Anda di halaman 1dari 9

7

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Praktek Kerja Industry

Implementasi dari SMK yang berorientasi pada dunia kerja, didasarkan pada

kebijakan Link and Match (keterkaitan dan kesepadanan). Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan merumuskan bahwa secara filosofis link and match merupakan cara pandang

bahwa pendidikan adalah bagian integral dari kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,

pendidikan harus dirancang dan dilaksanakan dalam kaitan yang harmonis dan selaras dengan

aspirasi dan kebutuhan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, sehingga hasilnya akan

benar-benar sesuai dengan tuntutan kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat.

Secara harfiah link berarti ada pertautan, keterkaitan, atau hubungan interaktif, dan

match berarti cocok, sesuai, serasi, atau sepadan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Dalam kaitan link and match diartikan sebagai proses pendidikan yang seharusnya sesuai dan

terkait langsung dengan kebutuhan pembangunan, sehingga hasilnya sesuai dengan tuntutan

kebutuhan tersebut, baik jumlah, mutu, jenis, maupun waktunya.

Tujuan link and match adalah untuk mendekatkan antara supply dan demand mutu

sumber daya manusia, terutama yang berhubungan dengan kualitas ketenagakerjaan, dimana

dunia pendidikan sebagai penyedia sumber daya manusia dan dunia kerja serta masyarakat

sebagai pihak yang membutuhkan. Link and match pada dasarnya menyangkut upaya

peningkatan sistem pendidikan agar benar-benar berfungsi sebagai wahana atau instrumen

bagi pembangunan dan perubahan sosial, sekaligus bermanfaat sebagai investasi untuk

pembangunan masa depan. Secara konseptual dimensi link and match dapat dibedakan

menjadi dua bagian, yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal. Dimensi internal

menyangkut tiga aspek, yaitu :

1. Secara vertikal, dimana program pembangunan pendidikan dan pengembangan


kebudayaan harus benar-benar terpadu dan terkait dengan implementasinya di
lapangan.

7
8

2. Secara horizontal yaitu upaya meningkatkan keterkaitan secara terpadu dan


selaras dengan program pembangunan pendidikan dan pengembangan
kebudayaan pada berbagai unit kerja di lingkungan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
3. Secara spesial, yaitu upaya untuk meningkatkan keterkaitan secara terpadu dan
selaras antara program dengan pelaksanaan pendidikan pada berbagai jenis dan
jenjang pendidikan. Pak Paham dalam Susiana (2005)

PRAKERIN dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang profesional

dibidangnya. PRAKERIN merupakan perkembangan dari magang yaitu belajar sambil

bekerja atau bekerja sambil belajar langsung dari sumber belajar dengan aspek meniru

sebagai unsur utamanya dan hasil belajar/bekerja itu merupakan ukuran keberhasilannya.

Raharjo dalam Susiana. (2005)

Kegiatan belajar dalam kelompok produktif, dapat digolongkan ke dalam tiga macam, yaitu

1. Orang yang memiliki keahlian dalam peningkatan kualitas produksi, pengolahan


bahan baku, dan penggunaan alat-alat produksi;
2. Orang yang belum memiliki kemampuan dalam peningkatan kualitas produksi, belajar
dari orang pertama melalui magang; dan
3. Orang yang telah memiliki kemampuan dari kelompok pertama melalui magang tetapi
masih dalam tingkatan lebih rendah, mereka ini bekerja untuk meningkatkan produksi
dengan diawasi oleh pihak pertama.
Dalam proses produksi, ketiga golongan tersebut saling berhubungan dan saling
membutuhkan. Sudjana dalam Susiana (2005).

B. Kebijakan PRAKERIN

Kebijakan pendidikan sistem ganda dikembangkan berdasarkan konsep dual system di

Jerman, yaitu suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang

memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan penguasaan

keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, dengan tujuan

untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Tujuan penyelenggaran Praktek

Kerja Industry (PRAKERIN) adalah:

1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional.

2. Memperkokoh link and match antara sekolah dengan dunia usaha.

3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja.


9

4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari

proses pendidikan.

Dalam pelaksanaan PRAKERIN pada sekolah menengah kejuruan, isi pendidikan dan

pelatihan meliputi :

a. Komponen pendidikan umum (normatif), meliputi : Mata pelajaran Pendidikan Pancasila

dan kewarganegaraan, Agama, Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan, Sejarah Nasional dan Sejarah Umum.

b. Komponen pendidikan dasar meliputi :Matematika, Bahasa Inggris, Biologi, Fisika dan

Kimia.

c. Komponen kejuruan, yaitu meliputi pelajaran teori-teori kejuruan dalam lingkup suatu

program studi tertentu untuk membekali pengetahuan tentang teknis dasar keahlian.

d. Komponen Praktek Dasar Profesi, berupa latihan kerja untuk menguasai teknik bekerja

secara benar sesuai tuntutan profesi.

e. Komponen Praktik Keahlian profesi yaitu berupa kegiatan bekerja secara terprogram

dalam situasi sebenarnya uanutk mencapai tingkat keahlian dan sikap profesional.

Untuk pengelolaan kegiatan belajar mengajar dalam pendidikan sistem ganda ini ada

beberapa prinsip dasar yaitu :

a. Ada keterkaitan antara apa yang dilakukan di sekolah dan apa yang dilakukan di

institusi/industri pasangan sebagai suatu rangkaian yang utuh

b. Praktek keahlian di institusi/industri pasangan merupakan proses belajar yang utuh,

bermakna dan sarat nilai untuk mencapai kompetesi lulusan.

c. Ada kesinambungan proses belajar dengan waktu yang sesuai dalam mencapai tingkat

kompetensi yang dibutuhkan.

d. Berorientasi pada proses disamping berorientasi kepada produk dalam mencapai

kompetensi lulusan secara optimal.


10

C. Pengertian PRAKERIN

PRAKERIN merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian

kejuruan yang secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dengan

program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia

kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian professional tertentu (Djojonegoro

1999).

Sedangkan menurut Wena dalam Muliati (2007) mengatakan bahwa pemanfaatan dua

lingkungan belajar di sekolah dan di luar sekolah dalam kegiatan proses pendidikan itulah

yang disebut dengan program PRAKERIN. Hal senada dikemukan oleh Nasir dalam Muliati

(2007) mengatakan bahwa PRAKERIN ialah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan

kejuruan yang memadukan program pendidikan di sekolah dan program pelatihan di dunia

kerja yang terarah untuk mencapai tujuan pendidikan kejuruan.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa PRAKERIN adalah

suatu bentuk pendidikan yang memadukan secara sistematis program pendidikan di sekolah

dan penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan belajar langsung di industri.

Dalam PRAKERIN, lembaga pendidikan atau lembaga pelatihan lainnya dan industri

secara bersama-sama menyelenggarakan suatu program pendidikan atau program pelatihan

mulai dari perencanaan, penyelenggaraan, dan penilaian, sampai dengan upaya penempatan

lulusan. Program pendidikan pada PRAKERIN diarahkan pada pencapaian kemampuan

profesional sesuai dengan tuntutan jabatan-pekerjaan yang berlaku di lapangan kerja.

D. Tujuan PRAKERIN

Setiap aktifitas tentu memiliki tujuan tertentu dan tujuan tersebut biasanya spesifik

sesuai kajian ilmunya, Adapun tujuan PRAKERIN:


11

a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja yang

memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan

lapangan kerja.

b. Memperoleh tenaga yang memiliki keahlian profesional.

c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas

profesional.

d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari

proses pendidikan.

Selain tujuan tersebut di atas menurut Sophie (2008) pelaksanaan PRAKERIN juga

bertujuan untuk:

a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional.

b. Memperkokoh "Link and Match" antara sekolah, dunia usaha dan dunia industri.

c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas

profesional.

d. Memberi pengakuan dan pnghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian

proses pendidikan.

E. Manfaat PRAKERIN

Kerja sama antara sekolah dengan dunia usaha/industri dilaksanakan dengan prinsip

saling membantu, saling mengisi, dan saling melengkapi untuk keuntungan bersama.

Berdasarkan prinsip tersebut, Praktek Kerja Industry (PRAKERIN) memberi nilai tambah

bagi pihak-pihak yang bekerja sama.


12

Manfaat Bagi Industri:

1. Perusahaan dapat mengenal secara langsung kualitas peserta didik yang belajar dan

bekerja di perusahaannya.

2. Keikutsertaan peserta didik dalam proses produksi selama pendidikan akan lebih

menguntungkan perusahaan.

3. Selama pendidikan melalui kerja industri peserta didik lebih mudah dikendalikan dalam

hal kedisiplinan maupun kepatuhan terhadap perusahaan.

4. Perusahaan dapat memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari ilmu pengetahuan

dan teknologi untuk kepentingan perusahaan.

5. Memberi kepuasan bagi dunia usaha atau industri karena ikut berperan serta dalam

menentukan hari depan bangsa melalui PRAKERIN.

6. Membantu peningkatan SDM dengan memberikan pengalaman praktek untuk siswa-

siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Manfaat Bagi Pihak Sekolah :

Menjamin tercapainya tujuan pendidikan dalam rangka memberi keahlian profesional

bagi peserta didik. Ada relevansi antara program pendidikan dengan kebutuhan lapangan

kerja. Memberi kepuasan bagi penyelenggara pendidikan (sekolah) karena lulusannya

terjamin memperoleh bekal yang bermakna baik untuk kepentingan tamatan, dunia kerja,

maupun kepentingan bangsa.

