Anda di halaman 1dari 4

Nama kelompok :

1. Abdunafii Ahmad Muzaki (2310501018)


2. Restu Dimas Andrean (2310501022)

Buatlah uraian secara lengkap tentang Energi terbarukan, meliputi:


1. Sumber Energi Terbarukan
2. Sumber Energi Hidro
3. Identifikasi potensi PLTMH
• Potensi PLTMH
• Ketersediaan Air
• Potensi Topografi
• Potensi Jarak Pemanfaatan
• Potensi Infrastruktur
• Analisis Hidrologi
• Analisis Debit
• Estimasi Potensi Daya Pembangkit
4. Studi Kelayakan PLTMH sesuai dengan SN

JAWABAN =
1. Sumber Energi Terbarukan:
Energi terbarukan adalah sumber daya energi yang diperoleh dari sumber alam yang dapat
diperbaharui secara terus-menerus atau dalam skala waktu manusia yang praktis tak terbatas. Ini
berbeda dengan sumber energi non-terbarukan seperti bahan bakar fosil, yang jumlahnya terbatas dan
akan habis pada suatu saat. Beberapa sumber energi terbarukan meliputi:
 Energi Matahari (Solar): Diperoleh dari sinar matahari yang dikonversi menjadi listrik
melalui panel surya atau energi termal melalui kolektor surya.
 Energi Angin (Wind): Diperoleh dengan menggunakan turbin angin yang mengubah energi
kinetik angin menjadi energi listrik.
 Energi Air (Hydropower): Diperoleh dari energi kinetik air yang menggerakkan turbin untuk
menghasilkan listrik.
 Energi Biomassa: Diperoleh dari material organik seperti kayu, limbah pertanian, dan limbah
industri yang dapat diubah menjadi bahan bakar atau listrik.
 Energi Geotermal: Diperoleh dari panas bumi yang diekstraksi melalui sumur geotermal
untuk menghasilkan listrik.

2. Sumber Energi Hidro:


Energi hidro adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir atau terdapat dalam bentuk
tertutup seperti waduk. Sumber energi hidro dapat digunakan untuk menghasilkan listrik melalui
pembangkit listrik tenaga air mini (PLTMH).
3. Identifikasi Potensi PLTMH:
-> Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) adalah pembangkit listrik tenaga air kecil yang
biasanya digunakan untuk memasok listrik pada skala lokal, seperti desa-desa terpencil atau wilayah
pedesaan yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik utama. Identifikasi potensi PLTMH dilakukan
dengan memperhitungkan beberapa faktor:

 Potensi Hidro: Perhitungan potensi energi hidro yang dapat diperoleh dari aliran sungai atau
potensi air terjun yang ada di suatu wilayah.
 Ketersediaan Air: Evaluasi ketersediaan air dalam jumlah yang cukup untuk menggerakkan
turbin PLTMH sepanjang tahun.
 Topografi: Analisis topografi wilayah untuk menentukan lokasi yang cocok untuk
membangun PLTMH, seperti kemiringan sungai atau ketinggian air terjun yang dapat
dimanfaatkan.
 Dampak Lingkungan: Evaluasi dampak lingkungan dari pembangunan PLTMH, termasuk
potensi dampak terhadap ekosistem sungai dan kehidupan masyarakat sekitar.
 Teknologi: Pemilihan teknologi turbin dan generator yang sesuai dengan karakteristik aliran
air yang ada di lokasi PLTMH.
-> Ketersediaan air adalah salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam identifikasi
potensi pembangkit listrik tenaga air (PLTA dan PLTMH). Berikut adalah beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan terkait ketersediaan air:
Debit Air: Debit air merujuk pada jumlah air yang mengalir dalam sungai atau aliran air
lainnya pada suatu waktu tertentu. Ketersediaan debit air yang mencukupi sangat penting
untuk menjaga kelancaran operasi pembangkit listrik tenaga air. Evaluasi historis dan prediksi
debit air yang dilakukan melalui studi hidrologi membantu dalam menentukan ketersediaan
air.
-> Potensi topografi merupakan faktor penting dalam identifikasi dan evaluasi potensi pembangkit
listrik tenaga air (PLTA dan PLTMH). Berikut adalah beberapa aspek potensi topografi yang perlu
dipertimbangkan:
1. Kemiringan Sungai : Kemiringan atau lereng sungai memengaruhi kecepatan aliran air.
Sungai dengan kemiringan yang curam cenderung memiliki potensi hidrologi yang lebih
besar karena energi kinetik air yang lebih tinggi dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan
turbin dan menghasilkan listrik.
2. Ketinggian Air Terjun : Ketinggian air terjun adalah perbedaan tinggi antara bagian atas dan
bagian bawah suatu aliran air. Air terjun yang tinggi biasanya memiliki potensi energi hidro
yang besar dan dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air. Lokasi dengan air
terjun yang signifikan menjadi target utama untuk pembangunan PLTA.
4. Identifikasi Potensi PLTMH:
Energi terbarukan adalah sumber energi yang diperoleh dari sumber alam yang dapat diperbaharui
atau terus terjadi secara alami, seperti matahari, angin, air, dan panas bumi. Salah satu bentuk energi
terbarukan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), yang menggunakan energi air
yang tersedia dalam aliran sungai atau aliran air lainnya untuk menghasilkan listrik. Studi kelayakan
PLTMH sangat penting untuk menentukan apakah suatu lokasi cocok untuk membangun PLTMH dan
apakah investasi tersebut akan menguntungkan.

Berikut ini uraian secara lengkap tentang studi kelayakan PLTMH sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI):

1. Studi Kelayakan Teknis:

 Analisis Hidrologi: Memeriksa debit air yang tersedia dalam aliran sungai atau sumber air
lainnya untuk menentukan potensi daya yang dapat dihasilkan.
 Analisis Topografi: Menilai topografi dan morfologi daerah untuk menentukan desain
pembangunan instalasi PLTMH.
 Analisis Geoteknik: Mengidentifikasi karakteristik tanah dan batuan untuk menentukan
desain struktur bangunan dan bendungan.
 Analisis Hidraulis: Memeriksa kemungkinan banjir dan risiko lainnya serta desain sistem
saluran air dan bangunan pelimpah.
2. Studi Kelayakan Ekonomi:

 Perkiraan Biaya Investasi: Menghitung biaya total yang diperlukan untuk merancang,
membangun, dan mengoperasikan PLTMH.
 Analisis Pendapatan: Memprediksi pendapatan yang dihasilkan dari penjualan listrik yang
dihasilkan oleh PLTMH.
 Analisis Biaya Operasional: Mengestimasi biaya bahan bakar, pemeliharaan, dan operasional
lainnya.
 Perhitungan Pengembalian Investasi: Menghitung tingkat pengembalian investasi (ROI) dan
masa pengembalian investasi (Payback Period) untuk menilai keuntungan finansial dari
proyek.
3. Studi Kelayakan Lingkungan:

 Evaluasi Dampak Lingkungan: Menganalisis dampak pembangunan dan operasi PLTMH


terhadap lingkungan, termasuk keanekaragaman hayati, kualitas air, dan ekosistem lokal.
 Penilaian Risiko Lingkungan: Menilai risiko pencemaran lingkungan dan mengidentifikasi
langkah-langkah mitigasi yang diperlukan.
 Perizinan Lingkungan: Memeriksa persyaratan perizinan lingkungan yang diperlukan untuk
memastikan kepatuhan dengan regulasi yang berlaku.
4. Studi Kelayakan Sosial:

 Konsultasi Masyarakat: Berkomunikasi dengan masyarakat lokal untuk memahami


kekhawatiran, kebutuhan, dan harapan mereka terkait proyek PLTMH.
 Manajemen Konflik: Mengelola konflik potensial dengan masyarakat lokal atau pemangku
kepentingan lainnya.
 Pemberdayaan Masyarakat: Mengidentifikasi peluang untuk memberdayakan masyarakat
lokal melalui pelatihan, penciptaan lapangan kerja, atau program pengembangan ekonomi
lokal.
5. Kesimpulan dan Rekomendasi:

 Analisis Kelayakan Total: Mengintegrasikan hasil dari semua studi di atas untuk menentukan
apakah proyek PLTMH layak dilaksanakan.
 Rekomendasi: Memberikan rekomendasi tentang kelanjutan proyek, termasuk tindakan yang
perlu diambil untuk meningkatkan kelayakan proyek jika diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai