Anda di halaman 1dari 10

BAB III.

KEBUTUHAN AIR IRIGASI


Kebutuhan air irigasi (NFR) didekati dengan metode Water Balance dengan
parameter :
1. Kebutuhan air untuk tanaman (ETc)
2. Kebutuhan air akibat perkolasi dan rembesan (P)
3. Kebutuhan air untuk pergantian lapisan air (WLR)
4. Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (IR)
5. Curah hujan efektif (Ref)
A. KEBUTUHAN AIR IRIGASI DI SAWAH
(NFR)
Kebutuhan Bersih Air di Sawah Untuk Padi
NFR = ETc + IR + WLR + P – Reff padi

Kebutuhan Bersih Air di Sawah Untuk palawija

NFR = ETc + P – Reff palawija

Dengan :
NFR = Net Field Requirement (kebutuhan air di sawah (mm/hari)
ETc = kebutuhan air untuk tanaman (mm/hari)
IR = Irrigation Requirement (kebutuhan air untuk pengolahan tanah) (mm/hari)
WLR = Water Layer Replacement (penggantian lapisan air ) (mm/hari))
P = perkolasi, ( mm/hari )
Re = curah hujan efektif, (mm/hari)
1. Kebutuhan Air Untuk Tanaman (Etc)
Kebutuhan air untuk tanaman merupakan jumlah air yang
dibutuhkan tanaman untuk mengganti kehilangan air akibat
penguapan (evaporasi), penguapan oleh tumbuhan (transpirasi), dan
rembesan ke dalam tanah (perkolasi). Penggunaan konsumtif
tanaman dapat dihitung menggunakan persamaan:

ETc = Kc x ETo

dengan:
ETc = evapotranspirasi tanaman (mm/hari)
ETo = evapotranspirasi tanaman acuan (mm/hari)
Kc = koefisien tanaman
2. Kebutuhan Air untuk Pengolahan Lahan (IR)
Untuk perhitungan kebutuhan irigasi selama penyiapan lahan, digunakan
metode yang dikembangkan oleh Van de Goor dan Zijlstra (Standard
Perencanaan Irigasi KP-01, 1968). Metode tersebut didasarkan pada laju air
konstan dalam lt/dt selama periode penyiapan lahan dan menghasilkan rumus
sebagai berikut :
dengan :
IR = Kebutuhan air irigasi untuk penyiapan lahan (mm/hari)
M = Kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan
perkolasi di sawah yang sudah dijenuhkan M = Eo + P (mm/hari)
Eo = Evaporasi air terbuka selama masa penyiapan lahan (mm/hari),
l,1 x Eto
P = Perkolasi (mm/hari)
K = M(T/S) (hari)
T = Jangka waktu penyiapan lahan, digunakan 30 hari,
S = Kebutuhan air untuk penjenuhan di tambah dengan lapisan air 50
mm (250 – 300 mm untuk tanaman padi dan 50 – 100 mm untuk tanaman
ladang)
e = bilangan eksponen : 2,7182
3. Kebutuhan Air Untuk Mengganti Lapisan Air (WLR)
Kebutuhan air untuk mengganti lapisan air ditetapkan berdsarkan
Standar Perencanaan Irigasi 1986, KP-01. Besar kebutuhan air
untuk penggantian lapisan air adalah 50 mm/bulan (atau 3,3
mm/hari selama ½ bulan ) selama sebulan dan dua bulan setelah
transplantasi

4. Perkolasi (P)
Perkolasi adalah gerakan air ke bawah dari daerah tidak jenuh ke
dalam daerah jenuh. Setelah lapisan tanah jenuh air (seluruh ruang
pori terisi air) dan curah hujan masih berlangsung terus, maka
karena pengaruh gravitasi air akan terus bergerak kebawah sampai
ke permukaan air tanah. Untuk tujuan perencanaan, tingkat
perkolasi standar 2,0 mm/hari, dipakai untuk mengestimasi
kebutuhan air pada daerah produksi padi.
5. Curah Hujan Efektif (RE)

Curah hujan efektif adalah curah hujan yang secara efektif dan
secara langsung dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan
air tanaman untuk pertumbuhan. Besarnya curah hujan efektif
berbeda untuk setiap tanaman dan kondisi daerah yang berbeda.
Berdasarkan Standar Perencanaan Irigasi ( 1986 ), perhitungan
curah hujan efektif harian dihitung menggunakan persamaan
sebagai berikut
B. Kebutuhan Air di Intake
(Bangunan Pengambilan)
Untuk memenuhi jumlah air yang harus disediakan di intake
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

dengan:
DR = Divertion Requirement (kebutuhan air di intake) (liter/dt)
NFR = kebutuhan air di sawah (liter/detik/hektar)
A = luas areal irigasi (ha)
E = efisiensi irigasi
Efisiensi Irigasi

Besarnya efisiensi irigasi tergantung dari besarnya kehilangan air


yang terjadi pada saluran pembawa, mulai dari bendung sampai
petak sawah. Kehilangan air tersebut disebabkan karena
penguapan, perkolasi, kebocoran dan sadap liar. Besarnya
efisiensi pada tiap saluran dirumuskan sebagai berikut

e = ep x es x et

dengan :
ep = efisiensi di saluran primer = 0,9
es = efisiensi di saluran sekunder = 0,9
et = efisiensi di saluran tersier = 0,8
e = efisiensi keseluruhan didapat = 0,65

Anda mungkin juga menyukai