Manfaat Bagi Peserta Didik :

a. Hasil belajar akan lebih bermakna karena setelah tamat akan benarbenar memiliki

keahlian profesional sebagai bekal peningkatan taraf hidupnya.

b. Waktu pencapaian keahlian profesional akan lebih singkat. Setelah tamat sekolah dengan

sistem ganda tidak memerlukan latihan lanjutan untuk mencapai tingkat keahlian siap

pakai.
13

c. Keahlian profesional yang diperoleh dari Praktek Kerja Industri dapat mengangkat harga

diri dan rasa percaya diri. Selanjutnya akan memotivasi mereka untuk meningkatkan

keahlian profesionalnya pada tingkat yang lebih tinggi

F. Perencanaan Pendidikan dalam PRAKERIN

Perencanaan pendidikan dalam PRAKERIN adalah penyusunan kurikulum bersama

antara pihak sekolah dengan pihak perusahaan pasangan, di mana penyusunan kurikulum ini

harus memiliki lima komponen:

1. Komponen Pendidikan Umum (normatif), dimaksudkan untuk membentuk peserta didik

menjadi warga Negara yang baik.

2. Komponen Pendidikan Dasar Penunjang (adaptif), untuk memberi bekal penunjang bagi

penguasaan keahlian profesi

3. Komponen Teori Kejuruan, untuk membekali pengetahuan tentang teknis dasar keahlian

kejuruan

4. Komponen Praktik Dasar Profesi, yaitu berupa latihan kerja untuk menguasai

teknikbekerja secara baik dan benar

5. Komponen Praktik Keahlian Profesi, yaitu berupa bekerja secara terprogram dalam

situasi yang sebenarnya.(Dikmenjur dalam Lina(2008)

G. Model-model Penyelenggaraan PRAKERIN

Model penyelenggaraan PRAKERIN antara sekolah dengan industri/perusahaan ada

tiga macam, yaitu:

1. Model Day Release 5 – 1, dimana siswa belajar di industri/perusahaan selama lima hari

penuh jam kerja indutri/perusahaan untuk mendapatkan penguasaan keahlian di dunia

kerja. Sedangkan di sekolah satu hari untuk mempelajari mata pelajaran yang tidak

terpogram di indutri/perusahaan sesuai dengan tuntutan kurikulum serta mengikuti


14

evaluasi kegiatan baik yang didapat di perusahaan/industri maupun di sekolah sesuai

dengan tuntutan kurikulum.

2. Model Day Release 4 – 2, dimana siswa belajar di industri/perusahaan selama 4 hari kerja

dan di sekolah selama 2 hari.

3. Model Blok Release, Karena berbagai pertimbangan, kalau terpaksa dapat di laksanakan

model blok release dengan 6 – 0 ini berarti siswa selama satu minggu (6 hari kerja) berada

di industri/perusahaan dan itu berlangsung selama 8 bulan. Maka kemungkinan yang

terjadi adalah adanya meteri bahkan pelajaran yang tidak terpogram di

industri/perusahaan, sehingga pencapaian target kurikulum rendah serta pelaksanaan

evaluasi secara tatap muka oleh sekolah sulit dilaksanakan.

H. Karakteristik PRAKERIN

Pelaksanaan PRAKERIN pada SMK sesuai dengan konsep sistem ganda memiliki
Karakteristik. Menurut Muliati (2007) karakteristik PRAKERIN sebagai berikut:
1. InstitusiPasangan

2. Program Pendidikan dan Pelatihan Bersama yang tediri dari:

a. Standar Kompetensi/KeahlianTamatan

b. Standar Pendidikan danPelatihan (materi, waktu, polapelaksanaan)

c. Penilaian danSertifikasi

d. Kelembagaan

e. Nilai Tambah dan insentif

I. Faktor- faktor yang mempengaruhi pelaksanaan PRAKERIN

Pelaksanaan PRAKERIN memiliki dua faktor yang memhubunganinya yakni faktor

pendukung dan penghambat, untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut:

1. Faktor pendukung dalam pelaksanaan PRAKERIN ditentukan oleh:


15

a. Inisiatif dan kreativitas SMK untuk merangkul dunia kerja, serta secara inovatif

mengembangkan model pengajaran yang relevan,

b. Keterbukaan dunia kerja untuk ikut berperan aktif dalam dunia pendidikan,

c. Dukungan pemerintah melalui undang-undang atau peraturan yang merangsang atau

memaksa dunia kerja membuka diri terhadap dunia pendidikan, dan

d. Dukungan masyarakat melalui dorongan pada putra-putrinya untuk masuk program

Praktek Kerja Industri

2. Faktor penghambat dalam Pelaksanaan PRAKERIN

PRAKERIN dalam penyelenggaraanya masih ditemukan ketimpangan hubungan

kerjasama antara SMK dengan institusi kerja. Dimana pihak SMK sangat merasa

berkepentingan dengan keterlibatan secara langsung pihak institusi kerja sebagai institusi

pasangan (IP). Namun dilain pihak, institusi kerja kebanyakan (walau tidak semua) merasa

tidak berkepentingan dengan dunia pendidikan. Hal ini bisa dipahami karena keduanya

memiliki kepentingan yang berbeda, dimana pihak SMK sebagai lembaga yang bersifat sosial

(nirlaba), sementara pihak institusi kerja (perusahaan) merupakan lembaga yang

mengutamakan keuntungan (profit oriented).

Anda mungkin juga menyukai