Anda di halaman 1dari 12

TINDAKAN NASABAH YANG MAMPU TETAPI MELALAIKAN HUTANG

PERSPEKTIF FATWA NO.17/DSN-MUI/IX/2000 TENTANG SANKSI ATAS NASABAH


MAMPU YANG MENUNDA-NUNDA PEMBAYARAN (Studi Kasus BPRS Amanah Insan
Cita Medan)

Tantangan yang dihadapi oleh lembaga keuangan syariah semakin beraneka ragam, seperti

penanganan sanksi yang dapat dikenakan atas nasabah mampu yang menunda-nunda

pembayaran angsuran menurut prinsip syariah. Dewan syari’ah nasional (DSN) yang salah satu

tugas pokoknya ialah mengkaji, menggali dan merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum

Islam dalam bentuk fatwa untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga

keuangan syari’ah. Sehingga DSN-MUI mengeluarkan fatwa No.17/DSN-MUI/IX/2000

tentang sanksi atas nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran. Kebolehan

menerapkan sanksi berupa uang atau nominal tertentu dalam hutang tersebut digunakan sebagai

bentuk disiplin membayar. Akan tetapi di BPRS Amanah Insan Cita Medan tidak menerapkan

fatwa No.17/DSN-MUI/IX/2000 tentang sanksi atas nasabah mampu yang menunda-nunda

pembayaran. Sehingga yang diterapkan hanya sekedar surat panggilan dan pengajuan kasus

perdata ke Pengadilan Negeri. Fatwa No.17/DSN-MUI/IX/2000 tersebut tidak diterapkan

karena BPRS Amanah Insan Cita Medan memandang bahwa Tindakan memberikan sanksi

pembayaran terhadap nasabah mampu yang lalai membayar itu tidak diperlukan. Lalai dalam

membayar hutang juga diatur dalam al Quran surah Al Baqarah ayat 282 yang berbunyi sebagai

berikut:

‫ب أٰن‬ ِ‫ٱكتُب ُۚوه وۡلي ۡكتُب بَّ ۡي نٰ ُك ۡم ٰكاتِ ُۢب بِ ۡٱلع ۡد ُِۚل وَٰل َۡيب ٰكات‬ ۡ
‫ين ءٰ ٰامنُ أواْ إِذٰا تٰ ٰدايٰنتُم بِ ٰد ۡي ٍن إِ ٰ ٓلأ أ‬ ‫ٰٓأَيٰيُّ ٰها ٱلَّ ِذ‬
ٌ ٰ ٰ ٰ ٰ ُ ٰ ٰ ُ ُ ٰ‫ٰجلٖ ُّم ٰسمٖى ف‬ ٰ ۡ ۡ ُۚ ٰ ۡ
ُۚ ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ
‫س ِمنهُ ٰش ۡئٖا فٰإِن ٰكا ٰن ٱلَّ ِذي ٰعلٰ ۡي ِه‬ َّ ‫ٱّللُ فٰليٰكتُ ۡب ٰوليُ ۡملِ ِل ٱلَّ ِذي ٰعلٰ ۡي ِه ٱۡلٰ ُّق ٰوليٰ ت َِّق‬
‫ٱّللٰ ٰربَّهُۥ ٰوَٰل يٰب ٰخ‬ َّ ُ‫ب ٰك ٰما ٰعلَّ ٰمه‬ ٰ ُ ۡ ٰ‫ي‬
‫ت‬ ‫ك‬
ۡ ۡۖ ۡ ‫ٱست ۡش ِهدوا ش ِه‬ ۡ ُۚ ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ
ۡ
ٰ ‫يدي ِن ِمن ِر ٰجالِ ُكم فٰإِن ََّّل يٰ ُك‬
‫وَن‬ ٰ ٰ ْ ُ ٰ ‫يع أٰن ُُيِ َّل ُه ٰو فٰليُملِل ٰولِيُّهُۥ بِٱل ٰعد ِل ٰو‬ ُ ‫ضعِي ًفا أ ٰۡو َٰل يٰ ۡستٰ ِط‬ ٰ ‫ٱۡلٰ ُّق ٰس ِف ًيها أ ٰۡو‬
ۡ ُۚ ۡ ۡ
‫ُّه ٰداأ ُء‬ ‫ٱلش‬ ‫ب‬ ‫َي‬ ‫َل‬‫و‬ ‫ى‬ ۡ ِ
ٰ ٰ ٰ ٰ ‫ُّه ٰداأء أٰن تٰض َّل إِح ٰدىٓ ُه ٰما فٰتُ ٰذكٰر إِح ٰدىٓ ُه ٰما ٱۡلُخٰر‬
ۡ ِ ِ ‫ۡي فٰرجلٖ و ۡٱمرأ َٰٰت ِن ِِمَّن تٰ ۡرض ۡو ٰن ِمن ٱلش‬ ِۡ
ٰ ٓ ٰ ٰ ٰۡ ٰ ٰ ُُۚ ٰ ٰ‫ٰر ُجل‬
ۡ ۡ ۡ ۡ ِ ‫سٔٔموا أٰن تكت بوه‬
ْ‫َّه ٰدةِ ٰوأٰد ٰٓنأ أََّٰل تٰ ۡرَٰتبُأوا‬
ٰٓ ‫ٱّللِ ٰوأٰق ٰوُم لِلش‬
َّ ‫ط عِن ٰد‬ ُ ‫ٰجلِ ِهۦُۚ ٓذٰلِ ُك ۡم أٰق ٰس‬
ٰ ‫صغ ًريا أٰو ٰكبِ ًريا إِ ٰ ٓلأ أ‬
ۡ
ٰ ُ ُ ُ ٰ ْ ‫إِذٰا ٰما ُدعُواْ ٰوَٰل تٰ ٰ ُ أ‬
ُۚۡ ۡ ۡ ۗ ۡ َّ ۡ ۡ
ٖ‫ضا َّأر ٰكاتِب‬
ٰ ُ‫وها ٰوأٰش ِه ُدأواْ إِذٰا تٰبٰايٰعتُم ٰوَٰل ي‬
ٰ ُ‫اح أَٰل تٰكتُب‬ٌ ٰ‫س ٰعلٰي ُكم ُجن‬ ٰ ‫وَنٰا بٰ ۡي نٰ ُك ۡم فٰلٰ ۡي‬
ٰ ‫اضٰرةٖ تُ ِد ُير‬
ِ ‫إََِّلأ أٰن تٰ ُكو ٰن ِ ٓتٰرةً ح‬
ٰ ٰ
ٍ ۗ ۡۖ ۗ ۡ ُۢ ۡ ُۚ
ِ ۡ
ٖ‫ٱّللُ بِ ُك ِل ٰشيء ٰعليم‬ َّ ‫ٱّللُ ٰو‬ ِ َّ ْ‫ٰوَٰل ٰش ِهيدٖٔ ٰوإِن تٰف ٰعلُواْ فٰإِنَّهُۥ فُ ُسو ُق بِ ُكم ٰوٱتَّ ُقوا‬
َّ ‫ٱّللٰ ٰويُ ٰعل ُم ُك ُم‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis
di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun
daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah
(keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-
orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan
dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka
yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil
maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi
Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)
keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai
yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan
saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya
hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA JASA EYELASH

EXTENSION YANG MENGALAMI KESALAHAN DALAM PEMASANGAN

PERSPEKTIF MAZHAB SYAFI’I (Studi Kasus Kota Medan)

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan maraknya jasa pemasangan eyelash extantion

di wilayah kota Medan dan masyarakat kurang memahami tentang hukum pemasangan

eyelas extention dalam hukum Islam serta perlindungan Terhadap konsumen dalam jasa

pemasangan eyelash extention.

