Makalah Kelompok 8 Gabr Fix
Makalah Kelompok 8 Gabr Fix
oleh
KELAS 4A
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Tokoh Penemu........................................................................................1
1.2 Simbol....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
2.1 Persamaan Vektoris Garis Lurus............................................................4
2.2 Bilangan Arah, Persamaan Simetrik Garis Lurus di Ruang...................6
2.3 Persamaan Garis Sebagai Perpotongan Dua Bidang............................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1
Paris membosankan dan mengasingkan diri di daerah terpencil di Prancis yang
bernama Faubourg. Pada saat mengasingkan diri, Descartes mulai mendalami ilmu
matematika. Salah satu bidang yang paling ditekuni oleh Descartes adalah geometri.
Tahun 1623, ia berhubungan dengan Mersenne, seorang matematikawan di Paris.
Korespondensi ini meneguhkannya untuk bergelut dengan ilmu pengetahuan.
Discours de La methode adalah salah satu karya populer milik Rena Descartes.
Berkat dukungan dari orang di sekitarnya, Descartes menerbitkan Discours de La
methode: pour bien conduire sa raison et chercher la verite dans les sciences,
sebuah karya sains yang terdiri dari tiga apendiks, yaitu La Dioptrique tentang optika,
Les Meteores tentang meteorologi, serta La Geometrie.
Dikutip dari buku Sejarah dan Filsafat Matematika karya Wahyu Purnama,
S.Si, M.Pd. dan Maya Siti Rohmah, S.Si, M.Pd, René Descartes memberikan
sumbangsih penting dalam ilmu matematika. Berikut beberapa penemuan René
Descartes dalam bidang matematika, yakni di antaranya:
1. Sistem Koordinat Kartesius
Sistem koordinat kartesius (Cartesian Coordinat) adalah sebuah sistem yang
dapat menemukan letak atau lokasi titik-titik dalam sebuah bidang dengan
menggunakan beberapa bilangan pada garis koordinat. Sistem koordinat kartesius
diperkenalkan Descartes melalui karyanya yang berjudul La Geometrie. La
Geometrie adalah sebuah buku yang diterbitkan Descartes pada tahun 1637. Dalam
karya ini, terdapat ide geometri analitik, yaitu masalah yang memuat gagasan
mengaitkan geometri dan aljabar. Penemuan ini kemudian menjadi penemuan yang
mempengaruhi perkembangan kalkulus modern.
2. Principia Philosophiae
Penemuan atau pemikiran Descartes dalam ilmu matematika selain kartesius
adalah The Principles of Human Knowledge, The Principles of Material Things of
the Visible World and The Earth, yaitu prinsip ilmu pengetahuan manusia, prinsip
benda material dalam dunia yang bisa dilihat dan bumi. Ketiga prinsip tersebut
termuat dalam karyanya yang berjudul Principia Philosophiae yang dipublikasi di
Amsterdam tahun 1644. Karya ini terbagi dalam 4 bagian yang membawa masalah
alam ke dalam matematika. Dalam karya ini, Descartes mencoba untuk
menempatkan apa pun yang ada di alam semesta pada dasar matematika.
2
1.2 Simbol
a. 𝑛→1 = vektor normal
b. 𝑣→ = vektor arah
𝑎 𝑐
c. | | = determinan matriks
𝑏
𝑑
3
BAB II
PEMBAHASAN
Sebuah garis lurus dapat ditentukan jika diketahui 2 titik pada garis tersebut.
Misal titik P (𝑥1, 𝑦1, 𝑧1) dan titik Q (𝑥2, 𝑦2, 𝑧2) terletak pada garis lurus g.
Maka:
[𝑥, 𝑦, 𝑧] = [𝑥1, 𝑦1, 𝑧1] + 𝜆[(𝑥2 − 𝑥1), (𝑦2 − 𝑦1), (𝑧2 − 𝑧1)].................(1)
Persamaan (1) disebut Persamaan vektoris garis lurus yang melalui titik
P(𝑥1, 𝑦1,𝑧1) dan Q(𝑥2, 𝑦2, 𝑧2)
4
Vektor PQ disebut vektor arah garis lurus.
