Anda di halaman 1dari 6

DJP - Tax Knowledge Base http://tkb-djp/tkb/engine/learning3/print.php?

id=1203

Direktorat Jenderal Pajak - Tax Knowledge Base

Artikel Kring Pajak : PPh » PPh Pasal 23 »

Sewa dan Jasa

I. DASAR HUKUM
A. Pasal 23 ayat (1) huruf c UU Nomor 36 Tahun 2008 (berlaku sejak 1 Januari 2009) tentang perubahan keempat atas UU
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
B. PP 94 TAHUN 2010 (berlaku sejak 30 Desember 2010) tentang penghitungan penghasilan kena pajak dan pelunasan PPh
dalam tahun berjalan
C. PMK-141/PMK.03/2015 (mulai berlaku setelah 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal 27 Juli 2015) tentang jenis jasa
lain yang dipotong PPh Pasal 23

II. SURAT EDARAN TERKAIT


◦ SE-35/PJ/2010 (tanggal 9 Maret 2010) tentang pengertian sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta, jasa teknik, jasa manajemen, dan jasa konsultan sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (1) huruf c UU PPh

III. SEWA
A. SEWA YANG DIPOTONG PPH PASAL 23
▪ sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan lain
sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (2) (Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa tanah
dan/atau bangunan) (Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 1 UU Nomor 36 Tahun 2008)
▪ Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta adalah penghasilan yang
diterima atau diperoleh sehubungan dengan kesepakatan untuk memberikan hak menggunakan harta
selama jangka waktu tertentu baik dengan perjanjian tertulis maupun tidak tertulis sehingga harta
tersebut hanya dapat digunakan oleh penerima hak selama jangka waktu yang telah disepakati (SE-35/
PJ/2010)
B. TARIF
▪ 2% dari jumlah bruto
▪ Dalam hal WP yang menerima atau memperoleh penghasilan yang merupakan objek PPh Pasal 23 tidak
memiliki NPWP, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% daripada tarif yang seharusnya (Pasal 23
ayat 1a UU Nomor 36 Tahun 2008)
C. MAP DAN KJS (lampiran PER-38/PJ/2009)
▪ MAP: 411124
▪ KJS: 100
D. SAAT TERUTANG ATAU SAAT PEMOTONGAN
▪ Saat Pemotongan : Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 UU PPh dilakukan pada akhir bulan dibayarkannya
penghasilan, disediakan untuk dibayarkannya penghasilan; atau jatuh temponya pembayaran penghasilan yang
bersangkutan, tergantung peristiwa yang terjadi terlebih dahulu. (Pasal 15 ayat (3) PP Nomor 94 Tahun 2010)
▪ Saat Terutang : Saat terutangnya Pajak Penghasilan Pasal 23 UU PPh adalah pada saat pembayaran, saat
disediakan untuk dibayarkan (seperti: dividen) dan jatuh tempo (seperti: bunga dan sewa), saat yang ditentukan
dalam kontrak atau perjanjian atau faktur (seperti: royalti, imbalan jasa teknik atau jasa manajemen atau jasa
lainnya). (Pasal 15 ayat (3) Penjelasan PP Nomor 94 Tahun 2010)
▪ Yang dimaksud dengan "saat jatuh tempo pembayaran" (seperti : untuk bunga atau sewa) adalah saat
kewajiban untuk melakukan pembayaran yang didasarkan atas kesepakatan, baik yang tertulis maupun
tidak tertulis dalam kontrak atau perjanjian atau faktur.

1 of 6 4/22/2024, 9:07 AM
DJP - Tax Knowledge Base http://tkb-djp/tkb/engine/learning3/print.php?id=1203

IV. JASA
A. JASA YANG DIPOTONG PPH PASAL 23
▪ Jasa yang dipotong PPh Pasal 23 Yaitu Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 UU PPh. (Pasal 23 ayat (1) huruf c UU Nomor 36 Tahun 2008) (imbalan sehubungan
dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain yang diterima oleh WP
Badan.
▪ Dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal 23 ini adalah dalam hal imbalan sehubungan dengan jasa lain
tersebut telah dikenai PPh yang bersifat final berdasarkan peraturan perundang-undangan tersendiri.
(Pasal 1 ayat (2) PMK-141/PMK.03/2015)
▪ Jasa teknik merupakan pemberian jasa dalam bentuk pemberian informasi yang berkenaan dengan pengalaman
dalam bidang industri, perdagangan dan ilmu pengetahuan yang dapat meliputi :
1. pemberian informasi dalam pelaksanaan suatu proyek tertentu, seperti pemetaan dan/atau pencarian
dengan bantuan gelombang seismik;
2. pemberian informasi dalam pembuatan suatu jenis produk tertentu, seperti pemberian informasi dalam
bentuk gambar-gambar, petunjuk produksi, perhitungan-perhitungan dan sebagainya; atau
3. pemberian informasi yang berkaitan dengan pengalaman di bidang manajemen, seperti pemberian
informasi melalui pelatihan atau seminar dengan peserta dan materi yang telah ditentukan oleh
pengguna jasa. (SE-35/PJ/2010)
▪ Jasa manajemen merupakan pemberian jasa dengan ikut serta secara langsung dalam pelaksanaan atau
pengelolaan manajemen. (SE-35/PJ/2010)
▪ Jasa konsultan merupakan pemberian advice (petunjuk, pertimbangan, atau nasihat) profesional dalam suatu
bidang usaha, kegiatan, atau pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga ahli atau perkumpulan tenaga ahli, yang
tidak disertai dengan keterlibatan langsung para tenaga ahli tersebut dalam pelaksanaannya. (SE-35/PJ/2010)
▪ JENIS JASA LAIN (Pasal 1 ayat (6) PMK-141/PMK.03/2015)
▪ Jenis jasa lain yang dipotong PPh Pasal 23 terdiri dari:
a. Jasa penilai (appraisal);
b. Jasa aktuaris;
c. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;
d. Jasa hukum;
e. Jasa arsitektur;
f. Jasa perencanaan kota dan arsitektur landscape;
g. Jasa perancang (design);
h. Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas bumi (migas), kecuali
yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap;
i. Jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan minyak dan gas bumi
(migas);
▪ Jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan minyak dan gas
bumi (migas) adalah jasa penunjang berupa:
▪ KLIK DISINI (Pasal 2 ayat (1) PMK-141/PMK.03/2015)
j. Jasa penambangan dan jasa penunjang selain di bidang usaha panas bumi dan
penambangan minyak dan gas bumi (migas);
▪ Jasa penambangan dan jasa penunjang selain di bidang usaha panas bumi dan
penambangan minyak dan gas bumi (migas) adalah semua jasa penambangan dan
jasa penunjang di bidang pertambangan umum berupa:
▪ KLIK DISINI (Pasal 2 ayat (2) PMK-141/PMK.03/2015)
k. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
▪ Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara adalah berupa:
▪ KLIK DISINI (Pasal 2 ayat (3) PMK-141/PMK.03/2015)
l. Jasa penebangan hutan;
m. Jasa pengolahan limbah;
n. Jasa penyedia tenaga kerja dan/atau tenaga ahli (outsourcing services);
o. Jasa perantara dan/atau keagenan;

2 of 6 4/22/2024, 9:07 AM
DJP - Tax Knowledge Base http://tkb-djp/tkb/engine/learning3/print.php?id=1203

p. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan oleh Bursa Efek,
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI);
q. Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI);
r. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;
s. Jasa mixing film;
t. Jasa pembuatan saranan promosi film, iklan, poster, photo, slide, klise, banner, pamphlet,
baliho dan folder;
u. Jasa sehubungan dengan software atau hardware atau sistem komputer, termasuk perawatan,
pemeliharaan dan perbaikan;
v. Jasa pembuatan dan/atau pengelolaan website;
w. Jasa internet termasuk sambungannya;
x. Jasa penyimpanan, pengolahan, dan/atau penyaluran data, informasi, dan/ a tau program;
y. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel,
selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan
mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
z. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV
kabel, dan/atau bangunan, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di
bidang konstruksi dan inempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
aa. Jasa perawatan kendaraan dan/atau alat transportasi darat, laut dan udara;
ab. Jasa maklon;
▪ Jasa maklon adalah pemberian jasa dalam rangka proses penyelesaian suatu
barang tertentu yang proses pengerjaannya dilakukan oleh pihak pemberi jasa
(disubkontrakkan), yang spesifikasi, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau
bahan penolong/pembantu yang akan diproses sebagian atau seluruhnya disediakan
oleh pengguna jasa, dan kepemilikan atas barang jadi berada pada pengguna jasa.
(Pasal 2 ayat (4) PMK-141/PMK.03/2015)
ac. Jasa penyelidikan dan keamanan;
ad. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;
▪ Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer adalah kegiatan usaha yang
dilakukan oleh pengusaha jasa penyelenggara kegiatan meliputi antara lain
penyelenggaraan pameran, konvensi, pagelaran musik, pesta, seminar, peluncuran
produk, konferensi pers, dan kegiatan lain yang memanfaatkan jasa penyelenggara
kegiatan. (Pasal 2 ayat (5) PMK-141/PMK.03/2015)
ae. Jasa penyediaan tempat. dan/atau waktu dalam media masa, media luar ruang atau media
lain untuk penyampaian informasi, dan/atau jasa periklanan;
af. Jasa pembasmian hama;
ag. Jasa kebersihan atau cleaning service;
ah. Jasa sedot septic tank;
ai. Jasa pemeliharaan kolam;
aj. Jasa katering atau tata boga;
ak. Jasa freight forwarding;
▪ Jasa freight forwarding adalah kegiatan usaha yang ditujukan untuk mewakili
kepentingan pemilik untuk mengurus semua/sebagian kegiatan yang diperlukan bagi
terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasi darat, laut,
dan/atau udara, yang dapat mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan, sortasi,
pengepakan, penandaan, pengukuran, penimbangan, pengurusan penyelesaian
dokumen, penerbitan dokumen angkutan, perhitungan biaya angkutan, klaim,
asuransi atas pengiriman barang serta penyelesaian tagihan dan biaya-biaya lainnya
berkenaan dengan pengiriman barang-barang tersebut sampai dengan diterimanya
barang oleh yang berhak menerimanya. (Pasal 2 ayat (6 PMK-141/PMK.03/2015)
al. Jasa logistik;
am. Jasa pengurusan dokumen;
an. Jasa pengepakan;

3 of 6 4/22/2024, 9:07 AM
DJP - Tax Knowledge Base http://tkb-djp/tkb/engine/learning3/print.php?id=1203

ao. Jasa loading dan unloading;


ap. Jasa laboratorium dan/atau pengujian kecuali yang dilakukan oleh lembaga atau institusi
pendidikan dalam rangka penelitian akademis;
aq. Jasa pengelolaan parkir;
ar. Jasa penyondiran tanah;
as. Jasa penyiapan dan/atau pengolahan lahan;
at. Jasa pembibitan dan/atau penanaman bibit;
au. Jasa pemeliharaan tanaman;
av. Jasa pemanenan;
aw. Jasa pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan/atau perhutanan
ax. Jasa dekorasi;
ay. Jasa pencetakan/penerbitan;
az. Jasa penerjemahan;
ba. Jasa pengangkutan/ekspedisi kecuali yang telah diatur dalam Pasal 15 Undang-Undang Pajak
Penghasilan;
bb. Jasa pelayanan kepelabuhanan;
bc. Jasa pengangkutan melalui jalur pipa;
bd. Jasa pengelolaan penitipan anak;
be. Jasa pelatihan dan/atau kursus;
bf. Jasa pengiriman dan pengisian uang ke ATM;
bg. Jasa sertifikasi;
bh. Jasa survey;
bi. Jasa tester, dan
bj. Jasa selain jasa-jasa tersebut di atas yang pembayarannya dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
B. TARIF
▪ 2% dari jumlah bruto
▪ Dalam hal WP yang menerima atau memperoleh penghasilan yang merupakan objek PPh Pasal 23 tidak
memiliki NPWP, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% daripada tarif yang seharusnya (Pasal 23
ayat 1a UU Nomor 36 Tahun 2008)
▪ DEFINISI JUMLAH BRUTO (Pasal 1 ayat (3) PMK-141/PMK.03/2015)
1. untuk jasa katering
▪ adalah seluruh jumlah penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan,
disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah,
subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau
perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk
usaha tetap, dan
2. untuk jasa selain jasa katering
▪ adalah seluruh jumlah penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan,
disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah,
subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau
perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk
usaha tetap, tidak termasuk:
a. pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai
imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dibayarkan oleh Wajib Pajak penyedia
tenaga kerja kepada tenaga kerja yang melakukan pekerjaan, berdasarkan kontrak
dengan pengguna jasa;
▪ Pembayaran ini tidak termasuk dalam jumlah bruto sebagai dasar
pemotongan PPh Pasal 23 sepanjang dapat dibuktikan dengan kontrak
kerja dan daftar pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan (Pasal 1
ayat (4) huruf a PMK-141/PMK.03/2015)
▪ Dalam hal tidak terdapat bukti ini, jumlah bruto sebagai dasar

4 of 6 4/22/2024, 9:07 AM
DJP - Tax Knowledge Base http://tkb-djp/tkb/engine/learning3/print.php?id=1203

pemotongan PPh Pasal 23 adalah sebesar keseluruhan


pembayaran kepada penyedia jasa, tidak termasuk PPN. (Pasal 1
ayat (5) PMK-141/PMK.03/2015)
b. pembayaran kepada penyedia jasa atas pengadaan/pembelian barang atau material
yang terkait dengan jasa yang diberikan;
▪ Pembayaran ini tidak termasuk dalam jumlah bruto sebagai dasar
pemotongan PPh Pasal 23 sepanjang dapat dibuktikan dengan faktur
pembelian atas pengadaan/pembelian barang atau material (Pasal 1 ayat
(4) huruf b PMK-141/PMK.03/2015)
▪ Dalam hal tidak terdapat bukti ini, jumlah bruto sebagai dasar
pemotongan PPh Pasal 23 adalah sebesar keseluruhan
pembayaran kepada penyedia jasa, tidak termasuk PPN. (Pasal 1
ayat (5) PMK-141/PMK.03/2015)
c. pembayaran kepada pihak ketiga yang dibayarkan melalui penyedia jasa, terkait
Jasa yang diberikan oleh penyedia jasa; dan/atau
▪ Pembayaran ini tidak termasuk dalam jumlah bruto sebagai dasar
pemotongan PPh Pasal 23 sepanjang dapat dibuktikan dengan faktur
tagihan dari pihak ketiga disertai dengan perjanjian tertulis (Pasal 1 ayat (4)
huruf c PMK-141/PMK.03/2015)
▪ Dalam hal tidak terdapat bukti ini, jumlah bruto sebagai dasar
pemotongan PPh Pasal 23 adalah sebesar keseluruhan
pembayaran kepada penyedia jasa, tidak termasuk PPN. (Pasal 1
ayat (5) PMK-141/PMK.03/2015)
d. pembayaran kepada penyedia Jasa yang merupakan penggantian (reimbursement)
atas biaya yang telah dibayarkan penyedia jasa kepada pihak ketiga dalam rangka
pemberian jasa bersangkutan.
▪ Pembayaran ini tidak termasuk dalam jumlah bruto sebagai dasar
pemotongan PPh Pasal 23 sepanjang dapat dibuktikan dengan faktur
tagihan dan/atau bukti pembayaran yang telah dibayarkan oleh penyedia
jasa kepada pihak ketiga (Pasal 1 ayat (4) huruf d PMK-141/PMK.03/2015)
▪ Dalam hal tidak terdapat bukti ini, jumlah bruto sebagai dasar
pemotongan PPh Pasal 23 adalah sebesar keseluruhan
pembayaran kepada penyedia jasa, tidak termasuk PPN. (Pasal 1
ayat (5) PMK-141/PMK.03/2015)
C. MAP DAN KJS (lampiran PER-38/PJ/2009)
▪ MAP: 411124
▪ KJS: 104

V. HISTORI PERATURAN
A. KEP-10/PJ./1995 (berlaku sejak 1 Januari 1995 sampai 4 Agustus 1996)
B. KEP-59/PJ./1996 (berlaku sejak 5 Agustus 1996 sampai 31 Juli 1997)
C. KEP-128/PJ./1997 (berlaku sejak 1 Agustus 1997 sampai 30 Juni 2000)
D. KEP-176/PJ./2000 (berlaku sejak 1 Juli 2000 sampai 6 Februsri 2001)
E. KEP-96/PJ./2001 (berlaku sejak 7 Februari 2001 sampai 30 April 2001)
F. KEP-305/PJ./2001 (berlaku sejak 1 Mei 2001 sampai 30 April 2002)
G. KEP-170/PJ./2002 (berlaku sejak 1 Mei 2002 sampai 31 Desember 2006)
H. PER-178/PJ./2006 (berlaku sejak 1 Januari 2007 sampai 8 April 2007)
I. PER-70/PJ./2007 (berlaku sejak 9 April 2007)
J. PMK 244/PMK.03/2008 (berlaku sejak 1 Januari 2009)
K. PMK-141/PMK.03/2015 (mulai berlaku setelah 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal 27 Juli 2015)

5 of 6 4/22/2024, 9:07 AM
DJP - Tax Knowledge Base http://tkb-djp/tkb/engine/learning3/print.php?id=1203

VI. PERTANYAAN TERKAIT SEWA DAN JENIS-JENIS JASA LAIN YANG DIPOTONG PPH PASAL 23 (KLIK DISINI)

Dicetak 22 April 2024 - 09:04

6 of 6 4/22/2024, 9:07 AM

Anda mungkin juga menyukai