81d6f86161c2df6e4b3322ba3f2c2d0d
81d6f86161c2df6e4b3322ba3f2c2d0d
BAB III
Hukum Internasional
a. Kronologis Kasus
Kasus yang terjadi dalam perang Rusia dan Ukraina adalah penggunaan Senjata
Rusia diduga telah menggunakan zat yang tidak diketahui di Mariupol dan orang-
orang menderita gagal napas. Inggris mulai memverifikasi laporan bahwa Rusia
telah menggunakan senjata kimia dalam serangan di kota Mariupol yang
terkepung, menurut diplomat terkemuka di London. Senjata kimia adalah jenis
amunisi yang disertai racun atau zat kimia yang menyerang sistem tubuh manusia.
Ada berbagai kategori senjata kimia, misalnya gas yang mampu membuat sesak
nafas seperti fosgen yang menyerang paru-paru dan sistem pernapasan,
menyebabkan korban tenggelam dalam sekresi paru-paru mereka. 1
Ada kategori paling mematikan dari semuanya, yaitu gas saraf yang mengganggu
pesan otak ke otot-otot tubuh. Setetes kecil zat kimia itu bisa berakibat fatal. Kurang dari
0,5 mg gas ini sudah cukup untuk membunuh orang dewasa. Semua yang disebut bahan
kimia ini dapat digunakan dalam peperangan dengan peluru artileri, bom, dan misil, hanya
saja semua zat kimia dilarang keras oleh Konvensi Senjata Kimia Tahun 1997 yang
mengklaim sebuah pesawat nirawak Rusia telah menjatuhkan "zat beracun" kepada
1
https://www.dw.com/id/rusia-diduga-gunakan-senjata-kimia-di-mariupol/a-61442910
2
Ibid. hal. 2
47
pasukan dan warga sipil Ukraina di Mariupol. Akibat serangan tersebut dilaporkan bahwa
orang-orang mengalami gagal napas dan masalah neurologis. "Tiga orang memiliki tanda-
tanda yang jelas akan keracunan oleh senjata kimia, tetapi tanpa konsekuensi bencana,"
kata pemimpin batalion Andrei Biletsky dalam sebuah pesan video di saluran Telegram
miliknyai. 3
Berbagai kategori senjata kimia Chocking agents atau senyawa kimia, seperti
fosgen, menyerang paru-paru dan sistem pernapasan, akibatnya, korban tenggelam dalam
sekresi paru-paru mereka sendiri. Ada juga blister agents atau senyawa kimia, seperti gas
mustard, yang membakar kulit dan membutakan mata. Kategori yang paling mematikan
dari semuanya adalah nerve agent atau senyawa kimia yang mengganggu penyampaian
pesan dari otak ke otot-otot tubuh. Setetes kecil nerve agents bisa berakibat fatal. Kurang
dari 0,5 miligram nerve agent VX, misalnya, sudah cukup untuk membunuh orang
dewasa.4
peperangan Pasal 35 Ayat (3) yaitu, “Dilarang menggunakan cara-cara atau alat-alat
peperangan yang bertujuan, atau dapat diharapkan mengakibatkan kerusakan yang hebat,
meluas dan berjangka waktu lama terhadap keadaan lingkungan alam.” 5 Pasal di atas pada
dasarnya mereka yang terlibat konflik bertanggungjawab terhadap segala bentuk tindakan
3
Ibid. hal. 2
4
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-60732481 di akses pada 01 Februari 2023
5
Protokol Tambahan I Tahun 1977 Bagian I Mengenai Cara-cara dan alat-alat peperangan Pasal
35 Ayat (3)
48
Tambahan I, sehingga kerusakan alam ataupun korban jiwa yang menjadi akibat dari
ketika penggunaan senjata-senjata yang dilarang tidak diberikan sanksi maka akan
berdapak buruk baik lingkungan, kerusakan lingkungan tersebut memiliki jangkau waktu,
baik panjang ataupun pendek sehingga dalam suatu konflik bersenjata, lingkungan pun
Internasional
sebagainya) hak menerima pembebanan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lai. 6
menunjuk pada pertanggungjawaban hukum yaitu tanggung gugat akibat kesalahan yang
6
H. Muhammad Syarif Nuh. (2012). Hakikat Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan. MMH, 4(1), 50–58. file:///C:/Users/User/Downloads/4622-ID-hakikat-
pertanggungjawaban-pemerintah-daerahdalam-penyelenggaraan-pemerintahan.pdf
49
keharusan seseorang untuk melaksanakan secara layaknya apa yang telah di wajibkan
kepadanya.7
dibebankan kepadanya, namun ia tidak dapat membebaskan diri dari hasil atau akibat
kebebasan perbuatannya, dan ia dapat dituntut untuk melaksanakan secara layak apa yang
diwajibkan kepadanya.