Jadi bila garis lurus melalui satu titik P(𝑥1, 𝑦1,𝑧1) dan mempunyai vektor arah 𝑎 =
[𝑎, 𝑏, 𝑐],
[𝑥, 𝑦, 𝑧] = [𝑥1, 𝑦1, 𝑧1] + 𝜆[𝑎, 𝑏, 𝑐], untuk (−∞ < 𝜆 < ∞).............(2)
Maka didapat:
𝑥 = 𝑥0 + 𝑎𝜆
𝑦 = 𝑦0 + 𝑏𝜆
𝑧 = 𝑧0 + 𝑐𝜆
CONTOH SOAL
pembahasan:
⃗𝑃⃗⃗1⃗⃗⃗𝑃⃗⃗2→ = (3, − 4, 8)
x = 2 + 3𝜆
5
y = 4 – 4𝜆 -∞ < 𝜆 < ∞
z = -1 + 8𝜆
pembahasan:
⃗𝑃⃗⃗1⃗⃗⃗𝑃⃗⃗2→ = (1, 3, 2)
x=3+𝜆
y = -2 + 3𝜆 -∞ < 𝜆 < ∞
z = 1 + 2𝜆
5
3. Tentukan pers garis yang melalui titik (5, 1, 3) dan sejajar vektor 𝑖 + 4𝑗 −
Pembahasan:
5 1 5+𝜆
⃗→
𝑃 = (1) + 𝜆 ( 4 ) = (1 + 4𝜆) 𝜆 ∈(-∞, ∞)
2 −2 3 − 2𝜆
5+1 6
⃗→
𝜆=1→ 𝑃 = (1 + 4(1)) = (5)
3 − 2(1) 1
5+2 7
𝜆=2→ 𝑃⃗→ = (1 + 4(2)) = ( 9 )
3 − 2(2) −1
6
Bilagan arah dari sebuah garis lurus adalah bilangan-bilangan yang sebanding
dengan cosinus-cosinus arah garis lurus tersebut. Kita sebut bilangan-bilangan arah
𝑐𝑜𝑠𝛽 𝑐𝑜𝑠𝛾
tersebut a, b, c maka : 𝑐𝑜𝑠𝛼 = =
𝑎 𝑏 𝑐
𝑐𝑜𝑠𝛽 = 𝑏𝜆
𝑐𝑜𝑠𝛾 = 𝑐𝜆
dan 𝑐𝑜𝑠2𝛼 + 𝑐𝑜𝑠2𝛽 + 𝑐𝑜𝑠2𝛾 = 𝜆2(𝑎2 + 𝑏2 + 𝑐2) = 1 berarti
1
𝜆= 𝑎
±√𝑎2+𝑏2+𝑐2 , jadi 𝑐𝑜𝑠𝛼 =
𝑏 ±√𝑎2+𝑏2+𝑐2
𝑐𝑜𝑠𝛽 = 𝑐
𝑐𝑜𝑠𝛾 =
±√𝑎2+𝑏2+𝑐2 ±√𝑎2+𝑏2+𝑐2
Kita lihat bahwa cosinus-cosinus arah dari suatu vektor sebanding dengan
𝑥
komponennya, = 𝑦 𝑧
|𝑣̅|
, 𝑐𝑜𝑠𝛽 = , 𝑑𝑎𝑛 𝑐𝑜𝑠𝛾 = ; berarti x : y : z =
|𝑣̅| |𝑣̅|
CONTOH SOAL
Carilah bilangan arah garis yang melalui titik P (3,2,1) dan Q (1,2,3).
