Kompetensi:
- Menerangkan pengertian seluruh bidang hukum perdata
- Menganalisis bidang hukum perdata
- Menganalisis permasalahan hukum dengan pendekatan hukum perdata
- Mampu menggunakan asas hukum yang terdapat dalam KUH Perdata dan doktrin
yang relevan dalam kasus
- Memahami teori tentang perbuatan melawan hukum dan menganalisisnya
Materi:
- Perbuatan Melawan Hukum
- Tanggung Gugat
- Penghinaan → karena dalil yang digunakan adalah perbuatan melawan hukum
- Perbuatan yang dilakukan oleh badan hukum
- Kecakapan dan kewenangan bertindak
- Gadai saham
- Perbuatan melawan hukum dalam hubungan kontraktual → hanya dapat dilakukan
apabila kontraknya tidak mengatur secara spesifik
- Franchise
- Perjanjian Keagenan
- Factoring
- Leasing
Komponen Penilaian:
Tugas Individu → 20%
Tugas Kelompok → 10%
UTS → 30%
UAS → 40%
PMH
Diatur dalam buku III KUHPer Bab III → Perikatan yang bersumber dari undang-undang →
Pasal 1365 - 1380 KUHPer
Perbuatan dari undang-undang:
- Dari undang-undang saja
Hak dan kewajiban langsung timbul → contoh hak anak dan kewajiban orang tua
- Dari perbuatan manusia (Pasal 1353 KUHPer)
Ada perbuatan terlebih dahulu yang memicu adanya pertanggungjawaban, bedanya sama
perjanjian (Pasal 1313 KUHPer) adalah dalam perjanjian harus mengikatkan diri terlebih
dahulu. Jadi bedanya kalau perbuatan 1353 itu hak dan kewajibannya timbul setelah
perbuatan dilakukan meskipun tidak dikehendaki oleh para pihak, sedangkan perbuatan 1313
para pihak saling menghendaki adanya hak dan kewajiban. Menurut Pasal 1353 ada dua jenis
perbuatan:
a. Perbuatan halal → pengurusan sukarela (1354), pembayaran tidak diwajibkan (1360)
b. Perbuatan melawan hukum (1365)
Menimbulkan kewajiban bagi pelaku PMH tersebut untuk membayar ganti kerugian →
kewajiban timbul dari undang-undang, bukan dari perjanjian para pihak
Ganti rugi di PMH (1365) beda sama ganti rugi (tanggung jawab) kontraktual di Pasal 1267
KUHPer
- Biaya → biaya yang telah dikeluarkan → kalau wanprestasi konser berarti mengganti
misal biaya venue, biaya keamanan, biaya iklan, dll
- Rugi → kerugian yang timbul dari wanprestasi → misal karena kabar konser di-
cancel terus penggemar ngamuk dan merusak venue tralala kan rugi tuh
- Bunga → keuntungan yang diharapkan → harusnya dari konser ini dapat keuntungan
penjual tiket
Tujuan tanggung jawab kontraktual → supaya seolah-olah debitur melaksanakan
kewajibannya → aturannya lebih lengkap
Tujuan ganti rugi PMH → mengembalikan pada posisi sebelum terjadinya PMH tersebut →
tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai bentuk ganti ruginya (beda sama ganti rugi wanprestasi
yang dijabarkan ada biaya, rugi, bunga gitu)
wanprestasi → kerugian materiil → makanya pasal ganti rugi terhadap materi itu berbentuk
biaya, rugi, bunga
PMH → juga mengganti → pemulihan nama baik
Ada beberapa ahli yang menyatakan bahwa ketentuan ganti rugi wanprestasi bisa
diaplikasikan secara mutatis mutandis terhadap ganti rugi PMH, ada juga yang menyatakan
tidak bisa.
1250 → gak bisa diaplikasikan terhadap ganti rugi PMH (Subekti, Satrio)
Pemutusan perjanjian secara sepihak & pembatalan perjanjian dapat digugat dengan PMH →
hasil rapat Mahkamah Agung
Berarti hubungan kontraktual bisa masuk gugatan PMH, terutama apabila di dalam kontrak
tidak diatur hal khusus mengenai hak-hak yang kenyataannya tidak dipenuhi atau ada
pelanggaran terhadap itikad baik.
