Anda di halaman 1dari 103

LEX LAGUENS

Trusted
Legal
Partnerships

ASAS-ASAS HUKUM
Summary @Black’s Law Dictionary

1. Ab abusu ad usum non valet consequentia- Sebuah kesimpulan yang


muncul dari penyalahgunaan sesuatu tidak dianggap valid.
2. Ab assuetis non fit injuria-Tidak ada kerugian yang ditimbulkan oleh hal - hal
yang telah lama disetujui tanpa bantahan.
3. Abbreviationum ille numerus et sensus accipiendus est ut concessio
non sit inanis -Supaya suatu hibah dapat dianggap sah, maka harus ada
penjelasan dan perhitungan di baliknya.
4. Absentem accipere debemuseum qui non est eo loco in quo petitur-
Seseorang dianggap absen ketika ia tidak berada di tempat di mana ia dicari.
5. Absentia ejus qui reipublicae causa abest neque alii damnosa esse
debet-Ketiadaan seseorang yang sedang berada di luar negeri atas utusan
negara seharusnya tidak mungkin merugikan orang itu sendiri maupun orang
lain.
6. Absoluta sentential expositore non indiget -Proposisi sederhana tidak
memerlukan penjabaran.
7. Abundans cautela non nocet - Abundant causation does no harm - penyebab
berlimpah tidak menimbulkan kerugian.
8. Accessorium non ducit, sed sequitor, suum principale-Peserta pembantu
tidak memimpin, melainkan mengikuti pelaku utamanya. Penyertaan
9. Accipere quid ut justitiam facias non est tam accipere quam
extorquere- Menerima sesuatu sebagai imbalan atas keadilan yang
dilakukannya, merupakan sebuah pemerasan bukanlah sekedar penerimaan.
10. Accusare nemo debet se, nisi coram Deo- Tidak ada seorang pun yang
diharuskan untuk menuduh/menyalahkan dirinya sendiri, kecuali dihadapan
Tuhan.
11. Accusator post rationabile tempus non est audiendus, nisi se bene de
omissionexcusaverit -Seseorang yang membuat suatu gugatan setelah
jangka waktu tertentu telah berlalu, tidak akan didengar kecuali orang
tersebut dapat memberikan alasan yang tepat atas kealpaannya.
12. A communi observantia non est recedendum- Seharusnya tidak ada
penyimpangan dari ketaatan umum.
13. Acta exteriora indicant interiora secreta - Tindakan - tindakan seseorang
menggambarkan maksud yang terselubung didalamnya. Percobaan
14. Acta in uno judicio non probant in alio nisi inter easdem personas - Hal
- hal yang terdapat dalam satu kasus, tidak dapat digunakan sebagai bukti dalam
kasus lain, kecuali kasus terseebut menyangkut pihak - pihak yang sama.
15. Actio non datur non damniflcato - Gugatan bukanlah untuk mereka yang
tidak mengalami kerugian apapun.
16. Actionum genera maxime sunt servanda -Ada beberapa hal yang perlu
dipertahankan.
17. Actio personalis moritur cum persona -Perbuatan seseorang yang hanya
menyangkut dirinya sendiri akan mati dengan orang itu.
18. Actio quaelibet itsua via -Setiap perbuatan ada alasannya.
19. Actor qui contra regulan quid adduxit non est audiendus - Penggugat
tidak patut untuk didengar apabila ia membuat proposisi yang bertentangan
dengan peraturan hukum.
20. Actor sequitor forum rei -Gugatan diajukan pada pengadilan negeri tempat
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

kediaman tergugat.
21. Actus curiae neminem gravabit - Tindakan pengadilan tidak boleh merugikan
siapapun.
22. Actus inceptus cujus perfectio pendet ex voluntate partium revocari
potest; si autem pendet ex voluntate tertiae personae, vel ex
contingenti, revoari non potest -Perbuatan yang sudah dimulai namun
pemenuhannya tergantung pada pihak - pihak yang bersangkutan, maka
perbuatan itu dapat dibatalkan, tetapi jika pemenuhannya tergantung pada pihak
ketiga, maka perbuatannya itu tidak dapat dibatalkan.1
23. Actus judiciarius coram non judice irritus habetur; de ministeriali
autem a quocunque provenit ratum esto-Sebuah tindakan hukum yang
dibuat oleh seseorang selain hakim (atau orang tanpa wewenang); sama halnya
dengan tindakan ministerial, dianggap tidak sah.
24. Actus legis nemini est damnosus - Tindakan hukum tidak boleh berprasangka
buruk terhadap siapa pun.
25. Actus legis nemini facitinjuriam- Tindakan hukum tidak boleh merugikan
siapa pun.
26. Actus legitimi non recipiunt modum -Tindakan hukum tidak boleh
dipertanyakan.
27. Actus non reum facit nisi mens sit rea - suatu perbuatan tak dapat
menjadikan seseorang bersalah bilamana maksudnya tak bersalah.
28. Actus repugnans non potest is esse produci - gugatan yang bertentangan
tidak dapat diterima.
29. Actus servi, in iis quibus opera ejus communiter adhibita est, actus
domini habetur-Perbuatan seorang pegawai dalam hal-hal di mana ia biasanya
dipekerjakan dianggap tindakan majikannya.
30. Additio probat minoritatem-Penambahan atau pendukungan
mengindikasikan kekurangan.
31. Ad ea quae frequentius accidunt jura adaptantur - Penjabaran dan
penjelasan haruslah berharga.
32. Adjuvari quippe nos, non decipi, beneficio oportet - Tentu sebuah
keuntungan seharusnya membantu, bukan menjebak kita.
33. Ad officium justiciariorum spectat unicuique coram eis placitanti
justitiam exhibere - Merupakan tugas penegak hukum untuk memberikan
keadilan bagi siapa pun yang memohon.
34. Ad proximum antecedens fiat relatio, nisi impediatur sententia -
Hubungan keluarga haruslah bermulai dari yang paling dekat, kecuali ditentukan
lain.
35. Ad quaestiones facti non respondent judices; ad quaestiones legis non
respondent juratores - Hakim tidak menjawab pertanyaan mengenai fakta,
dan juri tidak menjawab pertanyaan hukum.
36. Ad quaestiones legis judices, et non juratores, respondent - Hakim,
bukan juri yang menjawab pertanyaan hukum.
37. Ad recte docendum oportet primum inquirere nomina, quia rerum
cognitio a nominibus rerum dependet - Agar dapat memahami sesuatu,
perlu diketahui terlebih dahulu namanya, agar mendapatkan pengetahuan yang
benar, tergantung pada nama
38. Adversus extraneos vitiosa possessio prodesse solet -Kepemilikan,
maupun salah biasanya sufisien. Kepemilikan yang sebelumnya merupakan klaim
yang baik terhadaporang lain yang tidak dapat membuktikan sebaliknya.
39. Ad vim majorem vel ad casus fortuitos non tenetur quis, nisi sua culpa
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

intervenerit - Tidak ada seorang pun yang diwajibkan untuk bertanggung jawab
atas akibat dari kecelakaan atau keadaan di luar kendali kecuali ia yang
menyebabkan.
40. Aedificare in tuo proprio solo non licet quod alteri noceat - Dilarang untuk
mendirikan bangunan di atas tanah sendiri apabila bangunan tersebut dapat
merugikan orang lain.
41. Aedificatum solo solo cedit - Apa yang dibangun di atas tanah akan terikat
pada tanah tersebut.
42. Aedificia solo cedunt - Bangunan termasuk dengan tanahnya.
43. Aequior est dispositio legis quam hominis - Disposisi (watak) hukum lebih
netral dibandingkan dengan manusia
44. Aequitas agit in personam - Keadilan terdapat diantara manusia.
45. Aequitas est correctio legis generaliter latae qua parte deficit - Keadilan
merupakan pembenaran terhadap kecacatan yang ada pada hukum.
46. Aequitas ignorantiae opitulatur, oscitantiae non item - Keadilan
membantu ketidaktahuan bukan kepuasan.
47. Aequitas non facit jus, sedjuri auxiliatur -Keadilan tidak membentuk suatu
hak, tetapi membantu pemenuhan suatu hak.
48. Aequitas sequitur legem - Keadilan mengikuti hukum.
49. Aequitas supervacua odit -Keadilan menentang hal - hal yang berlebihan.
50. Aequum et bonum est lex legum- Apa yang dianggap adil dan baik adalah
hukumnya hukum.
51. Aestimatio praetiriti delicti ex postremo facto nunquam crescit -
Pengkajian mengenai suatu kejahatan tidak meningkat dari fakta selanjutnya.
52. Affectio tua nomen imponit operi tuo - Motif seseorang mempengaruhi
perbuatannya. Bab Kesengajaan
53. Affectus punitur licet non sequator effectus -Kesengajaan sendiri dapat
dihukum walaupun tujuannya tidak tercapai. Bab Kesengajaan
54. Affinis mei affinis non est mihi affinis - Seseorang yang terikat dalam
perkawinan dengan orang lain yang berhubungan dengan saya akibat ikatan
perkawinan, tidak ada hubungan apapun dengan saya.
55. Affirmanti, non neganti, incumbitprobation - Pembuktian bersifat wajib
bagi yang mengiakan bukan yang menyangkal.
56. Affirmantis estprobare - Orang yang mengiakan harus membuktikan.
57. Agentes et consentientes pari poena plectenture - Pihak yang berbuat dan
yang menyetujui akan mendapatkan hukuman yang sama. Penyertaan
58. A jure suo cadunt - Mereka yang meninggalkan haknya, akan kehilangan
haknya tersebut.
59. A justitia (quasi a quodam fonte) omnia jura eminent - Dari keadilan,
seperti air mancur, semua hak mengalir darinya.
60. Aliena negotia exacto officio geruntur -Sebuah perkara harus ditangani
dengan perhatian yang teliti.
61. Alienatio licet prohibeatur, consensus tamen omnium in quorum
favorem prohibita est potest fieri; et quilibet potest renunciare juri pro
se introducto -Meskipun pengalihan (alienation) dilarang, namun hal itu masih
bisa terjadi apabila kedua belah pihak menyetujui, dimana kekuasaan ada di
tangan salah satu pihak untuk mengalihkan haknya yang tadinya diperkenalkan
untuk keuntungannya sendiri.
62. Alienatio rei praefertur juri accrescendi - Pengalihan tanah lebih digemari
dibandingkan dengan hak membangun.
63. A l'impossible nul n'est tenu - Tidak ada seorang pun yang diwajibkan untuk
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

melakukan sesuatu yang mustahil.


64. Aliquid conceditur ne injuria remaneat impunita quod alias non
concederetur - Sesuta hal yang tadinya tidak dikabulkan, dapat dikabulkan agar
suatu kesalahan dapat dihukum.
65. Aliquis non debet esse jude in propria causa, quia non potest esse judex
et pars - seseorang tidak dapat menghakimi perkaranya sendiri karena ia tidak
bisa sekaligus bertindak sebagai hakim dan salah satu pihak yang bersengketa.
66. Aliud est celare, aliud tacere - Menutupi berbeda dengan bungkam.
67. Aliud est distinctio, aliud separatio - Perbedaan berbeda dengan
pemisahan.
68. Aliud est possidere, aliud esse in possessione - Memiliki berbeda dengan
dalam kepemilikan.
69. Aliud est vendere, aliud vendenti consentire - Membeli beda halnya dengan
memberikan persetujuan kepada penjual.
70. Allegans contraria non est audiendus - Seseorang yang membuat tuduhan
yang bertentangan, tidak patut untuk didengar.
71. Allegans suam turpitudinem non est audiendus - Seseorang yang menuduh
dirinya sendiri, tidak patut untuk didengar.
72. Allegari non debuit quod probatum non relevat - Hal - hal yang tidak
relevan, walaupun terbukti benar, tidak perlu dinyatakan.
73. Allegatio contra factum non est admittenda - Gugatan yang tidak sesuai
dengan akte, tidak patut untuk didengar dan tidak dapat diterima.
74. Alterius circumventio alii non praebet actionem - Penipuan yang dilakukan
terhadap satu orang, tidak memberikan orang lain hak untuk menuntut.
75. Alternativa petitio non est audienda - Petisi alternatif tidak patut untuk
didengar.
76. Ambigua responsio contra proferentem est accipenda - Jawaban ambigu
dari salah satu pihak tidak akan diterima.
77. Ambiguis casibus semper praesumitur prorege - Dalam keadaan dimana
ada keraguan, praduga memihak kepada raja.
78. Ambiguitas contra stipulatorem est -Dapat digunakannya interpretasi
terhadap keraguan yang diberikan oleh salah satu pihak.
79. Ambiguitas verborum latens verificatione suppletur; nam quod ex facto
oritur ambiguum verificatione facti tollitur -Ambigu dalam penulisan dapat
diluruskan oleh bukti, sedangkan ambigu yang muncul dari fakta yang tidak
penting, akan diluruskan oleh bukti yang samanya tidak penting.
80. Ambiguum placitum interpretari debet contra proferentem - pemohonan
yang ambigu harus ditafsirkan terhadap pihak yang memohon.
81. Ambulatoria est voluntas defuncti usque ad vitae supremum exitum -
Kehendak seorang keturunan dapat dialihkan sampai saat terakhir dalam
hidupnya.
82. Angliae jura in omni casu libertati dant favorem - Hukum Inggris memihak
kepada kebebasan.
83. Animus adse omne jus ducit - Hukum melihat pada unsur kesengajaan pada
tiap perkara. Kesengajaan
84. Animus homis est anima scripti -Kesengajaan seseorang merupakan inti
instrumen. Kesengajaan
85. Anniculus trecentesimo sexagesimo-quinto die dicitur, incipiente,
plane non exacto die, quia annum civiliter non ad momenta temporum
sed ad dies numeramur- Seorang anak berumur satu tahun pada hari ke 365
nya ketika harinya berakhir, karena satu tahun hitung berdasarkan jumlah hari.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

86. Annua nec debitum judex non separat ipse - Bahkan hakim pun tidak
membagi gaji maupun hutang.
87. Annus est mora motus quo suum planeta pervolvat circulum - Satu tahun
merupakan durasi dimana bumi memutari orbit.
88. Annus inceptus pro completo habetur -Ketika tahun baru mulai, sekaligus
tahun itu berakhir.
89. A non posse ad non esse sequitor argumentum necessarie negative,
licet non afflrmative -Dari kemustahilan sampai ketiadaan, sebuah kesimpulan
mengikuti yang negatif bukan yang afirmatif.
90. Apices juris non suntjura - Hukum yang lemah bukan hukum.
91. A piratis et latronibus capta dominium non mutant - Barang - barang yang
dicuri oleh pembajak atau pencuri, tidak berubah status kepemilikiannya.
92. Applicatio est vita regulae - Pelaksanaan merupakan kehidupan hukum.
93. Aqua ceditsolo - Kepemilikan tanah termasuk air yang ada di dalam / pada
tanah
tersebut.
94. Aqua currit et debet currere ut currere solebat -Sesuatu harus dilaksanakan
sebagaimana seharusnya.
95. Arbitramentum aequum tribuit cuique suum-Arbitrase yang adil
menguntungkan hukum.
96. Arbitrium estjudicium -Penghargaan merupakan sebuah keputusan.
97. Arbor dum crescit; lignum dum crescere nescit - Sesuatu adalah pohon
apabila berkembang, namun sesuatu itu adalah kayu ketika tidak berkembang.
98. A rescriptis valet argumentum -Argumen yang tercantum dalam pernyataan
resmi dianggap sah.
99. Argumentum ab auctoritate est fortissumum in lege -Argumen yang
dibuat atas dasar pengetahuan yang luas, merupakan yang terkuat di muka
hukum.
100. Argumentum ab impossibiliplurimum valetin lege -Argumen yang muncul
dari kemustahilan memiliki keabsahan hukum yang terbaik.
101. Argumentum ab inconveniente plurimum -Argumen yang dibangun dari
apa yang dianggap sebagai tidak sesuai, memiliki keabsahan hukum yang
terbaik.
102. Argumentum a divisione estfortissium in jure - Argumen berdasarkan
subdivisi dari suatu subyek merupakan yang terkuat di muka hukum.
103. Argumentum a majori ad minus negative non valet; valet e converso -
Argumen dari yang terkuat sampai yang terlemah bukanlah hal yang buruk, tetap
argumen tersebut sah.
104. Argumentum in amartos sumere jura sinunt -Hukum memperbolehkan
perlawanan terhadap yang bersenjata.
105. Assignatus utitur jure auctoris - Penerima hak disertai dengan hak - hak
pokok.
106. A summo remedio ad inferiorem actionem non habetur regressus
neque auxilium -Dari upaya hukum yang tertinggi sampai upaya paling rendah
tidak ada pertolongan.
107. Auctoritates philosophorum, medicorum et poetarum sunt in causis
allegandae et tenendae - Pendapat para filosof, ilmuwan, dan penulis patut
dipertimbangkan.
108. Aucupia verborum sunt judice indigna -Tidak pantas bagi seorang hakim
untuk quibbling.
109. Audi alteram partem - Kedua belah pihak harus didengar.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

110. A verbis legis non est recedendum - Perkataan hukum tidak ada yang salah.
111. Baratriam committit qui propter pecuniam justitiam baractat -Seseorang
akan bersalah apabila ia mengajukan tuntutan konyol dan hanya demi uang saja.
112. Bastardus non potest habere haeredem nisi de corpore suo legitime
procreatum - Anak luar nikah dianggap tidak memiliki keturunan kecuali melalui
perkawinan yang sah.
113. Bastardus nullius estfilius, autfiliuspopuli - Seorang anak luar nikah
bukanlah anak siapa pun.
114. Bello parta cedunt reipublicae – segala hal yang terjadi dalam peperangan
akan dipertanggungjawabkan kepada negara.
115. Benedicta est exposito quando res redimitur a destructione -
Keberuntungan adalah ketika sesuatu berhasil diselamatkan dari kemusnahan.
116. Beneficium invito non datur - Keistimewaan atau keuntungan tidak diberikan
kepada seseorang dengan cara melawan kehendaknya.
117. Beneficium non datum nisi propter officium - Sebuah imbalan tidak
diberikan kecuali atas suatu penabdian..
118. Beneficium principis debet esse mansurum -Pemberian seorang pangeran
harus bertahan lama.
119. Benigne faciendae sunt interpretationes chartarum, ut res magis valeat
quam pereat; et quaelibet concessio fortissime contra donatorem
interpretanda est - Perjanjian harus ditafsirkan secara luas, agar apa yang
dijanjikan dapat dilaksanakan; dan setiap pengalihan akan
dipertanggungjawabkan oleh pegalih.
120. Benigne faciendae sunt interpretationes proprter simplicitatem
laicorum, ut res magis valeat quam pereat; et verba intentioni, non e
contra, debent inservire - Konstruksi harus dibuat secara luas untuk
menyederhanakan orang awam agar apa yang dijanjikan dapat terlaksana dan
dianggap sah; serta kata - kata yang digunakan harus menggambarkan
kesengajaan para pihak.
121. Benignior sententia in verbis generalibus seu dubiis est preferenda -
Konstruksi yang umum atau menggambarkan keraguan adalah konstruksi yang
baik.
122. Benignius seu trigamus, etc., est qui diversis temporibus et successive
duas seu tres uxores habuit — bigamus atau trigamus etc adalah mereka
yang beristrikan dua istri atau lebih pada waktu yang berbeda.
123. Bis dat qui cito dat— Dia yang membayar dua kali, maka ia bayar kelebihan.
124. Bis idem exigi bona fides non patitur, et in satisfactionibus non
permittiur ampliusfieri quam semel factum est — Itikad baik tidak
memungkinkan hal yang sama untuk dituntut dua kali. Dan dalam hal pengabulan
klaim, tidak boleh mengabulkan lebih dari apa yang diminta.
125. Bonae fidei non congruit de apicibus juris disputare — Tidak sesuai
dengan itikad baik untuk menekankan kehalusan pada hukum.
126. Bonae fidei possessor in id tantum quod ad se pervenerit tenetur —
Seorang pemilik, secara itikad baik, hanya bertanggungjawab atas hal - hal yang
ia miliki.
127. Bona fide possessor facit fructus consumptos suos — Seorang pemiliki
dalam itikad baik berhak atas hasil perkebunannya.
128. Bona fide exigit ut quod convenit fiat —Itikad baik menuntut apa yang telah
disepakati untuk dilakukan.
129. Bona fides non patitur ut bis idem exigatur —Itikad baik melarang adanya
pembayaran dua kali untuk hal yang sama.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

130. Boni judicis est ampliare jurisdictionem (or justitiam) — Merupakan tugas
hakim yang baik untuk memperluas yuridiksinya.
131. Boni judicis est ampliare justitiam —Merupakan tugas hakim yang baik
untuk memperluas keadilan.
132. Boni judicis est causas litium dirimere - Merupakan tugas hakim yang baik
untuk menyelesaikan perkara.
133. Boni judicis estjudicium sine dilatione mandare executione - Merupakan
tugas hakim yang baik untuk tidak menunda putusan.
134. Boni judicis est lites dirimere, ne lis ex liteoriatur -Merupakan tugas hakim
yang baik untuk memastikan bahwa tidak ada litigasi baru yang muncul dari
litigasi yang sudah ada.
135. Bonum defendentis ex integra causa; malum ex quolibet defectu -Hasil
yang baik adalah putusan yang berdasarkan hukum dan sah. Hasil yang buruk
adalah putusan yang cacat.
136. Bonum necessarium extra terminos necessitatis non est bonum -Dalam
keadaan terpaksa, hal - hal yang dilakukan tidak boleh melebihi keadaan itu
sendiri.
137. Bonus judex secundum aequum et bonum judicat, et aequitatem stricto
juri praefert - Hakim yang baik adalah ia yang mengadili dengan adil dan baik
serta memihak pada keadilan dari pada hukum yang keras.
138. Breve ita dicitur, quia rem de qua agitur, et intentionem petentis,
paucis verbis breviter enarrat -Surat tuntutan disebut dengan istilah “breve”
karena menyebut inti perkara, serta apa yang dituntut oleh penggugat secara
singkat.
139. Breve judiciale debetsequisuum originale, et accessorium suum
principale -
140. Breve judiciale non caditpro defectu formae - Surat pengadilan tidak boleh
ada kecacatan apapun di dalamnya.
141. Brevia, tam originalia quam judiciali, patiuntur anglica nomina -Surat
pengadilan, seperti halnya dengan peradilan, berasal dari Inggris.
142. Cancellarii angliae dignitas est, ut secundus a rege habetur -Menteri
Inggris dianggap memiliki martabat setinggi kedaulatan negara.
143. Carcer ad homines custodiendos, non ad puniendos, dari debet -
Hukuman penjara ditujukan untuk mengurung nara pidana, bukan untuk
menghukumnya.6 Bab Pidana & Pemidanaan
144. Carcer non supplicii causa sed custodiae constitutes -Penjara diciptakan
bukan untuk menghukum, tetapi untuk pengurungan di bawah pengawasan. Bab
Pidana & Pemidanaan
145. Casus fortuitous non est sperandus, et nemo tenetur divinare - Kejadian
kebetulan tidak disangka. Dan tidak ada seorang pun yang diharapkan untuk
menyangkanya.
146. Casus fortuitous non estsupponendus - Kejadian kebetulan tidak terduga.
147. Casus omissus et oblivion datus disposition communis juris relinquitur
- Perbuatan yang tidak diatur dalam undang - undang akan diadili berdasarkan
common law.
148. Casus omissuspro omisso habendus est - Perkara yang diabaikan akan
dianggap sengaja diabaikan.
149. Catalla juste possessa amitti non possunt - Barang bergerak yang dimiliki
secara hak tidak bisa dianggap hilang.
150. Catalla reputantur inter minima in lege - Barang bergerak dianggap oleh
hukum sebagai sesuatu yang memiliki paling sedikit konsekuensi.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

151. Causa causae est causa causati -Penyebabnya penyebab adalah penyebab
dari pengaruhnya juga.
152. Cauas causantis causa est causati - Penyebab sesuatu adalah penyebab dari
pengaruhnya juga.
153. Causa ecclesiae publicis aequiparatur; et summa est ratio quae pro
relegione facit - Upaya gereja setara dengan upaya publik dalam
mementingkan agama.
154. Causae dotis, vitae, libertatis, fisci sunt inter favorabilia in lege - Perihal
pewarisan, kehidupan, kebebasan, penghasilan merupakan hal - hal yang
dilindungi oleh hukum.
155. Causae ecclesiae publicis causis aequiparantur - Upaya gereja setara
dengan upaya yang dilakukan oleh publik.
156. Causa et origo est material negotii - Penyebab serta asal muasal suatu hal
merupakan substansi dari isi perkara. “Hukum mempertimbangkan perbuatan
intinya”, contohnya adalah sebuah kasus dimana seorang pria yang mencoba
untuk bunuh diri dalam keadaan gila, namun meninggal setelah mendapatkan
kewarasannya kembali, maka tindakan tersebut bukan tindakan bunuh diri.
157. Causapatet - Sebuah alasan sangat jelas.
158. Causa proxima non remota spectator - Penyebab langsung dan bukan
penyebab tidak langsung yang dipertimbangkan.
159. Causa vaga et incerta non est causa rationabilis -Alasan yang tidak jelas
dan tidak pasti, bukanlah alasan yang baik.
160. Caveat emptor - Seorang pembeli harus berwaspada.
161. Caveat emptor qui ignorare non debuit quod jus alienum emit - Seorang
pembeli harus berwaspada, ia tidak boleh lalai dalam membeli sesuatu yang
dimiliki orang lain.
162. Caveat venditor - Seorang penjual harus berwaspada.
163. Caveat viator - Seorang petualang harus berwaspada.
164. Cavendum est a fragmentis - Berwaspadalah pada hal - hal yang tidak jelas.
165. Certa debet esse intention et narration et certum fundamentum et
certa res quae deducitur in judicium -Alur serta narasi harus pasti, dasarnya
harus agar perkara yang dibawa ke pengadilan bersifat pasti.
166. Certum est quod certum reddi potest ■> Sesuatu hal yang pasti akan
menghasilkan kepastian.
167. Cessante causa, cessat effectus - penyebab yang hilang akan menghilangkan
akibatnya juga.
168. Cessante ratione legis cessat et ipsa lex - Ketika alasan hukum hilang, maka
hukum itu sendiri akan hilang.
169. Cessante statu primitive, cessat derivativus -Ketika sebuah perkebunan
sudah tidak ada, maka hasil perkebunan itu dianggap tidak ada.
170. Cessa regnare, si non vis judicare - Berhenti memerintah jika anda tidak
ingin diadili.
171. C'est le crime qui fait la honter, et non pas vechafaus - Perbuatan
kejahatan yang membuat malu, bukan hukuman matinya. Pidana & Pemidanaan
172. Cestuy que doit inheriter al pere doit inheriter al fils- Seseorang yang
seharusnya mewarisi warisan dari ayahnya, akan menerima warisan dari anaknya
juga.
173. Chacea est ad commune legem - Daerah pemburuan ada pada common law.
174. Charta de non ente non valet - Perjanjian atas sesuatu yang tidak ada
dianggap tidak berlaku.
175. Charta non est nisi vestimentum donationis -Sebuah perjanjian merupakan
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

pemberi suatu hak.


176. Chartarum super fidem, mortuis testibus, ad patriam de necessitudine
recurrendum est - Perkara mengenai sah atau tidaknya sebuah perjanjian
dimana saksinya telah meninggal, harus dihadapkan kepada juri.
177. Chirographum apud debitorem repertum praesumitur solutum - Ketika
buktinya ditemukan pada debitur, maka hutang akan dianggap lunas.
178. Chirographum non extans praesumitur solutum - Ketika tidak
ditemukannya bukti adanya hutang, maka diduga hutang itu dibatalkan.
179. Circuitus est evitandus - Proses peradilan dilarang “berputar - putar”.
180. Circuitus est evitandus; et boni judicis est lites dirimere, ne lis ex lite
oriatur - Proses peradilan dilarang untuk “berputar - putar”. Merupakan tugas
seorang hakim untuk menyelesaikan perkara agar tidak ada tuntutan baru yang
muncul dari perkara yang sudah ada.
181. Citatio est de juri naturali - Sebuah panggilan merupakan hak natural.
182. Citationes non concedantur priusquam exprimatur super qua re fieri
debet citation - Penggunaan yurisprudensi tidak akan diterima sebelum
dijelaskan hubungan antara perkara dengan yurisprudensi tersebut.
183. Clam delinquens magis punitur quam palam - Seseorang yang melakukan
perbuatan kejahatan secara diam - diam akan dihukum lebih berat dari pada
orang yang melakukannya secara terbuka.
184. Clam factum id videtur esse, quod quisque, quum controversiam
haberet, habiturumve su putaret, fecit -Seseorang akan memilih untuk
menyelesaikan perkaranya secara diam - diam.
185. Clausulae inconsuetae semper inducunt suspicionem - Klausa - klausa
asing selalu menimbulkan kecurigaan.
186. Clausula generalis de residuo non ea complectitur quae non ejusdem
sint generis cum iis quae speciatim dicta fuerant -
187. Clausulageneralis non refertur ad expressa - Klausa umum tidak merujuk
pada hal - hal yang sudah disebut.
188. Clausula quae abrogationem excludit ab initio non valet -Klausa yang
dapat mendukung perbuatan melawan hukum dianggap tidak sah dari awal.
189. Clausula vel disposition inutilis per praesumptionem remotam vel
causam ex post factio non fulcitur - Klausa yang tidak mengutarakan suatu
fakta yang penting atau tidak menimbulkan dugaan, ataupun menyimpulkan
sesuatu dianggap tidak berguna.
190. Cogitationis poenam nemo meretur - Tidak ada seorang pun yang layak
dihukum karena memiliki pendapat sendiri.
191. Cogitationis poenam nemo patitur - Tidak ada seorang pun yang dihukum
karena memiliki pendapat sendiri.
192. Cognomen majorum est ex sanguine tractum, hoc intrinsecum est ;
agnomen extrinsecum ab eventu -Nama panggilan keluarga berasal dari
leluhur dan bersifat esensial.
193. Cohaeredes una persona censentur, propter unitatem juris quod habent
- Sesama ahli waris dianggap sebagai satu pihak, karena persatuan hak yang
mereka miliki.
194. Collegium est societas plurium corporum simul habitantium -
Perkuliahan merupakan kelompok sosial tertentu.
195. Commenda est facultas recipiendi et retinendi beneficium contra jus
positivum a suprema potestate-Sebuah commendam merupakan kekuasaan
oleh pihak superior untuk menerima dan mempertahankan keuntungan yang
bertentangan dengan hukum positif.8
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

196. Commercium jure gentium commune esse debet et non in monopolium


et privatum paucorum quaestum convertendum - Perdagangan menurut
hukum para negara, harus bersifat umum dan dilarang monopoli ataupun
memberikan keuntungan sendiri bagi pihak - pihak tertentu.
197. Commodum ex injuria sua non habere debet - Pelaku tidak boleh
mendapatkan keuntungan apapun dari perbuatan jahatnya.
198. Communis error facit jus -Kesalahan umum yang terulang terus dapat
dianggap sebagai hukum.
199. Communis error non facit jus - Kesalahan umum pada suatu aturan tidak
menjadikan aturan tersebut sebuah hukum.
200. Compendia sunt dispendia - Pengurangan hak seseorang dapat
mengakibatkan kerugian.
201. Compromissarii suntjudices - Arbitrator merupakan hakim.
202. Compromissum ad similitudinem judiciorum redigitur -
Permusyawarahan merupakan hal yang lazim untuk dilakukan oleh hakim.
203. Conatus quid sit non definitur in jure - “Percobaan” tidak didefinisikan oleh
hukum. Bab Percobaan
204. Concessio per regem fieri debet de certitudine - Sebuah perintah oleh raja
harus pasti. “Apabila raja telah melarang saya menjadi polisi, namun tidak
menjelaskan pada daerah hukum mana, maka larangan tersebut tidak sah karena
tidak jelas.”
205. Concessio versus concedentem latam interpretationem habere debet -
Sebuah hibah dapat ditafsirkan dengan bebas terhadap orang yang
mengabulkannya.
206. Concerdare leges legibus est optimus interpretandi modus -
Menyesuaikan satu hukum dengan hukum lain merupakan cara penafsiran yang
terbaik.
207. Concordia parvae res crescent et opulentia lites -Penyelesaian yang
sederhana lebih dipilih oleh orang - orang biasa, dan litigasi dilakukan oleh orang
- orang kalangan atas.
208. Conditio beneficialis, quae statum construit, benigne secundum
verborum intentionem est interpretanda; odiosa autem quae statum
destruit stricte, secundum verborum proprietatem, accipienda - Kondisi
yang menguntungkan yang menghasilkan pemberian perkebunan, harus
dikonstruksi dengan cara yang paling menguntungkan berdasarkan niat dari
perjanjian; namun kondisi yang memusnahkan kepemilikian perkebunan harus
dikonstruksikan berdasarkan arti sempit dari perjanjian.
209. Conditio dicitur cum quid in casum incertum qui potest tendere ad esse
aut non esse confertur - Ketika sesuatu diberikan tanpa ada kepastian apapun,
maka hal tersebut dinamakan sebuah kondisi.
210. Conditio illicita habetur pro non adjecta -Kondisi yang tidak sah dianggap
tidak jelas.
211. Conditiones quaelibet odiosae; maxime autem contra matrimonium et
commercium - Kondisi bersifat melanggar, khususnya kondisi yang berkaitan
dengan perkawinan dan perdagangan.
212. Conditio praecedens adimpleri debet prius quam sequatur effectus -
Sebuah kondisi harus dibuat jelas sebelum ada pelaksanaan apapun.
213. Confessio facta in judicio omni probatione major est -Pengakuan yang
dibuat dihadapan persidangan merupakan bukti terkuat.
214. Confessus in judicio pro judicato habetur et quodammodo sua sentetia
damnatur -Seseorang yang telah mengakui kesalahannya pada tahap
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

pembacaan dakwaan, dianggap telah diadili dan dijatuhi hukuman.


215. Confimare est id quodprius infirmum fuit simulfirmare - Konfirmasi
berguna untuk memperjelas apa yang tadinya tidak jelas.
216. Confirmare nemo potest priusquam jus ei acciderit -Tidak seorang pun
boleh mengkonfirmasi sebelum diberikan kesempatan untuk melakukannya.
217. Confirmatio est nulla ubi donum praecedens est invalidum -Sebuah
konfirmasi dianggap batal apabila hal yang dikonfirmasinya dibuat secara tidak
sah.
218. Confirmatio omnes supplet defectus, licet id quod actum est ab initio
non valuit - Sebuah konfirmasi mempertegaskan semua kecelaan, walaupun
kecelaan tersebut tidak sah.
219. Confirmat usum qui tollit abusum --Seseorang akan membuat sebuah
konfirmasi untuk menghilangkan hinaan yang telah ditujukan kepadanya.
220. Conjunctio mariti et feminae est de jure naturae -Persatuan antara suami
dan istri berasal dari hukum alam.
221. Conscientia dicitus a con et scio, quasi scire cum Deo -Conscience berasal
dari kata “con” dan “scio” yang berarti untuk mengetahui.
222. Consecratio est periodus electionis; election est praeambula
consecrationis -Pengabdian mendahulukan pilihan, dan juga merupakan
sebuah pilihan.
223. Consensus est voluntas plurium ad quos res pertinent, simul juncta -
Kesepakatan adalah kehendak bersama antar beberapa orang.
224. Consensus facit legem - Kesepakatan membuahkan hubungan hukum. Sebuah
kontrak mengatur hubungan antara para pihak yang telah bersepakat untuk
diatur oleh kontrak tersebut.
225. Consensus, non concubitus, facitmatrimonium - Kesepakatan, bukan
hubungan seksual yang mengesahkan sebuah perkawinan.
226. Consensus, non concubitus, facit nuptias vel matrimonium, et
consentire non possunt ante annos nubiles - Kesepakatan, bukan
hubungan seksual yang mengesahkan sebuah perkawinan dan seseorang tidak
bisa memberikan kesepakatannya apabila masih di bawah umur.
227. Consensus tollit errorem - Kesepakatan menyingkirkan kesalahan. Seseorang
tidak dapat menyangkal terhadap apa yang telah ia sepakati.
228. Consensus voluntas multorum ad quos res pertinent simbul juncta -
Kesepakatan merupakan penyatuan kehendak dari beberapa pihak.
229. Consentientes etagentesparipoena plectentur - Mereka yang menyepakati
dan mereka yang melakukan, akan menerima hukuman yang sama. Bab
Penyertaan
230. Consentire matrimonio non possunt infra (ante) annos nubiles -
Seseorang tidak dapat memberikan kesepakatannya untuk menikah apabila
masih di bawah umur.
231. Consequentiae non est consequentia - Tidak ada konsekuensi dari sebuah
konsekuensi.
232. Consilia multorum quaeruntur (requruntur ) in magnis - Dalam
menghadapi permasalahan besar, sepatutnya mencari nasehat sebanyak -
banyaknya.
233. Consortio malorum me quoque malum facit - Bergaul dengan mereka yang
jahat, akan membuat diri seseorang jadi jahat.
234. Constitutiones tempore posteriors potioressunt his quae ipsas
praecesserunt -Hukum baru menang atas hukum lama.
235. Constitutum esse eam domum unicuique nostrum debere existimari,
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

ubi quisque sedes et tabulas haberet, suarumque rerum constitutionem


fecisset - Secara prinsip, tempat dimana seseorang tinggal, terdaftar, kerja
dianggap sebagai domisilnya.
236. Constructio legis non facit injuriam - Konstruksi hukum tidak menimbulkan
kerugian.
237. Consuetudo contra rationem introducta potius usurpation quam
consuetudo appellari debet -Adat yang bertentangan dengan kepercayaan
bukanlah adat, tetapi pemaksaan.
238. Consuetudo debet esse certa - Adat harus dibenarkan
239. Consuetudo debet esse certa, nam incerta pro nulla (nullius) habetur -
Adat harus dibenarkan, apabila tidak jelas, maka tiak sah.
240. Consuetudo est altera lex - Adat adalah hukum lain.
241. Consuetudo est optimus interpres legum - Adat merupakan penjelasan dari
hukum.
242. Consuetudo et communis assuetudo vincit legem non scriptam, si sit
specialis; et interpretatur legem scriptam, s ilexsitgeneralis - Adat dan
kebiasaan umum dianggap istimewa ketika mendahului hukum tidak tertulis, dan
dianggap biasa apabila hanya memperjelas hukum tertulis.
243. Consuetudo ex certa causa rationabili usitata privat commune legem-
Adat yang muncul karena kepercayaan terhadap suatu maksud yang pasti, maka
adat itu melebihi common law.
244. Consuetudo, licet sit magnae auctoritatis nunquam tamen praejudicat
manifestae veritati--Setinggi apapun suatu adat, namun tidak boleh melebihi
sebuah kebenaran.10
245. Consuetudo loci observanda est - Adat setempat harus diawasi.
246. Consuetudo manerii et loci observanda est - Adat setempat serta
penguasanya harus diawasi.
247. Consuetudo neque injuria oriri neque tolli protest - Adat tidak muncul
ataupun dapat dimusnahkan oleh perbuatan jahat.
248. Consuetudo non habitur (trahitur) in consequentiam - Penerapan adat
tidak dapat dijadikan yurisprudensi.
249. Consuetudo praescripta et legitima vincit legem - Adat yang sah terkadang
dapat mendahului hukum.
250. Consuetudo regni angliae estlex angliae - Adat Kerajaan Inggris adalah
hukum Inggris.
251. Consuetudo semel reprobate non potest amplius induci - Adat yang sudah
ditiadakan, tidak dapat lagi diterapkan.
252. Consuetudo tollitcommune legem -Adat menyingkirkan common law.
253. Consuetudo vincit commune legem - Adat mendahului common law.
254. Consuetudo volentes ducit, lex nolentes trahit - Adat memimpin yang
berkendak, hukum memaksa yang tidak berkehendak.
255. Contemporanea exposition est optima et fortissimo in lege - undang -
undang sebaiknya dijelaskan dengan cara mengikuti konstruksi yang dibuat oleh
hakim - hakim pada zaman undang - undang tersebut dibuat.
256. Contestatio litis eget terminus contradictarios -Setiap permasalahan pasti
ada kontradiksinya.
257. Contractus est quasi actus contra actum - Sebuah perjanjian mewajibkan
serangkaian tindakan yang harus dilaksanakan.
258. Contractus ex turpi causa vel contra bonos mores nullus est - Perjanjian
yang dibuat atas dasar yang tidak sah ataupun atas hal yang tidak bermoral
dianggap batal.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

