasaran syariah adalah sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan proses
penciptaan, penawaran, dan perubahan nilai dalam pemasaran dan satu inisiator kepada Stakeholders-
nya yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akal dan prinsip muamalah dalam islam, 7
sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal yang terlarang oleh ketentuan
syariah. Selainitu, dalam syariah marketing, perusahaan tidak untuk mendapatkan keuntungan semata
saja, akan tetapi juga untuk mendapatkan keberkahan dan mencari keridhaan Allah. Sehingga seluruh
transaksinya menjadi ibadah dihadapan Allah SWT.8

HASIL DAN PEMBAHASAN


Konsep Pemasaran Syariah

Pemasaran merupakan bentuk muamalah yang diperbolehkan dalam Islam, dengan syarat
segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal yang dilarang oleh ketentuan syariah. Pemasaran
merupakan proses sosial dan manajerial dimana individu-individu dan kelompok-kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan penawaran, dan pertukaran
produk-produk atau value dengan pihak lainnya. Ini artinya bahwa dalam syariah marketing, seluruh
proses, baik proses penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai (value), tidak boleh
ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang Islami (Philip Kotler).
Konsep pemasaran syariah menekankan bahwa perlunya menerapkan manajemen profesional,
artinya dengan melakukan kegiatan tersebut maka semua produk atau jasa yang dihasilkan pasti dapat
memiliki positioning tersendiri. Kompetitor bukanlah merupakan suatu penghalang yang harus
ditakuti atau dimusuhi. Kompetitor dapat dijadikan sebagai sumber motivasi untuk dapat
memperbaiki. kinerja pemasaran. Pesaing dapat mendorong pihak perusahaan dalam hal ini adalah
pemasar untuk dapat bekerja lebih kreatif dalam memasarkan produk berupa barang maupun jasa.
Hal inilah yang dapat membedakan antara pemasaran bisnis perusahaan konvensional dengan
pemasaran bisnis yang menerapkan prinsip syariah yang memberikan kepuasan kepada konsumen
dan stakeholders tidak saja pada tataran kepuasan duniawi, akan tetapi juga mengarah pada kepuasan
ukhrawi, karena terdapat ridha Allah SWT yang dituju. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa tujuan

6
Khozin Zaki, Manajemen Syariah Viral Marketing Dalam Perspektif Pemasaran Syariah Studi Kasus Pada
Perusahaan Start Up Sosial, (Purwokerto: Amerta Media, 2020), 25-26.
7
Popon Srisusilawati, M. Andri Ibrahim, Randi Ganja, “Komunikasi Pemasaran Syariah dalam Minat Beli
Konsumen”, Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia, Vol. 9, No. 1, (Juni, 2019): 68.
8
Roni Mohamad, Endang Rahim, “Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) dalam Perspektif Syariah,
Mutawazin (Jurnal Ekonomi Syariah IAIN Sultan Amai Gorontalo), Vol. 2, No. 1, (April, 2021): 17.
5
pemasaran bisnis dengan prinsip syariah adalah dengan penerapan prinsip-prinsip etika atau
berlandaskan kepada entitas nilai-nilai Islam sebagai penciptaan kepuasan duniawi dan ukhrawibagi
para stakeholders Perusahaan. 9
Terdapat 4 karakteristik syariah marketing yang dapat menjadi panduan bagi para pemasar
yaitu Teistis, Etis, Realistis, dan Humanistis.
1) Teistis atau rabbaniyyah berarti jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-
hukum syariat yang teistis atau bersifat ketuhanan ini adalah yang paling adil, paling
sempurna, paling selaras dengan segala bentuk kebaikan, paling dapat mencegah segala
bentuk kerusakan, paling mampu mewujudkan kebenaran, memusnahkan kebatilan dan
menyebarluaskan kemaslahatan.
2) Etis atau akhlaqiyyah berarti Keistimewaan lain dari syariah marketer selain karena teistis
(rabbaniyyah) juga karena ia sangat mengedepankan masalah akhlak (moral, etika) dalam
seluruh aspek kegiatannya, karena nilai-nilai moral dan etika adalah nilai yang bersifat
universal, yang diajarkan oleh agama.
3) Realistis atau al-waqiyyah berarti bahwa syariah marketer adalah konsep pemasaran yang
fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah islamiyah yang melandasinya.
Syariah marketer adalah para pemasar professional dengan penampilan yang bersih, rapi dan
bersahaja, apapun model atau gaya berpakaian yang dikenakannya, bekerja dengan
mengedepankan nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral dan kejujuran dalan segala
aktivitas pemasarannya.
4) Humanistis atau insaniyyah berarti keistimewaan syariah marketer yang lain adalah sifatnya
yang humanistis universal, yaitu bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya
terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat
terkekang dengan panduan syariah. Syariat Islam diciptakan untuk manusia sesuai dengan
kapasitasnya tanpa menghiraukan ras, jenis kelamin, warna kulit, kebangsaan dan status. Hal
inilah yang membuat syariah memiliki sifat universal sehingga menjadi syariah humanistis
universal.10