Keharamannya sudah jelas dan dapat di lihat dipenjelasan berikutnya. Akan tetapi

penyedia jasa eyelash extension ini selalu lepas tangan terhadap kesalahan yang dibuat dari

prakteknya tersebut. Hal ini telah melanggar hak konsumen karena tidak memberikan
pelayanan yang baik dan terlindungi. Akan tetapi malah memberikan pelayanan yang tidak

optimal dan juga membahayakan.

Dalam perspektif hukum Islam terdapat peraturan yang didapatkan dari hadis dan firman

Allah SWT. Ada banyak tren mode di zaman sekarang salah satunya dengan eyelash extension.

Eyelash extension ialah proses penyambungan bulu mata buatan dengan bulu mata asli helai

perhelai dengan menggunakan bulu mata berbahan sintetis, bulu hewan dan rambut manusia

dan juga lem khusus agar bulu mata tampak tebal dan lentik. Proses pengerjaan eyelash

extension menghabiskan waktu kurang lebih 1-2 jam. Dan eyelash extension bisa bertahan 1

bulan lebih tergantung cara perawatan.

Saat ini belum ada pendapat ulama tentang tanam bulu mata karena tanam bulu mata ini

sudah termasuk ke hukum Islam kontemporer, tetapi, ada beberapa pendapat ulama tentang

hukum penyambungan rambut palsu. Apabila rambut asli disambungkan dengan bukan rambut

manusia tapi tergolong rambut suci atau tidak najis maka pendapat para ulama mazhab syafi’I

hukumnya adalah haram ketika perempuan tersebut tidak bersuami. Apabila perempuan

tersebut memiliki suami maka terdapat 3 pendapat. Pertama, tidak boleh berdasarkan hadis.

Kedua, boleh. Ketiga, apabila dia melakukannya dengan izin suami maka boleh. Apabila tidak

diizinkan maka itu haram.1

Sedangkan An-Nawawi berkata, pendapat yang terpilih dan lebih rinci oleh para ulama

mazhab. Mereka mengatakan bahwa seorang perempuan ketika menyambung rambutnya

dengan rambut manusia, maka haram hukumnya baik dari izin suami. Diharamkan juga

memanfaatkan rambut manusia dan anggota tubuh yang lain karena kemuliaannya. Apabila

menyambung rambutnya dengan rambut selain rambut manusia, seperti bulu hewan yang tidak

1
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Jilid 3, (Jakarta: Tinta Abadi Gemilang, 2013). h. 415.
boleh dimakan dagingnya apabila terpisah darinya dalam keadaan hidup, maka hukumnya

haram juga.

Maka dalam hukum Islam sebagai umat muslim tidak dipekenankan untuk menjalankan

operasi karena pembuatan tersebut adalah salah satu cara mengubah ciptaan Allah SWT.

Apakah bedah plastik dilakukan untuk mempercantik diri, seperti menghilangkan tanda-tanda

penuaan dini diwajah dan badan dengan mengencangkan kulit dan payudara, melangsingkan

pinggang, memperbesar pinggul, sulam bibir, sulam alis, tanam bulu mata Extension maka

bedah plastik untuk demikian tidak dapat dibenarkan oleh hukum islam. Alasan keharaman

bedah plastik untuk tujuan kecantikan, menurut Salim bin ‘Ied Al-Hilali2 membahas QS. an-

Nisa’(4) ayat 119 dengan mengutip hadis berikut ini:

ِ ‫اَّللِ ۚ و م ن ي ت‬
ِ‫َّخ ذ‬ ِ ِ ِ ‫و ََل‬
َ ْ َ َ َّ َ‫َّه ْم َو ََلُمَ نِ يَ نَّهُ ْم َو ََل مُ َر ََّّنُ ْم فَ لَيُ بَ تِ كُ نَّ آ ذَ ا نَ ْاَلَنْ عَ ا ِم َو ََل مُ َر ََّّنُ ْم فَ لَيُ غَ ِِّيُنَّ َخ لْق‬
ُ ‫ُض لَّن‬ َ

