Materi Hukum Acara Perdata Agama Fhp Law School - Dr Sirajuddin - 2023 - Dpn Indonesia
Materi Hukum Acara Perdata Agama Fhp Law School - Dr Sirajuddin - 2023 - Dpn Indonesia
Wb
SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA
JAKARTA, 2023
Pengalaman Mengajar:
Tenaga pengajar
1. Pendidikan Profesi Khusus Advokat Penyelenggara Yan Apul
2. Pendidikan Profesi Khusus Advokat Penyelenggara FHP Menara Karya Lt.20
3. Pendidikan Profesi Khusus Advokat dengan Mabes Polri
4. Pendidikan Profesi Khusus Advokat dengan Kemenkes RI
5. Pendidikan Profesi Khusus Advokat dengan Kemenkumham RI
6. Dosen Pascasarjana Universitas Jayabaya Jakarta
7. Dosen Program Doktor Universitas Islam Asy Syafiiyah Jakarta
8. Dosen Fakultas Hukum Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta
Pendidikan
Pesantren Modern IMMIM Tamalanrea Makassar
Sarjana syariah Universitas Islam Negeri Makassar 1992
Sarjana Hukum Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sengkang 2000
Magister Hukum Universitas Islam Negeri Makassar 2002
Doktor UGM Yogyakarta 2012
KEDUDUKAN PERADILAN AGAMA
Dalam Struktur Kekuasaanm Kehakiman
• a. Peradilan Umum;
• b. Peradilan Agama;
• c. Peradilan Militer;
• d. Peradilan Tata Usaha Negara.
KEWENANGAN PERADILAN AGAMA PASCA REVISI UU.NO.7 THN
1989
MENJADI UU.NO.3 THN 2006 REVISI KEDUA DENGAN UU No.50
TAHUN 2009 TENTANG PERADILAN AGAMA
PRA REVISI UU PA
Pasal 2
Peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana
kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan
yang beragama Islam mengenai perkara perdata
tertentu yang diatur dalam undang-undang ini.
PASCA REVISI UU PA
Pasal 2
Peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan
kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama
Islam mengenai perkara tertentu sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang ini.
Pasal 3A
Dilingkungan Peradilan Agama dapat diadakan pengkhususan
pengadilan yang diatur dengan undang-undang
Perma 3 Tahun 2018
Administrasi Perkara di
Pengadilan secara elektronik
E- E-
E-Filing Summon
Payment
s
e-Litigasi
Tahapan Pendaftaran e-Litigasi
• Dilakukan oleh Pengguna
Terdaftar, Pengguna
Lainnya ( Perorangan, e-Litigation
Jaksa Pengacara Negara,
Biro Hukum
Pemerintah/TNI/Kejaksaan
RI, Direksi/Pengurus atau
Karyawan yang ditunjuk
e-Payment
• dalam mendukung
program e-Court
• Jadwal Persidangan yang sudah
terintegrasi dengan Jadwal Sidang
nadan hukum, Kuasa Mahkamah Agung RI yang aa di SIPP
Insidentil yang ditentukan bekerja sama dengan • Setelah Hari Sidang yang
Undang-Undang) Bank Pemerintah ditentukan, maka Majelis Hakim
• Jenis Perkara yang dalam hal manajemen menyidangkan perkara tersebut
diterima : Gugatan Online, Pembayaran Biaya kaitannya dengan persidangan
Gugatan Sederhana dan Panjar Perkara . • Setelah ditentukan Hari online yang perlu diperhatikan pada
Permohonan Online Dalam Hal ini Bank Sidang, maka saat sidang pertama adalah : Asli
• Gugatan Online yang telah ditunjuk Jurusita/Jurusita Surat Gugatan/Permohonan, Asli
merupakan perkara menyediakan Virtual Pengganti melakukan Surat Kuasa, Asli Surat Persetujuan
contensius yang terdiri dari Account (Nomor Prinsipal dalam menggunakan e-
Pembayaran) sebagai pemanggilan secara court
: Perkara Gugat Cerai,
sarana pembayaran elektronik ke alamat • Pembuatan Court Calender dan
Permohonan Cerai Talak,
Kewarisan, dll kepada Pengadilan domisili elektronik yang melakukan penetapan sesuai
• Permohonan Online tempat mendaftar sudah terdaftar dengan kesepakatan
merupakan perkara perkara • Penyampaian Dokumen oleh para
Voluntair antara lain • Dibayarkan sesuai pihak (jawaban, replik, dupik,
Penetapan Ahli Waris,
Istbat Nikah, dll
dengan panjar biaya
yang telah tercetak di
e-SKUM melalui 7
e-Summons kesimpulan , bukti surat) ---
(dokumen dikirim setelah terdapat
• Untuk Verifikasi Dokumen Tundaan Sidang dan ditutup sesuai
Pendaftaran dan bank yang telah jadwal sidang)
mengunduhnya dilakukan bekerja sama • Mekanisme kontrol (menerima,
oleh Panitera Muda sesuai dengan Mahkamah memeriksa, meneruskan) oleh
dengan jenis perkaranya Agung RI Majelis Hakim/Hakim terhadap
dokumen yang di upload para pihak
• Kedua belah pihak dapat
e-Filing mengirimkan Dokumen dan selama
belum diverifikasi oleh
Majelis/Hakim kedua belah pihak
tidak dapat melihat atau
mendownload dokumen yang
dikirim oleh pihak lawan
Syarat formal gugatan:
Penggugat harus memiliki hubungan dan kepentingan hukum dengan pokok gugatan;
Gugatan memuat identitas penggugat dan tergugat minimal meliputi nama, umur,tempat
kediaman;
Gugatan harus diajukan kepada pengadilan agama yang berwenang memeriksa,mengadili
dan memutus perkara yang bersangkutan;
Gugatan harus memuat fakta kejadian;
Gugatan harus mempunyai dasar hukum;
Gugatan harus memuat tuntutan yang diminta secara rinci;
Fakta kejadian dan dasar hukum dalam posita harus sejalan dengan tuntutan yangdiminta,
atau sebaliknya tuntutan yang diminta harus sejalan dengan fakta kejadiandan dasar hukum
dalam posita;
Surat gugatan harus dibuat dan ditandatangani sendiri oleh penggugat/atau
kuasahukumnya yang sah;
Penggugat yang tidak bisa baca-tulis gugatan diajukan secara lisan dihadapan ketua atau
hakim yang ditujuk oleh ketua pengadilan, yang selanjutnya akan dicatat danditanda tangani
oleh ketua atau hakim yang ditunjuk oleh ketua pengadilan ataudibubuhi cap jempol yang
bersangkutan yang disahkan oleh ketua pengadilan/hakim yang ditunjuk oleh ketua setelah
isinya dibacakan kepada penggugat;
RUANG LINGKUP KEWENANGAN PERADILAN AGAMA
PASCA REVISI
PRA REVISI
a. Perkawinan;
b. kewarisan, wasiat, dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam;
c.Wakaf dan shadaqah
PASCA REVISI
a.perkawinan+ Pengangkatan Anak berdasarkan Hk.Islam
b.waris;
c.wasiat;
d.hibah;
e.wakaf;
f.Zakat
g.Infaq
h.Shadaqah
i.Ekonomi syari’ah.
Sengketa Pra Perkawinan
(1) Pencegahan perkawinan ,diajukan ke PA oleh garis keturunan lurus
ke atas dan ke bawah, saudara, wali nikah, wali pengampu dari
salahseorang calon mempelai, dan pihak-pihak yang bersangkutan (Tidak
sekufu tidak dapat dijadikan alasan untuk mencegah perkawinan, kecuali
tidak sekufu karena perbedaan agama atau ikhtilaaf ad-din.
(2) Dispensasi Kawin :(1) Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria
sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah
mencapai umur 16 (enam belas) tahun.(2) Dalam hal penyimpangan
terhadap ayat (1) pasal ini dapat meminta dispensasi kepada Pengadilan
atau Pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pria maupun
pihak wanita.
(3) Wali Adhol: Wali nikah yang berhak menolak menikahkan mempelai
wanita dengan pria pilihan tanpa alasan yang sah
(4) Penolakan Perkawinan oleh PPN/Catatan Sipil
Sengketa Pasca Perkawinan
Istbat Nikah
Pembatalan Nikah
Cerai gugat
Cerai Thalak
Izin Poligami
Kuasa Asuh anak
Harta bersama Gono-gini
Nafkah lampau istri
Penentuan status sah tidaknya anak (180 hari setelah
lahir)
Nafkah Anak yg akan datang
Pengangkatan anak
Pencabutan kekuasaan wali
RUANG LINGKUP SENGKETA PERKAWINAN
12. ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana
bapak yang seharusnya bertanggung jawab tidak mematuhinya;
13. penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami kepada
bekas istri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas istri;
14. putusan tentang sah tidaknya seorang anak;
15. putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua;
16. pencabutan kekuasaan wali;
17. penunjukan orang lain sebagai wall oleh pengadilan dalam hal
kekuasaan seorang wall dicabut;
18. penunjukan seorang wali dalam hal seorang anak yang belum cukup
umur 18 (delapan belas) tahun yang ditinggal kedua orang tuanya;
19. pembebanan kewajiban ganti kerugian atas harta benda anak yang
ada di bawah kekuasaannya;
20. penetapan asal-usul seorang anak dan penetapan pengangkatan anak
berdasarkan hukum Islam;
21. putusan tentang hal penolakan pemberian keterangan untuk
melakukan perkawinan campuran;
22. pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan dijalankan menurut peraturan yang lain.
PENJELASAN PASAL 49 UU.NO.3 TAHUN 2006
a.Bank syari’ah;
b.Lembaga keuangan mikro syari’ah
c.Asuransi syar’iah;
d.Reksa dana syari’ah
e.Obligasi syari’ah dan surat berharga berjangka
menengah syari’ah;
f.Sekuritas syari’ah
g.Pembiayaan syari’ah
h.Penggadaian syari’ah
i.Dana pensiun lembaga keuangan syari’ah; dan
j.Bisnis syari’ah
Ketentuan Pasal 55 UU No.21 /2008 Tentang Perbankan
Syariah Dalam Kaitan Kewenangan Peradilan Agama
Pasal 55
(1) Penyelesaian sengketa Perbankan Syariah dilakukan olehpengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama.
(2) Dalam hal para pihak telah memperjanjikan penyelesaian sengketa selain sebagaimana dimaksud pada ayat
(1),penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan isi Akad.
(3) Penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak boleh bertentangan dengan Prinsip Syariah.
Yang dimaksud dengan “penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan isi Akad” adalah upaya sebagai berikut:
a. musyawarah;
b. mediasi perbankan;
c. melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional (Basyarnas) atau lembaga arbitrase lain; dan/atau
d. melalui pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum.
(3) Penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak boleh bertentangan dengan Prinsip Syariah.