9
Hilmiatus Sahla ‘’ Konsep Pemasaran Dalam Perspektif Ekonomi Islam’’, jurnal Pionir LPPM Universitas
Asahan, Vol. 5, No. 2, (Januari 2019): 11.
10
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, yari'ah Marketing, Cetakan Ke 4.( Jakarta : PT Mizan
Pustaka, 2008), 45.

6
Prinsip Pemasaran Syariah
Prinsip bisnis marketing dalam Islam meliputi: prinsip kesatuan (tauhid); prinsip kebolehan
(ibahah); prinsip keadilan (al'adl); prinsip kehendak bebas (al-hurriyah); prinsip
pertanggungjawaban; prinsip kebenaran dan kejujuran; prinsip kerelaan (ar-ridha), dan prinsip
kemanfaatan. Berikut ini adalah uraian pada masing-masing prinsip tersebut.
1. Prinsip Kesatuan
Prinsip ini adalah prinsip utama. Kegiatan apapun yang dilakukan manusia harus didasarkan
pada nilai-nilai tauhid. Prinsip ini akan melahirkan tekad bagi pelaku bisnis atau pemasaran
untuk tidak melakukan diskriminasi pada semua pelaku bisnis karena perbedaan jenis
kelamin, suku, bangsa, agama, latar belakang.
2. Prinsip Kebolehan
Prinsip ini memberikan kebebasan bagi pelaku pemasaran untuk melakukan bisnis apa pun,
kecuali kalau ada dalil yang secara tegas melarang transaksi tersebut. Dalam prinsip ini
dinamisasi kebutuhan manusia diakomodasi. Manusia sebagai pelaku ekonomi diberikan
kebebasan untuk melakukan aktivitas bisnis di antara setiap manusia selama di dalam
transaksi bisnis tidak terdapat hal-hal yang bertentangan syariah. Baik yang terkait dengan
zatnya, proses maupun pemanfaatan.
3. Prinsip keadilan
Keadilan menekankan pada pemahaman tentang memperoleh sesuatu sesuai dengan haknya.
Olehnya itu segala transaksi yang dihalalkan dalam rangka mememuhi rasa keadilan seperti
trasparan, jujur, wajar dan tidak berlebihan. Keadilan akan melahirkan keseimbangan dan
harmonisasi dalam sirk harta. Di mana kekayaan dan bisnis tidak hanya menapuk pada
sebagian pihak .
4. Prinsip Kehendak Bebas
Kebebasan adalah fitrah dan kontribusi yang diberikan Islam kepada manusia. Berdasarkan
prinsip ini manusia sebagai pelaku pemasaran diberikan kewenangan melakukakan kegiatan
bisnis dengan cara membuat akad atau janji antara satu dengan yang lainnya,di mana akad ini
berkonsekuensi terhadap objek transaksi dan masing-masing pihak kewajiban memenuhi janji
tersebut.
5. Prinsip kebebasan
Kebebasan dalam Islam adalah kebebasan yang terbatas, terkendali dan terikat oleh aturan
yang ditentukan oleh Allah. Menurut Muhammad Naquib al- Attas, kebebasan manusia dapat
dilacak sejak terjadinya perjanjian primordial (primordial covenant) yang diucapkan oleh
setiap individu di hadapan sang Pencipta.