259. Contractus legem ex conventione accipiunt - Sebuah perjanjian


mendapatkan keabsahan hukum dari kesepakatan antara kedua belah pihak.
260. Contra legem facit qui id facit quod lex prohibit; in fraudem vero qui,
salvis verbis legis, sententiam ejus circumuenit - Seseorang melawan
hukum ketika ia perbuat sesuatu yang dilarang oleh hukum. Bab Melawan Hukum
261. Contra negantem principia non est disputandum - Tidak ada salahnya
untuk menyangkal apa yang telah dikontradiksi oleh lawan pihak.
262. Contra non valentem agree nulla curritpraescriptio -Tidak boleh dibuat
suatu perjanjian dimana pihaknya tidak mungkin dapat melaksanakan isi
perjanjian tersebut.
263. Contariorum contraria est ratio - Gagasan di balik hal - hal yang
bertentangan, juga ikut bertentangan.
264. Contra veritatem lex nunquam aliquid permittit -Hukum tidak pernah
membiarkan hal - hal yang bertentangan dengan kebenaran.
265. Contrectatio rei alienue animo furandi est furtum - Menyentuh ataupun
merampas harta milik orang lain dengan maksud untuk mencurinya dianggap
sebagai pencurian.
266. Conventio omnis intelligitus clausula rebus sic stantibus - Setiap
perjanjian dipercaya untuk tidak mengubah apa - apa diluar perjanjian itu sendiri.
267. Conventio privatorum non potestpublico juri derogare -Perjanjian antara
dua pihak tidak boleh mengurangi hak publik.
268. Conventio vincit legem -Kesepakatan para pihak dapat mendahului hukum.
269. Convicia si irascrais tua divulges; spreta exolescunt - Apabila seseorang
terdorong marah karena hinaan, maka hinaan itu akan menyebar; namun apabila
diabaikan, hinaan tersebut akan padam.
270. Copulatio verborum indicat acceptationem in eodem sensu-
Menyesuaikan satu pernyataan dengan pernyataan lain untuk mendapatkan
perngertian yang sama.11
271. Corporalis injuria non recipit aestimationem de future - kerugian yang
dialami seseorang yang disebabkan oleh dirinya sendiri, tidak akan berhasil
mendapatkan kompensasi di pengadilan.
272. Corpus humanum non recipit aestimationem - Tidak ada seorang pun yang
boleh diperjualbelikan.
273. Creditorum appellation non hi tantum accipiuntur qui pecuniam
crediderunt, sed omnes quibus ex qualibet causa debetur - Setiap kreditur
harus mengingat jumlah hutangnya dan kepada siapa hutang itu dibuat dan untuk
keperluan apa.
274. Crescente militia crescere debet et poena - Dengan meningkatnya derajat
kejahatan, maka hukuman pun harus dibuat lebih keras. Bab Pidana &
Pemidanaan
275. Crimen falsi dicitur, cum quis illivitus, cui non fuerit ad hoea data
auctoritas, de sigillo regis rapto vel invento brevia eartasve
consignaverit - Disebut dengan istilah “crimen falsi” bagi siapa pun yang
mengesahkan surat penting dengan memalsukan tanda tangan raja ataupun
menggunakan segel nya.
276. Crimen laesae magestatis Omnia alia criminal excedit quoad poenam -
Tindakan makar dihukum dengan hukuman terberat dibandingkan dengan
kejahatan lain. Percobaan terkait Makar
277. Crimen Omnia exse nata vitiat - Kejahatan menyebabkan kerugian.
278. Crimen trahitpersonam - Tempat dimana kejahatan itu dilakukan, memberikan
pengadilan setempat untuk mengadili pelakunya. Asas Teirtorial
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

279. Crimina morte extinguuntur - Kejahatan dapat dimusnahkan dengan


hukuman mati. Pidana Mati
280. Cuicunque aliquid conceditur, conceditur etiam et id sine quo res ipsa
non esse potuit - Tidak mungkin menghibahkan sesuatu kepada seseorang
tanpa adanya barang yang dihibahkan.
281. Cuicunque aliquis quid concedit concedere videtur et id sine quo res
ipsa esse non potuit- Untuk menghibahkan sesuatu kepada seseorang, harus
ada barang yang dihibahkan.
282. Cui jurisdiction data est, ea quoque concessa esse videntur sine quibus
jurisdiction expliocari non potest - Pengabulan yuridiksi juga disertai oleh
pengabulan hal - hal yang diperlukan untuk penerapan yuridiksi tersebut.
283. Cui jus est donandi eidem et vendendi et concedendi jus est - Seseorang
yang memiliki hak untuk memberi, juga memiliki hak untuk menjual dan
menghibahkan.
284. Cuilibet in arte sua perito est credendum - Kepercayaan harusnya diberikan
kepada seseorang yang ahli pada bidangnya.
285. Cuilibet licit juri pro se introducto renuneiare -Siapa pun dapat
membatalkan apa yang telah diberikan kepadanya demi keselamatan dirinya
sendiri secara hukum.
286. Cui licet quod majus non debet quod minus est non licere - Seseorang
yang memiliki hak untuk melakukan sesuatu yang penting, tidak boleh dilarang
dari melakukan sesuatu yang kurang pentingnya.
287. Cui pater estpopulous non habet ille patrem -
288. Cuique in sua arte credendum est - Tiap orang dipercayai dengan
keahliannya masing - masing.
289. Cujus est commodum, ejus est onus - Orang yang mendapatkan
keuntungannya, juga mendapatkan bebannya.
290. Cujus est dare, ejus est disponere - Orang yang mendapatkan
keuntungannya, juga mendapatkan kerugiannya.
291. Cujus est division, alterius estelectio - Dalam pembagian antara dua belah
pihak, dimana pembagian tersebut dibuat oleh yang lebih tua, maka ia harus
memilih bagiannya terakhir.
292. Cujus est dominium, ejus estpericulum- Resiko terdapat pada pemilik.12
293. Cujus est instituere, ejus est abrogare - Siapa yang memulainya, dapat
menghentikannya. Percobaan
294. Cujus est solum, ejus est usque ad coelom - Pemilik tanah juga memiliki
ruang yang di atasnya.
295. Cujus est solum, ejus est usque ad coelom et ad inferos - Siapa pun yang
memiliki tanah, juga memiliki ruang di atas serta di bawahnya.
296. Ujus juris (i..e., jurisdictionis) est principale, ejusdem juris erit
accessorium - Perkara pelaku pembantu termasuk dalam yuridiksi yang sama
dengan pelaku utamanya. Penyertaan
297. Cujus per errorem dati repetition est, ejus consulto dati donation est -
Sesuatu yang diberikan secara tidak sengaja dapat dikembalikan, namun jika
diberikan dengan sengaja, dikatakan sebagai hadiah.
298. Cujusque rei potissima pars est principium - Bagian inti dari suatu hal
merupakan awal dari hal tersebut.
299. Culpa caret qui scit sed prohibere non potest - Seseorang yang
mengetahui, namun tidak bisa berbuat apa - apa, tidak bisa dihukum.
300. Culpae poena par esto - Hukuman harus setimpal dengan kejahatannya.
Pidana & Pemidanaan
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

301. Culpa est immiscere se rei ad se non pertinenti - Seseorang tidak boleh
ikut campur dalam urusan orang lain.
302. Culpa lata dolo aequiparatur - Kelalaian berat sama derajatnya dengan
penipuan.
303. Culpa tenet (teneat) suos auctores - Kesalahan mengikat pelakunya.
304. Cum action fuerit mere criminalis, institui poterit ab initio criminaliter
vel civiliter - Ketika suatu perbuatan merupakan kejahatan, maka dapat
diproses baik secara pidana maupun perdata.
305. Cum adsunt testimonia rerum, quid opus est verbis? - Ketika ada bukti
yang membuktikan suatu fakta, maka apa gunanya perkataan?
306. Cum aliquis renunciaverit societati, solvitur societas -Ketika ada rekan
yang membatalkan kerjasamanya, maka hubungan kerjasama tersebut putus.
307. Cum confitente sponte mitius est agendum -
Seseorang yang mengakui
kesalahannya dengan rela, maka harus diadili dengan lebih halus.
308. Cum de lucro duorum quaeritur melior est causa possidentis - Ketika
membicarakan keuntungan di antara dua pihak, posisi pihak yang berkuasa lebih
baik.
309. Cum duo inter se pugnantia reperiuntur in testamento, ultimum ratum
est - Ketika ada dua klausa dalam wasiat yang bertentangan antara satu dengan
berikutnya, maka yang dipilih adalah klausa yang kedua.
310. Cum duo jura concurrunt in una persona,aequum est ac si essent in
duobus - Ketika ada dua hak yang melekat pada satu orang, maka sama halnya
seperti ada dua pihak.
311. Cum in corpore dissentitur, apparet nullam esse acceptionem -Ketika ada
ketidaksetujuan dalam isi, berarti tidak ada kesepakatan.
312. Cum in testament ambigue aut etiam perperam scriptum, est benigna
interpretari, et secundum id quod credible est cogitatum credendum est
- Ketika ada pernyataan ambigu dalam suatu wasiat, maka ambigu tersebut harus
ditafsirkan dengan mempertimbangkan niat dari pewaris.
313. Cum legitimate nuptiae factae sunt, patrem liberi sequuntur- Anak yang
lahir dalam pernikahan yang sah, akan mengikuti ayahnya.
314. Cum par delictum est duorum, semper oneratur petitor, et melior
habetur possessoris causa - Ketika kedua belah pihak bersalah, posisi
penggugat lebih dirugikan dan posisi pemegang kuasa lebih diuntungkan.
315. Cum quod ago non valet ut ago, valeat quantum valere potest -
316. Curatus non habet titulum - Anggota kepasturan tidak memiliki titel.
317. Curia concellariae officinal justitiae - Pengadilan Tinggi adalah Penegak
keadilan.
318. Curia parliament suis propriis legibus subsistit- Parliamen diatur oleh
hukumnya sendiri.13
319. Curiosa et captiosa interpretation in lege reprobatur -Penafsiran yang
dibuat secara berlebih - lebihan dan menjauh dari makna awal, akan ditolak oleh
hukum.
320. Currit tempus contra desides etsui juris contemptores - Waktu tidak
memihak pada mereka yang malas, dan mereka yang tidak mementingkan hak -
haknya.
321. Cursus curiae est lex curiae - Praktek pengadilan merupakan penerapan
hukum itu sendiri.
322. Custome serra prise stricte - Adat akan ditafsirkan secara tegas.
323. Custos statum haeredis in custodia existentis meliorem, non
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

deteriorem, facere potest - Seorang wali dapat memperbaiki properti yang


dimiliki ahli waris yang berada di bawah pengawasan bukan memusnahkan
properti tersebut.
324. Damnum sine injuria esse potest - Kerugian masih bisa terjadi tanpa adanya
perbuatan melawan hukum.
325. Dans et retinens nihil dat - Seseorang yang memberikan sesuatu lalu
mengambilnya kembali, berarti tidak pernah memberinya dari awalnya.
326. Da tua dum tua sunt, post mortem tunc tua non sunt - Berikanlah barang
- barang anda sementara anda masih memilikinya, setelah anda wafat, barang -
barang tersebut bukan lagi milikmu.
327. Datur digniori -Sesuatu diberikan kepada yang paling layak.
328. Debet esse finis litium - Harus ada batas pada pengajuan litigasi.
329. Debet quis juri subjacere ubi delinquit -Pelaku kejahatan diadili oleh
pengadilan setempat dimana ia melakukan kejahatannya. Asas Teritorial
330. Debet sua ciique domus esse perfugium tustissimum - Rumahnya tiap
orang harus menjadi tempat teraman baginya.
331. Debile fundamentum fallit opus - Fondasi yang lemah akan melemahkan
penerapan.
332. Debita sequuntur personam debitoris -Hutang akan selalu mengikuti dibitur.
333. Debitor non praesumitur donare - Seorang debitur dianggap tidak pernah
memberikan hutang dengan gratis.
334. Debitorum pactionibus creditorum petition nec tolli necminuipotest -
Hutang seorang kreditur tidak dapat dihilangkan oleh perjanjian.
335. Debitum et contractussuntnullius loci -
336. Deceptis, non decipientibus, jura subviunt - Hukum membantu mereka
yang telah ditipu bukan mereka yang menipu.
337. Decet (tamen) principem servare leges quibus ipse servatus est -
Seorang pangeran harus menjunjung tinggii hukumnya.
338. Decimae de decimates solvi non debent -Zakat tidak boleh diberikan kepada
orang - orang yang tidak berhak atasnya.
339. Decimae de jure divino et canonica institutione pertinent adpersonam
-Zakat hanya diberikan kepada mereka yang berhak dan kepada institusi agama.
340. Decimae non debent solvi ubi non est annua renovation, et ex annuatis
renovantibus smil semel -Seseorang tidak memberikan zakat apabila ia tidak
memiliki pemasukan.
341. Decipi quam fallere est tutius - Lebih baik ditipu dari pada menipu.
342. Decreta conciliorum non ligant reges nostros -Keputusan yang dibuat oleh
para menteri tidak mengikat raja.
343. Deficiente uno sanguine, non potest esse haeres - Seseorang tidak dapat
dikatakan sebagai ahli waris tanpa ada hubungan darah dengan pewarisnya.
344. De fide et officio judicis non recipitur quaestio, sed de scientia sive sit
errorjuris sive facti - Itikad baik serta kejujuran para hakim tidak boleh
dipertanyakan, tetapi pengetahuannya dapat dicela apabila terdapat kesalahan
pada fakta atau penerapan hukumnya.
345. De jure decimarum, originiem ducens de jure patronatus, tunc
cognition spectat atlegem civiliem- Zakat merupakan sebagian dari
pemasukan seseorang, lalu diberikan kepada publik.14
346. De jure judices, de facto juratores, respondent - Hakim menjawab
berdasarkan hukum, juri berdasarkan fakta.
347. Delegata potestas non potest delegori - Pihak yang didelegasikan
kekuasaan, tidak bisa mendelegasikan lagi kekuasaannya.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

348. Delegatus non potest delegare - Seorang delegasi tidak dapat menunjuk
orang lain sebagai delegasinya.
349. Delicatus debitor est odiosus in lege - Debitur yang memberikan banyak
hutang, tidak disukai oleh hukum.
350. Delinquens per iram provocatus puniri debet mitius -Seseorang yang
melakukan tindak pidana karena terdorong oleh amarah, seharusnya dihukum
lebih ringan.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

351. De majori et minori nen variant jura — Ketika bicara tentang hak atau
keadilan, tidak ada yang lebih tinggi atau rendah.
352. De minimis non curat lex — Hukum tidak mengadili urusan sepele.
353. De molendino de novo erecto non jacetprohibitio -Tidak ada larangan
terhadap pendirian kelompok orang.
354. De morte hominis nulla est cunctation longa — Ketika kehidupan seseorang
berisiko, tidak boleh ada penundaan.
355. Denominatio fiere debet a dignioribus — Pemberian titel harus ditujukan
kepada yang paling layak.
356. De nomine proprio non est curandum cum in substantia non erretur;
quia nomina mutabilia sunt, res autem immobiles -Berkaitan dengan
nama, tidak perlu mempermasalahkannya, karena nama dapat diganti dengan
mudah, yang penting adalah barang atau orangnya.
357. De non apparentibus et non existentibus eadem est ratio - Hukum
menghargai hal - hal yang tidak berwujud.
358. De nullo quod est sua natura indivisibile et divisionem non patitur
nullam partem habebit vidua, sed satisfaciat ei ad valentiam - Seorang
janda tidak mendapatkan bagian dalam warisan dan tidak berhak atas
pembagiannya, biarkan anak - anaknya yang memberikan ibunya sebagian dari
warisan tersebut.
359. De nullo tenement, quod tenetur ad terminum. Fit homagii; fit tamen
inde fidelitatis sacramentum -Pada setiap sewaan, ada kesetiaan terhadap
tuan tanah.
360. Derivativa potesta non potest esse major primitive - Kekuasaan yang
berasal dari kekuasaan yang lebih tinggi, tidak boleh melebihi kekuasaan asalnya.
361. Derogatur legi cum pars detrahitur; abrogatur legi, cum prorsus tollitur
- Ada pengurangan pada hukum ketika ada bagiannya yang diambil.
362. Designatio justiciariorum est a rege; jurisdiction vero ordinaria a lege -
Penunjukkan hakim dilakukan oleh raja, penentuan yuridiksi oleh hukum.
363. Designatio unius est exclusion alterius, et expressum facit cessare
tacitum - Tujuan seseorang, merupakan ketidakinginan orang lain, dan apa yang
dinyatakan mengalahkan apa yang diasumsikan.
364. De similibus ad similia eadem ratione procedendum est - Kita
diperbolehkan untuk membantah analogi perkara.
365. De similibus idem est judicium - Pada perkara yang serupa, diterapkan
putusan yang serupa.
366. Deus solus haeredem facere potest, non homo - Tuhan sendiri, bukan
hukum yang menentukan ahli waris.
367. Dies dominicus non estjuridicus - Minggu bukan hari untuk peradilan.
368. Dies inceptus pro complete habetur - Ketika hari dimulai, hari itu juga
berakhir.
369. Dies incertus pro conditione habetur - Ketidakpastian hari, dianggap sebagai
kondisi.
370. Dilationes in lege sunt odiosae - Penundaan dalam hukum merupakan
sesuatu yang buruk.
371. Discretio est discernere per legem quid sit justum -Keputusan yang dibuat
melalui hukum harus adil.
372. Discretio estscireper legem quidsitjustum— Sebuah putusan mewakili
keadilan menurut hukum.15
373. Disparata non debent jungi — Hal - hal yang tidak serupa sebaiknya tidak
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

disamakan ataupun digabung.


374. Dispensatio est mali prohibiti provida relaxation, utilitate seu
necessitate pensata; et est de jure domino regi concessa, propter
impossibilitatem praevidendi de omnibus particularibus — Sebuah
dispensasi akan diberikan dalam keadaan butuh atau terpaksa; dan menurut
hukum, penentuan apakah dispensasi selayaknya diberikan atau tidak,
tergantung pada raja.
375. Dispensatio est vulnus, quod vulnerat jus commune — Dispensasi
merupakan kecacatan karena mengurangi hak pada umumnya.
376. Disseisinam satis facit qui uti non permittit possessorem, vel minus
commode, licet omnino non expellat —
377. Dissimilium dissimilis est ratio — Pada perkara yang berbeda, penerapan
hukumnya pun berbeda.
378. Dissimulatione tollitur injuria — Kerugian dapat dihilangkan oleh rekonsiliasi.
379. Distinguenda sunt tempora; aliud est facere, aliudperficere —
380. Distingunda sunt tempora; distingue tempora, et concordabis leges —
Waktu sebaiknya dibedakan; khususnya waktu perbuatan itu dilakukan, dan
waktu ketika perbuatan itu selesai dilakukan. Tempus Delicti
381. Divinatio, non interpretatio, est quae omnino recedit a litera — Tebakan,
bukan penafsiran yang akan menggagalkan sebuah pernyataan.
382. Divortium dicitur a divertendo, quia virdivertitur ab uxore — Kata
“divorce” berasal dari kata “divertendo” karena seorang suami berpisah (divert)
dari istrinya.
383. Dolo facit qui petit quod redditurus est —Seseorang yang menipu harus
mengembalikan barang yang menjadi obyek tipuan.
384. Dolo malo pactum se non servaturum — Sebuah perjanjian yang dihasilkan
dari perbuatan penipuan dianggap tidak sah.
385. Dolosus versaturingeneralibus — Seorang penipu biasanya menipu orang
awam.
386. Dolum ex indiciis perspicuis probari convenit — Perkara penipuan harus
dibuktikan secara jelas.
387. Dolus auctoris non nocet successor — Penipuan yang dilakukan oleh orang
yang sebelumnya tidak disamakan dengan penipuan yang dilakukan oleh orang
kedua.
388. Dolus circuitu non purgatur —Penipuan tidak dibalas dengan penipuan.
389. Dolus estmachination, cum aliud dissimulate aliudagit — Penipuan
merupakan tindakan licik karena berpura - pura menjadi sesuatu tetapi
melakukan lain.
390. Dolus et fraus nemini patrocinentur ( patrocinari debent) — Penipuan
tidak boleh menguntungkan siapa pun.
391. Dolus latetin generalibus — Penipuan biasaya terdapat di kalangan orang
awam.
392. Dolus versatur in generalibus — Penipuan biasaya dilakukan terhadap orang.
393. Dominium non potest esse in pendenti — Hak atas tanah tidak dapat
dihilangkan dengan mudah.
394. Dominus capitalis loco haeredis habetur, quoties per defectum vel
delictum extinguitur sanguis sui tenentis -Kekuasaan tertinggi akan
mengambil posisi sebagai ahli waris ketika ahli waris yang sesungguhnya telah
melakukan perbuatan jahat.
395. Dominus non maritabit pupillum nisi semel - Seorang wali tidak bisa
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

menjodohkan anak walinya.


396. Dominus rexnullum haberepotestparem, multo minussuperiorem - raja
tidak memiliki superior yang setara.
397. Domus sua cuique est tutissimum refugium -Rumahnya setiap orang
merupakan tempat teraman baginya.
398. Domus tutissimum cuique refugium atque receptaculum sit - Rumahnya
setiap orang merupakan tempat perlindungan serta tempat teraman baginya.
399. Dona clandestine sunt semper suspiciosa- Hadiah yang dirahasiakan selalu
menimbulkan kecurigaan.16
400. Donari videtur quod nullo jure cogente conceditur - Suatu pemberian
dianggap sah ketika hukum tidak melarangnya.
401. Donatio non praesumitur - Sesuatu yang diberikan harus pasti, dan tidak
diasumsikan.
402. Donationum alia perfecta, alia incepta et non perfecta; ut si donation
lecta fuit et concessa, ac tradition nondum fuerit subsecuta - Beberapa
pemberian dianggap sempurna, sedangkan pemberian lain tidak begitu
sempurna; contoh jika suatu pemberian telah disepakati, namun kesepakatan itu
tidak diikuti oleh pelaksanaan.
403. Donatio perficitur possession accipientis - Pemberian dianggap selesai
ketika penerima telah menerima barangnya.
404. Donatio principis intelligitur sine praejudicio tertii -Pemberian yang
dilakukan oleh pangeran terhadap pihak ketiga tidak boleh dipertanyakan.
405. Donatornunquam desinitpossidere antequam
donatariusincipiatpossidere ■> Penyumbang dianggap memiliki kuasa atas
suatu barang sampai saat dimana barang tersebut diterima oleh penerima
sumbangan.
406. Dormiunt aliquando leges, nunquam moriuntur - Hukum terkadang diam
namun tidak pernah mati.
407. Dos de dote peti non debet - Mahar tidak didapatkan dari mahar lain.
408. Dos rationabilis vel legitima est cujuslibet mulieris de quocunque
tenement tertia pars omnium terrarium et tenementorum, quae vir
suus tenuit in dominio suo ut de feodo, etc. - Seorang janda berhak atas
sepertiga dari harta suami yang telah meninggal, sebagai biaya dan lain lain.
409. Dot ilex favet' praemium pudoris est, ideo parcatur - Hukum memihak
pada janda untuk menghargai perkawinannya.
410. Do ut des - Saya memberikan apa yang engkau berikan.
411. Do ut facias - Saya lakukan apa yang engkau lakukan.
412. Droit ne donepluis que soit demaunde -Hukum tidak memberikan lebih dari
apa yang diminta.
413. Droit ne poetpas morier - Hak tidak pernah mati.
414. Duas uxores eodem tempore habere non licet - Beristrikan dua orang
dalam waktu bersamaan dianggap tidak sah.
415. Duo non possunt in solido unam rem posidere - Kepemilikan satu barang
tidak boleh dipegang oleh dua orang.
416. Duorum in solidum dominium vel possession esse non potest - dua orang
tidak diperbolehkan untuk memiliki satu barang yang sama
417. Duo sunt instrumenta ad omnes res aut confirmandas aut
impugnandas, ratio et auctoritas -Terdapat dua instrumen untuk
memastikan sesuatu yakni: alasan dan otoritas.
418. Duplicationem possibilitatis lex non patitur - Hukum tidak
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

memperbolehkan adanya cela yang berlipat - lipat.


419. Eadem causa diversis rationibus coram judicibus ecclesiasticis et
secularibus ventilator - Persoalan yang sama akan ditafsirkan dengan cara
yang berbeda - beda oleh masing -masing hakim.
420. Eadem est ratio, eadem est lex - Apabila alasannya sama, maka hukumnya
sama.
421. Eadem mens praesumitur regis quae est juris et quae esse debet,
praesertim indubiis - Kedaulatan negara dianggap setara dengan kedaulatan
hukum.
422. Ea est accipienda interpretation quae vitio caret - Tidak ada penafsiran
yang salah.
423. Ea quae commendandi causa in venditionibus dicuntur,si palam
appareant venditiorem non obligant -Apabila barang yang dijualnya itu
ditutupi kecacatannya, ketika terlihat oleh pembeli, maka pembeli tidak
berkewajiban untuk membayar.
424. Ea quae dari impossibilia sunt, vel quae in rerum natura non sunt, pro
non adjectis habentur -Hal - hal yang dianggap tidak boleh diberikan, tidak
dapat disertakan dalam perjanjian.
425. Ea quae in curia nostra rite acta sunt debitae executioni demandari
debent- Hal - hal yang dihadapkan dalam persidangan akan digunakan sebagai
pertimbangan dalam pembuatan keputusan.17
426. Ea quae raro accident non temere in agendis negotiis computantur-
Dalam hal transaksi perdagangan, hal - hal yang jarang terjadi tidak perlu
dipertimbangkan, kecuali ada alasan yang jelas.
427. Ecclesia ecclesiae decimal solver non debet - Gereja tidak perlu
memberikan zakat ke gereja lain.
428. Ecclesia est domus mansionalis omnipotentis dei - Gereja merupakan
istana Tuhan.
429. Ecclesia est infra aetatem et in custodia domini regis, qui tenetur jura
et haereditates ejusdem manu tenere et defendere - Gereja berada di
bawah kekuasaan raja, maka raja yang bertanggungjawab atas penegakkan
serta perlindungan hak dan warisannya.
430. Ecclesia fungitur vice minoris; meliorem conditionem suam facere
potest, deteriorem nequaquam - Gereja menikmati beberapa hak istimewa
yang dapat menguntungkannya.
431. Ecclesiae magis favendum est quam personae - Gereja lebih didahulukan
dari pada anggotanya.
432. Ecclesia non moritur - Gereja tidak pernah mati.
433. Effectussequitur causam - Pengaruh mengikutti penyebabnya.
434. Ei incumbit probation qui dicit, non qui negat - Beban pembuktian ada pada
orang yang menggugat, bukan yang tergugat.
435. Ei nihil turpe, cui nihil satis - Tidak ada yang imoral bagi orang yang
keinginannya tiada habis.
436. Eisdem modis dissolvitur obligation quae nascitur ex contractu, vel
quasi, quibus contrahitur - Kewajiban yang lahir dari sebuah kontrak hanya
dapat dibatalkan oleh kontrak.
437. Ejus est interpretari cujus est condere -Seseorang harus menafsirkan
perbuatannya.
438. Ejus estnolle, quipotestvelle - Seseorang yang memiliki kehendak sendiri,
dapat menolak untuk melakukan.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

439. Ejus est non nolle qui potest velle - Seseorang dapat memberikan
persetujuannya dengan cara mengekspresikannya atau melalui tindakannya.
440. Ejus estpericulum cujus est dominium aut commodum - Dia yang
mendapatkan keuntungannya, juga memegang resikonya.
441. Ejus nulla culpa est cui parere necesse sit -Kesalahan tidak mengikat pada
seseorang yang diwajibkan untuk mentaati perintah.
442. Electa una via, non datur recursus ad alteram -Apabila telah memilih satu
upaya, maka tidak bisa memilih upaya lain.
443. Electio est interna libera et spontanea separation unius rei ab alia, sine
compulsione, consistens in animo et voluntate - Pilihan merupakan
sesuatu yang bebas dan terlepas dari lainnya serta bergantungan pada kehendak
dan keinginan seseorang.
444. Electiones fiant rite et libere sine interruption aliqua - Biarkan seseorang
memilih tanpa dipaksa dan tanpa ada ikut campur dari pihak lain.
445. Electio semel facta, etplacitum testatum, non patitur regressum -Pilihan
yang telah dibuat tidak dapat ditarik kembali, sama seperti permohonan yang
telah diucapkan yang tidak dapat dibatalkan.
446. Emptor emit quam minimo potest; venditor vendit quam maximo
potest - Pembeli bercenderung untuk mengeluarkan uangnya sedikit mungkin,
sedangkan penjual berusaha untuk mendapatkan uang sebanyak mungkin.
447. En eschange il covient que les estates soient egales - Dalam pertukaran
tanah, tidak ada dua tanah yang nilainya sama.
448. Enita pars semper praeferenda est propter privilegium aetatis - Bagian
yang diterima oleh kakak perempuan dihitung berdasarkan usianya.
449. Enumeratio infirmat regulam in casibus non enumerates -
450. Enumeratio unius est exclusion alterius - Penggabungan sesuatu sekaligus
memisahkannya dari yang lain.
451. Eodem ligamine quo ligatum est dissolvitur--Suatu kewajiban hanya dapat
dibatalkan oleh perjanjiannya.18
452. Eodem modo quo quid constituitur, dissolvitur -Sesuatu dapat
dimusnahkan dengan cara yang sama pada saat membuatnya.
453. Errores adsuaprincipia referre estrefellere - Ketika ada kesalahan, maka
harus kembali ke pokok asalnya untuk memperbaiki kesalahan tersebut.
454. Errores scribentis nocere non debent - Kesalahan pada penulisan tidak boleh
membawa kerugian.
455. Error fucatus nuda veritate in multis est probabilior; et saepenumero
rationibus vincit veritatem error - Terkadang, kesalahan lebih banyak
berkata dari pada kebenaran, dan kadang, kesalahan mengalahkan kebenaran
dari argumentasi.
456. Error juris nocet - Kesalahan pada hukum dapat menimbulkan kerugian.
457. Error nominis nunquam nocet, si de identitate rei constat - Kesalahan
pada nama tidak akan menimbulkan kerugian apabila identitasnya sudah pasti.
458. Error qui non resistitur approbatur — Kesalahan yang tidak dibantah akan
diterima sebagai kebenaran.
459. Error scribentis nocere non debet — Kesalahan pada penulisan tidak boleh
membawa kerugian.
460. Erubescit lex filios castigare parentes — Hukum akan dipermalukan ketika
“seorang anak membenarkan orang tuanya”.
461. Est aliquid quod non oportet etiam si licet; quiequid vero non licet certe
non oportet — Ada beberapa hal yang dianggap tidak pantas meskipun
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

diperbolehkan oleh hukum; namun, hal - hal yang dilarang oleh hukum sudah
pasti tidak pantas.
462. Est autem jus publicum et privatum quod ex naturalibus praeceptis aut
gentium aut civilibus est collectum; et quod in jure scripto jus
appellatur, id in lege Angliae rectum esse dicitur — Hukum publik serta
hukum perdata adalah hukum yang dianut baik dari konsep hukum masyarakat
maupun dari konsep hukum perdata.
463. Est autem vis legem simulans —Kadang, kekerasan berlindung di belakang
hukum.
464. Est boni judicis ampliare jurisdictionem — Tugas hakim adalah untuk
memperluaskan yuridiksinya.
465. Est ipsorum legislatorum tanquam viva vox -Peraturan yang terdapat
dalam hukum harus dipahami dan ditafsirkan sebagai peraturan yang sesuai
dengan kehidupan nyata.
466. Estoveria sunt ardendi , arandi, construendi et claudendi -Hak - hak
penyewa termasuk membakar, membersihkan halaman, membangun pagar.
467. Est quiddam perfectius in rebus licitis - Terdapat sesuatu yang lebih
sempurna dalam hal - hal yang diperbolehkan oleh hukum.
468. Eum qui nocentem infamat, non est aequum et bonum ob eam rem
condoemnari; delicta enim nocentium nota esse oportet et expedit -
Tidak adil ataupun pantas untuk menghukum seseorang karena ia membicarakan
keburukan orang lain; karena selayaknya kejahatan seseorang diketahui oleh
publik.
469. Eventus varios res nova semper habet - Persoalan yang tidak memiliki
kepastian, selalu menghasilkan bermacam - macam kesimpulan.
470. Ex antecedentibus et consequentibus fit optima interpretation -
Penafsiran yang baik adalah penafsiran yang melihat pada penyebab dan
akibatnya.
471. Exceptio ejus rei cujus petitur dissolution nulla est - Tidak ada
pengecualian untuk hal yang esensial bagi perkara.
472. Exceptio falsi est omnium ultima - Tidak ada pengecualian bagi kesalahan.
473. Exceptio firmat regulam in casibus non exceptis - Sebuah pengecualian
mengkonfirmasi ketidakberlakunya hukum tertentu pada perkara
474. Exceptio firmat regulam in contrarium-Pengecualian merupakan aturan
yang bertentangan.19
475. Exceptio nulla est versus actionem quae exceptionem perimit - Tidak
ada pengecualian terhadap perbuatan yang menghilangkan pengecualian
tersebut.
476. Exceptio probat regulam de rebus non exceptis - Sebuah pengecualian
bahwa peraturan hukum masih bisa dialihkan.
477. Exceptio quae firmat legem exponit legem - Sebuah pengecualian terhadap
hukum merupakan penjelasan hukum itu juga.
478. Exceptio quoque regulam declarant - Sebuah pengecualian juga merupakan
aturan hukum.
479. Exceptio semper ultima ponenda est - Pengecualian selalu harus
ditempatkan paling akhir.
480. Excessus in jure reprobatur - Perbuatan yang berlebihan dilarang oleh
hukum.
481. Excessus in re qualibet jure reprobatur communi - Apapun yang
berlebihan dilarang oleh common law.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

482. Excusat aut extenuate delictum in capitalibus, quod non operator idem
in civilibus - Perbuatan dalam perkara besar yang dapat dikecualikan, belum
tentu mendapatkan pengaruh yang sama pada peradilan perdata.
483. Ex diuturnitate temporis Omnia praesumuntur solenniter esse acta -
Sejalan waktu, semua hal diasumsi telah dilakukan dengan cara yang benar.
484. Ex dolo molo non oritur action -Gugatan yang didasarkan oleh perbuatan
penipuan tidak diterima oleh pengadilan.
485. Executio est executio juris secundum judicium -Penjatuhan hukuman
merupakan penerapan hukum berdasarkan putusan. Pidana & Pemidanaan
486. Executio estfinis et fructus legis - Penerapan hukum merupakan buah hasil
dari hukum sendiri.
487. Executio legis non habetinjuriam - Penerapan hukum tidak boleh
menimbulkan kerugian.
488. Ex facto jus oritur - Hukum muncul dari fakta.
489. Ex frequenti delicto augetur poena - Suatu hukuman akan berlipat apabila
perbuatannya dilakukan berulang - ulang kali.
490. Es maleficio non oritur contractus - Kontrak tidak boleh didasarkan oleh
perbuatan melawan hukum.
491. Ex malis moribus bonae leges natae sunt - Hukum yang baik muncul dari
moral jahat.
492. Ex multitudine signorum colligitus identitas vera - Dari beberapa bukti
maka kebenaran akan terungkap.
493. Ex nihilo nihil fit -Tidak ada yang terungkap dari ketiadaan.
494. Ex nudo pacto non oritur actio -Kontrak tidak jelas tidak dapat digugat
495. Expacto illicito non oritur actio - Kontrak yang tidak sah tidak dapat digugat.
496. Expedit rei publicae ne sua re quis male utatur - Merupakan kepentingan
sebuah negara agar seseorang tidak menyalahgunakan propertinya.
497. Expedit rei publicae ut sit finis litium - Merupakan kepentingan negara agar
litigasi dapat dibatasi.
498. Experientia per varios actus legem facit - Pengalaman yang didapatkan
melalui perbuatan dapat membentuk suatu hukum.
499. Expositio quae ex visceribus causae nascitur, est aptissima et
fortissimo in lege -eksposisi yang muncul dari bagian yang paling esensial,
merupakan pengaruh terbesar.
500. Expressa nocent, non expressa non nocent - Hal - hal yang dinyatakan
dapat menimbulkan keruguian, namun hal - hal yang tidak dinyatakan belum
tentu mengakibatkan kerugian.
501. Expressa non prosunt quae non expressa proderunt - Tidak ada gunanya
dalam menyatakan apa yang dapat terjadi ketika sesuatu tidak dinyatakan.
502. Expressio eorum quae tacite insunt nihil operator - Pernyataan yang
menduga - duga tidak memiliki konsekuensi apa pun.
503. Expressio unius est exclusion alterius - Konfirmasi terhadap satu hal adalah
penyangkalan terhadap hal lain.
504. Expressum facit cessare tacitum- Sesuatu yang dinyatakan dapat
meniadakan apa yang tidak dinyatakan.20
505. Exprocedentibus et consequen tibus optima fitinterpretatio - Penafsiran
yang baik adalah penafsiran yang melihat pada penyebab dan akibatnya.
506. Exterus non habet terras - Warga asing tidak boleh memiliki tanah.
507. Extincto subjecto, tollitur adjunctum - Ketika substansinya hilang, maka
fakta pendukungnya pun hilang.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

508. Ex tota material emergat resolutio -Konstruksi atau penjelasan seharusnya


timbul dari inti perkara.
509. Extra legem positus est civiliter mortuus - Pelanggar hukum tidak lagi
dianggap sebagai warga.
510. Extra territorium jus dicenti impune non paretur - Orang yang
memberikan putusan di luar yuridiksinya tidak patut dituruti. * Tidak ada
hukuman bagi yang tidak menuruti.
511. Extra territorium jus dicenti non paretur impune - Orang yang
memberikan putusan di luar yuridiksinya tidak patut dituruti. * Siapa pun yang
melaksanakan putusan tersebut dapat dihukum.
512. Extremis probatis praesumuntur media -Hal - hal yang terdengar mustahil
harus dibuktikan, hal - hal yang jelas tidak perlu dibuktikan.
513. Ex turpi causa non oritur actio -Sesuatu yang dilakukan secara melawan
hukum tidak dapat digugat.
514. Ex turpi contractu non oritur actio - Perjanjian yang tidak sah tidak dapat
digugat.
515. Facinus quos inquinat aequat - Kesalahan selalu melekat pada mereka yang
berbuat salah. Bab Kesalahan
516. Facio ut des - Saya berikan apa yang anda berikan.
517. Facio ut facias - Saya lakukan apa yang anda lakukan.
518. Facta suntpotentiora verbis -Perbuatan lebih kuat dari pada perkataan.
519. Facta tenant multa quae fieri prohibentur - Perjanjian menyebutkan hal -
hal yang tidak boleh dilakukan.
520. Factum a judice quod ad ejus officium non spectat, non ratum est -
Perbuatan hakim yang di luar batas kewenangannya tidak memiliki kekuatan
hukum.
521. Factum cuique suum, non adversario, nocere debet - Perbuatan seseorang
seharusnya merugikan dirinya sendiri, bukan orang lain.
522. Factum infectum fiere nequit -Apa yang telah diperbuat tidak dapat ditarik
kembali.
523. Factum negantis nulla probatio - Tidak ada bukti yang terikat pada seseorang
yang menyangkalnya.
524. Factum non dicitur quod non perseverat -Apa yang tidak selesai akan
hilang.
525. Factum unius alteri nocere non debet - Perbuatan seseorang tidak boleh
merugikan oran lain.
526. Facultasprobationum non est angustanda -Kemampuan untuk
mengumpulkan bukti seharusnya tidak dibatasi.
527. Falsa demonstratione legatum non perimi -Warisan tidak dapat dibatalkan
oleh kesalahan kata.
528. Falsa demonstratio non nocet, cum de corpore (persona) constat -
Kesalahan kecil tidak berpengaruh.
529. Falsa grammatica non vitiat concessionem - Kesalahan kata atau tata
bahasa tidak membatalkan perjanjian.
530. Falsa orthographia sive falsa grammatica non vitiat concessionem -
Kesalahan bahasa inggris atau latin tidak akan membatalkan perjanjian, kecuali
ada unsur kesengajaan dalam kesalahan tersebut.
531. Falsus in uno, falsus in omnibus -Kesalahan yang terdapat pada satu bagian,
akan menyebabkan kesalahan pada keseluruhannya.
532. Fama, fides, et oculus non patiuntur ludum -Reputasi, kepercayaan tidak
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

mengindikasikan penipuan.
533. Fama, quae suspicionem inducit, oriri debet apud bonos et graves, non
quidem malevolos et maledicos, sed provides et fide dignas personas,
non semel sed saepius, quia clamor minuit et defamatio manifestat-
Laporan harus datang dari orang yang terpercaya, dan berhati - hati, bukan dari
orang yang jahat, mencurigakan dan berbahaya agar dapat mencegah
pencemaran nama baik.21
534. Fatetur facinus quijudicium fugit - Orang yang melarikan diri berarti
mengakui kesalahannya.
535. Fatuus, apud jurisconsultos nostros, accipitur pro non compos mentis;
etfatuus dicitur, qui omnino desipit - Orang yang tidak waras atau berindak
konyol disebut dengan istilah “fatuous”.
536. Fatuuspraesumitur qui in proprio nomine errat - Seseorang akan diduga
tidak cakap ketika ia tidak ketahui namanya sendiri.
537. Favorabilia in lege sunt fiscus, dos, vita, libertas - Harta, mahar,
kehidupan, kebebasan merupakan hal - hal yang dilindungi oleh hukum.
538. Favorabilioresreipotius quam actorshabentur ■> Tergugat lebih dilindungi
dari pada penggugat.
539. Favorabilioressuntexecutiones aliisprocessibus quibuscunque - Setiap
proses membutuhkan pelaksanaan.
540. Favores ampliandi sunt; odia restringenda- Prasangka yang mungkin patut
diselidiki lebih jauh.
541. Felonia, ex vi termini, significant quodlibet capital crimen felleo animo
perpetratum - “Felony” (tindak pidana yang tergolong berat) mengindikasikan
kejahatan berat yang dilakukan dengan kesengajaan yang kuat.
542. Felonia implicatur in quolibet proditione - Perbuatan makar termasuk tindak
pidana yang tergolong berat. Pecobaan Makar
543. Feodum est quod quis tenet ex quacunque causa, sive sit tenementum
sive redditus - Biaya adalah harga untuk setiap penyewaan atau penggunaan.
544. Feodum simplex quia feodum idem est quod haereditas, et simplex
idem est quod legituum vel purum; et sic feodum simplex idem est quod
haereditas legitima vel haereditas pura - “Fee simple” berasal dari kata
“fee” yang berarti warisan, dan “simple” yang berarti murni atau sah; maka fee
simple berarti warisan yang sah dan murni.
545. Festinatio justitiae est noverea infortunii - Keadilan yang terburu - buru
merupakan kemalangan.
546. Fiatjustitia ruatcaelum ■> Keadilan harus dilakukan meskipun langit dapat
jatuh.
547. Fiat prout fieri consuevit, nil temere novandum -Sebaiknya meneruskan
kebiasaan dari pada mencoba hal baru dengan terburu - buru.
548. Fictio cedit veritati; fictio juris non est ubi veritas - Dimana ada kebenaran,
disitu tidak ada fiksi.
549. Fictio est contra veritatem, sed pro veritate habetur - Fiksi bertentangan
dengan kebenaran sekaligus memperlihatkan kebenaran yang sesungguhnya.
550. Fictio juris non est ubi veritas - Dimana ada kebenaran, disitu tidak ada fiksi.
551. Fictio legisinique operator alicui damnum velinjuriam - Fiksi hukum
dianggap tidak adil apabila menimbulkan kerugian bagi siapa pun.
552. Fictio legis neminem laedit - Fiksi hukum tidak merugikan siapa pun.
553. Fides est obligation conscientiae alicujus ad intentionem alterius -
Kepercayaan merupakan kewajiban dari kesadaran seseorang terhadap
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

kehendak orang lain.


