Anda di halaman 1dari 7

KISI KISI UTS AMSP

Soal akmen

1. konsep 3e value for money

jwb: hal berapa

pengertian :

Pengertian Konsep ЗЕ hal 88

Konsep 3E (ekonomis, efisien, dan efektif) dikenal juga sebagai konsep Value for
Money (VFM). Berikut gambaran VFM menurut Higher Education Funding Council
for England atau HEFCE (2016).

1. Ekonomis atau sering disebut sebagai kehematan (hemat/tepat guna). mencakup


pengelolaan secara hati-hati atau cermat (prudency), dan tidak ada pemborosan.
Kegiatan operasional dikatakan ekonomis apabila kegiatan tersebut dapat
menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak perlu.

2. Efisien (berdaya guna) memiliki definisi yang berkaitan erat dengan konsep
produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan menggunakan perbandingan antara
output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output). Proses
kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila produk atau hasil pekerjaan
tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang semininal
mungkin (spending well). Pada dasarnya, terdapat pengertian yang hampir sama di
antara efisiensi dan ekonomis karena keduanya menginginkan adanya penghapusan
atau penurunan biaya (cost reduction).

3. Efektif (berhasil guna) merupakan hubungan antara output dengan tujuan atau
sasaran yang harus dicapai. Pada dasarnya, pengertian efektif ini berkaitan erat
dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan. Kegiatan operasional dikatakan
efektif apabila proses kegiatan tersebut dapat mencapai tujuan atau sasaran akhir
kebijakan (spending wisely).

2. Scorecard balance sama perspektif

Jawaban : hal 90

Pengertian Konsep BSC Balanced Scorecard terdiri dari dua kata, yakni (1) kartu
skor (scorecard) dan (2)berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang
digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja organisasi atau individu. Kartu skor
dapat juga digunakan untuk merencanakan skor yang ingin diwujudkan di masa
depan. Dengan kartu skor, skor yang ingin diwujudkan organisasi/individu di masa
depan dapat diperbandingkan dengan hasil kinerja yang aktual. Hasil perbandingan
ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja organisasi/individu yang
bersangkutan. Sementara maksud berimbang adalah untuk menunjukkan bahwa
kinerja organisasi/individu diukur secara berimbang dari dua aspek, yakni keuangan
dan nonkeuangan, jangka

pendek dan jangka panjang, serta internal dan eksternal. Balanced Scorecard
merupakan alat untuk:

1. Menerjemahkan strategi menjadi program kerja.

2. Mengintegrasikan seluruh strategi dalam organisası.

3. Menentukan indikator kesuksesan suatu organisasi.

4 Mengomunikasikan strategi untuk seluruh karyawan.

5. Mengendalikan pelaksanaan strategi organisasi.

Balanced Scorecard (BSC) juga merupakan suatu laporan semi-standar yang


terstruktur dengan dukungan rancangan metode maupun alat otomatisasi yang
dapat diandalkan. BSC ini digunakan oleh para manajer untuk mengetahui
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan para staf yang berada dalam pengawasan
manajemen terkait, sehingga konsekuensi yang timbul dapat segera direspons.

Umumnya, BSC menjadi sistem perencanaan dan sistem manajemen strategis yang
digunakan secara ekstensif di dalam bisnis dan industri, pemerintah, maupun
organisasi nirlaba di seluruh dunia demi menyelaraskan kegiatan usaha dengan visi
dan strategi organisası, meningkatkan komunikası secara internal dan eksternal, dan
memantau kinerja organisasi terkait implementasi strategi untuk mencapai tujuan.
Sebagai model kinerja, BSC efektif dalam mengartikulasikan hubungan di antara
masukan, proses, keluaran, dan hasil. BSC juga berfokus pada pentingnya
mengelola sejumlali komponen organisasi untuk mencapai beberapa prioritas terkait
strategi-strategi organisasi.

Perspektif Balanced Scorecard

Penyusunan BSC dimulai dengan menetapkan visi organisasi. Visi merupakan


gambaran mengenai keadaan organisasi yang ingin dicapai di masa yang akan
datang. Visi organisasi selanjutnya dijabarkan dalam bentuk misi. Misi mencakup
tugas, pokok, dan fungsi yang harus dilakukan organisasi untuk mewujudkan visi
yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam menjalankan sebuah misi, dibutuhkan sasaran-sasaran strategis agar


pelaksanaan misi tersebut benar-benar mengarah pada upaya untuk mewujudkan
visi. Sasaran strategis adalah hal-hal yang ingin dicapai, hal-hal yang ingin
dilakukan, maupun hal-hal yang seharusnya dimiliki. Sasaran strategis dipetakan
dalam sebuah kerangka hubungan sebab akibat yang menggambarkan pelaksanaan
strategi organisasi secara keseluruhan. Pencapaian sasaran strategis tersebut
diukur melalui indikator-indikator kinerja yang utama.

3. Pengertian kesenjangan

Pengertian Kesenjangan

Kesenjangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah hal (yang
bersifat, berciri) senjang; ketidakseimbangan: ketidaksimetrisan. Bab ini akan
membahas mengenai kesenjangan kinerja atau perbedaan antara kinerja aktual
dengan kinerja yang diharapkan dalam suatu organisasi publik. Dengan kata lain,
kesenjangan kinerja adalah perbedaan antara situasi saat ini dengan situasi
yang diharapkan.

4. Kelebihan dan kekurangan analisis kesenjangan

KELEBIHAN KEKURANGAN

· Mudah digunakan · Dapat mengidentifikasi peluang


yang tidak layak
· Dapat dilakukan relatif cepat
· Dapat mengabaikan faktor-faktor
· Mudah dipahami yang lebih penting

5. Mengapa pentingnya tujuan dalam organisasi


Fungsi dan Manfaat Indikator Prestasi Organisasi Publik

Indikator prestasi sektor publik merupakan jantung dari sistem pemantauan kinerja.
Indikator prestasi mendefinisikan data yang akan dikumpulkan untuk mengukur
kemajuan dan memungkinkan hasil aktual yang dicapai dari waktu ke waktu
diperbandingkan dengan hasil yang direncanakan. Dengan demikian, indikator
prestasi sangat diperlukan bagi manajemen untuk membuat keputusan berbasis
kinerja terkait strategi, program, dan kegiatan. Selain itu, indikator prestasi juga
berfungsi untuk menunjukkan atau memusatkan perhatian pada bidang yang
kinerjanya sangat baik atau bahkan yang memerlukan perhatian lebih lanjut.

Indikator prestasi organisasi publik memiliki berbagai manfaat, di antaranya untuk:


● Memberi para pengambil keputusan dalam organisasi publik untuk mengukur
atau menilai kinerja organisasi sektor publik.
● Mengukur pencapaian tujuan organisasi.
● Membantu pimpinan dalam upaya menjamin pengelolaan sumber daya yang
efektif dan efisien.
● Mencapai tujuan utama secara khusus. organisasi publik, baik secara umum
maupun
● Membuat para pengambil kebijakan lebih menghargai keseriusan dalam
menerapkan tujuan.
● Mendukung pengembangan kebijakan dan prioritas pengaturan dengan
mengidentifikasi faktor-faktor utama yang menyebabkan risiko.
● Mengembangkan rencana tindakan dan cara pelaksanaannya.
● Memonitor dampak terkait respons terhadap kebijakan.
● Membuat indikator instrumen yang efektif dalam pengambilan keputusan.

6. Gaya kepemimpinan
Hal 120-12

Jenis-Jenis Kepemimpinan terkait Indikator Prestasi Organisasi Publik

Pada Bab 1 disebutkan bahwa komitmen dan dukungan pimpinan organisasi publik
merupakan modal utama bagi peningkatan prestasi organisasi sektor publik. Selain
itu, disebutkan pula bahwa indikator prestasi harus memberikan tujuan yang jelas
bagi seluruh staf termasuk pemahaman bagaimana indikator prestasi terkait dengan
keberhasilan organisasi secara keseluruhan. Hal ini berkaitan dengan bagaimana
kepemimpinan dalam organisasi tersebut dilakukan, termasuk indikator prestasi
yang digunakan oleh organisasi tersebut. Kepemimpinan bukan merupakan satu
ukuran yang cocok/sesuai untuk semua organisasi. Dalam hal ini, seorang pemimpin
harus menyesuaikan "gaya kepemimpinannya dengan situasi atau kelompok
tertentu. Berikut beberapa gaya kepemimpinan yang dapat digunakan dalam
pencapaian indikator prestasi organisasi publik.

1. Kepemimpinan transaksional. Kepemimpinan yang memotivasi bawahan atau


pengikut dengan keinginan pribadinya. Kepemimpinan transaksional juga
menyertakan nilai, yang mana nilai itu relevan dengan proses pertukaran (exchange
process) yang tidak langsung mengenai substansi perubahan yang dikehendaki.
Dengan kepemimpinan transaksional, indikator prestasi dapat diupayakan
pencapaiannya dengan memotivasi para pekerja agar dapat bekerja sesuai target
yang ditetapkan sebelumnya

2. Kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan bekerja melalui orang lain


dengan mentransformasikan sumber daya organisasi dalam rangka mencapai target
yang telah ditetapkan. Apabila target terpenuhi, maka indikator prestasi organisasi
pun dapat tercapai.

3 Kepemimpinan otokratis/otoriter. Kepemimpinan otokratis adalah bentuk ekstrim


dari kepemimpinan transaksional, yang mana pemimpin memiliki kekuatan penuh
atas anggota-anggotanya. Kepemimpinan jenis ini dapat mendorong para pekerja
untuk memenuhi seluruh indikator prestasi yang telah ditetapkan.

4. Kepemimpinan birokratif. Kepemimpinan yang bekerja sesuai panduan, mengikuti


seluruh aturan secara ketat, dan memastikan bahwa semua prosedur yang terkait
diikuti secara tepat. Proses pemastian ini juga dapat dilakukan sampai pada
pencapaian indikator prestasi organisasi publik yang ditetapkan.

5. Kepemimpinan karismatik. Kepemimpinan yang didasarkan pada keadaan atau


bakat yang dikaitkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam hal kepemimpinan,
yang mana seseorang membangkitkan rasa kagum orang lain terhadap dirinya.
Kekaguman para pekerja terhadap pemimpinnya akan menjadi pemicu adanya
peningkatan kinerja/ prestasinya bagi organisasi.

6. Kepemimpinan demokrasi/partisipatif. Kepemimpinan yang melibatkan para


pekerja dalam aktivitas pengambilan keputusan. Meskipan demikian, pimpinan tetap
membuat keputusan akhir. Dalam pencapaian indikator prestasi, kepemimpinan
partisipatif akan menetapkan indikator prestasi dan pencapaiannya dengan
melibatkan para pekerjanya.

7. Kepemimpinan Laissez-Faire. Kepemimpinan yang membiarkan orang-orangnya


bekerja sendiri. Jenis kepemimpinan ini dapat terjadi secara alami saat manajer
tidak memiliki kendali yang cukup atas pekerjaan dan para pekerjanya. Dalam
pencapaian indikator prestasi, jenis kepemimpinan ini akan mengalami kesulitan.

8. Kepemimpinan yang berorientasi tugas. Kepemimpinan yang hanya fokus pada


upaya untuk melaksanakan pekerjaan dan dapat bersifat otokratis. Pekerjaan dan
peranan yang dibutuhkan, penempatan struktur, perencanaan, pengaturan, dan
pengawasan pekerjaan dapat secara aktif didefinisikan. Dalam pencapaian indikator
prestasi, jenis kepemimpinan ini sangat mendukung karena berorientasi pada
pelaksanaan pekerjaan dan pencapaian yang telah ditetapkan.

9. Kepemimpinan people-oriented/relations-oriented. Kepemimpinan yang fokus


pada pengorganisasian, pemberian dukungan, dan pengembangan para pekerja. Ini
adalah gaya partisipatif dan cenderung mendorong adanya kerjasama tim yang baik
dan kolaborasi yang cukup kreatif. Ini adalah kebalikan dari kepemimpinan yang
berorientasi tugas. lenis kepemimpinan ini dapat memfasilitasi kreativitas para
pekerja dalam rangka mencapai indikator prestasi.

10. Kepemimpinan yang "melayani." Kepemimpinan yang melayani adalah bentuk


kepemimpinan yang demokratis karena seluruh tim cenderung terlibat dalam
pengambilan keputusan. Namun, pemimpin yang melayani sering kali memimpin
dari belakang, memilih untuk tetap keluar dari pusat perhatian, dan membiarkan
anggota tim menerima pengakuan atas kerja kerasnya. Aktivitas pengambilan
keputusan pada jenis kepemimpinan ini seharusnya termasuk pencapaian indikator
prestasi organisasi

7. Komponen Indikator Prestasi


Kesejahteraan publik dapat dinilai dari tercapainya indikator prestasi kesejahteraan
publik yang dikelompokkan ke dalam beberapa indikator (Edward Anderson, 2008),
yaitu:

a. Indikator Pendidikan

Pendidikan merupakan indikator kesejahteraan publik yang paling banyak


digunakan. Terdapat dua macam informasi dalam penilaian terhadap pendidikan,
yakni tingkat pendidikan dan tingkat pencapaian pendidikan. Pendidikan yang
mudah dan murah merupakan impian bagi semua orang karena melalui pendidikan
yang mudah dan murah itu, semua orang dapat dengan mudah mengakses
pendidikan setinggi ingginya. Dengan pendidikan yang tinggi tersebut, kualitas
sumber daya manusia akan semakin meningkat. Dengan demikian, kesempatan
untuk mendapatkan pekerjaan yang layak menjadi semakin terbuka. Dengan

b. Indikator Kesehatan

Kesehatan merupakan indikator kesejahteraan publik yang penting. Kualitas


kesehatan yang semakin meningkat dan merata harus menjadi perhatian utama
karena kesehatan merupakan faktor kunci untuk memperoleh pendapatan dan
pendidikan. Jumlah dan jenis pelayanan kesehatan harus sangat banyak agar
masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan tidak dibatasi oleh jarak dan
waktu. Setiap saat masyarakat membutuhkan, mereka dapat mengakses layanan
kesehatan yang murah dan berkualitas. Apabila masih banyak keluhan masyarakat
terkait layanan kesehatan, maka itu pertanda bahwa organisasi publik masih belum
mampu memberikan layanan yang baik untuk mencapai taraf kesejahteraan seperti
yang diinginkan.

c. Indikator Fasilitas Rumah Tangga Setiap survei yang dilakukan di berbagai negara
menyatakan bahwa tingkat kesejahteraan rumah tangga dapat diukur melalui
pencapaian indikator, seperti:

Sumber air minum.


Sumber sanitasi

Sumber pencahayaan.

Setiap survei juga berisi informasi mengenai jenis hunian yang dihuni oleh setiap
rumah tangga, meliputi: jenis bahan bangunan, status sewa/milik sendiri, jumlah
kamar, dan lain sebagainya.. Terdapat berbagai cara yang mana orang mungkin
membangun indikator kesejahteraan dari informasi ini, tapi yang menentukan adalah
jumlah kamar di hunian rumah tangga, tidak termasuk kamar mandi dan dapur,
untuk setiap anggota rumah tangga berusia dewasa. Hal ini bukan indikator
kesejahteraan yang menandakan tingkat kesejahteraan; akan tetapi, fasilitas yang
memadai juga akanmemengaruhi tingkat kesejahteraan individual . Indikator Jumlah
Aset Rumah Tangga

d Jumlah aset rumah tangga memiliki kemmungkinan akan memengaruhi tingkat


kesejahteraan masyarakat. Hal ini didasarı dua alasan Pertama, dengan jumlah aset
yang lebih banyak, semakin tinggi nilai potensi

2 lagi katanya panjang x

Anda mungkin juga menyukai