2168 Asas Hukum Rangkuman Dari Black's Law Dictionary
2168 Asas Hukum Rangkuman Dari Black's Law Dictionary
Trusted
Legal
Partnerships
ASAS-ASAS HUKUM
Summary @Black’s Law Dictionary
kediaman tergugat.
21. Actus curiae neminem gravabit - Tindakan pengadilan tidak boleh merugikan
siapapun.
22. Actus inceptus cujus perfectio pendet ex voluntate partium revocari
potest; si autem pendet ex voluntate tertiae personae, vel ex
contingenti, revoari non potest -Perbuatan yang sudah dimulai namun
pemenuhannya tergantung pada pihak - pihak yang bersangkutan, maka
perbuatan itu dapat dibatalkan, tetapi jika pemenuhannya tergantung pada pihak
ketiga, maka perbuatannya itu tidak dapat dibatalkan.1
23. Actus judiciarius coram non judice irritus habetur; de ministeriali
autem a quocunque provenit ratum esto-Sebuah tindakan hukum yang
dibuat oleh seseorang selain hakim (atau orang tanpa wewenang); sama halnya
dengan tindakan ministerial, dianggap tidak sah.
24. Actus legis nemini est damnosus - Tindakan hukum tidak boleh berprasangka
buruk terhadap siapa pun.
25. Actus legis nemini facitinjuriam- Tindakan hukum tidak boleh merugikan
siapa pun.
26. Actus legitimi non recipiunt modum -Tindakan hukum tidak boleh
dipertanyakan.
27. Actus non reum facit nisi mens sit rea - suatu perbuatan tak dapat
menjadikan seseorang bersalah bilamana maksudnya tak bersalah.
28. Actus repugnans non potest is esse produci - gugatan yang bertentangan
tidak dapat diterima.
29. Actus servi, in iis quibus opera ejus communiter adhibita est, actus
domini habetur-Perbuatan seorang pegawai dalam hal-hal di mana ia biasanya
dipekerjakan dianggap tindakan majikannya.
30. Additio probat minoritatem-Penambahan atau pendukungan
mengindikasikan kekurangan.
31. Ad ea quae frequentius accidunt jura adaptantur - Penjabaran dan
penjelasan haruslah berharga.
32. Adjuvari quippe nos, non decipi, beneficio oportet - Tentu sebuah
keuntungan seharusnya membantu, bukan menjebak kita.
33. Ad officium justiciariorum spectat unicuique coram eis placitanti
justitiam exhibere - Merupakan tugas penegak hukum untuk memberikan
keadilan bagi siapa pun yang memohon.
34. Ad proximum antecedens fiat relatio, nisi impediatur sententia -
Hubungan keluarga haruslah bermulai dari yang paling dekat, kecuali ditentukan
lain.
35. Ad quaestiones facti non respondent judices; ad quaestiones legis non
respondent juratores - Hakim tidak menjawab pertanyaan mengenai fakta,
dan juri tidak menjawab pertanyaan hukum.
36. Ad quaestiones legis judices, et non juratores, respondent - Hakim,
bukan juri yang menjawab pertanyaan hukum.
37. Ad recte docendum oportet primum inquirere nomina, quia rerum
cognitio a nominibus rerum dependet - Agar dapat memahami sesuatu,
perlu diketahui terlebih dahulu namanya, agar mendapatkan pengetahuan yang
benar, tergantung pada nama
38. Adversus extraneos vitiosa possessio prodesse solet -Kepemilikan,
maupun salah biasanya sufisien. Kepemilikan yang sebelumnya merupakan klaim
yang baik terhadaporang lain yang tidak dapat membuktikan sebaliknya.
39. Ad vim majorem vel ad casus fortuitos non tenetur quis, nisi sua culpa
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
intervenerit - Tidak ada seorang pun yang diwajibkan untuk bertanggung jawab
atas akibat dari kecelakaan atau keadaan di luar kendali kecuali ia yang
menyebabkan.
40. Aedificare in tuo proprio solo non licet quod alteri noceat - Dilarang untuk
mendirikan bangunan di atas tanah sendiri apabila bangunan tersebut dapat
merugikan orang lain.
41. Aedificatum solo solo cedit - Apa yang dibangun di atas tanah akan terikat
pada tanah tersebut.
42. Aedificia solo cedunt - Bangunan termasuk dengan tanahnya.
43. Aequior est dispositio legis quam hominis - Disposisi (watak) hukum lebih
netral dibandingkan dengan manusia
44. Aequitas agit in personam - Keadilan terdapat diantara manusia.
45. Aequitas est correctio legis generaliter latae qua parte deficit - Keadilan
merupakan pembenaran terhadap kecacatan yang ada pada hukum.
46. Aequitas ignorantiae opitulatur, oscitantiae non item - Keadilan
membantu ketidaktahuan bukan kepuasan.
47. Aequitas non facit jus, sedjuri auxiliatur -Keadilan tidak membentuk suatu
hak, tetapi membantu pemenuhan suatu hak.
48. Aequitas sequitur legem - Keadilan mengikuti hukum.
49. Aequitas supervacua odit -Keadilan menentang hal - hal yang berlebihan.
50. Aequum et bonum est lex legum- Apa yang dianggap adil dan baik adalah
hukumnya hukum.
51. Aestimatio praetiriti delicti ex postremo facto nunquam crescit -
Pengkajian mengenai suatu kejahatan tidak meningkat dari fakta selanjutnya.
52. Affectio tua nomen imponit operi tuo - Motif seseorang mempengaruhi
perbuatannya. Bab Kesengajaan
53. Affectus punitur licet non sequator effectus -Kesengajaan sendiri dapat
dihukum walaupun tujuannya tidak tercapai. Bab Kesengajaan
54. Affinis mei affinis non est mihi affinis - Seseorang yang terikat dalam
perkawinan dengan orang lain yang berhubungan dengan saya akibat ikatan
perkawinan, tidak ada hubungan apapun dengan saya.
55. Affirmanti, non neganti, incumbitprobation - Pembuktian bersifat wajib
bagi yang mengiakan bukan yang menyangkal.
56. Affirmantis estprobare - Orang yang mengiakan harus membuktikan.
57. Agentes et consentientes pari poena plectenture - Pihak yang berbuat dan
yang menyetujui akan mendapatkan hukuman yang sama. Penyertaan
58. A jure suo cadunt - Mereka yang meninggalkan haknya, akan kehilangan
haknya tersebut.
59. A justitia (quasi a quodam fonte) omnia jura eminent - Dari keadilan,
seperti air mancur, semua hak mengalir darinya.
60. Aliena negotia exacto officio geruntur -Sebuah perkara harus ditangani
dengan perhatian yang teliti.
61. Alienatio licet prohibeatur, consensus tamen omnium in quorum
favorem prohibita est potest fieri; et quilibet potest renunciare juri pro
se introducto -Meskipun pengalihan (alienation) dilarang, namun hal itu masih
bisa terjadi apabila kedua belah pihak menyetujui, dimana kekuasaan ada di
tangan salah satu pihak untuk mengalihkan haknya yang tadinya diperkenalkan
untuk keuntungannya sendiri.
62. Alienatio rei praefertur juri accrescendi - Pengalihan tanah lebih digemari
dibandingkan dengan hak membangun.
63. A l'impossible nul n'est tenu - Tidak ada seorang pun yang diwajibkan untuk
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
86. Annua nec debitum judex non separat ipse - Bahkan hakim pun tidak
membagi gaji maupun hutang.
87. Annus est mora motus quo suum planeta pervolvat circulum - Satu tahun
merupakan durasi dimana bumi memutari orbit.
88. Annus inceptus pro completo habetur -Ketika tahun baru mulai, sekaligus
tahun itu berakhir.
89. A non posse ad non esse sequitor argumentum necessarie negative,
licet non afflrmative -Dari kemustahilan sampai ketiadaan, sebuah kesimpulan
mengikuti yang negatif bukan yang afirmatif.
90. Apices juris non suntjura - Hukum yang lemah bukan hukum.
91. A piratis et latronibus capta dominium non mutant - Barang - barang yang
dicuri oleh pembajak atau pencuri, tidak berubah status kepemilikiannya.
92. Applicatio est vita regulae - Pelaksanaan merupakan kehidupan hukum.
93. Aqua ceditsolo - Kepemilikan tanah termasuk air yang ada di dalam / pada
tanah
tersebut.
94. Aqua currit et debet currere ut currere solebat -Sesuatu harus dilaksanakan
sebagaimana seharusnya.
95. Arbitramentum aequum tribuit cuique suum-Arbitrase yang adil
menguntungkan hukum.
96. Arbitrium estjudicium -Penghargaan merupakan sebuah keputusan.
97. Arbor dum crescit; lignum dum crescere nescit - Sesuatu adalah pohon
apabila berkembang, namun sesuatu itu adalah kayu ketika tidak berkembang.
98. A rescriptis valet argumentum -Argumen yang tercantum dalam pernyataan
resmi dianggap sah.
99. Argumentum ab auctoritate est fortissumum in lege -Argumen yang
dibuat atas dasar pengetahuan yang luas, merupakan yang terkuat di muka
hukum.
100. Argumentum ab impossibiliplurimum valetin lege -Argumen yang muncul
dari kemustahilan memiliki keabsahan hukum yang terbaik.
101. Argumentum ab inconveniente plurimum -Argumen yang dibangun dari
apa yang dianggap sebagai tidak sesuai, memiliki keabsahan hukum yang
terbaik.
102. Argumentum a divisione estfortissium in jure - Argumen berdasarkan
subdivisi dari suatu subyek merupakan yang terkuat di muka hukum.
103. Argumentum a majori ad minus negative non valet; valet e converso -
Argumen dari yang terkuat sampai yang terlemah bukanlah hal yang buruk, tetap
argumen tersebut sah.
104. Argumentum in amartos sumere jura sinunt -Hukum memperbolehkan
perlawanan terhadap yang bersenjata.
105. Assignatus utitur jure auctoris - Penerima hak disertai dengan hak - hak
pokok.
106. A summo remedio ad inferiorem actionem non habetur regressus
neque auxilium -Dari upaya hukum yang tertinggi sampai upaya paling rendah
tidak ada pertolongan.
107. Auctoritates philosophorum, medicorum et poetarum sunt in causis
allegandae et tenendae - Pendapat para filosof, ilmuwan, dan penulis patut
dipertimbangkan.
108. Aucupia verborum sunt judice indigna -Tidak pantas bagi seorang hakim
untuk quibbling.
109. Audi alteram partem - Kedua belah pihak harus didengar.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
110. A verbis legis non est recedendum - Perkataan hukum tidak ada yang salah.
111. Baratriam committit qui propter pecuniam justitiam baractat -Seseorang
akan bersalah apabila ia mengajukan tuntutan konyol dan hanya demi uang saja.
112. Bastardus non potest habere haeredem nisi de corpore suo legitime
procreatum - Anak luar nikah dianggap tidak memiliki keturunan kecuali melalui
perkawinan yang sah.
113. Bastardus nullius estfilius, autfiliuspopuli - Seorang anak luar nikah
bukanlah anak siapa pun.
114. Bello parta cedunt reipublicae – segala hal yang terjadi dalam peperangan
akan dipertanggungjawabkan kepada negara.
115. Benedicta est exposito quando res redimitur a destructione -
Keberuntungan adalah ketika sesuatu berhasil diselamatkan dari kemusnahan.
116. Beneficium invito non datur - Keistimewaan atau keuntungan tidak diberikan
kepada seseorang dengan cara melawan kehendaknya.
117. Beneficium non datum nisi propter officium - Sebuah imbalan tidak
diberikan kecuali atas suatu penabdian..
118. Beneficium principis debet esse mansurum -Pemberian seorang pangeran
harus bertahan lama.
119. Benigne faciendae sunt interpretationes chartarum, ut res magis valeat
quam pereat; et quaelibet concessio fortissime contra donatorem
interpretanda est - Perjanjian harus ditafsirkan secara luas, agar apa yang
dijanjikan dapat dilaksanakan; dan setiap pengalihan akan
dipertanggungjawabkan oleh pegalih.
120. Benigne faciendae sunt interpretationes proprter simplicitatem
laicorum, ut res magis valeat quam pereat; et verba intentioni, non e
contra, debent inservire - Konstruksi harus dibuat secara luas untuk
menyederhanakan orang awam agar apa yang dijanjikan dapat terlaksana dan
dianggap sah; serta kata - kata yang digunakan harus menggambarkan
kesengajaan para pihak.
121. Benignior sententia in verbis generalibus seu dubiis est preferenda -
Konstruksi yang umum atau menggambarkan keraguan adalah konstruksi yang
baik.
122. Benignius seu trigamus, etc., est qui diversis temporibus et successive
duas seu tres uxores habuit — bigamus atau trigamus etc adalah mereka
yang beristrikan dua istri atau lebih pada waktu yang berbeda.
123. Bis dat qui cito dat— Dia yang membayar dua kali, maka ia bayar kelebihan.
124. Bis idem exigi bona fides non patitur, et in satisfactionibus non
permittiur ampliusfieri quam semel factum est — Itikad baik tidak
memungkinkan hal yang sama untuk dituntut dua kali. Dan dalam hal pengabulan
klaim, tidak boleh mengabulkan lebih dari apa yang diminta.
125. Bonae fidei non congruit de apicibus juris disputare — Tidak sesuai
dengan itikad baik untuk menekankan kehalusan pada hukum.
126. Bonae fidei possessor in id tantum quod ad se pervenerit tenetur —
Seorang pemilik, secara itikad baik, hanya bertanggungjawab atas hal - hal yang
ia miliki.
127. Bona fide possessor facit fructus consumptos suos — Seorang pemiliki
dalam itikad baik berhak atas hasil perkebunannya.
128. Bona fide exigit ut quod convenit fiat —Itikad baik menuntut apa yang telah
disepakati untuk dilakukan.
129. Bona fides non patitur ut bis idem exigatur —Itikad baik melarang adanya
pembayaran dua kali untuk hal yang sama.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
130. Boni judicis est ampliare jurisdictionem (or justitiam) — Merupakan tugas
hakim yang baik untuk memperluas yuridiksinya.
131. Boni judicis est ampliare justitiam —Merupakan tugas hakim yang baik
untuk memperluas keadilan.
132. Boni judicis est causas litium dirimere - Merupakan tugas hakim yang baik
untuk menyelesaikan perkara.
133. Boni judicis estjudicium sine dilatione mandare executione - Merupakan
tugas hakim yang baik untuk tidak menunda putusan.
134. Boni judicis est lites dirimere, ne lis ex liteoriatur -Merupakan tugas hakim
yang baik untuk memastikan bahwa tidak ada litigasi baru yang muncul dari
litigasi yang sudah ada.
135. Bonum defendentis ex integra causa; malum ex quolibet defectu -Hasil
yang baik adalah putusan yang berdasarkan hukum dan sah. Hasil yang buruk
adalah putusan yang cacat.
136. Bonum necessarium extra terminos necessitatis non est bonum -Dalam
keadaan terpaksa, hal - hal yang dilakukan tidak boleh melebihi keadaan itu
sendiri.
137. Bonus judex secundum aequum et bonum judicat, et aequitatem stricto
juri praefert - Hakim yang baik adalah ia yang mengadili dengan adil dan baik
serta memihak pada keadilan dari pada hukum yang keras.
138. Breve ita dicitur, quia rem de qua agitur, et intentionem petentis,
paucis verbis breviter enarrat -Surat tuntutan disebut dengan istilah “breve”
karena menyebut inti perkara, serta apa yang dituntut oleh penggugat secara
singkat.
139. Breve judiciale debetsequisuum originale, et accessorium suum
principale -
140. Breve judiciale non caditpro defectu formae - Surat pengadilan tidak boleh
ada kecacatan apapun di dalamnya.
141. Brevia, tam originalia quam judiciali, patiuntur anglica nomina -Surat
pengadilan, seperti halnya dengan peradilan, berasal dari Inggris.
142. Cancellarii angliae dignitas est, ut secundus a rege habetur -Menteri
Inggris dianggap memiliki martabat setinggi kedaulatan negara.
143. Carcer ad homines custodiendos, non ad puniendos, dari debet -
Hukuman penjara ditujukan untuk mengurung nara pidana, bukan untuk
menghukumnya.6 Bab Pidana & Pemidanaan
144. Carcer non supplicii causa sed custodiae constitutes -Penjara diciptakan
bukan untuk menghukum, tetapi untuk pengurungan di bawah pengawasan. Bab
Pidana & Pemidanaan
145. Casus fortuitous non est sperandus, et nemo tenetur divinare - Kejadian
kebetulan tidak disangka. Dan tidak ada seorang pun yang diharapkan untuk
menyangkanya.
146. Casus fortuitous non estsupponendus - Kejadian kebetulan tidak terduga.
147. Casus omissus et oblivion datus disposition communis juris relinquitur
- Perbuatan yang tidak diatur dalam undang - undang akan diadili berdasarkan
common law.
148. Casus omissuspro omisso habendus est - Perkara yang diabaikan akan
dianggap sengaja diabaikan.
149. Catalla juste possessa amitti non possunt - Barang bergerak yang dimiliki
secara hak tidak bisa dianggap hilang.
150. Catalla reputantur inter minima in lege - Barang bergerak dianggap oleh
hukum sebagai sesuatu yang memiliki paling sedikit konsekuensi.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
151. Causa causae est causa causati -Penyebabnya penyebab adalah penyebab
dari pengaruhnya juga.
152. Cauas causantis causa est causati - Penyebab sesuatu adalah penyebab dari
pengaruhnya juga.
153. Causa ecclesiae publicis aequiparatur; et summa est ratio quae pro
relegione facit - Upaya gereja setara dengan upaya publik dalam
mementingkan agama.
154. Causae dotis, vitae, libertatis, fisci sunt inter favorabilia in lege - Perihal
pewarisan, kehidupan, kebebasan, penghasilan merupakan hal - hal yang
dilindungi oleh hukum.
155. Causae ecclesiae publicis causis aequiparantur - Upaya gereja setara
dengan upaya yang dilakukan oleh publik.
156. Causa et origo est material negotii - Penyebab serta asal muasal suatu hal
merupakan substansi dari isi perkara. “Hukum mempertimbangkan perbuatan
intinya”, contohnya adalah sebuah kasus dimana seorang pria yang mencoba
untuk bunuh diri dalam keadaan gila, namun meninggal setelah mendapatkan
kewarasannya kembali, maka tindakan tersebut bukan tindakan bunuh diri.
157. Causapatet - Sebuah alasan sangat jelas.
158. Causa proxima non remota spectator - Penyebab langsung dan bukan
penyebab tidak langsung yang dipertimbangkan.
159. Causa vaga et incerta non est causa rationabilis -Alasan yang tidak jelas
dan tidak pasti, bukanlah alasan yang baik.
160. Caveat emptor - Seorang pembeli harus berwaspada.
161. Caveat emptor qui ignorare non debuit quod jus alienum emit - Seorang
pembeli harus berwaspada, ia tidak boleh lalai dalam membeli sesuatu yang
dimiliki orang lain.
162. Caveat venditor - Seorang penjual harus berwaspada.
163. Caveat viator - Seorang petualang harus berwaspada.
164. Cavendum est a fragmentis - Berwaspadalah pada hal - hal yang tidak jelas.
165. Certa debet esse intention et narration et certum fundamentum et
certa res quae deducitur in judicium -Alur serta narasi harus pasti, dasarnya
harus agar perkara yang dibawa ke pengadilan bersifat pasti.
166. Certum est quod certum reddi potest ■> Sesuatu hal yang pasti akan
menghasilkan kepastian.
167. Cessante causa, cessat effectus - penyebab yang hilang akan menghilangkan
akibatnya juga.
168. Cessante ratione legis cessat et ipsa lex - Ketika alasan hukum hilang, maka
hukum itu sendiri akan hilang.
169. Cessante statu primitive, cessat derivativus -Ketika sebuah perkebunan
sudah tidak ada, maka hasil perkebunan itu dianggap tidak ada.
170. Cessa regnare, si non vis judicare - Berhenti memerintah jika anda tidak
ingin diadili.
171. C'est le crime qui fait la honter, et non pas vechafaus - Perbuatan
kejahatan yang membuat malu, bukan hukuman matinya. Pidana & Pemidanaan
172. Cestuy que doit inheriter al pere doit inheriter al fils- Seseorang yang
seharusnya mewarisi warisan dari ayahnya, akan menerima warisan dari anaknya
juga.
173. Chacea est ad commune legem - Daerah pemburuan ada pada common law.
174. Charta de non ente non valet - Perjanjian atas sesuatu yang tidak ada
dianggap tidak berlaku.
175. Charta non est nisi vestimentum donationis -Sebuah perjanjian merupakan
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
301. Culpa est immiscere se rei ad se non pertinenti - Seseorang tidak boleh
ikut campur dalam urusan orang lain.
302. Culpa lata dolo aequiparatur - Kelalaian berat sama derajatnya dengan
penipuan.
303. Culpa tenet (teneat) suos auctores - Kesalahan mengikat pelakunya.
304. Cum action fuerit mere criminalis, institui poterit ab initio criminaliter
vel civiliter - Ketika suatu perbuatan merupakan kejahatan, maka dapat
diproses baik secara pidana maupun perdata.
305. Cum adsunt testimonia rerum, quid opus est verbis? - Ketika ada bukti
yang membuktikan suatu fakta, maka apa gunanya perkataan?
306. Cum aliquis renunciaverit societati, solvitur societas -Ketika ada rekan
yang membatalkan kerjasamanya, maka hubungan kerjasama tersebut putus.
307. Cum confitente sponte mitius est agendum -
Seseorang yang mengakui
kesalahannya dengan rela, maka harus diadili dengan lebih halus.
308. Cum de lucro duorum quaeritur melior est causa possidentis - Ketika
membicarakan keuntungan di antara dua pihak, posisi pihak yang berkuasa lebih
baik.
309. Cum duo inter se pugnantia reperiuntur in testamento, ultimum ratum
est - Ketika ada dua klausa dalam wasiat yang bertentangan antara satu dengan
berikutnya, maka yang dipilih adalah klausa yang kedua.
310. Cum duo jura concurrunt in una persona,aequum est ac si essent in
duobus - Ketika ada dua hak yang melekat pada satu orang, maka sama halnya
seperti ada dua pihak.
311. Cum in corpore dissentitur, apparet nullam esse acceptionem -Ketika ada
ketidaksetujuan dalam isi, berarti tidak ada kesepakatan.
312. Cum in testament ambigue aut etiam perperam scriptum, est benigna
interpretari, et secundum id quod credible est cogitatum credendum est
- Ketika ada pernyataan ambigu dalam suatu wasiat, maka ambigu tersebut harus
ditafsirkan dengan mempertimbangkan niat dari pewaris.
313. Cum legitimate nuptiae factae sunt, patrem liberi sequuntur- Anak yang
lahir dalam pernikahan yang sah, akan mengikuti ayahnya.
314. Cum par delictum est duorum, semper oneratur petitor, et melior
habetur possessoris causa - Ketika kedua belah pihak bersalah, posisi
penggugat lebih dirugikan dan posisi pemegang kuasa lebih diuntungkan.
315. Cum quod ago non valet ut ago, valeat quantum valere potest -
316. Curatus non habet titulum - Anggota kepasturan tidak memiliki titel.
317. Curia concellariae officinal justitiae - Pengadilan Tinggi adalah Penegak
keadilan.
318. Curia parliament suis propriis legibus subsistit- Parliamen diatur oleh
hukumnya sendiri.13
319. Curiosa et captiosa interpretation in lege reprobatur -Penafsiran yang
dibuat secara berlebih - lebihan dan menjauh dari makna awal, akan ditolak oleh
hukum.
320. Currit tempus contra desides etsui juris contemptores - Waktu tidak
memihak pada mereka yang malas, dan mereka yang tidak mementingkan hak -
haknya.
321. Cursus curiae est lex curiae - Praktek pengadilan merupakan penerapan
hukum itu sendiri.
322. Custome serra prise stricte - Adat akan ditafsirkan secara tegas.
323. Custos statum haeredis in custodia existentis meliorem, non
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
348. Delegatus non potest delegare - Seorang delegasi tidak dapat menunjuk
orang lain sebagai delegasinya.
349. Delicatus debitor est odiosus in lege - Debitur yang memberikan banyak
hutang, tidak disukai oleh hukum.
350. Delinquens per iram provocatus puniri debet mitius -Seseorang yang
melakukan tindak pidana karena terdorong oleh amarah, seharusnya dihukum
lebih ringan.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
351. De majori et minori nen variant jura — Ketika bicara tentang hak atau
keadilan, tidak ada yang lebih tinggi atau rendah.
352. De minimis non curat lex — Hukum tidak mengadili urusan sepele.
353. De molendino de novo erecto non jacetprohibitio -Tidak ada larangan
terhadap pendirian kelompok orang.
354. De morte hominis nulla est cunctation longa — Ketika kehidupan seseorang
berisiko, tidak boleh ada penundaan.
355. Denominatio fiere debet a dignioribus — Pemberian titel harus ditujukan
kepada yang paling layak.
356. De nomine proprio non est curandum cum in substantia non erretur;
quia nomina mutabilia sunt, res autem immobiles -Berkaitan dengan
nama, tidak perlu mempermasalahkannya, karena nama dapat diganti dengan
mudah, yang penting adalah barang atau orangnya.
357. De non apparentibus et non existentibus eadem est ratio - Hukum
menghargai hal - hal yang tidak berwujud.
358. De nullo quod est sua natura indivisibile et divisionem non patitur
nullam partem habebit vidua, sed satisfaciat ei ad valentiam - Seorang
janda tidak mendapatkan bagian dalam warisan dan tidak berhak atas
pembagiannya, biarkan anak - anaknya yang memberikan ibunya sebagian dari
warisan tersebut.
359. De nullo tenement, quod tenetur ad terminum. Fit homagii; fit tamen
inde fidelitatis sacramentum -Pada setiap sewaan, ada kesetiaan terhadap
tuan tanah.
360. Derivativa potesta non potest esse major primitive - Kekuasaan yang
berasal dari kekuasaan yang lebih tinggi, tidak boleh melebihi kekuasaan asalnya.
361. Derogatur legi cum pars detrahitur; abrogatur legi, cum prorsus tollitur
- Ada pengurangan pada hukum ketika ada bagiannya yang diambil.
362. Designatio justiciariorum est a rege; jurisdiction vero ordinaria a lege -
Penunjukkan hakim dilakukan oleh raja, penentuan yuridiksi oleh hukum.
363. Designatio unius est exclusion alterius, et expressum facit cessare
tacitum - Tujuan seseorang, merupakan ketidakinginan orang lain, dan apa yang
dinyatakan mengalahkan apa yang diasumsikan.
364. De similibus ad similia eadem ratione procedendum est - Kita
diperbolehkan untuk membantah analogi perkara.
365. De similibus idem est judicium - Pada perkara yang serupa, diterapkan
putusan yang serupa.
366. Deus solus haeredem facere potest, non homo - Tuhan sendiri, bukan
hukum yang menentukan ahli waris.
367. Dies dominicus non estjuridicus - Minggu bukan hari untuk peradilan.
368. Dies inceptus pro complete habetur - Ketika hari dimulai, hari itu juga
berakhir.
369. Dies incertus pro conditione habetur - Ketidakpastian hari, dianggap sebagai
kondisi.
370. Dilationes in lege sunt odiosae - Penundaan dalam hukum merupakan
sesuatu yang buruk.
371. Discretio est discernere per legem quid sit justum -Keputusan yang dibuat
melalui hukum harus adil.
372. Discretio estscireper legem quidsitjustum— Sebuah putusan mewakili
keadilan menurut hukum.15
373. Disparata non debent jungi — Hal - hal yang tidak serupa sebaiknya tidak
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
439. Ejus est non nolle qui potest velle - Seseorang dapat memberikan
persetujuannya dengan cara mengekspresikannya atau melalui tindakannya.
440. Ejus estpericulum cujus est dominium aut commodum - Dia yang
mendapatkan keuntungannya, juga memegang resikonya.
441. Ejus nulla culpa est cui parere necesse sit -Kesalahan tidak mengikat pada
seseorang yang diwajibkan untuk mentaati perintah.
442. Electa una via, non datur recursus ad alteram -Apabila telah memilih satu
upaya, maka tidak bisa memilih upaya lain.
443. Electio est interna libera et spontanea separation unius rei ab alia, sine
compulsione, consistens in animo et voluntate - Pilihan merupakan
sesuatu yang bebas dan terlepas dari lainnya serta bergantungan pada kehendak
dan keinginan seseorang.
444. Electiones fiant rite et libere sine interruption aliqua - Biarkan seseorang
memilih tanpa dipaksa dan tanpa ada ikut campur dari pihak lain.
445. Electio semel facta, etplacitum testatum, non patitur regressum -Pilihan
yang telah dibuat tidak dapat ditarik kembali, sama seperti permohonan yang
telah diucapkan yang tidak dapat dibatalkan.
446. Emptor emit quam minimo potest; venditor vendit quam maximo
potest - Pembeli bercenderung untuk mengeluarkan uangnya sedikit mungkin,
sedangkan penjual berusaha untuk mendapatkan uang sebanyak mungkin.
447. En eschange il covient que les estates soient egales - Dalam pertukaran
tanah, tidak ada dua tanah yang nilainya sama.
448. Enita pars semper praeferenda est propter privilegium aetatis - Bagian
yang diterima oleh kakak perempuan dihitung berdasarkan usianya.
449. Enumeratio infirmat regulam in casibus non enumerates -
450. Enumeratio unius est exclusion alterius - Penggabungan sesuatu sekaligus
memisahkannya dari yang lain.
451. Eodem ligamine quo ligatum est dissolvitur--Suatu kewajiban hanya dapat
dibatalkan oleh perjanjiannya.18
452. Eodem modo quo quid constituitur, dissolvitur -Sesuatu dapat
dimusnahkan dengan cara yang sama pada saat membuatnya.
453. Errores adsuaprincipia referre estrefellere - Ketika ada kesalahan, maka
harus kembali ke pokok asalnya untuk memperbaiki kesalahan tersebut.
454. Errores scribentis nocere non debent - Kesalahan pada penulisan tidak boleh
membawa kerugian.
455. Error fucatus nuda veritate in multis est probabilior; et saepenumero
rationibus vincit veritatem error - Terkadang, kesalahan lebih banyak
berkata dari pada kebenaran, dan kadang, kesalahan mengalahkan kebenaran
dari argumentasi.
456. Error juris nocet - Kesalahan pada hukum dapat menimbulkan kerugian.
457. Error nominis nunquam nocet, si de identitate rei constat - Kesalahan
pada nama tidak akan menimbulkan kerugian apabila identitasnya sudah pasti.
458. Error qui non resistitur approbatur — Kesalahan yang tidak dibantah akan
diterima sebagai kebenaran.
459. Error scribentis nocere non debet — Kesalahan pada penulisan tidak boleh
membawa kerugian.
460. Erubescit lex filios castigare parentes — Hukum akan dipermalukan ketika
“seorang anak membenarkan orang tuanya”.
461. Est aliquid quod non oportet etiam si licet; quiequid vero non licet certe
non oportet — Ada beberapa hal yang dianggap tidak pantas meskipun
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
diperbolehkan oleh hukum; namun, hal - hal yang dilarang oleh hukum sudah
pasti tidak pantas.
462. Est autem jus publicum et privatum quod ex naturalibus praeceptis aut
gentium aut civilibus est collectum; et quod in jure scripto jus
appellatur, id in lege Angliae rectum esse dicitur — Hukum publik serta
hukum perdata adalah hukum yang dianut baik dari konsep hukum masyarakat
maupun dari konsep hukum perdata.
463. Est autem vis legem simulans —Kadang, kekerasan berlindung di belakang
hukum.
464. Est boni judicis ampliare jurisdictionem — Tugas hakim adalah untuk
memperluaskan yuridiksinya.
465. Est ipsorum legislatorum tanquam viva vox -Peraturan yang terdapat
dalam hukum harus dipahami dan ditafsirkan sebagai peraturan yang sesuai
dengan kehidupan nyata.
466. Estoveria sunt ardendi , arandi, construendi et claudendi -Hak - hak
penyewa termasuk membakar, membersihkan halaman, membangun pagar.
467. Est quiddam perfectius in rebus licitis - Terdapat sesuatu yang lebih
sempurna dalam hal - hal yang diperbolehkan oleh hukum.
468. Eum qui nocentem infamat, non est aequum et bonum ob eam rem
condoemnari; delicta enim nocentium nota esse oportet et expedit -
Tidak adil ataupun pantas untuk menghukum seseorang karena ia membicarakan
keburukan orang lain; karena selayaknya kejahatan seseorang diketahui oleh
publik.
469. Eventus varios res nova semper habet - Persoalan yang tidak memiliki
kepastian, selalu menghasilkan bermacam - macam kesimpulan.
470. Ex antecedentibus et consequentibus fit optima interpretation -
Penafsiran yang baik adalah penafsiran yang melihat pada penyebab dan
akibatnya.
471. Exceptio ejus rei cujus petitur dissolution nulla est - Tidak ada
pengecualian untuk hal yang esensial bagi perkara.
472. Exceptio falsi est omnium ultima - Tidak ada pengecualian bagi kesalahan.
473. Exceptio firmat regulam in casibus non exceptis - Sebuah pengecualian
mengkonfirmasi ketidakberlakunya hukum tertentu pada perkara
474. Exceptio firmat regulam in contrarium-Pengecualian merupakan aturan
yang bertentangan.19
475. Exceptio nulla est versus actionem quae exceptionem perimit - Tidak
ada pengecualian terhadap perbuatan yang menghilangkan pengecualian
tersebut.
476. Exceptio probat regulam de rebus non exceptis - Sebuah pengecualian
bahwa peraturan hukum masih bisa dialihkan.
477. Exceptio quae firmat legem exponit legem - Sebuah pengecualian terhadap
hukum merupakan penjelasan hukum itu juga.
478. Exceptio quoque regulam declarant - Sebuah pengecualian juga merupakan
aturan hukum.
479. Exceptio semper ultima ponenda est - Pengecualian selalu harus
ditempatkan paling akhir.
480. Excessus in jure reprobatur - Perbuatan yang berlebihan dilarang oleh
hukum.
481. Excessus in re qualibet jure reprobatur communi - Apapun yang
berlebihan dilarang oleh common law.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
482. Excusat aut extenuate delictum in capitalibus, quod non operator idem
in civilibus - Perbuatan dalam perkara besar yang dapat dikecualikan, belum
tentu mendapatkan pengaruh yang sama pada peradilan perdata.
483. Ex diuturnitate temporis Omnia praesumuntur solenniter esse acta -
Sejalan waktu, semua hal diasumsi telah dilakukan dengan cara yang benar.
484. Ex dolo molo non oritur action -Gugatan yang didasarkan oleh perbuatan
penipuan tidak diterima oleh pengadilan.
485. Executio est executio juris secundum judicium -Penjatuhan hukuman
merupakan penerapan hukum berdasarkan putusan. Pidana & Pemidanaan
486. Executio estfinis et fructus legis - Penerapan hukum merupakan buah hasil
dari hukum sendiri.
487. Executio legis non habetinjuriam - Penerapan hukum tidak boleh
menimbulkan kerugian.
488. Ex facto jus oritur - Hukum muncul dari fakta.
489. Ex frequenti delicto augetur poena - Suatu hukuman akan berlipat apabila
perbuatannya dilakukan berulang - ulang kali.
490. Es maleficio non oritur contractus - Kontrak tidak boleh didasarkan oleh
perbuatan melawan hukum.
491. Ex malis moribus bonae leges natae sunt - Hukum yang baik muncul dari
moral jahat.
492. Ex multitudine signorum colligitus identitas vera - Dari beberapa bukti
maka kebenaran akan terungkap.
493. Ex nihilo nihil fit -Tidak ada yang terungkap dari ketiadaan.
494. Ex nudo pacto non oritur actio -Kontrak tidak jelas tidak dapat digugat
495. Expacto illicito non oritur actio - Kontrak yang tidak sah tidak dapat digugat.
496. Expedit rei publicae ne sua re quis male utatur - Merupakan kepentingan
sebuah negara agar seseorang tidak menyalahgunakan propertinya.
497. Expedit rei publicae ut sit finis litium - Merupakan kepentingan negara agar
litigasi dapat dibatasi.
498. Experientia per varios actus legem facit - Pengalaman yang didapatkan
melalui perbuatan dapat membentuk suatu hukum.
499. Expositio quae ex visceribus causae nascitur, est aptissima et
fortissimo in lege -eksposisi yang muncul dari bagian yang paling esensial,
merupakan pengaruh terbesar.
500. Expressa nocent, non expressa non nocent - Hal - hal yang dinyatakan
dapat menimbulkan keruguian, namun hal - hal yang tidak dinyatakan belum
tentu mengakibatkan kerugian.
501. Expressa non prosunt quae non expressa proderunt - Tidak ada gunanya
dalam menyatakan apa yang dapat terjadi ketika sesuatu tidak dinyatakan.
502. Expressio eorum quae tacite insunt nihil operator - Pernyataan yang
menduga - duga tidak memiliki konsekuensi apa pun.
503. Expressio unius est exclusion alterius - Konfirmasi terhadap satu hal adalah
penyangkalan terhadap hal lain.
504. Expressum facit cessare tacitum- Sesuatu yang dinyatakan dapat
meniadakan apa yang tidak dinyatakan.20
505. Exprocedentibus et consequen tibus optima fitinterpretatio - Penafsiran
yang baik adalah penafsiran yang melihat pada penyebab dan akibatnya.
506. Exterus non habet terras - Warga asing tidak boleh memiliki tanah.
507. Extincto subjecto, tollitur adjunctum - Ketika substansinya hilang, maka
fakta pendukungnya pun hilang.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
mengindikasikan penipuan.
533. Fama, quae suspicionem inducit, oriri debet apud bonos et graves, non
quidem malevolos et maledicos, sed provides et fide dignas personas,
non semel sed saepius, quia clamor minuit et defamatio manifestat-
Laporan harus datang dari orang yang terpercaya, dan berhati - hati, bukan dari
orang yang jahat, mencurigakan dan berbahaya agar dapat mencegah
pencemaran nama baik.21
534. Fatetur facinus quijudicium fugit - Orang yang melarikan diri berarti
mengakui kesalahannya.
535. Fatuus, apud jurisconsultos nostros, accipitur pro non compos mentis;
etfatuus dicitur, qui omnino desipit - Orang yang tidak waras atau berindak
konyol disebut dengan istilah “fatuous”.
536. Fatuuspraesumitur qui in proprio nomine errat - Seseorang akan diduga
tidak cakap ketika ia tidak ketahui namanya sendiri.
537. Favorabilia in lege sunt fiscus, dos, vita, libertas - Harta, mahar,
kehidupan, kebebasan merupakan hal - hal yang dilindungi oleh hukum.
538. Favorabilioresreipotius quam actorshabentur ■> Tergugat lebih dilindungi
dari pada penggugat.
539. Favorabilioressuntexecutiones aliisprocessibus quibuscunque - Setiap
proses membutuhkan pelaksanaan.
540. Favores ampliandi sunt; odia restringenda- Prasangka yang mungkin patut
diselidiki lebih jauh.
541. Felonia, ex vi termini, significant quodlibet capital crimen felleo animo
perpetratum - “Felony” (tindak pidana yang tergolong berat) mengindikasikan
kejahatan berat yang dilakukan dengan kesengajaan yang kuat.
542. Felonia implicatur in quolibet proditione - Perbuatan makar termasuk tindak
pidana yang tergolong berat. Pecobaan Makar
543. Feodum est quod quis tenet ex quacunque causa, sive sit tenementum
sive redditus - Biaya adalah harga untuk setiap penyewaan atau penggunaan.
544. Feodum simplex quia feodum idem est quod haereditas, et simplex
idem est quod legituum vel purum; et sic feodum simplex idem est quod
haereditas legitima vel haereditas pura - “Fee simple” berasal dari kata
“fee” yang berarti warisan, dan “simple” yang berarti murni atau sah; maka fee
simple berarti warisan yang sah dan murni.
545. Festinatio justitiae est noverea infortunii - Keadilan yang terburu - buru
merupakan kemalangan.
546. Fiatjustitia ruatcaelum ■> Keadilan harus dilakukan meskipun langit dapat
jatuh.
547. Fiat prout fieri consuevit, nil temere novandum -Sebaiknya meneruskan
kebiasaan dari pada mencoba hal baru dengan terburu - buru.
548. Fictio cedit veritati; fictio juris non est ubi veritas - Dimana ada kebenaran,
disitu tidak ada fiksi.
549. Fictio est contra veritatem, sed pro veritate habetur - Fiksi bertentangan
dengan kebenaran sekaligus memperlihatkan kebenaran yang sesungguhnya.
550. Fictio juris non est ubi veritas - Dimana ada kebenaran, disitu tidak ada fiksi.
551. Fictio legisinique operator alicui damnum velinjuriam - Fiksi hukum
dianggap tidak adil apabila menimbulkan kerugian bagi siapa pun.
552. Fictio legis neminem laedit - Fiksi hukum tidak merugikan siapa pun.
553. Fides est obligation conscientiae alicujus ad intentionem alterius -
Kepercayaan merupakan kewajiban dari kesadaran seseorang terhadap
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
626. Haeres est eadem persona cum antecessore — Ahli waris merupakan orang
yang sama dengan leluhurnya.
627. Haeres est nomen collectivum — “ahli waris” adalah kata benda kolektif.
628. Haeres est nomen juris, filius est nomen naturae — “Ahli waris”
merupakan istilah hukum, sedangkan “anak” adalah istilah hukum alam.
629. Haeres est pars antecessoris — Seorang ahli waris adalah bagian dari
leluhurnya.
630. Haeres haeredis mei est meus haeres — Ahli warisnya ahli waris saya,
adalah ahli waris saya.
631. Haeres legitimus est quem nuptiae demon-strant — Ahli waris yang sah
adalah mereka yang lahir dalam pernikahan yang sah.
632. Haeres minor uno et viginti annis non respondebit, nisi in casu dotis -
Ahli waris di bawah usia 21 tahun dianggap belum cakap secara hukum, kecuali
janda atau duda.
633. Hoc servabitur quod initio convenit -Apa yang berguna dari awal harus
dipertahankan
634. Home ne sera puny pur suer des briefes en court le roy, soit il a droit ou
a tort -Seseorang tidak dapat dihukum karena menggugat sebuah surat perintah
pengadilan, baik orang itu benar atau salah.
635. Hominum causa jus constitutum est - Hukum dibentuk demi kemanusiaan.
636. Homo potest esse habilis et inhabilis diversis temporibus - Seseorang
dapat menjadi cakap atau tidak cakap pada waktu yang berbeda - beda.
637. Homo vocabulum est naturae ; persona juris civilis - “manusia” merupakan
istilah hukum alam, sedangkan “orang” merupakan istilah hukum perdata.
638. Hora non est multum de substantia negotii licet in appello de ea
aliquando fiat mentio - Tempo tidak sepenting substansi dari sebuah perkara,
walaupun terkadang hal itu disebut dalam upaya hukum naik banding.
639. Hostes sunt qui nobis vel quibus nos bellum decernimus ; caeteri
proditores pel praedones sunt - Musuh adalah mereka yang kami nyatakan
perang dengan, atau mereka yang menyatakan perang kepada kami, sisanya
adalah pengkhianat atau pembajak.
640. Ibi semper debet fieri triatio ubi juratores meliorem possunt habere
notitiam - Setiap persidangan harus memberikan informasi terbaik bagi para
juri.
641. Id certum est quod certum redid potest - Segala hal yang dapat dipastikan
merupakan kepastian itu sendiri.
642. Id certum est quod certum redid potest. Sedid magis certum est quod
de semetipso est certum- Segala hal yang dapat dipastikan merupakan
kepastian itu sendiri. Namun kepastian yang lebih terdapat pada kepastian itu
sendiri.25
643. Idem agens et patiens esse non potest - Orang yang sama tidak bisa
sekaligus menjadi pelaku dan korban.
644. Idem est facere et nolle prohibere cum possis - Memperbuat dan menolak
untuk mencegah merupakan hal yang sama.
645. Idem estfacere et non prohibere cum possis;et qui non prohibit cum
prohibere possit in culpa est(aut jubet)- Memperbuat dan menolak untuk
mencegah merupakan hal yang sama. Dan siapa pun yang tidak mencegah
walaupun ia memiliki kesempatan untuk mencegah, maka ia ikut bersalah.
646. Idem est nihil dicere et insufficienter dicere - Mengatakan tidak sama
halnya dengan tidak mengatakan iya. Dalam mengatakan sesuatu secara
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
insufisien sama halnya seperti tidak mengatakan apapun. Hal ini berlaku dalam
permohonan yang dibuat oleh narapidana.
647. Idem est non esse et non apparere - ketiadaan sama halnya dengan
ketidakhadiran. Dimana ketidakhadiran dianggap tidak pernah ada.
648. Idem est non probari et non esse; non deficit jus sed probatio - Tidak
terbukti sama halnya dengan tidak ada. Hukum tidak defisien, hanya buktinya
saja.
649. Idem estscire autscire debere autpotuisse - Keharusan untuk mengetahui
atau berkesempatan untuk mengetahui sama halnya dengan tahu.
650. Idem non esse et non apparere - Tidak ada dan tidak hadir merupakan dua
hal yang sama.
651. Idem semper antecedent proximo refertur -Disebut kesamaan apabila dua
hal serupa.
652. Identitas vera colligitur ex multitudine signorum - Kebenaran didapatkan
dari kumpulan petunjuk.
653. Idperfectum est quod ex omnibussuispartibus constat - Kesempurnaan
hanya didapatkan ketika semua bagian lengkap.
654. Idpossumus quod de jurepossumus - Kita hanya dapat melakukan hal - hal
yang diperbolehkan oleh hukum.
655. Id quod est magis remotum non trahit ad se quod est magic
junctum,sed e contrario in omni casu -Apa yang dihilangkan berarti tidak
sesuai dengan sesuatu hal, melainkan, bertentangan dengannya.
656. Id quodnostrum estsine facto nostro adalium transferri non potest -
Apa yang kita miliki tidak dapat dialihkan ke orang lain tanpa persetujuan dari
kita sendiri.
657. Id solum nostrum quod debitis deductis nostrum est - Barang itu
merupakan barang kita sendiri ketika hutang telah selesai dibayar.
658. Id tantum possumus quod de jure possumus - Kita hanya dapat melakukan
hal - hal yang diperbolehkan oleh hukum.
659. Ignorantia eorum quae quis scire tenetur non excusat -Ketidaktahuan
terhadap hal - hal yang seharusnya diketahui bukan alasan.
660. Ignorantia excusatur non juris sed facti - Ketidaktahuan terhadap kejadian
dapat dimaafkan, namun tidak demikian dengan ketidaktahuan terhadap hukum.
661. Ignorantia facti excusat, ignorantia juris non excusat - Ketidaktahuan
terhadap kejadian dapat dimaafkan. Namun setiap orang dianggap tahu hukum,
kalau tidak, maka tidak akan ada limit terhadap ketidaktahuan terebut.
662. Ignorantia judicis est calamitas innocentis - Ketidaktahuan seorang hakim
merugikan pihak yang tidak bersalah.
663. Ignorantia juris non excusat - Ketidaktahuan akan hukum bukan alasan.
664. Ignorantia juris quod quisque scire tenetur neminem excusat -
Ketidaktahuan akan hukum, dimana seharusnya semua orang dianggap tahu,
bukan alasan.
665. Ignorantia juris sui non praejudicat juri - Ketidaktahuan akan hak
seseorang, tidak menghilangkan hak tersebut.
666. Ignorantia legis neminem excusat - Ketidaktahuan akan hukum tidak
membebaskan siapa pun.
667. Ignorantia praesumitur ubi scientia non probatur - Ketidaktahuan diduga
ketika pengetahuan tidak diberikan.
668. Ignorare legis est lata culpa- Ketidaktahuan akan hukum merupakan
pengabaian terhadapnya.26
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
725. In dubiis non praesumitur pro testamento - Dalam keadaan dimana ada
keraguan, tidak ada praduga yang memihak pada kehendak sendiri.
726. In dubio, haec legis construction quam verba ostendunt - Dalam
menghadapi keraguan, perkataan mengindikasi konstruksi hukum.
727. In dubio, pars mitior estsequenda - Ketika ada keraguan, pandangan yang
lemah patut dipertimbangkan.
728. In dubio, pro lege fori - Ketika ada keraguan, patut untuk berpaling pada
hukum forum.
729. In dubio, sequendum quod tutius est - Ketika ada keraguan, patut untuk
berpaling pada pandangan yang paling aman.
730. In eo quod plus sit semper inest et minus- Pihak yang lemah selalu
dipertimbangkan.
731. Inesse potest donation modus, condition sive causa; ut modus est; si
condition; quia causa -Pada suatu pemberian mungkin ada persyaratan,
maksud, atau alasan tertentu di baliknya.
732. In exposition instrumentorum, mala grammatical,quod fieri potest,
vitanda est - Dalam sebuah konstruksi, tata bahasa yang buruk harus dihindari
sebisa mungkin.
733. In facto quod se habet ad bonum et malum magis de bona quam de
malo lex intendit - Dalam menghayati sebuah perbuatan atau perjanjian yang
mungkin dipandang sebagai sesuatu yang baik atau buruk, hukum selalu
memandang yang baik.
734. Infans non multum a furioso distat - Bayi tidak begitu berbeda dengan orang
yang tidak cakap
735. In favora bilibus magis attenditur quod prodest quam quod nocet -
Dalam mengkaji sebuah kasus, harus lebih melihat sisi baik dari pada sisi
buruknya.
736. In favorem vitae, libertatis, et innocentiae Omnia praesumuntur -
Semua praduga harus memihak kehidupan, kebebasan dan praduga tak
bersalah.
737. In fictione jurissemper aequitas existit - Dalam kehidupan fiktif, keadilan
selalu ada, dalam setiap fiktif hukum akan selalu ada keadilan.
738. In fictione juris semper subsistit aequitas - Dalam fiksi hukum, keadilan
selalu menang.
739. Infinitum in jure reprobatur - Hukum melarang proses upaya hukum yang
tak berujung.
740. In generalibus versatur error -Kesalahan ada pada pernyataan yang terlalu
umum.
741. In genere quicunque aliquid dicit, sive actor sive reus, necesse est ut
probat - Secara umum, siapapun yang membuat tuduhan, baik itu penggugat
ataupun tergugat, harus membuktikannya.
742. In haeredes non solent transire actiones quae poenales ex maleficio
sunt - hukuman yang dijatuhkan pada perkara pidana tidak berlaku bagi
keturunan sang terpidana.
743. In his enim quae sunt favorabilia animae quanmuis sunt damnosa
rebus, fiat aliquando extentio statuti- Hal - hal yang sesuai dengan gagasan
tetapi bertentangan dengan aturannya, maka perlu adanya perluasan terhadap
peraturan itu.29
744. In his quae de jure communi omnibus conceduntur, consuetudo alicujus
patriae vel loci non est alleganda -Hak - hak telah diterima secara umum
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
dipercaya.
874. Jura naturae aequum est neminem cum alterius detriment et injuria
fieri locupletiorem - Berdasarkan hukum alam, tidak ada seorang pun yang
boleh memperkaya diri dari kesengsaraan orang lain.
875. Juri non est consonum quod aliquis accessories in curia regis
convincatur antequam aliquis de facto fuerit attinctus - Pelaku pembantu
tidak boleh diadili sebelum pelaku utama terbukti bersalah.
876. Jurisdictio est potestas de public introducta, cum necessitate juris
dicendi - Yuridiksi adalah kekuasaan yang lahir demi kebaikan publik, dimana
yuridiksi merupakan salah satu kebutuhan untuk menyalurkan keadilan.
877. Juris effectus in executione consistit - Pengaruh hukum terlihat nyata pada
penerapannya.
878. Juris ignorantic estcum jus nostrum ignoramus ■> Apabila kita tidak
mengetahui hak - hak kita sendiri, berarti kita lalai terhadap hukum.
879. Juris praecepta suntan haec, honesta vivere, alterum non laedere suum
cuique tribuere -Berikut adalah peraturan hukum: hidup dengan hormat,
jangan merugikan orang lain, laksanakanlah kewajiban masing - masing.
880. Jurisprudentia est divinarum atque humanarum rerum notitia, justi
atque injusti scienta -Yurisprudensi merupakan ilmu pengetahuan yang mulia,
ilmu mengenai apa yang adil dan apa yang tidak.
881. Jurisprudentia legius communis angliae est scientia socialis et copiosa
- Yurisprudensi common law Inggris merupakan penerapan ilmu pengetahuan
sosial.
882. Juris quidem ignorantiam cuique nocere, facti verum ignorantiam non
nocere - Kelalaian hukum tidak seburuk dengan kelalaian fakta.
883. Jus accrescendi inter mercatores locum non habet, pro beneficio
commercii -Demi kebaikan perdagangan, tidak ada hak istimewa di antara
penjual.
884. Jus accrescendi praefertur oneribus -Terdapat. “hak keselamatan”
(survivorship) pada setiap hutang (mortgage).
885. Jus accrescendi praefertur ultimate voluntati ■>Surat wasiat harus
diselamatkan.
886. Jus civile est quod sibi populous constituit -Hukum perdata adalah hukum
yang dibuat oleh masyarakat itu sendiri.
887. Jus descendit, et non terra - Hak atas tanah dapat diwarisi, bukan tanahnya.
888. Jus dicere (et) non jus dare - Yang benar adalah menyatakan perang, bukan
mengakibatkan perang.
889. Jus est ars boni et aequi -Hukum adalah ilmu mengenai apa yang dianggap
baik dan adil.
890. Jus est norma recti; et quicquid est contra normam recti est injuria -
Hukum mengatur mengenai hak, dan apa pun yang bertetangan dengan hak,
menyebabkan kerugian.
891. Jus etfraus nunquam cohabitant - Hak tidak membiarkan tindakan
penipuan.
892. Jus ex injuria non oritur - Kebenaran bukan muncul dari sebuah kesalahan.
893. Jus in re inhaerit ossibus usufructuarii- Suatu hak melekat pada diri
seseorang.35
894. Jusjurandi forma verbis differ, re convenit; hune enim sensum habere
debet, ut deus invocetur - Pengucapan sumpah dapat berbeda antara satu
bahasa dengan bahasa lainnya.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
895. Jusjurandum inter alios factum nec nocere nec prodesse debet - Sumpah
yang dibuat di antara pihak ketiga tidak membuktikan apapun ataupun
memberikan pengaruh buruk.
896. Jus natural est quod apud homines eandem habetpotentiam - Hak - hak
dasar memiliki kekuatan hukum yang rata di antara manusia.
897. Jus non habenti tute non paretur - Aman bagi seseorang untuk tidak
bertunduk kepada mereka yang tidak memiliki hak.
898. Jus publicum privatorum pactis mutari non potest - Hak publik tidak bisa
diubah oleh perjanjian.
899. Jus quo universitates utuntur est idem quod habent private - Hak - hak
yang dimiliki oleh badan hukum sama dengan hak yang dimiliki oleh orang.
900. Jus respicit aequitatem - Hukum memihak kepada keadilan.
901. Jus superveniens auctori accrescit successor -Hak khusus yang diberikan
kepada satu orang, maka diberikan juga kepada orang yang kedua.
902. Justitia est constans etperpetus voluntasjus suum cuique tribuendi -
Keadilan bersifat tetap dan merata ke semua orang.
903. Justitia est virtus excellens et altissimo complacens - Keadilan merupakan
suatu kebaikan tertinggi yang memberikan kesanangan.
904. Justitiafirmatur solium - Tahta kerajaan diperkuat oleh keadilan.
905. Justitia nemini neganda est - Tidak ada seorang pun yang boleh ditolak
keadilannya.
906. Justitia non est neganda, non differenda - Keadilan tidak boleh ditolak
ataupun ditunda.
907. Justitia non novit patrem nec matrem, solum veritatem spectat justitia
- Keadilan tidak memihak kepada siapa - siapa, keadilan hanya memihak kepada
kebenaran.
908. Justum non est aliquem antenatum mortuum facere bastardum, qui pro
tota vita sua pro legitimo habetur -Tidak adil apabila seseorang menamakan
anak luar nikahnya sebagai ahli warisnya, dimana ia masih memiliki anak sah.
909. Jus vendit quod usus approbacit - Hukum mengatur apa yang diperbolehkan.
910. La conscience est la plus changeante des regles - Hanya kesadaran
manusia yang terus berubah.
911. La ley favour la vie d'unhome - Hukum memihak kepada nyawa seseorang
912. La ley facour l'inheritance d'un home - Hukum memihak kepada warisan
seseorang.
913. La ley voit plus tost suffer un mischief que un inconvenience - Hukum
sendiri pada akhirnya akan mengalami kerugian.
914. Lata culpa dolo aequiparatur - Kelalaian yang berlebihan sama seperti
penipuan.
915. Le contrat fait la loi - Perjanjian membentuk hukum.
916. Legatos violare contra jus gentium est - Perlakuan kekerasan terhadap
ambasador sangat bertentangan dengan hukum para negara.
917. Legatum morte testatoris tantum confirmatur, sicut donatio inter vivos
traditione sola - Sebuah peninggalan dikonfirmasi oleh kematian testatornya.
918. Legatus regis vice fungitur a quo destinatur, et honorandus est sicut
ille cujus vicem gerit - Seorang ambasador mewakili raja yang mengutusnya,
maka ia harus dihormati karena ia mengisi posisi sang raja.
919. Legem enim contractus dat - Sebuah perjanjian memberikan kekuatan
hukum.
920. Legem terrae amittentes perpetuam infamiae notam inde merito
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
942. Lex aequitate gaudet; appetite perfectum; est norma recti - Hukum
menawarkan keadilan; hukum mewakili kesempurnaan dan mengatur hak - hak.
943. Lex aliquando sequitur aequitatem - Hukum terkadang mengikuti keadilan.
944. Lex angliae est lex misericordiae - Hukum Inggris merupakan hukum yang
mengampuni.
945. Lex angliae non patitur absurdum - Hukum Inggris tidak membiarkan
kekonyolan.
946. Lex angliae nunquam matris sed semper patris conditionem imitari
partum judicat - Hukum Inggris mengatur bahwa seorang anak yang baru lahir,
sepatutnya mengikuti ayahnya dan bukan ibunya.
947. Lex Angliae nunquam sine parliament mutari potest- Hukum Inggris tidak
dapat diubah tanpa persetujuan dari parlimen.37
948. Lex beneficialis rei consimili remedium praestat - Hukum yang
menguntungkan adalah hukum yang memberikan jalan keluar yang mirip bagi
perkara yang mirip.
949. Lexcitius tolerare vultprivatumdamnum uam publicum malum - Hukum
akan memihak pada kerugian pribadi dari pada kejahatan publik.
950. Lex contra id quod praesumit probationem non recipit - Hukum tidak
menerima bukti yang dibuat - buat.
951. Lex deficere non potest in justitia exhibenda - Hukum tidak boleh gagal
dalam memberikan keadilan.
952. Lex de future, judex de praeterito - Hukum mementingkan masa depan dan
hakim mementingkan masa yang sudah berlalu.
953. Lex dilationes semper exhorret - Hukum selalu melarang penundaan.
954. Lex est ab aeterno - Hukum lahir dari keabadian.
955. Lex est dictamen rationis - Hukum berasal dari gagasan.
956. Lex est norma recti - Hukum mengatur hak.
957. Lex est ratio summa, quae jubet quae sunt utilia et necessaria, et
contraria prohibit - Hukum merupakan bentuk gagasan yang tertinggi, yang
memerintahkan apa yang berguna, dan apa yang boleh serta melarang apa pun
yang bertentangan dengan hal tersebut.
958. Lex estsanction sancta, jubens honesta etprohibens contraria - Hukum
adalah sanksi yang sakral, memerintahkan apa yang benar dan melarang apa
yang dianggap salah.
959. Lex est tutissima cassis; sub clypeo legis nemo decipitur - Hukum
merupakan perlindungan yang paling aman, di bawah perlindungan hukum, tidak
ada yang tertipu.
960. Lex favet doti - Hukum memihak kepada mahar.
961. Lex fingit ubi subsistit aequitas - Hukum menciptakan fiksi dimana keadilan
ditaati.
962. Lex intendit vicinum vicini facta scire - hukum berasumsi bahwa seseorang
mengetahui apa yang diperbuat oleh tetangganya.
963. Lex judicat de rebus necessario faciendis quasi re ipsa factis -Hukum
mengadili hal - hal yang memang perlu diadili.
964. Lex necessitates est lex temporis, i.e.,instantis - Hukum waktu merupakan
hukum yang dibutuhkan.
965. Lex neminem cogit ad vana seu inutilia peragenda - Hukum tidak
memaksa siapa pun untuk melakukan hal -hal yang tidak berguna ataupun sia -
sia.
966. Lex neminem cogit ostendere quod nescire praesumitur - Hukum tidak
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
memaksa siapa pun untuk mengetahui hal - hal yang tidak perlu ia ketahui.
967. Lex nemini facit injuriam - Hukum tidak merugikan siapa pun.
968. Lex nemini operator iniquum, nemini facit injuriam - Hukum tidak
merugikan ataupun memberikan ketidakadilan kepada siapa pun.
969. Lex nil facit frustra, nil jubet frustra - Hukum tidak bersia - sia ataupun
memerintah dengan sia - sia.
970. Lex non a rege est violanda - Hukum tidak boleh dilanggar oleh raja.
971. Lex non cogit ad impossibilia - Hukum tidak memaksa hal - hal yang
mustahil.
972. Lex non curat de minimis - Hukum tidak mementingkan hal - hal yang tidak
berkonsekuensi.
973. Lex non deficit in justitia exhibenda - Hukum tidak gagal dalam
mempertunjukan keadilan.
974. Lex non exacte definit, sed arbitrio boni viri permittit -Hukum tidak
mengartikan apa itu keputusan, tetapi percaya pada orang yang memberikannya.
975. Lex non favet votis delicatorum - Hukum tidak memihak pada kejelian yang
berlebihan.
976. Lex non intendit aliquid impossibile - Hukum tidak menghendaki hal - hal
yang mustahil.
977. Lex non patitur fractiones et divisions statuum - Hukum tidak membiarkan
pembagian warisan tanah yang tidak adil.
978. Lex non praecipit inutilia, quia inutilis labor stultus - Hukum tidak
memerintahkan hal - hal yang tidak berguna, karena pekerjaan yang tidak
berguna merupakan sesuatu yang konyol.
979. Lex non requirit verificari quod apparet curiae Hukum tidak membutuhkan
pembuktian untuk hal - hal yang sudah jelas.38
980. Lex plus laudatur quando ratione probatur - Hukum lebih dihargai ketika
bergandengan dengan gagasan.
981. Lexposterior derogate priori - Hukum yang baru menggantikan hukum lama.
982. Lexprospicit, non respicit - Hukum memandang ke depan bukan ke belakang.
983. Lex punit mendaciam- Hukum menghukum kesalahan.
984. Lex rejicit superflua, pugnantia, incongrua - Hukum menolak hal - hal yang
bertentangan, konyol dan memberontak.
985. Lex reprobate moram - Hukum melarang penundaan.
986. Lex respicit aequitatem - Hukum memihak kepada keadilan.
987. Lex scripta si cesset , id custodiri oportet quod moribus et consuetudine
inductum est; et , si qua in re hoc defecerit, tunc id quod proximum et
consequens ei est; et, si id non appareat, tunc jus quo urbs romana
utitur servari oportet - Jika hukum gagal, maka gagasan dari hukum itu sendiri
yang digunakan, dan jika gagasannya itu cacat, maka gunakanlah apa yang
sejalan dan konsisten; ikutilah hukum yang diterapkan oleh Roma.
988. Lex semper dabit remedium - Hukum akan selalu memberikan upaya hukum.
989. Lex semper intendit quod voncenit rationi -Hukum selalu mengehendaki
apa yang sejalan dengan gagasannya.
990. Lex spectat naturae ordinem - Hukum memihak pada tata hukum alam.
991. Lex succurrit ignoranti - Hukum membantu pihak yang lemah.
992. Lex succurrit minoribus - Hukum memihak pada kaum minoritas.
993. Lex uno ore omnes alloquitur - Hukum memperlakukan semua orang dengan
cara yang sama.
994. Lex vigilantibus, non dormientibus, subvenit - Hukum membantu pihak
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
ne peut avoir aucun effet - Sebuah kewajiban tanpa pertimbangan, atau atas
pertimbangan yang salah, atau atas pertimbangan yang tidak sah, tidak dapat
dilaksanakan.
1016. Locus contractus regit actuum - Hukum yang akan diterapkan adalah
hukum tempat dimana perjanjian itu dibuat.
1017. Locus pro solution reditubus aut pecuniae secundum conditionem
dimissionis aut obligationis est stricte observandus - Tempat
pembayaran atas
penyewaan harus ditetapkan berdasarkan kondisi atau persyaratan sewaan.
1018. Longa petientia trahitur ad consensum - Kesengsaraan yang telah lama
dialami oleh seseorang dianggap telah disepakati.
1019. Longapossession estpacisjus - Barang yang telah lama dimiliki oleh
seseorang, kelamaan menjadi hak orang itu.
1020. Longa possession jus parit - Barang yang telah lama dimiliki oleh seseorang,
memberikan orang itu hak atas barang tersebut.
1021. Longapossessionparit juspossidendi ettollitactionem vero domino ■>
Barang yang telah lama dimiliki oleh seseorang, memberikan orang itu hak atas
barang tersebut, dan pemilik aslinya tidak berhak untuk menggugatnya.
1022. Longum tempus et longus usus qui excedit memoriam hominum
sufficit pro jure - Barang yang dimiliki dalam waktu yang lama dapat
menimbulkan hak milik.
1023. Loquendum ut vulgus, sentiendum ut docti - Kita harus bicara seperti
orang biasa, dan berfikiran luas.
1024. L'ou le ley done chose, la ceo dona remedie a vener a ceo - Dimana
hukum memberikan hak, maka upaya hukum selalu melekat padanya.
1025. Lubricum linquae non facile trahendum est in poenam -Kesalahan
omongan seharusnya tidak dengan mudahnya dihukum.
1026. Lucrum facere ex pupilli tutela tutor non debet - Seorang wali seharusnya
tidak mencari keuntungan dari perwaliannya.
1027. Lunaticus, qui gaudet in lucidis intervallis - Seseorang dianggap tidak
waras apabila ia tidak tahu waktu.
1028. Magis de bono quam de malo lex intendit -Hukum memihak kepada
konstruksi yang baik dan bukan yang buruk.
1029. Magister rerum usus; magistra rerum experientia -Suatu penggunaan
bagaikan tuannya, pengalaman bagaikan nyonyanya.
1030. Magna charta et charta de foresta sont appeles les deux grandes
charters -Magna Carta dan Charter of the Forest merupakan dua dua charter
terbaik.
1031. Magna culpa dolus est- Kelalaian setara dengan penipuan.40
1032. Magna negligentia culpa est; magna culpa dolus est - Kelalaian yang
hebat adalah sebuah kesalahan; kesalahan yang hebat merupakan penipuan.
1033. Maihemium est homicidium inchoatum - Penganiayaan adalah
pembunuhan yang baru mulai.
1034. Maihemium estinter criminal majora minimum, etinter minora
maximum - penganiayaan adalah kejahatan hebat yang terendah, sekaligus
kejahatan terhebat dari yang terendah.
1035. Maihemium est membri mutilatio, et dici poterit, ubi aliquis in aliqua
parte sui corporis effectus sit inutillis adpugnandum - Penganiayaan
terjadi ketika seseorang mengalami kerusakan pada tubuhnya sehingga tidak
bisa melawan.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
1036. Major continent in se minus - Yang terhebat mencakup yang terlemah juga.
1037. Majore poena affectus quam legibus statute est non est infamis -
Penjahat yang diberikan hukuman yang lebih berat dari pada apa yang telah
ditentukan oleh hukum, tidak dianggap keji.
1038. Major haereditas venit unicuique nostrum a jure et legibus quam a
parentibus - Warisan yang lebih hebat datang dari hak dan hukum, bukan dari
orang tua.
1039. Majori summae minor inest -Yang minoritas selalu disertakan dalam
mayoritas.
1040. Major numerous in se continent minorem - Dalam mayoritas, selalu ada
minoritas
1041. Majus dignum trahit ad se minus dignum -Dalam sesuatu yang layak,
selalu ada yang tidak layak.
1042. Majus estdelictum seipsum occidere quam alium - Bunuh diri lebih kejam
dari pada membunuh orang lain.
1043. Mala grammatical non vitiate chartam; sed in exposition
instrumentorum mala grammatical quoad fieri possit evitanda est -
Tata bahasa yang buruk tidak membatalkan perjanjian; tata bahasa yang buruk
dalam konstruksi juga sebaiknya diabaikan.
1044. Maledicta exposition quae corrumpit textum - Konstruksi yang
bertentangan dengan hukum yang merusak perjanjian.
1045. Maleficia non debent remanere impunita , et impunitas continuum
affectum tribuit delinquendi - Perjanjian yang bertentangan dengan hukum
tidak boleh dibiarkan, dan impunitas memberikan kecendurungan untuk
melakukan kejahatan.
1046. Maleficia propositis distinguuntur - Perjanjian yang jahat akan
dimusnahkan oleh kejahatannya sendiri.
1047. Malitia est acida, estmali animi affectus - Kejahatan menggambarkan
kualitas buruk pada seseorang.
1048. Malitia supplet aetatem - Kejahatan meningkat sepanjang umur.
1049. Malitiis hominum est obviandum - Semua juenis kejahatan manusia harus
dicegah.
1050. Malum non habet effcientem sed deficientem causam -Kejahatan selalu
memiliki maksud jahat.
1051. Malum non praesumitur - Kejahatan tidak diduga - duga.
1052. Malum quo communius eo pejus - Semakin terang - terangan, semakin
jahat kejahatannya.
1053. Malus usus est abolendus - Adat yang jahat sepatutnya dimusnahkan.
1054. Mandata licita strictam recipient interpretationem, sed illicita latam
et extensam - Perintah yang sah ditafsirkan secara sempit, namun perintah
yang tidak sah dapat ditafsirkan dengan luas.
1055. Mandatarius terminus sibi positos transgredi non potest - Seseorang
yang berkuasa, tidak boleh bertindak melebihi kekuasaannya.
1056. Mandatum nisigratuitum nullum est -Sebuah mandat adalah tanpa
bayaran.
1057. Manifesta probatione non indigent - Fakta - fakta yang sudah jelas tidak
perlu dibuktikan.
melakukan.
1083. Minatur innocentibus qui parcit nocentibus - Seseorang bersalah jika ia
mengancam orang lain.
1084. Minima poena corporalis est major qualibet pecuniaria - Hukuman
penjara lebih baik dari pada hukuman sanksi.
1085. Minime mutanda sunt quae certam habuerunt interpretationem -Hal -
hal yang sudah ada tafsirannya, tidak boleh diubah.
1086. Minimum est nihilo proximum- Sedikit, beda tipis dengan tidak ada.42
1087. Minor ante tempus agere non potest in casu proprietatis, nec etiam
convenire - Orang yang belum dewasa tidak cakap untuk melakukan hal - hal
yang menyangkut properti, bahkan untuk memberikan persetujuannya pun
tidak cakap.
1088. Minor jurare non potest - Orang yang belum dewasa tidak bisa diambil
sumpahnya.
1089. Minor minorum custodire non debet; alios enim praesumitur male
regere qui seipsum regere nescit - Orang yang belum dewasa tidak bisa
menjadi walinya orang lain karena ia pun belum bisa mengurus dirinya sendiri.
1090. Minor non tenetur respondere durante minori aetati, nisi in causa
dotis, propter favorem - Orang yang belum dewasa tidak bisa bersaksi
kecuali dalam kasus yang menyangkut mahar.
1091. Minor qui infra aetatem 12 annorum fuerit utlagari non potest nec
extra legem poni, quia ante talem aetatem, non est sub lege aliqua
nec in decenna -Orang yang di bawah usia 12 ahun tidak bisa dihukum,
karena orang yang di bawah usia tersebut dianggap belum cakap.
1092. Minor septemdecim annis non admittitur fore executorem - Seseorang
yang masih di bawah usia 17 tidak bisa dipilih menjadi pelaksana surat wasiat.
1093. Minus solvit qui tardius solvit; nam et tempore minus solvitur -Orang
yang membayar terlalu sedikit adalah orang yang membayar telat, karena telat,
maka bayarannya lebih besar.
1094. Misera est servitus ubi jus est vagum aut incertum - Perbudakan yang
paling sengsara adalah ketika hukum tidak pasti.
1095. Mitius imperanti meliusparetur ■> Semakin halus seseorang memerintah,
maka semakin dituruti oleh masyarakat.
1096. Mobilia non habent situm - Barang bergerak tidak memiliki letak yang pasti.
1097. Mobilia personam sequuntur, immobilia situm - Barang bergerak
mengikuti pemiliknya, sedangkan barang tidak bergerak mengikuti lokasi
letaknya.
1098. Mobilia sequuntur personam - Barang bergerak mengikuti pemiliknya.
1099. Modica circumstantial facti jus mutat - Situasi sekecil apapun yang
mempengaruhi sebuah perbuatan, dapat mengalihkan hak.
1100. Modus de non decimando non valet -Surat pernyataan untuk tidak
membayar zakat tidak sah.
1101. Modus et convention vincut legem - Kebiasaan perjanjian dapat
mengalahkan hukum.
1102. Modus legem dat donationi - Adat dapat melengkapi hukum.
1103. Moneta est justum medium et mensura rerum commutabilium, nam
per medium monetae fit omnium rerum conveniens et justa
aestimatio - Uang merupakan instrumen pertukaran yang tepat karena uang
memberikan estimasi nilai yang paling pantas.
1104. Monetandi jus comprehenditur in regalibus quae nunquam a region
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
sceptro abdicantur -Hak untuk dibayar atas jasa merupakan hak yang tidak
pernah dihilangkan oleh raja.
1105. Mora reprobatur in lege - Penundaan dilarang oleh hukum.
1106. Mors dicitur ultimum supplicium - Hukuman mati adalah hukum terberat.
1107. Mors Omnia solvit - Hukuman mati menyelesaikan perkara.
1108. Mortis momentum est ultimum vitae momentum - Saat - saat kematikan
adalah saat - saat terakhir kehidupan.
1109. Mortuus exitus non est exitus - Bayi yang meninggal pada saat dilahirkan,
dianggap tidak pernah hidup.
1110. Mos retinendus est fidelissimae vetusstatis - Adat yang telah lama ada,
sebaiknya dipertahankan.
1111. Mulcta damnum famae non irrogat - Hukuman sanksi tidak mempengaruhi
reputasi seseorang.
1112. Multa canceduntur per obliquum quae non conceduntur de directo -
Banyak hal yang dilakukan secara tidak langsung karena tidak diperbolehkan
secara langsung.
1113. Multa fidem prommissa levantI - Banyak janji yang menyebabkan
hilangnya kepercayaan seseorang.43
1114. Multa ignoramus quae nobis non laterent si veterum lection obis fuit
familiaris -Kita lalai terhadap hal - hal yang jarang diketahui oleh umum.
1115. Multa in jure communi contra rationem disputandi pro communi
utilitate introducta sunt -Banyak pandangan yang diperkenalkan kepada
common law mengenai kebaikan publik, namun bertentangan dengan gagasan
yang sudah ada.
1116. Multa multo exercitatione facilius quam regulis percipies - Seseorang
akan lebih memahami sesuatu dengan cara mempraktekannya dari pada hanya
sekedar membacanya.
1117. Multa non vetat lex quae tamen tacite damnavit - Masih banyak hal yang
tidak dilarang namun dikutuk oleh hukum.
1118. Multa transeunt cum universitate quae non per se transeunt - Banyak
hal yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhannya.
1119. Multi multa, nemo Omnianovit - Banyak manusia yang mengetahui banyak
hal, namun tidak ada yang mengetahui semuanya.
1120. Multiplex et indistinctum parit confusionem; et quaestiones quo
simpliciores, eo lucidiores - Kerumitan dan perbedaan menyebabkan
kebingungan; semakin sederhana suatu pertanyaan, semakin benar
jawabannya.
1121. Multiplicata transgressione crescat poenae inflictio - Banyaknya
hukuman seharusnya meningkat mengikuti peningkatan jumlah kejahatan.
1122. Multitudinem decem faciunt -10 sudah disebut banyak.
1123. Multitudo errantium non parit errori patrocinium - Banyak orang yang
melakukan kesalahan bukan berarti kesalahan itu diperbolehkan.
1124. Multitudo imperitorum perdit curiam - Banyaknya praktisi hukum yang lalai
dapat menghancurkan peradilan.
1125. Multo utilius est oayca idonea effundere, quam multis inutilibus
homines gravari - Lebih baik untuk mewajibkan hal - hal yang berguna, dari
pada membebankan orang dengan hal - hal yang konyol.
1126. Natura appetite perfectum, ita et lex - Hukum alam mencari kesempurnaa,
begitu juga dengan hukum manusia.
1127. Naturae vis maxima; natura bis maxima - Kekuatan hukum alam paling
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
kuat.
1128. Natura fide jussionis sit strictissimi juris et non durat vel extendatur
de re ad rem, de persona ad personam, de tempore ad tempus -
Perjanjian bersifat pasti, dan tidak boleh dialihkan dari satu orang ke orang lain,
dari satu benda ke benda lain, atau dari satu saat ke saat lain.
1129. Naturale est quidlibet dissolve eo modo quo ligature - Sudah biasa
apabila sesuatu dimusnahkan dengan cara yang sama seperti pada saat hal itu
dibuat.
1130. Natura non facitsaltum, ita neclex - Tidak ada kejanggalan baik dalam
hukum alam maupun hukum manusia.
1131. Natura non facit vacuum, neclexsupervacuum -Tidak ada kekosongan
dalam hukum alam, dan tidak ada yang tanpa tujuan di dalam hukum manusia.
1132. Nec curia deficeret in justitia exhibenda - Pengadilan tidak boleh salah
dalam memberikan keadilan.
1133. Necessarium est quod non potest aliter se habere - Apa yang
diperbolehkan tidak bisa dilarang.
1134. Necessitas est lex temporis et loci - Keadaan terpaksa mengatur tempat
dan waktu.
1135. Necessitas excusat aut extenuate delictum in capitalibus, quod non
operator idem in civilibus - Keadaan terpaksa membebaskan seseorang dari
hukuman namun tidak demikian dalam perkara perdata.
1136. Necessitas facit licitum quod alias non est licitum - Keadaan terpaksa
memperbolehkan apa yang tadinya dilarang oleh hukum.
1137. Necessitas inducit privilegium quoad jura private - Keadaan terpaksa
memberikan keistimewaan pada hak pribadi.
1138. Necessitas non habet legem - Keadaan terpaksa tidak memiliki hukum.
1139. Necessitas publica major est quam privata.44
1140. Necessitas quod cogit defendit --Keadaan terpaksa melindungi apa yang
harus diperbuat.
1141. Necessitas sub lege non continetur, quia quod alias non est licitum
necessitas facit licitum - Keadaan terpaksa tidak ditahan oleh hukum,
perbuatan yang dilarang oleh hukum, namun dilakukan dalam keadaan terpaksa
maka perbuatan tersebut dianggap sah.
1142. Necessitas vincit legem - Keadaan terpaksa mendahului hukum.
1143. Necessitas vincit legem; legem vincula irridet - Keadaan terpaksa
mendahului hukum, ia mengetawai hukum.
1144. Nec tempus nec locus occurrit regi - Baik tempat maupun waktu tidak bisa
menghalangi raja.
1145. Nec veniam effusesanguine casus habet-Ketika telah ada pertumpahan
darah, maka perbuatannya tidak bisa dimaafkan.
1146. Nec veniam, laeso numine, casus habet - Ketika kemuliaan telah dihina,
maka perbuatannya tidak dapat dimaafkan.
1147. Negatio conclusionis est error in lege - Penyangkalan terhadap konklusi
hukum merupakan kecacatan hukum.
1148. Negatio destruit negationem, et ambae faciunt affirmationem -
Sesuatu hal yang negatif dapat menghancurkan hal negatif lainnya, tetapi
ketika digabungkan, dapat memberikan penegasan.
1149. Negatio duplex est affirmation - Dua hal negatif memberikan penegasan.
1150. Negligentia semper habet infortuniam comitem - Kelalaian selalu
membawa kemalangan kepada orang lain.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
1151. Neminem laedit qui jure suo utitur - Orang yang menggunakan haknya,
tidak mungkin membawa kerugian bagi orang lain.
1152. Neminem oportet esse sapientiorem legibus -Tidak ada seorang pun yang
lebih bijak dari pada hukum.
1153. Nemo admittendus est inhabilitare seipsum - Tidak ada seorang pun yang
merendahkan hak dirinya sendiri.
1154. Nemo agit in seipsum - Tidak ada seorang pun yang melawan dirinya sendiri.
1155. Nemo alienae rei, sine satisdatione, defensor idoncus intelligitur -
Tidak ada seorang pun yang dianggap pelindung tanah orang lain, tanpa ada
jaminan.
1156. Nemo alieno nomine lege agere potest - Tidak ada seorang pun yang
dapat mengajukan gugatan atas nama orang lain.
1157. Nemo aliquam partem recte intelligere potest, antequam totum
iterum atque iterum perlegerit - Tidak ada seorang pun yang dapat
memahami sesuatu tanpa membacanya berulang - ulang kali lagi.
1158. Nemo allegans suam turpitudinem audiendus est - Orang yang bersaksi
melawan dirinya sendiri, sepatutnya tidak didengar.
1159. Nemo bis punitur pro eodem delicto - Tidak ada yang boleh dihukum dua
kali atas perbuatan yang sama.
1160. Nemo cogitationis poenam patitur - Tidak ada seorang pun yang boleh
dihukum karena memiliki pendapat sendiri yang berbeda.
1161. Nemo cogitur rem suam vendere, etiam justo pretio - Tidak ada seorang
pun yang dapat dipaksa untuk menjual tanahnya, bahkan dengan harga yang
pantas.
1162. Nemo contra factum suum (proprium) venire potest - Tidak ada seorang
pun yang dapat menyangkal perjanjian yang dibuat olehnya sendiri.
1163. Nemo damnum facit, nisi qui id fecit quod facere jus non habet - Tidak
ada seorang pun yang dapat memberikan apa yang ia tidak miliki.
1164. Nemo dare potest quod non habet - Tidak ada seorang pun yang dapat
memberikan apa yang bukan miliknya.
1165. Nemo debet bis puniri pro uno delicto - Tidak ada seorang pun yang dapat
dihukum dua kali atas perbuatan yang sama.
1166. Nemo debet bis vexari pro eadem causa - Tidak ada seorang pun yang
patut direpotkan dua kali atas perkara yang sama.
1167. Nemo debet bis vexari pro unda et eadem causa - Tidak ada seorang pun
yang patut direpotkan dua kali atas satu perkara yang sama.
1168. Nemo debet bis vexari, si constet curiae quod sit pro una et eadem
causa- Tidak ada seorang pun yang patut direpotkan dua kali apabila
pengadilan menyatakan bahwa perkaranya sama dengan yang sebelumnya. 45
1169. Nemo debet esse judex in propria causa -Tidak ada seorang pun yang
boleh menjadi hakim dalam perkaranya sendiri.
1170. Nemo debet immiscere se rei alienae ad se nihil pertinenti - Seseorang
tidak boleh ikut campur dalam urusan yang tidak menyangkut dirinya.
1171. Nemo debet in communion invitus teneri - Tidak ada seorang pun yang
boleh dipaksa untuk bekerjasama.
1172. Nemo debet locupletari aliena jactura - Tidak ada seorang pun yang boleh
mendapatkan keuntungan dari kerugian orang lain.
1173. Nemo debet locupletari ex alterius incommode - Tidak ada seorang pun
yang boleh mendapatkan keuntungan dari kesengsaraan orang lain.
1174. Nemo debet rem suam sine factu aut defectu suo amittere - Tidak ada
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
menjadi hakim serta pihak yang bersengketa dalam waktu yang bersamaan.
1197. Nemo potest esse tenens et dominus - Tidak ada seorang pun yang dapat
menjadi pemilik dan penyewa pada tempat yang sama.
1198. Nemo potest exuere patriam- Tidak ada seorang pun yang dapat
menyangkal kewarganegaraannya sendiri.46
1199. Nemo potest facere per alium quodper se non potest - Tidak ada orang
yang boleh memerintah orang lain untuk melakukan apa yang ia sendiri tidak
bisa melakukan.
1200. Nemo potest facere per obliquum quod non potest facere per directum
- Tidak ada orang yang boleh melakukan suatu hal yang dilarang dengan cara
yang tidak langsung
1201. Nemo potest mutare consilium suum in alterius injuriam -Tidak ada
orang yang boleh merubah tujuannya yang mungkin akan merugikan orang
lain.
1202. Nemo potest nisi quod de jure potest - Seseorang hanya boleh melakukan
apa yang diperbolehkan oleh hukum.
1203. Nemo potestplus juris ad alium transferre quam ipse habet - Seseorang
tidak dapat menghibahkan hak yang tidak ia miliki.
1204. Nemo potest sibi debere - Tidak ada orang yang berhutang kepada dirinya
sendiri.
1205. Nemo praesens nisi intelligat - Seseorang dianggap tidak hadir kecuali ia
paham perkaranya.
1206. Nemo praesumitur esse immemor suae aeternae salutatis, et maxime
in articulo mortis - Seseorang selalu diasumsikan untuk memilih ahli warisnya
sendiri terlebih dahulu dari pada orang lain.
1207. Nemo praesumitur esse immemor suae aeternae salutatis, et maxime
in articulo mortis - Tidak ada orang yang melupakan hartanya, terutama ketika ia
akan meninggal.
1208. Nemo praesumitur malus - Tidak ada seorang pun yang diasumsikan jahat.
1209. Nemo prohibetur plures negotiatoines sive artes exercere - Tidak ada
orang yang dilarang untuk membuka usaha.
1210. Nemo prohibetur plurubis defensionibus uti - Tidak ada orang yang
dilarang melindungi diri sendiri.
1211. Nemo punitur pro alieno delicto - Tidak ada seorang pun yang dihukum
karena perbuatan orang lain.
1212. Nemo punitur sine injuria, facto, seu defalta - Tidak ada seorang pun
yang dihukum kecuali ia telah berbuat salah.
1213. Nemo sibi esse judex vel suis jus dicere debet -Tidak ada orang yang
boleh menjadi hakim pada perkara yang menyangkut dirinya.
1214. Nemo tenetur seipsum prodere - Tidak ada orang yang mengkhianati
dirinya sendiri.
1215. Nemo unquam judicet in se - Jangan biarkan siapa pun menjadi hakim dalam
perkaranya sendiri.
1216. Nemo unquam vir magnus fuitsine aliquot divino afflatus - Tidak ada
seorang pun yang dikatakan hebat tanpa ia miliki inspirasi yang mulia.
1217. Nemo videtur fraudare eos qui sciunt et consentiunt - Tidak ada seorang
pun yang dikatakan telah menipu apabila pihak keduanya mengetahui dan
menyepakati.
1218. Neque leges neque senatus consulta ita scribe possunt ut omnes casus
qui quandoque inciderint comprehendantur; sed sufficit ea quae
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
mungkin sah.
1240. Nihil simul inventum est et perfectum - Tidak ada yang diciptakan dan
disempurnakan dalam waktu yang bersamaan.
1241. Nihil tam conveniens est naturali aequitati quam unumquodque
dissolve eo ligamine quo ligatum est - Gagasan yang paling dasar adalah
memusnahkan sesuatu dengan cara yang sama ketika hal itu dibuat.
1242. Nihil tam conveniens est naturali aequitati quam voluntatem domini
volentis rem suam in alium transferre ratam haberi -Tidak ada gagasan
yang lebih mendasar dari pada mengabulkan permintaan pemilik suatu properti
untuk menghibahkan kepemilikannya itu.
1243. Nihil tam natural est quam eo genere quidque dissolvere quo
colligatum est - Suatu kewajiban hanya dapat dibatalkan dengan cara yang
sama ketika kewajiban itu dibuat.
1244. Nihil tam natural est quam eo genere quidque dissolvere quo
colligatum est; ideo verborum obligation verbis tollitur; nudi
consensus obligation contrario consensus dissolvitur -Kewajiban yang
diciptakan melalui perkataan akan dibatalkan malalui perkataan; kewajiban
yang lahir dari kesepakatan, maka akan dapat dibatalkan oleh kesepakatan
juga.
1245. Nihil tam proprium imperio quam legibus vivere - Dalam kehidupan, tidak
ada yang lebih berkuasa dari pada hukum.
1246. Nil agit exemplum litem quod lite resolvit - Preseden tidak ada gunanya
apabila mendatangkan perkara baru dari perkara yang sedang ditangani.
1247. Nil facit error nominis cum de corpore vel persona constat - Kesalahan
pada nama seseorang tidak akan memberikan pengaruh selama orangnya pasti.
1248. Nil sine prudenti fecit ratione vetustas - Kebiasaan lama tidak ada gunanya
apabila tidak ada gagasan yang baik di belakangnya.
1249. Nil temere novandum - Tidak boleh ada perubahan yang terburu - buru.
1250. Nimia certitudo certitudinem ipsam destruit - Kepastian yang berlebihan
akan menghancurkan kebenaran itu sendiri.
1251. Nimia subtlitas in jure reprobatur -Hukum melarang terlalu banyak
kerumitan.
1252. Nimia subtilitas in jure reprobatur, et talis certitudo certitudinem
confundit - Hukum melarang adanya kerumitan dan tuntutanyang berlebihan
terhadap kepastian akan menghancurkan kebenaran itu sendiri.
1253. Nimium altercando veritas amittitur - Terlalu banyak argumentasi akan
menyebabkan hilangnya kebenaran.
1254. Nobiles magis plectuntur pecunia, plebes vero in corpore - Kejahatan
kelas atas akan dihukum oleh sanksi, kejahatan kelas bawah akan diberi
hukuman penjara.
1255. Nobiles sunt qui arma gentillitia antecessorum suorum proferre
possunt - Keturunan adalah mereka yang dapat meneruskan nama keluarga
dari leluhurnya.
1256. Nobiliores et benigniores praesumptiones in dubiis sunt praeferendae
- Ketika menghadapi keraguan, lebih baik memihak kepada asumsi yang lebih
baik.
1257. Nobilitas est duplex, superior et inferior - Ada dua jenis kehormatan,
kehormatan tertinggi dan yang terendah.
1258. Nomen est quasi rei notamen -Nama adalah hal yang membedakan antara
satu dengan yang lainnya.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
1259. Nomen non sufficit si res non sit de jure aut de facto - Sebuah nama saja
tidak cukup apabila barang atau orangnya tidak dapat ditemukan.
1260. Nomina si nescis, perit cognition rerum - Jika anda tidak mengetahui nama
orang atau bendanya, maka pengetahuan yang anda miliki mengenai orang
atau barang tersebut akan gugur
1261. Nomina si nescis, perit cognition rerum; et nomina si perdas, certe
distinction rerum perditur - Jika anda tidak mengetahui nama orang atau
bendanya, maka pengetahuan yang anda miliki mengenai orang atau barang
tersebut akan gugur. Apabila anda kehilangan namanya, maka tidak ada tolak
ukur pembedanya.
1262. Nomina sunt mutabilia, res autem immobiles - Nama dapat berubah,
namun tidak demikian dengan benda atau orang.
1263. Nomina sunt notae rerum- Nama adalah tanda dari sesuatu.48
1264. Nomina suntsymbola rerum - Nama adalah simbol dari sesuatu.
1265. Non accipi debent verba in demonstrationem falsam, quae competent
in limitationem veram - Suatu perkataan yang sudah konsisten dengan
kebenaran tidak bisa digunakan untuk menutupi pernyataan palsu
1266. Non alio modo puniatur aliquis, quam secundum quod se habet
condemnation - Seseorang tidak dapat dihukum dengan hukuman yang tidak
sesuai dengan perbuatannya.
1267. Non aliter a significatione verborum recede oportet quam cum
manifestum est aliud sensisse testatorem - Kita hanya boleh melenceng
dari perkataan apabila testatornya memiliki kehendak lain.
1268. Non auditor perire volens - Seseorang yang meminta untuk mati sepatutnya
tidak didengar.
1269. Non bis in idem (or imperative, ne bis in idem) - Seseorang tidak dapat
diadili dua kali atas perkara yang sama.
1270. Non concedantur citations priusquam exprimatur super qua re fieri
decet citation - Surat panggilan sepatutnya tidak dituruti sebelum ada alasan
yang jelas di belakangnya.
1271. Non consentit qui errat - Seseorang yang kebingungan tidak memberikan
kesepakatannya.
1272. Non dat qui non habet - Seseorang yang tidak memiliki, tidak dapat memberi.
1273. Non debeo melioris conditionis esse quam auctor meus a quo jus in
me transit - Saya tidak memiliki lebih dari apa yang telah diberikan kepada
saya.
1274. Non deberet alii nocere quod inter alios actum esset - Seseorang tidak
boleh mengalami kerugian dari apa yang diperbuat oleh pihak lain.
1275. Non debet actori licere quod reo non permittitur - Apa yang dilarang
kepada tergugat, juga diarang kepada penggugat.
1276. Non debet adduci exception ejus rei cujus petitur dissolution -
Pengecualian tidak boleh digunakan untuk hal yang esensial pada perkara.
1277. Non debet alii nocere quod inter alios actum est - Seseorang tidak boleh
disangka buruk karena apa yang telah ia perbuat terhadap pihak luar.
1278. Non debet alteri per alterum iniqua condition inferri - Seseorang tidak
boleh metempatkan orang lain pada posisi yang merugikan.
1279. Non debet cui plus licet quod minus est non licere - Seseorang yang
diperbolehkan untuk melakukan hal - hal yang besar, tidak boleh dilarang untuk
melakukan hal - hal keci.
1280. Non debet dici tendere in praejudicium ecclesiasticae liberatatis quod
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
pro rege etrepublica necessarium videtur - Apa yang dianggap perlu oleh
raja atau negara, tidak boleh bertentangan dengan kebebasan.
1281. Non decet homines dedere causa non cognita - Seseorang tidak boleh
diadili tanpa ada alasan yang jelas.
1282. Non decipitur qui scit se decipi - Seseorang yang tahu bahwa ia ditipu,
maka bukan penipuan sama sekali.
1283. Non definitur in jure quid sit conatus - Percobaan tidak didefinisikan dalam
hukum.
1284. Non different quae concordant re, tametsi non in verbis iisdem -
Pernyataan - pernyataan yang sesuai antara satu dengan yang lainnya,
meskipun urutannya berbeda, tetap dianggap sama.
1285. Non dubitatur, etsi specialiter venditor evictionem non promoserit, re
evicta, ex empto competere actionem - Sudah pasti, apabila penjual tidak
diberikan jaminan apapun, namun pembeli melenceng dari kesepakatannya,
maka pembeli tetap harus memenuhi kewajibannya terhadap penjual.
1286. Non efficit affectus nisi sequatur effectus - Kesengajaan tidak berarti
kecuali ada tindakan yang mengikutinya.
1287. Non erit alia lex romae, alia athaenis; alia nunc, alia posthac; sed et
omnes gentes, et omni tempore, una lex, et sempiterna, et immortalis
continebit- Hukum tidak berpindah - pindah ataupun mati, hukum bersifat
abadi dan berlaku selamanya sampai semua bangsa terikat padanya.49
1288. Non est arctius vinculum inter homines quam jusjurandum - Tidak ada
yang lebih mengikat manusia dari pada sumpah.
1289. Non est certandum de regulis juris - Tidak ada hukum yang bertentangan
antara satu dengan lainnya.
1290. Non est consonum rationi quod cognition accessorii in curia
christianitatis impediatur, ubi cognition causae principalis ad forum
ecclesiasticum noscitur pertinere - Sangat tidak pantas apabila pelaku
pembantu diadili di pengadilan yang berbeda dengan pelaku utamanya.
1291. Non est disputandum contra principia negantem - Tidak ada larangan
bagi seseorang untuk menyangkal pernyataan atasannya.
1292. Non est justum aliquem antenatum post mortem facere bastardum
qui toto tempore vitae suae pro legitimo habebatur - Tidak adil
mengecap seseorang sebagai anak haram ketika ia telah meninggal, dimana
pada saat ia masih hidup, ia adalah anak yang sah.
1293. Non est novum utpriores leges adposteriors trahantur -Menerapkan
hukum lama dari pada hukum baru bukan merupakan sebuah inovasi.
1294. Non est recedendum a communi observantia - Seharusnya tidak boleh
ada yang melenceng dari kebiasaan umum.
1295. Non est regula quin fallat - Tidak boleh ada peraturan yang menipu ataupun
mengecewakan.
1296. Non est reus nisi mens sit rea - Seseorang tidak bersalah kecuali ia
berkehendak jahat.
1297. Non est singulis concedendum quod per magistratum publice possit
fieri, ne occasion sit majoris tumultus faciendi -Kesalahan tidak
dilimpahkan kepada satu orang saja, apabila kesalahan tersebut dilakukan oleh
banyak orang seperti kericuhan.
1298. Non exemplis sed legibus judicandum est - Keputusan harus berdasarkan
hukum bukan berdasarkan contoh.
1299. Non ex opinionibus singulorum, sed ex communi usu, nomina exaudiri
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
1322. Non quod dictum est, sed quod factum est, inspicitur - Yang
dipertimbangkan adalah apa yang telah diperbuat, bukan apa yang telah
dikatakan.
1323. Non refert an quis assensum suum praefert verbis an rebus ipsis et
factis - Tidak penting apakah seseorang memberikan persetujuannya melalui
perkataannya, tindakannya, atau melalui perjanjian.
1324. Non refert quid ex aequipollentibusfiat - Di antara dua proposisi yang
sama, tidak penting yang mana yang benar.
1325. Non refert quid notum sit judici, si notum non sit in forma judicii - Hal
- hal yang diketahui oleh hakim di luar pengadilan tidaklah penting.
1326. Non refert verbis an factis fit revocatio - Tidak penting apakah suatu
pembatalan dibuat secara lisan atau melalui perbuatan.
1327. Non respondebit minor, nisi in causa dotis, et hoc pro favore doti -
Anak di bawah umur tidak dapat bersaksi kecuali dalam perkara yang
menyangkut persoalan mahar.
1328. Non solent quae abundant vitiare scripturas - Tulisan yang tidak berguna
tidak merusak keseluruhan isi.
1329. Non solum quid licet sed quid est conveniens considerandum, quia
nihil quod inconveniens est licitum - Bukan hanya hal - hal yang
diperbolehkan oleh hukum yang harus dipertimbangkan, tetapi yang mana yang
pantas. Karena apa yang dianggap tidak pantas, tentunya tidak diperbolehkan
oleh hukum.
1330. Non sunt longa ubi nihil est quod demere possis - Tidak ada yang
dikatakan bertele - tele ketika tidak ada yang dapat dihindari
1331. Non temere credere est nervus sapientae - Untuk tidak percaya adalah
satu kemunduran dari kebijakan.
1332. Non valebit felonis generatio nec ad haereditatem paternam vel
maternam; si autem ante feloniam generationem fecerit, talis
generatio succedit in haereditate patris vel matris a quo non fuerit
felonia perpetrata - Anak dari seorang penjahat tidak mendapatkan warisan
baik dari ibu maupun ayahnya; tetapi jika anak itu lahir sebelum penjahat
tersebut melakukan kejahatannya, maka ia akan berhak atas warisan
orangtuanya.
1333. Non valet confirmation, nisi ille, qui confirmat, sit in possession rei vel
juris unde fieri debet confirmation; et eodem modo, nisi ille cui
confirmation fit sit in possessione - Sebuah konfirmasi tidak sah, kecuali
orang yang mengkonfirmasikannya itu sedang dalam kepemilikan atas barang
yang dipertanyakan.
1334. Non valet donation nisi subsequatur tradition - Pemberian suatu barang
tidak sah kecuali ada pengiriman barang tersebut.
1335. Non valet exception ejusdem rei cujus petitur dissolutio- Sebuah
pengecualian yang dibuat atas sesuatu yang merupakan inti perkara, tidaklah
sah.51
1336. Non valet impedimentum quod de jure non sortitur effectum -Sebuah
kesalahan yang tidak memberikan pengaruh maka tidak memiliki keuatan
apapun.
1337. Non verbis sed ipsis rebus leges imponimus - Bukan pada perkataan,
melainkan pada perbuatan lah kita berlakukan hukum.
1338. Non videntur qui errantconsentire - Seseorang yang dalam kebingungan
tidak memberikan persetujuannya.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
1339. Non videntur rem amittere quibus propria non fuit- Seseorang tidak
kehilangan suatu barang apabila barang tersebut bukan miliknya.
1340. Non videtur consensum retinuisse si quis ex praescripto minantis
aliquod immutavit - Apabila seseorang mengubah sesuatu karena diperintah
oleh orang lain yang mengancamnya, maka orang tersebut dianggap tidak
memberikan persetujuannya.
1341. Non videtur perfecte cujusque id esse quod ex casu auferri potest -
Suatu barang tidak dimiliki seseorang secara penuh apabila barang itu dengan
mudahnya bisa diambil oleh orang lain.
1342. Non videtur quisquam id capere quod ei necesse est alii restituere -
Seseorang tidak memiliki sebuah properti apabila ia diharuskan untuk
mengembalikannya ke pemilik aslinya.
1343. Non videtur vim facere qui jure suo utitur et ordinaria actione
experitur - Seseorang tidak bersalah karena ia telah menggunakan haknya.
1344. Noscitur a sociis - Informasi bisa didapatkan dari rekan - rekannya.
1345. Noscitur ex socio qui non cognoscitur ex se - Seseorang yang tidak bisa
diketahui, dapat ditemukan dari rekan - rekannya.
1346. Novatio non praesumitur - Sebuah novasi tidak boleh diduga - duga.
1347. Novitas non tam utilitate prodest quam novitiate perturbat - Sesuatu
yang baru tidak dibantu oleh penggunaan, melainkan harus menyesuaikan
dengannya.
1348. Novum judicium non dat novum jus, sed declarant antiquum -
Keputusan baru tidak menciptakan hak baru, tetapi menegakkan hak yang
sudah ada.
1349. Novum judicium non dat novum jus, sed declarant antiquum; quia
judicium est juris dictum, et per judicium jus est noviter revelatum
quod diu fuit velatum - Keputusan baru tidak menciptakan hak baru, tetapi
menegakkan hak yang sudah ada; karena ajudikasi merupakan sarana deklarasi
hak - hak, maka, oleh ajudikasi hak itu ditegakkan.
1350. Noxa caput sequitur - Kerugian mengikuti orang yang mengalaminya.
1351. Nuda pactio obligationem non parit - Perjanjian yang dibuat tanpa
pertimbangan apapun tidak menciptakan kewajiban.
1352. Nuda ratio et nuda pactio non ligant aliquem debitorem - Alasan yang
tidak logis serta perjanjian yang hampa tidak mengikat bagi debitur.
1353. Nudum pactum est ubi nulla subset causa praeter conventionem; sed
ubi subset causa, fit obligatio, et parit actionem - Perjanjian yang hampa
adalah perjanjian tanpa pertimbangan apapun; namun apabila ada
pertimbangan yang jelas maka akan muncul kewajiban dan memberikan hak
untuk menggugat.
1354. Nudum pactum exquo non oritur actio - Perjanjian hampa tidak dapat
digugat.
1355. Nul charter, nul vente, ne nul done vault perpetualment, si le doner
n’est seise al temps de contracts de deux droits, sc. Del droit de
possession et del droit de properite -Tidak ada hibah ataupun penjualan
yang sah kecuali pemiliknya memiliki hak milik dan hak atas tanah.
1356. Nulla curia quae recordum non habet potest imponere finem neque
aliquem mandare carceri' quia ista spectant tantummodo ad curias de
recordo- Pengadilan tidak bisa menjatuhkan hukuman tanpa adanya arsip -
arsip tertentu; karena perbuatan - perbuatan hukum harus didasarkan oleh
bukti tertulis.52
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
1357. Nulla emptio sine pretio essepotest - Tidak ada yang penjualan tanpa
harga.
1358. Nulla impossibilia aut inhonesta sunt praesumenda; vera autem et
honesta et possibilia- Tidak boleh berprasangka buruk, hina ataupun
berasumsi yang tidak mungkin; tetapi harus berprasangka baik,
terhormat, dan berasumsi yang
mungkin - mungkin.
1359. Nulla pactione effici potest ne dolus praestetur - Perjanjian yang
membebaskan penipuan dari pertanggungjawaban dianggap tidak sah.
1360. Nulla virtus, nulla scientia locum suum et dignitatem conservare
potest sine modestia -Tanpa sikap yang sederhana, tidak ada kebaikan
maupun pengetahuan yang bisa mempertahankan kehormatannya.
1361. Nulle regla sans faute - tidak ada peraturan tanpa kesalahan yang
menyebabkannya.
1362. Nulle terre sansseigneur - Tidak ada tanah tanpa pemilknya.
1363. Nulli enim res sua servit jure servitutis - Tidak ada orang yang
diperkerjakan pada tanahnya sendiri.
1364. Nullius hominis auctoritas apud nos valere debet, ut meliora non
sequeremur si quis attulerit -Pihak yang berkuasa harus menggunakan
kekuasaannya itu agar masyarakat taat dan tidak berpaling kepada pihak lain.
1365. Nulli vendemus, nulli negabimus, aut diferemus rectum vel justitiam -
Keadilan tidak dapat ditunda, dihalangi, ataupun dijual kepada siapapun.
1366. Nullum crimen majus est inobedientia - Tidak ada kejahatan yang lebih
besar dari pada ketidakpatuhan pada hukum.
1367. Nullum exemplum est idem omnibus - Satu contoh tidak dapat
dipergunakan untuk semua jenis kasus.
1368. Nullum iniquum est praesumendum in jure - Dalam hukum, tidak ada
yang tidak adil.
1369. Nullum matrimonium, ibi nulla dos -Tidak ada pernikahan, maka tidak ada
janda.
1370. Nullum simile est idem - Tidak ada dua hal yang sama persis.
1371. Nullum simile est idem nisi quatuor pedibus currit - Dua hal mungkin
serupa, namun tidak ada yang sama persis, kecuali binatang.
1372. Nullum simile quatuor pedibus currit - Tidak dua hal yang sama persis.
1373. Nullum tempus aut locus occurrit regi - Tempat ataupun waktu bukanlah
halangan bagi raja.
1374. Nullum tempus occurrit regi - Waktu bukanlah halangan bagi raja.
1375. Nullum tempus occuritreipublicae - Waktu bukanlah halangan bagi
negara.
1376. Nullus alius quam rexpossit episcopo demandare inquisitionem
faciendam - Tidak ada orang selain raja yang dapat memerintahkan uskup
untuk mengadakan penyelidikan.
1377. Nullus commodum capere potest de injuria sua propria -Tidak ada orang
yang dapat menguntungkan dirinya sendiri dari kesalahannya.
1378. Nullus debet agere de dolo, ubi alia action subset - Ketika upaya hukum
lain diberikan, maka seseorang tidak dapat menggugat de dolo.
1379. Nullus dicitur accessories post feloniam sed ille qui novit principalem
feloniam fecisse, et illum receptavit et comfortavit - Seseorang tidak bisa
disebut sebagai pelaku pembantu hanya karena ia kenal pelaku utamanya, tahu
apa yang ia perbuat, dan membantunya.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
1380. Nullus dicitur felo principalis nisi actor aut qui praesens est, abettans
aut auxilians actorem ad feloniam faciendam - Seseorang dapat disebut
sebagai pelaku utama kejahatan ketika ia melakukan kejahatannya, atau ia
membantu dan ikut serta melakukan kejahatan.
1381. Nullus idoneus testis in re sua intelligitur - Orang yang bersaksi pada
perkaranya sendiri tidak dianggap kompeten.
1382. Nullus jus alienum forisfacere potest- Tidak ada seorang pun yang dapat
menghilangkan haknya orang lain.53
1383. Nullus recedat e curia cancellaria sine remedio - Jangan biarkan siapapun
meninggalkan pengadilan tanpa remedi.
1384. Nullus videtur dolo facere qui suo jure utitur - Tidak ada seorang pun
yang dianggap telah melakukan perbuatan penipuan apabila ia hanya
mempergunakan haknya.
1385. Nul ne doit s'enrichir aux depens des autres - Tidak ada orang yang boleh
memperkaya dirinya dari kesengsaraan orang lain.
1386. Nul prendra advantage de son tort demesne - Tidak ada seorang pun
yang boleh ambil untung dari perbuatan jahatnnya
1387. Nul sans damage avera error ou attaint - Tidak ada seorang pun yang
dikatakan telah bersalah tanpa ada kerugian yang disebabkannya.
1388. Nunquam crescitexpost facto praeteriti delicti aestimatio - Penyelidikan
atas kerugian yang telah terjadi lama tidak dipengaruhi oleh apa yang beru
terjadi.
1389. Nunquam decurritur ad extraordinarium sed ubi deficit ordinarium -
Upaya hukum luar biasa hanya dicari ketika upaya hukum biasa telah gagal.
1390. Nunquamfictio sine lege - Tidak ada fiksi tanpa hukum.
1391. Nunquam dimis dicitur quodnunquam satis dicitur ■> Pernyataan yang
kurang sufisien, tidak mengungkapkan terlalu banyak.
1392. Nunquam praescribitur in falso - Tidak ada surat yang memerintahkan
pemalsuan.
1393. Nunquam reshumanaeprosperesuccedunt ubi negliguntur divinae -
Urusan manusia tidak pernah makmur jika apa yang dianggap mulia diabaikan.
1394. Nuptias non concubitur sed consensus facit - Kesepakatan yang membuat
perkawinan sah.
1395. Obedientia est legis essential - Kepatuhan merupakan inti dari hukum.
1396. Obtemperandum est consuetudini rationabili tanquam legi - Adat yang
logis harus dipatuhi seperti hukum.
1397. Occupantisfiunt derelict - Barang yang ditinggalkan, maka akan menjadi
milik orang yang menemukannya.
1398. Odiosa et inhonesta non sunt in lege praesumenda - Jangan
berprasangka jahat dan tidak jujur terhadap hukum.
1399. Odiosa non praesumuntur - Tidak boleh berprasangka buruk.
1400. Officia judicialia non concedantur antequam vacant - Kantor yudisial
hanya tidak bekerja ketika tidak ada perkara.
1401. Officia magistratus non debent esse venalia - Kantor magistrasi tidak bisa
dijual.
1402. Officit conatus si effectus sequatur - Percobaan adalah ketika ada akibat
yang mengikuti.
1403. Officium nemini debet esse damnosum - Tidak ada institusi yang boleh
merugikan orang lain.
1404. Omossio eorum quae tacite insunt nihil operatur - Kelalaian yang tidak
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
milik suami.
1427. Omnia rite esse acta praesumuntur - Semua hal diasumsikan telah
dilakukan dengan benar.
1428. Omnis conclusio boni et very judicii sequitur ex bonis et veris
praemissis et dictis juratorum - Setiap keputusan didasarkan oleh kebaikan
dan kebenaran yang ditemukan oleh juri.
1429. Omnis consensus tollit errorem - Setiap kesepakatan menghilangkan
kesalahan.
1430. Omnis definition in jure civili periculosa est, parum est enim ut non
subverti possit - Setiap definisi dalam civil law berbahaya karena tidak bisa
ditafsirkan.
1431. Omnis exception est ipsa quoque regula - Setiap pengecualian merupakan
aturan.
1432. Omnis indemnatus pro innoxio legibus habetur - Setiap orang yang tidak
melakukan kesalahan dipandang tidak bersalah oleh hukum.
1433. Omnis innovation plus novitiate perturbat quam utilitate prodest -
Setiap inovasi lebih sering terhambat oleh kebiasaan lama dari pada
memberikan kegunaan yang lebih baik.
1434. Omnis interpretatio si fieri potest ita fienda est in instrumentis, ut
omnes contrarietates amoveantur - Setiap penafsiran dibuat sedemikian
rupa untuk menyingkirkan hal - hal yang berkontradiksi.
1435. Omnis interpretatio vel declarant, vel extendit, vel restringit - Setiap
penafsiran bersifat menjelaskan, memperluaskan, ataupun membatasi.
1436. Omnis nova constitutio futuris ( temporibus) formam imponere debet,
non praeteritis- Setiap undang - undang baru seharusnya berlaku pada masa
depan bukan untuk masa lalu.55
1437. Omnis persona est homo, sed non vicissim - Setiap orang adalah manusia,
namun tidak setiap manusia adalah orang.
1438. Omnis privatio praesupponit habitum -Kepentingan bersama mengalahkan
kepentingan pribadi.
1439. Omnis querela et omnis actio injuriarum limitata est infra certa
tempora - Setiap perkara memiliki batas waktu tertentu dimana jika batas itu
telah berlalu, maka tidak bisa mengajukan gugatan.
1440. Omnis ratihabitio retrotrahitur et mandato priori aequiparatur - Setiap
ratifikasi memiliki efek retroaktif dan sama saja seperti perintah sebelumnya.
1441. Omnis regula suas patitur exceptiones - Setiap peraturan hukum memiliki
pengecualian sendiri.
1442. Omnium contribution sarciatur quodpro omnibus datum est - Apa yang
telah diberikan kepada semua orang seharusnya dapat dikompensasikan oleh
kontribusi semua orang.
1443. Omnium rerum quarum usus est, potest esse abusus, virtute solo
excepta - Segala hal yang bisa dipergunakan, maka bisa disalahgunakan.
1444. Opinio quae favet estamento est tenenda - Pilihan seseorang mengikuti
kehendaknya.
1445. Oportet quod certa res deducatur in judicium - Sesuatu yang menjadi
bahan perkara haruslah pasti.
1446. Oportet quod certa sit res quae venditur - Sesuatu yang akan dijual
haruslah pasti.
1447. Optima enim est legium interpres consuetudo - Adat adalah penafsir
hukum yang terbaik.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
1448. Optima est lex quae minimum relinquit arbitrio judicis; optimus judex
qui minimum sibi - Hukum yang tebaik adalah hukum yang meninggalkan
sedikit keraguan pada hakim; hakim terbaik adalah hakim yang tidak merasa
ragu.
1449. Optimam esse legem quae minimum relinquit arbitrio judicis; id quod
certitudo ejus praestat - Hukum yang terbaik adalah hukum yang
meninggalkan sedikit keraguan; dan hal ini dapat terjadi ketika hukum bersifat
pasti.
1450. Optima statui interpretatrix est ( omnibus particulis ejusdem
inspectis) ipsum statutum - Penafsir hukum yang terbaik adalah hukum itu
sendiri.
1451. Optimus interpres rerum usus - Faedah adalah penafsir terbaik.
1452. Optimus interpretandi modus est sic leges interpretare ut leges
legibus accordant - Cara menafsirkan yang terbaik adalah dengan cara
menyesuaikan satu hukum dengan hukum lainnya.
1453. Optimusjudexqui minimum sibi - Hakim terbaik adalah hakim yang tidak
ragu.
1454. Optimus legume interpres consuetudo -Adat adalah penafsir hukum yang
terbaik.
1455. Ordine placitandi servato, servatur et jus - Ketika suatu permohonan
didengar, berarti hukum didengar.
1456. Originie propria neminem posse voluntate sua eximi manifestum est
- Tidak ada seorang pun yang berkehendak untuk diusir dari tempat
kediamannya.
1457. Origo rei inspici debet - Asal muasal sesuatu harus dipertimbangkan.
1458. Pacta convent quae neque contra leges neque dolo malo initia sunt,
omni modo observanda sunt - Sebuah kontrak baik dibuat secara ilegal
maupun dengan cara menipu, namun harus tetap dipertimbangkan terlebih
dahulu.
1459. Pacta dant legem contractui - Perjanjian melahirkan sebuah hukum.
1460. Pacta private juri public derogare non possunt - Kontrak perdata tidak
menghalangi hukum publik.
1461. Pacta quae contra leges constitutionesque vel contra bonos mores
fiunt nullam vim habere, indubitati juris est- Merupakan suatu kepastian
bahwa kontrak yang bertentangan dengan hukum, atau bertentangan dengan
standard moral tidak memiliki kekuatan hukum.56
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
1462. Pacta quae turpem causam continent non sunt observanda - Kontrak
yang dibuat atas pertimbangan tidak bermoral akan dianggap tidak sah.
1463. Pactis privatorum juri public non derogatur - Kontrak tidak bisa
merendahkan hukum publik.
1464. Pacto aliquid licitum est quod sine pacto non admittitur- Dengan
perjanjian, sesuatu dapat diperbolehkan, namun tanpa perjanjian hal itu
mungkin tidak diperbolehkan.
1465. Parens estnomen generale adomne genus cognationis - “Parent”
merupakan istilah umum untuk menandakan suatu hubungan.
1466. Parentum est liberos alere etiam nothos -Tugas orang tua adalah untuk
mendukung anaknya.
1467. Paria copulantur paribus - Hal - hal yang serupa bersatu dengan yang
serupa.
1468. Paribus sententiis reus absolvitur - Ketika ada beberapa pendapat, maka
tergugat diuntungkan.
1469. Par in parem imperium non habet - Diantara orang - orang yang setara,
tidak ada yang memiliki kekuasaan yang lebih besar.
1470. Parte quacumque inegrante sublata, tollitur totum - Ketika bagian
esensialnya dikeluarkan maka keseluruhannya runtuh.
1471. Partus ex legitimo thoro non certius noscit matrem quam genitorem
suum - Anak yang lahir dalam perkawinan yang sah akan mengikuti ayahnya
bukan ibunya.
1472. Partus sequitur ventrem - Anak mengikuti ibunya.
1473. Parum est latam esse sententiam, nisi mandetur executioni - Suatu
putusan bukan hanya diberikan, tetapi harus dilaksanakan.
1474. Parum proficit scire quid fieri debet si non cognoscas quomodo sit
facturum - Percuma jika anda hanya mengetahui apa yang harus dilakukan,
karena anda seharusnya tahu efek yang akan mengikutinya.
1475. Pater est quem nuptiae demonstrant - Ayah yang sah adalah suami dari
perkawinan yang sah.
1476. Pater is est quem nuptiae demonstrant - Ayah yang sah adalah suami dari
perkawinan yang sah.
1477. Patria laboribus et expensis non debet fatigari - Juri seharusnya tidak
terbebani oleh tugas dan biayanya.
1478. Patria potestas in pietate debet, non in atrocitate consistere - Menjadi
orang tua itu membutuhkan kesetiaan.
1479. Peccata contra naturam suntgravissima - Pelanggaran terhadap alam
adalah pelanggaran yang paling berat.
1480. Peccatum peccato addit qui culpae quam facit patrocinium
defensionis adjungit -Seseorang dapat diadili atas beberapa kejahatan yang
ia lakukan dalam rangkaian waktu yang sama.
1481. Pendente lite nihil innovetur - Dalam proses litigasi, tidak ada yang boleh
diubah.
1482. Per alluvionem id videtur adici, quod ita paulatim adicitur ut
intelligere non possimus quantum quoque momento temporis
adiciatur -Terlalu banyak penambahan dalam jangka waktu yang sempit akan
menyebabkan beberapa ketidakpastian.
1483. Perfectum est cui nihil deest secundum suae perfectionis vel naturae
modum - Apa yang disebut sempurna adalah hal - hal yang tidak ada
kekurangan ataupun celanya.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
1484. Periculosum est res novas et inusitatas inducer - Sangat berbahaya untuk
memperkenalkan hal - hal yang baru dan dan tidak biasa.
1485. Periculum rei venditae, nondum traditae, est emptoris - Pembeli
memegang resiko ketika barangnya belum diterima olehnya.
1486. Perjuri sunt qui servatis verbis juramenti decipiunt aures eorum qui
accipiunt - Mereka yang diambil sumpahnya namun memberikan keterangan
yang menipu juri maka dikatakan bahwa dirinya memberikan sumpah palsu.
1487. Perpetua lex est nullam legem humanam ac positivam perpetuam
esse; et clausula quae abrogationem excludit ab initio non valet-
Seperti manusia, hukum tidak berganti; dan klausa yang menghilangkan bagian
dari hukum dianggap tidak sah.57
1488. Per rationespervenitur adlegitimam rationem - Dengan memahami
gagasan, maka kita memahami hukum.
1489. Per rerum naturam factum negantis nulla probation est - Seseorang
yang menyangkal suatu fakta tidak perlu membuktikannya.
1490. Persona conjuncta aequiparatur interesse proprio - Terlibatnya
seseorang dalam sesuatu menandakan bahwa dirinya memiliki kepentingan di
situ.
1491. Persona est homo cum statu quodam consideratus - Orang adalah
manusia yang dianggap memiliki status.
1492. Personae vice fungitur municipium et decuria - Kota atau kabupaten
dapat bertindak sebagai entitas atau seperti orang.
1493. Personalia personam sequuntur - Barang - barang pribadi mengikuti
pemiliknya.
1494. Perspicua vera non sunt probanda - Kebenaran yang sudah jelas tidak perlu
dibuktikan.
1495. Per varios actum legem experiential facit -Dari beberapa perbuatan, maka
muncullah pengalaman bagi hukum.
1496. Pirata est hostis humani generis - Pembajak adalah musuh kemanusiaan.
1497. Placita negative duo exitum non faciunt - Dua permohonan negatif tidak
membentuk suatu permohonan.
1498. Plena et celeris justitia fiatpartibus - Berikanlah para pihak yang
bersengketa keadilan penuh dan cepat.
1499. Pluralis numerous est duobus contentus - Angka dua sudah dianggap
banyak.
1500. Plures cohaeredes sunt quasi unum corpus in eo quod unum jus
habent.-Beberapa ahli waris dianggap satu orang karena kesamaan hak yang
dimilikinya.
1501. Plus exempla quam peccata nocent - Contoh lebih merugikan dari pada
suatu pelanggaran.
1502. Plus peccat auctor quam actor - Orang yang menginisiasi suatu kejahatan
dipandang lebih buruk dari pada yang melakukannya.
1503. Plus valet unus oculatus testis quam auriti decem - Satu saksi mata lebih
baik dari pada 10 saksi yang hanya mendengar.
1504. Plus videntoculi quam oculus — Beberapa saksi mata lebih baik dari pada
hanya satu.
1505. Poena ad paucos, metus ad omnes perveniat — Biarkan lah hukuman
dijatuhkan kepada beberapa orang agar memberi contoh kepada orang lain.
1506. Poenae potius molliendae quam exasperandae sunt —Hukuman harus
diringankan, bukan diberatkan.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
auctoritate legis -Surat berkuasa hukum berasal dari faedah sejalan dengan
waktu dan diberi kekuasaan oleh hukum.
1532. Praescriptio et execution non pertinent ad valorem contractus, sed ad
tempus et modum actionis instituendae -Surat berkuasa hukum dan
pelaksanaannya tidak mempengaruhi perjanjiannya, melainkan mempengaruhi
waktu dan tata cara pengajuan gugatannya.
1533. Praesentare nihil aliud est quam praesto dare seu offerre -
Menghadirkan sesuatu sama saja seperti memberikan sesuatu secara langsung.
1534. Praesentia corporis tollit errorem nominis, et veritas nominis tollit
errorem demonstrationis - Kehadiran seseorang akan membatalkan
kesalahan pada namanya; dan kebenaran namanya akan membatalkan
kesalahan pada deskripsinya.
1535. Praestet cautela quam medela -Pencegahan lebih baik dari pada pemulihan.
1536. Praesumatur pro justitia sententiae - Setiap hukuman dianggap adil
1537. Praesumitur pro legitimatione -Prasangka memihak pada legitimasi.
1538. Praesumptio ex eo quod plerumque fit -Prasangka muncul dari apa yang
terjadi.
1539. Praesumptiones sunt conjecturae ex signo verisimili ad probandum
assumptae - Prasangka didasarkan oleh kebenaran yang memungkinkan dan
bertujuan untuk mencari bukti.
1540. Praesumptio violenta plena probation - Prasangka yang memaksa
merupakan suatu bukti.
1541. Praesumptio violenta valet in lege - Prasangka yang dititikberatkan
memiliki efek dalam hukum.
1542. Praextextu liciti non debet admitti illicitum - Apa yang dianggap tidak
sah, tidak dapat disertakan dengan apa yang dianggap sah.
1543. Praxis judicum est interpres legum- Perbuatan - perbuatan hakim adalah
penafsiran dari hukum.59
1544. Pretium succedit in locum rei - Harga disesuaikan dengan benda yang
dijual.
1545. Prima pars aequitatis aequalitas - Langkah awal keadilan adalah
kesetaraan.
1546. Primo executienda est verbis vis, ne sermonis vitio obstruatur oratio,
sive lex sine argumentis - Perkataan adalah hal pertama yang diperiksa
untuk mencegah adanya kesalahan pengertian atau kekeliruan dalam hukum.
1547. Princeps et respublica ex justa causa possunt rem meam auferre - Raja
dan negara boleh merampas properti saya dengan tujuan yang adil.
1548. Princeps legibus solutus est - Raja tidak terikat pada hukum apapun.
1549. Principalis debet semper excuti anequam perveniatur ad fideijussores
- Upaya utama harus dicoba terlebih dahulu sebelum lanjut ke upaya
berikutnya.
1550. Principia probant, non probantur - Sebuah prinsip membuktikan bukan
dibuktikan.
1551. Principiis obsta - Menyangkal sesuatu dari awal, agar hal itu tidak mungkin
berhasil.
1552. Principiorum non estratio - Penggunaan prinsip tidak perlu dijelaskan.
1553. Principium est potissima pars cujusque rei - Awal merupakan bagian
terkuat dari segalanya.
1554. Prior tempore, potior jure - Segala hal yang ditangani terlebih dahulu akan
lebih kuat pendiriannya.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
1618. Quando aliquid conceditur, conceditur id sine quo illud fieri non possit
- Ketika suatu hibah terjadi tanpa ada barang yang dihibahkan, maka hibah
tersebut tidak ada efeknya.
1619. Quando aliquid mandatur, mandatur etomne per quodpervenitur ad
illud- Ketika apapun diperintahkan, maka hal - hal yang bisa dicapai akan
diperintahkan juga.62
1620. Quando aliquid per se non sit malum, tamen si sit mali exempli, non
est faciendum - Meskipun suatu hal tidak jahat, namun apabila memberikan
contoh buruk, maka hal tersebut tidak boleh dilakukan.
1621. Quando aliquidprohibetur ex directo, prohibetur etper obliquum ■>
Jika suatu hal dilarang secara tidak langsung, maka hal tersebut juga dilarang
secara langsung.
1622. Quando aliquidprohibetur, prohibetur omne per quod devenitur ad
illud - Ketika suatu hal dilarang, maka hal - hal yang berhubungan juga
dilarang.
1623. Quando aliquis aliquid concedit, concedere videtur et id sine quo res
uti non potest -Ketika seseorang menghibahkan sesuatu, maka barang yang
berkaitan juga harus dihibahkan.
1624. Quando charta continent generalem clausulam, posteaque descendit
ad verba specialia quae clausulae generali sunt consentanea,
interpretanda est charta secundum verba specialia - Ketika dalam
perjanjian terdapat klausa umum yang kemudian diperjelas oleh klausa
berikutnya, maka perjanjian tersebut ditafsirkan sesuai dengan klausa yang
lebih spesifik.
1625. Quando de una et eadem re, duo onerabiles existent, unu, pro
insufficientia alterius, de integro onerabitur - Ketika ada dua pihak yang
bersalah atas hal yang sama, namun pihak pertama tidak mampu menjalankan
kewajibannya, maka semua kewajiban dilimpahkan kepada pihak kedua.
1626. Quando disposition referri potest ad duas res, ita quod secundum
relationem unam vitiatur et secundum alteram utilis sit, tum facienda
est relation ad illam ut valeat disposition - Ketika terdapat dua disposisi
dimana yang pertama membatalkan dan yang kedua meneruskan, maka
referensi akan memilih yang kedua agar disposisinya dapat memberikan efek.
1627. Quando diversi desiderantur actus ad aliquem statum perficiendum,
plus respicit lex actum originalem - Ketika beberapa tindakan dibutuhkan
untuk penentuan kepemilikan harta, maka hukum akan memilih tindakan yang
paling sesuai.
1628. Quando duo jura concurrunt in una persona, aequum est ac si essent
in diversis - Ketika dua hak yang sama dimiliki oleh seseorang, maka sama
saja seperti dimiliki oleh dua orang.
1629. Quando jus domini regis et subditi concurrunt, jus regis praeferri
debet - Ketika hak raja dan hak masyarakat sama, maka hak raja akan
diutamakan.
1630. Quando lex aliquid alicui concedit, concedere videtur id sine quo res
ipsa esse non potest - Ketika hukum mengabulkan sesuatu, namun tanpa hal
yang dikabulkan, maka pengabulan tersebut tidak ada.
1631. Quando lex aliquid alicui concedit, omnia incidentia tacite
conceduntur - Ketika hukum memberikan sesuatu kepada siapa pun, berarti
ia memberikan semua yang berhubungan dengan hal itu.
1632. Quando lex est specialis, ratio autem generalis, generaliter lex est
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
1653. Quicquid in excess actum est, lege prohibetur -Apapun yang dilakukan
secara berlebihan, maka akan dilarang oleh hukum.
1654. Quicquid judicis auctoritati subjicitur, novitati non subjicitur -
Siapapun yang sedang diadili oleh hakim, maka ia tidak bisa menyangkalnya.
1655. Quiscquid plantatur solo, solo cedit - Apapun yang ditanamkan pada tanah,
maka hal itu menyatu dengan tanah tersebut.
1656. Quicquid recipitur, recipitur secundum modum recipientis - Apapun
yang diterima, akan diterima sesuai dengan keinginan penerima.
1657. Quicquid solvitur, solvitur secundum modum solventis - Apapun yang
dibayar, akan sesuai dengan keinginan pembayar.
1658. Qui cum alio contrahit, vel est vel debet esse non ignarus conditionis
ejus - Seseorang yang membuat kontrak dengan orang lain, harus mengerti
persyaratan yang diajukan oleh pihak keduanya itu.
1659. Qui dat finem dat media ad finem necessaria - Seseorang yang ingin
mengakhiri sesuatu, harus memberikan cara atau sarana untuk melakukannya.
1660. Qui destruit medium destruitfinem - Seseorang yang menghancurkan
sarana, maka ia menghancurkan pembatalannya.
1661. Qui doit inheriter al pere, doit inheriter al fitz - Siapapun yang diwarisi
oleh ayahnya, harus mewarisi anaknya.
1662. Quidquid enim sive dolo et culpa venditoris accidit in eo venditor
secures est
-Dalam perkara yang melibatkan penjual keliling, apabila ia tidak menipu,
ataupun melakukan kesalahan, maka ia aman.
Quid sit jus, et in quo consistit injuria, legis est definire - Ketika suatu
hak dilanggar, maka tugasnya hukum adalah untuk menegakkan hak itu.
1663. Quid turpi ex causa promissum est non valet- Sebuah janji yang lahir dari
maksud yang salah, maka janji itu tidak sah.64
1664. Quieta non movere - Janganlah mengacaukan sesuatu yang tentram.
1665. Qui evertit causam evertit causatum futurum - Orang yang
menghilangkan sebuah tujuan, maka ia menghilangkan pengaruh yang
mungkin dibawanya.
1666. Qui ex damnato coitu nascuntur, inter liberos non computentur -
Mereka yang lahir di luar nikah, seharusnya tidak dianggap sebagai anak.
1667. Qui facit id quodplus est, facit id quod minus est, sed non convertitur
- Orang yang melakukan lebih, akan mendapatkan lebih, orang yang melakukan
sedikit, akan mendapatkan sedikit. Bukan sebaliknya.
1668. Qui facit per alium facitper se - Perbuatan seorang agen, dianggap
perbuatan superiornya.
1669. Qui habet jurisdictionem absolvendi, habet jurisdictionem ligandi -
Orang yang memiliki wewenang untuk mengakhiri suatu kewajiban, maka ia
memiliki hak untuk menciptakan kewajiban.
1670. Qui haeret in litera, haeret in cortice - Orang yang diperkuat oleh bukti
surat, maka ia diuntungkan.
1671. Qui ignorant quantum solver debeat, non potest improbus videri -
Orang yang tidak tahu apa atau berapa yang harus ia bayar, tidak dianggap
sebagai orang yang tidak jujur.
1672. Qui in jus dominiumve alterius succedit jure ejus uti debet - Orang yang
dihibahkan properti oleh orang lain, maka ia boleh menggunakan haknya atas
properti itu.
1673. Qui in utero est, pro jam nato habetur quoties de ejus commodo
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
sia - sia.
1697. Qui potest et debet vetara, tacens jubet - Seseorang yang berdiam dan
tidak mencegah, sama saja seperti ia yang memerintahkan.
1698. Qui primum peccat ille facit rixam - Siapa yang berbuat, dialah
penyebabnya.
1699. Qui prior est tempore potior est jure - Orang yang tidak bersalah
diutamakan haknya.
1700. Qui pro me aliquid facit, mihi fecisse videtur - Orang yang bertindak atas
nama saya, berarti tindakannya itu adalah perbuatan saya.
1701. Qui providet sibi, providet haeredibus - Apa yang didapatkan oleh
seseorang akan diwarisi ke keturunannya.
1702. Qui rationem in omnibus quaerunt rationem subvertunt -Mereka yang
mencari alasan untuk segala hal, akan merusak gagasan.
1703. Qui sciens solvit indebitum donandi consilio id videtur fecisse -
Seseorang yang membayar apa yang seharusnya tidak perlu dibayar, maka ia
dianggap memberikan hadiah.
1704. Qui semel actionem renunciaverit, amplius repetere non potest -
Seorang penggugat yang telah menarik kembali gugatannya, tidak bisa lagi
menggugat perkara yang sama.
1705. Qui semelmalus in eodem genere - Orang yang telah berbuat jahat, akan
selalu disangka jahat.
1706. Qui sentit commodum, sentire debet et onus - Orang yang mendapatkan
keuntungan, harus bertanggungjawab.
1707. Qui sentit onus, sentire debet et commodum - Orang yang diberi beban,
harus diberi keuntungan juga.
1708. Quisquis est qui velit juris consultus haberi, continuet stadium, velit a
quocunque doceri - Siapapun yang menganggap dirinya sebagai ahli, harus
memperdalam ilmunya dan mampu untuk mengajarkannya kepada orang lain.
1709. Qui tacetconsentire videtur - Orang yang berdiam saja dianggap telah
memberikan persetujuannya.
1710. Qui tacetconsentire videtur ubi tractatur de ejus commodo - Ketika
seseorangyang berkepentingan diam saja, berarti ia memberikan
persetujuannya.
1711. Qui tacetnon utiquefatetur, sed tamen verum est cum non negare -
Seseorang yang berdiam saja bukan berarti ia mengakui, namun apabila apa
yang dikatakan itu benar, berarti ia tidak menyangkalnya.
1712. Qui tardius solvit minus solvit - Orang yang bayar telat, berarti bayarannya
kurang.
1713. Qui ult decipi, decipiatur - Biarkanlah orang yang ingin ditipu.
1714. Quod ab initio non valet, (in) tractu temporis non convalescet -
Kerugian tidak mungkin dapat diperbaiki oleh waktu saja.
1715. Quod ad jus natural attinet, omnes homines aequalus sunt - Semua
manusia setara di muka hukum.
1716. Quod aedificatur in area legata cedit legato- Apa yang dibangun di atas
tanah, maka akan disertakan bersama tanah tersebut.66
1717. Quod alias bonum et justum est, si per vim vel fraudem petatur,
malum et injustum efficitur- Apa yang tadinya baik dan adil, apabila
diperoleh dengan kekerasan atau penipuan, maka hal itu akan menjadi jahat
dan tidak adil.
1718. Quod alias non fuit licitum necessitas licitum facit - Keadaan terpaksa
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
dicitur -Di civil law hak disebut “jus”, namun pada hukum Inggris, hak disebut
“rectum”
1740. Quod in monori valet, valebit in majori; et quod in majori non valet,
nec valebit in minori -Apa yang bermanfaat pada perkara kecil akan
bermanfaat juga pada perkara besar, dan apa yang tidak bermanfaat pada
perkara besar, tidak akan bermanfaat pada perkara kecil.
1741. Quod in uno similium valet, valebit in altero - Apa yang bermanfaat pada
satu atau dua kasus yang serupa, maka akan bermanfaat pada kasus lain yang
serupa.
1742. Quod ipsis, qui contraxerunt, obstat, et successoribus eorum obstabit-
Hal - hal yang tidak berlaku bagi satu, maka tidak akan berlaku bagi orang
lain.67
1743. Quod jussu alteriussolvitur pro eo est quasi ipsi solutum esset -Hutang
yang dibayar melalui orang ketiga, sama saja seperti hutang itu dibayar
langsung.
1744. Quod meum est, sine facto sive defectu meo amitti seu in alium
transferri non potest - Apa yang menjadi milik saya tidak bisa dialihkan ke
orang lain tanpa perbuatan saya sendiri.
1745. Quodmeum estsine me auferri non potest - Apa yang menjadi milik saya
tidak bisa dirampas tanpa persetujuan saya.
1746. Quod minus est in obligationem videtur deductum - Persoalan kecil
seharusnya disertakan juga dalam perjanjian.
1747. Quod naturalis ratio inter omnes homines constituit, vocatur jus
gentium -Hukum yang dibuat oleh seluruh bangsa dinamakan hukum bangsa
- bangsa (law of nations).
1748. Quos necessarie intelligitur id non deest - Apa yang telah dipahami berarti
tidak ada kekurangan di dalamnya.
1749. Quod necessitas cogit, defendit - Apa yang dianggap perlu dilakukan,
dianggap sah.
1750. Quod non apparet non est, et non apparet judicialiter ante judicium -
Apa yang tidak dihadirkan dianggap tidak ada, dan tidak ada yang dihadirkan
tepat sebelum putusan.
1751. Quod non capit christus, capit fiscus - Apa yang tidak diambil oleh gereja,
diambil oleh menteri keuangan.
1752. Quod non habet principium non habetfinem - Apa yang tidak memiliki
awal, tidak memiliki akhir.
1753. Quod non legitur non creditor - Apa yang tidak dapat dibaca, tidak bisa
dipercaya.