554. Fides servanda est - Kepercayaan harus dibuktikan.
555. Fides servanda est; simplicitas juris gentium praevaleat -Kepercayaan
harus dipertahankan, Hukum negara harus dimenangkan.
556. Fieri non debet, sed factum valet -Sesuatu yang tidak perlu dilakukan namun
akhirnya dilakukan, tetap dianggap sah.
557. Filiatio non potest probari - Seorang suami dianggap ayah dari anak yang
lahir dalam pernikahannya.
558. Filius estnomen naturae, sedhaeresnomen juris - “Son” ada istilah dari
hukum alam, sedangkan “heir” adalah istilah hukumnya.
559. Filius in utero matris est pars viscerum matris- Seorang anak datang dari
kandungan ibunya, maka ia adalah bagian dari ibunya.22
560. Finis est amicabilis composition et finalis Concordia ex concensu et
Concordia domini regis vel justiciarum - Penetapan denda adalah sebuah
penyelesaian yang ditentukan oleh raja, atau melalui kesepakatan hakim -
hakimnya.
561. Finis finem litibus imponit - Penetapan denda mengakhiri sebuah litigasi.
562. Finis rei attendendus est - Setiap masalah harus dicari jalan keluarnya.
563. Finis unius diei est principium alterius - Akhir dari satu hari merupakan awal
dari hari berikutnya.
564. Firmior et potentior est operatio legis quam disposition hominis -
Penerapan hukum lebih tegas dan lebih berkuasa dibandingkan kehendak
manusia.
565. Flumina etportus publica sunt, ideoque jus piscandi omnibus commune
est - Sungai serta pelabuhan dibuka untuk umum, maka tiap orang memiliki hak
untuk memancing.
566. Foeminae ab omnibus offlciis civilibus vel publicis remotae sunt - Wanita
dilarang menduduki jabatan sipil apapun.
567. Foeminae non suntcapaces depublicis officiis - Wanita tidak pantas
menduduki jabatan publik apapun.
568. Forma dat esse - Bentuk memberikan kenyataan.
569. Forma legalis forma essentialis - Bentuk hukum adalah bentuk yang
esensial.
570. Forma non observata, infertur adnullatio actus - Ketika tidak ada bentuk,
maka perbuatan itu dianggap tidak ada.
571. Forstellarius est paupaerum depressor, et totius communitatis et patrie
publicus inimicus - Pencatut merupakan pemeras kaum miskin, dan dimusuhi
komunitas dan negara.
572. Fortior estcustodial egisquam hominis -Penahanan hukum lebih kuat dari
pada penahanan manusia.
573. Fortior etpotentior est disposition legis quam hominis - Disposisi hukum
lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada manusia.
574. Fractionem diei non recipit lex - Hukum tidak memiliki kekurangan.
575. Frater fratri uterino non succedit in haereditate paterna - Adik tidak dapat
mendahului kakaknya dalam hal pewarisan.
576. Fraus est celare fraudem - Menutupi sebuah tindakan penipuan merupakan
perbuatan yang menipu.
577. Fraus est odiosa et non praesumenda - Penipuan adalah perbuatan yang
menjijikan.
578. Fraus et dolusneminipatrocinari debent -Perbuatan kecurangan dan
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

penipuan tidak dapat dimaafkan.


579. Fraus et jus nunquam cohabitant - Keadilan tidak membiarkan perbuatan
penipuan.
580. Fraus latetin generalibus - Penipuan bersembunyi di belakang kebenaran.
581. Fraus meretur fraudem - Penipuan layaknya ditipu balas.
582. Frequentia actus multum operator -Perbuatan yang diulang - ulang akan
memberikan pengaruh.
583. Fructus augent haereditatem - Hasil perkebunan juga merupakan warisan.
584. Fructus pendentes pars fundi videntur - Pohon juga merupakan bagian dari
tanah dibawahnya.
585. Fructus perceptos villae non esse constat - Sudah disepakati bahwa hasil
perkebunan yang sudah dipanen dan dikumpulkan bukan lagi bagian dari
perkebunan itu.
586. Frumenta quae sata suntsolo cedere intelliguntur - biji yang sudah
ditaburkan ke tanah menjadi bagian dari tanah itu.
587. Frustra agit qui judicium prosequi nequit cum effectu - Seseorang
percuma menuntut ketika hasilnya tidak dapat dilaksanakan.
588. Frustra est potentia quam nunquam venit in actum - Kekuasaan yang tidak
pernah digunakan dianggap tidak berguna.
589. Frustra expectatur eventus cujus effectus nullus sequitur- Sebuah
kejadian tersia - sia apabila tidak ada konsekuensinya.23
590. Frustra feruntur leges nisi subaitis et obedientibus - Hukum dibuat agar
masyarakat taat.
591. Frustra fit per plura quod fieri potest per pauciora -Sangat bersia - sia
ketika sesuatu harus diselesaikan dengan cara yang sulit.
592. Frustra legis auxilium quaerit qui in legem committit -Orang yang
melanggar hukum akan dengan sia - sia mencari pertolongan hukum.
593. Frustra petis quod mox es restiturus - Anda akan sia - sia mencari keadilan
dimana anda yang seharusnya memberikan keadilan.
594. Frustrapetis quodstatim alteri reddere cogeris ■> Dengan sia - sia anda
mencari apa yang anda akan segera dipaksa untuk memberikan kembali.
595. Frustra probatur quod probatum non relevat -Tidak berguna untuk
membuktikan sesuatu yang tidak akan membantu perkara.
596. Furiosi nulla voluntas est - Orang gila tidak memiliki kehendak. Kemampaun
Bertanggung jawab
597. Furiosus absentis loco est - Orang gila akan dianggap absen.
598. Furiosus nullum negotium contrahere( gerere) potest ( quia non
intelligit quod agit) - Orang gila tidak bisa membuat perjanjian karena ia tidak
mengerti apa yang ia perbuat.
599. Furiosussolo furore punitur -Orang gila akan dihukum dengan penyakit jiwa
itu sendiri.
600. Furiosus stipulari non potest nec aliquod negotium agree, quo non
intelligit auitagit - Orang gila yang tidak menyadari apa yang ia perbuat, tidak
cakap untuk membuat perjanjian ataupun transaksi.
601. Furor contrahi matrimonium non sinit, quia consensusopus est- Penyakit
jiwa menjadikan suatu perkawinan tidak sah, karena tidak ada kesepakatan
disitu.
602. Furtum est contrectatio rei alienae fraudulenta, cum animo furandi,
invite illo domino cujus res illa fuerat - Pencurian merupakan kepemilikan
yang tidak sah dengan adanya kesengajaan untuk mencuri, dan melawan
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

kehendak pemilik sahnya.


603. Furtum non est ubi initium habet detentionis per dominium rei -
Seseorang yang pertama memiliki suatu barang tidak dianggap mencuri.
604. Generale dictum generaliter est interpretandum - Pernyataan umum harus
ditafsirkan secara umum.
605. Generable nihil certi implicat - Pernyataan umum tidak menghasilkan
kesimpulan yang pasti.
606. Generale tantum valet in generalibus quantum singular in singulis - Apa
yang dianggap umum memiliki keabsahan yang sama dengan apa yang dianggap
spesifik.
607. Generalia praecedunt, specialia sequuntur -Hal - hal yang umum
merupakan intinya, sedangkan hal - yang spesifik merupakan penjelasannya.
608. Generalia specialibus non derogant — Hal - hal yang umum tidak membatasi
hal - hal yang spesifik.
609. Generalia sunt praeponenda singularibus —Hal - hal yang umum
ditempatkan lebih dahulu dari pada yang spesifik.
610. Generalia verba sunt generaliter intelligenda — Pernyataan umum
dipahami secara garis besar.
611. Generalibus specialia derogant — Hal - hal yang spesifik, membatasi hal -
hal yang umum.
612. Generalis clausula non porrigitur ad ea quae antea specialiter sunt
comprehensa — Klausa - klausa umum tidak mengatur hal - hal yang spesifik.
613. Generalis regula reneraliter est intelligenda — Peraturan umum dipahami
secara garis besar.
614. Glossa viperina est quae corrodit viscera textus —Pengalihan sesat yang
dapat menghancurkan isi sebuah text.
615. Grammatica falsa non vitiate chartam — Tata bahasa yang salah, tidak
membatalkan perjanjian.
616. Gravius est divinam quam temporalem laedere majestatem —24
617. Habemus optimum testem, confitentem reum — Saksi terbaik adalah
tergugat yang mengaku.
618. Haeredem Deus Facit, non homo — Tuhan bukan manusia yang menentukan
ahli waris.
619. Haereditpetae suo propinquo vel extraneo, periculoso sane custody,
nullus committatur — Jangan biarkan seorang anak angkat dialihkan ke orang
ketiga, baik itu anggota keluarga ataupun orang asing, karena tentunya orang
ketiga itu wali yang berbahaya.
620. Haereditas est succession in universum jus quod defunctus habuerat —
Warisan merupakan pengalihan hak dari pewaris.
621. Haereditas nihil aliud est quam succession in universum jus, quod
defunctus habuerat — Hak atas warisan hanyalah pengalihan semua hak dari
almarhum.
622. Haereditas nunquam ascendit — Warisan tidak pernah diwarisi ke keturunan
ke atas.
623. Haeredum appellation veniunt haeredes haeredum in infinitum — Ahli
waris adalah semua keturunan ke bawah dan keturunan selanjutnya
624. Haeres est alter ipse, et filius est pars patris —>Ahli waris merupakan hal
yang berbeda dimana “anak” adalah bagian dari ayahnya.
625. Haeres est aut jure proprietatis aut jure representationis — Seseorang
merupakan ahli waris karena hak harta atau hak perwakilan.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

626. Haeres est eadem persona cum antecessore — Ahli waris merupakan orang
yang sama dengan leluhurnya.
627. Haeres est nomen collectivum — “ahli waris” adalah kata benda kolektif.
628. Haeres est nomen juris, filius est nomen naturae — “Ahli waris”
merupakan istilah hukum, sedangkan “anak” adalah istilah hukum alam.
629. Haeres est pars antecessoris — Seorang ahli waris adalah bagian dari
leluhurnya.
630. Haeres haeredis mei est meus haeres — Ahli warisnya ahli waris saya,
adalah ahli waris saya.
631. Haeres legitimus est quem nuptiae demon-strant — Ahli waris yang sah
adalah mereka yang lahir dalam pernikahan yang sah.
632. Haeres minor uno et viginti annis non respondebit, nisi in casu dotis -
Ahli waris di bawah usia 21 tahun dianggap belum cakap secara hukum, kecuali
janda atau duda.
633. Hoc servabitur quod initio convenit -Apa yang berguna dari awal harus
dipertahankan
634. Home ne sera puny pur suer des briefes en court le roy, soit il a droit ou
a tort -Seseorang tidak dapat dihukum karena menggugat sebuah surat perintah
pengadilan, baik orang itu benar atau salah.
635. Hominum causa jus constitutum est - Hukum dibentuk demi kemanusiaan.
636. Homo potest esse habilis et inhabilis diversis temporibus - Seseorang
dapat menjadi cakap atau tidak cakap pada waktu yang berbeda - beda.
637. Homo vocabulum est naturae ; persona juris civilis - “manusia” merupakan
istilah hukum alam, sedangkan “orang” merupakan istilah hukum perdata.
638. Hora non est multum de substantia negotii licet in appello de ea
aliquando fiat mentio - Tempo tidak sepenting substansi dari sebuah perkara,
walaupun terkadang hal itu disebut dalam upaya hukum naik banding.
639. Hostes sunt qui nobis vel quibus nos bellum decernimus ; caeteri
proditores pel praedones sunt - Musuh adalah mereka yang kami nyatakan
perang dengan, atau mereka yang menyatakan perang kepada kami, sisanya
adalah pengkhianat atau pembajak.
640. Ibi semper debet fieri triatio ubi juratores meliorem possunt habere
notitiam - Setiap persidangan harus memberikan informasi terbaik bagi para
juri.
641. Id certum est quod certum redid potest - Segala hal yang dapat dipastikan
merupakan kepastian itu sendiri.
642. Id certum est quod certum redid potest. Sedid magis certum est quod
de semetipso est certum- Segala hal yang dapat dipastikan merupakan
kepastian itu sendiri. Namun kepastian yang lebih terdapat pada kepastian itu
sendiri.25
643. Idem agens et patiens esse non potest - Orang yang sama tidak bisa
sekaligus menjadi pelaku dan korban.
644. Idem est facere et nolle prohibere cum possis - Memperbuat dan menolak
untuk mencegah merupakan hal yang sama.
645. Idem estfacere et non prohibere cum possis;et qui non prohibit cum
prohibere possit in culpa est(aut jubet)- Memperbuat dan menolak untuk
mencegah merupakan hal yang sama. Dan siapa pun yang tidak mencegah
walaupun ia memiliki kesempatan untuk mencegah, maka ia ikut bersalah.
646. Idem est nihil dicere et insufficienter dicere - Mengatakan tidak sama
halnya dengan tidak mengatakan iya. Dalam mengatakan sesuatu secara
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

insufisien sama halnya seperti tidak mengatakan apapun. Hal ini berlaku dalam
permohonan yang dibuat oleh narapidana.
647. Idem est non esse et non apparere - ketiadaan sama halnya dengan
ketidakhadiran. Dimana ketidakhadiran dianggap tidak pernah ada.
648. Idem est non probari et non esse; non deficit jus sed probatio - Tidak
terbukti sama halnya dengan tidak ada. Hukum tidak defisien, hanya buktinya
saja.
649. Idem estscire autscire debere autpotuisse - Keharusan untuk mengetahui
atau berkesempatan untuk mengetahui sama halnya dengan tahu.
650. Idem non esse et non apparere - Tidak ada dan tidak hadir merupakan dua
hal yang sama.
651. Idem semper antecedent proximo refertur -Disebut kesamaan apabila dua
hal serupa.
652. Identitas vera colligitur ex multitudine signorum - Kebenaran didapatkan
dari kumpulan petunjuk.
653. Idperfectum est quod ex omnibussuispartibus constat - Kesempurnaan
hanya didapatkan ketika semua bagian lengkap.
654. Idpossumus quod de jurepossumus - Kita hanya dapat melakukan hal - hal
yang diperbolehkan oleh hukum.
655. Id quod est magis remotum non trahit ad se quod est magic
junctum,sed e contrario in omni casu -Apa yang dihilangkan berarti tidak
sesuai dengan sesuatu hal, melainkan, bertentangan dengannya.
656. Id quodnostrum estsine facto nostro adalium transferri non potest -
Apa yang kita miliki tidak dapat dialihkan ke orang lain tanpa persetujuan dari
kita sendiri.
657. Id solum nostrum quod debitis deductis nostrum est - Barang itu
merupakan barang kita sendiri ketika hutang telah selesai dibayar.
658. Id tantum possumus quod de jure possumus - Kita hanya dapat melakukan
hal - hal yang diperbolehkan oleh hukum.
659. Ignorantia eorum quae quis scire tenetur non excusat -Ketidaktahuan
terhadap hal - hal yang seharusnya diketahui bukan alasan.
660. Ignorantia excusatur non juris sed facti - Ketidaktahuan terhadap kejadian
dapat dimaafkan, namun tidak demikian dengan ketidaktahuan terhadap hukum.
661. Ignorantia facti excusat, ignorantia juris non excusat - Ketidaktahuan
terhadap kejadian dapat dimaafkan. Namun setiap orang dianggap tahu hukum,
kalau tidak, maka tidak akan ada limit terhadap ketidaktahuan terebut.
662. Ignorantia judicis est calamitas innocentis - Ketidaktahuan seorang hakim
merugikan pihak yang tidak bersalah.
663. Ignorantia juris non excusat - Ketidaktahuan akan hukum bukan alasan.
664. Ignorantia juris quod quisque scire tenetur neminem excusat -
Ketidaktahuan akan hukum, dimana seharusnya semua orang dianggap tahu,
bukan alasan.
665. Ignorantia juris sui non praejudicat juri - Ketidaktahuan akan hak
seseorang, tidak menghilangkan hak tersebut.
666. Ignorantia legis neminem excusat - Ketidaktahuan akan hukum tidak
membebaskan siapa pun.
667. Ignorantia praesumitur ubi scientia non probatur - Ketidaktahuan diduga
ketika pengetahuan tidak diberikan.
668. Ignorare legis est lata culpa- Ketidaktahuan akan hukum merupakan
pengabaian terhadapnya.26
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

669. Ignoratis terminis artis, ignoratur et ars - Dimana arti seniyang


sesungguhnya tidak diketahi, maka seni itu sendiri tidak diketahui.
670. Ignoscitur ei qui sanguinem suum qualiter redemptum voluit - Apapun
yang dilakukan oleh seseorang karena ketakutan akan kehilangan hidupnya,
tidak akan dihukum. Pembelaan Terpaksa atau Keadaan Darurat
671. Illud quod alias licitum non est, necessitas facit licitum, et necessitas
inducit privilegium quod jure privatur - Apa yang dianggap melawan hukum
dapat menjadi sah karena adanya keadaan terpaksa; dan keadaan tersebut
merupakan pengecualian terhadap apa yang dilarang oleh suatu hak.
672. Illud quod alteri unitur extinguitur, neque amplius per se vacare licet-
Segala hal yang terikat antara satu dengan lainnya tidak dapat dimusnahkan
ataupun dipisahkan.
673. Immobilia situm sequuntur - Benda tidak bergerak mengikuti hukum
setempat dimana benda itu terletak.
674. Imperii magestas est tutelage salus - Kemuliaan suatu kerajaan berada
pada keamanannya.
675. Imperitia culpae annumeratur -Kelalaian merupakan kesalahan. Kealpaan
676. Imperitia est maxima mechanicorum poena - Kelalaian memiliki
mekanisme hukuman terbaik (bagaimana kelalaian dapat membuat seseorang
dituntut pertanggungjawabannya). Kealpaan
677. Impersonalitas non concludit nec ligat -Perbedaan tidak menyimpulkan
ataupun mengikat.
678. Impius etcrudelisjudicandus estqui libertati non favet - Seseorang
selayaknya diadili dengan kejam dan tidak memandang kebebasan.
679. Impossibilum nulla obligation est - Tidak ada kewajiban untuk melakukan
hal - hal yang mustahil.
680. Impotentia excusat legem - Alasan ketidakberdayaan dapat membebaskan
seseorang dari hukuman
681. Impunitas continuum affectum tribuuit delinquendi - Impunitas memicu
kecenderungan untuk melakukan kejahatan. Impunitas asas teritorial
682. Impunitas semper ad deteriora invitat - Impunitas mengundang pelaku
untuk melakukan kejahatan yang lebih besar. Impunitas asas teritorial
683. In aequali jure melior est condition possidentis - Ketika kedua belah pihak
memiliki hak yang sama, namun kondisi memihak pada yang lebih berkuasa.
684. In alta proditione nullus potest esse accessorius sed principalis
solummodo - Dalam kasus makar, tidak ada istilah pelaku pembantu, hanya
pelaku utama. Percobaan Makar
685. In alternativis electio est debitoris ->debitur memiliki pilihan alternatif.
686. In ambigua voce legis ea potius accipienda est significatio quae vitio
caret ; praesertim cum etiam voluntas legis exhoc colligi possit - Dalam
hal ditemukan sesuatu yang ambigu di dalam hukum, penafsiran harus dibuat
jelas khususnya dengan menimbang maksud dan tujuan awal adanya hukum
tersebut.
687. In ambiguis casibussempter praesumitur pro rege - Dalam keraguan,
praduga selalu memihak kepada raja.
688. In ambiguis orationibus maxime sententia spectanda est ejus qui eas
protulisset - Dalam menghadapi ambigu, pendapat pihak yang membuatnya
patut dipertimbangkan
689. In ambiguo sermone non utrumque dicimus sed id duntaxat quod
volumus -Ketika bahasa yang kita gunakan bersifat ambigu, maka kita tidak
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

menggunakannya lagi dalam penjelasan kita.In Anglia non est interregnum


- Inggris tidak mengenal istilah masa peralihan pemerintahan. Pewaris tahta
mewarisi tahta sejak kematian atau penurunan tahta pendahulunya.
690. In atrocioribus delictis punitur affectus licet non sequatur effectus -
Untuk kejahatan berat, kesengajaan atau percobaan dapat dihukum walaupun
tujuannya tidak tercapai. Percobaan
691. In casu extremae necessitates Omnia suntcommunia-Dalam keadaan
terpaksa, tindakan yang diambil dipandang perlu.27 Daya Paksa
692. Incaute factum pro non facto habetur - Dalam sebuah perubahan, apabila
dilakukan dengan sembarangan, dianggap tidak tuntas.
693. Incendium aere alieno non exuit debitorem - Kebakaran tidak melepaskan
seseorang dari kewajibannya terhadap hutang.
694. Incerta pro nullis habentur - Hal - hal yang tidak pasti dianggap tidak ada.
695. Incerta quantitas vitiate actum - Ketidakpastian mempengaruhi sebuah
perbuatan.
696. Incivile est, nisi tota lege prospecta, unaaliqua particular ejus
propositajudicare vel respondere - Tidak pantas bagi suatu putusan untuk
mendasarkan keputusannya dengan satu pasal saja, kecuali keseluruhan
hukumnya telah dihayati.
697. Incivile est, nisi tota sentential inspecta, de aliqua parte judicare - Tidak
pantas untuk memberikan suatu pendapat tanpa melihat keseluruhan dari isi
perkara.
698. In civilibus ministerium excusat, in criminalibus non item - Perkara
perdata masih memungkinkan untuk melepaskan pelaku, namun tidak demikian
dengan perkara pidana.
699. In Claris non est locus conjecturis - Dalam keadaan tertentu, dilarang untuk
membuat dugaan.
700. Inclusio unius est exclusion alterius -Lihat Expressio unius est exclusio
alterius.
701. Incolas dimocilium facit - Secara harafiah, tempat tinggal adalah domisil.
Artinya tempat tinggal utama menjadi residensi hukum.
702. In commodato haec pactio, ne dolus praestetur,rata non est - Dalam hal
peminjaman uang, kesepakatan untuk melepaskan pertanggungjawaban
seseorang dari tindakan penipuannya tidaklah sah.
703. Incommodum non solvit argumentum - Alasan gangguan tidak
menyelesaikan sebuah argumen.
704. In conjunctivis oportet utramque partem esse veram - Dalam pernyataan
gabungan, semua bagian harus benar.
705. In consimili casu consimile debet esse remedium - Antara pekara yang
serupa, putusannya pun serupa.
706. In consuetudinibus non diuturnitas temporis sed soliditas rationis est
consideranda- Secara kebiasaan, bukanlah durasi waktu, melainkan isi dari
pernyataan yang patut dipertimbangkan.
707. In contractibus, benigna; in testamentis,benignior; in restitutionibus,
benignissima interpretation facienda est - Dalam hal kontrak, interpretasi
atau koonstruksi bersifat bebas. Dalam wasiat, lebih bebas, dan dalam restitusi,
paling bebas.
708. In contractibus, rei veritas potius quam scriptura perspici debet -Dalam
hal perjanjian, yang harus dipertimbangkan adalah kebenaran dari perjanjian itu,
bukan isinya.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

709. In contractibus tacite insunt quae sunt moris et consuetudinis - Kontrak


dipahami untuk memiliki klausa - klausa tertentu, meskipun mungkin tidak tertera
dalam tulisan.
710. In contrahenda venditione, ambiguum pactum contra venditorem
interpretandum est - Dalam hal kontrak jual beli, kesepakatan ambigu harus
ditafsirkan terhadap sang penjual.
711. In conventionibus, contrahentium voluntas potius quan verba spectari
placuit - Dalam hal kontrak, niat dari kedua belah pihak harus dihayati, bukan
perkataan mereka.
712. Incorporalia bello non adquiruntur - Hal - hal yang tidak berwujud tidak
diperoleh melalui peperangan.
713. Incriminalibus probationes bedent esse luce clariores - Dalam perkara
pidana, bukti harus lebih terang dari pada cahaya.
714. In criminalibus sufficit generalis militia intentionis cum facto paris
gradus - Dalam perkara pidana, kesengajaan saja sudah cukup apabila sesuai
dengan perbuatan yang dipertanyakan.
715. In criminalibus voluntas reputabitur pro facto - Dalam perkara pidana,
kesengajaan dianggap sebagai kesepakatan. Dalam hal percobaan atau
konspirasi, kesengajaan tersebut dianggap terlaksana. Penyertaan
716. Inde datae leges ne fortiori Omnia posset.-Hukum dibuat untuk membatasi
kekuasaan para penguasa.28
717. Indefinitum aequipollet universali -Yang tidak terdefinisi merupakan
keseluruhan dari sesuatu.
718. Indefinitum supplet locum universalis - Yang tidak terdefinisi merupakan
bagian dari keseluruhan sesuatu.
719. Independenterse habetassecuratio a viaggio navis ■> Perjalanan menuju
tujuan akhir selalu jauh.
720. Index animi sermo - Perkataan merupakan isi dari pemikiran.
721. Indictment de felony est contra pacem domini regis, coronam et
dignitatem suam, in genere et non in individuo; quia in Anglia non est
interregnum - Tuntutan atas kejahatan ringan bertentangan dengan
kedamaian sang raja, mahkota serta harga dirinya secara umum dan bukan
terhadap diri pribadinya; karena Inggris tidak mengenal istilah masa peralihan
pemerintahan.
722. In disjunctivis sufficit alteram partem esse veram -Dalam konstruksi yang
terpisah, sudah cukup apabila salah satu bagian sudah benar.
723. In dubiis benigniora praeferenda sunt - Dalam menghaddpi keraguan,
konstruksi yang lebih bebas yang dipertimbangkan.
724. In dubiis magis dignum est accipiendum - Dalam menghadapi keraguan,
hal yang lebih berfaedah yang patut diterima.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

725. In dubiis non praesumitur pro testamento - Dalam keadaan dimana ada
keraguan, tidak ada praduga yang memihak pada kehendak sendiri.
726. In dubio, haec legis construction quam verba ostendunt - Dalam
menghadapi keraguan, perkataan mengindikasi konstruksi hukum.
727. In dubio, pars mitior estsequenda - Ketika ada keraguan, pandangan yang
lemah patut dipertimbangkan.
728. In dubio, pro lege fori - Ketika ada keraguan, patut untuk berpaling pada
hukum forum.
729. In dubio, sequendum quod tutius est - Ketika ada keraguan, patut untuk
berpaling pada pandangan yang paling aman.
730. In eo quod plus sit semper inest et minus- Pihak yang lemah selalu
dipertimbangkan.
731. Inesse potest donation modus, condition sive causa; ut modus est; si
condition; quia causa -Pada suatu pemberian mungkin ada persyaratan,
maksud, atau alasan tertentu di baliknya.
732. In exposition instrumentorum, mala grammatical,quod fieri potest,
vitanda est - Dalam sebuah konstruksi, tata bahasa yang buruk harus dihindari
sebisa mungkin.
733. In facto quod se habet ad bonum et malum magis de bona quam de
malo lex intendit - Dalam menghayati sebuah perbuatan atau perjanjian yang
mungkin dipandang sebagai sesuatu yang baik atau buruk, hukum selalu
memandang yang baik.
734. Infans non multum a furioso distat - Bayi tidak begitu berbeda dengan orang
yang tidak cakap
735. In favora bilibus magis attenditur quod prodest quam quod nocet -
Dalam mengkaji sebuah kasus, harus lebih melihat sisi baik dari pada sisi
buruknya.
736. In favorem vitae, libertatis, et innocentiae Omnia praesumuntur -
Semua praduga harus memihak kehidupan, kebebasan dan praduga tak
bersalah.
737. In fictione jurissemper aequitas existit - Dalam kehidupan fiktif, keadilan
selalu ada, dalam setiap fiktif hukum akan selalu ada keadilan.
738. In fictione juris semper subsistit aequitas - Dalam fiksi hukum, keadilan
selalu menang.
739. Infinitum in jure reprobatur - Hukum melarang proses upaya hukum yang
tak berujung.
740. In generalibus versatur error -Kesalahan ada pada pernyataan yang terlalu
umum.
741. In genere quicunque aliquid dicit, sive actor sive reus, necesse est ut
probat - Secara umum, siapapun yang membuat tuduhan, baik itu penggugat
ataupun tergugat, harus membuktikannya.
742. In haeredes non solent transire actiones quae poenales ex maleficio
sunt - hukuman yang dijatuhkan pada perkara pidana tidak berlaku bagi
keturunan sang terpidana.
743. In his enim quae sunt favorabilia animae quanmuis sunt damnosa
rebus, fiat aliquando extentio statuti- Hal - hal yang sesuai dengan gagasan
tetapi bertentangan dengan aturannya, maka perlu adanya perluasan terhadap
peraturan itu.29
744. In his quae de jure communi omnibus conceduntur, consuetudo alicujus
patriae vel loci non est alleganda -Hak - hak telah diterima secara umum
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

untuk semua, akan berlaku dimana saja.


745. Iniquissima pax est anteponenda justissimo bello - Perdamaian yang
paling tidak adil lebih dipilih dari pada perang yang dibenarkan.
746. Iniquum est alios permittere, alios inhibere mercaturam - Tidak adil untuk
memperbolehkan sebagian pihak untuk berdagang dan melarang pihak lainnya.
747. Iniquum est aliquem rei sui esse judicem -Tidak adil bagi seseorang untuk
menjadi hakim pada perkaranya sendiri.
748. Iniquum est ingenuis hominibus non esse liberam rerum suarum
alienationem - Tidak adil bagi seseorang untuk tidak diberikan kebebasan untuk
mempergunakan tanahnya sendiri.
749. In judiciis minori aetati succurritur - Dalam proses peradilan, kelonggaran
diberikan kepada orang yang belum dewasa.
750. In judicio non creditor nisi juratis - Dalam pengadilan, tidak ada yang bisa
dipercaya keculai mereka yang disumpah.
751. In jure non remota causa, sedproxima, spectatur-Dalam hukum inti dan
bukan pendukungnya yang dipertimbangkan.
752. Injuria fit ei cui convicium dictum est, vel de eo factum Carmen
famosum- Kerugian terjadi ketika seseorang dihina atau didusta.
753. Injuria non excusat injuriam - Kesalahan tidak melepaskan kesalahan lain.
754. Injuria non praesumitur - Sebuah kesalahan bukan diduga.
755. Injuria propria non cadet beneficium facientis - Tidak ada keuntungan bagi
orang yang melakukan kejahatan.
756. Injuria servi dominum pertingit - Majikan bertanggungjawab atas kesalahan
yang dilakukan oleh pegawainya.
757. Injustum est,nisi tota lege inspecta, de una aliqua ejus particular
proposita judicare vel respondere - Tidak adil untuk memberikan putusan
ataupun opini tanpa mempertimbangkan keseluruhan dari hukum yang berlaku.
758. In majore summa continetur minor -Dalam setiap perhitungan, selalu ada
kekurangannya.
759. In maleficiis voluntas spectator, non exitus - Dalam perkara pidana,
kesengajaan lebih diperhitungkan dibandingkan dengan kejadiannya.
Kesengajaan
760. In maleficio ratihabitio mandato comparator- Dalam perbuatan melawan
hukum, ratifikasi sama dengan melaksanakan.
761. In maxima potentia minima licentia - Dimana ada kekuasaan, disitu selalu
ada keinginan untuk melakukan kejahatan.
762. In Mercibus illicitis non sit commercium -Barang ilegal dilarang
diperdagangkan.
763. In novo casu novum remedium apponendum est -Dalam kasus yang baru,
maka upayanya pun harus baru.
764. In obscuris inspici solere quod verisimilius est, aut quod plerumque
fieri solet
-Dalam kasus yang tidak jelas, maka sebaiknya mengikuti kebiasaan hukum.
765. In obscuris quod minimum est sequimur - Dalam kasus yang kurang jelas,
kita mengikuti yang paling jelas.
766. In odium spoliatoris Omnia praesumuntur - Semuanya diprasangka buruk
terhadap pelaku.
767. In omni actione ubi duae concurrunt districtiones, videlicet in rem et in
personam, illa districtio tenenda est quae magis timetur et magis ligat-
Ketika terjadi dua perampasan tanah sebagai pembayaran hutang, maka dipilih
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

tanah yang paling bernilai.


768. In omnibus contractibus, sive nominates sive innominatis, permutation
continetur - Dalam semua kontrak, baik itu dicantumkan atau tidak, namun
harus ada yang ditukarkan anatara kedua belah pihak.
769. In omnibus (fere ) poenalibus judiciis,et aetati et imprudentiae
succurritur- Hampir pada setiap putusan pengadilan, kelonggaran diberikan
kepada orang yang belum dianggap dewasa dan orang yang tidak cakap secara
hukum.30
770. In omnibus obligationibus, in quibus dies non ponitur, praesenti die
debetur - Dalam hal kewajiban, apabila waktu tidak ditentukan (tanggal
pelaksanaan), maka benda yang dijanjikan jatuh tempo di hari yang sama.
771. In omnibus quidem, maxime tamen in jure, aequitas spectanda sit -
Segala hal, khususnya yang berkaitan dengan administrasi keadilan, harus
mengingat pada keadilan.
772. In omni re nascitur res quae ipsam rem exterminate -Dalam segala hal,
sesuatuyang lahir sendiri, hanya dapat berakhir dengan sendirinya.
773. In pari causa possessorpotior haberi debet - Ketika kedua belah pihak
memiliki hak yang sama, pemilik dianggap lebih berkuasa.
774. In pari causa potior est condition possidentis -Ketika kedua belah pihak
memiliki klaim yang sama, pemilik dianggap lebih berkuasa.
775. In pari delicto melior est condition possidentis - Ketika kedua belah pihak
bersalah, posisi pemilik lebih diuntungkan.
776. In pari delicto potior est condition defendentis - Dimana kedua belah pihak
bersalah, posisi sang tergugat dianggap lebih kuat.
777. In poenalibus causis benignius interpretandum est - Dalam membuat
suatu keputusan, penafsiran yang dibuat harus luas.
778. In praeparatoriis ad judicium favetur actori - Pada tahap persiapan
persidangan, penggugat lebih didahulukan.
779. In praesentia majorispotestatis, minor potestas cessat - Ketika ada
kekuasaan superior, maka kekuasaan inferiornya hilang.
780. In pretio emptionis et venditionis naturaliter licet contrahentibus se
circumvenire - Dalam menentukan harga suatu jual beli, sudah lazimnya kedua
belah pihak mencoba untuk menawarkan harga yang paling menguntungkan
dirinya sendiri.
781. In propria causa nemo judex - Tidak ada seorang pun yang dapat
menghakimi perkaranya sendiri.
782. In quo quis delinquit, in eo de jure estpuniendus - Setiap orang yang
melakukan perbuatan melawan hukum apapun patut dihukum.
783. In rebus manifestis errat qui auctoritates legume allegat; quia
perspicua vera non sunt probanda-Terhadap kekayaan publik, tidak ada
seorang pun yang dapat mempergunakannya secara bertentangan dengan
kehendak publik itu sendiri.
784. In re communi neminem dominorum jure facere quicquam, invite
altero, posse -Pada properti yang dimiliki bersama, salah satu pemilik tidak bisa
melakukan sesuai kehendaknya sendiri tanpa persetujuan pemilik lainnya.
785. In re dubia benigniorem interpretationem sequi non minus justius est
quam tutius - Dalam keraguan, menerapkan penafsiran yang lebih bebas
dianggap lebih adil.
786. In re dubia magis infitiatio quam affirmation intelligenda -Dalam
keraguan, penyangkalan lebih dipertimbangkan dari pada afirmasi.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

787. In re lupanari testes lupanares admittentur -Dalam perkara yang berkaitan


dengan rumah bordil, PSK akan disertakan sebagai saksi.
788. In re pari potiorem causam esse prohibentis constat - Dalam keadaan
dimana kedua belah pihak memiliki hak yang sama, secara prinsip, pihak yang
memiliki adalah pihak yang lebih berkuasaa.
789. In re propria iniquum admodum est alicui licentiam tribuere sententiae
- Sangat tidak adil untuk memperbolehkan seseorang agar menjadi hakim pada
perkaranya sendiri.
790. In republica maxime conservanda sunt jura belli - Hukum peperangan
harus ditegakkan oleh tiap negara.
791. In restituionem, non in poenam, haeres succedit - Ahli waris mewarisi
restitusi, bukan hukuman.
792. In restitutionibus benignissima interpretation facienda est - Konsturksi
yang paling digemari, adalah konstruksi yang menawarkan restitusi.
793. Insanus est qui, abjecta ratione Omnia cum impetus etfurore facit -
Seseorang dikatakan gila apabila perbuatan dia penuh dengan kekerasan serta
amarah tanpa alasan yang jelas.
794. In satisfactionibus non premittitur amplius fieri quam semel factum est
- Dalam hal pembayaran, dilarang untuk membayar lebih dari yang seharusnya.31
795. Instans est finis unius temporis et principium alterius- Suatu saat
(moment) merupakan akhir dari satu kejadian dan awal dari kejadian lain.
796. In-stipulationibus cum quaeritur quid actum sit, verba contra
stipulatorem interpretanda sunt - Dalam hal perjanjian, ketika menghadapi
pertanyaan apakah suatu tindakan telah diambil atau tidak, penjelasan akan
dibebankan kepada sang penggugat.
797. In stipulationibus id tempusspectator quo contrahimus - Dalam hal
perjanjian, patut dipertimbangkan alur pencapaian kesepakatan antara kedua
belah pihak.
798. In suo quisque negotio hebetior est quam in alieno - Setiap orang lebih
peka terhadap urusan orang lain dibandingkan dengan urusan dirinya sendiri.
799. Intentio caeca mala -Kesengajaan terselubung merupakan sesuatu yang jahat.
800. Intentio inservire debet legibus, non leges intentioni -Kesengajaan
seharusnya tunduk pada hukum, bukan sebaliknya.
801. Intentio mea imponit nomen operi meo - Niat seseorang tercerminkan pada
perbuatannya. Percobaan
802. Inter alios res gestas aliis non posse praejudicium facere saepe
constitutum est —>Hal - hal yang diperdagangkan antara dua pihak tidak
merugikan pihak ketiga.
803. Interarma silent leges — Terkadang dalam masa perang, hukum bungkam.
804. Interdum venit ut exception quae prima facie justa videtur tamen
inique noceat — Terkadang suatu permohonan pada awalnya terlihat adil,
namun sebenarnya permohonan itu bersifat merugikan dan tidak adil.
805. Interest reipublicae ne maleficia remaneant impunita — Merupakan
kepentingan suatu negara agar kejahatan tidak dibiarkan saja. Asas Teritorial
806. Interest reipublicae ne sua quis male utatur — Merupakan kepentingan
suatu negara agar tidak ada seorang pun yang menyalahgunakan hartanya.
807. Interest reipublicae quod homines conserventur — Merupakan
kepentingan suatu negara agar warganya dilindungi. Asas Legalita
808. Interest reipublicae res judicatas non rescindi — Merupakan kepentingan
suatu negara agar putusan yang telah dijatuhkannya, tidak dibatalkan.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

809. Interest reipublicae suprema hominum testamenta rata haberi —


Merupakan kepentingan suatu negara agar wasiat seseorang dikabulkan.
810. Interest reipublicae ut carceres sint in tuto — Merupakan kepentingan
suatu negara agar penjara diamankan. Pidana & Pemidanaan
811. Interest reipublicae ut pax in regno conservetur et quaecunque paci
adversentur provide declinentur — Merupakan kepentingan suatu negara
agar dapat melestarikan kedamaian pada negaranya dan mencegah segala usaha
yang dapat merusak kedamaian tersebut.
812. Interest reipublicae ut quilibet re sua beneutatur —Merupakan
kepentingan suatu negara untuk memastikan agar setiap warganya
mempergunakan hartanya dengan benar.
813. Interest reipublicae ut sit finis litium — Merupakan kepentingan suatu
negara agar membatasi litigasi.
814. Interpretare et concordare leges legibus est optimus interpretandi
modus — Untuk menafsirkan serta memperbaiki hukum agar hukum itu
harmonis merupakan konstruksi yang terbaik.
815. Interpretatio fienda est ut res magis valeat quam pereat — Sebuah
konstruksi harus dibuat sedemikian rupa agar memberikan pengaruh yang baik
dan tidak gagal.
816. Interpretatio talis in ambiguis semper fienda est ut evitetur
inconveniens et absurdum — Ambiguitas (ketidakjelasan) dalam sebuah
konstruksi harus tetap menghindari hal - hal yang tidak pantas ataupun yang
tidak masuk akal.
817. Interruptio multiplex non tollit praescriptionem semel obtentam —
Interupsi yang dilakukan berulang - ulang kali tidak mengubah pernyataan yang
diberikan pertama kali.
818. In testamentis plenius testatoris intentionem scrutamur — Dalam
menghayati sebuah wasiat, kita harus mempertimbangkan lebih jauh niat yang
terkandung di dalamnya.
819. In testamentis plenius voluntates testantium interpretantur —
Dalam wasiat,
niat pewarisnya akan secara bebas terlihat lebih nyata.32
820. Intestatus decedit qui aut omnino testamentum non fecit aut non jure
fecit, aut id quod fecerat ruptum irritumve factum est, aut nemo ex eo
haeres exstitit - Seseorang wafat tanpa meninggalkan wasiat ketika ia tidak
membuat wasiat sama sekali, atau tidak membuatnya secara sah, atau wasiatnya
dibatalkan atau bahkan ketika ia tidak memiliki keturunan.
821. In toto etpars continetur - Dalam suatu hal, bagian terkecil pun terhitung.
822. In traditionibus scriptorium ( chartarum) non quod dictum est,sed quod
gestum (factum) est, inspicitur - Dalam perjanjian, perbuatan lebih
dipertimbangkan dibandingkan dengan apa yang tertera pada perjanjian
tersebut.
823. Inutilis labor et sine fructu non est effectus legis - Perburuhan yang tidak
berguna bukanlah hasil dari hukum.
824. Inveniens labellum famosum et non corrumpens punitur - Seseorang
yang menemukan sebuah fitnah namun tidak memusnahkannya dapat dihukum.
825. In veram quantitatem fidejussor teneatur, nisi pro certa quantitate
accessit - Biarkan jumlah jaminan ditentukan berdasarkan harga persisnya,
kecuali ada kesepakatan lain.
826. In verbis non verba sedres etratio quaerenda est - Dalam perkataan,
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

substansi serta makna yang harus dicari.


827. Invito beneficium non datur - Tidak ada keuntungan yang diberikan ke orang
lain tanpa dikehendaki sendiri.
828. In vocibus videndum non a quo sed ad quid sumatur -Dalam ceramah,
akhir atau hasil ceramah yang dianut, bukan awalnya.
829. Ipsae leges cupiunt utjureregantur - Hukum sendiri mengatakan bahwa
hukum harus diatur oleh hak.
830. Ira furor brevis est - Amarah adalah kegilaan yang singkat.
831. Ita semper fiat relation ut valeat dispositio - Sebuah hubungan harus dicari
terlebih dahulu sebelum membuat disposisi.
832. Iter est jus eundi, ambulandi hominis; non etiam jumentum agenda vel
vehiculum -
833. Judex aequitatem semper spectare debet - Hakim harus selalu
mempertimbangkan keadilan.
834. Judex ante oculos aequitatem semper habere debet■>Hakim harus selalu
berfikir adil.
835. Judex bonus nihil ex arbitrio suo faciat nex propositione domesticae
voluntatis, sed juxta leges et jura pronunciet - Seorang hakim tidak boleh
mengadili sesuai dengan keinginan ataupun preferensinya sendiri, melainkan
harus sesuai dengan hukum dan keadilan.
836. Judex damnatur cum nocens absolvitur - Seorang hakim akan terkutuk
apabila membebaskan orang yang terbukti salah.
837. Judex debet judicare secundum allegata et probate - Seorang hakim harus
memberikan suatu keputusan berdasarkan tuduhan serta bukti - buktinya.
838. Judex est lex loquens - Hakim dianggap mewakili hukum ketika Ia bicara.
839. Judex habere debet duos sales, salem sapientiae, ne sit insipidus, et
salem conscientiae, ne sit diabolus - Hakim seharusnya memiliki dua alat
batas; kebijaksanaan untuk mengingatkannya akan hukum ketika ia bertindak
konyol, dan kesadaran untuk mengingatkannya ketika ia bertindak jahat.
840. Judex non potest esse testis in propria causa - Seorang hakim dilarang
menjadi saksi pada perkaranya sendiri.
841. Judex non potest injuriam sibi datum punier - Seorang hakim dilarang
menghukum perbuatan salah yang dilakukannya terhadapnya.
842. Judex non redditplus quam quodpetens ipse requirit - Seorang hakim
dilarang mengabulkan lebih dari apa yang tidak diminta oleh penggugat.
843. Judicandum est legibus non exemplis- Putusan harus dibuat berdasarkan
hukum, bukan berdasarkan contoh.33
844. Judices non tenentur exprimere causam sententiae suae -Hakim tidak
diwajibkan untuk menjelaskan pertimbangan putusannya.
845. Judicia in curia regis non adnihilentur, sed stent in robore suo
quousque per errorem aut attinctam adnullentur - Biarkan putusan raja
berlaku sampai dapat dibatalkan oleh kesalahan yang terdapat dalam putusan
tersebut.
846. Judcia in deliberationibus crebro maturescunt, in accelerato processu
nunquam - Putusan dihasilkan dalam permusyawarahan, bukan dalam
persidangan.
847. Judicia posteriorsuntin lege fortiora - Putusan akhir memiliki kekuatan
hukum.
848. Judicia sunt tanquam juris dicta, et pro veritate accipiuntur - Putusan
merupakan penerapan hukum dan diterima sebagai suatu kebenaran.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

849. Judiciis posterioribus fides est adhibenda - Putusan akhir patutnya


dipercaya.
850. Judici officium suum excedenti non paretur - Seorang hakim yang
bertindak melebihi kewenangannya, sepatutnya tidak dituruti.
851. Judici satis poena est quod Deum habet ultorem- Biarkan Tuhan yang
menghukum hakim.
852. Judicis est in pronuntiando sequi regulam, exceptione non probata -
Merupakan tugas seorang hakim untuk mengikuti peraturan hukum ketika ia
membuat suatu keputusan.
853. Judicis est jus dicere, non dare - Tugas hakim adalah untuk memberikan
keadilan, bukan untuk membuat hukum baru.
854. Judicis officium eest opus diei in die suo perficere - Tugas hakim adalah
untuk menyelesaikan tugas sehari - harinya pada hari itu juga.
855. Judicis officium est ut res ita tempora rerum quaerere; quaesito
tempore tutus eris - Tugas hakim bukan hanya menanyakan mengenai
kejadiannya, tetapi waktu kapan kejadian itu terjadi; dengan menanyakan
temponya, maka akan lebih aman.
856. Judicium a non suo judice datum nullius est momenti - Putusan yang
dibuat oleh seseorang yang bukan hakim (bukan pada kewenangannya) tidak
memiliki konsekuensi hukum.
857. Judicium est quasi juris dictum - Putusan adalah pengucapan hukum.
858. Judicium non debet esse illusorium, suum effectum habere debet -
Sebuah putusan tidak boleh menyesatkan; putusan harus memliki efek baik.
859. Judicium redditur in invitum,in praesumptione legis - Dalam asumsi
hukum, putusan akan bertentangan dengan kehendak salah satu pihak.
860. Judicium semper pro veritate accipitur - Putusan selalu diterima sebagi
suatu kebenaran.
861. Juncta juvant - Segala hal yang digabungkan dapat membantu.
862. Jura ecclesiastica limitata sunt infra limites separatos - Hukum
kegerejaan memiliki batas.
863. Jura eodem modo destituuntur quo constituuntur - Hukum dapat
dibatalkan dengan cara yang sama seperti membuat hukum.
864. Juramentum est Indivisibile, et non est admittendum in parte verum et
in parte falsum - Sumpah tidak dapat dibagi; pernyataan yang dibuat dalam
sumpah tidak dapat diterima menjadi sebagian benar dan sebagian palsu.
865. Jura naturae sunt immutabilia - Hukum alam tidak dapat diubah.
866. Jura publica anteferenda privatis - Hak publik dianggap juga sebagai hak
pribadi.
867. Jura publica ex private promiscue decidi non debent -Hak publik tidak
ditentukan oleh kepentingan pribadi.
868. Jurare est deum in testem vocare, et est actus divini cultus- Bersumpah
berarti memanggil Tuhan sebagai saksi, dan itu merupakan perbuatan agama. 34
869. Jura regis specialia non conceduntur per generalia verba - Hak istimewa
seorang raja bukan diberikan dengan cara biasa.
870. Jura sanguinis nullo jure civili dirimi possunt - Hubungan darah tidak bisa
dimusnahkan oleh hukum.
871. Juratores debent esse vicini, sufficientes est minus suspecti - Hakim
harus berpegangan pada kebenaran dan bebas dari segala kecurigaan.
872. Juratores sunt judicesfacti - Juri merupakan hakim fakta.
873. Juratus creditor in judiciio - Seseorang yang telah bersumpah sepatutnya
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

dipercaya.
874. Jura naturae aequum est neminem cum alterius detriment et injuria
fieri locupletiorem - Berdasarkan hukum alam, tidak ada seorang pun yang
boleh memperkaya diri dari kesengsaraan orang lain.
875. Juri non est consonum quod aliquis accessories in curia regis
convincatur antequam aliquis de facto fuerit attinctus - Pelaku pembantu
tidak boleh diadili sebelum pelaku utama terbukti bersalah.
876. Jurisdictio est potestas de public introducta, cum necessitate juris
dicendi - Yuridiksi adalah kekuasaan yang lahir demi kebaikan publik, dimana
yuridiksi merupakan salah satu kebutuhan untuk menyalurkan keadilan.
877. Juris effectus in executione consistit - Pengaruh hukum terlihat nyata pada
penerapannya.
878. Juris ignorantic estcum jus nostrum ignoramus ■> Apabila kita tidak
mengetahui hak - hak kita sendiri, berarti kita lalai terhadap hukum.
879. Juris praecepta suntan haec, honesta vivere, alterum non laedere suum
cuique tribuere -Berikut adalah peraturan hukum: hidup dengan hormat,
jangan merugikan orang lain, laksanakanlah kewajiban masing - masing.
880. Jurisprudentia est divinarum atque humanarum rerum notitia, justi
atque injusti scienta -Yurisprudensi merupakan ilmu pengetahuan yang mulia,
ilmu mengenai apa yang adil dan apa yang tidak.
881. Jurisprudentia legius communis angliae est scientia socialis et copiosa
- Yurisprudensi common law Inggris merupakan penerapan ilmu pengetahuan
sosial.
882. Juris quidem ignorantiam cuique nocere, facti verum ignorantiam non
nocere - Kelalaian hukum tidak seburuk dengan kelalaian fakta.
883. Jus accrescendi inter mercatores locum non habet, pro beneficio
commercii -Demi kebaikan perdagangan, tidak ada hak istimewa di antara
penjual.
884. Jus accrescendi praefertur oneribus -Terdapat. “hak keselamatan”
(survivorship) pada setiap hutang (mortgage).
885. Jus accrescendi praefertur ultimate voluntati ■>Surat wasiat harus
diselamatkan.
886. Jus civile est quod sibi populous constituit -Hukum perdata adalah hukum
yang dibuat oleh masyarakat itu sendiri.
887. Jus descendit, et non terra - Hak atas tanah dapat diwarisi, bukan tanahnya.
888. Jus dicere (et) non jus dare - Yang benar adalah menyatakan perang, bukan
mengakibatkan perang.
889. Jus est ars boni et aequi -Hukum adalah ilmu mengenai apa yang dianggap
baik dan adil.
890. Jus est norma recti; et quicquid est contra normam recti est injuria -
Hukum mengatur mengenai hak, dan apa pun yang bertetangan dengan hak,
menyebabkan kerugian.
891. Jus etfraus nunquam cohabitant - Hak tidak membiarkan tindakan
penipuan.
892. Jus ex injuria non oritur - Kebenaran bukan muncul dari sebuah kesalahan.
893. Jus in re inhaerit ossibus usufructuarii- Suatu hak melekat pada diri
seseorang.35
894. Jusjurandi forma verbis differ, re convenit; hune enim sensum habere
debet, ut deus invocetur - Pengucapan sumpah dapat berbeda antara satu
bahasa dengan bahasa lainnya.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

895. Jusjurandum inter alios factum nec nocere nec prodesse debet - Sumpah
yang dibuat di antara pihak ketiga tidak membuktikan apapun ataupun
memberikan pengaruh buruk.
896. Jus natural est quod apud homines eandem habetpotentiam - Hak - hak
dasar memiliki kekuatan hukum yang rata di antara manusia.
897. Jus non habenti tute non paretur - Aman bagi seseorang untuk tidak
bertunduk kepada mereka yang tidak memiliki hak.
898. Jus publicum privatorum pactis mutari non potest - Hak publik tidak bisa
diubah oleh perjanjian.
899. Jus quo universitates utuntur est idem quod habent private - Hak - hak
yang dimiliki oleh badan hukum sama dengan hak yang dimiliki oleh orang.
900. Jus respicit aequitatem - Hukum memihak kepada keadilan.
901. Jus superveniens auctori accrescit successor -Hak khusus yang diberikan
kepada satu orang, maka diberikan juga kepada orang yang kedua.
902. Justitia est constans etperpetus voluntasjus suum cuique tribuendi -
Keadilan bersifat tetap dan merata ke semua orang.
903. Justitia est virtus excellens et altissimo complacens - Keadilan merupakan
suatu kebaikan tertinggi yang memberikan kesanangan.
904. Justitiafirmatur solium - Tahta kerajaan diperkuat oleh keadilan.
905. Justitia nemini neganda est - Tidak ada seorang pun yang boleh ditolak
keadilannya.
906. Justitia non est neganda, non differenda - Keadilan tidak boleh ditolak
ataupun ditunda.
907. Justitia non novit patrem nec matrem, solum veritatem spectat justitia
- Keadilan tidak memihak kepada siapa - siapa, keadilan hanya memihak kepada
kebenaran.
908. Justum non est aliquem antenatum mortuum facere bastardum, qui pro
tota vita sua pro legitimo habetur -Tidak adil apabila seseorang menamakan
anak luar nikahnya sebagai ahli warisnya, dimana ia masih memiliki anak sah.
909. Jus vendit quod usus approbacit - Hukum mengatur apa yang diperbolehkan.
910. La conscience est la plus changeante des regles - Hanya kesadaran
manusia yang terus berubah.
911. La ley favour la vie d'unhome - Hukum memihak kepada nyawa seseorang
912. La ley facour l'inheritance d'un home - Hukum memihak kepada warisan
seseorang.
913. La ley voit plus tost suffer un mischief que un inconvenience - Hukum
sendiri pada akhirnya akan mengalami kerugian.
914. Lata culpa dolo aequiparatur - Kelalaian yang berlebihan sama seperti
penipuan.
915. Le contrat fait la loi - Perjanjian membentuk hukum.
916. Legatos violare contra jus gentium est - Perlakuan kekerasan terhadap
ambasador sangat bertentangan dengan hukum para negara.
917. Legatum morte testatoris tantum confirmatur, sicut donatio inter vivos
traditione sola - Sebuah peninggalan dikonfirmasi oleh kematian testatornya.
918. Legatus regis vice fungitur a quo destinatur, et honorandus est sicut
ille cujus vicem gerit - Seorang ambasador mewakili raja yang mengutusnya,
maka ia harus dihormati karena ia mengisi posisi sang raja.
919. Legem enim contractus dat - Sebuah perjanjian memberikan kekuatan
hukum.
920. Legem terrae amittentes perpetuam infamiae notam inde merito
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

incurrunt -Seseorang dapat kehilangan hak tanahnya karena ia telah melakukan


sesuatu yang jahat.
921. Leges Angliae sunt tripartitae: jus commune, consuetudines, ac decreta
comitiorum- Terdapat tiga jenis hukum Inggris, yakni: common law, adat, dan
keputusan menteri.36
922. Legesfigendi etrefigendi consuetudo estpericulosissima - Menambahkan
atau membatalkan hukum merupakan praktek yang sangat berbahaya.
923. Leges humanae nascuntur, vivunt, et moriuntur - Hukum yang dibuat oleh
manusia biasanya lahir, hidup, dan mati.
924. Leges naturae perfectissimae sunt et immutabiles; humani vero juris
condition semper in infinitum decurrit, et nihil est in eo quod perpetuo
stare possit - Hukum alam dianggap sempurna dan abadi, sedangkan hukum
yang dibuat manusia berkondisi dan tidak akan hidup selamanya.
925. Leges non verbis sed rebus sunt impositae - Hukum hidup dalam penerapan
bukan pada perkataan.
926. Leges posteriors priores contarias abrogant - Hukum baru mengalahkan
hukum sebelumnya yang bertentangan.
927. Leges suum ligent latorem - Hukum seharusnya mengikat penciptanya.
928. Leges vigilantibus, non dormientibus subveniunt - Hukum membantu
mereka yang menaati, bukan mereka yang lalai.
929. Legibus sumptis desinentibus, lege naturae utendum est - Ketika hukum
yang dibuat manusia gagal, maka hukum alam harus digunakan.
930. Legis construction non facit injuriam - Konstruksi hukum tidak pernah salah.
931. Legis interpretation legis vim obtinet - Penafsiran hukum memiliki kekuatan
hukum.
932. Legislatorum estviva vox,rebusetnon verbislegem imponere - Suara
legislator adalah suara hukum, bukan hanya pengucapan.
933. Legis minister non tenetur, in executione officii sui, fugere aut
retrocedere - Menteri hukum dilindungi oleh jabatannya dan bebas dari
penghukuman.
934. Legitime imperanti parere necesse est - Orang yang memimpin secara sah,
harus dihormati.
935. Legitimus haeres et filius est quem nuptiae demonstrant - Seorang anak
disebut sah jika ia lahir dalam pernikahan yang sah.
936. Le ley de Dieu et ley de terre sont tout un, et l’un et l’autres preferred
et favour le common et publique bien del terre - Hukum Tuhan dan hukum
manusia menyatu, dan kedua hukum tersebut hidup dan memihak kepada
kebaikan publik.
937. Le ley est le plus haut enheritance que le roy ad, car par le ley,il mesme
et touts ses sujets sont rules, et si le ley ne fuit, nul roy ne nul
enheritance serra - Hukum merupakan warisan tertinggi yang diwarisi oleh
seorang raja; Hukum yang mengatur dirinya dan masyarakatnya, tanpa hukum,
tidak akan ada raja ataupun warisan.
938. Le salut du people est la supreme loi - Hukum tertinggi adalah perlindungan
masyarakat.
939. Les fictions naissent de la loi, et non la loi desfictions - Fiksi lahir dari
hukum, bukan sebaliknya.
940. Les lois ne se chargent de punir que les actions exterieures - Hukum
hanya menghukum yang bersalah.
941. Lex aequitate gaudet - Hukum menawarkan keadilan.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

942. Lex aequitate gaudet; appetite perfectum; est norma recti - Hukum
menawarkan keadilan; hukum mewakili kesempurnaan dan mengatur hak - hak.
943. Lex aliquando sequitur aequitatem - Hukum terkadang mengikuti keadilan.
944. Lex angliae est lex misericordiae - Hukum Inggris merupakan hukum yang
mengampuni.
945. Lex angliae non patitur absurdum - Hukum Inggris tidak membiarkan
kekonyolan.
946. Lex angliae nunquam matris sed semper patris conditionem imitari
partum judicat - Hukum Inggris mengatur bahwa seorang anak yang baru lahir,
sepatutnya mengikuti ayahnya dan bukan ibunya.
947. Lex Angliae nunquam sine parliament mutari potest- Hukum Inggris tidak
dapat diubah tanpa persetujuan dari parlimen.37
948. Lex beneficialis rei consimili remedium praestat - Hukum yang
menguntungkan adalah hukum yang memberikan jalan keluar yang mirip bagi
perkara yang mirip.
949. Lexcitius tolerare vultprivatumdamnum uam publicum malum - Hukum
akan memihak pada kerugian pribadi dari pada kejahatan publik.
950. Lex contra id quod praesumit probationem non recipit - Hukum tidak
menerima bukti yang dibuat - buat.
951. Lex deficere non potest in justitia exhibenda - Hukum tidak boleh gagal
dalam memberikan keadilan.
952. Lex de future, judex de praeterito - Hukum mementingkan masa depan dan
hakim mementingkan masa yang sudah berlalu.
953. Lex dilationes semper exhorret - Hukum selalu melarang penundaan.
954. Lex est ab aeterno - Hukum lahir dari keabadian.
955. Lex est dictamen rationis - Hukum berasal dari gagasan.
956. Lex est norma recti - Hukum mengatur hak.
957. Lex est ratio summa, quae jubet quae sunt utilia et necessaria, et
contraria prohibit - Hukum merupakan bentuk gagasan yang tertinggi, yang
memerintahkan apa yang berguna, dan apa yang boleh serta melarang apa pun
yang bertentangan dengan hal tersebut.
958. Lex estsanction sancta, jubens honesta etprohibens contraria - Hukum
adalah sanksi yang sakral, memerintahkan apa yang benar dan melarang apa
yang dianggap salah.
959. Lex est tutissima cassis; sub clypeo legis nemo decipitur - Hukum
merupakan perlindungan yang paling aman, di bawah perlindungan hukum, tidak
ada yang tertipu.
960. Lex favet doti - Hukum memihak kepada mahar.
961. Lex fingit ubi subsistit aequitas - Hukum menciptakan fiksi dimana keadilan
ditaati.
962. Lex intendit vicinum vicini facta scire - hukum berasumsi bahwa seseorang
mengetahui apa yang diperbuat oleh tetangganya.
963. Lex judicat de rebus necessario faciendis quasi re ipsa factis -Hukum
mengadili hal - hal yang memang perlu diadili.
964. Lex necessitates est lex temporis, i.e.,instantis - Hukum waktu merupakan
hukum yang dibutuhkan.
965. Lex neminem cogit ad vana seu inutilia peragenda - Hukum tidak
memaksa siapa pun untuk melakukan hal -hal yang tidak berguna ataupun sia -
sia.
966. Lex neminem cogit ostendere quod nescire praesumitur - Hukum tidak
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

memaksa siapa pun untuk mengetahui hal - hal yang tidak perlu ia ketahui.
967. Lex nemini facit injuriam - Hukum tidak merugikan siapa pun.
968. Lex nemini operator iniquum, nemini facit injuriam - Hukum tidak
merugikan ataupun memberikan ketidakadilan kepada siapa pun.
969. Lex nil facit frustra, nil jubet frustra - Hukum tidak bersia - sia ataupun
memerintah dengan sia - sia.
970. Lex non a rege est violanda - Hukum tidak boleh dilanggar oleh raja.
971. Lex non cogit ad impossibilia - Hukum tidak memaksa hal - hal yang
mustahil.
972. Lex non curat de minimis - Hukum tidak mementingkan hal - hal yang tidak
berkonsekuensi.
973. Lex non deficit in justitia exhibenda - Hukum tidak gagal dalam
mempertunjukan keadilan.
974. Lex non exacte definit, sed arbitrio boni viri permittit -Hukum tidak
mengartikan apa itu keputusan, tetapi percaya pada orang yang memberikannya.
975. Lex non favet votis delicatorum - Hukum tidak memihak pada kejelian yang
berlebihan.
976. Lex non intendit aliquid impossibile - Hukum tidak menghendaki hal - hal
yang mustahil.
977. Lex non patitur fractiones et divisions statuum - Hukum tidak membiarkan
pembagian warisan tanah yang tidak adil.
978. Lex non praecipit inutilia, quia inutilis labor stultus - Hukum tidak
memerintahkan hal - hal yang tidak berguna, karena pekerjaan yang tidak
berguna merupakan sesuatu yang konyol.
979. Lex non requirit verificari quod apparet curiae Hukum tidak membutuhkan
pembuktian untuk hal - hal yang sudah jelas.38
980. Lex plus laudatur quando ratione probatur - Hukum lebih dihargai ketika
bergandengan dengan gagasan.
981. Lexposterior derogate priori - Hukum yang baru menggantikan hukum lama.
982. Lexprospicit, non respicit - Hukum memandang ke depan bukan ke belakang.
983. Lex punit mendaciam- Hukum menghukum kesalahan.
984. Lex rejicit superflua, pugnantia, incongrua - Hukum menolak hal - hal yang
bertentangan, konyol dan memberontak.
985. Lex reprobate moram - Hukum melarang penundaan.
986. Lex respicit aequitatem - Hukum memihak kepada keadilan.
987. Lex scripta si cesset , id custodiri oportet quod moribus et consuetudine
inductum est; et , si qua in re hoc defecerit, tunc id quod proximum et
consequens ei est; et, si id non appareat, tunc jus quo urbs romana
utitur servari oportet - Jika hukum gagal, maka gagasan dari hukum itu sendiri
yang digunakan, dan jika gagasannya itu cacat, maka gunakanlah apa yang
sejalan dan konsisten; ikutilah hukum yang diterapkan oleh Roma.
988. Lex semper dabit remedium - Hukum akan selalu memberikan upaya hukum.
989. Lex semper intendit quod voncenit rationi -Hukum selalu mengehendaki
apa yang sejalan dengan gagasannya.
990. Lex spectat naturae ordinem - Hukum memihak pada tata hukum alam.
991. Lex succurrit ignoranti - Hukum membantu pihak yang lemah.
992. Lex succurrit minoribus - Hukum memihak pada kaum minoritas.
993. Lex uno ore omnes alloquitur - Hukum memperlakukan semua orang dengan
cara yang sama.
994. Lex vigilantibus, non dormientibus, subvenit - Hukum membantu pihak
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

yang berwaspada, bukan yang lalai


995. Liberata pecunia non liberat offerentem - Pengembalian hutang
membebaskan seseorang dari hutangnya.
996. Libertas est naturalis facultas ejus quod cuique facere libet, nisi quod
de jure aut vi prohibetur - Kebebasan merupakan kekuasaan setiap orang
untuk melakukan apa saja yang ia kehendaki kecuali ketika perbuatannya itu
dilarang oleh hukum.
997. Libertas inaestimabilis res est -Kebebasaan tidak bisa dinilai oleh uang.
998. Libertas non recipit aestimationem - Kebebasan tidak dipertanyakan.
999. Libertas omnibus rebus favorabilior est - Kebebasan lebih diutamakan
dibandingkan dengan hal lain.
1000. Libertates regales ad coronam spectantes ex concessione regum a
corona exierunt - Hak untuk memilih diberikan oleh raja.
1001. Libertinum ingratum leges civiles in pristinam servitutem redignunt;
sed leges Angliae semel manumissum semper liberum judicant -Civil
law merendahkan orang - orang yang bebas dari perbudakan; namun hukum
Inggris menghargai mereka.
1002. Liberum corpus nullam recipit aestimationem - Orang yang bebas tidak
dapat dipasang harga.
1003. Liberum est cuique apud se explorare an expediat sibi consilium -
Setiap orang bebas untuk menentukan jalan hidupnya.
1004. Librorum appellation continentur Omnia volumina, sive in charta, sive
in membrane sint, sive in quavis alia materia - Satu buku mengandung
semua volume, yang terbuat dalam bentukkertas maupun kertas kulit ataupun
bahan lain.
1005. Licet disposition de interesse future sit inutilis, tamen potestfieri
declaration praecedens quae sortiatur effectum interveniente novo
actu -Meskipun suatu hibah dimaksudkan untuk masa yang akan datang,
namun dapat dibuat pernyataan agar hibahnya itu dapat efektif dari masa
sekarang.39
1006. Licita bene miscentur, formula nisi juris obstet - Beberapa perbuatan sah
dapat digabungkan kecuali ada hukum yang melarangnya.
1007. Ligeantia est quasi legis essential; est vinculum fidei - Pengabdian
adalah esensi dari hukum; pengabdian merupakan ikatan kepercayaan.
1008. Ligeantia naturalis nullis claustris coercetur, nullis metis refraenatur,
nullis finibus premitur -Pengabdian tidak dihalangi, tidak dibatasi ataupun
dipaksa.
1009. Ligna et lapides sub armorum appellation non continentur - Kekerasaan
bukan jalan keluar yang benar.
1010. Linea recta est index sui et oblique; lex est linea recta -Sebuah jalan
yang benar adalah jalan yang lurus; Hukum adalah jalan yang benar.
1011. Linea recta semper praefertur transversali - Jalan yang benar selalu dipilih
untuk menyelesaikan perkara.
1012. Literae patentes regis non erunt vacuae - Surat yang dikeluarkan oleh raja
tidak bisa dibatalkan.
1013. Litis nomen omnem actionem significant, sive in rem, sive in personam
sit - Kata gugatan (lawsuit) menggambarkan segala upaya hukum.
1014. Litus est quousque maximus fluctus a mari pervenit - Tepi pantai adalah
tempat berhentinya obak.
1015. L’obligation sans cause, ou sur une fausse cause, ou sur cause illicite,
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

ne peut avoir aucun effet - Sebuah kewajiban tanpa pertimbangan, atau atas
pertimbangan yang salah, atau atas pertimbangan yang tidak sah, tidak dapat
dilaksanakan.
1016. Locus contractus regit actuum - Hukum yang akan diterapkan adalah
hukum tempat dimana perjanjian itu dibuat.
1017. Locus pro solution reditubus aut pecuniae secundum conditionem
dimissionis aut obligationis est stricte observandus - Tempat
pembayaran atas
penyewaan harus ditetapkan berdasarkan kondisi atau persyaratan sewaan.
1018. Longa petientia trahitur ad consensum - Kesengsaraan yang telah lama
dialami oleh seseorang dianggap telah disepakati.
1019. Longapossession estpacisjus - Barang yang telah lama dimiliki oleh
seseorang, kelamaan menjadi hak orang itu.
1020. Longa possession jus parit - Barang yang telah lama dimiliki oleh seseorang,
memberikan orang itu hak atas barang tersebut.
1021. Longapossessionparit juspossidendi ettollitactionem vero domino ■>
Barang yang telah lama dimiliki oleh seseorang, memberikan orang itu hak atas
barang tersebut, dan pemilik aslinya tidak berhak untuk menggugatnya.
1022. Longum tempus et longus usus qui excedit memoriam hominum
sufficit pro jure - Barang yang dimiliki dalam waktu yang lama dapat
menimbulkan hak milik.
1023. Loquendum ut vulgus, sentiendum ut docti - Kita harus bicara seperti
orang biasa, dan berfikiran luas.
1024. L'ou le ley done chose, la ceo dona remedie a vener a ceo - Dimana
hukum memberikan hak, maka upaya hukum selalu melekat padanya.
1025. Lubricum linquae non facile trahendum est in poenam -Kesalahan
omongan seharusnya tidak dengan mudahnya dihukum.
1026. Lucrum facere ex pupilli tutela tutor non debet - Seorang wali seharusnya
tidak mencari keuntungan dari perwaliannya.
1027. Lunaticus, qui gaudet in lucidis intervallis - Seseorang dianggap tidak
waras apabila ia tidak tahu waktu.
1028. Magis de bono quam de malo lex intendit -Hukum memihak kepada
konstruksi yang baik dan bukan yang buruk.
1029. Magister rerum usus; magistra rerum experientia -Suatu penggunaan
bagaikan tuannya, pengalaman bagaikan nyonyanya.
1030. Magna charta et charta de foresta sont appeles les deux grandes
charters -Magna Carta dan Charter of the Forest merupakan dua dua charter
terbaik.
1031. Magna culpa dolus est- Kelalaian setara dengan penipuan.40
1032. Magna negligentia culpa est; magna culpa dolus est - Kelalaian yang
hebat adalah sebuah kesalahan; kesalahan yang hebat merupakan penipuan.
1033. Maihemium est homicidium inchoatum - Penganiayaan adalah
pembunuhan yang baru mulai.
1034. Maihemium estinter criminal majora minimum, etinter minora
maximum - penganiayaan adalah kejahatan hebat yang terendah, sekaligus
kejahatan terhebat dari yang terendah.
1035. Maihemium est membri mutilatio, et dici poterit, ubi aliquis in aliqua
parte sui corporis effectus sit inutillis adpugnandum - Penganiayaan
terjadi ketika seseorang mengalami kerusakan pada tubuhnya sehingga tidak
bisa melawan.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

1036. Major continent in se minus - Yang terhebat mencakup yang terlemah juga.
1037. Majore poena affectus quam legibus statute est non est infamis -
Penjahat yang diberikan hukuman yang lebih berat dari pada apa yang telah
ditentukan oleh hukum, tidak dianggap keji.
1038. Major haereditas venit unicuique nostrum a jure et legibus quam a
parentibus - Warisan yang lebih hebat datang dari hak dan hukum, bukan dari
orang tua.
1039. Majori summae minor inest -Yang minoritas selalu disertakan dalam
mayoritas.
1040. Major numerous in se continent minorem - Dalam mayoritas, selalu ada
minoritas
1041. Majus dignum trahit ad se minus dignum -Dalam sesuatu yang layak,
selalu ada yang tidak layak.
1042. Majus estdelictum seipsum occidere quam alium - Bunuh diri lebih kejam
dari pada membunuh orang lain.
1043. Mala grammatical non vitiate chartam; sed in exposition
instrumentorum mala grammatical quoad fieri possit evitanda est -
Tata bahasa yang buruk tidak membatalkan perjanjian; tata bahasa yang buruk
dalam konstruksi juga sebaiknya diabaikan.
1044. Maledicta exposition quae corrumpit textum - Konstruksi yang
bertentangan dengan hukum yang merusak perjanjian.
1045. Maleficia non debent remanere impunita , et impunitas continuum
affectum tribuit delinquendi - Perjanjian yang bertentangan dengan hukum
tidak boleh dibiarkan, dan impunitas memberikan kecendurungan untuk
melakukan kejahatan.
1046. Maleficia propositis distinguuntur - Perjanjian yang jahat akan
dimusnahkan oleh kejahatannya sendiri.
1047. Malitia est acida, estmali animi affectus - Kejahatan menggambarkan
kualitas buruk pada seseorang.
1048. Malitia supplet aetatem - Kejahatan meningkat sepanjang umur.
1049. Malitiis hominum est obviandum - Semua juenis kejahatan manusia harus
dicegah.
1050. Malum non habet effcientem sed deficientem causam -Kejahatan selalu
memiliki maksud jahat.
1051. Malum non praesumitur - Kejahatan tidak diduga - duga.
1052. Malum quo communius eo pejus - Semakin terang - terangan, semakin
jahat kejahatannya.
1053. Malus usus est abolendus - Adat yang jahat sepatutnya dimusnahkan.
1054. Mandata licita strictam recipient interpretationem, sed illicita latam
et extensam - Perintah yang sah ditafsirkan secara sempit, namun perintah
yang tidak sah dapat ditafsirkan dengan luas.
1055. Mandatarius terminus sibi positos transgredi non potest - Seseorang
yang berkuasa, tidak boleh bertindak melebihi kekuasaannya.
1056. Mandatum nisigratuitum nullum est -Sebuah mandat adalah tanpa
bayaran.
1057. Manifesta probatione non indigent - Fakta - fakta yang sudah jelas tidak
perlu dibuktikan.

1058. Narus et faeminae conjunction est de jure naturae -Persatuan antara


seorang pria dengan wanita didasarkan oleh hukum alam.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

1059. Matrimonia debent esse libera- Perkawinan bersifat bebas.41


1060. Matrimonium subsequens tolit peccatum praecedens - Perkawinan
kedua menghapus perkawinan pertama.
1061. Matter en ley ne serra mise en bouche del jurors -Persoalan hukum
seharusnya tidak perlu dibahas oleh juri.
1062. Maturiora sunt vota mulierum quam virorum - Wanita lebih cepat tumbuh
dewasa dibandingkan dengan pria.
1063. Maxime ita dicta quia maxima est ejus dignitas et certissima
auctoritas, atque quod maxime omnibus probetur - Pepatah disebut
sebagai pepatah karena kekuasaannya pasti, martabatnya tinggi, dan disetujui
oleh umum.
1064. Maxime paci sunt contraria vis et injuria - Musuh kedamaian yang paling
hebat adalah kekerasaan dan kejahatan.
1065. Maximus erroris populous magister - Manusia adalah sumber kesalahan
1066. Meliorem conditionem suam facere potest minor, deteriorem
nequaquam - Orang yang belum dewasa bisa tumbuh menjadi orang baik
atau jahat.
1067. Melior est causa possidentis - Posisi orang yang berkuasa lebih diutamakan.
1068. Melior est conditio defendentis - Orang yang tergugat berada di posisi yang
lebih baik.
1069. Melior est condition possidentis et rei quam actoris - Kondisi yang
memegang kekuasaan lebih baik, namun posisi tergugat lebih baik dari pada
kondisi penggugat.
1070. Melior est condition possidentis, ubi neuter jus habet - Dimana kedua
belah pihak tidak memiliki hak, maka posisi orang yang berkuasa lebih baik.
1071. Melior est justitia vere praeveniens quam severe puniens - Keadilan
yang dapat mencegah kejahatan, lebih baik dibandingkan keadilan yang
menghukum kejahatan.
1072. Malus est in tempore occurrere quam post causam vulneratum
remedium quarere - Lebih baik menolak dari pada menunggu sampai
mengalami kerugian.
1073. Melius estjus deficiens quam jus incertum - Hukum yang tidak jelas lebih
baik dari pada hukum yang tidak pasti.
1074. Melius est Omnia mala pati quam malo consentire - Lebih baik menderita
karena perbuatan jahat dari pada menyetujui perbuatannya.
1075. Melius est recurrere quam male currere - Lebih baik berubah pikiran dari
pada memilih jaan yang salah.
1076. Mens testatoris in testamentis spectanda est - Dalam surat wasiat,
maksud dari testator harus dipertimbangkan.
1077. Mentiri est contra mentem ire - Berbohong melawan kehendak seseorang.
1078. Mercis appellation ad res mobiles tantum pertinent -Istilah “jual beli”
hanya dipergunakan pada benda bergerak.
1079. Mercis appellation homines non contineri - Manusia tidak boleh
diperjualbelikan.
1080. Merito beneficium legis amittit qui legem ipsam subvertere intendit -
Seseorang yang melanggar hukum akan kehilangan haknya atas perlindungan
hukum.
1081. Merx estquidquid vendi potest - Istilah “jual beli” hanya dapat digunakan
untuk barang - barang yang bisa diperjualbelikan.
1082. Meum est promittere, non dimittere -Saya yang dijanjikan, bukan yang
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

melakukan.
1083. Minatur innocentibus qui parcit nocentibus - Seseorang bersalah jika ia
mengancam orang lain.
1084. Minima poena corporalis est major qualibet pecuniaria - Hukuman
penjara lebih baik dari pada hukuman sanksi.
1085. Minime mutanda sunt quae certam habuerunt interpretationem -Hal -
hal yang sudah ada tafsirannya, tidak boleh diubah.
1086. Minimum est nihilo proximum- Sedikit, beda tipis dengan tidak ada.42
1087. Minor ante tempus agere non potest in casu proprietatis, nec etiam
convenire - Orang yang belum dewasa tidak cakap untuk melakukan hal - hal
yang menyangkut properti, bahkan untuk memberikan persetujuannya pun
tidak cakap.
1088. Minor jurare non potest - Orang yang belum dewasa tidak bisa diambil
sumpahnya.
1089. Minor minorum custodire non debet; alios enim praesumitur male
regere qui seipsum regere nescit - Orang yang belum dewasa tidak bisa
menjadi walinya orang lain karena ia pun belum bisa mengurus dirinya sendiri.
1090. Minor non tenetur respondere durante minori aetati, nisi in causa
dotis, propter favorem - Orang yang belum dewasa tidak bisa bersaksi
kecuali dalam kasus yang menyangkut mahar.
1091. Minor qui infra aetatem 12 annorum fuerit utlagari non potest nec
extra legem poni, quia ante talem aetatem, non est sub lege aliqua
nec in decenna -Orang yang di bawah usia 12 ahun tidak bisa dihukum,
karena orang yang di bawah usia tersebut dianggap belum cakap.
1092. Minor septemdecim annis non admittitur fore executorem - Seseorang
yang masih di bawah usia 17 tidak bisa dipilih menjadi pelaksana surat wasiat.
1093. Minus solvit qui tardius solvit; nam et tempore minus solvitur -Orang
yang membayar terlalu sedikit adalah orang yang membayar telat, karena telat,
maka bayarannya lebih besar.
1094. Misera est servitus ubi jus est vagum aut incertum - Perbudakan yang
paling sengsara adalah ketika hukum tidak pasti.
1095. Mitius imperanti meliusparetur ■> Semakin halus seseorang memerintah,
maka semakin dituruti oleh masyarakat.
1096. Mobilia non habent situm - Barang bergerak tidak memiliki letak yang pasti.
1097. Mobilia personam sequuntur, immobilia situm - Barang bergerak
mengikuti pemiliknya, sedangkan barang tidak bergerak mengikuti lokasi
letaknya.
1098. Mobilia sequuntur personam - Barang bergerak mengikuti pemiliknya.
1099. Modica circumstantial facti jus mutat - Situasi sekecil apapun yang
mempengaruhi sebuah perbuatan, dapat mengalihkan hak.
1100. Modus de non decimando non valet -Surat pernyataan untuk tidak
membayar zakat tidak sah.
1101. Modus et convention vincut legem - Kebiasaan perjanjian dapat
mengalahkan hukum.
1102. Modus legem dat donationi - Adat dapat melengkapi hukum.
1103. Moneta est justum medium et mensura rerum commutabilium, nam
per medium monetae fit omnium rerum conveniens et justa
aestimatio - Uang merupakan instrumen pertukaran yang tepat karena uang
memberikan estimasi nilai yang paling pantas.
1104. Monetandi jus comprehenditur in regalibus quae nunquam a region
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

sceptro abdicantur -Hak untuk dibayar atas jasa merupakan hak yang tidak
pernah dihilangkan oleh raja.
1105. Mora reprobatur in lege - Penundaan dilarang oleh hukum.
1106. Mors dicitur ultimum supplicium - Hukuman mati adalah hukum terberat.
1107. Mors Omnia solvit - Hukuman mati menyelesaikan perkara.
1108. Mortis momentum est ultimum vitae momentum - Saat - saat kematikan
adalah saat - saat terakhir kehidupan.
1109. Mortuus exitus non est exitus - Bayi yang meninggal pada saat dilahirkan,
dianggap tidak pernah hidup.
1110. Mos retinendus est fidelissimae vetusstatis - Adat yang telah lama ada,
sebaiknya dipertahankan.
1111. Mulcta damnum famae non irrogat - Hukuman sanksi tidak mempengaruhi
reputasi seseorang.
1112. Multa canceduntur per obliquum quae non conceduntur de directo -
Banyak hal yang dilakukan secara tidak langsung karena tidak diperbolehkan
secara langsung.
1113. Multa fidem prommissa levantI - Banyak janji yang menyebabkan
hilangnya kepercayaan seseorang.43
1114. Multa ignoramus quae nobis non laterent si veterum lection obis fuit
familiaris -Kita lalai terhadap hal - hal yang jarang diketahui oleh umum.
1115. Multa in jure communi contra rationem disputandi pro communi
utilitate introducta sunt -Banyak pandangan yang diperkenalkan kepada
common law mengenai kebaikan publik, namun bertentangan dengan gagasan
yang sudah ada.
1116. Multa multo exercitatione facilius quam regulis percipies - Seseorang
akan lebih memahami sesuatu dengan cara mempraktekannya dari pada hanya
sekedar membacanya.
1117. Multa non vetat lex quae tamen tacite damnavit - Masih banyak hal yang
tidak dilarang namun dikutuk oleh hukum.
1118. Multa transeunt cum universitate quae non per se transeunt - Banyak
hal yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhannya.
1119. Multi multa, nemo Omnianovit - Banyak manusia yang mengetahui banyak
hal, namun tidak ada yang mengetahui semuanya.
1120. Multiplex et indistinctum parit confusionem; et quaestiones quo
simpliciores, eo lucidiores - Kerumitan dan perbedaan menyebabkan
kebingungan; semakin sederhana suatu pertanyaan, semakin benar
jawabannya.
1121. Multiplicata transgressione crescat poenae inflictio - Banyaknya
hukuman seharusnya meningkat mengikuti peningkatan jumlah kejahatan.
1122. Multitudinem decem faciunt -10 sudah disebut banyak.
1123. Multitudo errantium non parit errori patrocinium - Banyak orang yang
melakukan kesalahan bukan berarti kesalahan itu diperbolehkan.
1124. Multitudo imperitorum perdit curiam - Banyaknya praktisi hukum yang lalai
dapat menghancurkan peradilan.
1125. Multo utilius est oayca idonea effundere, quam multis inutilibus
homines gravari - Lebih baik untuk mewajibkan hal - hal yang berguna, dari
pada membebankan orang dengan hal - hal yang konyol.
1126. Natura appetite perfectum, ita et lex - Hukum alam mencari kesempurnaa,
begitu juga dengan hukum manusia.
1127. Naturae vis maxima; natura bis maxima - Kekuatan hukum alam paling
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

kuat.
1128. Natura fide jussionis sit strictissimi juris et non durat vel extendatur
de re ad rem, de persona ad personam, de tempore ad tempus -
Perjanjian bersifat pasti, dan tidak boleh dialihkan dari satu orang ke orang lain,
dari satu benda ke benda lain, atau dari satu saat ke saat lain.
1129. Naturale est quidlibet dissolve eo modo quo ligature - Sudah biasa
apabila sesuatu dimusnahkan dengan cara yang sama seperti pada saat hal itu
dibuat.
1130. Natura non facitsaltum, ita neclex - Tidak ada kejanggalan baik dalam
hukum alam maupun hukum manusia.
1131. Natura non facit vacuum, neclexsupervacuum -Tidak ada kekosongan
dalam hukum alam, dan tidak ada yang tanpa tujuan di dalam hukum manusia.
1132. Nec curia deficeret in justitia exhibenda - Pengadilan tidak boleh salah
dalam memberikan keadilan.
1133. Necessarium est quod non potest aliter se habere - Apa yang
diperbolehkan tidak bisa dilarang.
1134. Necessitas est lex temporis et loci - Keadaan terpaksa mengatur tempat
dan waktu.
1135. Necessitas excusat aut extenuate delictum in capitalibus, quod non
operator idem in civilibus - Keadaan terpaksa membebaskan seseorang dari
hukuman namun tidak demikian dalam perkara perdata.
1136. Necessitas facit licitum quod alias non est licitum - Keadaan terpaksa
memperbolehkan apa yang tadinya dilarang oleh hukum.
1137. Necessitas inducit privilegium quoad jura private - Keadaan terpaksa
memberikan keistimewaan pada hak pribadi.
1138. Necessitas non habet legem - Keadaan terpaksa tidak memiliki hukum.
1139. Necessitas publica major est quam privata.44
1140. Necessitas quod cogit defendit --Keadaan terpaksa melindungi apa yang
harus diperbuat.
1141. Necessitas sub lege non continetur, quia quod alias non est licitum
necessitas facit licitum - Keadaan terpaksa tidak ditahan oleh hukum,
perbuatan yang dilarang oleh hukum, namun dilakukan dalam keadaan terpaksa
maka perbuatan tersebut dianggap sah.
1142. Necessitas vincit legem - Keadaan terpaksa mendahului hukum.
1143. Necessitas vincit legem; legem vincula irridet - Keadaan terpaksa
mendahului hukum, ia mengetawai hukum.
1144. Nec tempus nec locus occurrit regi - Baik tempat maupun waktu tidak bisa
menghalangi raja.
1145. Nec veniam effusesanguine casus habet-Ketika telah ada pertumpahan
darah, maka perbuatannya tidak bisa dimaafkan.
1146. Nec veniam, laeso numine, casus habet - Ketika kemuliaan telah dihina,
maka perbuatannya tidak dapat dimaafkan.
1147. Negatio conclusionis est error in lege - Penyangkalan terhadap konklusi
hukum merupakan kecacatan hukum.
1148. Negatio destruit negationem, et ambae faciunt affirmationem -
Sesuatu hal yang negatif dapat menghancurkan hal negatif lainnya, tetapi
ketika digabungkan, dapat memberikan penegasan.
1149. Negatio duplex est affirmation - Dua hal negatif memberikan penegasan.
1150. Negligentia semper habet infortuniam comitem - Kelalaian selalu
membawa kemalangan kepada orang lain.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