dilaksankan untuk memperbaiki atau sebaliknya memberi ganti rugi atas kerusakan
bagian dari bentuk pertimbangan intelektual atau mentalnya. 9 Ketika sebuah keputusan
telah diambil atau ditolak, itu adalah bagian dari tanggung jawab dan konsekuensi dari
pilihan tersebut. Tidak ada alasan lain mengapa hal itu dilakukan atau ditinggalkan.10
7
Andriansyah. (2015). Buku Pintar Hukum Perseroan Terbatas (cetakan pertama), Jakarta: Raih
Asa Sukses (Penebar Swadaya Grup).
8
Ridwan H R, Op.cit. hal. 23
9
Didik Endro Purwoleksono (2016), Hukum Pidana (cetakan pertama), Surabaya: Airlangga
University Press. Pusat Penerbitan dan Percetakan (AUP).
10
H. Muhammad Syarif Nuh, Op.cit. hal. 67.
50
jawab dalam arti hukum adalah tanggung jawab yang benar-benar berkaitan dengan hak
dan kewajiban, bukan dalam arti tanggung jawab yang dikaitkan dengan gejolak mental
Pertanggungjawaban adalah suatu perbuatan yang tercela oleh masyarakat dan itu
harus jelas terlebih dahulu siapa yang dapat dipertanggungjawabkan, ini berarti harus
dipastikan terlebih dahulu yang dinyatakan sebagai pembuat suatu tindak pidana. Roeslan
Pelaku tindak pidana dapat dipidana apabila memenuhi syarat bahwa tindak
pidana yang dilakukannya memenuhi unsur-unsur yang telah ditentukan dalam Undang-
Undang. Dilihat dari sudut terjadinya tindakan yang dilarang, seseorang akan
melawan hukum serta tidak ada alasan pembenar atau peniadaan sifat melawan hukum
11
Roeslan Saleh. Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana. Aksara Baru, Jakarta. 1990.
Hal. 80.
51
1) Teori Fautes Personalles, yaitu teori yang menyatakan bahwa kerugian pihak
kerugian. Dalam teori ini beban tanggung jawab diperlihatkan kepada manusia
sebagai individu.
2) Teori Fautes de Services, yaitu teori yang menyatakan bahwa kerugian pihak
ketiga ditanggung oleh instansi resmi yang bersangkutan. Menurut teori ini,
kesalahan berat atau kesalahan kecil, dimana berat dan beratnya suatu kesalahan
12
https://eprints.umm.ac.id/79207/2/BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf hal 4.
Diakses pada 01 Februari 2023
52
atas suatu pelanggaran yang dilakukannya dengan sengaja dan dengan maksud
4) Tanggung jawab mutlak yang berarti bahwa seseorang bertanggung jawab atas
kompleks dalam hukum internasional. Konsep tanggung jawab negara ini bisa ditelusuri
dari gagasan laissez-faire dan“ konsep kepemilikan liberal yang mewajibkan negara
Tanggung jawab negara juga banyak diadopsi menjadi konsep hukum umum.
Dalam Black’s Law Dictionary, istilah state responsibility dimaknai sebagai: “The state
of being answerable for an obligation, and includes judgement, skill, ability and capacity.
The obligation to answer for an act done, and to repair or otherwise make restitution for
any injury it may have caused”15 Dapat terjemahan: Kondisi dimana negara bisa dituntut
kapasitas. Kewajiban tersebut juga untuk menjawab suatu tindakan yang dilakukan, dan
untuk memperbaiki atau membuat restitusi atas setiap cedera yang mungkin terjadi
13
Asshiddiqie, J., & Safa’at, A. (2006). Teori Hans Kelsen Tentang Hukum. Sekretariat Jendral
dan kepaniteraan Mahkama Konstitusi Republik Indonesia. Hal, 65-71.
14
Mohammed Bedjaoui Ed. International Law: Achievements and Prospects, (Dordrecht: Martinus
Nijhoff Publishers, 1991), hlm. 669.
15
Ibid. hal. 670
53
Tanggungjawab negara juga terkait dengan doktrin kedaulatan dan persamaan hak
antara negara-negara dunia yang timbul karena terjadi pelanggaran atas suatu kewajiban
Tanggung jawab negara diartikan sebagai kewajiban yang harus dilakukan oleh
negara kepada negara lain berdasarkan perintah hukum internasional.Suatu negara harus
Oleh karena itu, sebagai prinsip hukum dalam hukum internasional, tanggung jawab
negara menurut Pasal 38 ayat (1) statuta ICJ, menjadi salah satu hukum yang berlaku bagi
setiap negara.
kontek hukum internasional terkait tanggung jawab negara bisa dilihat karena negara
16
Mieke Komar Kanta Atmadja, “Tanggungjawab Negara dan Individu Dalam Hukum
Internasional,” Makalah Penataran Dosen Hukum Humaniter Internasional untuk Indonesia Bagian Barat,
Fakultas Hukum Unsri Palembang, 24-25 Juli 2000, hlm. 3.
17
Huala Adolf, Aspek-Aspek Negara dalam Hukum Internasional, Edisi Revisi,. (Jakarta : P.T
Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 173.
54
Seperti halnya penggunaan kekerasan oleh negara yang dalam batas-batas tertentu
negara juga tidak akan bisa dituntut jika tindakan negara tersebut tidak dikategorikan
sebagai pelanggaran seperti penolakan suatu negara terhadap masuknya orang asing
lain, menyerang negara lain, mencederai perwakilan diplomatik negara atau warga asing
melakukan sebuah pelanggaran yang diatur dalam ketentuan internasional yang bukan
Dengan demikian, fungsi dan peran negara dalam membuat dan menjalankan
antara lain karena, pertanggungjawaban sebuah kebijakan tidak hanya merupakan bagian
dari sirkulasi sebuah sistem tetapi juga bagian dari dinamika manajemen modern dimana
18
Ibid. hal. 174
55
Adopsi Majelis Umum PBB terhadap bagian I pada Pasal 2 Draft Artikel ILC
karena negara melakukan perbuatan (act) atau kelalaian (omission) yang melanggar
Pasal ini mengkonfirmasi dua syarat bagi suatu tindakan salah secara internasional, yaitu,
bahwa perilaku (baik suatu tindakan atau kelalaian) dilakukan oleh negara; dan
kapan perilaku harus dianggap sebagai pelanggaran dari kewajiban internasional, serta
pertanyaan terkait mengenai titik di mana pelanggaran terjadi, dan perpanjangan waktu
pelanggaran.
akibat dari tindakan-tindakan pemerintah atau badan-badan yang lebih rendah atau orang
19
Mardiasmo, Otonomi Dan Manajemen Keuangan Daerah, (Yogyakarta: Andi Ofset, 2002), hlm.
227.
20
Sir Robert Jennings, Sir Arthur Watts Ed., Oppenheim’s International Law, 9th Edition,
(Harlow: Longman, 1992), hlm. 119.
56
bukan merupakan agen dari negara sehingga tidak diterjemahkan ke dalam tindakan
negara, namun negara memiliki kewajiban untuk melaksanakan uji tuntas untuk
(agent) yang melampaui kewenangannya, atau oleh warganya bahkan oleh orang asing
merugikan negara-negara lain yang dilakukan oleh pejabat sendiri tanpa otorisasi.Karena
hal itu, sebuah negara memiliki kewajiban untuk mencegah dan menghukum tindakan
merugikan karena tindakan negara yang dianggap melanggar tidak sesuai dengan
21
Ibid. hal. 120
22
Lassa Oppenheim, Ronald Roxburgh, International Law: A Treatise, Volume 1, (Clark, N.J. :The
Lawbook Exchange, Ltd., 1920), hal. 245.
23
Davis Brown, “Use of Force against Terrorism After September 11th: State Responsibility, Self-
Defense and Other Responses,” Cardozo Journal of International and Comparative Law, Vol. 11, New York,
Yeshiva University, 2003, hlm. 13.
57
salah secara internasional sehingga negara bertanggung jawab atas cedera yang
ditimbulkan sebagai akibat dari tindakan yang salah tadi. Atas setiap tindakan salah
berpotensi merugikan akan atau telah terjadi, tapi tidak mengambiltindakan untuk
tersebut.
