Anda di halaman 1dari 4

Tugas individu

PERBEDAAN TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG GUGAT

Disusun Oleh:

ADITIYA CHANDRA PRATAMA

(H1A117184)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2019
PERBEDAAN ANTARA TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG GUGAT

Pengertian Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat


1. Pengertian Tanggung Jawab atau Responsibility adalah keharusan seseorang sebagai makhluk
rasional dan bebas untuk tidak mengelak serta memberikan penjelasan mengenai
perbuatannya, secara retrospektif atau prospektif.
Berdasarkan pengertian diatas tanggung jawab diartikan sebagai kesiapan memberikan
jawaban atas tindakan-tindakan yang sudah dilakukan perawat pada masa lalu atau tindakan
yang akan berakibat dimasa yang akan datang. Bertanggung jawab menurut Kamus Umum
Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung ,memikul jawab,menanggung segala
sesuatunya,atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.

2. Pengertian Tanggung Gugat Tanggung gugat dapat diartikan sebagai partisipasi seseorang
dalam membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu konsekuensi-
konsekuensinya.

Entah dari mana awalnya terminologi “tanggung gugat” ini muncul, sampai sekarang tidak
bisa dijelaskan secara baik mengenai asal-muasal dan pengertian pastinya. Ini menjadi menarik
kalau kita coba sandingkan dengan pengertian tanggung jawab serta mencari apa beda keduanya.

Semakin menjadi menarik karena pembedaan istilah tanggung jawab dengan tanggung gugat
yang mulanya dikenal dalam dunia akademik hukum dan literatur-literatur hukum itu kini telah
masuk dalam materi muatan undang-undang. Pengertian terkait tanggung gugat salah satunya
ada di Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (UUAP). Dari
keseluruhan isi UUAP ada terminologi tentang tanggung jawab dan tanggung gugat pada Pasal 1
angka 23.

Bunyi lengkap pasal itu adalah: “Delegasi adalah pelimpahan kewenangan dari Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
yang lebih rendah dengan tanggung jawab dan tanggung gugat beralih sepenuhnya kepada
penerima delegasi”. Walaupun UUAP membedakan keduanya tetapi ia tidak mencoba
menetapkan definisi keduanya. Bahkan, Pasal 1 angka 23 tidak konsisten dengan Pasal 13 Ayat
(7) yang berbunyi: “Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memperoleh wewenang melalui
delegasi, tanggung jawab kewenangan berada pada penerima delegasi”. Ini tidak konsisten
karena kata tanggung gugat tidak lagi disertakan.

Kalau kita telusuri lebih jauh, tampaknya pembedaan istilah tanggung jawab dengan
tanggung gugat sangat dipengaruhi pembedaan istilah responsibility dengan liability dalam
kepustakaan berbahasa Inggris. Tanggung jawab dipadankan dengan responsibility sedangkan
tanggung gugat padanannya liability.

Ternyata ada juga yang menyamakan pengertian tanggung gugat dengan akuntabilitas
(accountability) yang mengandung pengertian: kesediaan untuk menggugat tanggung jawab yang
sudah diberikan kepada orang yang menerima dan bersedia melaksanakan tugas tertentu.

Dalam tulisan-tulisan yang terkait hubungan kontraktual antara perawat dengan kliennya,
ditemukan banyak mengandung muatan tanggung gugat yang dipersamakan dengan
accountability. Di sini kita bisa melihat pengertian yang dikemukakan oleh Barbara Kozier
dalam “Fundamental of nursing” (1983: 7, 25), bahwa accountability diartikan sebagai bentuk
partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu
konsekuensi-konsekuensinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada
pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani menghadapinya.

Ada juga beberapa pernyataan yang mengemukakan bahwa dalam hukum pidana ada
tanggung jawab pidana dan dalam hukum perdata ada tanggung gugat perdata. Kemungkinan
kondisi ini disebabkan dalam hukum pidana tidak ada gugatan tetapi tuntutan oleh penuntut
umum sedangkan dalam hukum perdata ada gugatan oleh penggugat terhadap tergugat sehingga
dalam hukum perdata dikatakan ada tanggung gugat.

Di tengah kegamangan terkait konsepsi tanggung gugat ini kita dapat menelaah pendapat
Peter Mahmud Marzuki. Beliau mengatakan, bahwa pengertian tanggung jawab dalam arti
liability diartikan sebagai tanggung gugat yang merupakan terjemahan dari liability/
aanspralijkheid, bentuk spesifik dari tanggung jawab. Menurutnya, pengertian tanggung gugat
merujuk kepada posisi seseorang atau badan hukum yang dipandang harus membayar suatu
bentuk kompensasi atau ganti rugi setelah adanya peristiwa hukum atau tindakan hukum.
Seseorang misalnya harus membayar ganti kerugian kepada orang atau badan hukum lain karena
telah melakukan perbuatan melanggar hukum (onrechtmatige daad) sehingga menimbulkan
kerugian bagi orang atau badan hukum lain tersebut. Istilah tanggung gugat berada dalam ruang
lingkup hukum privat.

Pendapat Peter Mahmud Marzuki ini tidak jauh berbeda dengan pendapat ahli hukum
perdata di awal abad ke-20 yaitu J.H. Niewenhuis, bahwa tanggung gugat merupakan kewajiban
untuk menanggung ganti kerugian sebagai akibat pelanggaran norma. Perbuatan melanggar
norma tersebut dapat terjadi disebabkan: (1) perbuatan melawan hukum, atau (2)
wanpretasi. Lebih jauh Nieuwenhuis menguraikan bahwa tanggung gugat itu bertumpu pada dua
tiang, yaitu pelanggaran hukum dan kesalahan.

Mengacu kepada pendapat Niewenhuis tersebut, maka dapat ditarik satu pemahaman bahwa
tanggung gugat itu dapat terjadi karena:

1. Undang-undang; maksudnya seseorang/pihak tertentu itu dinyatakan bertanggung gugat


bukan karena kesalahan yang dilakukannya, tetapi ia bertanggung gugat karena ketentuan
undang-undang. Tanggung gugat semacam ini dinamakan tanggung gugat risiko.
2. Kesalahan yang terjadi disebabkan perjanjian antara para pihak yang merugikan salah
satu pihak sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata (perbuatan melanggar
hukum). Tanggung gugat semacam ini dikenal dengan tanggung gugat berdasarkan unsur
kesalahan dan dalam perkembangannya juga karena pembuktian menjadi tanggung gugat
atas dasar praduga bersalah.

Sementara itu, pakar hukum dari Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman, J.
Satrio berpendapat bahwa istilah tanggung gugat tidak dikenal dalam hukum. Dia
menambahkan, jika yang dimaksud penanya dengan tanggung gugat adalah vrijwaring maka itu
berarti jaminan dari penjual bahwa pembeli tidak akan diganggu oleh orang lain yang
menyatakan punya hak lebih kuat dari pembeli. Namun, menurut Satrio, untuk istilah vrijwaring
sendiri tidak ditemui padanannya dalam Bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai