Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Tugas Teknik Jalan Raya mengenai
Alinyemen Horizontal (Spiral Lingkaran Spiral) ini dengan baik meskipun terdapat
kekurangan dalam makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah pengetahuan
kita mengenai Alinyemen Horizontal dalam Teknik Jalan Raya. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap
adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi yang membacanya. Sekiranya makalah
ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membiacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Malang, Desember 2015

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………
1

Daftar Isi…………………………………………………………………………………..
2

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….
3

1.1.
Latar Belakang………………………………………………………………

3
1.2.
Tujuan……………………………………………………………………….

4
1.3.
Rumusan Masalah…………………………………………………………..

BAB II ISI………………………………………………………………………………..
5

2.1.
Dasar Teori…………………………………………………………………

5
2.1.1. Perencanaan Alinyemen Horizontal……………………………….

5
2.1.2. Jenis Lengkung Horizontal…………………………………………

7
2.1.3. Spiral-Circle-Spiral (SCS)………………………………………….

7
2
2.1.4. Metoda Pencapaian Superelevasi pada Tikungan SCS…………….

9
2.2.
Permasalahan……………………………………………………………….

11

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………….


26

3.1.
Kesimpulan…………………………………………………………………

26

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………
27

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap jalan, dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi
lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, dibawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
jalan lori, dan jalan kabel.
Perencanaan jalan terdiri dari dua bagian yaitu geometrik dan tebal
perkerasan. Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian perencanaan jalan yang
dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik, sehingga dapat memenuhi fungsinya
untuk memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan akses antar
kota.Yang menjadi dasar perencanaan geometrik adalah sifat gerakan, sikap
pengemudi dalam mengendalikan gerakan kendaraan dan karakteristik arus lalu
lintas. Sedangkan perencanaan tebal perkerasan mempunyai lingkup perencanaan
bahan dan perencanaan tebal perkerasan menurut suatu metode tertentu.
Perencanaan geometrik baru dikenal di Indonesia sekitar pertengahan tahun
1960 kemudian mengalami perkembangan yang cukup pesat sejak tahun 1980.
Perencanaan geometrik adalah bagian dari perencanaan jalan yang bersangkut paut
dengan dimensi nyata dari bentuk fisik dari suatu jalan beserta bagian-bagiannya,
masing-masing disesuaikan dengan tuntutan serta sifat-sifat lalu lintas untuk
memperoleh modal layanan transportasi yang mengakses hingga ke rumah-
rumah.Dalam perencanaan geometrik jalan terdapat beberapa parameter perencanaan
seperti kendaraan rencana, kecepatan rencana, volume dan kapasitas jalan, dan
tingkat pelayanan yang diberikan oleh jalan tersebut. Parameter – parameter ini
merupakan penentu tingkat kenyamanan dan keamanan yang dihasilkan oleh suatu
bentuk geometrik jalan.

1.2. TUJUAN

Adapun makalah ini dibuat dengan tujuan:

4
a. Untuk mengetahui tahapan perencanaan alinyemen horizontal

b. Untuk mengetahui apa saja jenis alinyemen horizontal

c. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan spiral lingkaran spiral (S-C-S)

d. Untuk mengetahui tahapan perencanaan spiral lingkaran spiral (S-C-S)

1.3. RUMUSAN MASALAH

a. Apa saja tahapan pada perencanaan alinyemen horizontal?

b. Apa saja jenis alinyemen horizontal?

c. Apa yang dimaksud dengan spiral lingkaran spiral (S-C-S)?

d. Apa saja tahapan pada perencanaan spiral lingkaran spiral (S-C-S)?

5
BAB II

ISI

2.1. DASAR TEORI


2.1.1. Perencanaan Alinyemen Horizontal

Perencanaan alinyemen horizontal merupakan proyeksi sumbu tegak


lurus bidang horizontal yang terdiri dari susunan garis lurus dan garis
lengkung (Direktorat Perguruan Tinggi Swasta, 1997). Alinyemen horizontal
terdiri atas bagian lurus dan bagian lengkung atau disebut juga tikungan.
Perencanaan geometric pada bagian lengkung dimaksudkan untuk
mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima kendaraan yang berjalan dengan
kecepatan VR pada saat tikungan (Departemen Pekerjaan Umuum, 1997a).
gaya sentrifugal ini dapat mendorong kendaraan secara radial kearah luar
lengkung. Gaya ini arahnya tegak lurus terhadap arah laju kendaraan yang
mengakibatkan rasa tidak nyaman bagi pengemudi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan tikungan pada


alinyemen horizontal adalah:

a. Superelevasi (e)

Superelevasi adalah kemiringan melintang jalan pada lengkung horizontal


yang bertujuan untuk memperoleh komponen berat kendaraan guna
mengimbangi gaya sentrifugal. Superelevasi maksimum yang dapat
digunanakan pada suatu jalan raya dibatasi oleh beberapa keadaan
9Sukirman, 1994), seperti:

1. Keadaan cuaca, seperti turun hujan dan berkabut


Jalan yang berada di daerah yang sering turun hujan atau berkabut,
superelevasi maksimumnya lebih rendah daripada jalan yang berada
di daerah yang selalu bercuaca baik.

2. Keadaan medan, seperti datar, berbukit atau pegunungan

6
Di daerah datar, superelevasi maksimumnya lebih tinggi daripada di
daerah berbukit dan pegunungan. Dalam hal ini, batasan superelevasi
maksimum yang dipilih lebih ditentukan pada tingkat kesukaran
dalam pelaksanaan pembuatan jalan.

b. Jari-Jari Tikungan
Tikungan jalan terdiri dari lingkaran dan lengkung peralihan. Penentuan
ukuran bagian-bagian tikungan didasarkan pada keseimbangan gaya yang
bekerja pada kendaraan yang melintasi tikungan tersebut. Di dalam
perancangan geometrik jalan, ketajaman lengkung horizontal dapat
dinyatakan dalam jari-jari lengkung (R) atau dalam derajat lengkung (D).
Besarnya jari-jari minimum (Rmin) lengkung pada alinyemen horizontal
dapat dicari dengan rumus:

Keterangan:

Rmin = jari-jari tikungan minimum (m)

VR = kecepatan rencana (km/jam)

Emax = superelevasi maksimum (%)

Fmax = koefisien gesek maksimum untuk perkerasan aspal (fmax = 0


,24)

untuk VR < 80 km/jam fm = - 0,00065 *VR + 0,192

untuk VR > 80 km/jam fm = - 0,00125 * VR + 0,24

Besarnya jari-jari yang digunakan untuk merencanakan (Rc) harus lebih


besar atau minimal sama dengan jari-jari minimum ( Rc ≥ Rmin ).

c. Lengkung Peralihan
Lengkung peralihan adalah lengkung transisi pada alinyemen horizontal dan
sebagai pengantar dari kondisi lurus ke lengkung penuh secara berangsur-

7
angsur. Pada lengkung peralihan, perubahan kecepatan dapat terjadi secara
berangsur-angsur serta memberikan kemungkinan untuk mengatur
pencapaian kemiringan (perubahan kemiringan melintang secara berangsur-
angsur).

2.1.2. Jenis Lengkung Horizontal

Dalam perancangan tikungan, dikenal 2 bentuk lengkung dasar yang


sering digunakan yaitu lengkung lingkaran (circle) dan lengkung spiral.
Lengkung spiral sering digunakan sebagai lengkung peralihan (Direktorat
Perguruan Tinggi Swasta, 1997). Penggunaan kedua lengkung disesuaikan
dengan kebutuhan dan persyaratan teknis, untuk itu dikenal beberapa bentuk
tikungan yang digunakan dalam perancangan, yaitu:
 Lingkaran (Full Circle = FC)
 Spiral – Lingkaran – Spiral (Spiral – Circle – Spiral = S-C-S)
 Spiral – Spiral (S-S)

2.1.3. Spiral-Circle-Spiral (SCS)


Pada tikungan jenis ini dari arah tangen ke arah circle memiliki spiral
yang merupakan transisi dari bagian luar ke bagian circle. Adanya lengkung
spiral merupakan lengkung transisi pada alinyemen horisontal yang berfungsi
sebagai pengantar dari kondisi lurus ke lengkung penuh secara berangsur-
angsur. Berikut ini, pada Gambar 2.1 disajikan gambaran lengkung spiral-
circle-spiral.

8
Gambar 2.1 Lengkung Spiral-Circle-Spiral

Sumber: Pranowo et.al., 2004.


Keterangan :
PI = Point of Intersection, titik perpotongan garis tangent utama
TS = Tangent Spiral, titik awal spiral (dari Tangent ke Spiral)
SC = Spiral Circle, titik perubahan dari Spiral ke Circle
ST = Spiral Tangent, titik perubahan dari Spiral ke Tangent
RC = Jari-jari circle (m)
LC = Panjang lengkung lingkaran (m)
LS = Panjang lengkung spiral, jarak antara TS ke SC (m)
T = Panjang tangent utama (m)

9
E = Panjang eksternal total dari PI ke tengah lengkung lingkaran
(m)
XC = Jarak dari TS ke titik proyeksi pusat lingkaran pada tangent
∆ = Sudut pertemuan antara tangent utama
θs = Sudut spiral
Xc,yc = Koordinat SC atau CS terhadap TS-PI atau PI-TS

2.1.4. Metoda Pencapaian Superelevasi pada Tikungan SCS

10
Lengkung Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)
syarat Lc ≥ 20 m, Lc ≥ 25 m (AASHTO)

Diagram Superelevasi S-C-S

11
2.2. PERMASALAHAN

Diketahui :

A PI 1 PI 2 B
STA 0+000
X= X= X=512192.722
X=511752.584 511838.916 512109.480
Y=8820342.37
Y=8820213.933
Y= Y=8820286.2 6

Data dan Ketentuan :

12
Jalan memiliki fungsi arteri dan berada di perbukitan

Diambil kecepatan rencana (VR) sebesar 60 Km/jam

 VR = 60 km/jam
 emak = 10%
 Rc = 350 m
 Koefisien gesek untuk emax = 6%, 8% dan 10%
f = -0.00065x60+0.192

= -0.039+0.192

= 0.153

60 2
Rmin   115m
127 0,10  0,153

2
VR
Rmin 
127 emak  f mak 
Panjang jari-
jari minimum

13
Perencanaan Tikungan :

A−PI 1 PI 1−PI 2 PI 2−B


1. Mencari jarak lurus ( ), ( ), dan ( )

d A  PI 1   X PI1  X A  2   YPI 1  YA  2

  511838.916  511752.584 2   8820271.599  8820213.933 2


 103.819949m

d PI 1 PI 2   X PI 2  X PI1  2   YPI 2  YPI1  2

  512109.480  511838.916 2   8820286.275  8820271.599 2


 270.961737m

d PI 2 B   X B  X PI 2  2   YB  YPI 2  2

  512192.722  512109.480 2   8820342.376  8820286.275 2


 100.382034m

14
2. Mencari besar sudut tikungan 
X
Y
azimuth = arc tan
Sudut

Dari data yang ada, maka diperoleh sebagai berikut:

Titik A PI 1 PI 2 B
X 511752.584 511838.916 512109.480 512192.722
Y 8820213.933 8820271.599 8820286.275 8820342.376
X - 86.332 270.564 83.242
Y - 57.666 14.676 56.101
Arc tan 33.7411906 3.104809342 33.97802575
Azimuth 33.7411906 3.104809342 33.97802575
 30.64 30.87

15
3. Perhitungan
Menggunakan tikungan jenis FC dengan Rc= 350 m > Rmin

A−PI 1−PI 2
 Menghitung komponen tikungan (Tikungan ke-1)

∆1
Rc= 350 m, =30.64°

Tc 1
Dari rumus = Rc. tan ½

= 350 tan½(30.64°)

= 95.8686118 m

16
Ec1 Tc 1
Dari rumus = .tan ¼

= 95.8686118 tan ¼(30.64°)

= 12.8922577 m

 2Rc
Lc 
360
30.64 * 2 350
  187.147003m
360
Dari rumus

Kontrol : 2*Tc1 > Lc1

2* 95.8686118 > 187.147003

191.737224> 187.147003...............Oke!!!

PI 1−PI 2−B
 Menghitung komponen tikungan (Tikungan ke-2)

∆1
Rc= 350m, = 30.87°

Tc 2
Dari rumus = Rc. tan ½

= 250 tan½(30.87°)

= 96.6466976 m

Ec2 Tc 2
Dari rumus = .tan ¼

= 96.6466976 tan ¼(30.87°)

= 13.0985874 m

17
 2Rc
Lc 
360
30.87 * 2 350
  188.593747m
360
Dari rumus

Kontrol : 2*Tc2 > Lc2

2* 96.6466976 >188.593747

193.293395 >188.593747...............Oke!!!

4. Kontrol Over Laping


dPI1-PI2 – Tc1 – Tc2> 25m
270.961737 – 95.8686118 – 96.6466976 > 25 m

78.44643> 25m ..................................Oke!!!

5. Stationing (STA)
Sta A= 0+000
Sta TC1 =Sta A + (dA-PI1 – Tc1)
= (0+000) + (103.819949 – 95.8686118)
= 0+7.95133704 m
Sta PI1 = Sta A + dA-PI1
= (0+000) + 103.819949
= 0+103.819949 m
Sta CT1 = Sta TC1 + Lc1
= (0+7.95133704) + 187.147003
= 0+195.09834 m

Sta TC2 = Sta CT1 + (dPI1-PI2 – Tc1 – Tc2)


= (0+195.09834) + (103.819949– 95.8686118 – 96.6466976)
= 0+273.544768 m
Sta PI2 = Sta PI1 + dPI1-PI2
= (0+103.819949) + 270.961737
= 0+374.781686 m
Sta CT2 = Sta TC2 + Lc2
= (0+273.544768) + 188.593747
= 0+462.138515 m
Sta B = Sta CT2 + (dPI2-B – Tc2)
= (0+462.138515) + (100.382034 – 96.6466976)
= 0+465.873851 m

18
Perencanaan Tikungan 1 (A-PI1)

Data dan Ketentuan :

 VR = 60 km/jam
 emak = 10%
 Rc = 350 m
 C = 0,4 m/s2

Menggunakan tikungan 1 jenis SCS dengan Rc = 200 m > Rmin = 115m

1. Menghitung komponen tikungan


Rc = 200m,  = 30,640

Dari tabel 2.5 Ls = 50m

 Ls 2 
Xs  Ls 1  
 40 Rc 2 
Dari rumus

 502 
 50 1    49,921875m
 40(200) 2 

19
Ls 2 502
Ys    2,083333m
6 Rc 6(200)
Dari rumus) 

90 Ls 90 50
s    7,161972
 Rc  200
Dari rumus

Ls 2
p   Rc (1  cos s )
6 Rc
Dari rumus

502
p   200(1  cos 7,161972)
6( 200)
 0,522867m

Ls 3
k  Ls   Rc sin s
40 Rc 2
Dari rumus

503
k  50   150 sin 7,161972
40( 200) 2
 24,986928

Ts  ( Rc  p ) tan 1   k
2
Dari rumus

Ts  ( 200  0,522867) tan 1 (30,64)  24,986928


2
 79,912211m

Es  ( Rc  p) sec 1   Rc
2
Dari rumus

Es  ( 200  0,522867) sec 1 (30,64)  200


2
 7,909131m

20
Lc 
   2s     Rc
180
Dari rumus

Lc 
 30,64  2(7,161972)     200
180
 56,941145m

Ltot = Lc+2Ls

= 56,941145 +2 (50)

= 156,941145 m

2. Mencari posisit itik-titik tikungan


Jika titik A adalah awal proyek, maka:

Sta A = 0 +000
Sta PI = Sta A + dA-PI
= ( 0 + 000 ) + 103,82 = 0 + 103,82 m
Sta TS = Sta A + dA-PI – Ts
= (0 + 000) + 103,82 - 79,91 = 0 + 23.91 m
Sta SC = Sta TS + Ls
= ( 0 + 23,91 ) + 50 = 0 + 73,91 m
Sta CS = Sta SC + Lc
= ( 0 + 73,91 )+ 56,94 = 0 + 130,85 m
Sta ST = Sta CS + Ls
= (0+130,85 ) + 50 = 0 + 180,85 m
Sta PI2 = Sta ST - Ts + dPI-B
= ( 0 +180,85 ) - 79,91 +270,96 = 0 + 371,90 m
Jadi, panjang jalan rencana dari A – PI2 adalah 371,90m

21
Perencanaan Tikungan 2 (PI2-B)

Data dan Ketentuan :

 VR = 60 km/jam
 emak = 10%
 Rc = 250 m
 C = 0,4 m/s2

22
Menggunakan tikungan 2 jenis SCS dengan Rc = 250 m > Rmin = 115m

1. Menghitung komponen tikungan


Rc = 250 m,  = 30,870

Dari tabelLs = 50m

 Ls 2 
Xs  Ls 1  
 40 Rc 2 
Dari rumus

 502 
 50 1    49,950000 m
 40(250) 2 

Ls 2 502
Ys    1,666667 m
6 Rc 6(250)
Dari rumus) 