7
6. Prinsip Pertanggung jawaban
Dalam Islam semua perbuatan manusia akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak,
termasuk kegiatan bisnis yang dilakukan manusia hendaknya senantiasa memperhatikan
rambu-rambu syariah. Pada tataran praktisnya pelaku bisnis harus menghitung margin secara
benar, mengambil keuntungan dengan cara benar dan wajar, menggunakan akad yang sesuai,
melarang semua transaksi yang mengandung unsur riba, garar. tadlis, judi, objek haram serta
berbagai macam bentuk spekulasi yang dilarang dalam Islam. Dari Abdullah bin 'Umar bahwa
dia mendengar Rasulullah telah bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap
pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Imam (kepala Negara)
adalah pemimpin yang akan dianta pertanggung jawaban atas rakyatnya. seseorang dalam
keluarganya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaba atas keluarganya.
Seorang istri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya dan akan diminta
pertanggungjawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin
dalam urusan harta tuannya dan akan diminta pertanggung jawaban atas urusan tanggung
jawabnya tersebut" (Mutta aqun 'Alaih).
7. Prinsip Kebajikan dan Kejujuran
Kebenaran dalam pelaksanaan bisnis meliputi: niat. sikap, perilaku proses, promosi,
penetapan margin keuntungan, output bisnis, serta akad yang digunakan. Prinsip kebajikan
akan mendorong seorang marketer berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik (ahsanu
'amala) kepada konsumen, terbuka dan menyenangkan. Praktik pemasaran dituntut
menjunjung tinggi kejujuran dengan tujuan membangun dan menjaga kepercayaan.
Kepercayaan akan mendorong bertambahnya relasi bisnis serta bertambahnya nilai transaksi
kegiatan bisnis yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas secara
berkesinambungan (istimrar). Rasulullah saw bersabda, "Hendaklah kalian selalu berlaku
jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke
Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di
sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta
membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka.
Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allah
sebagai pendusta (pembohong)" (HR. Muslim).
8. Prinsip Kerelaan
Praktik bisnis yang ditegaskan dalam Islam adalah rela sama rela (ridha) tanpa ada paksaan
(ikrah) dan intimidasi. Prinsip sama-sama rela (antaradin minkum) merupakan unsur penting
dalam melakukan akad (ijab qabul). Prinsip ini terkait dengan penerimaan objek akad
transaksi yang halal, baik, jelas, harga sesuai dan hak memilih dari kedua belah pihak. Tujuan
8
prinsip ini untuk menjaga kemaslahatan, kenyamanan, dan kebahagiaan. kepada yang berakad
baik pada saat maupun pasca akad.
9. Prinsip Kemanfaatan
Setiap aktivitas bisnis hendaknya memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada pelaku
bisnis baik secara materi maupun nilai-nilai dalam kehidupan manusia. Penerapan prinsip
manfaat dalam kegitan pemasaran terkait dengan objek transaksi bisnis. Objek bisnis yang
ditransaksik hendaklah yang halal dan baik (halalan toyyibah).
10. Prinsip Larangan Riba
Riba adalah penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam transaksi
pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan (fadhl),
atau dalam transaksi pinjam meminjam yang mempersyaratkan nasabah penerima fasilitas
mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu
(nasiah). Prinsip ini bertujuan untuk mencegah dari salah satu bentuk transaksi yang
mengandung kezaliman (aniaya). Persoalan riba bukan hanya persoalan ekonomi tetapi juga
menyangkut moral dan dampak sosial. Islam memberikan solusi tehadap persoalan riba
dengan menghalalkan transaksi jual beli, sewa, dan mendorong investasi dengan pola bagi
hasil. 11