Menurut hemat penulis melihat ketiga lingkup tanggung jawab negara tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa dalam konteks pelaku pelanggarannya, tanggung jawab
negara bisa muncul karena tindakan/perbuatan tiga pihak yakni perbuatan organ-organ
negara; perbuatan orang perorang atau kelompok di negara tersebut; dan perbuatan
Konsep ini dalam sejalan dengan kasus pelanggaran terhadap ketentuan hukum
menjadikan tindakan pejabat negara sebagai bagian dari tanggungjawab negara dalam
HAM negara yakni terkait tindakan langsung (act) dan pembiaran (ommission) oleh
pejabat militer maupun sipil sebagai bagian dari tindakan yang dapat dimintai tanggung
24
Ibid. hal. 13
58
diimplementasikan dan sanksinya dapat ditegakan apabila ada yang melanggarnya. Untuk
dapat ditegakan maka didalam perangkat hukum itu perlu ada suatu mekanisme yang
bersenjata, tanggung jawab dapat berbeda tergantung pada konteks dan peran yang
dimainkan oleh pihak yang terlibat. Beberapa kemungkinan tanggung jawab yang dapat
melindungi warga negaranya dari ancaman senjata kimia dan memastikan bahwa
penggunaan senjata kimia dilarang dalam hukum nasional dan internasional. Jika
pemerintah gagal memenuhi tanggung jawab ini, maka mereka dapat dikenai
2. Tanggung jawab militer: Jika senjata kimia digunakan oleh militer dalam konflik
bagi masyarakat sipil. Jika militer gagal melaksanakan tanggung jawab ini, maka
senjata kimia juga penting. Hal ini dapat meliputi tindakan seperti membersihkan area
yang terkontaminasi, memulihkan tanah dan air, serta mengambil tindakan pencegahan
konflik bersenjata memiliki tanggung jawab untuk bertanggung jawab atas tindakan
1. Tanggung jawab hukum: Negara yang menggunakan senjata kimia dapat dianggap
perdagangan.
yang sangat besar pada lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu,
25
Carsten Stahn, Jens Iverson, dan Jennifer S. Easterday, Environmental Protection and
Transitions from Conflict to Peace: Clarifying Norms, Principles, and Practices, Oxford University Press,
2017, Hal. 167.
60
negara yang menggunakan senjata kimia memiliki tanggung jawab moral untuk
internasional. 26
korban dan melakukan upaya untuk membersihkan dan memulihkan lingkungan yang
tercemar. Negara juga dapat dikenakan tuntutan hukum oleh individu, kelompok atau
Convention), negara yang menggunakan senjata kimia dan merusak lingkungan juga
dapat melanggar berbagai perjanjian internasional terkait lingkungan, hak asasi manusia,
26
Alexander Gillespie, The Law of Chemical and Biological Weapons: A Study of International
Law and Arms Control, Oxford University Press, 2005, hal. 221
61
Sanksi yang dapat diberikan terhadap negara yang menggunakan senjata kimia
dan merusak lingkungan dapat bervariasi, tergantung pada konteks politik, kepentingan
nasional, dan kerjasama internasional. Beberapa sanksi yang dapat diberikan antara lain:
1. Sanksi ekonomi:
Negara-negara atau organisasi internasional dapat memberikan sanksi ekonomi
seperti embargo perdagangan, pembatasan ekspor-impor, atau pembekuan aset.
Sanksi ekonomi dapat memberikan tekanan ekonomi dan politik yang signifikan
terhadap negara yang melanggar hukum internasional.
2. Tindakan diplomatik:
Negara-negara atau organisasi internasional dapat mengambil tindakan diplomatik
seperti memanggil duta besar, menarik duta besar, atau memboikot pertemuan
internasional. Tindakan diplomatik ini dapat mempengaruhi hubungan politik dan
diplomasi antara negara-negara.
3. Tuntutan pidana:
Individu atau pejabat negara yang bertanggung jawab atas penggunaan senjata
kimia dan merusak lingkungan dapat diadili di pengadilan nasional atau
internasional. Tuntutan pidana dapat membawa konsekuensi hukuman, seperti
pidana penjara atau denda.
4. Tindakan militer:
Negara-negara atau koalisi internasional dapat mengambil tindakan militer
sebagai tanggapan terhadap penggunaan senjata kimia dan merusak lingkungan.
Tindakan militer dapat termasuk serangan udara atau invasi militer. 27
Penting untuk diingat bahwa sanksi-sanksi tersebut tidak selalu dijalankan secara
konsisten atau efektif oleh negara-negara atau organisasi internasional, terutama jika ada
27
https://www.commbank.co.id/id/tentang-kami/komitmen-untuk-nasabah/kebijakan-sanksi-
ekonomi-dan-perdagangan