Penyelesaian:
Misalkan:
( 𝑥1, 𝑦1, 𝑧1) = P (3,2,1) dan
( 𝑥2, 𝑦2, 𝑧2) = PQ(1,2,3)
𝚤→ 𝚥→ 𝑘⃗→ 𝐵 𝐶 𝐴 𝐴 𝐵
𝐶
Jadi p = [ a, b, c] = 𝐵 𝐶 | = {| 1 1
|, −| 1 1
|, | 1 1
| }
|𝐴
1 1 1 𝐵2 𝐴2 𝐴2 𝐵2
𝐶2 𝐶2
𝐴2 𝐵2 𝐶2
Atau bisa ditulis sebagai berikut:
CONTOH SOAL
1. Carilah bilangan arah garis g : 2x + y + 3z + 2 = 0
-x –y + 2z + 7 = 0
Penyelesaian:
Dari 𝑉1 ≡ 𝐴1𝑥 + 𝐵1𝑦 + 𝐶1𝑧 + 𝐷1 = 0 , maka
𝑉2 ≡ 𝐴2𝑥 + 𝐵2𝑦 + 𝐶2𝑧 + 𝐷2 = 0
8
𝚤→ 𝚥→ 𝐵 𝐴 𝐴 𝐵
𝑘⃗→ 𝐶 𝐶
|𝐴 𝐵 𝐶| = {| 1 1
|, −| 1 |, |
1 1
| }
1
1 1 1 𝐵2 𝐴2 𝐴2 𝐵2
𝐶2 𝐶2
𝐴2 𝐵2 𝐶2
1 3 2 3 2 1
= {| |, −| |, | |}
−1 2 −1 2 −1 −1
= { 5, -7, -1}
Jadi, bilangan arahnya adalah (5,-7,-1)
2. Carilah bilangan arah garis ; x + y + z = 2 dan x –y –z = 3
Penyelesaian:
Dari 𝑉1 ≡ 𝐴1𝑥 + 𝐵1𝑦 + 𝐶1𝑧 + 𝐷1 = 0 , maka
𝑉2 ≡ 𝐴2𝑥 + 𝐵2𝑦 + 𝐶2𝑧 + 𝐷2 = 0
𝚤→ 𝚥→ 𝐵 𝐴 𝐴 𝐵
𝑘⃗→ 𝐶 𝐶
|𝐴 𝐵 𝐶| = {| 1 1
|, −| 1 1
|, | 1 1
| }
1 1 1
𝐵2 𝐶2 𝐴2 𝐶2 𝐴2 𝐵2
𝐴2 𝐵2 𝐶2
1 1 1 1 1
= {| 1
|, | |}
| , − |1 −1 1 −1
−1 −1
= { 0,2,-2}
Jadi, bilangan arahnya adalah (0,2,-2)
𝚤→ 𝚥→ 𝐵 𝐴 𝐴 𝐵
𝑘⃗→ 𝐶 𝐶
|𝐴 𝐵 𝐶| = {| 1 1
|, −| 1 1
|, | 1 1
| }
1 1 1
𝐵2 𝐶2 𝐴2 𝐶2 𝐴2 𝐵2
𝐴2 𝐵2 𝐶2
−1 0 2 0 2 −1
= {| |, | |}
| , − |1 2 1 −1
−1 2
= {-2,-4,-1}
Jadi, bilangan arahnya adalah (-2,-4,-1)
9
2.2.3 PERSAMAAN GARIS LURUS (Parametrik dan Simetrik)
10
Persamaan parametrik adalah metode mendefinisikan hubungan
menggunakan parameter, misalnya parameter t dimana t adalah skalar.
Pada gambar di bawah ini adalah garis yang melalui titik P 0(x0,y0,z0) dan sejajar
dengan vektor v = ai + bj + ck. Untuk menentukan persamaan garis l, diambil
sembarang titik P (x,y,z) pada Garis l, maka garis P0P sejajar dengan vektor v dan
dapat kita katakan garis P0P = t.v dengan t bilangan real. Jika vektor-vektor
posisi P0 dan P terhadap 0 adalah r0 = <x,y,z> , maka P0P = r-r0 dan
karena P0P = t.v maka
r-r0 = t.v
r = r0 + t.v
Karena r adalah vektor posisi sebarang titik P pada garis l dan memenuhi
persamaan terakhir, maka setiap titik P pada garis l akan memenuhi persamaan
tersebut. Dengan kata lain, persamaan garis l yang memenuhi P0 (x0,y0,z0) dan sejajar
vektor v = <a,b,c> adalah
r = r0 + t.v
𝒙 = 𝒙𝟎 + 𝒕𝒂 ; 𝒚 = 𝒚𝟎 + 𝒕𝒃 ; 𝒛𝟎 𝒛 = 𝒛𝟎 + 𝒕𝒄
11
Apabila parameter dari persamaan parametrik ini dihilangkan, maka diperoleh :
𝒙 − 𝒙𝟎 𝒚 − 𝒚𝟎 𝒛 − 𝒛𝟎
𝒂 = 𝒃 = 𝒄
Disebut persamaan simetrik dari garis dengan bilangan arah a, b, cdan melalui titik
(x0,y0,z0)
𝒙 − 𝒙𝟎 𝒚 − 𝒚𝟎 𝒚 − 𝒚𝟎 𝒛 − 𝒛 𝟎
𝒂 = 𝒃 𝒃 = 𝒄
CONTOH SOAL
Penyelesaian:
Misalkan:
Persamaan simetrik
𝑥 − 𝑥1 𝑦 − 𝑦1 𝑧 − 𝑧1
= =
𝑥2 − 𝑥1 𝑦2 − 𝑦1 𝑧2 − 𝑧1
𝑥−2 𝑦− 𝑧−4
3 =
1−2= −6 − 4
5−3
12
𝑥−2 𝑦−3 𝑧−4
=
−1 = −10
2
Dari persamaan simetrik diatas diperoleh
𝑥−2
=𝑡
−1
𝑥 − 2 = −𝑡
𝑥 = 2−𝑡
𝑦−3
=𝑡
2
𝑦 − 3 = 2𝑡
𝑦 = 2𝑡 + 3
𝑧−4
=𝑡
−10
𝑧 − 4 = −10t
𝑧 = 4 − 10𝑡
𝑥 = 2−𝑡
𝑦 = 3 + 2𝑡
𝑧 = 4 − 10𝑡
2. Carilah persamaan garis yang melalui titik (-1, -2, -3) dan tegak lurus
pada vector vektor < 0,-4,2 > dan < 2,3,-5 >
Penyelesaian:
𝑣→ 2 = 〈2,3, −5〉
13
𝑖 𝑗 𝑘
𝑛⃗→ = ⃗𝑣⃗1→ × ⃗𝑣⃗⃗2→ = |0 −4 2 | = (20 − 6)𝑖 − 4𝑗 + (−8)𝑘
2 3 −5
= 14𝑖 − 4𝑗 − 8𝑘
Persamaan garis yang melalui titik (-1, -2, -3) dengan 𝑛⃗→ = 14𝑖 − 4𝑗 − 8𝑘
3. Carilah persamaan garis yang melalui titik (-3, 5, 2) dan memotong tegak
lurus sumbu y.
Penyelesaian:
Maka x= 0 dan z = 0
Misalnya,
15
Garis lurus g adalah perpotongan bidang rata V 1 = A1x + B1y + C1z + D1 = 0
dan V2 = A2x + B2y + C2z + D2 = 0,
u = (a,b,c)
𝑖 𝑗 𝑘
u = n1 x n2 = [𝐴1 𝐵1 𝐶1]
𝐴2 𝐵2 𝐶2
𝐵1 𝐶1 𝐴 𝐶1 𝐴 𝐵1
u = n1 x n2 = | |i-| 1 |j+| 1 |k
𝐵2 𝐶2 𝐴2 𝐴2 𝐵2
𝐶2
15
𝑥−𝑥1
Untuk mengubah bentuk persamaan V1 = 0 = V2 menjadi bentuk =
𝑎
𝑦−𝑦1 𝑧−𝑧1
= , kita harus menentukan pula koordinat (x1,y1,z1). sebarang titik
𝑏 𝑐
pada garis lurus. Untuk itu (biasanya) kita ambil titik potong dengan bidang
berkoordinat, misalnya, XOY, z = 0, diperoleh
A1x + B1y + D1 = 0
A2x + B2y + D2 = 0
Contoh:
2𝑥 − 𝑦 − 5𝑧 = −14 dan 4𝑥 + 5𝑦 + 4𝑧 = 28
Penyelesaian:
Misalkan 𝑛→1 = 〈2, −1, −5〉 dan 𝑛→2 = 〈4,5,4〉 merupakan vektor-vektor
normal dari masing-masing bidang yang berpotongan sedemikian hingga
vektor arah garis (𝑣) yang akan dicari dapat ditentukan dengan;
15
Selanjutnya kita ambil satu titik pada garis g dengan mengeliminasi kedua
persamaan bidang di atas. Ambil titik potong dengan berkoordinat, misal
bidang XOZ, y = 0. Diperoleh:
4𝑥 + 4𝑧 = 28 (×1) 4𝑥 + 4𝑧 = 28
z1 = 4
𝑥1 = 3
Diperoleh titik P (3,0,4) dan 𝑣 = 〈21, −28,14〉 sebagai vektor arah, maka
persamaan garis lurus sebagai perpotongan dua bidang dapat ditulis sebagai:
15
Titik yang melalui garis lurus yang merupakan perpotongan ke-2 bidang rata
V1 dan V2 adalah (3, 1, 0), sehingga persamaannya dapat ditulis:
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 GLOSARIUM
16
Persamaan simetriks : Persamaan yang menyatakan dua variabel x dan y
dalam hubungannya dengan perpotongan x a dan
perpotongan y b dari garis ini yang direpresentasikan
dalam bidang Cartesian.
3.3 SARAN
17
DAFTAR PUSTAKA
18