90 Ls 90 50
s    5,729578
 Rc  250
Dari rumus

Ls 2
p   Rc (1  cos s)
6 Rc
Dari rumus

23
502
p   250(1  cos 5,729578)
6( 250)
 0,417708m

Ls3
k  Ls   Rc sin s
40 Rc 2
Dari rumus

503
k  50   150 sin 5,729578
40(250) 2
 24,991646

Ts  ( Rc  p ) tan 1   k
2
Dari rumus

Ts  (250  0,0,417708) tan 1 (30,87)  24, M 991646


2
 94,140344m

Es  ( Rc  p) sec 1   Rc
2
Dari rumus

Es  (250  0,417708) sec 1 (30,87)  250


2
 9,789474m

Lc 
   2s     Rc
180
Dari rumus

Lc 
 30,87  2(5,729578)     250
180
 84,709819m

Ltot = Lc + 2Ls

= 84,709819 + 2 (50)

= 184,709819 m

24
2. Mencari posisi titik-titik tikungan
Jika titik PI1 adalah awal proyek, maka :

Sta PI1 = 0 + 103,82


Sta PI2 = Sta PI1 + dA-PI
= ( 0 + 103,82 ) + 270,96 = 0 + 374,78 m
Sta TS = Sta PI1 + dA-PI – Ts
= (0 + 103,82) + 270,96 –94,14= 0 + 280,64 m
Sta SC = Sta TS + Ls
= ( 0 + 280,64 ) + 50 = 0 + 330,64 m
Sta CS = Sta SC + Lc
= ( 0 + 330,64 ) + 84,71 = 0 + 415,35 m
Sta ST = Sta CS + Ls
= ( 0+415,35 ) + 50 = 0 + 465,35 m
Sta B = Sta ST - Ts + dPI-B
= ( 0 +465,35 ) – 94,14 + 100,38 = 0 + 471,59 m

Jadi, panjang jalan rencana dari PI2 - B adalah 471,59 m

25
Hasil Perencanaan Metode Spiral Circle Spiral (S-C-S)

26
27
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Perencanaan alinyemen horizontal merupakan proyeksi sumbu tegak lurus


bidang horizontal yang terdiri dari susunan garis lurus dan garis lengkung. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam perencanaan tikungan pada alinyemen horizontal
adalah:

a. Superelevasi (e) yaitu kemiringan melintang jalan pada lengkung horizontal yang
bertujuan untuk memperoleh komponen berat kendaraan guna mengimbangi gaya
sentrifugal. Keadaan yang menyebabkan superelevasi maksimum:
 Keadaan cuaca, seperti turun hujan dan berkabut
 Keadaan medan, seperti datar, berbukit atau pegunungan
b. Jari-Jari Tikungan
c. Lengkung Peralihan

Dalam perancangan tikungan, dikenal 2 bentuk lengkung dasar yang sering


digunakan yaitu lengkung lingkaran (circle) dan lengkung spiral. Lengkung spiral
sering digunakan sebagai lengkung peralihan. Beberapa bentuk tikungan yang
digunakan dalam perancangan, yaitu:
 Lingkaran (Full Circle = FC)
 Spiral – Lingkaran – Spiral (Spiral – Circle – Spiral = S-C-S)
 Spiral – Spiral (S-S)
Dalam perencanaan tikungan dengan metoda Spiral-Lingkaran-Spiral (SCS),
tahapan yang harus dilakukan adalah:
1. Mencari jarak lurus
2. Mencari besar sudut tikungan 
3. Menghitung komponen tikungan
4. Control overlapping
5. Stationing (mencari posisi tikungan)

DAFTAR PUSTAKA

28
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1992. Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan
Perkotaan. Jakarta.

Wawank. “Perencanaan Geometrik Jalan Raya”. 5 Januari 2015. http://wawank-


berkarya.blogspot.co.id/2015/01/perencanaan-geometrik-jalan-raya.html

Nasution, Muhammad Al Ansyari. “Analisis Geometri Tikungan”. 4 September 2010.


https://aanpiss.wordpress.com/2010/09/04/analisis-geometrik-tikungan/

AG, Tarmizi. Geometrik (Jalan) Khusus Jurusan Teknik Sipil”. 17 Juni 2012.
http://pendidikan-dan-teknologi.blogspot.co.id/2012/06/geometrik-jalan-khusus-
jurusan-teknik.html?m=1

29

Anda mungkin juga menyukai