.‫اًن مُ بِيناا‬
‫س َر ا‬ ِ َِّ ‫ون‬ِ ُ‫ال شَّ يْ طَا نَ و لِيًّا مِ ن د‬
ْ ُ‫اَّلل فَ قَ ْد َخ س َر خ‬ ْ َ

(QS. An-Nisa/4:119)

Artinya: ”Dan Benar-benar akan menyesatkan mereka dan akan menyuruh mereka memotong

(telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya dan akan suruh

mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu bener bener mereka mengubahnya Barangsiapa

yang menjadikan setan menjadi pelindungan selain Allah, maka sesungngguhnya ia

menderita kerugian yang nyata”.(QS. An-Nisa/4:119)

Shahih Bukhari, nomor hadist 5943.

2
Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali, Ensiklopedia Larangan Menurut Al-Quran dan As-Sunnah (Bogor:
Pustaka Imam Asy-Syafi’i,2005), h. 247.
ِ ِ َِّ ‫ اَ ْخَب ًَن َعب ُد‬،‫ضي ح َّدثَِِن ُُمَ َّم ُد بن م َقاتِ ٍل‬
ِ ٍ
َ ‫ َع ْن ابْ َراه‬،‫صوِر‬
‫ َع ِن‬،َ‫ َع ْن َعلْ َق َمة‬،‫يم‬ ُ ‫ َع ْن َم ْن‬،‫َب ًَن ُس ْفيَا ُن‬
ََ ‫ اَ ْخ‬،‫اَّلل‬ ْ ََ ُ ُْ َ َ ‫ابْ ِن َم ْسعُو د َر‬

َِّ ‫ات َخلْ َق‬


‫اَّلل>> َما ِِل الَ أَل َْع ُن‬ ِ ‫ املَغَِِّي‬،‫ات لِلْحس ِن‬
ِ ‫ات واملُتَ َفلِِج‬ ِ ‫َات واملُستَ وِِث‬
ِ ‫ واملُتَ نَ ِم‬،‫َات‬ ِ ِ ‫اَّلل‬
َ ُْ َ َ ‫ص‬ َ ِ َ ْ ْ َ ‫الواِث‬ َ َُّ ‫ << ل ََع َن‬:‫ال‬ َّ
َ َ‫اَّللُ َعنْهُ ق‬

َِّ ‫ و ُهو ِِف كِتَاب‬،‫اَّلل عَلَي ِه و سلَّم‬


ِ َِّ ‫ول‬
.3 ‫اَّلل‬ َ َ َ َ َ َ ْ َّ ‫صلَى‬ َ ‫اَّلل‬ ُ ‫َم ْن ل ََعنَهُ َر ُس‬

Ayat al-Quran yang sering dijadikan dalil untuk melarang kegiatan operasi plastik, dan

sedang sesuatu yang mengubah bentuk yang sudah di ciptakan Allah SWT. Sepanjang

penelusuran penulis, tidak ditemukan asbabun nuzul QS. An-Nisa/4:119 di atas baik dalam

kitab Asbab An-Nuzul karya Imam as-Sayuthi4 maupun kitam Asba An-Nuzul Al-Quran karya

Al-Wahidi.5 Karena itu, penulis akan membahas berbagai penafsiran ayat tersebut di atas.

Sayyid Qutb dalam kitab tafsir Fi Zailal Al-Qurannya mengatakan bahwa perbuatan

mengubah ciptaan Tuhan merupakan bentuk kesenangan sesaat yang disebabkan godaan setan

kepada manusia, hal ini melupakan kesenangan palsu. Lebih jauh, yang termasuk mengubah

ciptaan Tuhan adalah Memotong bagian tubuh tertentu seperti mengebiri dan mentato kulit.6