Strategi Pemasaran Syariah


Syariah marketing merupakan sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarah pada proses
penciptaan, penawaran, dan perubahan nilai dari suatu inisiator kepada skateholders-nya yang dalam
keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah atau bisnis dalam islam. Ini
artinya bahwa dalam menjalankan syariah marketing seluruh proses baik itu proses penciptaan,
penawaran, maupun proses perubahan nilai (value) tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan
akad dan prinsip-prinsip muamalah yang islami. Jadi, segala bentuk apapun transaksi dalam
pemasaran boleh dilakukan jika tidak menyimpang dengan akad dan prinsip-prinsip syariah.
1. Segmentasi
Segmentasi merupakan seni mengidentifikasikan serta memanfaatkan peluang-peluang yang
muncul dipasar. Perusahaan harus kreatif dan inovatif menyikapi perkembangan yang terjadi
karena segmentasi merupakan langkah awal yang menentukan keseluruhan aktivitas perusahaan.
2. Target Kepuasan Konsumen
Targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif, karena
sumber daya yang dimiliki terbatas. Penentuan target yang akan dibidik menjadikan usaha kita

11
Idris parakksih, pemasaran syariah di era digital, bogor, Linda Bastari: 2020), 8- 23.
9
akan lebih terarah. Olehnya itu perusahaan harus membidik pasar yang akan dimasuki sesuai daya
saing yang dimiliki (competitive advantage). Kriteria target market adalah market zise dengan
potential competition, dan compatibility dengan feasibility. Tentunya untuk bersaing perusahaan
harus memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif sesuai sumber daya yang dimiliki. Ada tiga
hal yang dibutuhkan dalam segmentasi pasar. Pertama, bahwa segmen pasar yang dipilih cukup
besar dan menguntungkan (market zise). Kedua strategi targeting harus didasarkan pada
keunggulan daya saing perusahaan (competitive advantage). Ketiga, situasi persaingan
(competitive situation) Berdasarkan hal tersebut, perusahaan syariah harus mampu membidik hati
dan jiwa konsumennya dalam jangka panjang (long-term) maupun yang bersifat jangka pendek
(short-term).
3. Membangun Sistem Kepercayaan
Strategi ini merupakan strategi untuk merebut posisi dihati konsumen, sehingga strategi ini
terkait begaimana membangun kepercayaan, keyakinan, dan kompetensi bagi para pelanggan.
Positioning berarti menetapkan bagaimana identitas produk atau perusahaan tertanam dihati
konsumen yang mempunyai kesesuaian dengan kompetensi yang dimiliki perusahaan untuk
mendapatkan kepercayaan, kredibilitas dan pengakuan dari konsumen. Positioning harus mampu
beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dipasar yang harus selalu
dikomunikasikan secara konsisten dan tidak berubah. Perusahaan syariah harus mampu
membangun positioning yang kuat dan positi serta citra syariah harus bisa dipertahankan dengan
menawarkan nilai-nilai yang sesuai prinsip syariah.
4. Diferensiasi
Diferensisi merupakan tindakan merancang seperangkat perbedaan yang bermakna dalam
tawaran perusahaan. Differensiasi ini dapat berupa content (what of offer) dan context (how to
offer) dan infrastructure (capability to offer). Content merupakan dimensi differensiasi yang
merujuk pada value yang ditawarkan kepada pelanggan. Context merupakan dimensi yang
merujuk pada cara perusahaan menawarkan produk. Infrastructure merujuk pada teknologi,
sumber daya manusia, dan fasilitas (facility) yang digunakan untuk menciptakan diferensiasi
content dan context.
5. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran meliputi 4 hal, yaitu Product (produk), price (harga), Place (tempat
/distribusi), dan promotion (promosi). Product dan price adalah komponen dari tawaran (offers),
sedangkan place dan promotion adalah komponen dari akses (access). Marketing mix bermaksud
mengintegrasikan tawaran dari perusahaan dengan akses yang tersedia. Proses pengintegrasian
ini menjadi kunci suksesnya usaha pemasaran dari perusahaan. Model ini disebut juga dengan
taktik yang berkreasi karena marketing mix haruslah berdasarkan penciptaan diferensiasi dari sisi
10
content, context, dan infrastructure. Bagi perusahaan syariah, untuk komponen tawaran, produk
dan harga harus didasari dengan nilai kejujuran dan keadilan sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah. Kualitas produk yang diberikan harus sesuai dengan yang ditawarkan. Perusahaan
dilarang menyembunyikan cacat barang yangditawarkan. Dalam hal harga, perusahaan harus
mengutamakan nilai keadilan. Jika kualitas produknya bagus harganya bisa tinggi, sebaliknya jika
produknya tidak berkualitas, maka harga harus disesuaikan dengan kualitas tersebut.
Komponen akses berupa promosi bagi perusahaan syariah harus menggambarkan secara nyata
apa yang ditawarkan dari produk-produk atau servis perusahaan tersebut. Promosi tidak boleh terlalu
menampilkan imajinasi yang terlalu tinggi bagi konsumennya karena ini termasuk penipuan dan
kebohongan. Dalam menentukan saluran distribusi, perusahaan harus mengutamakan tempat yang
sesuai dengan target market sehingga berjalan dengan efektif dan efisien. Proses integrasi terhadap
offer dan access harus didasari oleh prinsip keadilan dan kejujuran.
6. Selling
Selling adalah penyerahan barang atau jasa dari penjual kepada pembeli dengan harga yang
disepakati atas dasar sukarela. Selling akan memaksimalkan kegiatan penjualan sehingga dapat
menciptakan situasi yang win-win solution bagi si penjual dan si pembeli. Bagi perusahaan
syariah harus menjadikan konsumen sebagai kawan dengan sikap tolong menolong serta
kejujuran sebagai landasan utama untuk membangun keharmonisan dengan konsumen. 12
Adapun Praktek pemasaran yang diajarkan nabi Muhamad adalah sebagai berikut: 13
1. Segmentasi dan Targeting
Segmentasi dan targeting dipraktekkan oleh Rasulullah tatkala beliau berdagang di Syam,
Yaman, Bahrain. Rasulullah sangat mengenal barang apasajakah yang disenangi oleh
penduduk dan diserap oleh pasar setempat. Setelah mengenal target pasarnya, Rasulullah
menyiapkan barang-barang dagangannya untuk dibawa ke daerah tersebut.
2. Positioning
Positioning berarti bagaimana membuat barang yang dihasilkan memiliki keunggulan,
disenangi, dan melekat dihati pelanggan dan bias melekat dalma jangka waktu yang lama.
Positioning Rasulullah yang sangat mengesankan dan tidak terlupakan merupakan kunci
mengapa Rasulullah menjadi pebisnis yang sukses. Beliau mejual barang-barang asli yang
memang original dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

12
Murwanto Sigit, “Marketing syariah sebagai jiwa bisnis”, Conference on Islamic Management, Accounting,
and Economics (CIMAE) Proceeding. Vol. 1,( 2018 ): 146-152.
13
Buchari Alma, Manajemen Bisnis Syariah: Menanamkan Nilai dan Praktik Syariah dalam Bisnis
Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2014), 351.
11
Marketing mix merupakan suatu strategi pemasaran untuk melayani pelanggan dengan cara
memuaskan melalui Product, price, place, promotion (4P):
a. Produk (product)
Kualitas proses produksi menjadi perhatian utama dalam etika bisnis Islam. Alqur’an
menyatakan bahwa penyediaan suatu barang yang aman dan berkualitas tinggi adalah
salah satu aspek aktualisasi produk dan layanan yang aman dan handal bagi
masyarakat. Rasulullah dalam praktek elemen produk selalu menjelaskan kualitas
barang yang dijualnya. Kualitas barang yang dipesan oleh pelanggan selalu sesuai
dengan barang yang diserahkan. Seandainya ada ketidak cocokan beliau mengajarkan
kepada pelanggan bahwa dalam Islam ada hak Khiyar, dengan cara membatalkan jual
beli ketika bertransaksi dikarenakan beberapa sebab. 14
b. Harga (Price)
Dalam ajaran syariah tidak diperkenankan untuk mengambil keuntungan sebanyak-
banyaknya, tapi harus dalam batas kelayakannya. Dan tidak boleh melakukan perang
harga dengan tujuan menjatuhkan pesaing. Tetapi hendaklah bersaing secara fair,
membuat keunggulan dengan menampilkan sesuatu yang berbeda dalam kualitas dan
layanan yang diberikan. Dalam aspek lain Islam melarang mendapatkan sesuatu
dengan terlalu mudah tanpa kerja keras, atau menerima untung tanpa bekerja untuk
itu, dan mengubah harga tanpa mengubah kualitas dan kuantitas barang serta menipu
pelanggan untuk keuntungan yang haram.
c. Lokasi / Distribusi (place)
Rasulullah melarang orang-orang atau perantara memotong jalur distribusi dengan
melakukan pencegatan pedagang dari desa yang ingin menjual barangnya ke kota.
Mereka dicegat di pinggir kota dan mengatakan bahwa barang bawaan mereka
sekarang harganya jatuh dan lebih baik barang tersebut dujual kepada mereka. Hal
tersebut sangat tidak diperbolehkan oleh Rasulullah.
d. Promosi (Promotion)
Banyak pelaku bisnis menggunakan teknik promosi dengan memuji-muji barang atau
produknya bahkan ada yang mendeskreditkan produk saingannya. Dalam etika bisnis
Islam hal tersbut tidak diperbolehkan dan dilarang oleh Rasulullah.

14
Muhammad Saeed, dkk, ‘’International Marketing Ethics from an Islamic Prespective : A Value-Maximization
Approacl’’, Journal of Business Ethics, (2001), 131.
12
Tujuan Pemasaran Syariah
Ketika kegiatan pemasaran dan bisnis dijalankan sesuai dengan syariat, maka dapat dicapai
empat hal berikut:
a) Benefit nonmateri dan profit materi, Tujuan suatu perusahaan tidak hanya berkenaan
dengan mendapatkan laba yang tinggi, namun wajib pula mendapatkan manfaat atau
benefit bagi lingkungan eksternal dan internal perusahaan, misalnya berkenaan
dengan kepedulian sosial, persaudaraan dan lainnya.
b) Pertumbhan, adalah bisnis yang tiap tahunnya terus meningkat dan ada peningktan.
Hal tersebut ada karena adanya peningkatan kualitas produk pelayang dan sebagainya
dan di jalankan sesuai syariah.
c) Keberlangsungan, suatu perusahaan seharusnya memiliki orientasi yang terus
meningkat setiap tahunnya, hal ini bisa terlaksana ketika pelayanan dan kualitas
produk ditingkatkan dan pelaksanaannya didasarkan pada syariah.
d) Keberkahan, hal ini menjadi faktor utama dalam menjalankan pemasaran syariah.
Marketer syariah berorientasi pada mencari ridha Illahi Allah SWT yang menjadi
puncak kebahagiaan manusia.
Tujuan dalam pemasaran yang terdapat dalam bisnis syariah ialah: 15
a) Ibadah, dikelolanya suatu bisnis diniati untuk ibadah muamalah dan menjadikan
maslahah bagi umat.
b) Menciptakan citra yang baik yaitu eksistensi nama yang baik dan dihormati
masyarakat.
c) Menjaga kontinuitas perusahaan.
d) Perkembangan dan pertumbuhan aset secara kontinu.
e) Pemenuhan kebutuhan masyarakat dan nilai tambah di dalamnya.
f) Mendapatkan berkah berupa kesejahteraan, kemanfaatan, kenikmatan dan kecukupan
secara batiniah dan lahiriah.