1151. Neminem laedit qui jure suo utitur - Orang yang menggunakan haknya,
tidak mungkin membawa kerugian bagi orang lain.
1152. Neminem oportet esse sapientiorem legibus -Tidak ada seorang pun yang
lebih bijak dari pada hukum.
1153. Nemo admittendus est inhabilitare seipsum - Tidak ada seorang pun yang
merendahkan hak dirinya sendiri.
1154. Nemo agit in seipsum - Tidak ada seorang pun yang melawan dirinya sendiri.
1155. Nemo alienae rei, sine satisdatione, defensor idoncus intelligitur -
Tidak ada seorang pun yang dianggap pelindung tanah orang lain, tanpa ada
jaminan.
1156. Nemo alieno nomine lege agere potest - Tidak ada seorang pun yang
dapat mengajukan gugatan atas nama orang lain.
1157. Nemo aliquam partem recte intelligere potest, antequam totum
iterum atque iterum perlegerit - Tidak ada seorang pun yang dapat
memahami sesuatu tanpa membacanya berulang - ulang kali lagi.
1158. Nemo allegans suam turpitudinem audiendus est - Orang yang bersaksi
melawan dirinya sendiri, sepatutnya tidak didengar.
1159. Nemo bis punitur pro eodem delicto - Tidak ada yang boleh dihukum dua
kali atas perbuatan yang sama.
1160. Nemo cogitationis poenam patitur - Tidak ada seorang pun yang boleh
dihukum karena memiliki pendapat sendiri yang berbeda.
1161. Nemo cogitur rem suam vendere, etiam justo pretio - Tidak ada seorang
pun yang dapat dipaksa untuk menjual tanahnya, bahkan dengan harga yang
pantas.
1162. Nemo contra factum suum (proprium) venire potest - Tidak ada seorang
pun yang dapat menyangkal perjanjian yang dibuat olehnya sendiri.
1163. Nemo damnum facit, nisi qui id fecit quod facere jus non habet - Tidak
ada seorang pun yang dapat memberikan apa yang ia tidak miliki.
1164. Nemo dare potest quod non habet - Tidak ada seorang pun yang dapat
memberikan apa yang bukan miliknya.
1165. Nemo debet bis puniri pro uno delicto - Tidak ada seorang pun yang dapat
dihukum dua kali atas perbuatan yang sama.
1166. Nemo debet bis vexari pro eadem causa - Tidak ada seorang pun yang
patut direpotkan dua kali atas perkara yang sama.
1167. Nemo debet bis vexari pro unda et eadem causa - Tidak ada seorang pun
yang patut direpotkan dua kali atas satu perkara yang sama.
1168. Nemo debet bis vexari, si constet curiae quod sit pro una et eadem
causa- Tidak ada seorang pun yang patut direpotkan dua kali apabila
pengadilan menyatakan bahwa perkaranya sama dengan yang sebelumnya. 45
1169. Nemo debet esse judex in propria causa -Tidak ada seorang pun yang
boleh menjadi hakim dalam perkaranya sendiri.
1170. Nemo debet immiscere se rei alienae ad se nihil pertinenti - Seseorang
tidak boleh ikut campur dalam urusan yang tidak menyangkut dirinya.
1171. Nemo debet in communion invitus teneri - Tidak ada seorang pun yang
boleh dipaksa untuk bekerjasama.
1172. Nemo debet locupletari aliena jactura - Tidak ada seorang pun yang boleh
mendapatkan keuntungan dari kerugian orang lain.
1173. Nemo debet locupletari ex alterius incommode - Tidak ada seorang pun
yang boleh mendapatkan keuntungan dari kesengsaraan orang lain.
1174. Nemo debet rem suam sine factu aut defectu suo amittere - Tidak ada
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

orang yang kehilangan hartanya tanpa disebabkan oleh perbuatannya sendiri.


1175. Nemo de domo sua extrahi potest - Seseorang tidak dapat diusir dari
rumahnya sendiri.
1176. Nemo duobus utatur officiis - Seseorang tidak boleh menduduki dua jabatan
sekaligus.
1177. Nemo ejusdem tenement simul potest esse haeres et dominus -
Seseorang tidak boleh menjadi pewaris dan sekaligus ahli waris atas harta yang
sama.
1178. Nemo enim aliquam partem recte intelligere possit antequam totum
iterum atque iterum perlegerit - Seseorang tidak dapat memahi sesuatu
tanpa membacanya berulang - ulang kali.
1179. Nemo est haeres viventis - Seseorang tidak bisa menjadi ahli waris selama
pewaris masih hidup.
1180. Nemo est supra leges - Tidak ada seorang pun yang di atas hukum.
1181. Nemo ex alterius facto praegravari debet - Tidak ada seorang pun yang
patut dibebani akibat dari perbuatan orang lain.
1182. Nemo ex consilio obligatur - Tidak ada orang yang bertanggungjawab atas
nasehat yang ia berikan.
1183. Nemo ex dolo suo proprio relevetur aut auxilium capiat - Jangan biarkan
siapa pun untuk mendapatkan keuntungan dari perbuatan penipuannya.
1184. Nemo ex proprio dolo consequitur actionem - Tidak ada seorang pun
yang dapat mengajukan gugatan atas kerugian yang dialaminya akibat
perbuatannya sendiri.
1185. Nemo ex suo delicto meliorem suam conditionem facere potest - Tidak
ada orang yang dapat memperbaiki kondisinya akibat perbuatannya sendiri.
1186. Nemo inauditus condemnari debet, si non sit contumax - Tidak ada
orang yang dijatuhkan hukuman secara diam - diam, kecuali ia menolak untuk
hadir.
1187. Nemo in propria causa testis esse debet - Tidak ada orang yang boleh
bersaksi melawan dirinya sendiri.
1188. Nemo jus sibi dicere potest - Tidak ada seorang pun yang dapat
menjatuhkan putusan untuk dirinya sendiri.
1189. Nemo militans deo implicetur secularibus negotiis - Orang yang
bertindak atas nama Tuhan, sepatutnya tidak direpotkan oleh urusan yang tidak
penting.
1190. Nemo nascitur artifex - Tidak ada orang yang lahir dan langsung menjadi
ahli.
1191. Nemo patriam in qua natus est exuere, nec ligeantiae debitum ejurare
possit - Tidak ada seorang pun yang dapat menghilangkan
kewarganegaraannya ataupun menolak untuk setia kepada negaranya.
1192. Nemo plus commode haeredi suo relinquit quam ipse habuit - Tidak
ada seorang pun yang meninggalkan ahli warisnya dengan warisan yang bukan
miliknya.
1193. Nemo plus juris ad alienum transferre potest quam ipse haberet - Tidak
ada seorang pun yang dapat menghibahkan hak yang tidak dimilikinya.
1194. Nemo potest contra recordum verificare per patriam - Beberapa arsip
tertentu tidak perlu diverifikasi di pengadilan.
1195. Nemo potest esse dominus et haeres - Tidak ada seorang pun yang dapat
menjadi pewaris dan ahli waris dalam waktu yang bersamaan.
1196. Nemo potest esse simul actor et judex - Tidak ada seorang pun yang dapat
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

menjadi hakim serta pihak yang bersengketa dalam waktu yang bersamaan.
1197. Nemo potest esse tenens et dominus - Tidak ada seorang pun yang dapat
menjadi pemilik dan penyewa pada tempat yang sama.
1198. Nemo potest exuere patriam- Tidak ada seorang pun yang dapat
menyangkal kewarganegaraannya sendiri.46
1199. Nemo potest facere per alium quodper se non potest - Tidak ada orang
yang boleh memerintah orang lain untuk melakukan apa yang ia sendiri tidak
bisa melakukan.
1200. Nemo potest facere per obliquum quod non potest facere per directum
- Tidak ada orang yang boleh melakukan suatu hal yang dilarang dengan cara
yang tidak langsung
1201. Nemo potest mutare consilium suum in alterius injuriam -Tidak ada
orang yang boleh merubah tujuannya yang mungkin akan merugikan orang
lain.
1202. Nemo potest nisi quod de jure potest - Seseorang hanya boleh melakukan
apa yang diperbolehkan oleh hukum.
1203. Nemo potestplus juris ad alium transferre quam ipse habet - Seseorang
tidak dapat menghibahkan hak yang tidak ia miliki.
1204. Nemo potest sibi debere - Tidak ada orang yang berhutang kepada dirinya
sendiri.
1205. Nemo praesens nisi intelligat - Seseorang dianggap tidak hadir kecuali ia
paham perkaranya.
1206. Nemo praesumitur esse immemor suae aeternae salutatis, et maxime
in articulo mortis - Seseorang selalu diasumsikan untuk memilih ahli warisnya
sendiri terlebih dahulu dari pada orang lain.
1207. Nemo praesumitur esse immemor suae aeternae salutatis, et maxime
in articulo mortis - Tidak ada orang yang melupakan hartanya, terutama ketika ia
akan meninggal.
1208. Nemo praesumitur malus - Tidak ada seorang pun yang diasumsikan jahat.
1209. Nemo prohibetur plures negotiatoines sive artes exercere - Tidak ada
orang yang dilarang untuk membuka usaha.
1210. Nemo prohibetur plurubis defensionibus uti - Tidak ada orang yang
dilarang melindungi diri sendiri.
1211. Nemo punitur pro alieno delicto - Tidak ada seorang pun yang dihukum
karena perbuatan orang lain.
1212. Nemo punitur sine injuria, facto, seu defalta - Tidak ada seorang pun
yang dihukum kecuali ia telah berbuat salah.
1213. Nemo sibi esse judex vel suis jus dicere debet -Tidak ada orang yang
boleh menjadi hakim pada perkara yang menyangkut dirinya.
1214. Nemo tenetur seipsum prodere - Tidak ada orang yang mengkhianati
dirinya sendiri.
1215. Nemo unquam judicet in se - Jangan biarkan siapa pun menjadi hakim dalam
perkaranya sendiri.
1216. Nemo unquam vir magnus fuitsine aliquot divino afflatus - Tidak ada
seorang pun yang dikatakan hebat tanpa ia miliki inspirasi yang mulia.
1217. Nemo videtur fraudare eos qui sciunt et consentiunt - Tidak ada seorang
pun yang dikatakan telah menipu apabila pihak keduanya mengetahui dan
menyepakati.
1218. Neque leges neque senatus consulta ita scribe possunt ut omnes casus
qui quandoque inciderint comprehendantur; sed sufficit ea quae
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

plerumque accident contineri - Baik hukum maupun keputusan menteri


tidak mampu mengatur semuanya dalam waktu yang bersamaan; maka sudah
lazim apabila hukum berkembang sepanjang waktu.
1219. Ne quid in loco public vel itinere fiat - Jangan biarkan apapun terjadi di
tempat umum.
1220. Nigrum nunquam excedere debet rubrum - Isi undang - undang tidak
boleh ditafsirkan sedemikian rupa sampai melenceng dari judul undang -
undang itu sendiri.
1221. Nihil aliud potest rex quam quod de jure potest - Seorang raja dilarang
melakukan apa yang di luar kekuasaannya.
1222. Nihil consensui tam contrarium est quam vis atque metus - Musuh dari
kesepakatan adalah kekerasaan dan pemaksaan.
1223. Nihil dat qui non habet - Seseorang yang tidak memiliki apa - apa, tidak bisa
memberikan apa pun.
1224. Nihil de re accrescit ei qui nihil in re quando jus accresceret habet -
Sebuah properti tidak diberikan kepada orang yang tidak memiliki kepentingan
apapun terhadap properti itu.
1225. Nihil est enim liberale quod non idem justum - Tidak ada kebaikan yang
diberikan tanpa keadilan.
1226. Nihil est magis rationi consentaneum quam eodem modo quodque
dissolvere quo conflatum est -Tidak ada yang lebih sesuai dari pada
gagasan yang mengatakan bahwa sesuatu dapat dimusnahkan dengan cara
yang sama seperti waktu hal tersebut dibuat.
1227. Nihil facit error nominis cum de corpore constat - Kesalahan pada nama
seseorang tidak memberikan pengaruh selama ada kepastian pada
identitasnya.
1228. Nihil habet forum ex scena -Pengadilan tidak mengadili apa yang terjadi
sebelum adanya pengadilan itu.
1229. Nihil infra regnum subditos magis conservat in tranquilitate et
Concordia quam debita legume administratio - Dalam sebuah kerajaan,
ketenangan harus dipertahankan, dan administrasi keadilan harus ditegaskan.
1230. Nihil iniquius quam aequitatem nimis intendere -Ketidakadilan terjadi
ketika kita menjauh dari keadilan itu.
1231. Nihil in lege intolerabilius est (quam) eandem rem diverso jure censeri
-Hukum tidak membiarkan kasus yang sama diadili dalam beberapa pengadilan.
1232. Nihil magis justum est quam quod necessarium est - Tidak ada yang
dianggap adil kecuali hal - hal yang memang perlu dilakukan.
1233. Nihil nequam est praesumendum - Kejahatan tidak diasumsi.
1234. Nihil perfectum est duma liquid restat agendum -Tidak ada yang
sempurna selama masih ada yang perlu dibenahi.
1235. Nihil peti potest ante id tempus quo per rerum naturam persolvi possit
- Tidak ada yang dapat diminta sebelum ada bayarannya.
1236. Nihil possumus contra veritatem- Kita tidak berdaya ketika dihadapkan
dengan kebenaran.
1237. Nihil praescribitur nisi quod possidetur - Seseorang tidak dapat mengklaim
hak milik atas sesuatu yang bukan miliknya.
1238. Nihil quod est contra rationem est licitum- Hal - hal yang bertentangan
dengan gagasan tidak dianggap sah.47
1239. Nihil quod est inconveniens est licitum - Hal yang tidak pantas, tidak
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

mungkin sah.
1240. Nihil simul inventum est et perfectum - Tidak ada yang diciptakan dan
disempurnakan dalam waktu yang bersamaan.
1241. Nihil tam conveniens est naturali aequitati quam unumquodque
dissolve eo ligamine quo ligatum est - Gagasan yang paling dasar adalah
memusnahkan sesuatu dengan cara yang sama ketika hal itu dibuat.
1242. Nihil tam conveniens est naturali aequitati quam voluntatem domini
volentis rem suam in alium transferre ratam haberi -Tidak ada gagasan
yang lebih mendasar dari pada mengabulkan permintaan pemilik suatu properti
untuk menghibahkan kepemilikannya itu.
1243. Nihil tam natural est quam eo genere quidque dissolvere quo
colligatum est - Suatu kewajiban hanya dapat dibatalkan dengan cara yang
sama ketika kewajiban itu dibuat.
1244. Nihil tam natural est quam eo genere quidque dissolvere quo
colligatum est; ideo verborum obligation verbis tollitur; nudi
consensus obligation contrario consensus dissolvitur -Kewajiban yang
diciptakan melalui perkataan akan dibatalkan malalui perkataan; kewajiban
yang lahir dari kesepakatan, maka akan dapat dibatalkan oleh kesepakatan
juga.
1245. Nihil tam proprium imperio quam legibus vivere - Dalam kehidupan, tidak
ada yang lebih berkuasa dari pada hukum.
1246. Nil agit exemplum litem quod lite resolvit - Preseden tidak ada gunanya
apabila mendatangkan perkara baru dari perkara yang sedang ditangani.
1247. Nil facit error nominis cum de corpore vel persona constat - Kesalahan
pada nama seseorang tidak akan memberikan pengaruh selama orangnya pasti.
1248. Nil sine prudenti fecit ratione vetustas - Kebiasaan lama tidak ada gunanya
apabila tidak ada gagasan yang baik di belakangnya.
1249. Nil temere novandum - Tidak boleh ada perubahan yang terburu - buru.
1250. Nimia certitudo certitudinem ipsam destruit - Kepastian yang berlebihan
akan menghancurkan kebenaran itu sendiri.
1251. Nimia subtlitas in jure reprobatur -Hukum melarang terlalu banyak
kerumitan.
1252. Nimia subtilitas in jure reprobatur, et talis certitudo certitudinem
confundit - Hukum melarang adanya kerumitan dan tuntutanyang berlebihan
terhadap kepastian akan menghancurkan kebenaran itu sendiri.
1253. Nimium altercando veritas amittitur - Terlalu banyak argumentasi akan
menyebabkan hilangnya kebenaran.
1254. Nobiles magis plectuntur pecunia, plebes vero in corpore - Kejahatan
kelas atas akan dihukum oleh sanksi, kejahatan kelas bawah akan diberi
hukuman penjara.
1255. Nobiles sunt qui arma gentillitia antecessorum suorum proferre
possunt - Keturunan adalah mereka yang dapat meneruskan nama keluarga
dari leluhurnya.
1256. Nobiliores et benigniores praesumptiones in dubiis sunt praeferendae
- Ketika menghadapi keraguan, lebih baik memihak kepada asumsi yang lebih
baik.
1257. Nobilitas est duplex, superior et inferior - Ada dua jenis kehormatan,
kehormatan tertinggi dan yang terendah.
1258. Nomen est quasi rei notamen -Nama adalah hal yang membedakan antara
satu dengan yang lainnya.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

1259. Nomen non sufficit si res non sit de jure aut de facto - Sebuah nama saja
tidak cukup apabila barang atau orangnya tidak dapat ditemukan.
1260. Nomina si nescis, perit cognition rerum - Jika anda tidak mengetahui nama
orang atau bendanya, maka pengetahuan yang anda miliki mengenai orang
atau barang tersebut akan gugur
1261. Nomina si nescis, perit cognition rerum; et nomina si perdas, certe
distinction rerum perditur - Jika anda tidak mengetahui nama orang atau
bendanya, maka pengetahuan yang anda miliki mengenai orang atau barang
tersebut akan gugur. Apabila anda kehilangan namanya, maka tidak ada tolak
ukur pembedanya.
1262. Nomina sunt mutabilia, res autem immobiles - Nama dapat berubah,
namun tidak demikian dengan benda atau orang.
1263. Nomina sunt notae rerum- Nama adalah tanda dari sesuatu.48
1264. Nomina suntsymbola rerum - Nama adalah simbol dari sesuatu.
1265. Non accipi debent verba in demonstrationem falsam, quae competent
in limitationem veram - Suatu perkataan yang sudah konsisten dengan
kebenaran tidak bisa digunakan untuk menutupi pernyataan palsu
1266. Non alio modo puniatur aliquis, quam secundum quod se habet
condemnation - Seseorang tidak dapat dihukum dengan hukuman yang tidak
sesuai dengan perbuatannya.
1267. Non aliter a significatione verborum recede oportet quam cum
manifestum est aliud sensisse testatorem - Kita hanya boleh melenceng
dari perkataan apabila testatornya memiliki kehendak lain.
1268. Non auditor perire volens - Seseorang yang meminta untuk mati sepatutnya
tidak didengar.
1269. Non bis in idem (or imperative, ne bis in idem) - Seseorang tidak dapat
diadili dua kali atas perkara yang sama.
1270. Non concedantur citations priusquam exprimatur super qua re fieri
decet citation - Surat panggilan sepatutnya tidak dituruti sebelum ada alasan
yang jelas di belakangnya.
1271. Non consentit qui errat - Seseorang yang kebingungan tidak memberikan
kesepakatannya.
1272. Non dat qui non habet - Seseorang yang tidak memiliki, tidak dapat memberi.
1273. Non debeo melioris conditionis esse quam auctor meus a quo jus in
me transit - Saya tidak memiliki lebih dari apa yang telah diberikan kepada
saya.
1274. Non deberet alii nocere quod inter alios actum esset - Seseorang tidak
boleh mengalami kerugian dari apa yang diperbuat oleh pihak lain.
1275. Non debet actori licere quod reo non permittitur - Apa yang dilarang
kepada tergugat, juga diarang kepada penggugat.
1276. Non debet adduci exception ejus rei cujus petitur dissolution -
Pengecualian tidak boleh digunakan untuk hal yang esensial pada perkara.
1277. Non debet alii nocere quod inter alios actum est - Seseorang tidak boleh
disangka buruk karena apa yang telah ia perbuat terhadap pihak luar.
1278. Non debet alteri per alterum iniqua condition inferri - Seseorang tidak
boleh metempatkan orang lain pada posisi yang merugikan.
1279. Non debet cui plus licet quod minus est non licere - Seseorang yang
diperbolehkan untuk melakukan hal - hal yang besar, tidak boleh dilarang untuk
melakukan hal - hal keci.
1280. Non debet dici tendere in praejudicium ecclesiasticae liberatatis quod
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

pro rege etrepublica necessarium videtur - Apa yang dianggap perlu oleh
raja atau negara, tidak boleh bertentangan dengan kebebasan.
1281. Non decet homines dedere causa non cognita - Seseorang tidak boleh
diadili tanpa ada alasan yang jelas.
1282. Non decipitur qui scit se decipi - Seseorang yang tahu bahwa ia ditipu,
maka bukan penipuan sama sekali.
1283. Non definitur in jure quid sit conatus - Percobaan tidak didefinisikan dalam
hukum.
1284. Non different quae concordant re, tametsi non in verbis iisdem -
Pernyataan - pernyataan yang sesuai antara satu dengan yang lainnya,
meskipun urutannya berbeda, tetap dianggap sama.
1285. Non dubitatur, etsi specialiter venditor evictionem non promoserit, re
evicta, ex empto competere actionem - Sudah pasti, apabila penjual tidak
diberikan jaminan apapun, namun pembeli melenceng dari kesepakatannya,
maka pembeli tetap harus memenuhi kewajibannya terhadap penjual.
1286. Non efficit affectus nisi sequatur effectus - Kesengajaan tidak berarti
kecuali ada tindakan yang mengikutinya.
1287. Non erit alia lex romae, alia athaenis; alia nunc, alia posthac; sed et
omnes gentes, et omni tempore, una lex, et sempiterna, et immortalis
continebit- Hukum tidak berpindah - pindah ataupun mati, hukum bersifat
abadi dan berlaku selamanya sampai semua bangsa terikat padanya.49
1288. Non est arctius vinculum inter homines quam jusjurandum - Tidak ada
yang lebih mengikat manusia dari pada sumpah.
1289. Non est certandum de regulis juris - Tidak ada hukum yang bertentangan
antara satu dengan lainnya.
1290. Non est consonum rationi quod cognition accessorii in curia
christianitatis impediatur, ubi cognition causae principalis ad forum
ecclesiasticum noscitur pertinere - Sangat tidak pantas apabila pelaku
pembantu diadili di pengadilan yang berbeda dengan pelaku utamanya.
1291. Non est disputandum contra principia negantem - Tidak ada larangan
bagi seseorang untuk menyangkal pernyataan atasannya.
1292. Non est justum aliquem antenatum post mortem facere bastardum
qui toto tempore vitae suae pro legitimo habebatur - Tidak adil
mengecap seseorang sebagai anak haram ketika ia telah meninggal, dimana
pada saat ia masih hidup, ia adalah anak yang sah.
1293. Non est novum utpriores leges adposteriors trahantur -Menerapkan
hukum lama dari pada hukum baru bukan merupakan sebuah inovasi.
1294. Non est recedendum a communi observantia - Seharusnya tidak boleh
ada yang melenceng dari kebiasaan umum.
1295. Non est regula quin fallat - Tidak boleh ada peraturan yang menipu ataupun
mengecewakan.
1296. Non est reus nisi mens sit rea - Seseorang tidak bersalah kecuali ia
berkehendak jahat.
1297. Non est singulis concedendum quod per magistratum publice possit
fieri, ne occasion sit majoris tumultus faciendi -Kesalahan tidak
dilimpahkan kepada satu orang saja, apabila kesalahan tersebut dilakukan oleh
banyak orang seperti kericuhan.
1298. Non exemplis sed legibus judicandum est - Keputusan harus berdasarkan
hukum bukan berdasarkan contoh.
1299. Non ex opinionibus singulorum, sed ex communi usu, nomina exaudiri
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

debent - Sebuah nama harus dipahami berdasarkan pengertian umum, bukan


dipahami berdasarkan opini individu.
1300. Non facias malum ut inde veniat bonum - Anda tidak boleh melakukan
kejahatan meskipun itu demi kebaikan.
1301. Non impedit clausula derogatoria quo minus ab eadem potestate res
dissolvantur a qua constituuntur-Tidak ada klausa dalam perjanjian yang
dapat mencegah pembatalan sesuatu dengan cara yang sama seperti saat hal
tersebut dibuat.
1302. Non in legend sed in intelligendo leges consistunt -Hukum harus
dipahami bukan hanya dibaca saja.
1303. Non jus ex regula, sed regula ex jure -Hukum tidak lahir dari peraturan,
peraturan lah yang lahir dari hukum.
1304. Non jus, sed seisina facit stipitem - Bukan hak, melainkan peninggalan
yang memungkinkan adanya pewarisan.
1305. Non licetquoddispendio licet - Perbuatannya yang diperbolehkan oleh
hukum, bukan kerugiannya yang mungkin timbul.
1306. Non nasci et natum mori paria sunt - Tidak lahir dan meninggal ketika
dilahirkan merupakan dua hal yang sama.
1307. Non obligat lex nisi promulgate - Suatu hukum tidak mengikat kecuali telah
diberlakukan.
1308. Non observata forma, infertur adnullatio actus - Ketika tidak ada bentuk
akibatnya, suatu perbuatan dibatalkan.
1309. Non officit conatus nisi sequatur effectus - Sebuah percobaan tidak
merugikan kecuali ada akibat yang mengikutinya.
1310. Non omne damnum inducit injuriam - Tidak setiap kerugian menciptakan
hak untuk menggugat.
1311. Non omne quod licet honestum est - Tidak semua perbuatan yang
diperbolehkan oleh hukum dianggap mulia.
1312. Non omnium quae a majoribus nostris constituta sunt ratio reddi
potest - Alasan tidak selalu dapat diberikan atas perbuatan leluhur kita.
1313. Non pertinent ad judicem secularem cognoscere de iis quae sunt mere
spiritualia annexa- Merupakan tugas hakim kedua untuk mempertimbangkan
hal - hal yang sekuler.50
1314. Non possessori incumbit necessitas probandi possessions ad se
pertinere - Tidak wajib bagi seorang pemilik properti untuk membuktikan
kepemilikannya.
1315. Non potest adduci exception ejusdem rei cujus petitur dissolutio -
Sebuah pengecualian tidak dapat diberlakukan bagi inti dari perkara.
1316. Non potest probari quod probatum non relevat - Hal yang tidak perlu
dibuktikan, ketika dibuktikan, tidak relevan.
1317. Non potest quis sine breci agere - Tidak ada seorang pun yang dapat
menggugat tanpa permohonan.
1318. Non potest rex gratiam facere cum injuria et damno aliorum - Seorang
raja tidak bisa mengabulkan apa yang dapat merugikan orang lain.
1319. Non potest rex subditum renitentem onerare impositionibus - Raja
tidak menangani imposisi tanpa kesepakatannya.
1320. Non potest videri desisse habere qui nunquam habuit - Seseorang tidak
bisa dikatakan telah kehilangan sesuatu apabila dari awal ia tidak memilikinya.
1321. Non praestat impedimentum quod de jure non sortitur effectum -
Sesuatu yang tidak memiliki kekuatan hukum bukan lah suatu rintangan.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

1322. Non quod dictum est, sed quod factum est, inspicitur - Yang
dipertimbangkan adalah apa yang telah diperbuat, bukan apa yang telah
dikatakan.
1323. Non refert an quis assensum suum praefert verbis an rebus ipsis et
factis - Tidak penting apakah seseorang memberikan persetujuannya melalui
perkataannya, tindakannya, atau melalui perjanjian.
1324. Non refert quid ex aequipollentibusfiat - Di antara dua proposisi yang
sama, tidak penting yang mana yang benar.
1325. Non refert quid notum sit judici, si notum non sit in forma judicii - Hal
- hal yang diketahui oleh hakim di luar pengadilan tidaklah penting.
1326. Non refert verbis an factis fit revocatio - Tidak penting apakah suatu
pembatalan dibuat secara lisan atau melalui perbuatan.
1327. Non respondebit minor, nisi in causa dotis, et hoc pro favore doti -
Anak di bawah umur tidak dapat bersaksi kecuali dalam perkara yang
menyangkut persoalan mahar.
1328. Non solent quae abundant vitiare scripturas - Tulisan yang tidak berguna
tidak merusak keseluruhan isi.
1329. Non solum quid licet sed quid est conveniens considerandum, quia
nihil quod inconveniens est licitum - Bukan hanya hal - hal yang
diperbolehkan oleh hukum yang harus dipertimbangkan, tetapi yang mana yang
pantas. Karena apa yang dianggap tidak pantas, tentunya tidak diperbolehkan
oleh hukum.
1330. Non sunt longa ubi nihil est quod demere possis - Tidak ada yang
dikatakan bertele - tele ketika tidak ada yang dapat dihindari
1331. Non temere credere est nervus sapientae - Untuk tidak percaya adalah
satu kemunduran dari kebijakan.
1332. Non valebit felonis generatio nec ad haereditatem paternam vel
maternam; si autem ante feloniam generationem fecerit, talis
generatio succedit in haereditate patris vel matris a quo non fuerit
felonia perpetrata - Anak dari seorang penjahat tidak mendapatkan warisan
baik dari ibu maupun ayahnya; tetapi jika anak itu lahir sebelum penjahat
tersebut melakukan kejahatannya, maka ia akan berhak atas warisan
orangtuanya.
1333. Non valet confirmation, nisi ille, qui confirmat, sit in possession rei vel
juris unde fieri debet confirmation; et eodem modo, nisi ille cui
confirmation fit sit in possessione - Sebuah konfirmasi tidak sah, kecuali
orang yang mengkonfirmasikannya itu sedang dalam kepemilikan atas barang
yang dipertanyakan.
1334. Non valet donation nisi subsequatur tradition - Pemberian suatu barang
tidak sah kecuali ada pengiriman barang tersebut.
1335. Non valet exception ejusdem rei cujus petitur dissolutio- Sebuah
pengecualian yang dibuat atas sesuatu yang merupakan inti perkara, tidaklah
sah.51
1336. Non valet impedimentum quod de jure non sortitur effectum -Sebuah
kesalahan yang tidak memberikan pengaruh maka tidak memiliki keuatan
apapun.
1337. Non verbis sed ipsis rebus leges imponimus - Bukan pada perkataan,
melainkan pada perbuatan lah kita berlakukan hukum.
1338. Non videntur qui errantconsentire - Seseorang yang dalam kebingungan
tidak memberikan persetujuannya.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

1339. Non videntur rem amittere quibus propria non fuit- Seseorang tidak
kehilangan suatu barang apabila barang tersebut bukan miliknya.
1340. Non videtur consensum retinuisse si quis ex praescripto minantis
aliquod immutavit - Apabila seseorang mengubah sesuatu karena diperintah
oleh orang lain yang mengancamnya, maka orang tersebut dianggap tidak
memberikan persetujuannya.
1341. Non videtur perfecte cujusque id esse quod ex casu auferri potest -
Suatu barang tidak dimiliki seseorang secara penuh apabila barang itu dengan
mudahnya bisa diambil oleh orang lain.
1342. Non videtur quisquam id capere quod ei necesse est alii restituere -
Seseorang tidak memiliki sebuah properti apabila ia diharuskan untuk
mengembalikannya ke pemilik aslinya.
1343. Non videtur vim facere qui jure suo utitur et ordinaria actione
experitur - Seseorang tidak bersalah karena ia telah menggunakan haknya.
1344. Noscitur a sociis - Informasi bisa didapatkan dari rekan - rekannya.
1345. Noscitur ex socio qui non cognoscitur ex se - Seseorang yang tidak bisa
diketahui, dapat ditemukan dari rekan - rekannya.
1346. Novatio non praesumitur - Sebuah novasi tidak boleh diduga - duga.
1347. Novitas non tam utilitate prodest quam novitiate perturbat - Sesuatu
yang baru tidak dibantu oleh penggunaan, melainkan harus menyesuaikan
dengannya.
1348. Novum judicium non dat novum jus, sed declarant antiquum -
Keputusan baru tidak menciptakan hak baru, tetapi menegakkan hak yang
sudah ada.
1349. Novum judicium non dat novum jus, sed declarant antiquum; quia
judicium est juris dictum, et per judicium jus est noviter revelatum
quod diu fuit velatum - Keputusan baru tidak menciptakan hak baru, tetapi
menegakkan hak yang sudah ada; karena ajudikasi merupakan sarana deklarasi
hak - hak, maka, oleh ajudikasi hak itu ditegakkan.
1350. Noxa caput sequitur - Kerugian mengikuti orang yang mengalaminya.
1351. Nuda pactio obligationem non parit - Perjanjian yang dibuat tanpa
pertimbangan apapun tidak menciptakan kewajiban.
1352. Nuda ratio et nuda pactio non ligant aliquem debitorem - Alasan yang
tidak logis serta perjanjian yang hampa tidak mengikat bagi debitur.
1353. Nudum pactum est ubi nulla subset causa praeter conventionem; sed
ubi subset causa, fit obligatio, et parit actionem - Perjanjian yang hampa
adalah perjanjian tanpa pertimbangan apapun; namun apabila ada
pertimbangan yang jelas maka akan muncul kewajiban dan memberikan hak
untuk menggugat.
1354. Nudum pactum exquo non oritur actio - Perjanjian hampa tidak dapat
digugat.
1355. Nul charter, nul vente, ne nul done vault perpetualment, si le doner
n’est seise al temps de contracts de deux droits, sc. Del droit de
possession et del droit de properite -Tidak ada hibah ataupun penjualan
yang sah kecuali pemiliknya memiliki hak milik dan hak atas tanah.
1356. Nulla curia quae recordum non habet potest imponere finem neque
aliquem mandare carceri' quia ista spectant tantummodo ad curias de
recordo- Pengadilan tidak bisa menjatuhkan hukuman tanpa adanya arsip -
arsip tertentu; karena perbuatan - perbuatan hukum harus didasarkan oleh
bukti tertulis.52
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

1357. Nulla emptio sine pretio essepotest - Tidak ada yang penjualan tanpa
harga.
1358. Nulla impossibilia aut inhonesta sunt praesumenda; vera autem et
honesta et possibilia- Tidak boleh berprasangka buruk, hina ataupun
berasumsi yang tidak mungkin; tetapi harus berprasangka baik,
terhormat, dan berasumsi yang
mungkin - mungkin.
1359. Nulla pactione effici potest ne dolus praestetur - Perjanjian yang
membebaskan penipuan dari pertanggungjawaban dianggap tidak sah.
1360. Nulla virtus, nulla scientia locum suum et dignitatem conservare
potest sine modestia -Tanpa sikap yang sederhana, tidak ada kebaikan
maupun pengetahuan yang bisa mempertahankan kehormatannya.
1361. Nulle regla sans faute - tidak ada peraturan tanpa kesalahan yang
menyebabkannya.
1362. Nulle terre sansseigneur - Tidak ada tanah tanpa pemilknya.
1363. Nulli enim res sua servit jure servitutis - Tidak ada orang yang
diperkerjakan pada tanahnya sendiri.
1364. Nullius hominis auctoritas apud nos valere debet, ut meliora non
sequeremur si quis attulerit -Pihak yang berkuasa harus menggunakan
kekuasaannya itu agar masyarakat taat dan tidak berpaling kepada pihak lain.
1365. Nulli vendemus, nulli negabimus, aut diferemus rectum vel justitiam -
Keadilan tidak dapat ditunda, dihalangi, ataupun dijual kepada siapapun.
1366. Nullum crimen majus est inobedientia - Tidak ada kejahatan yang lebih
besar dari pada ketidakpatuhan pada hukum.
1367. Nullum exemplum est idem omnibus - Satu contoh tidak dapat
dipergunakan untuk semua jenis kasus.
1368. Nullum iniquum est praesumendum in jure - Dalam hukum, tidak ada
yang tidak adil.
1369. Nullum matrimonium, ibi nulla dos -Tidak ada pernikahan, maka tidak ada
janda.
1370. Nullum simile est idem - Tidak ada dua hal yang sama persis.
1371. Nullum simile est idem nisi quatuor pedibus currit - Dua hal mungkin
serupa, namun tidak ada yang sama persis, kecuali binatang.
1372. Nullum simile quatuor pedibus currit - Tidak dua hal yang sama persis.
1373. Nullum tempus aut locus occurrit regi - Tempat ataupun waktu bukanlah
halangan bagi raja.
1374. Nullum tempus occurrit regi - Waktu bukanlah halangan bagi raja.
1375. Nullum tempus occuritreipublicae - Waktu bukanlah halangan bagi
negara.
1376. Nullus alius quam rexpossit episcopo demandare inquisitionem
faciendam - Tidak ada orang selain raja yang dapat memerintahkan uskup
untuk mengadakan penyelidikan.
1377. Nullus commodum capere potest de injuria sua propria -Tidak ada orang
yang dapat menguntungkan dirinya sendiri dari kesalahannya.
1378. Nullus debet agere de dolo, ubi alia action subset - Ketika upaya hukum
lain diberikan, maka seseorang tidak dapat menggugat de dolo.
1379. Nullus dicitur accessories post feloniam sed ille qui novit principalem
feloniam fecisse, et illum receptavit et comfortavit - Seseorang tidak bisa
disebut sebagai pelaku pembantu hanya karena ia kenal pelaku utamanya, tahu
apa yang ia perbuat, dan membantunya.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

1380. Nullus dicitur felo principalis nisi actor aut qui praesens est, abettans
aut auxilians actorem ad feloniam faciendam - Seseorang dapat disebut
sebagai pelaku utama kejahatan ketika ia melakukan kejahatannya, atau ia
membantu dan ikut serta melakukan kejahatan.
1381. Nullus idoneus testis in re sua intelligitur - Orang yang bersaksi pada
perkaranya sendiri tidak dianggap kompeten.
1382. Nullus jus alienum forisfacere potest- Tidak ada seorang pun yang dapat
menghilangkan haknya orang lain.53
1383. Nullus recedat e curia cancellaria sine remedio - Jangan biarkan siapapun
meninggalkan pengadilan tanpa remedi.
1384. Nullus videtur dolo facere qui suo jure utitur - Tidak ada seorang pun
yang dianggap telah melakukan perbuatan penipuan apabila ia hanya
mempergunakan haknya.
1385. Nul ne doit s'enrichir aux depens des autres - Tidak ada orang yang boleh
memperkaya dirinya dari kesengsaraan orang lain.
1386. Nul prendra advantage de son tort demesne - Tidak ada seorang pun
yang boleh ambil untung dari perbuatan jahatnnya
1387. Nul sans damage avera error ou attaint - Tidak ada seorang pun yang
dikatakan telah bersalah tanpa ada kerugian yang disebabkannya.
1388. Nunquam crescitexpost facto praeteriti delicti aestimatio - Penyelidikan
atas kerugian yang telah terjadi lama tidak dipengaruhi oleh apa yang beru
terjadi.
1389. Nunquam decurritur ad extraordinarium sed ubi deficit ordinarium -
Upaya hukum luar biasa hanya dicari ketika upaya hukum biasa telah gagal.
1390. Nunquamfictio sine lege - Tidak ada fiksi tanpa hukum.
1391. Nunquam dimis dicitur quodnunquam satis dicitur ■> Pernyataan yang
kurang sufisien, tidak mengungkapkan terlalu banyak.
1392. Nunquam praescribitur in falso - Tidak ada surat yang memerintahkan
pemalsuan.
1393. Nunquam reshumanaeprosperesuccedunt ubi negliguntur divinae -
Urusan manusia tidak pernah makmur jika apa yang dianggap mulia diabaikan.
1394. Nuptias non concubitur sed consensus facit - Kesepakatan yang membuat
perkawinan sah.
1395. Obedientia est legis essential - Kepatuhan merupakan inti dari hukum.
1396. Obtemperandum est consuetudini rationabili tanquam legi - Adat yang
logis harus dipatuhi seperti hukum.
1397. Occupantisfiunt derelict - Barang yang ditinggalkan, maka akan menjadi
milik orang yang menemukannya.
1398. Odiosa et inhonesta non sunt in lege praesumenda - Jangan
berprasangka jahat dan tidak jujur terhadap hukum.
1399. Odiosa non praesumuntur - Tidak boleh berprasangka buruk.
1400. Officia judicialia non concedantur antequam vacant - Kantor yudisial
hanya tidak bekerja ketika tidak ada perkara.
1401. Officia magistratus non debent esse venalia - Kantor magistrasi tidak bisa
dijual.
1402. Officit conatus si effectus sequatur - Percobaan adalah ketika ada akibat
yang mengikuti.
1403. Officium nemini debet esse damnosum - Tidak ada institusi yang boleh
merugikan orang lain.
1404. Omossio eorum quae tacite insunt nihil operatur - Kelalaian yang tidak
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

berpengaruh tidak menimbulkan konsekuensi.


1405. Omne actum ab intentione agentis est judicandum - Setiap perkara akan
diadili berdasarkan perbuatan terdakwanya.
1406. Omne crimen ebrietas et incendit et detegit -Orang yang mabuk akan
mengungkapkan kesalahannya.
1407. Omne jus aut consensus fecit, aut necessitas constituit, aut firmavit
consuetudo - Setiap hak berasal dari kesepakatan, dilahirkan oleh kebutuhan
dan dikonfirmasi oleh adat.
1408. Omna magis dignum trahit ad se minus dignum, quamvis minus
dignum sit antiquius - Segala hal yang pantas akan menyingkirkan hal yang
kurang pantas.
1409. Omne magnum exemplum habet aliquid ex iniquo, quod publica
utilitate compensatur -Setiap contoh yang hebat masih ada sedikit jahatnya,
namun dibenarkan oleh faedah publik.
1410. Omne majus continent in se minus- Segala hal yang hebat masih ada
kekurangan di dalamnya.54
1411. Omne majus dignum continent in se minus dignum - Dalam segala hal
yang pantas pasti ada yang tidak pantas.
1412. Omne majus minus in se complectitur - Dalam segala hal yang hebat, pasti
ada yang tidak hebat.
1413. Omne principale trahit ad se accessorium -Dimana ada pelaku utama,
disitu ada pelaku pembantu.
1414. Omne quodsolo inaedificatur solo cedit - Segala hal yang dibangun atas
tanah, maka akan disertakan bersama tanah tersebut.
1415. Omne sacramentum debet esse de certa scientia - Setiap sumpah harus
dipahami.
1416. Omnes actiones in mundo infra certa tempora habent limitationem -
Setiap perkara ada batas waktu untuk diajukan gugatannya.
1417. Omnes licentiam habere his quae pro se indulta sunt renunciare -Setiap
orang memiliki kebebasan untuk melepaskan apapun yang telah diberikan
kepadanya.
1418. Omnes prudentes illa admittere solent quae probantur iis qui in arte
sua bene versati sunt - Semua orang sudah terbiasa mempercayai apa yang
dikatakan oleh mereka yang ahli pada bidangnya.
1419. Omne testamentum morte consummatum est - Setiap wasit disahkan
oleh kematian.
1420. Omnia delicta in aperto leviora sunt - Kejahatan yang dilakukan secara
terbuka dianggap kejahatan ringan.
1421. Omnia praesumuntur contra spoliatorem - Prasangka buruk selalu ada
terhadap orang yang dituduh.
1422. Omnia praesumuntur legitime facto donec probetur in contrarium -
Segala perbuatan diasumsikan sah, sampai dibuktikan sebaliknya.
1423. Omnia praesumuntur rite et solemniter esse acta - Segala hal dianggap
telah dilakukan dengan benar.
1424. Omnia praesumuntur rite et solemniter esse acta donec probetur in
contrarium - Segala hal dianggap telah dilakukan dengan cara yang biasa dan
sesuai dengan peraturan sampai dapat dibuktikan sebaliknya.
1425. Omnia quae jure contrahuntur contrario jure pereunt - Semua
kewajiban yang dilahirkan oleh hukum hanya dapat dimusnahkan oleh hukum.
1426. Omnia quae sunt uxoris sunt ipsius viri - Kepemilikan seorang istri adalah
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

milik suami.
1427. Omnia rite esse acta praesumuntur - Semua hal diasumsikan telah
dilakukan dengan benar.
1428. Omnis conclusio boni et very judicii sequitur ex bonis et veris
praemissis et dictis juratorum - Setiap keputusan didasarkan oleh kebaikan
dan kebenaran yang ditemukan oleh juri.
1429. Omnis consensus tollit errorem - Setiap kesepakatan menghilangkan
kesalahan.
1430. Omnis definition in jure civili periculosa est, parum est enim ut non
subverti possit - Setiap definisi dalam civil law berbahaya karena tidak bisa
ditafsirkan.
1431. Omnis exception est ipsa quoque regula - Setiap pengecualian merupakan
aturan.
1432. Omnis indemnatus pro innoxio legibus habetur - Setiap orang yang tidak
melakukan kesalahan dipandang tidak bersalah oleh hukum.
1433. Omnis innovation plus novitiate perturbat quam utilitate prodest -
Setiap inovasi lebih sering terhambat oleh kebiasaan lama dari pada
memberikan kegunaan yang lebih baik.
1434. Omnis interpretatio si fieri potest ita fienda est in instrumentis, ut
omnes contrarietates amoveantur - Setiap penafsiran dibuat sedemikian
rupa untuk menyingkirkan hal - hal yang berkontradiksi.
1435. Omnis interpretatio vel declarant, vel extendit, vel restringit - Setiap
penafsiran bersifat menjelaskan, memperluaskan, ataupun membatasi.
1436. Omnis nova constitutio futuris ( temporibus) formam imponere debet,
non praeteritis- Setiap undang - undang baru seharusnya berlaku pada masa
depan bukan untuk masa lalu.55
1437. Omnis persona est homo, sed non vicissim - Setiap orang adalah manusia,
namun tidak setiap manusia adalah orang.
1438. Omnis privatio praesupponit habitum -Kepentingan bersama mengalahkan
kepentingan pribadi.
1439. Omnis querela et omnis actio injuriarum limitata est infra certa
tempora - Setiap perkara memiliki batas waktu tertentu dimana jika batas itu
telah berlalu, maka tidak bisa mengajukan gugatan.
1440. Omnis ratihabitio retrotrahitur et mandato priori aequiparatur - Setiap
ratifikasi memiliki efek retroaktif dan sama saja seperti perintah sebelumnya.
1441. Omnis regula suas patitur exceptiones - Setiap peraturan hukum memiliki
pengecualian sendiri.
1442. Omnium contribution sarciatur quodpro omnibus datum est - Apa yang
telah diberikan kepada semua orang seharusnya dapat dikompensasikan oleh
kontribusi semua orang.
1443. Omnium rerum quarum usus est, potest esse abusus, virtute solo
excepta - Segala hal yang bisa dipergunakan, maka bisa disalahgunakan.
1444. Opinio quae favet estamento est tenenda - Pilihan seseorang mengikuti
kehendaknya.
1445. Oportet quod certa res deducatur in judicium - Sesuatu yang menjadi
bahan perkara haruslah pasti.
1446. Oportet quod certa sit res quae venditur - Sesuatu yang akan dijual
haruslah pasti.
1447. Optima enim est legium interpres consuetudo - Adat adalah penafsir
hukum yang terbaik.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

1448. Optima est lex quae minimum relinquit arbitrio judicis; optimus judex
qui minimum sibi - Hukum yang tebaik adalah hukum yang meninggalkan
sedikit keraguan pada hakim; hakim terbaik adalah hakim yang tidak merasa
ragu.
1449. Optimam esse legem quae minimum relinquit arbitrio judicis; id quod
certitudo ejus praestat - Hukum yang terbaik adalah hukum yang
meninggalkan sedikit keraguan; dan hal ini dapat terjadi ketika hukum bersifat
pasti.
1450. Optima statui interpretatrix est ( omnibus particulis ejusdem
inspectis) ipsum statutum - Penafsir hukum yang terbaik adalah hukum itu
sendiri.
1451. Optimus interpres rerum usus - Faedah adalah penafsir terbaik.
1452. Optimus interpretandi modus est sic leges interpretare ut leges
legibus accordant - Cara menafsirkan yang terbaik adalah dengan cara
menyesuaikan satu hukum dengan hukum lainnya.
1453. Optimusjudexqui minimum sibi - Hakim terbaik adalah hakim yang tidak
ragu.
1454. Optimus legume interpres consuetudo -Adat adalah penafsir hukum yang
terbaik.
1455. Ordine placitandi servato, servatur et jus - Ketika suatu permohonan
didengar, berarti hukum didengar.
1456. Originie propria neminem posse voluntate sua eximi manifestum est
- Tidak ada seorang pun yang berkehendak untuk diusir dari tempat
kediamannya.
1457. Origo rei inspici debet - Asal muasal sesuatu harus dipertimbangkan.
1458. Pacta convent quae neque contra leges neque dolo malo initia sunt,
omni modo observanda sunt - Sebuah kontrak baik dibuat secara ilegal
maupun dengan cara menipu, namun harus tetap dipertimbangkan terlebih
dahulu.
1459. Pacta dant legem contractui - Perjanjian melahirkan sebuah hukum.
1460. Pacta private juri public derogare non possunt - Kontrak perdata tidak
menghalangi hukum publik.
1461. Pacta quae contra leges constitutionesque vel contra bonos mores
fiunt nullam vim habere, indubitati juris est- Merupakan suatu kepastian
bahwa kontrak yang bertentangan dengan hukum, atau bertentangan dengan
standard moral tidak memiliki kekuatan hukum.56
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

1462. Pacta quae turpem causam continent non sunt observanda - Kontrak
yang dibuat atas pertimbangan tidak bermoral akan dianggap tidak sah.
1463. Pactis privatorum juri public non derogatur - Kontrak tidak bisa
merendahkan hukum publik.
1464. Pacto aliquid licitum est quod sine pacto non admittitur- Dengan
perjanjian, sesuatu dapat diperbolehkan, namun tanpa perjanjian hal itu
mungkin tidak diperbolehkan.
1465. Parens estnomen generale adomne genus cognationis - “Parent”
merupakan istilah umum untuk menandakan suatu hubungan.
1466. Parentum est liberos alere etiam nothos -Tugas orang tua adalah untuk
mendukung anaknya.
1467. Paria copulantur paribus - Hal - hal yang serupa bersatu dengan yang
serupa.
1468. Paribus sententiis reus absolvitur - Ketika ada beberapa pendapat, maka
tergugat diuntungkan.
1469. Par in parem imperium non habet - Diantara orang - orang yang setara,
tidak ada yang memiliki kekuasaan yang lebih besar.
1470. Parte quacumque inegrante sublata, tollitur totum - Ketika bagian
esensialnya dikeluarkan maka keseluruhannya runtuh.
1471. Partus ex legitimo thoro non certius noscit matrem quam genitorem
suum - Anak yang lahir dalam perkawinan yang sah akan mengikuti ayahnya
bukan ibunya.
1472. Partus sequitur ventrem - Anak mengikuti ibunya.
1473. Parum est latam esse sententiam, nisi mandetur executioni - Suatu
putusan bukan hanya diberikan, tetapi harus dilaksanakan.
1474. Parum proficit scire quid fieri debet si non cognoscas quomodo sit
facturum - Percuma jika anda hanya mengetahui apa yang harus dilakukan,
karena anda seharusnya tahu efek yang akan mengikutinya.
1475. Pater est quem nuptiae demonstrant - Ayah yang sah adalah suami dari
perkawinan yang sah.
1476. Pater is est quem nuptiae demonstrant - Ayah yang sah adalah suami dari
perkawinan yang sah.
1477. Patria laboribus et expensis non debet fatigari - Juri seharusnya tidak
terbebani oleh tugas dan biayanya.
1478. Patria potestas in pietate debet, non in atrocitate consistere - Menjadi
orang tua itu membutuhkan kesetiaan.
1479. Peccata contra naturam suntgravissima - Pelanggaran terhadap alam
adalah pelanggaran yang paling berat.
1480. Peccatum peccato addit qui culpae quam facit patrocinium
defensionis adjungit -Seseorang dapat diadili atas beberapa kejahatan yang
ia lakukan dalam rangkaian waktu yang sama.
1481. Pendente lite nihil innovetur - Dalam proses litigasi, tidak ada yang boleh
diubah.
1482. Per alluvionem id videtur adici, quod ita paulatim adicitur ut
intelligere non possimus quantum quoque momento temporis
adiciatur -Terlalu banyak penambahan dalam jangka waktu yang sempit akan
menyebabkan beberapa ketidakpastian.
1483. Perfectum est cui nihil deest secundum suae perfectionis vel naturae
modum - Apa yang disebut sempurna adalah hal - hal yang tidak ada
kekurangan ataupun celanya.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

1484. Periculosum est res novas et inusitatas inducer - Sangat berbahaya untuk
memperkenalkan hal - hal yang baru dan dan tidak biasa.
1485. Periculum rei venditae, nondum traditae, est emptoris - Pembeli
memegang resiko ketika barangnya belum diterima olehnya.
1486. Perjuri sunt qui servatis verbis juramenti decipiunt aures eorum qui
accipiunt - Mereka yang diambil sumpahnya namun memberikan keterangan
yang menipu juri maka dikatakan bahwa dirinya memberikan sumpah palsu.
1487. Perpetua lex est nullam legem humanam ac positivam perpetuam
esse; et clausula quae abrogationem excludit ab initio non valet-
Seperti manusia, hukum tidak berganti; dan klausa yang menghilangkan bagian
dari hukum dianggap tidak sah.57
1488. Per rationespervenitur adlegitimam rationem - Dengan memahami
gagasan, maka kita memahami hukum.
1489. Per rerum naturam factum negantis nulla probation est - Seseorang
yang menyangkal suatu fakta tidak perlu membuktikannya.
1490. Persona conjuncta aequiparatur interesse proprio - Terlibatnya
seseorang dalam sesuatu menandakan bahwa dirinya memiliki kepentingan di
situ.
1491. Persona est homo cum statu quodam consideratus - Orang adalah
manusia yang dianggap memiliki status.
1492. Personae vice fungitur municipium et decuria - Kota atau kabupaten
dapat bertindak sebagai entitas atau seperti orang.
1493. Personalia personam sequuntur - Barang - barang pribadi mengikuti
pemiliknya.
1494. Perspicua vera non sunt probanda - Kebenaran yang sudah jelas tidak perlu
dibuktikan.
1495. Per varios actum legem experiential facit -Dari beberapa perbuatan, maka
muncullah pengalaman bagi hukum.
1496. Pirata est hostis humani generis - Pembajak adalah musuh kemanusiaan.
1497. Placita negative duo exitum non faciunt - Dua permohonan negatif tidak
membentuk suatu permohonan.
1498. Plena et celeris justitia fiatpartibus - Berikanlah para pihak yang
bersengketa keadilan penuh dan cepat.
1499. Pluralis numerous est duobus contentus - Angka dua sudah dianggap
banyak.
1500. Plures cohaeredes sunt quasi unum corpus in eo quod unum jus
habent.-Beberapa ahli waris dianggap satu orang karena kesamaan hak yang
dimilikinya.
1501. Plus exempla quam peccata nocent - Contoh lebih merugikan dari pada
suatu pelanggaran.
1502. Plus peccat auctor quam actor - Orang yang menginisiasi suatu kejahatan
dipandang lebih buruk dari pada yang melakukannya.
1503. Plus valet unus oculatus testis quam auriti decem - Satu saksi mata lebih
baik dari pada 10 saksi yang hanya mendengar.
1504. Plus videntoculi quam oculus — Beberapa saksi mata lebih baik dari pada
hanya satu.
1505. Poena ad paucos, metus ad omnes perveniat — Biarkan lah hukuman
dijatuhkan kepada beberapa orang agar memberi contoh kepada orang lain.
1506. Poenae potius molliendae quam exasperandae sunt —Hukuman harus
diringankan, bukan diberatkan.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

1507. Poenae suntrestringendae — Hukuman harus ada batasnya.


1508. Poena ex delicto defunci haeres teneri non debet — Hukuman seseorang
tidak boleh diberlakukan kepada keturunannya.
1509. Poena non potest, culpa perennis erit — Hukuman tidak boleh diganti -
ganti.
1510. Poena suos tenere debet actors et non alios —Hukuman hanya berlaku
bagi orang yang bersalah.
1511. Poena tollipotest, culpa perennis erit — Suatu hukuman bisa dibatalkan,
namun kesalahan tidak bisa.
1512. Politiae legibus, non leges politiis, adaptandae —Politik harus
menyesuaikan diri dengan hukum bukan sebaliknya.
1513. Ponderantur testes, non numerantur — Yang penting adalah isi kesaksian
saksi, bukan jumlah saksi.
1514. Posito uno oppositorum negatur alterum — Ketika satu pihak
mengkonfirmasi, pihak keduanya akan menyangkal.
1515. Possessio est quasi pedisposition— Kepemilikan bersifat tetap.58
1516. Possessio fratris de feodo simplici facit sororem esse haeredem —
Seorang adik dapat menjadi ahli waris kakaknya.
1517. Possessio pacifica per annos 60 facit jus — Kepemilikan selama lebih dari
60 tahun akan menimbulkan hak.
1518. Posteriora derogant prioribus — Sesuatu yang baru dapat membatasi yang
lama.
1519. Posthumus pro nato habetur — Anak yang lahir ketika ayahnya meninggal
akan dianggap lahir semasa ayahnya masih hidup.
1520. Postliminium fingit eum qui captus est semper in civitate fuisse —
Pengembalian hak bagaikan orang yang telah diculik, namun tidak keluar
negeri. * Orang yang telah ditangkap oleh musuh, ketika ia kembali, maka hak
- haknya akan dikembalikan.
1521. Potentia debetsequi justitiam, non antecedere — Kekuasaan mengikuti
hukum bukan sebaliknya.
1522. Potentia inutilis frustra est — Kekuasaan yang tidak berguna adalah
kekuasaan yang sia - sia.
1523. Potentia non est nisi ad bonum -Kekuasaan diberikan untuk kebaikan
publik.
1524. Potestasstricteinterpretatur — Penafsiran terhadap kekuasaan harus
dibatasi.
1525. Potestas suprema seipsum dissolvere potest, ligare non potest -
Kekuasaan tertinggi dapat dicabut, dan tidak bisa mengikat dirinya sendiri.
1526. Potest quid renunciare, pro se et suis, jus quod pro se introductum est
— Seseorang dapat mencabut haknya sendiri walaupun hak tersebut diberikan
untuk keuntungannya sendiri.
1527. Potior est conditio defendentis - Kondisi yang terkuat adalah ketika
tergugat lebih diuntungkan dari pada penggugat.
1528. Potior est conditio possidentis - Kondisi yang terkuat terdapat pada pemilik
atau yang lebih berkuasa.
1529. Praedium servitpraedio -Seseorang tidak bisa diperbudak di tanahnya
sendiri.
1530. Praepropera consilia raro sunt prospera - Penasehat hukum yang ceroboh
jarang sejahtera.
1531. Praescriptio est titulus ex usu et tempore substantiam capiens ab
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

auctoritate legis -Surat berkuasa hukum berasal dari faedah sejalan dengan
waktu dan diberi kekuasaan oleh hukum.
1532. Praescriptio et execution non pertinent ad valorem contractus, sed ad
tempus et modum actionis instituendae -Surat berkuasa hukum dan
pelaksanaannya tidak mempengaruhi perjanjiannya, melainkan mempengaruhi
waktu dan tata cara pengajuan gugatannya.
1533. Praesentare nihil aliud est quam praesto dare seu offerre -
Menghadirkan sesuatu sama saja seperti memberikan sesuatu secara langsung.
1534. Praesentia corporis tollit errorem nominis, et veritas nominis tollit
errorem demonstrationis - Kehadiran seseorang akan membatalkan
kesalahan pada namanya; dan kebenaran namanya akan membatalkan
kesalahan pada deskripsinya.
1535. Praestet cautela quam medela -Pencegahan lebih baik dari pada pemulihan.
1536. Praesumatur pro justitia sententiae - Setiap hukuman dianggap adil
1537. Praesumitur pro legitimatione -Prasangka memihak pada legitimasi.
1538. Praesumptio ex eo quod plerumque fit -Prasangka muncul dari apa yang
terjadi.
1539. Praesumptiones sunt conjecturae ex signo verisimili ad probandum
assumptae - Prasangka didasarkan oleh kebenaran yang memungkinkan dan
bertujuan untuk mencari bukti.
1540. Praesumptio violenta plena probation - Prasangka yang memaksa
merupakan suatu bukti.
1541. Praesumptio violenta valet in lege - Prasangka yang dititikberatkan
memiliki efek dalam hukum.
1542. Praextextu liciti non debet admitti illicitum - Apa yang dianggap tidak
sah, tidak dapat disertakan dengan apa yang dianggap sah.
1543. Praxis judicum est interpres legum- Perbuatan - perbuatan hakim adalah
penafsiran dari hukum.59
1544. Pretium succedit in locum rei - Harga disesuaikan dengan benda yang
dijual.
1545. Prima pars aequitatis aequalitas - Langkah awal keadilan adalah
kesetaraan.
1546. Primo executienda est verbis vis, ne sermonis vitio obstruatur oratio,
sive lex sine argumentis - Perkataan adalah hal pertama yang diperiksa
untuk mencegah adanya kesalahan pengertian atau kekeliruan dalam hukum.
1547. Princeps et respublica ex justa causa possunt rem meam auferre - Raja
dan negara boleh merampas properti saya dengan tujuan yang adil.
1548. Princeps legibus solutus est - Raja tidak terikat pada hukum apapun.
1549. Principalis debet semper excuti anequam perveniatur ad fideijussores
- Upaya utama harus dicoba terlebih dahulu sebelum lanjut ke upaya
berikutnya.
1550. Principia probant, non probantur - Sebuah prinsip membuktikan bukan
dibuktikan.
1551. Principiis obsta - Menyangkal sesuatu dari awal, agar hal itu tidak mungkin
berhasil.
1552. Principiorum non estratio - Penggunaan prinsip tidak perlu dijelaskan.
1553. Principium est potissima pars cujusque rei - Awal merupakan bagian
terkuat dari segalanya.
1554. Prior tempore, potior jure - Segala hal yang ditangani terlebih dahulu akan
lebih kuat pendiriannya.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

1555. Privatio praesupponit habitum - Perampasan merendahkan kepemilikan.


1556. Privatis pactionibus non dubiuum est non laedi jus caeterorum - Hak
seseorang tidak boleh dipengaruhi oleh perjanjian orang lain
1557. Privatorum convention juri public non derogate - Perjanjian bukan
didasarkan oleh hukum publik.
1558. Privatum commodum public cedit - Kepentingan pribadi harus disingkirkan
demi kepentingan publik (kepentingan bersama).
1559. Privatum incommodum public bono pensatur - Kerugian pribadi
dibenarkan dengan keuntungan publik.
1560. Privilegium est beneficium personale est extinguitur cum persona -
Hak istimewa yang dimiliki oleh seseorang akan mati dengan orang itu.
1561. Privilegium est quasi private lex - Hak istimewa diatur oleh hukum perdata.
1562. Privilegium non valet contra rempublicam - Hak istimewa tidak memiliki
kekuatan hukum pada negara commonwealth.
1563. Probandi necessitas incumbit illi qui agit - Beban pembuktian dilimpahkan
kepada penggugat.
1564. Probationes debent esse evidentes, (id esT) perspicuae et faciles
intelligi - Bukti harus jelas dan mudah dimengerti.
1565. Probatis extremis, praesumitur media - Ketika hal yang menjadi titik
penentu telah dibuktikan, maka proses bisa dipercepat.
1566. Processus legis est gravis vexatio; execution legis coronat opus -
Proses hukum adalah usaha tersulit; dan pelaksanaan hukum adalah
penghargaan terhadap usaha itu.
1567. Prohibetur ne quis faciat in suo quod nocere possit alieno - Seseorang
dilarang untuk mempergunakan tanahnya sedemikian rupa sampai merugikan
orang lain.
1568. Proles sequitur sortem paternam - Seorang anak mengikuti ayahnya.
1569. Propinquior excludit propinquum; propinquus remotum; et remotus
remotiorem -Dalam kekerabatan, hubungan terdekat menyingkirkan
hubungan dekat; hubungan dekat menyingkirkan hubungan jauh, dan
hubungan jauh menyingkirkan hubungan di luar kekerabatan.
1570. Propositio indefinite aequipollet universali - Proposisi yang tidak pasti
sama saja seperti proposisi umum.
1571. Pro pessessione praesumitur de jure- Dari kepemilikan, muncullah hak.60
1572. Pro possessore habetur qui dolo injuriave desiit possidere - Seseorang
dikatakan merampas ketika ia mendapatkan barangnya dengan cara menipu
atau merugikan orang lain.
1573. Proprietas totius navis carinae causam sequitur -Barang - barang yang
ada pada kapal mengikuti kapalnya.
1574. Proprietates verborum observandae sunt - Makna dari perkataan harus
dicari.
1575. Prosecutio legis est gravis vexatio; execution legis coronat opus -
Litigasi merupakan usaha yang tersulit; dan pelaksanaan hukum adalah
penghargaan terhadap usaha itu.
1576. Protectio trahit subjectionem, subjection protectionem - Perlindungan
membawa submisi dan sebaliknya.
1577. Proviso est providere praesentia et future, non praeterita -Proviso
(ketentuan dalam perjanjian) ditujukan untuk hal - hal untuk masa kini atau
masa depan, bukan untuk masa lalu
1578. Prudentur agit qui pracepto legis obtemperat - Orang yang taat pada
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

hukum akan bertindak dengan hati - hati.


1579. Pueri sunt de sanguine parentum, sed pater et mater non sunt de
sanguine puerorum - Anak sedarah dengan orangtuanya, tapi orang tua tidak
sedarah dengan anaknya.
1580. Pupillus pati posse non intelligitur - Seorang anak yatim piatu tidak dapat
melakukan hal - hal yang bisa merugikan dirinya sendiri.
1581. Quae ab hostibus capiuntur, statim capientium fiunt - Segala hal yang
dirampas dari musuh publik, akan menjadi milik publik.
1582. Quae ab initio inutilis fuit insititutio, expost facto convalescere non
potest - Institusi yang dari awalnya tidak sah, tidak bisa menjadi sah sejalan
dengan waktu.
1583. Quae ab initio non valent, ex postfacto convalescere non possunt.
1584. Quae accesisionum locum obtinent, extinguuntur cum principals res
peremptae fuerint -Ketika intinya dimusnahkan, maka segala sesuatu yang
berkaitan dengannya akan dimusnahkan.
1585. Quae ad unum finem locuta sunt, non debent ad alium detorqueri -
Sebuah pernyataan untuk satu maksud tidak boleh diputarbalikan untuk maksud
lain.
1586. Quae cohaerent personae a persona separari nequeunt - Segala hal milik
seseorang tidak bisa dipisahkan dari orang itu.
1587. Quae communi legi derogant stricte interpretantur - Undang - undang
yang berasal dari common law harus ditafsirkan.
1588. Quae contra rationem juris introducta sunt, non debent trahi in
consequentiam -Segala hal yang bertentangan dengan gagasan hukum tidak
patut dijadikan preseden.
1589. Quaecunque intra rationem legis inveniuntur, intra legem ipsam esse
judicantur - Apapun yang menjadi gagasan hukum dianggap hukum itu
sendiri.
1590. Quae dubitationis causa tollendae inseruntur commune legem non
laedunt - Apapun yang disertakan dengan maksud untuk menghilangkan
keraguan, maka tidak mungkin merugikan common law.
1591. Quae dubitationis tollendae causa contractibus inseruntur jus
commune non laedunt - Klausa yang disertakan dalam perjanjian dengan
maksud untuk menghilangkan ambigu tidak akan merugikan hukum.
1592. Quae incontinenti (vel certo) fiuntinesse videntur ■> Segala hal yang
langsung dilakukan, akan dianggap sebagai bagian dari transaksi.
1593. Quae in curia acta sunt rita agi praesumuntur -Apa yang dilakukan di
pengadilan dianggap telah dilakukan dengan benar.
1594. Quae in aprtes dividinequeuntsolida a singulispraestantur ■> Segala
hal yang tidak dapat dipisahkan, maka akan dihadapkan secara bersamaan.
1595. Quae inter alios acta sunt nemini nocere debent, sed prodesse
possunt- Transaksi antara pihak yang bersangkutan boleh membawa
keuntungan, namun tidak boleh membawa kerugian bagi orang lain. 61
1596. Quae in testament ita sunt scripta ut intelligi non possint, perinde sunt
ac si scripta non essent -Hal - hal dalam surat wasiat yang tidak dapat
dimengerti akan dianggap seolah - olah tidak pernah ada.
1597. Quae legi communi derogant non sunt trahenda in exemplum - Segala
hal yang merendahkan common law tidak patut untuk dijadikan preseden.
1598. Quae legi communi derogant stricte interpretantur - Segala hal yang
merendahkan common law harus ditafsirkan secara terbatas.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

1599. Quaelibetconcession fortissimo contra donatorem interpretanda est -


Setiap penghibahan harus ditafsirkan secara terbatas terhadap orang yang
menghibahkan.
1600. Quaelibetjurisdictio cancellos suos habet - Setiap yuridiksi memiliki batas.
1601. Qualibet poena corporalis, quamvis minima, major est qualibet poena
pecuniaria - Penghukuman fisik lebih baik dari pada hukuman sanksi.
1602. Quae mala sunt inchoate in principio vix bono peraguntur exitu -
Segala perbuatan buruk jarang berakhir dengan baik.
1603. Quae non fieri debent, facta valent - Segala hal yang tidak seharusnya
dilakukan, ketika dilakukan tetap dianggap sah.
1604. Quae non valeant singular, juncta juvant - Ada beberapa hal jika
dipisahkan tidak akan berguna namun ketika disatukan akan memberikan
pengaruh.
1605. Quae praeter consuetudinem et morem majorum fiunt, neque placent
neque recta videntur - Segala hal yang bertentangan dengan adat yang
sudah lama bertahan, tidak dianggap sah.
1606. Quae propter necessitate recepta sunt, non debent in argumentum
trahi - Segala hal yang diterima sebagai sesuatu yang diperlukan tidak perlu
lagi diperdebatkan.
1607. Quaeras de dubiis, legem bene disceresi vis - Pertanyakanlah poin - poin
yang meragukan anda agar anda dapat memahami hukum dengan baik.
1608. Quaere de dubiis, quia per rationes pervenitur ad legitimam rationem
-Pertanyakanlah poin - poin yang meragukan anda, karena melalui pemahaman
pada gagasan, kita akan mengerti gagasan hukum.
1609. Quaerere datsapere quae suntlegitima vere - Penyelidikan adalah cara
untuk mencari kebenaran yang sah.
1610. Quae rerum natura prohibentur nulla lege confirmata sunt - Apa yang
dilarang secara duniawi tidak akan diperbolehkan oleh hukum.
1611. Quae singular non prosunt, juncta juvant - Hal - hal yang mungkin tidak
menguntungkan orang secara individu, mungkin menguntungkan secara
kolektif.
1612. Quae suntminoris culpaesuntmajoris infamiae - Kejahatan yang kejam
akan dihukum dengan hukuman yang kejam.
1613. Qualitas quae inesse debet, facile praesumitur -Kualitas yang diwariskan
bisa diduga.
1614. Quam longum debet esse rationabile tempus, non definitur in lege,
sed pendet ex discretion justiciariorum - Berapa lama agar sebuah jangka
waktu tertentu masih dianggap logis tidaklah pasti, melainkan tergantung pada
keputusan hakim.
1615. Quam rationabilis debet esse finis, non definitur, sed omnibus
circumstantiis inspectis pendet ex justiciariorum discretione - Berapa
banyak agar suatu sanksi masih dianggap logis tidaklah pasti, melainkan
tergantung pada keputusan hakim.
1616. Quamvis aliquid per se non sit malum, tamen si sit mali exempli, non
est faciendum - Meskipun suatu hal tidak buruk, namun apabila memberikan
contoh buruk, maka hal tersebut tidak boleh dilakukan.
1617. Quamvis lex generaliter loquitur, restringenda tame nest, ut cessante
ratione et ipsa cessat - Ketika hukum berbicara secara umum, maka harus
dibatasi, karena ketik hukum kehilangan pengaruhnya, maka gagasannya pun
akan hilang.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

1618. Quando aliquid conceditur, conceditur id sine quo illud fieri non possit
- Ketika suatu hibah terjadi tanpa ada barang yang dihibahkan, maka hibah
tersebut tidak ada efeknya.
1619. Quando aliquid mandatur, mandatur etomne per quodpervenitur ad
illud- Ketika apapun diperintahkan, maka hal - hal yang bisa dicapai akan
diperintahkan juga.62
1620. Quando aliquid per se non sit malum, tamen si sit mali exempli, non
est faciendum - Meskipun suatu hal tidak jahat, namun apabila memberikan
contoh buruk, maka hal tersebut tidak boleh dilakukan.
1621. Quando aliquidprohibetur ex directo, prohibetur etper obliquum ■>
Jika suatu hal dilarang secara tidak langsung, maka hal tersebut juga dilarang
secara langsung.
1622. Quando aliquidprohibetur, prohibetur omne per quod devenitur ad
illud - Ketika suatu hal dilarang, maka hal - hal yang berhubungan juga
dilarang.
1623. Quando aliquis aliquid concedit, concedere videtur et id sine quo res
uti non potest -Ketika seseorang menghibahkan sesuatu, maka barang yang
berkaitan juga harus dihibahkan.
1624. Quando charta continent generalem clausulam, posteaque descendit
ad verba specialia quae clausulae generali sunt consentanea,
interpretanda est charta secundum verba specialia - Ketika dalam
perjanjian terdapat klausa umum yang kemudian diperjelas oleh klausa
berikutnya, maka perjanjian tersebut ditafsirkan sesuai dengan klausa yang
lebih spesifik.
1625. Quando de una et eadem re, duo onerabiles existent, unu, pro
insufficientia alterius, de integro onerabitur - Ketika ada dua pihak yang
bersalah atas hal yang sama, namun pihak pertama tidak mampu menjalankan
kewajibannya, maka semua kewajiban dilimpahkan kepada pihak kedua.
1626. Quando disposition referri potest ad duas res, ita quod secundum
relationem unam vitiatur et secundum alteram utilis sit, tum facienda
est relation ad illam ut valeat disposition - Ketika terdapat dua disposisi
dimana yang pertama membatalkan dan yang kedua meneruskan, maka
referensi akan memilih yang kedua agar disposisinya dapat memberikan efek.
1627. Quando diversi desiderantur actus ad aliquem statum perficiendum,
plus respicit lex actum originalem - Ketika beberapa tindakan dibutuhkan
untuk penentuan kepemilikan harta, maka hukum akan memilih tindakan yang
paling sesuai.
1628. Quando duo jura concurrunt in una persona, aequum est ac si essent
in diversis - Ketika dua hak yang sama dimiliki oleh seseorang, maka sama
saja seperti dimiliki oleh dua orang.
1629. Quando jus domini regis et subditi concurrunt, jus regis praeferri
debet - Ketika hak raja dan hak masyarakat sama, maka hak raja akan
diutamakan.
1630. Quando lex aliquid alicui concedit, concedere videtur id sine quo res
ipsa esse non potest - Ketika hukum mengabulkan sesuatu, namun tanpa hal
yang dikabulkan, maka pengabulan tersebut tidak ada.
1631. Quando lex aliquid alicui concedit, omnia incidentia tacite
conceduntur - Ketika hukum memberikan sesuatu kepada siapa pun, berarti
ia memberikan semua yang berhubungan dengan hal itu.
1632. Quando lex est specialis, ratio autem generalis, generaliter lex est
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

intelligenda - Ketika hukum itu spesifik, namun gagasannya umum, maka


hukum tersebut harus dimengerti secara umum.
1633. Quando licit id quod majus, videtur licere id quod minus - Ketika hal
yang lebih besar diperbolehkan, maka hal yang lebih kecil juga diperbolehkan.
1634. Quando plus fit quam fieri debet, videtur etiam illud fieri quod
faciendum est - Ketika apa yang dilakukan melebihi apa yang perlu dilakukan,
maka hal yang perlu dilakukan tersebut dianggap telah dipenuhi.
1635. Quando quod ago non valet ut ago, valeat quantum valere potest -
Ketika apa yang saya lakukan tidak memberikan pengaruh apapun, maka
dibiarkan saja.
1636. Quando verba et mens congruent, non est interpretationi locus - Ketika
perkataan dan maksudnya sesuai, maka tidak perlu ditafsirkan.
1637. Quando verba statute sunt specialia, ratio autem generalis,
generaliter statutum est intelligendum - Ketika pengucapan dalam
undang - undang sangat spesifik, namun memiliki gagasan yang umum, maka
undang - undang tersebut ditafsirkan secara umum.
1638. Quemadmodum ad quaestionem facti non respondent judices, ita ad
quaestionem juris non respondent juratores- Hakim tidak menjawab
pertanyaan fakta, sama seperti juri tidak menjawab persoalan hukum 63
1639. Qui accusat inegrae famae sit et non eriminosus - Orang yang menuduh
haruslah bersifat jujur dan tidak terlibat dalam kejahatan yang dituduhnya.
1640. Qui acquirit sibi acquirit haeredibus - Apa yang dimiliki seseorang, akan
dimiliki oleh keturunannya.
1641. Qui adimit medium dirimit finem - Orang yang menghilangkan sarananya,
maka ia menghancurkan pembatalannya.
1642. Qui aliquid statuerit parte inaudita altera, aequum licet dixerit, haud
aequum fecerit - Seseorang bersalah, apabila ia membuat suatu keputusan
tanpa mendengarkan penjelasan dari pihak kedua.
1643. Qui alterius jure utitur, eodem jure uti debet - Orang yang
mempergunakan hak orang lain, harus menggunakan haknya sendiri.
1644. Qui bene distinguit bene docet - Orang yang bisa membedakan, bisa
mengajar lebih baik.
1645. Qui bene interrogat bene docet - Orang yang bisa bertanya dengan baik,
maka ia bisa mengajar dengan baik.
1646. Qui cadit a syllaba cadit a tota causa -Orang yang menggunakan suku kata
yang salah, maka tujuannya gagal.
1647. Qui concedit aliquid, concedere videtur et id sine quo res ipsa esse non
potuit (sine quo concession eat irrita) - Seorang yang menghibahkan
sesuatu, harus memiliki barang yang dihibahkan agar hibahnya sah.
1648. Qui confirmat nihil dat - Orang yang mengkonfirmasi tidak memberikan
apapun.
1649. Qui contemnit praeceptum, contemnitpraecipientem - Orang yang
melawan surat perintah, berarti ia melawan pihak yang mengeluarkannya.
1650. Quicquid aequiritur servo, acquiritur domino - Apapun yang didapatkan
oleh seorang abdi, maka menjadi milik majiakannya.
1651. Quicquid demonstratae rei additur satis demonstratae frusta est -
Apapun yang ditambahkan dalam tulisan yang sudah jelas, maka tambahan itu
tidak berlaku.
1652. Quicquid est contra normam recti est injuria - Apapun yang melawan
suatu hak, maka hal itu dianggap salah.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

1653. Quicquid in excess actum est, lege prohibetur -Apapun yang dilakukan
secara berlebihan, maka akan dilarang oleh hukum.
1654. Quicquid judicis auctoritati subjicitur, novitati non subjicitur -
Siapapun yang sedang diadili oleh hakim, maka ia tidak bisa menyangkalnya.
1655. Quiscquid plantatur solo, solo cedit - Apapun yang ditanamkan pada tanah,
maka hal itu menyatu dengan tanah tersebut.
1656. Quicquid recipitur, recipitur secundum modum recipientis - Apapun
yang diterima, akan diterima sesuai dengan keinginan penerima.
1657. Quicquid solvitur, solvitur secundum modum solventis - Apapun yang
dibayar, akan sesuai dengan keinginan pembayar.
1658. Qui cum alio contrahit, vel est vel debet esse non ignarus conditionis
ejus - Seseorang yang membuat kontrak dengan orang lain, harus mengerti
persyaratan yang diajukan oleh pihak keduanya itu.
1659. Qui dat finem dat media ad finem necessaria - Seseorang yang ingin
mengakhiri sesuatu, harus memberikan cara atau sarana untuk melakukannya.
1660. Qui destruit medium destruitfinem - Seseorang yang menghancurkan
sarana, maka ia menghancurkan pembatalannya.
1661. Qui doit inheriter al pere, doit inheriter al fitz - Siapapun yang diwarisi
oleh ayahnya, harus mewarisi anaknya.
1662. Quidquid enim sive dolo et culpa venditoris accidit in eo venditor
secures est
-Dalam perkara yang melibatkan penjual keliling, apabila ia tidak menipu,
ataupun melakukan kesalahan, maka ia aman.
Quid sit jus, et in quo consistit injuria, legis est definire - Ketika suatu
hak dilanggar, maka tugasnya hukum adalah untuk menegakkan hak itu.
1663. Quid turpi ex causa promissum est non valet- Sebuah janji yang lahir dari
maksud yang salah, maka janji itu tidak sah.64
1664. Quieta non movere - Janganlah mengacaukan sesuatu yang tentram.
1665. Qui evertit causam evertit causatum futurum - Orang yang
menghilangkan sebuah tujuan, maka ia menghilangkan pengaruh yang
mungkin dibawanya.
1666. Qui ex damnato coitu nascuntur, inter liberos non computentur -
Mereka yang lahir di luar nikah, seharusnya tidak dianggap sebagai anak.
1667. Qui facit id quodplus est, facit id quod minus est, sed non convertitur
- Orang yang melakukan lebih, akan mendapatkan lebih, orang yang melakukan
sedikit, akan mendapatkan sedikit. Bukan sebaliknya.
1668. Qui facit per alium facitper se - Perbuatan seorang agen, dianggap
perbuatan superiornya.
1669. Qui habet jurisdictionem absolvendi, habet jurisdictionem ligandi -
Orang yang memiliki wewenang untuk mengakhiri suatu kewajiban, maka ia
memiliki hak untuk menciptakan kewajiban.
1670. Qui haeret in litera, haeret in cortice - Orang yang diperkuat oleh bukti
surat, maka ia diuntungkan.
1671. Qui ignorant quantum solver debeat, non potest improbus videri -
Orang yang tidak tahu apa atau berapa yang harus ia bayar, tidak dianggap
sebagai orang yang tidak jujur.
1672. Qui in jus dominiumve alterius succedit jure ejus uti debet - Orang yang
dihibahkan properti oleh orang lain, maka ia boleh menggunakan haknya atas
properti itu.
1673. Qui in utero est, pro jam nato habetur quoties de ejus commodo
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

quaeritur - Bayi dalam kandungan sudah dianggap sebagai anak.


1674. Qui jure suo utitur, nemini facit injuriam - Orang yang
menggunakanhaknya, tidak merugikan siapapun.
1675. Qui jussu judicis aliquod fecerit non videtur dolo malo fecisse, quia
parere necesse est - Seseorang yang melaksanakan perintah hakim, tidak
dianggap melakukan penipuan, karena orang itu sedang mentaati perintah.
1676. Quilibet potest renunciare juri pro se inducto - Siapapun boleh
melepaskan haknya, meskipun hak tersebut menguntungkannya.
1677. Qui male agit odit lucem - Orang yang melakukan kesalahan, tidak ingin
diketahui.
1678. Qui mandate ipse fecisse videtur - Orang yang memerintah, maka ia
dianggap telah melakukannya sendiri.
1679. Qui melius probat, melius habet - Pihak yang memberikan bukti lebih
banyak, maka ia dalam posisi yang lebih menguntungkan.
1680. Qui nascitur sine legitimo mastrimonio, matrem sequitur - Seorang
anak yang lahir di luar nikah, akan mengikuti ibunya.
1681. Quo non cadunt in constantem virum, vani timores sunt aestimandi -
Ketakutan akan mempengaruhi karakter orang.
1682. Quo non habet, ille non dat - Orang yang tidak memiliki, tidak bisa memberi.
1683. Qui non habet in aere, luat in corpore, ne quis peccetur impune -
Korporasi yang tidak bisa membayar kerugian, maka kewajiban itu dilimpahkan
kepada individunya, untuk mencegah adanya impunitas.
1684. Qui non habetpotestatem alienandi habetnecessitate retinendi - Orang
yang tidak memiliki hak untuk menjual tanahnya, memiliki kewajiban untuk
mempertahankannya.
1685. Qui non improbat approbat -Orang yang tidak mencegahnya, berarti
menyetujuinya.
1686. Qui non negatfatetur - Orang yang tidak menyangkalnya, berarti
mengakuinya.
1687. Quo non obstat quod obstare potest, facere videtur - Seseorang
dikatakan berbuat ketika ia tidak mencegah apa yang bisa ia cegah.
1688. Qui non prohibit cum prohibere possit, jubet- Seseorang dikatakan
memerintah jika ia tidak melarang apa yang ia bisa larang.65
1689. Qui non prohibit quod prohibere potest, assentire videtur - Orang yang
tidak melarang apa yang ia bisa larang dianggap telah memberikan
persetujuannya.
1690. Qui non propulsat injuriam quando potest infert - Seseorang bersalah
apabila ia tidak memperbaiki kerugian yang telah ia sebabkan, meskipun ia
mampu untuk melakukannya.
1691. Qui abstruit adytum destruitcommodum -
1692. Qui omne dicit nihil excludit - Orang yang bisa menjelaskan semuanya,
berarti ia tidak menutupi apapun.
1693. Qui parcit nocentibus innocents punit - Seseorang yang membebaskan
orang yang bersalah, berarti ia menghukum orang yang tidak bersalah.
1694. Qui peccat ebrius, luat sobrius - Biarkanlah orang mabuk yang melanggar
hukum dihukum ketika ia sadar.
1695. Qui per alium facit per seipsum facere videtur - Seseorang yang
menyuruh orang lain untuk melakukan sebuah perbuatan, maka hal itu
dianggap sebagai perbuatan diri sendirinya.
1696. Qui perfraudem agit frustra agit - Orang yang melakukan penipuan akan
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

sia - sia.
1697. Qui potest et debet vetara, tacens jubet - Seseorang yang berdiam dan
tidak mencegah, sama saja seperti ia yang memerintahkan.
1698. Qui primum peccat ille facit rixam - Siapa yang berbuat, dialah
penyebabnya.
1699. Qui prior est tempore potior est jure - Orang yang tidak bersalah
diutamakan haknya.
1700. Qui pro me aliquid facit, mihi fecisse videtur - Orang yang bertindak atas
nama saya, berarti tindakannya itu adalah perbuatan saya.
1701. Qui providet sibi, providet haeredibus - Apa yang didapatkan oleh
seseorang akan diwarisi ke keturunannya.
1702. Qui rationem in omnibus quaerunt rationem subvertunt -Mereka yang
mencari alasan untuk segala hal, akan merusak gagasan.
1703. Qui sciens solvit indebitum donandi consilio id videtur fecisse -
Seseorang yang membayar apa yang seharusnya tidak perlu dibayar, maka ia
dianggap memberikan hadiah.
1704. Qui semel actionem renunciaverit, amplius repetere non potest -
Seorang penggugat yang telah menarik kembali gugatannya, tidak bisa lagi
menggugat perkara yang sama.
1705. Qui semelmalus in eodem genere - Orang yang telah berbuat jahat, akan
selalu disangka jahat.
1706. Qui sentit commodum, sentire debet et onus - Orang yang mendapatkan
keuntungan, harus bertanggungjawab.
1707. Qui sentit onus, sentire debet et commodum - Orang yang diberi beban,
harus diberi keuntungan juga.
1708. Quisquis est qui velit juris consultus haberi, continuet stadium, velit a
quocunque doceri - Siapapun yang menganggap dirinya sebagai ahli, harus
memperdalam ilmunya dan mampu untuk mengajarkannya kepada orang lain.
1709. Qui tacetconsentire videtur - Orang yang berdiam saja dianggap telah
memberikan persetujuannya.
1710. Qui tacetconsentire videtur ubi tractatur de ejus commodo - Ketika
seseorangyang berkepentingan diam saja, berarti ia memberikan
persetujuannya.
1711. Qui tacetnon utiquefatetur, sed tamen verum est cum non negare -
Seseorang yang berdiam saja bukan berarti ia mengakui, namun apabila apa
yang dikatakan itu benar, berarti ia tidak menyangkalnya.
1712. Qui tardius solvit minus solvit - Orang yang bayar telat, berarti bayarannya
kurang.
1713. Qui ult decipi, decipiatur - Biarkanlah orang yang ingin ditipu.
1714. Quod ab initio non valet, (in) tractu temporis non convalescet -
Kerugian tidak mungkin dapat diperbaiki oleh waktu saja.
1715. Quod ad jus natural attinet, omnes homines aequalus sunt - Semua
manusia setara di muka hukum.
1716. Quod aedificatur in area legata cedit legato- Apa yang dibangun di atas
tanah, maka akan disertakan bersama tanah tersebut.66
1717. Quod alias bonum et justum est, si per vim vel fraudem petatur,
malum et injustum efficitur- Apa yang tadinya baik dan adil, apabila
diperoleh dengan kekerasan atau penipuan, maka hal itu akan menjadi jahat
dan tidak adil.
1718. Quod alias non fuit licitum necessitas licitum facit - Keadaan terpaksa
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

memperbolehkan apa yang tadinya dilarang oleh hukum.


1719. Quod approbo non reprobo - Apa yang saya setujui, tidak saya larang.
1720. Quod a quoque poenae nomine exactum est id eidem restituere nemo
cogitur - Apa yang telah dirampas dari seseorang sebagai hukumannya, bukan
menjadi kewajiban seseorang untuk mengembalikannya.
1721. Quod attinet ad jus civile, servi pro nullis habentur, non tamen et jure
naturali, quia, quod ad jus natural attinet, omnes homines aequali
sunt - Berdasarkan civil law, budak bukanlah orang yang tidak berarti, dan
berdasarkan hukum alam, semua manusia setara.
1722. Quod constat clare, non debet verificari - Kesepakatan yang jelas, tidak
perlu dibuktikan.
1723. Quod constat curiae, opera testium non indigent - Apa yang sudah jelas
kebenarannya, tidak memerlukan kesaksian saksi.
1724. Quod contra juris rationem receptum est, non est producendum ad
consequentias - Segala hal yang bertentangan dengan gagasan hukum, tidak
patut untuk dijadikan contoh.
1725. Quod contra legem fit, pro infecto habetur - Segala hal yang dilakukan
dengan cara menentang hukum, dianggap tidak sah.
1726. Quodconque aliquis ob tutelam corporis sui fecerit jure id fecisse
videtur - Apapun yang dilakukan oleh seseorang untuk membela dirinya sendiri
dianggap sah.
1727. Quod datum est ecclesiae, datum est Deo - Apa yang telah diberikan
kepada gereja, berasal dari Tuhan.
1728. Quod demonstrandi causa additur rei satis demonstratae, frustrafit -
Segala tambahan dengan maksud untuk memperjelas apa yang sudah jelas,
dianggap tidak perlu.
1729. Quod dubitas, ne feceris - Ketika dalam keraguan, sebaiknya tidak
melakukan apa - apa.
1730. Quod enim semel aut bis existit, praetereunt legislatores - Legislator
hanya dapat merevisi sekali atau dua kali atas peraturan yang sama.
1731. Quod est ex necessitate nunquam introducitur, nisi quando
necessarium - Apa yang dihadapkan dalam perkara yang berkaitan dengan
keadaan terpaksa, biasanya tidak dihadapkan kecuali perlu.
1732. Quod est inconveniens aut contra rationem non permissum est in lege
- Segala hal yang bertentangan dengan gagasan akan ditolak oleh hukum.
1733. Quod estnecesarium est licitum - Apa yang dianggap butuh, maka sah
menurut hukum.
1734. Quodfieri debet facile praesumitur - Apa yang harus dilakukan, dianggap
telah dilakukan.
1735. Quod fieri non debet, factum valet - Walaupun sesuatu tidak perlu
dilakukan, namun akhirnya dilakukan juga, maka tetap sah menurut hukum.
1736. Quod inconsulto fecimus, consultius revocemus - Perbuatan yang
dilakukan tanpa pertimbangan, sebaiknya dibatalkan dengan pertimbangan.
1737. Quod initio non valet, tractu temporis non valet - Sesuatu yang tidak sah
dari awalnya, tidak berubah menjadi sesuatu yang sah dengan berjalannya
waktu.
1738. Quod initio vitiosum est non potest tractu temporis convalescere -
Sesuatu yang cacat dari awal, tidak dapat berubah menjadi sempurna dengan
berjalannya waktu.
1739. Quod in jure scripto jus appellatur, id in lege Angliae rectum esse
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

dicitur -Di civil law hak disebut “jus”, namun pada hukum Inggris, hak disebut
“rectum”
1740. Quod in monori valet, valebit in majori; et quod in majori non valet,
nec valebit in minori -Apa yang bermanfaat pada perkara kecil akan
bermanfaat juga pada perkara besar, dan apa yang tidak bermanfaat pada
perkara besar, tidak akan bermanfaat pada perkara kecil.
1741. Quod in uno similium valet, valebit in altero - Apa yang bermanfaat pada
satu atau dua kasus yang serupa, maka akan bermanfaat pada kasus lain yang
serupa.
1742. Quod ipsis, qui contraxerunt, obstat, et successoribus eorum obstabit-
Hal - hal yang tidak berlaku bagi satu, maka tidak akan berlaku bagi orang
lain.67
1743. Quod jussu alteriussolvitur pro eo est quasi ipsi solutum esset -Hutang
yang dibayar melalui orang ketiga, sama saja seperti hutang itu dibayar
langsung.
1744. Quod meum est, sine facto sive defectu meo amitti seu in alium
transferri non potest - Apa yang menjadi milik saya tidak bisa dialihkan ke
orang lain tanpa perbuatan saya sendiri.
1745. Quodmeum estsine me auferri non potest - Apa yang menjadi milik saya
tidak bisa dirampas tanpa persetujuan saya.
1746. Quod minus est in obligationem videtur deductum - Persoalan kecil
seharusnya disertakan juga dalam perjanjian.
1747. Quod naturalis ratio inter omnes homines constituit, vocatur jus
gentium -Hukum yang dibuat oleh seluruh bangsa dinamakan hukum bangsa
- bangsa (law of nations).
1748. Quos necessarie intelligitur id non deest - Apa yang telah dipahami berarti
tidak ada kekurangan di dalamnya.
1749. Quod necessitas cogit, defendit - Apa yang dianggap perlu dilakukan,
dianggap sah.
1750. Quod non apparet non est, et non apparet judicialiter ante judicium -
Apa yang tidak dihadirkan dianggap tidak ada, dan tidak ada yang dihadirkan
tepat sebelum putusan.
1751. Quod non capit christus, capit fiscus - Apa yang tidak diambil oleh gereja,
diambil oleh menteri keuangan.
1752. Quod non habet principium non habetfinem - Apa yang tidak memiliki
awal, tidak memiliki akhir.
1753. Quod non legitur non creditor - Apa yang tidak dapat dibaca, tidak bisa
dipercaya.
1754. Quod non valet in principali, in accessorio seu consequenti non
valebit; et quod non valet in magis propinqui, non valebit in magis
remoto - Apa yang tidak diberlakukan kepada pelaku utama, maka tidak akan
diberlakukan kepada pelaku pembantu; dan apa yang tidak berpengaruh pada
perkara pertama, tidak akan berpengaruh pada perkara kedua.
1755. Quod nullius esse potest, id ut alicujusfieret nulla obligation valet
efflcere - Apa yang tidak dimiliki oleh siapapun tidak bisa diklaim hak milik
melalui perjanjian.
1756. Quodnullius est, estdomini regis - Segala hal yang tidak dimiliki oleh
siapapun, akan menjadi milik raja.
1757. Quod nullius est id ratione naturali occupant conceditur -Apa yang tidak
dimiliki oleh siapapun, maka akan menjadi milik orang pertama yang
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

menemukannya.
1758. Quod nullum est, nullum producit effectum - Apa yang telah dibatalkan,
tidak memiliki kekuatan hukum.
1759. Quod omnes tangit, ab omnibus debet supportari - Segala hal yang
menyangkut semua orang, maka harus didukung oleh semua orang.
1760. Quod per me non possum, nec per alium - Apa yang tidak bisa saya
lakukan, maka saya tidak akan menyuruh orang lain untuk melakukannya.
1761. Quod per recordum probatum non debet esse negatum - Apa yang telah
terbukti tidak dapat diingkari.
1762. Quod populous postremum jussit, id jus ratum esto - Hukum yang
berlaku, adalah hukum terakhir yang dibuat.
1763. Quod principi placuit legis habet vigorem; utpote cum lege regia, quae
de imperio ejus lata est, populous ei et in cum omne suum imperium
et potestatem conferat - Keputusan sang raja memiliki kekuatan hukum,
karena masyarakat telah memberikannya kedaulatan dan kekuasaan.
1764. Quod prius est verius est; et quod prius est tempore potius est jure -
Apa yang dihadapkan terlebih dahulu lebih ada kebenaran di dalamnya; dan
apa yang dihadpkan terlebih dahulu lebih kuat.
1765. Quodpro minore licitum est etpro majore licitum est -Apa yang dianggap
sah pada perkara kecil, maka akan dianggap sah pada perkara besar.
1766. Quod pure debetur praesenti die debetur - Apa yang diwajibkan tanpa
syarat, maka harus dipenuhi hari itu juga.
1767. Quodque dissolvitur eodem modo quo ligatur- Dengan cara yang sama
ketika hal itu dibuat, maka dengan cara yang sama, hal tersebut dapat
dibatalkan.68
1768. Quod quis ex culpa sua domnum sentit, non intelligitur damnum
sentire - Kerugian yang seseorang alami akibat perbuatannya sendiri, bukan
disebut suatu kerugian.
1769. Quod quisquis norit, in hocse exerceat - Biarkanlah setiap orang bekerja
pada bidangnya
1770. Quod quis sciens indebitum dedit hae mente, ut postea repeteret,
repetere non potest -Ketika seseorang melakukan suatu pembayaran dimana
semestinya ia tidak perlu bayar, maka ia tidak bisa menarik kembali uangnya.
1771. Quod remedio destituitur ipsa re valet si culpa absit -Tidak ada upaya
hukum bagi perbuatan - perbuatan yang tidak menimbulkan kerugian
1772. Quodsemel autbis existitpraetereuntlegislatores -Legislator pass over
what happens (only) once or twice.
1773. Quod semel meum est amplius meum esse non potest - Apa yang tadinya
saya miliki, tidak bisa lagi jadi milik saya.
1774. Quod semel placuit in electione, amplius displicere non potest -
Seseorang tidak bisa mengingkari apa yang telah ia pilih.
1775. Quod solo inaedificatur solo cedit -Apapun yang tumbuh dari tanah
kepemilikan seseorang, termasuk dalam kepemilikan itu.
1776. Quod sub certa forma concessum vel reservatum est, non trahitur ad
valorem vel compensationem -Apa yang telah dihibahkan, tidak bisa
dievaluasi ataupun dikompensasikan.
1777. Quod subintelligitur non deest - Apa yang dapat dimengerti berarti tidak
ada kesalahan di dalamnya.
1778. Quod tacit intelligitur deese non videtur -Apa yang dapat dimengerti tanpa
harus ada penjelasan, berarti tidak ada kesalahan di dalamnya.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

1779. Quod vanum et inutile est, lex non requirit - Hukum tidak membutuhkan
hal - hal yang dianggap tidak berguna dan sia - sia.
1780. Quod vero contra rationem juris receptum est, non est producendum
ad consequentias - Apa yang bertentangan dengan hukum yang
sesungguhnya, tidak boleh dijadikan contoh.
1781. Quo ligature, eo dissolvitur - Sesuatu bisa saja memiliki kekuatan hukum,
ataupun tidak.
1782. Quo modo quid constituitur eodem modo dissolvitur - Sesuatu dapat
dimusnahkan dengan cara yang sama seperti pada saat hal itu dibuat.
1783. Quorum praetextu nec auget nec minuit sententiam, sed tantum
confirmat praemissa - “Quorum praetextu” tidak melebihi ataupun
mengurangi suatu makna, hanya menerangkan.
1784. Quotiens dubia interpretation libertatis est, secundum libertatem
respondendum erit - Ketika ada penafsiran yang meragukan terhadap
persoalan yang terkait dengan kebebasan (atau perbudakan), maka
keputusannya harus memihak kepada kebebasan.
1785. Quotiens idem sermo duas sententias exprimit, ea potissimum
accipiatur quae rei gerendae apitor est - Jika ada pernyataan yang
mengandung dua makna, maka dipilih makna yang paling sesuai dengan hasil
akhir yang dituju.
1786. Quoties in stipulationibus ambigua oratio est, commodissimum est id
accipi quod res de, quo agitur in tuto sit - Ketika ada unsur ambigu dalam
suatu pernyataan, maka penafsiran harus dibuat seaman mungkin.
1787. Quoties in verbis nulla est ambiguitas, ibi nulla exposition contra
verba expressa fienda est -Ketika tidak ada unsur ambigu dalam suatu
pernyataan, maka tidak boleh membuat penjelasan yang bertentangan dengan
pernyataan tersebut.
1788. Quum de lurcu duorum quaeratur, melior est condition possidentis -
Ketika kedua belah pihak dihadapi dengan persoalan keuntungan, maka situasi
pihak yang memegang kekuasaan lebih diuntungkan.
1789. Quum in testamento ambigue aut etiam perperam scriptum est,
benigna interpretari et secundum id quod credible est cogitatum,
eredendum est - Ketika ada unsur ambigu dalam surat wasiat, maka harus
ditafsirkan secara luas dan sesuai dengan keingingan testator.
1790. Quum principalis causa non consistit, ne ea quidem quae sequuntur
locum habent- Jika inti perkara tidak pasti, maka akibatnya pun diragukan.69
1791. Ratihabitio mandato aequiparatur -Ratifikasi sama seperti sebuah
perintah.
1792. Ratio est formalis causa consuetudinis -Gagasan merupakan sumber dan
penyebab formal adanya adat istiadat.
1793. Ratio est legis anima, mutate legis ratione mutatur et lex -Gagasan
adalah jiwanya hukum; ketika akal budi hukum berubah, maka hukumnya pun
berubah.
1794. Ratio et auctoritas duo clarissima mundi lumina-Gagasan dan
kewenangan merupakan dua cahaya yang paling terang di dunia.
1795. ratio in jure aequitas integra - Gagasan dalam hukum merupakan keadilan
yang paling sempurna.
1796. Ratio legis est anima legis - Gagasan hukum merupakan jiwa hukum.
1797. Ratio non clauditur loco — Gagasan tidak terbatas.
1798. Ratio potest allegari deficient lege, sed vera et legalis et non apparens
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

— Gagasan dapat dikemukakan ketika hukumnya gagal, namun gagasan itu


harus benar dan tidak bertentangan.
1799. Receditur a placitis jurispotius quam injuriae et delicta maneant
impunita — Lebih baik menyimpang dari hukum, dari pada membiarkan
kejahatan dan kesalahan lolos tanpa dihukum.
1800. Recorda sunt vestigial vetustatis et veritatis —Kearsipan merupakan sisa
dari zaman dahulu dan kebenaran.
1801. Recurrendum est ad extraordinarium quando non valet ordinarium —
Kita harus berpaling kepada cara yang berbeda ketika cara biasa telah gagal.
1802. Reddenda singular singulis — Masing - masing memiliki tempatnya sendiri.
1803. Regula est, juris quidem ignorantiam cuique nocere, facti vero
ignorantiam non nocere — Kelalaian terhadap fakta masih bisa
membebaskan seseorang dari hukuman tetapi tidak demikian dengan kelalaian
hukum.
1804. Regula pro lege, si deficit lex — Ketika hukum tidak sempurna, maka
pepatah dapat digunakan.
1805. Regulariter non valet pactum de re mea non alienanda — Perjanjian
yang melarang saya agar tidak dapat memperjualbelikan tanah milik saya,
bukan perjanjian yang memiliki kekuatan hukum.
1806. Reipublicae interest voluntates defunctorum effectum sortiri —
Merupakan tugas negara untuk memastikan agar wasiat seseorang
terlaksanakan.
1807. Rei turpis nullum mandatum est — Tidak ada mandat untuk melakukan
kejahatan atau sesuatu yang tidak bermoral. Maka kegagalan dalam
melaksanakan titahnya, tidak dapat digugat.
1808. Relatio est fictio juris et intent ad unum —> Fiksi hukum diciptakan untuk
mengisi kekosongan pada hukum.
1809. Relatio semper fiat ut valeat dispositio — Referensi harus dibuat
sedemikian rupa agar disposisi dalam surat wasiat dapat berlaku.
1810. Relativorum cognito uno, cognoscitur et alterum — Antara dua hal yang
berhubungan, ketika yang satu telah diketahui, maka yang kedua juga dapat
diketahui.
1811. Religio sequitur patrem — Anak selalu mengikuti agama ayahnya.
1812. Remissius imperanti melius paretur —Seseorang yang tidak terlalu keras
dalam memimpin, sepatutnya dituruti.
1813. Remoto impedimento, emergit actio — Ketika sebuah kesalahan tidak
dapat dihilangkan, maka gugatan akan lahir.
1814. Repellitur a sacramento infamis —Seseorang yang hina dilarang
mengambil sumpah.
1815. Repellitur exceptione cedendarum actionum —Penggugat kalah ketika
suatu pernyataan membuktikan bahwa perbuatannya dikehendaki.
1816. Reprobata pecuinia liberat solventum — Bayaran yang ditolak, akan
melepaskan orang yang membayar dari kewajibannya.
1817. Reputatio est vulgaris opinion ubi non est veritas— Reputasi merupakan
opini umum ketika tidak ada pengetahuan lain.70
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

1818. Rerum ordo confunditur, si unicuique jurisdiction non servetur -


Ketertiban tidak ada gunanya jika yuridiksi tidak diterapkan dengan benar.
1819. Rerum progressus ostendunt multa, quae in initio praecaveri seu
praevideri non possunt -Rangkaian kejadian menggambarkan banyak hal
dimana awal kejadiannya tidak terduga.
1820. Rerum suarum quilibet est moderator et arbiter - Setiap orang
merupakan bos pada urusannya sendiri.
1821. Res accendent lumina rebus - Setiap permasalahan selalu berkaitan dengan
permasalahan lain.
1822. Res accessoria sequitur rem principalem - Pelaku pembantu mengikuti
pelaku utamanya.
1823. Res denominator a principaliori parte - Sesuatu diberi nama dari bagian
yang paling esensialnya.
1824. Reservatio non debet esse de proficuis ipsis quia ea conceduntur, sed
de redditu novo extra proficua - Reservasi penyewaan tidak dapat
diberlakukan kenaikan harga per tahunnya, melainkan diberikan harga yang
berlaku pada saat itu.
1825. Res est misera ubi jus est vagum et incertum - Keadaan yang paling buruk
adalah ketika hukum tidak adil dan tidak pasti.
1826. Res generalem habet signifactionem, quia tam corporea, quam
incorporeal, cujuscunque suntgeneris naturae sive specie,
comprehendit - Kata “barang” memiliki arti yang umum, “barang” dapat
merujuk pada benda baik yang berbentuk, maupun yang tidak berbentuk.
1827. Resignatio est juris proprii spontanea refutatio - Pengunduran diri
merupakan pelepasan hak seseorang.
1828. Res inter alios acta alteri nocere non debet - Hal - hal yang dilakukan,
tidak boleh merugikan pihak ketiga.
1829. Res inter alios judicatae nullum aliis praejudicium faciunt - Perkara
seseorang ataupun putusannya tidak berlaku bagi pihak ketiga.
1830. Res judicata facit ex albo nigrum,ex nigro album, ex curvo rectum, ex
recto curvum -Terkadang dalam suatu perkara, apa yang tadinya putih akan
menjadi hitam; hitam ke putih; yang tadinya benar menjadi salah; salah
menjadi benar.
1831. Res judicata pro veritate accipitur - Perkara yang ditangani selalu dicari
kebenarannya.
1832. Res nullius naturaliterfit primi occupantis - Suatu benda yang tadinya
tidak dimiliki oleh siapa pun, akan menjadi milik orang yang menemukannya.
1833. Resoluto jure concedentis, resolvitur jus concessum - Ketika haknya
seseorang dicabut, maka apa yang ia hibahkan dapat dibatalkan.
1834. Resperiit domino suo - Pemusnahaan sesuatu merupakan kerugian
pemiliknya.
1835. Res per pecuniam aestimatur, et non pecunia per res - Suatu barang
dinilai dalam bentuk uang, namun uang tidak dinilai dari bentuk barang.
1836. Respiciendum est judicanti nequid aut durius aut remissius
constituatur quam causa deposcit; nec enim aut severitatis aut
clementiae Gloria affectanda est - Seorang hakim yang sedang menangani
sebuah perkara tidak boleh mempertimbangkan lebih dari yang dihadapkan
padanya; baik itu demi perbaikan atau hukuman.
1837. Respondeat raptor, qui ignorare non potuit quod pupillum alienum
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

abduxit - Seseorang yang mengambil keperawanan seorang wanita harus


bertanggungjawab atas perbuatannya.
1838. Respondeatsuperior - Seorang atasan harus bertanggungjawab.
1839. Responsio unius non omnino audiatur - Pernyataan satu saksi sepatutnya
tidak didengar.
1840. Res propria est quae communis non est - Suatu benda yang dimiliki sendiri,
bukan untuk digunakan oleh umum.
1841. Res quae intra praesidia perductae nondum sunt quanquam ab
hostibus occupatae, ideo postliminii non egent, quia dominum
nondum mutarunt ex gentium jure- Suatu benda yang dicuri namun belum
dibawa ke kediaman pencuri, maka benda itu masih milik pemilik sebelumnya.
71

1842. Res sacra non recipit aestimationem - Sesuatu yang dianggap sakral tidak
dapat dipertanyakan.
1843. Res sua nemini servit - Tidak ada seorang pun yang dipekerjakan pada
tanahnya sendiri.
1844. Res transit cum suo onere - Tanggungjawab melekat pada setiap barang.
1845. Reus excipiendo fit actor - Tergugat menjadi penggugat ketika ia membuat
suatu permohonan.
1846. Reus laesae majestatis punitur, ut pereat unus ne pereant omnes.
1847. Re, verbis scripto, consensy, traditione, juncture vestes sumere pacta
solent -Suatu keseluruhan biasanya terdiri dari perkataan, penulisannya,
kesepakatan, pelaksanaan yang digabungkan jadi satu.
1848. Rex non debet esse sub homine sed sub Deo et lege - Seorang raja bukan
di bawah kewenangan orang lain, melainkan Tuhan dan hukum.
1849. Rex non potest fallere nec falli - Raja tidak menipu ataupun ditipu.
1850. Rex non potestpeccare - Raja tidak pernah bersalah.
1851. Rex nunquam moritur - Raja tidak pernah mati.
1852. Riparum usus publicus est jure gentium, sicut ipsius fluminis -
Berdasarkan hukum negara, sungai adalah milik publik, sama seperti anak
sungainya.
1853. Roy n'est lie per ascun statute, si il ne soit expressement nosme - Raja
tidak terikat pada hukum manapun, kecuali hukum yang secara khusus
menyebut namanya.
1854. Sacramentum habet in se tres comites, veritatem justitiam et
judicium: veritas habenda est in jurato; justitia et judicium in judice -
Terdapat tiga komponen dalam sumpah—kebenaran, keadilan, kehakiman:
kebenaran pada pernyataan yang dibuat oleh orang yang telah disumpah,
Keadilan dan kehakiman terdapat pada hakim yang mengambil sumpahnya.
1855. Sacramentum si fatuum fuerit, licet falsum, tamen non committit
perjurium -Pernyataan yang palsu, namun karena sumpahnya salah, maka
tidak tergolong sebagai sumpah palsu (perjury).
1856. Sacrilegus omnium praedonum cupiditatem etscelerem superat -
Seseorang yang melanggar sesuatu yang sakral, melebihi penjahat lain.
1857. Saepe constitutum estres inter alios judicatas aliis non praejudicare -
Suatu perkara tidak mempengaruhi pihak luar.
1858. Saepenumero ubi proprietas verborum attenditur, sensus veritatis
amittitur - Ketika perkataan dibawa jauh dari intinya, maka kebenarannya
hilang.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

1859. Saepe viatorem nova, non vetus, orbita fallit - Biasanya hal baru bukan
kebiasaan lama yang bisa menipu seseorang.
1860. Salus populi (est) suprema lex - Perlindungan masyarakat adalah hukum
tertinggi.
1861. Salus reipublicae suprema lex - Perlindungan sebuah negara merupakan
hukum tertinggi.
1862. Salus ubi multi consiliarii - Dimana ada penasehat hukum, disitu ada
perlindungan.
1863. Sanguinis conjunction benevloentia devincithomines et caritate -
Hubungan darah melebihi hubungan lain, karen hubungan darah datang dari
keluarga.
1864. Sapiens incipit a fine, et quod primum est in intentione, ultimum est
in executione - Orang yang bijak akan bermulai dari akhir, dan kesengajaan
ditempatkan terlebih dahulu sebelum penghukuman.
1865. Sapiens Omnia agit cum consilio - Orang bijak melakukan segala hal
dengan penuh pertimbangan.
1866. Sapentia legis nummario pretio non est aestimanda - Kebijakan hukum
tidak bisa dinilai dengan uang.
1867. Sapientis judicis est cogitare tantum sibi esse permissum, quantum
commissum et creditum- Hakim yang bijak tahu apa yang boleh ia perbuat
dan apa yang telah dipercayakan kepadanya.72
1868. Satius estpetere fonts quam sectari rivulos -
1869. Scientia sciolorum est mixta ignorantia - Seseorang bersifat lalai ketika ia
hanya mengetahui sedikit.
1870. Scientia utrimque par pares contrahentes facit - Pengetahuan yang rata
di antara kedua belah pihak, membuat para pihak tersebut sederajat.
1871. Scienti et volenti non fit injuria - Seseorang tidak mengalami kerugian
apabila ia mengetahui perbuatan jahat yang dilakukan terhadapnya namun
membiarkan saja.
1872. Scire debes cum quo contrahis - Setiap orang harus mengetahui dengan
siapa ia membuat perjanjian.
1873. Scire et scire debere aequiparantur in jure - Mengetahui sesuatu, dan
diharuskan untuk mengetahui merupakan dua hal yang sama dalam hukum.
1874. Scire leges non hoc est verba earum tenere, sed vim et potestatem -
Hukum bukan hanya dibaca, namun dipahami kekuatannya.
1875. Scire proprie est rem ratione et per causam cognoscere -Mengetahui isi
keseluruhan perkara, berarti mengetahui sebab dan akibatnya.
1876. Scribere est agree - Menulis adalah sebuah perbuatan.
1877. Scriptae obligations scriptis tolluntur, et nudi consensus obligation
contrario consensus dissolvitur - Kewajiban yang tertulis dapat dibatalkan
melalui tulisan juga, dan kewajiban yang lahir dari kesepakatan lisan, dapat
dibatalkan dengan cara pengucapan juga.
1878. Secta est pugna civilis, sicut actors armantur actionibus, et quasi
accinguntur gladiis, ita rei (e contra) muniuntur exceptionibus, et
defenduntur quasi clypeis - Gugatan merupakan pertengkaran perdata;
dimana penggugat menggunakan pedang untuk menuntut, dan tergugat
mengajukan permohonan bagaikan tameng untuk melindunginya.
1879. Secta quae scripto nititur a scripto variari non debet - Gugatan yang
bergantungan hanya pada tulisan, akan diselesaikan berdasarkan isi tulisan itu
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

saja.
1880. Secundum naturam est commode cujusque rei eum sequi quem
sequentur incommoda - Sudah hukum alam bahwa keuntungan sepatutnya
diberikan kepada orang yang telah mengalami kemalangan.
1881. Securius expediuntur negotia commissa pluribus, et plus vident oculi
quam oculus - Sebuah usaha seharusnya dipegang oleh orang - orang
tertentu saja, dari pada dipegang oleh banyak orang.
1882. Seisina facit stipitem -Apabila tanah dimiliki bersama, maka hasilnya pun
dimiliki bersama.
1883. Semel civis semper civis - Sekali menjadi warga negara, seterusnya akan
menjadi warga negara.
1884. Semel malus semper praesumitur esse malus in eodem genere - Orang
yang telah melakukan perbuatan jahat, akan dilihat jahat seterusnya.
1885. Semper in dubiis benigniora praeferenda sunt - Dalam menghadapi
perkara yang meragukan, maka konstruksi yang paling sesuai akan
dipergunakan.
1886. Semper in dubiis id agendum est, ut quam tutissimo loco res sit bona
fide contracta, nisi quum aperte contra leges scriptum est - Dalam
perkara yang meragukan, sebaiknya memihak kepada perjanjian yang sah dan
benar, kecuali perjanjian tersebut telah terbukti bertentangan dengan hukum.
1887. Semper in obscuris quod minimum est sequimur - Dalam perkara yang
tidak pasti, maka sebaiknya mengikuti arah yang paling memiliki sedikit
ketidakpastian.
1888. Semper in stipulationibus et in caeteris contractibus id sequimur quod
actum est - Dalam menangani perkara yang mempermasalahkan sebuah
perjanjian, sebaiknya mengikuti pelaksanaan perjanjian itu atau apa yang telah
disepakati.
1889. Semper ita fiat relation ut valeat dispositio - Referensi harus dibuat
sedemikian rupa agar disposisinya dapat terbuka sebaik mungkin.
1890. Semper necessitas probandi incumbit ei qui agit - Beban pembuktian
selalu dilimpahkan pada penggugat.
1891. Semper praesumitur pro legitimatione puerorum, et filiation non
potest probari -Sebuah asumsi selalu memihak pada anak sah, asumsi yang
mengatakan lain harus dibuktikan.
1892. Semper praesumitur pro negante- Asumsi selalu memihak kepada pihak
yang menyangkal.73
1893. Semper praesumitur pro sentential - Asumsi selalu memihak kepada
kehakiman.
1894. Semper quo non prohibitpro se intervenire mandare creditor - Seorang
yang tidak melarang pihak ketiga untuk ikut campur dalam urusannya,
dianggap telah memberikan persetujuannya kepada pihak ketiga tersebut.
1895. Semper sexus masculinus etiam faemininum continent - Seorang lelaki
selalu melibatkan wanita dalam urusannya.
1896. Semper specialia generalibus insunt - Klausa - klausa spesifik selalu
disertakan dengan klausa - klausa biasa.
1897. Senatores sunt partes corporis regis - Para senator merupakan bagian dari
raja.
1898. Sensus verborum est anima legis - makna dari perkataan adalah penerapan
hukum.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

1899. Sensus verborum est duplex, mitis et asper, et verba semper


accipienda sunt in mitiore sensu - Suatu perkataan dapat mengandung
banyak arti, baik arti yang buruk maupun arti sempit; namun, perkataan harus
ditafsirkan sehalus mungkin.
1900. Sensus verborum ex causa dicendi accipiendus est, et sermones
semper accipiendi suntsecundum subjectam materiam - Makna dari
suatu perkataan harus dilihat dari keadaan pada saat perkataan itu diucapkan,
dan penafsiran harus sesuai dengan inti perkataan itu.
1901. Sententia a non judice lata nemini debetnocere.- Putusan yang
dibacakan oleh orang yang bukan hakim, tidak memiliki pengaruh apa pun.
1902. Sententia contra matrimonium nunquam transit in rem judicatam -
Penghukuman yang dilakukan terhadap perkawinan, bukanlah suatu keputusan
akhir.
1903. Sententia facit jus, et legis interpretation legis vim obtinet - Sebuah
putusan membentuk suatu hak, dan penafsiran hukum mendapatkan kekuatan
hukum.
1904. Sententia facit jus, et res judicata pro veritate accipitur -Sebuah
putusan membentuk suatu hak, dan apa yang telah diadili dianggap mengikuti
kebenaran.
1905. Sententia interlocutoria revocari potest, definitive non potest - Hakim
sementara dapat diganti, tetapi tidak demikian dengan hakim tetap.
1906. Sententia non fertur de rebus non liquidis - Suatu keputusan tidak
dikeluarkan bagi perkara yang tidak jelas.
1907. Sequi debet potential justitiam, non praecedere - Kekuasaan seharusnya
mengikuti keadilan bukan sebaliknya.
1908. Sermo index animi - Perkataan merupakan ekspresi dari pemikiran
seseorang.
1909. Servanda est consuetudo loci ubi causa agitur - Kebiasaan tempat
menggugat seharusnya dipahami.
1910. Servitia personalia sequuntur personam - Seorang abdi selalu mengikuti
majikannya.
1911. Si a jure discedas, vagus eris et erunt Omnia omnibus incerta - Jika
manusia menghindar dari hukum, maka masyarakat akan terperangkap dalam
ketidakpastian.
1912. Si alicujus rei societas sit et finis negotio impositus est, finitur societas
- Apabila suatu usaha dibangun oleh kemitraan, lalu usaha itu tutup, maka
kemitraan tersebut berakhir.
1913. Si aliquid ex solemnibus deficiat, cum aequitas poscit subviendum est
- Ketika sesuatu tidak memenuhi persyaratan formal, dan ketika keadilan
membutuhkannya, maka persyaratan itu harus dipenuhi.
1914. Si assuetis mederi possis, nova non sunt tentanda -Jika seseorang dapat
digantikan kerugiannya melalui upaya hukum adat, maka tidak perlu
menggunakan upaya hukum.
1915. Sic enim debere quem meliorem agrum suum facere, ne vicini
deteriorem faciat - Setiap pemilik tanah seharusnya menggunakan tanahnya
tanpa merugikan tetangganya.
1916. Sie interpretandum est ut verba accipiantur cum effectu - Penafsiran
harus dibuat sedemikian rupa agar dapat membantu pelaksanaannya.
1917. Sic utere tuo ut alienum non laedas - Gunakanlah tanah milikmu sendiri
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

dan jangan merugikan tanah milik orang lain.