Al-Maraghi dalam kitab Tafsir Al-maraghi-nya menilai QS. An-Nisa/4:119 sebagai ayat

yang menjelaskan tentang upaya setan yang tidak berhenti menggoda manusia agar terus

berangan-angan untuk mengutamakan bersenang-senang dan mengabaikan taubat dan berbuat

kebaikan. Al-Maraghi lebih jauh mengatakan bahwa perubahan yang dimaksud adalah

perubahan indrawi seperti pengebiri, dan perubahan maknawi seperti agam Allah, hal ini

karena keduanya merupakan fitrah.7 Demikian juga dengan Ibnu Katsir dalam kitab Tafir Al-

3
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah Al- Bukhari, Shahih Bukhari, Juz IV
(Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 1971), h.86.
4
Jalaluddin Abi Abdurrahman As-Sayuthi, Asbab An-nuzul (Beirut: Mussasah Al-Kutub Ast-
Tsaqafiyah,2002), h.55.
5
Ali bin Ahmad Al-Wahidi Al-Naisaburu Abu Al-Hasan,asbab An-Nuzul Al-Quran (Beirut: Dar Al-
Kitab Al-Jadid,1996), h.75.
6
Sayyid Qutb, Tafsir fi Zilal Al-Qur’an.Vol.III (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), h.81.
7
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi (Semarang:Toha Putra,1993), h. 288.
Quran Al-Adzim-nya, ia mengatakan bahwa “dan akan membangkitkan angan-angan kosong

dari mereka” adalah setan sentiasa menggoda untuk menunda – nunda dan setan akan menipu

manusia melalui diri mereka sendiri. Adapun yang termasuk mengubah disi adalah mengebiri

serta mengubah agama Allah SWT.8

M. Qurais Shihab dalam kitab Tafsir Al-Misbah-nya mengatakan bahwa “dan akan saya

suruh mereka (mengubah ciptaan Allah) lalu mereka bener-bener akan mengubahnya

mengandung pemahaman bahwa perubahan yang ditunjukan dalam ayat ini yaitu untuk

semakin memperburuk wajah atau bentuk wajah. Termasuk yang mengubah ciptaan Allah

sebagaimana dipahami ayat ini adalah mengebiri, homoseksual, lesbian dan lainnya yang tidak

sesuai fitrah manusia”.9

Lebih jauh, M. Qurais shihab mengatakan bahwa “larangan tersebut dilandasi jika caranya

menyakiti, memperburuk, serta melakukannya untuk mengikuti setan. Kerena itu, memotong

kuku, mencukur rambut, khitan, dan semacamnnya termasuk mengubah ciptaan tuhan yang

tidak dilarang agama.10

Wahbah az-Zuhaily dalam kitab at- tafsirul wajiz-nya mengatakan bahwa yang dilarang

oleh ayat ini adalah “pengubahan ciptaan Allah yang berupa organ fisik manusia segingga tidak

sesuai dengan fitrah dan nilai-nilai kebaikan serta tenggelam dalam keburukan.11 Sementara

hamka juga dalam kitab Tafsir Al-Azhar-nya mengatakan bahwa mengubah ciptaan Allah yang

dimaksudkan dalam QS. An-Nisa:119 yaitu mengubah agama Allah dan mengebiri”.12

Sampai di sini, berbagai penafsiran di atas memberi pemahaman bahwa mengubah

ciptaaan Tuhan yang dimaksudkan kebanyakan merujuk kepada upaya mengebiri. Dalam hal

8
Ibnu Kasir,Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim (Bogor:Pusta Imam Syafi’I,2004), h. 411.
9
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah:Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an (Bandung: Mizam,
2002), h.723.
10
Ibid. h.723-724.
11
Wahbah Az-Zuhaily, At-Tafsirul Wajiz (Damaskus: Dar Al-Fikr,1996), h. 98.
12
Hamka, Tafsi Al-Azhar ( Jakarta: Pustaka Panjimas, 2004), h. 367-368.
ini, para penafsiran melarang manusia mengubah ciptaan Tuhan dengan mengebiri.

Selanjutnya, dari sekian penafsiran yang dikemukakan, hanya M. Qurais shihab yang

cenderung mengutamakan keselamatan, dalam artian bahwa jika berdampak buruk maka

dilarang. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa oprasi plastik cenderung

dihindari. Namun, jika memperhatikan penafsiran M. Quraish shihab, maka standar

kemaslahatan menjandi syarat dapat dilakukanjika dibutuhkan: untuk memperbaiki dan

mengobati bagian tubuh, bukan sekedar mengikuti trend atas kecantikan.

Adapun Hadist yang digunakan dalam artikel ini adalah hadis yang dirwayatkan oleh al-

Bukhari dalam kitabnya Shaih Bukhari Hadis 5943.13 Adapun isinya sebagai berikut:

“telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Muqatil telah mengabarkan kepada kami

Abdullah telah mengabarkan kepada kami Sufayan dari Manshur dari Ibrahim dari ‘Alqamah

dari Ibnu Mas’ud RA, ia berkata: Allah SWT. Mengutuk wanita yang tukang tato, yang minta

di tato, yang menghilangkan bulu, yang dihilangkan bulu mata dan para wanita yang memotong

giginya yang semuanya itu dikerjakan dengan maksud untuk kecantikan dengan mengubah

ciptaaan Allah.”

Dalam kita shahih bukhari, hadis yang setema dengan hadis di atas juga terdapat pada

hadis nomor 4886 riwayat Muhammad bin Yusuf 14, Hadis nomor 5931 riwayat Utsman, 15

Hadis nomor 5939 riwayat Ishaq bin Ibrahim,16 Hadis nomor 5948 riwayat Muhammad bin Al-

13
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah Al-Bukhari,Sahih Bukhari,Juz IV
(Beirut: Dar Al- Kutub Al-Ilmiyah,1971), h. 86.
14
Teks terjemah Hadisnya sebagi berikut: “semoga Allah melaknati perempuan-perempuan yang
mentato dan yang meminta dirinya ditato, perempuan-perempuan yang mencukur alisnya, serta perempuan-
perempuan yang merenggangkan gigi supaya lebih cantik, mereka telah mengubah ciptaan Allah...”
15
Terjemahan Hadisnya adalah “Allah melaknat perempuan-perempuan yang membuat tato dan minta
ditato, perempuan-perempuan yang mencabut bulu-bulu di wajah, perempuan-permpuan yang menjarangakn gigi
untuk kecantikan yang merubah ciptaan Allah...”
16
Arti terjemahan Hadistnya adalah “Allah melaknat perempuan-perempuan yang membuat tato,
perempuan-perempuan yang menjarangkan gigi untuk kecantikan, yang merubah ciptaan Allah...”
mutsana,17 serta juga terdapat dalam kitab-kitab Hadis lainya. Selajutnya , dikarenakan Hadis

yang dikutip dalam artikel ini merupakan Hadis yang diriwayatkan oleh imam al- Bukhari,

maka kiranya tidak perlu melakukan pengecekan kesalahan sanad Hadis, hal ini karena Hadis

diatas diyakin shahih sebagaimana yang umum dipahami bahwa hadis-hadis yang terdapat

dalam kitab Shahih Bukhari adalah Hadis-Hadis yang shahih.

Karena itu penulis, akan langsung membahas maatan Hadis tersebut. Ibnu Hajar al-

Asqalani dalam kitab Fathul Bari-nya mengatakan bahwa yang dimaksud dalam Hadis ini

adalah diperbolehkan melakukan pengubahan sepanjang itu merupakan kebutuhan untuk

mengobati atau untuk menutupi aib pada bagian tubuh manusia. Akan tetapi, pembuatan

tersebut akan terlarang jika hanya sekedar memuaskan kecantikan semata. 18 Lebih jauh, Ibnu

Hajar menyatakan bahwa yang dimaksud dengan pemahaman dengan mengubah ciptaan Allah

adalah adanya kesengajaan untuk mendzalimin dirinya sendiri.19

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa pelarangan yang

dimaksudkan dalam hadis tersebut yaitu larangan bagi perempuan untuk mengubah ciptaan

Allah yang hanya bertujuan untuk kecantikan semata, baik itu bertato, mencabut bulu mata dan

memotong giginya,. Hal ini dapat dinisbatkan pada kasus operasi plastik, dalam artian bahwa

upaya operasi plastik yang dilakukan hanya untuk kecantikan semata, maka perbuatan tersebut

dilarang dan termasuk perbuatan yang dilaknat oleh Allah SWT.