1754. Quod non valet in principali, in accessorio seu consequenti non
valebit; et quod non valet in magis propinqui, non valebit in magis
remoto - Apa yang tidak diberlakukan kepada pelaku utama, maka tidak akan
diberlakukan kepada pelaku pembantu; dan apa yang tidak berpengaruh pada
perkara pertama, tidak akan berpengaruh pada perkara kedua.
1755. Quod nullius esse potest, id ut alicujusfieret nulla obligation valet
efflcere - Apa yang tidak dimiliki oleh siapapun tidak bisa diklaim hak milik
melalui perjanjian.
1756. Quodnullius est, estdomini regis - Segala hal yang tidak dimiliki oleh
siapapun, akan menjadi milik raja.
1757. Quod nullius est id ratione naturali occupant conceditur -Apa yang tidak
dimiliki oleh siapapun, maka akan menjadi milik orang pertama yang
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
menemukannya.
1758. Quod nullum est, nullum producit effectum - Apa yang telah dibatalkan,
tidak memiliki kekuatan hukum.
1759. Quod omnes tangit, ab omnibus debet supportari - Segala hal yang
menyangkut semua orang, maka harus didukung oleh semua orang.
1760. Quod per me non possum, nec per alium - Apa yang tidak bisa saya
lakukan, maka saya tidak akan menyuruh orang lain untuk melakukannya.
1761. Quod per recordum probatum non debet esse negatum - Apa yang telah
terbukti tidak dapat diingkari.
1762. Quod populous postremum jussit, id jus ratum esto - Hukum yang
berlaku, adalah hukum terakhir yang dibuat.
1763. Quod principi placuit legis habet vigorem; utpote cum lege regia, quae
de imperio ejus lata est, populous ei et in cum omne suum imperium
et potestatem conferat - Keputusan sang raja memiliki kekuatan hukum,
karena masyarakat telah memberikannya kedaulatan dan kekuasaan.
1764. Quod prius est verius est; et quod prius est tempore potius est jure -
Apa yang dihadapkan terlebih dahulu lebih ada kebenaran di dalamnya; dan
apa yang dihadpkan terlebih dahulu lebih kuat.
1765. Quodpro minore licitum est etpro majore licitum est -Apa yang dianggap
sah pada perkara kecil, maka akan dianggap sah pada perkara besar.
1766. Quod pure debetur praesenti die debetur - Apa yang diwajibkan tanpa
syarat, maka harus dipenuhi hari itu juga.
1767. Quodque dissolvitur eodem modo quo ligatur- Dengan cara yang sama
ketika hal itu dibuat, maka dengan cara yang sama, hal tersebut dapat
dibatalkan.68
1768. Quod quis ex culpa sua domnum sentit, non intelligitur damnum
sentire - Kerugian yang seseorang alami akibat perbuatannya sendiri, bukan
disebut suatu kerugian.
1769. Quod quisquis norit, in hocse exerceat - Biarkanlah setiap orang bekerja
pada bidangnya
1770. Quod quis sciens indebitum dedit hae mente, ut postea repeteret,
repetere non potest -Ketika seseorang melakukan suatu pembayaran dimana
semestinya ia tidak perlu bayar, maka ia tidak bisa menarik kembali uangnya.
1771. Quod remedio destituitur ipsa re valet si culpa absit -Tidak ada upaya
hukum bagi perbuatan - perbuatan yang tidak menimbulkan kerugian
1772. Quodsemel autbis existitpraetereuntlegislatores -Legislator pass over
what happens (only) once or twice.
1773. Quod semel meum est amplius meum esse non potest - Apa yang tadinya
saya miliki, tidak bisa lagi jadi milik saya.
1774. Quod semel placuit in electione, amplius displicere non potest -
Seseorang tidak bisa mengingkari apa yang telah ia pilih.
1775. Quod solo inaedificatur solo cedit -Apapun yang tumbuh dari tanah
kepemilikan seseorang, termasuk dalam kepemilikan itu.
1776. Quod sub certa forma concessum vel reservatum est, non trahitur ad
valorem vel compensationem -Apa yang telah dihibahkan, tidak bisa
dievaluasi ataupun dikompensasikan.
1777. Quod subintelligitur non deest - Apa yang dapat dimengerti berarti tidak
ada kesalahan di dalamnya.
1778. Quod tacit intelligitur deese non videtur -Apa yang dapat dimengerti tanpa
harus ada penjelasan, berarti tidak ada kesalahan di dalamnya.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
1779. Quod vanum et inutile est, lex non requirit - Hukum tidak membutuhkan
hal - hal yang dianggap tidak berguna dan sia - sia.
1780. Quod vero contra rationem juris receptum est, non est producendum
ad consequentias - Apa yang bertentangan dengan hukum yang
sesungguhnya, tidak boleh dijadikan contoh.
1781. Quo ligature, eo dissolvitur - Sesuatu bisa saja memiliki kekuatan hukum,
ataupun tidak.
1782. Quo modo quid constituitur eodem modo dissolvitur - Sesuatu dapat
dimusnahkan dengan cara yang sama seperti pada saat hal itu dibuat.
1783. Quorum praetextu nec auget nec minuit sententiam, sed tantum
confirmat praemissa - “Quorum praetextu” tidak melebihi ataupun
mengurangi suatu makna, hanya menerangkan.
1784. Quotiens dubia interpretation libertatis est, secundum libertatem
respondendum erit - Ketika ada penafsiran yang meragukan terhadap
persoalan yang terkait dengan kebebasan (atau perbudakan), maka
keputusannya harus memihak kepada kebebasan.
1785. Quotiens idem sermo duas sententias exprimit, ea potissimum
accipiatur quae rei gerendae apitor est - Jika ada pernyataan yang
mengandung dua makna, maka dipilih makna yang paling sesuai dengan hasil
akhir yang dituju.
1786. Quoties in stipulationibus ambigua oratio est, commodissimum est id
accipi quod res de, quo agitur in tuto sit - Ketika ada unsur ambigu dalam
suatu pernyataan, maka penafsiran harus dibuat seaman mungkin.
1787. Quoties in verbis nulla est ambiguitas, ibi nulla exposition contra
verba expressa fienda est -Ketika tidak ada unsur ambigu dalam suatu
pernyataan, maka tidak boleh membuat penjelasan yang bertentangan dengan
pernyataan tersebut.
1788. Quum de lurcu duorum quaeratur, melior est condition possidentis -
Ketika kedua belah pihak dihadapi dengan persoalan keuntungan, maka situasi
pihak yang memegang kekuasaan lebih diuntungkan.
1789. Quum in testamento ambigue aut etiam perperam scriptum est,
benigna interpretari et secundum id quod credible est cogitatum,
eredendum est - Ketika ada unsur ambigu dalam surat wasiat, maka harus
ditafsirkan secara luas dan sesuai dengan keingingan testator.
1790. Quum principalis causa non consistit, ne ea quidem quae sequuntur
locum habent- Jika inti perkara tidak pasti, maka akibatnya pun diragukan.69
1791. Ratihabitio mandato aequiparatur -Ratifikasi sama seperti sebuah
perintah.
1792. Ratio est formalis causa consuetudinis -Gagasan merupakan sumber dan
penyebab formal adanya adat istiadat.
1793. Ratio est legis anima, mutate legis ratione mutatur et lex -Gagasan
adalah jiwanya hukum; ketika akal budi hukum berubah, maka hukumnya pun
berubah.
1794. Ratio et auctoritas duo clarissima mundi lumina-Gagasan dan
kewenangan merupakan dua cahaya yang paling terang di dunia.
1795. ratio in jure aequitas integra - Gagasan dalam hukum merupakan keadilan
yang paling sempurna.
1796. Ratio legis est anima legis - Gagasan hukum merupakan jiwa hukum.
1797. Ratio non clauditur loco — Gagasan tidak terbatas.
1798. Ratio potest allegari deficient lege, sed vera et legalis et non apparens
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
1842. Res sacra non recipit aestimationem - Sesuatu yang dianggap sakral tidak
dapat dipertanyakan.
1843. Res sua nemini servit - Tidak ada seorang pun yang dipekerjakan pada
tanahnya sendiri.
1844. Res transit cum suo onere - Tanggungjawab melekat pada setiap barang.
1845. Reus excipiendo fit actor - Tergugat menjadi penggugat ketika ia membuat
suatu permohonan.
1846. Reus laesae majestatis punitur, ut pereat unus ne pereant omnes.
1847. Re, verbis scripto, consensy, traditione, juncture vestes sumere pacta
solent -Suatu keseluruhan biasanya terdiri dari perkataan, penulisannya,
kesepakatan, pelaksanaan yang digabungkan jadi satu.
1848. Rex non debet esse sub homine sed sub Deo et lege - Seorang raja bukan
di bawah kewenangan orang lain, melainkan Tuhan dan hukum.
1849. Rex non potest fallere nec falli - Raja tidak menipu ataupun ditipu.
1850. Rex non potestpeccare - Raja tidak pernah bersalah.
1851. Rex nunquam moritur - Raja tidak pernah mati.
1852. Riparum usus publicus est jure gentium, sicut ipsius fluminis -
Berdasarkan hukum negara, sungai adalah milik publik, sama seperti anak
sungainya.
1853. Roy n'est lie per ascun statute, si il ne soit expressement nosme - Raja
tidak terikat pada hukum manapun, kecuali hukum yang secara khusus
menyebut namanya.
1854. Sacramentum habet in se tres comites, veritatem justitiam et
judicium: veritas habenda est in jurato; justitia et judicium in judice -
Terdapat tiga komponen dalam sumpah—kebenaran, keadilan, kehakiman:
kebenaran pada pernyataan yang dibuat oleh orang yang telah disumpah,
Keadilan dan kehakiman terdapat pada hakim yang mengambil sumpahnya.
1855. Sacramentum si fatuum fuerit, licet falsum, tamen non committit
perjurium -Pernyataan yang palsu, namun karena sumpahnya salah, maka
tidak tergolong sebagai sumpah palsu (perjury).
1856. Sacrilegus omnium praedonum cupiditatem etscelerem superat -
Seseorang yang melanggar sesuatu yang sakral, melebihi penjahat lain.
1857. Saepe constitutum estres inter alios judicatas aliis non praejudicare -
Suatu perkara tidak mempengaruhi pihak luar.
1858. Saepenumero ubi proprietas verborum attenditur, sensus veritatis
amittitur - Ketika perkataan dibawa jauh dari intinya, maka kebenarannya
hilang.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
1859. Saepe viatorem nova, non vetus, orbita fallit - Biasanya hal baru bukan
kebiasaan lama yang bisa menipu seseorang.
1860. Salus populi (est) suprema lex - Perlindungan masyarakat adalah hukum
tertinggi.
1861. Salus reipublicae suprema lex - Perlindungan sebuah negara merupakan
hukum tertinggi.
1862. Salus ubi multi consiliarii - Dimana ada penasehat hukum, disitu ada
perlindungan.
1863. Sanguinis conjunction benevloentia devincithomines et caritate -
Hubungan darah melebihi hubungan lain, karen hubungan darah datang dari
keluarga.
1864. Sapiens incipit a fine, et quod primum est in intentione, ultimum est
in executione - Orang yang bijak akan bermulai dari akhir, dan kesengajaan
ditempatkan terlebih dahulu sebelum penghukuman.
1865. Sapiens Omnia agit cum consilio - Orang bijak melakukan segala hal
dengan penuh pertimbangan.
1866. Sapentia legis nummario pretio non est aestimanda - Kebijakan hukum
tidak bisa dinilai dengan uang.
1867. Sapientis judicis est cogitare tantum sibi esse permissum, quantum
commissum et creditum- Hakim yang bijak tahu apa yang boleh ia perbuat
dan apa yang telah dipercayakan kepadanya.72
1868. Satius estpetere fonts quam sectari rivulos -
1869. Scientia sciolorum est mixta ignorantia - Seseorang bersifat lalai ketika ia
hanya mengetahui sedikit.
1870. Scientia utrimque par pares contrahentes facit - Pengetahuan yang rata
di antara kedua belah pihak, membuat para pihak tersebut sederajat.
1871. Scienti et volenti non fit injuria - Seseorang tidak mengalami kerugian
apabila ia mengetahui perbuatan jahat yang dilakukan terhadapnya namun
membiarkan saja.
1872. Scire debes cum quo contrahis - Setiap orang harus mengetahui dengan
siapa ia membuat perjanjian.
1873. Scire et scire debere aequiparantur in jure - Mengetahui sesuatu, dan
diharuskan untuk mengetahui merupakan dua hal yang sama dalam hukum.
1874. Scire leges non hoc est verba earum tenere, sed vim et potestatem -
Hukum bukan hanya dibaca, namun dipahami kekuatannya.
1875. Scire proprie est rem ratione et per causam cognoscere -Mengetahui isi
keseluruhan perkara, berarti mengetahui sebab dan akibatnya.
1876. Scribere est agree - Menulis adalah sebuah perbuatan.
1877. Scriptae obligations scriptis tolluntur, et nudi consensus obligation
contrario consensus dissolvitur - Kewajiban yang tertulis dapat dibatalkan
melalui tulisan juga, dan kewajiban yang lahir dari kesepakatan lisan, dapat
dibatalkan dengan cara pengucapan juga.
1878. Secta est pugna civilis, sicut actors armantur actionibus, et quasi
accinguntur gladiis, ita rei (e contra) muniuntur exceptionibus, et
defenduntur quasi clypeis - Gugatan merupakan pertengkaran perdata;
dimana penggugat menggunakan pedang untuk menuntut, dan tergugat
mengajukan permohonan bagaikan tameng untuk melindunginya.
1879. Secta quae scripto nititur a scripto variari non debet - Gugatan yang
bergantungan hanya pada tulisan, akan diselesaikan berdasarkan isi tulisan itu
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
saja.
1880. Secundum naturam est commode cujusque rei eum sequi quem
sequentur incommoda - Sudah hukum alam bahwa keuntungan sepatutnya
diberikan kepada orang yang telah mengalami kemalangan.
1881. Securius expediuntur negotia commissa pluribus, et plus vident oculi
quam oculus - Sebuah usaha seharusnya dipegang oleh orang - orang
tertentu saja, dari pada dipegang oleh banyak orang.
1882. Seisina facit stipitem -Apabila tanah dimiliki bersama, maka hasilnya pun
dimiliki bersama.
1883. Semel civis semper civis - Sekali menjadi warga negara, seterusnya akan
menjadi warga negara.
1884. Semel malus semper praesumitur esse malus in eodem genere - Orang
yang telah melakukan perbuatan jahat, akan dilihat jahat seterusnya.
1885. Semper in dubiis benigniora praeferenda sunt - Dalam menghadapi
perkara yang meragukan, maka konstruksi yang paling sesuai akan
dipergunakan.
1886. Semper in dubiis id agendum est, ut quam tutissimo loco res sit bona
fide contracta, nisi quum aperte contra leges scriptum est - Dalam
perkara yang meragukan, sebaiknya memihak kepada perjanjian yang sah dan
benar, kecuali perjanjian tersebut telah terbukti bertentangan dengan hukum.
1887. Semper in obscuris quod minimum est sequimur - Dalam perkara yang
tidak pasti, maka sebaiknya mengikuti arah yang paling memiliki sedikit
ketidakpastian.
1888. Semper in stipulationibus et in caeteris contractibus id sequimur quod
actum est - Dalam menangani perkara yang mempermasalahkan sebuah
perjanjian, sebaiknya mengikuti pelaksanaan perjanjian itu atau apa yang telah
disepakati.
1889. Semper ita fiat relation ut valeat dispositio - Referensi harus dibuat
sedemikian rupa agar disposisinya dapat terbuka sebaik mungkin.
1890. Semper necessitas probandi incumbit ei qui agit - Beban pembuktian
selalu dilimpahkan pada penggugat.
1891. Semper praesumitur pro legitimatione puerorum, et filiation non
potest probari -Sebuah asumsi selalu memihak pada anak sah, asumsi yang
mengatakan lain harus dibuktikan.
1892. Semper praesumitur pro negante- Asumsi selalu memihak kepada pihak
yang menyangkal.73
1893. Semper praesumitur pro sentential - Asumsi selalu memihak kepada
kehakiman.
1894. Semper quo non prohibitpro se intervenire mandare creditor - Seorang
yang tidak melarang pihak ketiga untuk ikut campur dalam urusannya,
dianggap telah memberikan persetujuannya kepada pihak ketiga tersebut.
1895. Semper sexus masculinus etiam faemininum continent - Seorang lelaki
selalu melibatkan wanita dalam urusannya.
1896. Semper specialia generalibus insunt - Klausa - klausa spesifik selalu
disertakan dengan klausa - klausa biasa.
1897. Senatores sunt partes corporis regis - Para senator merupakan bagian dari
raja.
1898. Sensus verborum est anima legis - makna dari perkataan adalah penerapan
hukum.
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships
tidak ada kewenangan untuk membuat sebuah aturan, maka tidak diperlukan
untuk menaatinya
2053. Ubi non est directa lex, standum est arbitrio judicis, vei procedendum
ad similia--Dimana tidak ada hukum yang mengatur secara langsung, maka
hakim dapat mendasarkan putusannya pada putusan hakim terdahulu atau
kasus yang serupa
2054. Ubi non est lex, ibi non est transgressio quoad mundum--Ketika tidak
ada hukum, maka tidak ada pelanggaran selama dunia menghendaki
2055. Ubi non est manifesta injustitia, judices habentur pro bonis viris,
etjudicatum pro veritate --Ketika tidak ada perwujudan ketidakadilan, para
hakim dianggap sebagai orang orang jujur, dan putusan mereka adalah
kebenaran
2056. Ubi non estprincipalis, non potest esse accessorius--Dimana tidak ada
hal yang pokok, maka tidak mungkin ada hal tambahan
2057. Ubi nulla est conjectura quae ducat alio, verba intelligenda sunt ex
proprietate non grammatica sed populari ex usu --Ketika tidak ada
kesimpulan yang mengarahkan ke arah yang lain, perkataan diartikan sesuai
dengan arti yang seharusnya, tidak terbatas pada tatabahasa namun pada
penggunaan umum
2058. Ubi nullum matrimonium, ibi nulla dos-Dimana tidak ada pernikahan,
maka disitu pula tidak ada mahar
2059. Ubi onus ibi emolumentum--Dimana ada beban, disitu ada kelebihan
ataupun keuntungan
2060. Ubi periculum, ibi et lucrum collocatur--Dimana ada resiko, disitu ada
keuntungan yang tumbuh
2061. Ubi pugnantia inter se in testamento juberentur, neutrum ratum est-
Ketika ada dua petunjuk saling berlawanan satu sama lain di dalam sebuah
wasiat, maka tidak satupun dianggap sah
2062. Ubi quid generaliter conceditur, inest haec exceptio, si non aliquid sit
contra jus fasque--Dimana suatu hal diberikan dalam persetujuan umum,
pengecualian ini dicantumkan secara tersirat: apabila tidak ada yang
berlawanan dengan hukum dan hak
2063. Ubi quis delinquit ibi punietur--Dimana ada seseorang yang melakukan
pelanggaran, disana lah ia akan dihukum
2064. Ubi verba conjuncta non sunt, sufflcit alterutrum esse factum-Ketika
perkataan tidak tergabung, maka cukup apabila satu atau lainnya (dari hal hal
yang dijumlahkan) apabila terpenuhi
2065. Ultima voluntas testatoris est perimplenda secundum veram
intentionem suam --Wasiat terakhir dari pewaris harus dipenuhi sesuai
keinginanya yang sebenarnya
2066. Ultimum supplicium esse mortem solam interpretamur--Kematian
adalah hukuman yang paling berat.
2067. Ultra posse non potest esse et vice cersa-apa yang tidak dapat terwujud
maka tidak mungkin.
2068. Una persona vix potest supplere vices duarum--Satu orang tidak mungkin
mengisi tempat untuk dua orang.
2069. Unaquaeque gleba servit-Setiap gumpalan di bumi (di atas tanah) adalah
sasaran dari perbudakan.
2070. Uniuscujusque contractus initium spectandum est et causa -Awal dan
LEX LAGUENS
Trusted
Legal
Partnerships