1918. Sicut natura nil facitper saltum, ita nec lex- Baik hukum alam maupun
hukum manusia tidak mengadili kejanggalan.74
1919. Si duo in testamento pugnantia reperientur, ultimum est ratum Jika
dua ketentuan saling berlawanan satu sama lain ditemukan di surat wasiat,
maka yang terakhir lah yang menentukan
1920. Sigillum est cera impressa quia cera sine impressione non est sigillum
-Sebuah segel adalah bagian dari lilin yang bermakna, karena lilin tanpa makna
bukanlah segel
1921. Si Judicas, cognosce-Jika kamu hakim, maka mengertilah.
1922. Silent leges inter arma -Hukum diam ditengah-tengah perang.
1923. Si meliores sunt quos ducit amor, plures sunt quos corrigit timor Jika
yang lebih baik adalah mereka yang dibimbing oleh cinta, maka jumlah lebih
besar adalah mereka yang takut kebenaran
1924. Similitudo Legalis est casuum diversorum inter se collatorum similis
ratio; quod in uno similium valet, valebit in altero --Keserupaan hukum
adalah alasan serupa yang mengatur berbagai kasus ketika dibandingkan satu
dengan yang lainnya, untuk apa yang membantu di kasus yang serupa maka
akan membantu di kasus lainnya.
1925. Simplex commendatio non obligat-Rekomendasi yang sederhana tidak
mengikat.
1926. Simplex et pura donatio dici poterit ubi nulla est adjecta conditio nec
modus- Sebuah pemberian dikatakan tulus dan sederhana ketika tidak ada
syarat atau kualifikasi yang ditambahkan.
1927. Simplicitas est legibus amica, et nimia subtilitas in jure reprobatur-
Kesederhanaan adalah teman dari hukum, dan hal yang terlalu bertele-tele
dalam hukum adalah hal yang terkutuk.
1928. Sine possessione usucapio procedere non potest-Tanpa kepemilikan,
bukti kepemilikan (Usucapio Romawi) tidak dapat diproses
1929. Singuli in solidum tenentur-Setiap individu terikat untuk keseluruhan.
1930. Si non appareat quid actum est, erit consequens ut id sequamur quod
in regione in qua actum est frequentatur Jika tidak jelas apa yang telah
terjadi (atau disepakati) maka konsekuensinya akan mengikuti apa yang jadi
kebiasaan di tempat dimana perjanjian itu di buat.
1931. Si nulla conjectura quae ducat alio, verba intelligenda sunt ex
proprietate, non grammatica sed populari ex usu Jika tidak ada
kesimpulan yang berujung pada perbedaan hasil, perkataan di pahami
berdasarkan arti yang paling tepat, bukan berdasarkan tatabahasa namun
dalam arti yang lebih dikenal dan biasa
1932. Si plures conditiones ascriptae fuerunt donationi conjunctim, omnibus
est parendum; et ad veritatem copulative requiritur quod utraque
pars sit vera, si divisim, quilibet vel alteri eorum satis est
obtemperare; et in disjunctivis, sufficit alteram partem esse veram
Jika beberapa syarat secara tertulis berkaitan dengan sebuah pemberian, maka
keseluruhannya harus mengikutinya; dan dengan patuh pada kebenaran yang
ada, maka diharuskan setiap bagian untuk benar adanya, dianggap secara
bersamaan; jika syaratnya terpisah, cukup untuk memenuhi satu dari seluruh
syarat tersebut; dan jika tidak terhubung, maka yang tersebut atau yang lain
dianggap benar.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

1933. Si plures sint fidejussores, quotquot erunt numero, singuli in solidum


tenentur Jika ada lebih dari satu kepastian, maka sebanyak apapun
jumlahnya, maka seseorang harus bertanggjawab untuk keseluruhannya.
1934. Si quidem in nomine, cognomine, praenomine, agnomine legatarii
testator erraverit, cum de persona constat, nihilominus valet legatum
Jika pewaris telah berbuah salah dalam hal penamaan, julukan, panggilan,
ataupun titel dari ahli waris, ketika ada kepastian terkait sang ahli waris, maka
itu tetap dapat dianggap valid
1935. Si quid universitati debetur, singulis non debetur, nec quod debet
universitas singuli debent Jika sesuatu dilakukan untuk perusahaan, maka
itu tidak dilakukan untuk anggotanya, ataupun anggotanya tidak berhutang apa
yang perusahaan itu berhutang.
1936. Si quis cum totum petissei partem petat, exceptio rei judicatae vocet
Jika siapapun menuntut di bagian dimana ia seharusnya dituntut untuk
keseluruhan, maka putusan harus menetapkan res judicata (melawan terhadap
gugatan.
1937. Si quis custos fraudem pupillo fecerit, a tutela removendus est. Jika
wali melakukan kejahatan terhadap orang yang di bawah perwaliannya, maka
ia di hapus statusnya dari perwalian.
1938. Si quis praegnantem uxorem reliquit, non videtur sine liberus
decessisse. --Jika seseorang mati meninggalkan istrinya yang hamil, maka ia
tidak dianggap mati tanpa anak.75
1939. Si quis unum percusserit cum alium percutere vellet, in felonia tenetur
Jika seseorang membunuh seseorang lainnya, ketika ia memang berniat untuk
membunuh orang lain, maka ia tetap dianggap bersalah.
1940. Si suggestio non sit vera, literae patentes vacuae sunt-Ketika
petunjuknya tidak benar, maka surat paten itu dianggap batal.
1941. Sive tota res evincatur, sive pars, habet regressum emptor in
venditorem Jika properti seseorang dilakukan dengan pengusiran, baik
seluruhnya maupun sebagian, maka pembeli punya hak untuk menggugat
penjual.
1942. Socii mei socius meus socius non est-Mitra dari mitra saya bukan mitra
saya.
1943. Sola ac per se senectus donationem, testamentum aut trasnactionem
non vitiate --Lamanya usia dari sebuah transaksi, pemberian maupun wasiat tidak
melemahkan itu semua.
1944. Solemnitates juris sunt observandae-Kekhusyukan hukum harus
diperhatikan.
1945. Solo cedit quod solo implantatur—Apa yang ditanam di tanah, merupakan
milik dari tanah itu.
1946. Solo cedit quodsolo inaedificatur—Apa yang dibangun di atas tanah,
merupaka milik tanah itu.
1947. Solus Deus haeredemfacit— Tuhan yang menentukanahli waris.
1948. Solutio pretii emptionis loco habetur—Pembayaran dari harga sebuah
barang, berada di tempat penjualan.
1949. Solvendo esse nemo intelligitur nisi qui solindum potest solvere-Tidak
ada yang mengerti bagaimana berada dalam keadaan bangkrut, kecuali mereka
yang dapat membayar hutang mereka.
1950. Solvitur adhuc societas etiam morte socii-Sebuah kemitraan menghilang
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

ketikasalah satu mitranya meninggal.


1951. Solvitur eo ligamine quo ligatur-Dilepas oleh ikatan yang mengikatnya.
1952. Spes impunitatis continuum affectum tribuit delinquendi-Harapan
untuk kebebasan dari hukuman berbanding konstan dengan kecenderungan
sebuah pelanggaaran.
1953. Spoliatus debet ante omnia restitui-Sebuah pihak apabila secara paksa
dirampas hak kepemilikannya seharunya memiliki hak restitusi.
1954. Spoliatus episcopus ante omnia debet restitui-Seorang uskup yang
merusak apa yang seharusnya ia lihat, maka di atas semuanya hal tersebut
harus dikembalikan.
1955. Spondet peritiam artis-Ia berjanji (untuk menggunakan) kemampuan
seninya. Dimana ia melaksanakan pekerjaannya dalam cara yang mahir.
1956. Sponte virum fugiens mulier et adultera facta, doti sua careat, nisi
sponsi sponte retracta-Seorang wanita yang meninggalkan suaminya
berdasarkan dengan keinginannya dan berbuat zina harus kehilangan
maharnya, kecuali ia diambil kembali oleh suaminya sesuai dengan
keinginannya.
1957. Stabit praesumptio donec probetur in contrarium-Sebuah dugaan akan
tetap menjadi dugaan hingga sebuah bukti diberikan secara berlawanan.
1958. Stare decisis et non quieta movere-Secara harfiah, untuk tetap pada
putusan yang sebelumnya dan tidak terpengaruh pada permasalahan yang ada.
Untuk mengikuti putusan preseden dan tidak untuk menyimpang prinsip yang
telah ditetapkan.
1959. Stat pro ratione voluntas-Sebuah wasiat akan tetap di tempat alasannya.
1960. Stat pro ratione voluntas populu-Keinginan orang orang akan tetap di
tempat alasannya.
1961. Statuta pro publico commodo late interpretatur-Peraturan yang dibuat
untuk kepentingan publik seharunya dibuat secara luas.
1962. Statuta suo claunduntur territorio, nec ultra territorium disponunt-
Peraturan terbatas untuk wilayah hukumnya sendiri dan tidak berlaku
extraterritorial.
1963. Statutum affirmativum non derogat communi legi-Sebuah peraturan
yang disetujui tidak mengangkat dari hukum umum.
1964. Statutum generaliter est intelligendum quando verba statuti sunt
specialia, ratio autem generalis-Sebuah peraturan dipahami secara umum,
ketika kata kata dari peraturan tersebut khusus namun alasannya umum
1965. Statutum speciale statuto speciali non derogat-Satu peraturan spesial
tidak mengangkat peraturan sepsial lainnya
1966. Sublata causa tollitur effectus--Menyingkirkan sebab, dan akibatnya akan
musnah.76
1967. Sublata veneratione magistratuum, respublica ruit-Ketika penghormatan
kepada pengadilan sudah rusak, maka kesejahteraan umum akan hancur.
1968. Sublato fundamento, cadit opus-Ketika sebuah dasar sudah dihapus (atau
hancur) maka strukturnya akan goyah.
1969. Sublato principali, tollitur adjunctum --Ketika sebuah prinsip sudah
dibuang, maka tambahannya dibuang.
1970. Succuritur minori; facilis estlapsus junvetutis--Bantuan diberikan untuk
anak anak; bagi remaja berbuat kesalahan adalah hal yang mudah (contoh:
remaja bertanggung jawab atas kesalahannya).
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

1971. Summa caritas estfacere justitiam singulis et omni tempore quando


necesse fuerit-Amal terbesar adalah memberikan keadilan bagi setiap
individual dan setiap waktu ketika dibutuhkan.
1972. Summa est lex quae pro religione facit--Hukum tertinggi adalah yang
berpihak atas nama agama.
1973. Summum jus, summa injuria--Alasan yang lebih tinggi adalah hukum yang
berpihak pada agama.
1974. Superficies solo cedit-Lapisan atas tanah adalah bagian dari tanah. Apapun
yang menempel pada tanah adalah bagian daripadanya.
1975. Superflua non nocent Jumlah yang berlebihan tidak menimbulkan cidera.
1976. Suppressio veri, expressio falsi--Penekanan atas kebenaran (sama halnya
dengan) ekspresi atas apa yang salah.
1977. Suppressio veri, suggestio falsi--Penekanan atas kebenaran (sama halnya
dengan) ekspresi atas apa yang salah.
1978. Surplusagium non nocet-Hal yang tidak ada hubungannya tidak
menimbulkan cedera. Tuduhan hal hal berlebihan, yang tidak sesuai dengan
perkaranya, tidak berpengaruh.
1979. Tacita quaedam habentur pro expressis--Beberapa hal walaupun tidak di
ungkapkan dianggap telah diungkapkan.
1980. Talis interpretatio semper fienda est ut evitetur absurdum, et
inconveniens, et ne judicium sit illusorium --Interpretasi selalu dibuat
sesuai dengan cara yang menghindari hal yang absurd dan tidak sesuai, dan
begitu pula dengan putusan yang berisi contoh buruk
1981. Talis non est eadem, nam nullum sumule east idem --“seperti” bukan
“sama”, untuk apa yang tidak sama dengan hal yang serupa
1982. Tantum bona valent, quantum vendi possunt-Suatu barang berharga
sesuai seberapa banyak mereka dapat terjual.
1983. Tantum concessum quantum scriptum --Berapa banyak yang diberikan
sesuai dengan yang tertulis.
1984. Tantum habent de lege, quantum habent de justitia--(preseden)
memiliki nilai sesuai dengan hukum yang menunjukkan keadilan
1985. Tantum operatur fictio in casu ficto quantum veritas in casu cero --
Fiksi hukum bertindak untuk taraf dan dampak yang sama di dalam kasus yang
selayaknya sebagaimana kebenaran terjadi di dalam kasus sebenarnya.
1986. Tantum praescriptum quantum possessum. -Hanya akan ada bukti
kepemilikan selama ada kepemilikan.
1987. Tempus enim modus tollendi obligationes et actiones, quia tempus
currit contra desides et sui juris contemptores-Untuk waktu yang
dimaksudkan merusak kewajiban dan tindakan, karena waktu berjalan melawan
mereka ya tidak aktif dan menunjukkan penghormatan yang sedikit atas hak
mereka sendiri.
1988. Tempus ex suapte natura vim nullam effectricem habet-Waktu, atas
sifatnya sendiri, tidak punya kekuatan yang berdampak.
1989. Tempus mortis inspiciendum --(setiap orang harus) melihat waktu
kematian.
1990. Tenor et qui legem dat feudo-Arah itu lah yang memberikan hukum imbalan.
Itu adalah arah dari pemberian aturan feudal terkait dampak dan
jangkauannya.
1991. Teminus annorum certus debet esse et determinatus--Suatu kondisi
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

waktu seharusnya jelas dan definitif (dengan akhir yang tetap).


1992. Terminus et (ac) feodum non possunt constare simul in una eademque
persona --Syarat dan bayaran keduanya tidak bisa disatukan dan kepada satu
orang dalam waktu bersamaan.77
1993. Terra manens vacua occupanti conceditur-Tanah yang dibiarkan tidak
diduduki diberikan kepada penghuni yang ada.
1994. Terra transit cum onere-Tanah diberikan dengan kandungan yang ada.
1995. Testamenta latissimam interpretationem habere debent--Wasiat
seharusnya diinterpretasikan secara luas.
1996. Testamentum est voluntatis nostrae just sententia, de eo quod quis
post mortem suam fieri velit-Sebuah surat wasiat adalah pernyataan dari
wasiat mengenai apapun yang seseorang inginkan dilakukan setelah ia
meninggal. Atau seperti yang dinyatakan oleh Blackstone, sebuat surat wasiat
adalah “pernyataan hukum niat seseorang yang akan dilaksanakan setelah
kematiannya.”
1997. Testamentum omne morte consummatum --Setiap wasiat dipenuhi oleh
kematian.
1998. Testatoris ultima voluntas est perimplenda secundum veram
intentionem suam --Wasiat terakhir pewaris harus dipenuhi sesuai dengan
keinginannya yang sesungguhnya.
1999. Testibus deponentibus in pari numero, dignioribus est credentum-
Ketika jumlah saksi yang memberikan kesaksian sama di dua pihak, yang lebih
dapat dipercaya lah yang dipercaya.
2000. Testibus, non testimoniis, credendum est. --Para saksi lah yang harus
dipercaya, bukan kesaksiannya.
2001. Testimonia ponderanda sunt, non numeranda--Kesaksian yang
memberatkan, tidak dihitung.
2002. Testis de visu praeponderat aliis-Seorang saksi mata lebih berharga dari
yang lain.
2003. Testisnemo in sua causa esse potest-Tidak seorang pun dapat menjadi
saksi di dalam perkaranya sendiri.
2004. Testis oculatus unus plus valet quam auritii decem --Satu orang saksi
mata lebih berharga dari 10 saksi pendengar.
2005. Testmoignes ne poent testifier le negative, mes l'afflrmative --Para
saksi tidak dapat memberikan kesaksian secara negatif; mereka harus bersaksi
untuk hal yang mereka ketahui.
2006. Timores vani sunt aestimandi qui non cadunt in constantem virum --
Ketakutan itu harus dianggap sia-sia (atau dangkal) yang tidak mempengaruh
seseorang dengan karakter yang kuat.
2007. Titius haeres esto--Biarkan Titius yang menjadi ahli waris ku. Titus
sebelumnya adalah pasangan Romawi John Doe.
2008. Titulus est justa causa possidendi id quod nostrum est-Gelar disebabkan
kepemilikan yang kita miliki
2009. Tolle voluntatem et erit omnis actus indiferens--Pindahkan niatnya, dan
semua tindakan akan menjadi biasa saja
2010. Totum praefertur unicuique parti--Keseluruhan hal lebih disukai yang
bagian tertentunya saja.
2011. Tout ce que la loi ne defend pas est permis-Apapun yang hukum tidak
melarangnnya maka diizinkan.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

2012. Toute exception non surveille tend a prendre la place du principe--


Setiap pengecualian yang tidak dikhususkan cenderun diasumsikan sebagai
prinsip.
2013. Tractent fabrilia fabri-Biarkan pandai besi menunjukkan kerja
penempaannya.
2014. Traditio loqui facit chartam--Penyerahan membuat akta (dokumen)
berbicara.
2015. Traditionibus et usucapionibus, non nudis pactis, transferuntur rerum
dominia. --Hak atas barang di pindahkan melalui penyerahan dan bukti
kepemilikan (ditemukan di bukti panjang kepemilikan) bukan dengan perjanjian
semata.
2016. Traditio nihil amplius transferre debet vel potest ad eum qui accipit
quam est apud eum qui tradit--Penyerahan tidak dapat menyerahkan lebih
dari apapun selain kepada penerima yang memiliki, dari yang diserahkan itu.
2017. Trado tibe ecclesiam --Saya serahkan gereja (atau penghidupan) kepadamu.
2018. Transgressione multiplicata, crescat poenae inflictio -Ketika
pelanggaran diulang, maka penderitaan atas hukuman akan di tingkatkan. 2
Co.Inst.479
2019. Transit in rem judicatam T>I tu melewati ke dalam penilaian.78
2020. Transit terra cum onere-Tanah diberikan dengan beban yang ada.
2021. Tresfaciunt collegium --Tiga bentuk dari sebuah perusahaan.
2022. Triatio ibi semper debet fieri ubi juratores meliorem possunt habere
notitiam --Persidangan seharusnya selalu digelar dimana para juri dapat
memiliki informasi yang lebih baik.
2023. Triennalis pacificus possessor beneficii est inde securus--Pemilik yang
tidak diganggu kepemilikannya dari sebuah barang untuk lebih dari tiga tahun
maka ia dianggap aman (dari gugatan).
2024. Turpis est pars quae non convenit cum suo toto--Bagian yang buruk tidak
mengikutkan bagian yang lain secara keseluruhan.
2025. Tuta est custodia quae sibimet creditur--Perwalian di jaminkan dan
dipercayakan kepadanya sendiri.
2026. Tutius erratur ex parte mitiori-Lebih aman untuk suatu kekeliruan di pihak
yang lebih halus (di pihak kelonggaran).
2027. Tutius est rei incumbere quam personae--Lebih aman untuk bergantung
pada sebuah barang dibanding ke seseorang. Tanggungan barang lebih aman
dari pada tanggungan individu.
2028. Tutius semper est errare in acquietando quam in puniendo, ex parte
misericordiae quam ex parte justitiae --Akan selalu lebih aman untuk
suatu kekhilafan untuk dibebaskan daripada dihukum, dan di pihak kemurahan
hati daripada keadilan.
2029. Tutor incertus dari non potest--Seorang yang tidak jelas tidak dapat
ditunjuk sebagai pendidik.
2030. Tutor in rem suam auctor fieri non potest--Seorang pendidik tidak dapat
bertindak atas dirinya sendiri.
2031. Tutor praesumitur intus habere, ante redditas rationes--Seorang
pendidik dianggap punya dana yang berada di tangannya, hingga rekeningnya
diberikan.
2032. Tutor rem pupilli emere non potest--Seorang pendidik tidak boleh membeli
properti anak asuhnya.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

2033. Ubi aliquid impeditur propter unum, eo remoto, tollitur impedimentum


--Ketika semuanya terhambat oleh suatu alasan, ketika itu di hapuskan, maka
hambatannya terhapus.
2034. Ubi cessat remedium ordinarium, ibi decurritur ad extraordinarium --
Ketika upaya hukum biasa sudah tidak dapat ditempuh, jalan lainnya harus
merupakan sesuatu yang luar biasa.
2035. Ubi culpa est, ibi poena subesse debet--Dimana ada kesalahan, maka
disitulah hukuman harus dijatuhkan.
2036. Ubicunque est inuria, ibi damnum sequitur. --Dimanapun terjadi tindakan
bersalah dalam hukum, maka kerusakan mengikutinya.
2037. Ubi damna dantur victus victori in expensie condemnari debet-Ketika
dinyatakan sebuah kerugian, pihak yang kalah seharusnya di hukum untuk
membayar atas pihak yang menang.
2038. Ubi eadem ratio, ibi idem jus-Dimana ada alasan yang sama, disitu ada
hukum yang sama.
2039. Ubi eadem ratio, ibi idem jus; et de similibus idem est judicium --
Dimana ada alasan yang sama, disitu ada hukum yang sama; dan putusan yang
sama harus diberikan berdasarkan fakta yang berbanding
2040. Ubi est forum, ibi ergo est jus-Dimana pengadilan (atau tempat jurisdiksi)
nya berada, maka hukum disanalah yang dianut.
2041. Ubi et dantis et accipientis turpitudo versatur, non posse repeti
dicimus; quotiens autem accipientis turpitudo versatur, repeti posse.
--Ketika terjadi kesalahan di bagian pemberi dan penerima, maka dapat
dibilang hal tersebut tidak dapat dipulihkan; namun ketika kesalahan itu ada di
pihak penerima (sendiri) maka itu dapat dipulihkan
2042. Ubi factum nullum, ibifortia nulla-Ketika tidak ada fakta, maka tidak ada
poin yang kuat.
2043. Ubi jus, ibi remedium --Ketika ada hak, disitu ada upaya hukum.
2044. Ubi jus incertum, ibi jus nullum --Ketika hak yang dimilikinya tidak pasti,
maka tidak ada hak.
2045. Ubi lex aliquem cogit ostendere causam, necesse est quod causa sit
justa et legitima --Dimana ada hukum yang memaksa seseorang untuk
menunjukkan sebab, maka diperlukan agar sebab itu legal dan sesuai
keadilan.79
2046. Ubi lex deest, praetor supplet--Ketika hukum tidak sempurna, maka otoritas
itu turut menyumbang ketidak sempurnaannya
2047. Ubi lex estspecialis et ratio ejusgeneralis, generaliter accipienda est.
--Ketika suatu hukum itu berlaku khusus dan alasannya itu adalah sesuatu yang
umum, maka seharusnya digunakan sebagai peraturan umum.
2048. Ubi lex non distinguit, nec nos distinguere-Ketika hukum tidak
membedakan akan perkara suatu hal, kita tidak seharusnya membedakan hal
tersebut.
2049. Ubi major pars est, ibi totum--Dimana ada bagian yang lebih kuat, maka
disitulah keseluruhannya.
2050. Ubi matrimonium, ibi dos-Dimana ada perkawinan, maka disitu ada mahar.
2051. Ubi non adest norma legis, omnia quasi pro suspectis habenda sunt-
Ketika tidak ada hukum yang mengatur, semuanya harus dilaksanakan,
sebagaimana selayaknya.
2052. Ubi non est condendi auctoritas, ibi non est parendi necessitas--Ketika
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

tidak ada kewenangan untuk membuat sebuah aturan, maka tidak diperlukan
untuk menaatinya
2053. Ubi non est directa lex, standum est arbitrio judicis, vei procedendum
ad similia--Dimana tidak ada hukum yang mengatur secara langsung, maka
hakim dapat mendasarkan putusannya pada putusan hakim terdahulu atau
kasus yang serupa
2054. Ubi non est lex, ibi non est transgressio quoad mundum--Ketika tidak
ada hukum, maka tidak ada pelanggaran selama dunia menghendaki
2055. Ubi non est manifesta injustitia, judices habentur pro bonis viris,
etjudicatum pro veritate --Ketika tidak ada perwujudan ketidakadilan, para
hakim dianggap sebagai orang orang jujur, dan putusan mereka adalah
kebenaran
2056. Ubi non estprincipalis, non potest esse accessorius--Dimana tidak ada
hal yang pokok, maka tidak mungkin ada hal tambahan
2057. Ubi nulla est conjectura quae ducat alio, verba intelligenda sunt ex
proprietate non grammatica sed populari ex usu --Ketika tidak ada
kesimpulan yang mengarahkan ke arah yang lain, perkataan diartikan sesuai
dengan arti yang seharusnya, tidak terbatas pada tatabahasa namun pada
penggunaan umum
2058. Ubi nullum matrimonium, ibi nulla dos-Dimana tidak ada pernikahan,
maka disitu pula tidak ada mahar
2059. Ubi onus ibi emolumentum--Dimana ada beban, disitu ada kelebihan
ataupun keuntungan
2060. Ubi periculum, ibi et lucrum collocatur--Dimana ada resiko, disitu ada
keuntungan yang tumbuh
2061. Ubi pugnantia inter se in testamento juberentur, neutrum ratum est-
Ketika ada dua petunjuk saling berlawanan satu sama lain di dalam sebuah
wasiat, maka tidak satupun dianggap sah
2062. Ubi quid generaliter conceditur, inest haec exceptio, si non aliquid sit
contra jus fasque--Dimana suatu hal diberikan dalam persetujuan umum,
pengecualian ini dicantumkan secara tersirat: apabila tidak ada yang
berlawanan dengan hukum dan hak
2063. Ubi quis delinquit ibi punietur--Dimana ada seseorang yang melakukan
pelanggaran, disana lah ia akan dihukum
2064. Ubi verba conjuncta non sunt, sufflcit alterutrum esse factum-Ketika
perkataan tidak tergabung, maka cukup apabila satu atau lainnya (dari hal hal
yang dijumlahkan) apabila terpenuhi
2065. Ultima voluntas testatoris est perimplenda secundum veram
intentionem suam --Wasiat terakhir dari pewaris harus dipenuhi sesuai
keinginanya yang sebenarnya
2066. Ultimum supplicium esse mortem solam interpretamur--Kematian
adalah hukuman yang paling berat.
2067. Ultra posse non potest esse et vice cersa-apa yang tidak dapat terwujud
maka tidak mungkin.
2068. Una persona vix potest supplere vices duarum--Satu orang tidak mungkin
mengisi tempat untuk dua orang.
2069. Unaquaeque gleba servit-Setiap gumpalan di bumi (di atas tanah) adalah
sasaran dari perbudakan.
2070. Uniuscujusque contractus initium spectandum est et causa -Awal dan
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

sebab dimulainya sebuah kontrak harus turut dipertimbangkan.80


2071. Unius omnino testis responsio non audiatur--Bukti dari satu saksi tidak
didengarkan.
2072. Universalia suntnotiora singularibus-Hai yang universal diketahui lebih
baik dari hal tertentu.
2073. Universitas vel corporatio non dicitur aliquid facere nisi id sit
collegialiter deliberatum, etiamsi major pars id faciat-Sebuah
universitas atau perusahaan tidak dianggap melakukan sebuah tindakan kecuali
tindakan itu diambil sebagai satu badan keseluruhan, bahkan apabila itu adalah
bagian terpenting dari badan itu, maka ia harus turut bertindak
2074. Un ne doit prise advantage de son tort demesne--Seseorang tidak boleh
mengambil keuntungan dari kesalahannya sendiri
2075. Uno absurdo dato, infinita sequuntur-Ketika satu hal absurd diizinkan,
maka jumlah tak berakhiran akan mengikuti
2076. Ununquodque dissolvitur eodem ligamine quo ligatur--Semuanya luluh
dengan ikatan yang sama yang mengikat bersamaan
2077. Unumquodqueeodem modo dissolvitur quo colligatur-Semua tanggung
jawab itu lepas dengan tata cara hal itu dibentuk
2078. Unumquodqueeodem modo colligatum est dissolvitur-Dalam tata cara
semuanya terikat, maka dalam hal yang sama ia terlepas
2079. Unumquodque est id quod estprincipalius in ipso-Sesuatu bagian prinsip
dari suatu hal adalah hal itu sendiri
2080. Unumquodque ligamen dissolvitur eodem ligamine qui et ligatur--
Setiap kewajiban gugur dengan tata cara ia di cantumkan dalam kontrak
2081. Unumquodque principiorum est sibimet ipsi fides; et perspicua vera
non sunt probanda--Setiap dan semua dalam prinsip umum di dalam jaminan
atas janji, dan kebenaran yang ada tidak perlu dibuktikan
2082. Unusquisque debet esse gnarus conditionis ejus cum quo contrahit--
Setiap orang seharusnya sadar atas syarat dari orang yang membuat kontrak
bersamanya
2083. Usucapio constituta est ut aliquis litium finis esset--Tanda bukti
kepemilikan (Usucapio Romawi) dibuat dalam rangka mengakhiri gugatan
2084. Usus est dominium fiduciarium--Pemakaian adalah kepemilikan fidusia
2085. Usus fit ex iteratis actibus--Penggunaan muncul dari tindakan yang
berulang ulang
2086. Utileper inutile non vitiatur-Apa yang berguna tidak dilemahkan oleh hal
yang tidak berguna
2087. Ut poena ad paucos, metus ad omnes perveniat-Saat hukuman menimpa
sedikit, (dan) ketakutan mempengaruhi semua.
2088. Ut res magis valeat quam pereat-Permasalahan itu mempunyai dampak,
dibanding gugur
2089. Uxor et filius sunt nomina naturae-Istri dan anak lelaki adalah nama dari
pembawaan
2090. Uxor non est sui juris sed sub potestate viri p --Seorang istri tidak
mempunyai hak-nya sendiri (contoh, ia tidak dapat bertindak secara bebas),
namun dibawah kekusaan suaminya
2091. Uxor sequitur domicilium viri--Seorang istri mengikuti domisili suaminya
2092. Vagabundum nuncupamus eum qui nullibi domicilium contraxit
habitationis --Kita menyebutnya pengembara bagi mereka yang tidak
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

mempunyai domisili tempat tinggal


2093. Valeat quantum valere potest-Biarkan ia berdampak sepanjang ia dapat
berdampak
2094. Vana est illa potentia quae nunquam venit in actum --Kesia-siaan adalah
kekuatan yang tidak pernah digunakan
2095. Vani timores sunt aestimandi, qui non cadunt in constantem virem --
Ketakutan itu dianggap tidak berdasar yang tidak mempengaruhi seseorang
dengan karakter yang kuat
2096. Vani timoris justa excusatio non est-Tidak ada alasan hukum berdasarkan
ketakutan tak berdasar
2097. Velle non creditur qui obsequitur imperio patris vel domini--Seseorang
dianggap tidak bertindak atas keinginannya sendiri apabila ia harusnya
mematuhi perintah ayahnya atau tuannya.81
2098. Vendems eandem rem duobus falsarius est--Seorang penjual berarti
menipu apabila ia menjual barang yangsama kepada dua pembeli (yang
berbeda)
2099. Veniae facilitas incentivum est delinquendi--Kemudahan jika maaf adalah
insentif atas mereka yang melakukan kejahatan
2100. Verba accipienda sunt secundum subjectam materiam --Perkataan di
interpretasikan sesuai dengan subjek permasalahannya
Verba accipienda utsortiantur effectum--Perkataan digunakan sehingga
dapat memiliki dampak
2101. Verba aequivoca ac in dubio sensu posita intelliguntur digniori et
potientiori sensu--Perkataan samar samar dan yang diragukan dapat
dimengerti secara lebih pas dan lebih efektif
2102. Verba aliquid operari debent-debentintelligi utaliquid operentur--
Perkataan seharusnya mempunyai dampak-kata yang seharusnya dimengerti
agar mempunyai dampak
2103. Verba aliquid operarti debent; verba cum effectu sunt accipienda --
Perkataan seharusnya mempunyai dampak; perkataan dianggap sedemikian
rupa sehingga memiliki dampak
2104. Verba artis ex arte--Istilah seni harus dijelaskan dari seni
2105. Verba chartarum fortius accipiuntur--Perkataan yang ada di akta
digunakan paling kuat terhadap orang yang melakukan penawaran padanya
2106. Verba cum effectu accipienda sunt-Perkataan harus digunakan semestinya
untuk menimbulkan dampak
2107. Verba currentis monetae tempus solutionis designant-Kata “uang saat
ini” merujuk pada waktu pembayaran
2108. Verba debent intelligi cum effectu --Perkataan seharusnya di mengerti
dengan dampaknya
2109. Verba debent intelligi ut aliquid operentur--Perkataan seharusnya
dimengerti sehingga mereka dapat memiliki dampak
2110. Verba dicta de persona intelligi debent de conditione personae--
Perkataan yang diucapkan oleh seseorang harus dimengerti berdasarkan
keadaan orang tersebut
2111. Verba generalia generaliter sunt intelligenda--Perkataan umum
seharusnya dimengerti secara umum pula
2112. Verba generalia restringuntur ad habilitatem rei vel aptitudinem
personae--Perkataan umum terbatas kepada kapabilitas dari dari subjek nya
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

atau kemampuan seseorang


2113. Verba generalia restringuntur ad habilitatem rei vel personae--
Perkataan umum terbatas kepada kemampuan dari subjek perkara atau
orangnya
2114. Verba illata (relata) inesse videntur--Perkataan di kaitkan untuk
dipertimbangkan apabila ia menjadi satu
2115. Verb in differenti materia per prius, non per posteriusm intelligenda
sunt-Perkataan ditujukan untuk subjek yang berbeda dan dimengerti atas apa
yang terjadi sebelumnya, bukan apa yang mengikuti setelahnya
2116. Verba intelligenda sunt in casu possibili--Perkataan dimengerti sebagai
referensi pada kasus yang memungkinkan
2117. Verba intentioni, et non e contra, debent inservire--Perkataan harusnya
menjadi subjek dari niatan, bukan sebaliknya
2118. Verba ita sunt intelligenda, ut res magis valeat quam pereat-Perkataan
dimengerti sebagaimana ia berdampak dibanding ia tidak memiliki dampak
2119. Verba mere aequivoca, si per communem usum loquendi in intellectu
certo sumntur, talis intellectus praeferendus est. --Ketika perkataan
hanya samar- samar, jika dalam penggunaannya ada ada maksud tertentu,
maka maksud itu lah yang dijadikan acuan sebagai arti
2120. Verba nihil operarti melius est quam absurde--Lebih baik perkataan tidak
mempunyai dampak daripada memiliki dampak yang absurd
2121. Verba non tam intuenda quam causa et natura rei, ut mens
contrahentium ex eis potius quam ex verbis appareat --Perkataan (dari
sebuah kontrak) tidak dilihat sedemikian rupa sebagai sebab dan sifat dari
perkara, sehingga tujuan dari kedua belah pihak yang membuat kontrak dapat
terlihat dari nya dibanding melihatnya (hanya) sebagai perkataan. 82
2122. Verba offendi possunt, imo ab eis recedere licet, ut verba ad sanum
intellectum reducantur--Sebuah kata dapat menyalahkan-memang, jika
diizinkan untuk digunakan, dengan tujuan agar perkataan tersebut
dikembalikan untuk tujuan yang bijaksana
2123. Verba ordinationis, quando verificari possunt in sua vera
significatione, trahi ad extraneum intellectum non debent-Dimana
sebuah kata dari peraturan dibuat sesuai dengan makna sebenarnya, maka
tidak seharusnya digabungkan dengan makna yang asing
2124. Verba posteriora propter certitudinem addita, ad priora quae
certitudine indiget, suntreferunda--Kata yang ditambahkan di kemudian,
di gunakan untuk kepastian dijadikan acuan untuk kata sebelumnya dimana ia
dibutuhkan
2125. Verba pro re et subjecta materia accipi debent-Kata harus digunakan
dalam hal paling berhubungan dengan benda dan subjek permasalahan
2126. Verba quae aliquid operari possunt non debent esse superflua--Kata
yang mempunyai pengaruh tidak seharusnya (dianggap) tak berguna
2127. Verba quantumvis generalia ad aptitudinem restringuntur, etiamsi
nullam aliam paterentur restrictionem --Kata, bagaimanapun juga secara
umum, terbatas pada kecocokan (cont: untuk disesuaikan dengan subjek
permasalahan), walapun tidak mengandung larangan lain
2128. Verba relata hoc maxime operantur per referentiam ut in eis inesse
videntur-Kata yang dijadikan acuan, oleh sebuah acuan, mempengaruhi
dalam hal tertentu, apabila ia dinyatakan tergabung dalam hal tersebut
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

(klausa). Kata dimana dijadikan acuan dibuat sebagai instrumen yang


mempunyai pengaruh dan kegunaan sebagaiamana bila mereka dimasukkan ke
dalam klausa yang mengacu kepada mereka
2129. Verba relata innese videntur-Kata dimana digunakan sebagai referensi,
akan dianggap tergabung
2130. Verba secundam materiam subjectam intelligi nemo est qui nescit-
Tidak seorangpun yang tidak mengerti perihal hal tersebut hadir berdasarkan
subyek yang ada
2131. Verba semper accipienda sunt in mitiori sensu --Perkataan selalu dapat
digunakan dengan lebih lembut
2132. Verba strictae signiflcationis ad latam extendi possunt, si subsit ratio
--Kata dengan makna yang tepat dapat memberi makna yang luas jika ada
alasan untuk itu
2133. Verba sunt indices animi--Perkataan mengindikasikan niatan
2134. Verbis standum ubi nulla ambiguitas --Setiap orang harus patuh pada kata
dimana tidak ada dua arti
2135. Verbum imperfecti temporis rem adhuc imperfectam significat-Sebuah
kata di dalam kalimat yang tidak sempurna menunjukkan sesuatu yang belum
selesai
2136. Veredictum quasi dictum veritatis; ut judicium quasi juris dictum -
Sebuah putusan, sebagaimana itu seharusnya, menjelaskan kebenaran, dengan
cara yang sama dimana putusan menjelaskan tentang hukum (atau hak)
2137. Veritas demonstrationis tollit errorem nominis--Kebenaran tentang
deskripsi, meniadakan kesalahan atas nama
2138. Veritas habenda est in juratore; justitia et judicium in judice --
Kebenaran adalah sesuatu yang diinginkan dari anggota juri; keadilan dan
putusan berada di hakim
2139. Veritas nihil veretur nisi abscondi--Kekhawatiran akan kebenaran bukan
lah apa apa kecuali untuk disembunyikan
2140. Verita nimium altercando amittitur--Dengan terlalu banyak pertengkaran
maka kebenaran akan hilang
2141. Veritas nominis tollit errorem demonstrationis--Kebenaran akan nama,
menghapus kesalahan di deskripsi
2142. Veritatem qui non libere pronunciat, proditor est veritatis--Seseorang
yang tidak mengatakan kejujuran secara bebas adalah pengkhianat terhadap
kebenaran
2143. Via antiqua via est tuta --Jalan yang tua adalah jalan yang aman
2144. Via trita est tutissima Jalan yang ditempuh adalah jalan yang paling aman
2145. Via trita, via tuta Jalan yang ditempuh adalah jalan yang aman.83
2146. Vicarius non habet vicarium --Seorang wakil tidak mempunyai wakil
2147. Vicini viciniora praesumuntur scire--Tetangga adalah orang yang
dianggap tahu hal hal disekitar
2148. Videtur qui surdus et mutus ne poetfaire alienation --Orang tuli dan bisu
tidak boleh diasingkan
2149. Vigilantibus etnon dormientibusjura subveniunt--Hukum membantu
mereka yang waspada, bukan yang tidur
2150. Vim vi repellere licet, modo fiat moderamine inculpatae tutelae, non
ad sumendam vindictam, sed ad propulsandam injuriam-Adalah sah
untuk menangkis kekuatan dengan kekuatan; namun biarkan itu selesai dengan
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships

pertahanan kontrol diri yang kecil kemungkinanya dapat disalahkan-bukan


untuk membalas dendam namun menangkis cedera
2151. Viperina est expositio quae corrodit viscera textus Itu adalah
pertunjukan berbahaya yang menggerogoti isi dari teks
2152. Vir et uxor censentur in lege una persona --Menurut Hukum suami dan
istri adalah satu individu
2153. Vis legibus est inimica --Paksaan bertentangan dengan hukum
2154. Vitium clerici nocere non debet-Kesalahan administrasi tidak seharusnya
menimbulkan prasangka
2155. Vitium est quod fugi debet, ne, si rationem non invenias, mox legem
sine ratione esse clames-Itu adalah kesalahan yang seharusnya dihindari,
jika kamu tidak menemukan kesalah, namun kamu berseru bahwa hukum
tersebut tanpa alasan
2156. Vix ulla lex fieri postest quae ominibus commoda sit, sed si majori
parti prospiciat, utilis est. --Tidak mungkin hukum dibuat untuk
menguntungkan bagi semua; tapi jika itu memberi keuntungan bagi mayoritas,
maka itu berguna
2157. Vocabula artium explicanda sunt secundum
definitiones prudentium –Terminologi seni dijelaskan berdasarkan
mereka yang berpengalaman di bidang seni
2158. Volenti non fit injuria--Tidak ada kerusakan bagi mereka yang
menyetujuinya
2159. Voluitsednon dixit- Seseorang berkehendak namun tidak mengungkapkan
2160. Voluntas donatoris in charta doni sui manifeste expressa observetur-
Keinginan dari pemberi, jika secara jelas diungkapkan di dalam akta
pemberiannya, harus diperhatikan dengan cermat
2161. Voluntas et propositum distinguunt maleficia --kehendak dan tujuan
membedakan kejahatan
2162. Voluntas facit quodin testamento scriptum valeat-Keinginan dari waris
akan mengesahkan apa yang tertulis di surat wasiat
2163. Voluntas in delictis non exitus spectatur-Di dalam sebuah pelanggaran,
tujuan lah dan bukan hasil yang dianggap
2164. Voluntas reputaturprofacto --Wasiat akan digunakan untuk akta
2165. Voluntas testatoris ambulatoria est usque ad mortem --Wasiat. dari
pewaris dapat ia ubah kapanpun serta berlaku hingga ia mati.
2166. Voluntas testatoris habet interpreationem latam et benignam --Wasiat
dari pewaris harus di interpretasikan secara luas dan bebas
2167. Voluntas ultima testatoris est perimplenda secundum veram
intetionem suam --Wasiat terakhir dari ahli waris harus dipenuhi sesuai
dengan niatnya yang sebenarnya
2168. Vox emissa volat; litera scripta manet-Ketika suara yang diperdengarkan
menghilang; huruf yang tertulis lah yang tersisa.

Anda mungkin juga menyukai