Etika Pemasaran Syariah


Etika pemasaran syariah telah melekat pada agama. Dalam Islam, istilah etika berarti
perintah Allah Swt. yang berasal dari Al-Qu’an dan Sunah. Dalam AlQur’an istilah yang melekat
dengan etika disebut juga dengan khuluq. Menurut Beekun pengertian konsep ini mengacu pada
moral atau nilai-nilai positif yang berupa: khoir (kebaikan), birr (kebajikan), qist (kesetaraan),

15
Rhenald, Kasali. "Modul kewirausahaan." Jakarta Selatan: PT Mizan Publika (2010).
13
‘adl (keseimbangan dan keadilan), haqq (kebenaran dan baik), ma’ruf (kebaikan, disepakati), dan
taqwa (kesalehan).16
Menurut Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula Pemasaran Syariah adalah
sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan
value dari suatu inisiator kepada stakeholdersnya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai
dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam. Hal ini berarti bahwa dalam pemasaran
syariah, seluruh proses baik proses penciptaan, penawaran, maupun perubahan nilai (value), tidak
boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsipprinsip muamalah Islam. Sepanjang
penyimpangan prinsip-prinsip muamalah Islami tidak terjadi dalam suatu transaksi atau dalam
proses suatu bisnis,maka bentuk transaksi apapun dalam pemasaran dapat dibolehkan. Orientasi
akhir dalam pemasaran syariah tidak hanya untuk meraup keuntungan secara duniawi semata,
menurut Rivai, Kartajaya dan Sula yang dikutip dari buku Nur Asnawi dan Muhammad Asnan
Fanani maka pelaku pemasaran syariah harus memiliki sembilan akhlak (etika) yang melekat pada
diri seseorang untuk dipergunakan dalam kondisi apa pun. Akhlak (etika) yang harus dimiliki
antara lain:17
a. Memiliki kepribadian spiritual (takwa)
b. Berlaku baik dan simpatik (shiddiq)
c. Berlaku adil dalam bisnis (al’adl)
d. Melayani pelanggan dengan rendah hati ( khidmah)
e. selalu menepati janji dan menghindari kecurangan (tahfif)
f. Jujur dan terpercaya (al amanah)
g. Tidak berburuk sangka ( su’udzon)
h. Tidak suka menjelek-jelekkan (ghibah)

Asnawi, Nur Fanani, Muhammad Asnan. Pemasaran syariah: teori, filosofi & isu-isu kontemporer. 2017.
16

Irham Maulana,’’ Analisis Etika Pemasaran Syariah terhadap Praktik Salesman dalam Penjualan Produk di
17

Toko Lugina Sukamelang Subang’’, Prosiding Hukum Ekonomi Syariah, (bandung , 2022): 5-7.
14
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu pertama,
pemasaran dalam Islam, atau yang dikenal sebagai pemasaran syariah, merupakan sebuah bentuk
muamalah yang diperbolehkan dengan syarat bahwa semua proses transaksinya harus mematuhi
ketentuan syariah. Konsep pemasaran syariah menekankan pentingnya menerapkan manajemen
profesional, di mana kompetitor bukanlah penghalang tetapi sumber motivasi untuk meningkatkan
kinerja pemasaran.

Kedua, prinsip-prinsip bisnis marketing dalam Islam mendasarkan pada nilai-nilai tauhid
(kesatuan), kebolehan (ibahah), keadilan (al'adl), kehendak bebas (al-hurriyah), pertanggungjawaban,
kebenaran dan kejujuran, kerelaan (ar-ridha), kemanfaatan, serta larangan terhadap riba.

Ketiga, Syariah Marketing adalah pendekatan bisnis yang berdasarkan pada prinsip-prinsip
Islam dalam semua aspek aktivitas pemasaran. Ini melibatkan segmentasi yang cermat, targeting yang
efektif, membangun sistem kepercayaan dengan konsumen, diferensiasi yang bermakna, bauran
pemasaran yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, serta pendekatan penjualan yang berlandaskan pada
kejujuran dan keadilan.