Pasal 1365 KUHPer → tidak memberikan definisi namun memberikan norma mengenai
perbuatan melawan hukum (Prof. Rosa)
Unsur: -- bersifat kumulatif
- harus ada perbuatan
perbuatan aktif → dengan sengaja melakukan perbuatan yang menimbulkan kerugian
pada orang lain
perbuatan pasif → melanggar suatu keharusan sehingga menimbulkan kerugian pada
orang lain
- melawan hukum
Pasal 1366 → sengaja atau tidak sengaja, tuntutan ganti ruginya sama saja
- ada kerugian
kerugian materil → bisa dinilai dengan jumlah tertentu
kerugian immateriil → contohnya nama yang tercemar
- hubungan kausal antara perbuatan dengan akibat (kerugian)
conditio sine qua non (von buri) → apakah tanpa perbuatan tersebut, kerugian akan
timbul? → semua sebab dianggap setara untuk menimbulkan akibat
adequate veroorzaking (von kries) → apakah kerugian dapat dianggap sebagai akibat
yang wajar, yang diharapkan dari PMH? → dari sebab-sebab, mana yang paling
menimbulkan akibat (dicari sebab yang paling relevan, yang tidak relevan tidak bisa
dituntut)
PMH → terhadap jiwa, terhadap raga, terhadap nama baik, oleh penguasa, oleh orang lain
(tanggung gugat)
Schutznormtheorie:
Norma perlindungan, membatasi perluasan PMH supaya memperjelas bahwa norma yang
dilanggar itu bersifat melindungi korban
Schutznormtheorie mengajarkan, bahwa perbuatan yang bertentangan dengan kaidah hukum
dan karenanya adalah melawan hukum, akan menyebabkan si pelaku dapat
dipertanggungjawabkan atas kerugian yang disebabkan oleh perbuatan tersebut, bilamana
norma yang dilanggar itu dimaksudkan untuk melindungi penderita.
(baca aja di http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/135828-T%2027989-Analisa%20ekonomi-
Tinjauan%20literatur.pdf)
PMH → muncul ketika ada perbuatan yang memenuhi unsur-unsur Pasal 1365, tidak perlu
ada hubungan kontraktual
1. Perbedaan tanggung jawab dan tanggung gugat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tanggung jawab didefinisikan
sebagai keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (jika terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan, boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dan lain sebagainya).
Pengertian terkait tanggung gugat salah satunya ada di Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (UUAP). Dari
keseluruhan isi UUAP terdapat terminologi tentang tanggung jawab dan tanggung
gugat pada Pasal 1 angka 23.
Jika ditelusuri lebih jauh, tampaknya pembedaan istilah tanggung jawab
dengan tanggung gugat sangat dipengaruhi pembedaan istilah responsibility dengan
liability dalam kepustakaan berbahasa Inggris. Tanggung jawab dipadankan dengan
responsibility sedangkan tanggung gugat padanannya liability.
Terdapat pula yang menyamakan pengertian tanggung gugat dengan
akuntabilitas (accountability) yang mengandung pengertian kesediaan untuk
menggugat tanggung jawab yang sudah diberikan kepada orang yang menerima dan
bersedia melaksanakan tugas tertentu. Mengenai hal ini lihat Benyamin Molan,
Manajemen & Pemasaran (Jakarta: Prenhallindo, 2002). Accountable, menurut
Black’s Law Dictionary, Seventh Edition, 1999, berarti responsible, answerable.
Sedangkan arti kata accountable, menurut The Contemporary English-Indonesia
Dictionary, adalah bertanggung jawab.
Piercing the Corporate Veil → tanggung jawab tidak lagi terbatas (misal pemegang saham
kan tanggung jawabnya terbatas namun jika ia melakukan intervensi maka tanggung jawab
atas akibat yang muncul jadi masuk ke tanggung jawab pribadi juga).
1372 → Gugatan penghinaan meminta ganti rugi, pemulihan kehormatan dan nama baik →
hakim menilai ada tidaknya, kasar tidaknya penghinaan tersebut berdasarkan
pangkat,kedudukan, keadaan, dan kemampuan kedua belah pihak → menentukan
berat/ringannya suatu penghinaan
Melihat apakah ada hak yang di-kontra-kan → hak untuk kebebasan berpendapat berlawanan
dengan hak terhadap harkat martabat seseorang
Di seluruh dunia, pasal terhadap penghinaan tetap ada
Penghinaan dianggap merusak karakter dan melanggar hak asasi manusia
Contoh kasus → #KoinUntukPrita Prita vs Omni → Prita mengirim surel ke temannya terkait
pelayanan di RS Omni
1373 → bisa berlaku Pasal 314 KUHP jika ternyata itu fitnah (bukan hinaan)
1374 → dengan tidak mengurangi kewajibannya untuk memberikan ganti rugi, si tergugat
dapat menawarkan untuk meminta maaf di muka umum di hadapan Hakim → untuk
menghindari pelaksanaan Pasal 1373
1375 → tuntutan di 1372, 1374, 1375 → diberikan ke orang-orang yang disebutkan di pasal
ini → jadi tuntutannya dapat diwariskan
Alasan pembuat UU melimitasi kenapa Pasal 1375 cuma pasangan, ayah-ibu, anak, cucu,
kakek-nenek, tapi nggak ke saudara? → Kata Pak Abs belum ada jawabannya, bisa jadi
topik skripsi
1376 → tuntutan tak dapat dikabulkan jika ternyata tak ada maksud untuk menghina → misal
untuk kepentingan umum/pembelaan diri secara terpaksa → jadi Dasar Pembenar
1377 → tuntutan tak dapat dikabulkan jika si terhina sudah diputuskan oleh hakim bahwa ia
telah melakukan perbuatan yang dituduhkan kepadanya → misal si A dihina pencuri (dan
emang udah diputus bersalah mencuri), mau dia merasa terhina juga gabisa ngajuin gugatan
PMH penghinaan ini
alinea selanjutnya → walaupun gitu, kalau si penghina emang berniat terus-menerus
menghina, dia harus ngasih ganti rugi
Unsur-unsur PMH:
- Perbuatan
aktif → melakukan perbuatan yang intinya melanggar hukum dan mengakibatkan
kerugian, serta dilakukan baik sengaja/atau
negatif → tidak berbuat terhadap apa yang menjadi kewajiban hukumnya
terkait pemerintah → pemerintah membiarkan jalanan rusak sehingga ada korban
- Melawan hukum
Baik hukum tertulis maupun tidak tertulis
a. melanggar hak subjektif orang lain
hak yang dimiliki oleh individu yang dilindungi oleh undang-undang
con: mencuri berarti melanggar hak kepemilikan orang lain, penghinaan dan
pemerkosaan melanggar hak kehormatan orang lain
b. melanggar kewajiban hukum
ada kewajiban yang diatur oleh undang-undang → terkait perbuatan
negatif/pasif
c. melanggar kesusilaan
melanggar ketentuan hukum tidak tertulis
d. melanggar patiha
melanggar kepatutan, ketelitian, kehati-hatian
lebih konkrit karena diatur dalam ketentuan khusus meskipun bukan hukum
positif yang diundangkan → misal kode etik
- kesalahan
seseorang dianggap bersalah apabila ia melakukan tindakannya secara sengaja/lalai
pembelaan → yang meniadakan unsur kesalahan : overmacht, menjalankan UU,
menjalankan perintah atasan/jabatan
- kerugian
tujuan ganti rugi → mengembalikan ke kondisi semula seandainya pmh tersebut tidak
terjadi = beda sama tujuan ganti rugi wanprestasi yakni menempatkan kreditur pada
keadaan seandainya prestasi dilaksanakan
jenis ganti rugi:
a. materil
biaya, rugi, bunga = minta ganti rugi kehilangan keuntungan/expectation
damages di pmh agak susah kecuali kalau dasar pmh itu ada hubungan
kontraktual (misal pelanggaran itikad baik dalam kontrak karena secara riil
tidak diperjanjikan dalam kontrak bahwa harus ada itikad baik)
kalau pmhnya tidak didasarkan pada hubungan kontraktual, maka yang bisa
diminta itu real damages (kerugian riil)
1243 → unsur-unsur ganti rugi → biaya dan bunga
b. immateril
ganti rugi atas kehilangan kesenangan hidup dan hanya mungkin dituntut
umumnya terkait orang pribadi