Penegasan yang terdapat dalam Hadis tersebut, baik Habis yang menjadi rujukan utama

penulis maupun Hadis-Hadis yang setema atau penguat, kesemuanya mengiri larangan

(baca:pelaknatan) dengan kecantikan sebagi faktornya. Dengan demikan, mengubah ciptaan

Allah seperti bertato, mencabut bulu mata dan memotong gigi, termasuk juga operasi plastik

17
Arti terjemahan Hadisnyya adalah “Allah melaknat perempuan-perempuan yang membuat tato dan
perempuan-perempuan yang minta ditato, perempuan perampuan yang mencabut bulu-bulu di wajah, dan
perempuan-perempuan yang meregangkan gigi untuk kecantikan, yang mengubah ciptaan Allah..”
18
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari (Jakarta: Pustaka Azzam,2008), h. 233.
19
Ibid. h. 856.
pada bagian tubuh lainnya tidak dihukumi sebagai perbuatan yang dilarang dan dilaknat apabila

dilandasi oleh unsur kebutuhan yang medesak seperti menutupi aib atau mengobati,

sebagaimana yang juga dikatakan oleh Ibnu Hajar al-Asqalani.

Dari berbagai penjelasan yang dipaparkan pada pembahasan –pembahasan sebelumnya,

maka dapat di tarik kesimpulan bahwa QS. An-Nisa/4:119 dan Hadis riwayat al-Bukhari dalam

kitab Shahih al-Bukhari no Hadis 5943 menjadi dalil Islam dalam An-Nisa/4:119 mengandung

pemahaman bahwa operasi plastik menjadi perbuatan yang dilarang jika perbuatan tersbut

merusak bagian tubuh manusia, serta tida bersifat kebutuhan atau hanya untuk sekedar

keinginan dan kesenangan. Demikian juga pada hadis riwayat Al-Bukhari yang membolehkan

operasi plastik atau sejenisnya dan sesuatu yang mengubah ciptaan Allah SWT. Jika hal itu

untuk memperbaiki atau mengobati bagian tubuh yang cacat, tetapi jika hanya untuk sekedar

kecantikan atau kesenangan semata, maka menjadi terlarang untuk dilakukan.

Disini saya mengkhususkan pembahasan mengenai exstension yang dapat di ketahui

dilarang oleh hukum islam berdasarkan Surah An-Nisa’/4:199 tersebut. Fenomena exstension

yang sedang marak digemari oleh kalangan kaum hawa baik remaja,dewasa, dan para ibu

rumah tangga ternyata dilarang untuk dilakukan oleh hukum Islam. Karena sering ditemui

kasus, setelah menanam bulu mata Extension ternyata bulu mata kita menjadi rontok. Itu

merupakan dampak negatif dan termasuk kasus yang terjadi akibat tanam bulu mata tersebut.

Ternyata iming-iming untuk mempercantik diri untuk membuat bulu mata menjadi lentik,

justru merugikan dengan rontoknya bulu mata asli kita tersebut. Dalam hal ini bukannya hanya

rontok saja, tetapi sampai berkutu karena adanya bakteri di bulu matanya dan menyebabkan

bulu mata kita menjadi botak. Dan itu sudah banyak di jumpain dari beberapa para remaja.

