Article Text Ground 2023
Article Text Ground 2023
Abstrak— Hasil update ECR (Equipment Critically Rating) merupakan perkembangan dari kebudayaan yang maju
pada pabrik PA1 functional location B0102 ditemukan beberapa dan pesat (Adib, 2011, p.254).
equipment yang sudah tidak digunakan, beberapa equipment
turun tingkat krtitisnya dibandingkan dengan sebelumnya, hal Universitas Negeri Surabaya merupakan salah satu
ini dikarenakan perbedaan metode dalam penggolongan ECR. universitas negeri di Indonesia yang selalu berupaya
Metode yang saya gunakan merupakan metode baru yang meningkatkan mutu SDM dan IPTEK guna menunjang
diterapkan tahun 2018 oleh Departemen Pemeliharaan III PT kemajuan negara Indonesia. Sehubungan dengan
Petrokimia Gresik.Data Trend MTBF dari equipment kategori cepatnya perkembangan teknologi yang ada di industri,
A menunjukan banyaknya peralatan yang belum handal,
kegiatan maintenance di Departemen Pemeliharaan III masih
maka wawasan dari mahasiswa tentang teknologi dirasa
kurang efektif sehingga rata-rata waktu equipment bekerja sangat kurang, sehingga kerjasama dengan perusahaan
dalam satu tahun tidak stabil. sangat diperlukan, hal ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti Studi Ekskursi, Kerja Praktik,
Kata Kunci— ECR, MTBF, equipment Magang, dan Joint Research.
Kerjasama yang baik antara perusahaan dengan
Abstract— The results of the ECR update (Equipment perguruan tinggi ini dapat menghasilkan lulusan yang
Critically Rating) at the PA1 functional location B0102 factory berkualitas guna membantu perkembangan bangsa. Saya
found some equipment that has not been used, some equipment
sebagai mahasiswa diharapkan mampu mengenal serta
dropped the critical level compared to before, this was due to
different methods in ECR classification. The method that I use is
memahami metode dan teknologi baru yang digunakan
a new method that was implemented in 2018 by the Maintenance perusahaan. Praktik Industri merupakan salah satu
Department III of PT Petrokimia Gresik. Data on MTBF Trend kurikulum wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa
from equipment category A shows the number of equipment that Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya
has not been reliable, maintenance activities at Department of (UNESA). Pemahaman tentang permasalahan di dunia
Maintenance III are still ineffective so that the average industri khususnya di bidang produksi serta maintenance
equipment time works in one year is not stable. untuk mahasiswa Jurusan Teknik Mesin UNESA sangat
Key Words— ECR, MTBF, equipment. diperlukan guna menunjang pengetahuan secara teoritis
yang didapat dari materi saat perkuliahan, sehingga
I. PENDAHULUAN
mahasiswa menjadi salah satu sumber daya manusia yang
A. Latar Belakang berkualitas dan siap menghadapi dunia kerja.
Sejalan dengan tuntutan industri terkait dengan PT Petrokimia Gresik merupakan produsen pupuk
kemampuan SDM (Sumber Daya Manusia), maka terlengkap di Indonesia yang memproduksi berbagai
perguruan tinggi semakin berusaha meningkatkan mutu macam pupuk dan bahan kimia untuk solusi argoindustri.
dari mahasiswanya agar bisa berkembang sesuai dengan Perusahaan berlogo Kebomas dan berlokasi di Kabupaten
perkembangan teknologi baru di industri yang ada di Gresik , Jawa Timur, Indonesia ini adalah anak usaha PT
Indonesia maupun dunia. Pada awalnya teknologi Pupuk Indonesia (PERSERO). PT Petrokimia Gresik
berkembang secara lambat, seiring dengan kemajuan Berkomitmen untuk terus tumbuh dan berkembang
tingkat kebudayaan dan peradaban manusia, teknologi bersama masyarakat demi mendukung terwujudnya
berkembang dengan cepat. Semakin maju kebudayaannya, ketahanan pangan nasional dan kemajuan dunia pertanian
semakin berkembang teknologinya karena teknologi (PT Petrokimia Gresik).
P-ISSN 1858 – 411X Arnes Setya Prayogo: Update Equipment Critically Rating .…
26
Keuntungan program preventif yang baik jika Sumber risiko (unsur atau komponen atau obyek
dilakukan perusahaan menurut Supandi (1990) dalam dalam beraktivitas) berdampak sangat besar
Dholpina (2011) adalah : terhadap finansial perusahaan, akibatnya sangat
signifikan terhadap kelangsungan aktivitas sama
a. Downtime waktu berkurang. sekali tidak dapat terlaksana.
b. Kerja lembur untuk tenaga maintenance 2. Parameter Peluang
berkurang. a. Rare
c. Waktu menunggu peralatan yang dibutuhkan Apabila kondisi dan sumber risiko (unsur atau
berkurang. komponen atau obyek dalam beraktivitas)
d. Pengeluaran biaya perbaikan berkurang. kemungkinan terjadinya sangat kecil (rare) atau
e. Dapat menghemat penggantian suku cadang. sekitar 0-10%
b. Unlikely
f. Kerusakan berkurang sehingga keselamatan kerja
Apabila kondisi dan sumber risiko (unsur atau
operator meningkat.
komponen atau obyek dalam beraktivitas)
2. Corrective maintenance kemungkinan terjadinya sekali-kali (unlikely) atau
Maintenance korektif atau corrective sekitar >10-30 %
maintenance merupakan kegiatan maintenance yang c. Moderate
dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan Apabila kondisi dan sumber risiko (unsur atau
kondisi peralatan atau mesin sehingga dapat kembali komponen atau obyek dalam beraktivitas)
digunakan sesuai standar mesin. Maintenance kemungkinan terjadinya sekali-kali (unlikely) atau
korektif berupa tindakan penggantian atau perbaikan sekitar >30-50 %
terhadap mesin yang mengalami kerusakan atau tidak d. Likely
dapat berfungsi dengan baik. Maintenance korektif
Apabila kondisi dan sumber risiko (unsur atau
bersifat menunggu sampai kerusakan terjadi baru
komponen atau obyek dalam beraktivitas)
dilakukan perbaikan.
kemungkinan terjadinya sering (likely) atau
B. PENJELASAN UMUM ECR (Equipment Critically sekitar >50-70 %
Rating) e. Certain
ECR (Equipment Critically Rating) merupakan Apabila kondisi dan sumber risiko (unsur atau
sistem penilaian kekritisan equipment berdasar pada komponen atau obyek dalam beraktivitas)
resiko terhadap produksi dan safety jika peralatan kemungkinan hampir selalu atau pasti terjadi
tersebut gagal. (certain) atau sekitar >70 %
Parameter ECR ada 2, yaitu parameter dampak dan Fungsi dari ECR (Equipment Critically Rating)
parameter peluang (PT Petrokimia Gresik) : adalah :
1. Parameter Dampak 1. Untuk rujukan prioritas Work Order (WO).
a. Insignificant 2. Untuk prioritas pengadaan spare part inventory.
Sumber risiko (unsur atau komponen atau obyek 3. Untuk rujukan pemantauan kehandalan
dalam beraktivitas) tidak berdampak sama sekali, maintenance.
akibatnya tidak signifikan terhadap kelangsungan 4. Equipment yang dilakukan RCM (Reliability
aktivitas sehingga aktivitas tetap terlaksana. Centered Maintenance) diprioritaskan equipment
b. Minor yang memiliki indeks kekritisan kategori A.
Sumber risiko (unsur atau komponen atau obyek ECR secara umum dapat diklasifikasikan
dalam beraktivitas) berdampak kecil, akibatnya menjadi 4 kategori :
kecil terhadap kelangsungan aktivitas sehingga
aktivitas masih terlaksana. 1. Kategori A : nilai 15-25, dan semua nilai Dampak
c. Moderate = 5.
Sumber risiko (unsur atau komponen atau obyek 2. Kategori B : nilai 4-12.
dalam beraktivitas) berdampak sedang, akibatnya 3. Kategori C : nilai 1-3.
sedang terhadap kelangsungan aktivitas sehingga
4. Kategori L atau Lingkungan : equipment yang
aktivitas masih dapat terlaksana.
d. Major terkait regulasi pemerintah dan lingkungan.
Sumber risiko (unsur atau komponen atau obyek Dari perhitungan yang didapat selanjutnya
dalam beraktivitas) berdampak besar, akibatnya digolongkan dengan kategori mana equipment yang
cukup signifikan terhadap kelangsungan aktivitas akan lebih diprioritaskan untuk prioritas WO (Work
namun masih dapat terlaksana. Order) dan pengadaan barang. Equipment dengan
e. Catastrophic kategori L tingkat prioritasnya sama dengan kategori
A karena resiko dampak terhadap manusia atau fungsi atau breakdown. Penilaian ECR menggunakan
tenaga, peralatan, lingkungan, maupun reputasi pendekatan multi kriteria dengan kriteria sebagai berikut :
perusahaan sangat besar. 1. Keamanan (Safety Factor)
Penilaian keamanan dari suatu equipment didapat
dari wawancara dengan operator produksi yang
berkaitan dengan equipment secara langsung,
sehingga data yang dihasilkan merupakan data yang
valid. Nilai keamanan ini berkaitan dengan tingkat
bahaya yang diakibatkan kepada operator produksi,
lingkungan ataupun berdampak kepada reputasi
perusahaan jika terjadi kegagalan fungsi equipment.
Berikut tabel penilaian SHE :
P-ISSN 1858 – 411X Arnes Setya Prayogo: Update Equipment Critically Rating .…
28
Tabel 2.3 Kriteria Nilai Maintenance Cost Secara umum, MTBF adalah "up-time" antara dua
NILAI MAINTENANCE COST kondisi kegagalan dari sistem yang dapat diperbaiki
selama operasi sebagaimana diuraikan di sini.
1 <= Rp 50.000.000 Mean Time Between Failure (MTBF) adalah rata –
2 <= Rp 100.000.000 rata waktu suatu mesin dapat dioperasikan sebelum
3 <= Rp 200.000.000 terjadinya kerusakan. MTBF ini dirumuskan sebagai
hasil bagi dari total waktu pengoperasian mesin dibagi
4 < Rp 500.000.000
dengan jumlah atau frekuensi kegagalan pengoperasian
5 >= Rp 500.000.000
mesin karena breakdown. Satuan dari MTBF adalah hari,
(Sumber : PT Petrokimia Gresik) yang artinya adalah jumlah hari rata-rata equipment
tersebut bekerja.
4. Peluang (Frekuensi kegagalan)
Frekuensi kegagalan diperoleh dari data catatan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
historis maintenance equipment selama 7 tahun A. Proses Penggolongan ECR Berbasis Resiko
terakhir. Berikut kategori nilai Peluang :
ECR berbasis resiko merupakan kategori
penggolongan berdasarkan pendekatan resiko (dampak
Tabel 2.4 Kriteria Nilai Peluang
dan peluang) yang dihadapi operator serta lingkungan
NILAI PELUANG saat equipment mengalami kegagalan fungsi. Equipment
1 10 tahun sekali yang dianalisa penulis merupakan equipment yang
2 1 tahun sekali berada di pabrik PA1 functional location B0102 PT
Petrokimia Gresik. Perbaruan nilai ECR ini dilakukan
3 3 bulan sekali selama 5 tahun sekali. Nilai ECR yang sudah di perbarui
4 1 bulan sekali dapat digunakan untuk rujukan prioritas work order
(WO), untuk rujukan prioritas pengadaan barang, serta
5 1 minggu sekali
untuk pemantauan kehandalan maintenance. Daftar
(Sumber : PT Petrokimia Gresik) equipment yang dianalisa pada functional locatin B0102 :
P-ISSN 1858 – 411X Arnes Setya Prayogo: Update Equipment Critically Rating .…
30
fungsi. Kategori nilai SHE dapat dilihat pada Tabel 5 >= Rp 500.000.000
3.4 (Sumber : PT Petrokimia Gresik)
Tabel 3.4 Kriteria Nilai SHE (Safety Healthy
Environment) b. Proses Analisa Nilai Peluang (frekuensi kegagalan)
NILAI SHE Dalam mencari nilai peluang penulis melakukan
1 Tidak menimbulkan kecelakaan kerja dan cek data historis (7 Tahun terakhir) maintenance dari
ingkungan equipment terkait, lalu mulai merumuskan asumsi
2 Menimbulkan kecelakaan kerja ringan, korban untuk disesuaikan kedalam nilai yang terdapat pada
adar, lingkungan tabel 3.7
3 Menimbulkan kecelakaan kerja ringan, korban Tabel 3.7 Kriteria Nilai Peluang
idak sadar NILAI PELUANG
4 Menimbulkan kecelakaan kerja berat
1 10 tahun sekali
5 Menimbulkan kecelakaan kerja korban jiwa 2 1 tahun sekali
(Sumber : PT Petrokimia Gresik) 3 3 bulan sekali
4 1 bulan sekali
2) Nilai Production Lost (PL)
Nilai production lost didapat dari data historis 5 1 minggu sekali
maintenance equipment selama 7 tahun terakhir, nilai (Sumber : PT Petrokimia Gresik)
PL merupakan rata-rata waktu mati atau equipment
ketika dalam kondisi perbaikan atau mati sehingga Setelah semua nilai tersebut sudah didapatkan
tidak dapat melakukan proses produksi. Kategori maka selanjutnya dilakukan perhitungan nilai ECR
nilai PL dapat dilihat pada Tabel 3.5 dengan rumus :
3 Downtime 2,01-3 hari dalam setahun Setelah mengetahui bobot kriteria yang dipakai
dilanjutkan penilaian equipment dengan
4 Downtime 3,01-4 hari dalam setahun menggunakan ECR. Dapat dilihat pada gambar
5 Downtime >4 hari dalam setahun dibawah ini hasil perhitungan ECR :
(Sumber : PT Petrokimia Gresik)
1 <= Rp 50.000.000
2 <= Rp 100.000.000
3 <= Rp 200.000.000
4 < Rp 500.000.000
P-ISSN 1858 – 411X Arnes Setya Prayogo: Update Equipment Critically Rating .…
32
P-ISSN 1858 – 411X Arnes Setya Prayogo: Update Equipment Critically Rating .…
34
A. Saran
Saran yang dapat saya berikan adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pendataan maintenance di PT Petrokimia
Gresik seharusnya lebih lengkap dalam penyebutan
nama equipment, karena masih ada beberapa data
yang tidak ada keterangan maintenance equipment
A/B/C. hal ini perlu diperbaiki agar dapat
menghasilkan data yang valid.
2. Perlu dilakukan maintenance dengan metode RCM
(Reliability Centered Maintenance) yang terencana
dengan baik agar kehandalan equipment dapat
meningkat.
3. Perusahaan harus lebih memperhatikan K3LH
(Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja
Lingkungan Hidup) dan 5R (Ringkas, Rapih, Resik,
Rawat, Rajin) terhadap para karyawannya agar dalam
proses produksi berjalan dengan aman, baik, dan
tepat waktu.