pencemaran nama baik → minta ganti rugi atas rusaknya reputasi badan
hukum → itu bukan minta ganti rugi immateriil karena rusaknya reputasi
perusahaan pasti berdampak ke penurunan pendapatan perusahaan dll jadi
ujung-ujungnya minta ganti rugi materil juga
nominal ganti rugi disesuaikan pada kedudukan para pihak
- hubungan kausalitas antara kesalahan dengan kerugian
conditio sine qua non → semua sebab yang bisa menimbulkan kerugian dapat dituntut
adequate theorie → mencari penyebab yang sebanding dengan kerugian
gabungan conditio sine qua non dan adequate theorie → contoh: dua orang masuk lift
dan mengakibatkan liftnya overload terus jatuh, dicari penyebabnya siapa ya
penyebabnya kedua orang itu
dalam praktik, gugatan pmh didasarkan pada 1365 KUHPer dan 1367 KUHPer
1365 → diberlakukan kalau pelaku itulah yang melakukan PMH sehingga ia dapat
dimintakan pertanggungjawaban
1367 → tanggung gugat (vicarious liability) → walau seseorang tidak bersalah tetap dapat
dimintakan pertanggungjawaban karena ia bertanggung jawab atas orang-orang yang berada
di bawah pengawasannya → sering digunakan kalau mau menggugat badan hukum terhadap
perbuatan yang dilakukan oleh karyawannya yang merugikan pihak ketiga
tergugatnya jadi 2, si karyawannya pakai pasal 1365 dan badan hukumnya pakai 1367 →
nanti biasanya pertanggungjawaban tanggung renteng
tanggung gugat:
a. terhadap orang
tanggung jawab majikan terhadap bawahannya tidak mengenal istilah overmacht (gak
ada dasar pemaaf).
misal sopir yang mengangkut barang perusahaan terus nabrak rumah orang, yang bisa
dimintakan pertanggungjawaban bukan hanya sopir namun juga perusahaannya
beda kalau kejadiannya di luar jam kerja ya itu tanggung jawabnya pribadi
kalau terkait murid-guru → masih ada dasar pemaaf overmacht
merupakan bentuk pertanggungjawaban resiko → kalau mempekerjakan orang ya
harus tanggung resiko kalau pekerja tersebut melakukan pmh atas pekerjaan yang kita
minta terhadap mereka
b. terhadap benda/hewan di bawah pengawasan
Onrechtmatige Overheidsdaad
sebelum UUAP, PMH oleh penguasa itu terkait keputusan tertulis
tapi sejak UUAP, tindakan materiil juga bisa jadi PMH oleh penguasa
resume perkara pengadaan barang dan jasa tahun 2014 → masuk lingkup peradilan perdata
atau TUN? → tugas kelompok deadlinenya pas uts → formatnya kayak kapos dalam bentuk
pdf dilampirkan putusan
biasanya terkait konstruksi gitu sih
Kontrak Baku → biasanya satu pihak lebih tinggi kedudukannya → apakah kontrak baku
menyalahi 1320 tentang kesepakatan? Mendegradasi unsur kebebasan berkontrak?
1. Apakah kontrak baku itu dalam perjanjian mendegradasi ketentuan 1320? Kebebasan
berkontrak?
2. Apa yang dimaksud dengan kontrak pemerintah? Telaah secara umum dari segi
perdata. Biasanya ada hal harta kekayaan, mengenai perikatan di mana pemerintah
yang diwakilkan lembaga/pejabat → terkait kewenangan pemerintah mengadakan
kontrak perdata, pakai ketentuan LKPP - Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah
Kontrak Baku
Larangan Klausula Baku → Pasal 18 UU Perlindungan Konsumen 1999
UAS → 15 Desember
Dasar kewenangan pemerintah dalam melakukan kontrak pemerintah
LKPP, Peraturan Pemerintah terkait → menambahkan unsur kecakapan pemerintah
Naskah Perjanjian yang dikeluarkan oleh pemerintah → termasuk perjanjian atau tidak
Deadline → 5 Desember → buat tugas kelompok
Resume → dikumpulkan H-1 UAS → lihat nanti jadwal UASnya aja kapan
Menjual harta warisan → atas nama seorang wanita yang meninggal 10 tahun lalu, siapa yang
berwenang menjualnya?
- Apakah ketika dia meninggal punya suami atau dalam keadaan cerai? Kalau punya
suami (meskipun sudah cerai) berarti ada unsur harta bersama, itu rumahnya harta
perkawinan atau harta bawaan?
- Orangnya agama apa, kalau Islam tetap harus apply waris Islam
- Apakah yang menjual rumah tersebut benar-benar berwenang? Kalau tidak
berwenang, bahkan orang yang salah → batal demi hukum → contohnya kasus Nirina
Zubir, kan yang menjual bukan pemilik tanah yang sah
Surrogate Mother
Black’s Law → a woman who carries a child to term on behalf of another woman and then
assigns her parental rights to that woman and the father → sewa rahim (karena sel telur dan
sperma tetap dari orang tua biologis)
Yang sering Surrogate Mother → India
Di Indonesia, surrogate mother belum ada pengaturannya dan belum diakui juga prakteknya
→ meskipun ya emang ada aja yang pakai jasa surrogate mother
Kalau surrogate mothernya unmarried, berarti anaknya ALK
Peraturan di atas lebih untuk bayi tabung sih…
Jatuhnya di Indonesia surrogate mother tuh pelanggaran hukum dan punya implikasi sanksi
pidana (meskipun belum jelas aturannya di mana)
Waralaba
Subjek: antara pelaku usaha di mana mereka melakukan suatu hubungan hukum dalam
kerangka perjanjian waralaba
Objek: suatu keunikan dari sistem bisnis yang dimiliki oleh seseorang dan digunakan oleh
orang lain, keunikannya dilindungi oleh HAKI → mostly merek dan rahasia dagang.
Merek dan Rahasia Dagang → perlu didaftarkan
Peraturan
Permendag 53/2012
Definisi
harus ada HAKI yang telah didaftarkan, jadi untuk bisnis yang HAKI-nya belum terdaftar
tidak bisa membuat waralaba → jalan tengahnya bikin perjanjian kerjasama biasa
Kriteria Waralaba?
syarat lain: telah terbukti telah beroperasi setidaknya 5 tahun
deklarasi franchisee dan franchisor ketika perjanjian berakhir → ketika ada terminasi lebih
awal terhadap perjanjian → clean-break statement (dulu ada di peraturan lama tapi sekarang
gak disebutkan lagi).
Terminasi → tidak boleh mendaftarkan waralaba eksklusif yang sama sampai pencabutan
pendaftarannya selesai → contoh klausula clean-break statement.
Jenis Waralaba
Distributorship
Chain Style
ini biasanya food and beverage → max 250 outlet, harus diberikan kepada perusahaan
lokal/small enterprise
Manufacturing Plans
franchisor dan franchisee → 80 persen kandungan lokal, penggunaan logo harus memakai
logo waralaba yang resmi (baik, dapat ditampilkan).
Kontrak Elektronik
perjanjian para pihak melalui sistem elektronik.
lingkup privat → menghasilkan kontrak elektronik
lingkup publik → pelayanan publik
kontrak elektronik → transaksi elektronik lingkup privat yang bersumber dari perjanjian yang
menggunakan sistem elektronik.
UU Perdagangan merujuk kepada KUHD, Pasal 1 KUHD merujuk kepada KUHPer → lex
specialis derogat legi generalis
Kontrak Elektronik tetap merujuk pada 1320 KUHPer
Pasal 19 → Para pihak yang melakukan Transaksi Elektronik harus menggunakan Sistem
Elektronik yang disepakati
Cara mengetahui kesepakatannya? Apabila tidak ada penawaran penggunaan media sebagai
acceptance, maka media yang digunakan dalam penawaran adalah media yang digunakan
untuk penerimaan.
transaksi elektronik → masuk ke perjanjian bernama maupun perjanjian tak bernama (1319
jo 1320 KUHPer)
Penggunaan HPI → Pasal 18 UU ITE → pakai pilihan forum/pilihan hukum, kalau gak ada
ya pake teori HPI
Tandatangan Elektronik
UU ITE → istilah TTD Elektronik
Praktiknya ada TTD Digital (bagian TTD Elektronik).
TTD scan bisa aja jadi TTD Elektronik, atau kode gitu juga bisa
Namun TTD seperti itu sangat mudah untuk disangkal (kerahasiaan, otentisitas, identitas,
kenirsangkalan).
TTD Digital → di Eropa advance electronic signature
Pasal 11 UU ITE
Akta Otentik yg TTD Digital → secara teknis otentik karena keasliannya terjaga.
Menggunakan teknologi kriptografi sehingga yang tidak memiliki password tidak bisa
membaca TTD tersebut → hanya pada dokumen tertentu.
Verifikasi → barcode, software, dsb