Keempat, tujuan dalam pemasaran dalam bisnis syariah meliputi: Ibadah, Menciptakan citra
yang baik, Menjaga kontinuitas Perusahaan, Perkembangan dan pertumbuhan aset secara kontinu,
Pemenuhan kebutuhan masyarakat dan nilai tambah di dalamnya, Mendapatkan berkah berupa
kesejahteraan, kemanfaatan, kenikmatan dan kecukupan secara batiniah dan lahiriah.
Kelima, etika pemasaran syariah memiliki akar yang dalam dalam ajaran Islam. Etika dalam
pemasaran syariah tidak hanya mencakup aspek moral dan nilai-nilai positif, tetapi juga mencakup
aspek akad dan prinsip-prinsip muamalah Islam. Dalam praktiknya, pemasaran syariah harus
mengikuti pedoman yang ditetapkan oleh Islam, termasuk dalam proses penciptaan, penawaran, dan
perubahan nilai.

DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. Manajemen Bisnis Syariah: Menanamkan Nilai dan Praktik Syariah dalam Bisnis
Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2014).
Asnawi, dkk. Pemasaran syariah: teori, filosofi & isu-isu kontemporer. 2017.
Azzahra, Ayna, dkk. “Analisis Karakteristik Pemasaran Syariah Pada Bank Syariah Mandiri”, Jurnal
Ekonomi Islam, Vol. 1, No. 3, (2020).
Kasali, Rhenald. "Modul kewirausahaan." Jakarta Selatan: PT Mizan Publika (2010).

15
Kertajaya, Hermawan dan Muhammad Syakir Sula. yari'ah Marketing, Cetakan Ke 4.( Jakarta : PT
Mizan Pustaka, 2008).
Maulana, Irham.’’ Analisis Etika Pemasaran Syariah terhadap Praktik Salesman dalam Penjualan
Produk di Toko Lugina Sukamelang Subang’’, Prosiding Hukum Ekonomi Syariah, (bandung,
2022).
Mohamad, Roni, Endang Rahim. “Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) dalam Perspektif
Syariah, Mutawazin (Jurnal Ekonomi Syariah IAIN Sultan Amai Gorontalo), Vol. 2, No. 1,
(April, 2021).
Nasuka, Moh. “Konsep Marketing Mix Dalam Perspektif Islam: Suatu Pendekatan Maksimalisasi
Nilai’’, Jurnal Bisnis dan Ekonomi Islam Vol. 05, No. 01, (Juni 2020).

Paraksih, Idris. Pemasaran Syariah di Era Digital, (Bogor: Linda Bastari, 2020).
Putri, Mahilda Anastasia, Renny Oktafia. “Strategi Pemasaran Syariah Dalam Meningkatkan Daya
Saing Umkm Kerupuk Desa Tlasih Tulangan Sidoarjo”, Jurnal Tabarru’: Islamic Banking and
Finance, Vol. 4, No. 2, (November, 2021).
Ramadhan, Aditya. “Efektivitas Media Sosial Dan Teknologi Informasi Terhadap Perilaku
Masyarakat Dalam Operasional Transaksi Jual Beli Online”, Journal Of Information Systems
And Management, Vol. 02, No. 03, (2023).
Saeed, Muhammad, dkk. ‘’International Marketing Ethics from an Islamic Prespective : A Value-
Maximization Approacl’’, Journal of Business Ethics, (2001).
Sahla, Hilmiatus. “Konsep Pemasaran Dalam Perspektif Ekonomi Islam”, jurnal Pionir LPPM
Universitas Asahan, Vol. 5, No. 2, (Januari 2019).
Santoso, Ivan Rahmat. “Konsep Marketing Berbasis Maqoshid Al-syari'i Imam Al-Ghazali” Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam, Vol. 5, No. 3, (2019).
Sigit, Murwanto. “Marketing syariah sebagai jiwa bisnis”, Conference on Islamic Management,
Accounting, and Economics (CIMAE) Proceeding. Vol. 1,( 2018 ).
Srisusilawati, Popon, dkk. “Komunikasi Pemasaran Syariah dalam Minat Beli Konsumen”, Jurnal
Ekonomi Syariah Indonesia, Vol. 9, No. 1, (Juni, 2019).
Zaki, Khozin. Manajemen Syariah Viral Marketing Dalam Perspektif Pemasaran Syariah Studi
Kasus Pada Perusahaan Start Up Sosial, (Purwokerto: Amerta Media, 2020).

16

Anda mungkin juga menyukai