PENYELESAIAN
SENGKETA
PERDATA
PERTANGGUNJAWABAN
GANTI RUGI
MENURUT Menurut ilmu hukum perdata, setiap
HUKUM PERDATA perbuatan yang bertentangan dengan hukum
harus dipertanggungjawabkan atas sejumlah
kerugian yang diderita pihak Iain.
3
Adapun unsur-unsur perbuatan melawan hukum
(onrechtsmatigedaad) menurut pasal 1365 KUH perdata
adalah sebagai berikut:
3) Timbul kerugian
4
TA N G G U N G J AWA B P E N C E M A R A N L I N G K U N G A N
Dalam Undang-Undang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH NO. 23 Tahun 1997);
ketentuan pertanggungjawaban atas pencemaran lingkungan hidup, diatur dalam Pasal 34 ayat 1 dan 35 ayat
1. Kedua pasal ini menganut dua sifat pertanggungjawaban, yakni yang bersifat biasa dan khusus.
“Setiap perbuatan melanggar hukum berupa pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang
menimbulkan kerugian pada orang lain atau lingkungan hidup, mewajibkan penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan untuk membayar ganti rugi dan/atau melakukan tindakan tertentu.”
Jika kita simak penjelasan pasal 34 ayat (1) yang mengatakan bahwa ayat ini merupakan realisasi asas yang
ada dalam hukum lingkungan hidup yang disebut asas pencemar membayar maka dapat disimpulkan bahwa
rumusan ketentuan pasal ini merupakan bagian dari polluter pays principle (PPP) yang ternyata dapat
diartikan sebagai asas pencemar membayar (polluter pays principle) tidak hanya menyangkut aspek preventif,
tetapi dapat pula dikaitkan dengan aspek represif
5
P E R TA N G G U N G J AWA B A N B I A S A D A N K H U S U S
Terdapat dua bentuk pertanggungjawaban, pada pasal 34 ayar (I) dan Pasal 35 ayat (1) di atas disebut biasa
atau bersifat umum, karena tidak menunjuk secara spesifik unsur.unsur tertentu. Sementara untuk bentuk
pertanggungjawaban yang disebut terakhir, telah secara jelas bersifat khusus karena unsur-unsurnya telah
secara khusus menunjuk kepada hal atau syarat tertentu. bersfat khusus yang mencirikan kepada jenis
pertangggungjawaban khusuis itu adalah strict liability, yang ciri utamanya antara lain timbulnya tanggung
jawab langsung dan seketika pada saat terjadinya perbuatan, sehingga tidak perlu dikaitkan dengan unsur
kesaıahan
Membuktikan adanya kesalahan tidaklah mudah karena sebelumnya harus terlebih dahulu dibuktikan adanya
hubungan sebab akibat. Dengan demikian sistem pertanggungjawaban biasa dirasa tidak dapat memberikan
keadilan dalam masalah lingkungan.
6
Unsur-unsur Pasal 35 strict liability
7
L I M I TA S I D A N P E N G E C U A L I A N TA N G G U N G J AWA B
Sistem strict liabiIity diterapkan secara limitatif yang berarti kepada jenis-jenis kegiatan tertentu
diberlakukan strict liability. Menurut Pasal 35 UUPLH 1997, kegiatan-kegiatan tersebut adalah
kegiatan yang berdampak besar dan penting terhadap lingkungan, menggunakan bahan berbahaya
dan beracun,. menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun;
kemudian menurut penjelasan Pasal 35 ketentuan strict liability merupakan lex specialis dalam
gugatan tentang perbuatan melawan hukum pada umumnya. Dengan demikian, terhadap
kegiatan-kegiatan yang dapat dikategorikan kepada hal di atas diberlakukan sistem tanggung
jawab yang menyimpang dari ketentuan hukum pertanggungjawaban sebagaimana ditentukan
dalam KUHPerdata.
8
KONVENSI INTERNASIONAL
Berikut beberapa konvensi sebagai perangkat hukum
HUKUM INTERNASIONAL internasional yang di dalamnya mengatur tentang strict liability
T E N TAN G TA N G G UN G
1. Konvensi tentang pertanggungjawaban pihak ketiga di
J AWA B P E R D ATA S E C A R A bidang nuklir
9
TA N G G U N G J AWA B ATA S
P E N C E M A R A N M I N YA K D I L A U T
10
KATEGORI KEGIATAN DIKAITKAN
DENGAN STRICT LIABILITY
Pasal 35 UUPLH 1998 di dalamnya menunjuk beberapa
aktibitas dan sifat aktivitas yang membawa dampak
lingkungan. Jika dikategorikan maka dapat ditemui 3
kategori makro yang dapat dikaitkan dengan pola
pertanggungjawaban strict liability yakni:
11
ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA
1. ARBITRASE
12
KEBERLAKUAN CLC1969 DALAM HUKUM
NASIONAL
13
ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA
1. Arbitrase
2. Negosiasi
3. Mediasi
4. Konsiliasi
14
CLASS ACTION
Dalam pasai 37 ayat (1) UUPLH ditentukan bahwa masyarakat berhak mengajukan gugatan
perwakilan ke pengadilan dan/atau melaporkan ke penegak hukum mengenai berbagai masalah
lingkungan yang merugikan masyarakat. Mengajukan gugatan perwakilan ke pengadilan ini
disebut class action, yakni sekelompok korban mewakili sejumlah korban lainnya untuk bertindak
mengajukan gugatan ke pengadilan atas kerugian yang diderita; yang memiliki sifat kesamaan
masalah, fakta hukum, dan tuntutan.
Terdapat keuntungan praktis lainnya yakni biaya relatif kecil daripada mengajukan gugatan secara
pribadi, tercegahnya putusan hakim yang berbeda-beda atas kasus-kasus yang bersifat sama,
sementara bagi pihak pengadilan, gugatan semacam ini akan mengurangi beban kerja yang
diakibatkan penumpukan perkara
15
S TA N D I N G L I M I TAT I F D A N T E RT U T U P
Hal ini tidak berarti semua organisasi lingkungan hidup dapat melakukan fungsi hak gugat, karena
sistem hak gugat organisasi yang dikenal dalam UUPLH menganut asas scara limitatif, berikut
syarat hak gugat organisasi tersebut:
2. Di dalam anggaran dasarnya disebutkan secara tegas bahwa tujuan pendiriannya adalah dalam
rangka kepentingan pembinaan lingkunga
16
LANJUTAN
Salah satu ciri legal standung adalah tidak diperkenankannya
mengajukan gugatan ganti rugi, namun tuntutan uang atau biaya
pengeluaran riil dapat diajuka. Biaya pengeluaran riil adalah biaya
yang nyata-nyata telah dikeluarkan organsisasi. Tuntutan yang dapat
diajukan kepada pengadilan berupa:
18
TERIMAKASIH
ATAS
PERHATIANNYA
PRESENTATION TITLE
19