Pertama, keharaman penggunaan eyelash extension ini berasal dari keharaman

menyambung rambut yang dinyatakan dalam hadis Rasulullah sebagai berikut:


Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Yaḥya bin Yaḥya, telah mengabarkan kepada kami
Abu Muʿāwiyah dari Hisyām bin ʿUrwah dari Fāṭimah binti al-Mundzir dari Asmā’ binti
Abu Bakar ia berkata: Ada seorang wanita datang kepada Rasulullah saw. lalu dia berkata
kepada beliau: “Aku mempunyai seorang anak gadis yang akan menjadi pengantin
mempelai. Dia terkena penyakit campak sehingga rambutnya gugur. Bolehkah aku
sambung rambutnya?” Rasulullah saw. bersabda: “Allah melaknat orang yang
menyambung rambut dan yang meminta supaya rambutnya disambung.”20
Hal tersebut sebagai bentuk qiyas dari menyambung rambut. Memasang extension bulu

mata ini juga sama hukumnya dengan menyambung rambut. Ini merupakan hasil dari qiyas

menyambung rambut. Artinya, keharaman memakai extension sama dengan keharaman

menyambung rambut. Keharaman ini juga telah dinyatakan jelas oleh Rasulullah saw sendiri

dalam hadisnya.

Kedua, mudharat yang terkandung dalam praktek ini lebih tinggi dari manfaatnya.

Mudharatnya adalah sebagai berikut:

1. Bulu mata rontok

Penggunaan extension bulu mata yang terlalu lama dapat memberikan ketegangan

kepada bulu mata asli. Hal ini karena berat dari bulu mata palsu dapat memberikan tekanan

pada bulu mata asli dan justru dapat menyebabkan bulu mata asli rontok. Pada wanita dengan

akar bulu mata yang tak kuat maka dapat terjadi kerontokan bulu mata permanen21 . Hal ini

disebabkan karena terjadi kerusakan folikel bulu mata yang seharusnya membersihkan kotoran

dan debu agar tidak mengganggu pandangan. Folikel yang rusak atau mengelupas ini akan

20
Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Ṣaḥih Muslim, Juz 1, (Beirut: Dār al-Ihya atTuraṡ al-
‘Arabiy, t.th. ), h. 115.
21
https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/hidup-sehat/kecantikan/bahaya-extension-
bulumata/amp/ diakses pada 15 Oktober 2021
menghambat regenerasi bulu mata yang baru. Sehingga jika kehilangan bulu mata asli, maka

akan kehilangan pelindung mata.

2. Iritasi dan Alergi

Lem yang digunakan untuk menempelkan bulu mata dengan mata mampu menimbulkan

ruam pada mata, atau bahkan mampu menyebabkan mata menjadi merah dan timbul

gelembung seperti terisi air pada kulit wajah, terlebih jika kita memiliki kulit yang sensitif.

Sejumlah penemuan bahkan menambahkan adanya kandungan senyawa kimia formaldehida

pada beberapa perekat extension bulu mata yang beredar, senyawa ini berpotensi menyebabkan

reaksi alergi22 .

3. Mata Terluka

Penggunaan perekat langsung ke bulu mata alami berpotensi menimbulkan infeksi pada

mata. Berdasarkan laporan kasus yang dilaporkan ke American Academy of Ophthalmology

(AAO), terdapat beberapa kasus dari konsumen yang mengalami infeksi pada kornea mata dan

kelopak matanya setelah melakukan perawatan tanam bulu mata. Selain itu, baik subtansi dari

bulu mata palsu maupun perekatnya rentan untuk terpapar bakteri dan virus. Adanya bakteri

dan virus pada bulu mata palsu yang direkatkan pada bulu mata asli berpotensi menyebabkan

bagian depan mata mengalami peradangan, atau dalam dunia medis dikenal dengan

konjungtivis, hal ini dapat mempengaruhi kualitas penglihatan20 . Gejala yang biasanya

dialami adalah bengkak pada kelopak mata, kemerahan pada mata disertai keluhan nyeri, gatal

serta keluarnya kotoran mata berwarna kekuningan. Jika tidak ditangani dengan optimal, maka

dapat menimbulkan luka pada kornea mata, sehingga penglihatan menjadi menurun.23

22
Ibid
23
Ibid

Anda mungkin juga menyukai